Anda di halaman 1dari 116

Peluruhan Radioaktif

Sri Oktamuliani, Ph.D


Pendahuluan
Manfaat Radioaktivitas
Hukum Radioaktivitas
Cakupan Besaran Radioaktivitas
Materi Disintegrasi Berturutan
Jenis Peluruhan Radioaktif
Deret Radioaktif
Satuan Pengukuran Radiasi
Tabel Periodik: Stabil
PENDAHULUAN

Dari model kulit diketahui bahwa terdapat banyak inti yang tidak stabil
(inti memiliki keadaan tereksitasi)

Ketidakstabilan inti terjadi karena dalam inti terdapat interaksi dua gaya yang
sangat kuat di alam, yaitu gaya nuklir dan gaya coulomb.

Akibatnya banyak isotop yang bersifat tidak stabil dan Inti meluruh secara spontan
dengan memancarkan radiasi elektromagnetik atau partikel.
Fenomena peluruhan spontan suatu inti disertai dengan
emisi partikel alfa, partikel beta, atau sinar gamma
dikenal sebagai radioaktivitas.

Bisa alami atau buatan.


PENDAHULUAN
• Antoine Henri Becquerel menemukan
RadioaktiVitas Uranium (1896) ketika ia
menyelediki bahan fluoresen yang memancarkan
sinar-x bila disinari cahaya. Ia menerima hadiah
Nobel Fisika tahun 1903. “in recognition of the
extraordinary services he has rendered by his
discovery of spontaneous radioactivity”.

• Marie Curie (1867-1934) bersama dengan suaminya


Pierre Curie menemukan radioaktiVitas (istilah yang
ditemukannya sendiri) polonium dan Radium. Tahun
1903 menerima hadian Nobel bersama dengan
Becquerel “in recognition of the extraordinary services
they have rendered by their joint researches on the
radiation phenomena discovered by Professor Henri
Becquerel”. • 1911, Marie Curie kembali menerima hadiah Nobel.
PENDAHULUAN: Beberapa Istilah
KETIDAKSTABILAN INTI
Ø Terjadi karena dalam inti terdapat interaksi dua gaya yang sangat kuat
di alam, yaitu gaya nuklir dan gaya coulomb
Ø Akibatnya banyak isotop yang bersifat tidak stabil (bersifat radioaktif)
dan memancarkan beberapa jenis radiasi

RADIOAKTIVITAS indicate radioative


ØBerkaitan dengan partikel yang dipancarkan dari inti sebagai akibat dari material
ketidakstabilan inti
Radiasi nuklir
n Proses inti untuk mengurangi ketidakstabilan Ø partikel yang dipancarkan dari inti
Ø Reaksi kimia melibatkan elektron (atomic) sebagai akibat dari ketidakstabilan inti
Ø Reaksi nuklir melibatkan inti (nuclei) Ø Disebut juga sinar radioaktif

Disintegrasi (peluruhan) Radionuklida


ØPerubahan inti tak stabil menjadi inti stabil Ø Nuklida (inti atom) yang memiliki gejala
radioaktivitas
MANFAAT RADIOAKTIVITAS
MANFAAT RADIOAKTIVITAS
MANFAAT RADIOAKTIVITAS: Radioisotop

Radioisotop Simbol Radiasi Waktu paro Manfaat


Tritium " β- 12.33 y Biochemical tracer
!𝐻

!𝐶
"#
Carbon-14 β- 5730 y Archeologocial dating

Phosphorus-32 "#𝑃 β- 14.25 d Leukemia therapy


"$

"%𝐾
#&
Potassium-40 β- 1.28 x 109 y Geological dating

'(𝐶𝑜
!&
Cobalt-60 β-,γ 5.27 y Cancer therapy, Food irradiation,
industrial applications, radiotherapy

Technecium-99m #)𝑇𝑐
%%* γ 6.01 h Brain scans

Iodine-123 "'" γ 13.27 h Thyroid therapy, medical imaging


$)𝐼

Uranium-238 %'𝑈
')+ α 7.04 x 108 y Power generation
MANFAAT RADIOAKTIVITAS: Radioisotop
Berdasarkan Sifat Radiasi:

• Pengobatan (membunuh sel kanker dengan raditerapi)


