Anda di halaman 1dari 19

REAKSI NUKLIR

Pertemuan XIII
SAP
• Reaksi Nuklir
– Energi reaksi nuklir
– Hamburan Nuklir
– Reaksi Langsung
– Reaksi Resonansi
– Kinematika reaksi
REAKSI INTI

x X 
 y  Y
X ( x, y )Y
x berkas partikel datang (proyektil)
X inti target
y partikel yang dipancarkan
Y inti yang tertinggal
Partikel x dapat berupa
partikel bermuatan yang
dihasilkan oleh
akselerator atau neutron
yang dihasilkan reaktor
nuklir.
Dalam siklotron, partikel dipertahankan
Bergerak pada orbit lingkaran oleh
Medan magnet. Kemudian dipercepat
Oleh medan listrik sebanyak 2 kali
Setiap 1 kali putaran. Sebelum keluar
Partikel dapat berputar hingga 100
Kali dan energi akhir mencapai
Pemercepat partikel siklotron 10-20 MeV
AKSELERATOR LINIER
Hukum-hukum Konservasi pada Reaksi Inti
• Kekekalan nomor massa (A).
Jumlah proton plus neutron dalam produk harus sama dengan
jumlah proton plus neutron dalam reaktan.
235 138 96
92 U + 01n 55 Cs + 37 Rb + 2 01n

235 + 1 = 138 + 96 + 2x1


• Kekekalan nomor atom (Z) atau muatan inti.
Jumlah muatan inti dalam produk harus sama dengan jumlah
muatan inti dalam reaktan.
235 138 96
92 U + 01n 55 Cs + 37 Rb + 2 01n
92 + 0 = 55 + 37 + 2x0
Hukum-hukum Konservasi pada Reaksi Inti
• Kekekalan energi.

• Kekekalan momentum linier

• Kekekalan momentum sudut

• Kekekalan paritas
Transmutasi Inti

7N
14
+ 24a 17
8
O + 11p

13 Al
27
+ 24a 30
15
P + 0n
1

7N + 11p C + 2a
14 11 4
6

Pemercepat partikel siklotron


Transmutasi Inti
Tabel Unsur Trans-uranium
TIPE-TIPE REAKSI

Sebelum Intermediet Sesudah

Hamburan
- Hamburan elastis (σe)
- Hamburan potensial (σp)
- Hamburan resonansi (σr)
- Hamburan in-elastis (σin)

Partiel x Inti target Inti gabungan Absorbsi


- Tangkapan radiasi (σc)
- Pancaran partikel (σpe)
- Fisi (σf)

σ adalah tampang lintang (cross section) atau probabilitas reaksi.


Tampang lintang menggambarkan luas efektif yang dihadangkan inti
Target pada suatu proyektil bagi reaksi tertentu
Ordenya luas inti (10-28 m2) atau sering dikenal barn.
REAKSI HAMBURAN
• Reaksi hamburan merupakan reaksi inti, yang hasil
akhirnya menghasilkan inti target dan prokyektil yang
semula
• Hamburan elastis, tidak ada energi yang ditransfer ke inti
target
• Hamburan inelastis, inti target berada pada state energi
tereksitasi karena menyerap energi.

Inti proyektil Inti proyektil


Dipancarkan Dipancarkan
kembali kembali
Inti Target Inti Target
Proyektil Proyektil
Inti Target Inti Target

Hamburan Elastis Hamburan in-elastis


REAKSI ABSORBSI
• Pada reaksi inti ini, inti proyektik ditangkap oleh inti target.
• Pada reaksi tangkapan energi, inti gabungan memancarkan sinar
gamma.
• Pada reaksi pancaran partikel, inti gabungan kemudian
memancarkan partikel.
• Pada reaksi fisi, inti gabungan membelah membentuk 2 inti yang
lebih ringan dan beberapa partikel lain.
KINEMATIKA REAKSI
• Energi kerap diserap atau dilepas pada reaksi inti.
• Reaksi dikatakan melepaskan energi jika Ek partikel-
partikel setelah reaksi lebih tinggi dibanding sebelumnya.

