Anda di halaman 1dari 4

ANFIS untuk Prediksi Curah Hujan Harian

Sitti Wetenriajeng Sidehabi1, Indrabayu2


1
Teknik Elektro, Akademi Teknik Industri Makassar
2
Teknik Elektro, Prodi Informatika, Universitas Hasanuddin Makassar

Sehingga perhitungan untuk memprediksi curah hujan


Abstrak—Identifikasi model curah hujan menggunakan tersebut hanya dapat digunakan di area ZOM 287.
ANFIS dengan 2 input. Input yang digunakan adalah unsur- Pembagian daerah di Sulawesi berdasarkan nomor ZOM
unsur iklim yang mempunyai korelasi kuat dengan curah dapat dilihat pada lampiran 2.
hujan. Model curah hujan hasil identifikasi ANFIS diuji dan Dari data harian meteorologi BMKG dengan periode
dievaluasi nilai RMSE-nya. Model curah hujan yang
2001-2010, ditemukan beberapa data yang kosong.
diperoleh kemudian digunakan untuk memprediksi curah
hujan di kota Makassar tahun 2011. RMSE (Root Mean Khususnya pada periode tahun 2001-2003 yang
Square Errror) rata-rata hasil prediksi tahun 2009 dan 2010 disebabkan oleh perekaman data konvensional. Untuk itu
masing-masing sebesar 0.097 dan 0.086. Validasi curah data preprocessing menjadi hal yang krusial agar sistem
hujan tahun 2009 dengan metode ANFIS dengan input ini dapat mencapai keakurasian yang diinginkan.
mencapai 77.53%.Validasi curah hujan 2010 dengan metode Selain itu pemilihan-pemilahan data serta
ANFIS dengan data input checking menggunakan neural pengklasifikasiannya ke dalam waktu periode tertentu
network mencapai 59.72%. juga menjadi hal penting untuk mencapai sistem prediksi
yang akurat.
Kata kunci—ANFIS, prediksi hujan

I. PENDAHULUAN

Sebagai negara tropis dengan intensitas hujan yang


sangat tinggi, tentu saja hal ini menjadi salah satu poin
penting dalam membuat rancangan sistem
telekomunikasi. Tingkat fluktuasi unsur cuaca merupakan
salah satu hal penting yang sulit untuk diprediksi. Banyak
penelitian yang telah dilakukan untuk memprediksi
fluktuasi unsur cuaca. Berbagai metode peramalan telah
berkembang seiring dengan permasalahan yang
ditimbulkan.
Pada penelitian sebelumnya yaitu “Prediksi Curah Hujan
Kota Makassar dengan metode ANFIS (Adaptive Neuro
Fuzzy Inference System)[1] menggunakan metode ANFIS Gambar 1. Curah hujan rata-rata kota Makassar 2001-
time series dengan menggunakan masing-masing satu 2009
varibel input dan output . Hasil prediksi metode ini
memberikan tingkat akurasi curah hujan yang rendah. Setelah mendapatkan sistem yang mendapatkan hasil
Dalam penelitian ini akan ditingkatkan hasil validasi validasi yang terbaik (mendekati 100 %) maka sistem
hujan dari penelitian sebelumnya sekaligus mengunakan tersebut yang berpotensi untuk memprediksi curah hujan.
multivariabel. Untuk dapat memprediksi curah hujan tahun 2009 dan
2010 diperlukan teknik neural network untuk
memprediksi variable checking input dari parameter
II. METODOLOGI meteorologi. Langkah-langkahnya dapat terlihat pada
gambar 2.
Data yang akan digunakan adalah data observasi Dalam penelitian ini, data yang digunakan dibagi ke
harian dari enam variabel cuaca di Kota Makassar. Data dalam dua kelompok, yaitu data training dan data
ini didapatkan melalui BMKG Wilayah IV Makassar. checking. Data-data tersebut dibuat dalam bentuk matriks.
Stasiun pengamatan yang diambil adalah Makassar Pada proses perancangan prediksi curah hujan
Hasanuddin yang terletak di kompleks Bandara Sultan menggunakan metode ANFIS, data training dan data
Hasanuddin dengan periode data yaitu dari tahun 2001- checking disusun dalam bentuk matrik N x M, di mana N
2010. Data latih yang digunakan untuk memprediksi adalah jumlah baris yang tergantung pada panjang data,
curah hujan merupakan data dari Kota Makassar dengan sedangkan M adalah jumlah kolom (M -1 kolom untuk
area ZOM 287 yang memiliki karakteristik hujan tertentu. vektor input yang akan ditraining dan kolom terakhir