• Sterilisasi (sinar Gamma dapat membunuh bakteri)
• Industri (Pengaturan ketebalan kertas menggunakan sinar beta)
• Pertanian (Pemandulan serangga pengganggu)
• Seni (detektor pemalsuan lukisan dan keramik)
• Penentuan umur dengan radioaktif (menggunakan pemancaran sinar
beta)
HUKUM DISINTEGRASI/PELURUHAN RADIOAKTIF
q Peluruhan radioaktif merupakan sifat inti yang dinamik (bergantung waktu)

q Disintegrasi inti tak stabil pada setiap saat merupakan fenomena statistik
bukan deterministik.
Artinya: Pada setiap interval waktu tertentu, inti mana yang akan berintegrasi merupakan suatu bilangan
acak (tidak mungkin diramalkan inti mana yang akan meluruh pada detik berikutnya)

q Dalam waktu tertentu (dt) kebolehjadian meluruh setiap inti bergantung pada
suatu konstanta, l (Konstanta peluruhan adalah probabilitas terjadinya peluruhan pada
suatu inti tertentu)

q Hukum disintegrasi radioaktif adalah:


Ada kemungkinan yang sama untuk semua inti unsur radioaktif untuk meluruh.
Laju disintegrasi spontan unsur radioaktif sebanding dengan jumlah inti yang ada pada saat
itu.
HUKUM DISINTEGRASI/PELURUHAN RADIOAKTIF
!"
q Secara matematis, dituliskan: ∝𝑁
!#

q Bila N : jumlah inti tak stabil mula-mula


dN : jumlah inti yang akan meluruh pada waktu dt
q maka inti yang akan meluruh dalam waktu dt dapat dituliskan
dN = -l Ndt
l : konstansta disintegrasi radioaktif
dN
= -l dt (radioactive decay constant)
N
Sehingga peluruhan inti tak stabil pada waktu tertentu, N (t) memenuhi hukum
eksponensial sbb:

- lt
N (t ) = N0e
HUKUM DISINTEGRASI/PELURUHAN RADIOAKTIF

dN = -l Ndt ln N = -l t + ln N 0 - lt
N (t ) = N0e
dN ln N - ln N 0 = -lt
ò N = ò -l dt N
ln = -l t
ln N = -l t + C N0
N
= e - lt
pada t = 0, N = N 0 N0
maka C = ln N 0 N = N 0e - lt
Besaran radioaktif: Aktivitas
q Pada kenyataannya agak sulit melakukan pengukuran terhadap jumlah inti N, maka
akan lebih mudah untuk mengukur aktivitas peluruhan inti radioaktif tersebut

q Aktivitas sebuah radionuklida menunjukkan pengurangan laju peluruhan inti per


detik

dN (t )
A(t ) = - N (t ) = N0e-lt
dt

A(t ) = -d ( N o e - lt ) = lN o e - lt = lN (t )
Besaran radioaktif: Aktivitas
q Aktifitas A, hanya bergantung pada probabilitas peluruhan l dan jumlah inti
radioaktif dalam cuplikan

A(t ) = lN (t )
q Semakin besar aktivitas inti, semakin banyak inti atom yang meluruh per
detik

q Bila pada t = 0 , Nt = N0 maka,

A0 = l N0 A(t) = A0 e-lt
Besaran radioaktif: Aktivitas

A(t) = A0 e-lt
Satuan Aktivitas Radioaktif
q Satuan aktivitas (disintegrasi per sekon) adalah Becquerel yang dinotasikan Bq.

q 1 Bq = 1 disintegrasi per detik (dps) 1 kBq = 103 Bq


1 MBq = 106 Bq
1 GBq = 109 Bq
1 TBq = 1012 Bq

q Satuan lain adalah Curie dinotasikan Ci 1 mCi = 10-3 Ci


1 µCi = 10-6 Ci
1 nCi = 10-9 Ci
1 pCi = 10-12 Ci

1 Ci = 3.7x1010 Bq
= 37 Giga Bq
1 mCi = 37 MBq atau 500 kBq = 13.5µCi
Waktu Paruh
q Waktu Paruh (half life), t1/2

q Waktu paruh adalah interval waktu selama aktivitas suatu radionuklida


berkurang hingga setengahnya
- lt 1
N (t 12 ) = N 0 = N 0e
1
2
2

- lt 1 1 - ln( 12 ) ln 2 0, 693
e 2
= ¾¾
® t 12 = = =
2 l l l

q Korelasi antara waktu paruh dengan konstanta peluruhan

ln 2 0,693
t1 / 2 = =
l l
Waktu Paruh

Radionuklida waktu paruh


Phosphorus-32 14,3 hari
Iridium-192 74 hari
Cobalt-60 5,25 tahun
Caesium-137 30 tahun
Carbon-14 5760 tahun
Uranium-238 4,5 x 109 tahun
Umur Rata- rata
q Umur rata – rata (Mean lifetime)