Q  Ek ( sesudah)  Ek ( sebelum)
• Kenaikan energi dihasilkan dari transformasi massa
menjadi energi.

Q  m c 2

Q/c2 adalah selisih antara total massa


diam awal dan massa diam akhir
Q > 0 melepaskan energi (eksotermis atau
eksoergis)
Reaksi dapat terjadi meskipun partikel awalnya
dalam keadaan diam
Q < 0 menyerap energi (endotermis atau
endoergis)
Reaksi tidak dapat terjadi kecuali
pemberondongnya memiliki energi kinetik
ambang tertentu (Ek (th))
Q = 0 tumbukan elastis
LATIHAN SOAL
• Hitung Q pada reaksi 63Cu (d,n) 64Zn
• Deuteron berenergi 12 MeV mendatangi sebuah sasaran
Cu dan neutron yang teramati memiliki energi kinetik
16,85 MeV. Hitung energi kinetik Zn.
Jawab
• Q = (md + mCu – mn – mZn) 931,5 MeV/u
• Q = (2,014102u + 62,929599 - 1,008665u -63,929145u)
x 931,5 MeV/u
Q = 5,487 MeV

• Q = Ek (Zn) + Ek (n)- Ek (d)


• Ek (Zn) = Q + Ek (d)- Ek (n)
Ek (Zn)= (5,487 + 12,00 -16,85) MeV = 0,64 MeV
SISTEM KERANGKA ACUAN
• Sistem laboratorium

Mi
mi
Sebelum
tumbukan vf
mf
v

Sesudah Mf
tumbukan

Vf
Sistem Pusat Massa
V   Vcm v  v  Vcm
Mi
mi
Sebelum v adalah partikel datang
tumbukan yang terukur
v’ V’
(miv’ = MiV’)
Dengan syarat momentum
datang = 0

v’f  M iVi ' mi vi '  0


mf
(mfv’f = MfV’f)  M iVcm  mi (v  Vcm )  0
Sesudah ( M i  mi )Vcm  mi v
tumbukan
maka
Mf
mi Mi
V’f V ' v v'  v
mi  M i mi  M i
PENENTUAN EK AMBANG
1 1
( Ek ( cm ) ) i  mi v'  M iV '2
2
Energi ambang (Ek (cm))th di sistem
2 2 pusat massa adalah energi kinetik awal
Yang akan menghasilkan partikel
Ambil v’ dan V’ pada kerangka pusat massa akhir pada keadaan diam (Ek (cm))f = 0,
1  Mi
2
 1  mi 
2
Sehingga (Ek (cm))th = -Q
( Ek ( cm ) )i  mi  v   M i 
 v 
2  mi  M i  2  mi  M i 
1   M ( M i  mi )   M i  mi 
  mi v 2   i
2
2 
  (mi  M i ) 
( Ek ( lab ) ) th  Q 
 Mi 
 Mi 
 ( Ek ( lab ) ) i  
 mi  M i 

Nilai Q reaksi

Q  ( Ek (lab) ) f  ( Ek (lab ) )i  ( Ek ( cm) ) f  ( Ek ( cm) ) i


LATIHAN SOAL
Hitunglah energi kinetik ambang untuk reaksi p + T d+d
– Jika proton datang pada inti tritium dalam keadaan diam
– Jika tritium datang pada proton dalam keadaan diam

Jawab
Q = (1,007825 u + 3,016049 u – 2 x 2,014102 u) 931,5 MeV/u
Q = -4,033 MeV

• (Ek)th = (4,003 MeV)( 1+ 1,007825/3,016049) = 5,381 MeV


• (Ek)th = (4,003 MeV)( 1+ 3,016049/1,007825) = 16,10 MeV

Anda mungkin juga menyukai