Seminar Nasional Teknik Informatika (SNATIKA) 2013 99


ISBN : 978-602-8509-20-6
untuk vektor output). Selanjutnya dilakukan proses Prediksi melalui pemrograman fungsi matlab pada
normalisasi yaitu dengan membagi masing-masing dasarnya melakukan perintah inisialisasi sistem Fuzzy-
variabel input dan output dengan nilai variabel input dan nya. Persamaan yang biasa digunakan adalah GENFIS1,
output tertinggi selama pengukuran. Normalisasi fungsi ini menghasilkan FIS tipe Sugeno dengan metode
dilakukan untuk mengurangi fluktuasi dan menghilangkan grid partition. ANFIS Sugeno merupakan model terbaik
frekuensi tinggi. untuk analisis numerik dibanding model logika samar
lainnya, karena dalam proses pembelajarannya (training)
didasarkan pada upaya memperkecil nilai kesalahan dari
output-nya. Adapun sintax selengkapnya adalah sebagai
berikut:
InputFismat=genfis1(TrainData, NumMfs, MfType)
TrainData, NumMFs dan MfType merupakan
parameter yang dapat diisi sesuai dengan keinginan,
seperti data yang dilatih, jumlah fungsi kenggotaannya
(MFs) dan tipe Mfsnya. Fungsi GENFIS1 menghasilkan
output linear.
Fungsi ANFIS pada pemrograman ini menggunakan
algoritma pembelajaran hybrid untuk mengidentifikasi
parameter-parameter fungsi keanggotaan untuk satu
keluaran FIS tipe Sugeno.
Validasi data yang telah dilakukan pelatihan
diperoleh dari pemanggilan fungsi EVALFIS. Fungsi ini
akan memperlihatkan performa perhitungan Fuzzy
inference.

4. Evaluasi Model ANFIS


Akhir pelatihan dan pengujian data yang telah
mengalami beberapa epoch proses selalu menunjukkan
ciri khas tanda-tanda bila pemrograman selesai
melakukan langkah-langkah proses. Prediksi ANFIS
Gambar 2. Metodologi ANFIS untuk Prediksi Curah
dengan data observasi akan direprentasikan dalam bentuk
Hujan
grafik dan linguistik. Reprentasi model-model tersebut
dapat membantu analisis dan pengamatan untuk
A. Pengaturan Parameter Awal Pelatihan dan Pengujian
mengambil asumsi kerja ANFIS.
ANFIS
5. Root Mean Square Error (RMSE)
a. Epoch
Untuk mengevaluasi hasil percobaan dalam ANFIS
Epoch dapat diartikan sebagai tahap arah
ini digunakan pengukuran kesalahan (error) peramalan
pembelajaran maju-mundur yang terjadi dalam jaringan
atau prediksi. RMSE digunakan untuk mengevaluasi hasil
adaptif. Misal satu tahap arah pembelajaran maju-mundur
prediksi ANFIS terhadap data observasi BMKG untuk
dinamakan satu epoch. Program pelatihan dijalankan
melihat seberapa akurat hasil prediksi ANFIS.
dengan epoch sesuai target error yang diinginkan.
b. Fungsi Keanggotaan
III. RESULTS
Fungsi keanggotaan Fuzzy input (premis) yang
dipilih secara konvensional. Jenis fungsi keanggotaan A. ANALISIS KORELASI VARIABEL INPUT TERHADAP
pada penelitian ini adalah gaussian sebagai variabel input CURAH HUJAN
karena bentuk gaussmf cocok untuk data-data alami Sebelum menentukan input yang dipakai untuk
seperti data cuaca. memprediksi curah hujan pada sistem ANFIS dilakukan
c. Step Size perhitungan korelasi variabel-variabel input terhadap
Step Size atau ukuran langkah. Pengaturan step size curah hujan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
adalah nilai 0.01. Step size sendiri dapat memberikan variabel-variabel tersebut terhadap terjadinya hujan.
informasi langkah pelatihan dan pengujian disetiap epoch. Dari data BMKG didapatkan korelasi dari ketiga variabel
Bila step size berubah akan menunjukkan perubahan masukan (temperatur, kelembaban, dan angin) diperoleh
kecepatan konvergensi dan identik dengan alur proses nilai korelasi masing-masing, yaitu 0.409 untuk
pelatihan/pembelajaran (learning rate). Secara kelembaban, -0.285 untuk temperatur, 0.003 untuk untuk
pengamatan dapat memberikan efek terhadap perbaikan kecepatan angin, -0.001 untuk tekanan dan 0.069 untuk
parameter dan epoch. penyinaran.
Semakin nilai korelasi mendekati satu atau minus satu,
3. Pelatihan dan Pengujian Data Pada ANFIS maka semakin tinggi hubungan korelasi antara variabel