q Umur rata – rata 𝜏 adalah didefinisikan sebagai harapan hidup rata-rata


spesies radioaktif.
q Umur inti tertentu yang berdisintegrasi adalah antara nol hingga tak
berhingga, sehingga dapat didefinisikan waktu hidup suatu nuklida hingga
tidak ada lagi inti yang akan meluruh sebagai, t
t1 dN 1 + t 2 dN 2 + t 3 dN 3 + ...
t= 1 -t -1 N0
dN 1 + dN 2 + dN 3 + ...
t= N (t ) = N 0e t N (t ) = N0e =
l
N0 N0

e
0

ò tdN ò tdN - ò ltN o e - lt


dt
t= 0
N0
= 0
= ¥

No No
ò dN
0
¥
1
t = ò lte -lt dt =
0
l
1
Umur rata - rata =
l
Contoh
Setelah selang waktu berapa 60% sampel Radon meluruh? (waktu paroh Radon =
3,8 hari)

Jawab:

Dari persamaan N(t) = N(0)e-lt maka,

N(t) = 1 - (0,6)N(0) = 0,4N(0)

1 N ( 0) 3,8 hari 1
t= ln ® t= ln = 5,02 hari
l N (t ) 0,693 0,4

l = 0,693/ T1 2 = 0.693 / 3,8 hari


Contoh
Waktu paruh 32P adalah 14,3 hari. Jika 250 µCi (9,25 MBq) digunakan setelah
kurang lebih 6 minggu (setelah 43 hari) berapakah aktivitasnya?

Jawab:

A(t) = A(0)e-lt

à 8 kali lebih kecil dari aktivitas semula


Contoh
Waktu paro 14C adalah 5730 tahun. Dalam interval waktu 6 minggu (43 hari)
aktifitas 1 mCi (37 MBq) C-14 menjadi:

Jawab:

A(t) = A(0)e-lt

à hampir tidak mengalami perubahan


Contoh
Inti thorium-231 memancarkan b dengan waktu paruh 25,6 jam.
Pada t = 0 sampel 231Th terdiri dari 56000 inti.

a) Berapa banyak inti thorium yang tersisa setelah 3 hari?


b) Hitunglah kelajuan elektron yang dipancarkan pada t = 0 !
c) Hitung juga akitivitas pemancaran elektron setelah 3 hari!

Jawab: N (t ) = N (0)e - lt

Ø Inti 231Th memancarkan b l = ln 2 / t = 0,693 / 25,6 jam = 0,0271 / jam


1
2
t1/2 = 25.6 jam
N(o) = 56000 inti
N (t ) = 56000 ´ e - ( 0, 0271´72 )
a. Banyaknya inti Thorium yang tersisa = 56000 ´ 0,142
setelah 3 hari (72 jam)
= 7957
» 8000 inti
Solusi
Atau dengan cara lain berikut ini !!!

a. Banyaknya inti Thorium yang tersisa setelah 3


hari (72 jam)
t 3 ´ 24 jam
N (t ) = N (0)e - ( t / t1 / 2 ) ln 2 n= n= = 2,81
t 12 25,6 jam
N (t )
= e -( n . ln 2 )
N ( 0) N ( 0)
æ N (t ) ö
N (t ) = n
lnçç ÷÷ = - ln( 2 n ) 2
è N ( 0) ø
56000 56000
N (3hari ) = 2,81
= = 7985 inti » 8000 inti
2 7,01
Solusi
b. Kelajuan elektron yang dipancarkan pada t = 0

dN (0) dN ( t )
A(0) = - A(t ) = - = l N o e - lt
dt dt
= l N (0) = l N (t )
= ( 0,0271/jam) ´ 56000 = A o e - lt
= 1518 elektron / jam

» 25 elektron / menit = 25 dpm

» 0,42 elektron / det = 0, 42 Bq


Solusi
c. Aktivitas pemancaran elektron setelah 3 hari!

dN (t ) dN ( t )
A(t ) = - A(t ) = - = l N o e - lt
dt dt
= l N (3hari ) = l N (t )

= ( 0, 0271/ jam) ´ 8000 = A o e - lt

= 217 elektron / jam

» 3,6 dpm

» 0,06 Bq
Contoh
Kecelakaan kritis terjadi di fasilitas pemrosesan Uranium. 1019 pembelahan terjadi selama periode
17 jam. Mengingat hasil fisi untuk 131I adalah 0,03 dan waktu paruhnya adalah 8 hari, hitung
aktivitas 131I pada akhir kecelakaan. Abaikan peluruhan 131I selama kecelakaan.