011 Seminar Nasional Teknik Informatika (SNATIKA) 2013


ISBN : 978-602-8509-20-6
masukan dan keluaran. Karena itu, variabel masukan yang Tabel 2. Persentase keakuratan 2010
akan digunakan dalam penelitian ini adalah temperatur
dan kelembaban. Hujan
No. ANFIS Cerah
Ringan Sedang Lebat Sangat Lebat
B. ANALISIS PENENTUAN INPUT CHECKING
MENGGUNAKAN NEURAL NETWORK 1 Observasi 224 78 47 14 2

Pada perancangan prediksi hujan tahun 2011 dengan 2 Prediksi 226 92 39 2 6


menggunakan metode ANFIS, terlebih dahulu ditentukan
Jumlah benar (hari) 218 hari
variabel input checking dengan menggunakan neural
network. Variabel input checking yaitu temperatur dan Jumlah salah (hari) 147 hari
kelembaban tahun 2010 akan diprediksi dengan metode Keakuratan (%) 59.72%
neural network kemudian akan dijadikan input checking
pada metode ANFIS untuk mendapatkan curah hujan,
setelah itu dilakukan pencocokan data guna menghitung
keakuratan sistem. Tabel 3. Perbandingan RMSE
2009
R
M Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
S
E 0.25 0.36 0.27 0.51 0.25 0.9 0.86 0.0 0.14 0.25 0.55 0.41

Tabel 1 menunjukkan perbandingan ketepatan kondisi


dengan keadaan sebenarnya pada sistem ANFIS tahun
2009 dengan jumlah hari benar sebanyak 283 hari dan
tingkat keakuratan mencapai 77.53%. Tingkat keakuratan
pada sistem ini menunjukkan sistem ini layak digunakan
untuk memprediksi cuaca keesokan harinya.

IV. DISKUSI

Kesalahan prediksi dari sistem ANFIS disebabkan karena


data yang digunakan merupakan data harian. Jika data
yang digunakan adalah data perjam, maka dapat
mengurangi kesalahan prediksi. Selain itu perubahan
curah hujan tahun ke tahun tidak memiliki pola yang
Gambar 3. Iniliasialisasi dan Finalisasi keanggotaan input sama.
Jika dibandingkan hasil validasi tahun 2009 yang
Pada tabel 1 dan 2 diperlihatkan hasil keakuratan dari mencapai 77.53% dan hasil yang diperoleh dari prediksi
prediksi ANFIS ditinjau dari presentase maupun RMSE. ANFIS yang hanya mencapai 59.72%, hal ini disebabkan
karena iklim pada tahun 2010 mengalami kondisi cuaca
Tabel 1. Validasi Hasil Prediksi Hujan Sistem ekstrim yaitu penyimpangan iklim yang memicu
ANFIS Observasi Tahun 2009 terjadinya hujan pada musim kemarau (La Nina).
Hujan La Nina adalah gejala gangguan iklim yang diakibatkan
No. ANFIS Cerah Sangat suhu permukaan laut Samudera Pasifik dibandingkan
Ringan Sedang Lebat
Lebat dengan daerah sekitarnya. Akibat dari La Nina adalah
1 Observasi 278 39 31 15 2 hujan turun lebih banyak di Samudera Pasifik sebelah
barat Australia dan Indonesia.
2 Prediksi 226 93 38 3 4
Jumlah benar
283 hari V. KESIMPULAN
(hari)
Jumlah salah 1. RMSE (Root Mean Square Error) rata-rata hasil
82 hari
(hari) prediksi tahun 2009 dan 2010 masing-masing sebesar
Keakuratan (%) 77.53% 0.339 dan 0.991. Hasil ini merupakan evaluasi hasil
prediksi ANFIS terhadap data observasi BMKG untuk
menunjukkan keakuratan sistem ANFIS.
2. Validasi curah hujan tahun 2009 dengan metode
ANFIS mencapai 77.53%. Sementara validasi curah hujan
2010 dengan metode ANFIS dengan data input checking

Seminar Nasional Teknik Informatika (SNATIKA) 2013 101


ISBN : 978-602-8509-20-6
menggunakan neural network mencapai 59.72%.
Ketidaktepatan prediksi hujan tahun 2010 disebabkan
cuaca ekstrim yaitu tingginya intensitas hujan pada musim
kemarau.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Jusriana, A. Prediksi Curah Hujan Kota Makassar dengan


Metode ANFIS. Universitas Negeri Makassar. 2009

[2] Fikha Christine dan Febriyati. Prediksi Curah Hujan Tahun


2011 di Wolayah Makassar Menggunakan Metode Neural
Network-Fuzzy Logic, Tugas Akhir, Teknik Elektro 2012.

[3] Kusumadewi, Sri dan Sri Hartati. Neuro-Fuzzy Integrasi


Sistem Fuzzy dan Jaringan Syaraf. 2010.

011 Seminar Nasional Teknik Informatika (SNATIKA) 2013


ISBN : 978-602-8509-20-6

Anda mungkin juga menyukai