Jawab:
0,693 1
Activity = lN = x
8 days 86.400 sec day-1
x ( 1019 x 0,03) = 3 x 1011 Bq 131I

3 x 1011 Bq
= 8,1 Ci 131I
3,7 x 1010 Bq/Ci
Contoh
Sebuah radionuklida memiliki waktu paruh 10 hari. Berapa umur rata-ratanya?

Jawab:

Mean Life = 1,44 T1/2

= 1,44 x 10 hari

= 14,4 hari
Latihan
1. Suatu zat radioaktif meluruh dengan waktu paruh 20 hari, berapa waktu yang
diperlukan agar zat radioaktif tersebut hanya tersisa 1/8 saja dari jumlah
asalnya?

2. Dari penimbangan Thorium-234 tercatat massanya 12,8 mg. Jika 48 hari


kemudian massa Thorium menjadi 3,2 mg, hitunglah waktu paruhnya!

3. Bila suatu unsur radioaktif memiliki wakto paruh 100 detik. Bila massa bahan
radioaktif mula-mula adalah 1 gram, berapakah gram yang tertinggal massanya
setelah 5 menit.
Deret Radioaktif kompleks
Peluruhan berturutan uranium-238 hingga
menjadi lead-206.
Masing-masing nuklida meluruh hingga
mencapai kestabilan pada lead-206

Panah merah yang lebih panjang menunjukkan


emisi alfa, panah biru yang lebih pendek
menunjukkan emisi beta
Disintegrasi Berturutan
Kestabilan tidak selalu dicapai melalui satu kali peluruhan: inti baru masih tidak
stabil

Misalkan N1 buah inti A meluruh dengan konstanta peluruhan l1 menjadi N2 inti


baru B, dan inti baru inipun meluruh dengan konstanta peluruhan l2 menjadi N3
inti baru C yang stabil
Skema disintegrasi bertuturan adalah sebagai berikut :

N1 N2 N3 (stable)
l1 l2

Inti induk Inti anak Inti cucu


(parent) (daughter) (grand daughter)
Disintegrasi Berturutan
N1 N2 N3 (stable)
Pada waktu t = 0 :
l1 l2
N1 = N1o
N2 = N2o = 0 Bila inti N2 stabil ( l2 à 0 ), maka

N3 = N3o = 0 N 2 = N 1o (1 - e l1t )
Saat t tertentu:
dN1
= -l1 N1 ® N1 = N1o e - l1t
dt
l1
dN 2 ® N2 = N1o (e - l1t - e - l2t )
= l1 N1 - l2 N 2 l2 - l1
dt
dN3 ì l1 - l2t l2 - l1t ü
= l2 N 2 ® N3 = N1o í1 + e - e ý
dt î l2 - l1 l2 - l1 þ
dN 2
= l1 N1 - l2 N 2
dt substitusi C ke pers *)
dN 2 l1
= l1 N1o e-l1t - l2 N 2 ® N2 = N1o (e - l1t - e - l2t )
dt l2 - l1
dN 2
+ l2 N 2 = l1 N1o e-l1t ´ el2t
dt Aktivitas A2 dinyatakan sebagai
berikut,
ò ò
d ( N 2el2t ) = l1 N1o e( l2 -l1 )t × dt
A2 = l2 N 2
l1
N 2e l2t
= N1o e( l -l )t + C *) ® A = l l1 N (e - l t - e - l t )
2 1

l2 - l1
1 2
2 2
l2 - l1 1o
Tentukan C dengan menerapkan dimana
syarat batas pada saat t = 0, yaitu
A1 = l1 N1o e - l1t
N 2 = N 20 = 0
l2
l1 ® A2 = A1o (e - l t - e - l t )
1 2

® C=- N1o l2 - l1
l2 - l1
dN3 l1
= l2 N 2 ® N2 = N1o (e- l1t - e- l2t )
dt l2 - l1
dN3 l1
= l2 N1o (e - l1t - e - l2t )
dt l2 - l1
æ l2 l1 - l1t - l2t ö
dN3 = ç N1o (e - e ) ÷ dt
è l2 - l1 ø
l2l1 æ e- l1t e- l2t ö
N3 = N1o ç - ÷ + C *)
l2 - l1 è -l1 -l2 ø
Tentukan C dengan menerapkan syarat batas pada saat t = 0, yaitu

N3 = N30 = 0 ® C = N1o

ì l1 -l2t l2 -l1t ü
Substitusi C ke pers. *) ® N3 = N1o í1 + e - e ý
î l2 - l1 l2 - l1 þ
Contoh Disintegrasi berturutan
105 b- 105 b- 105
44 Ru 45 Rh 46 Pd (stable)
T1/2=4,5h T1/2=35h
110
Pada waktu t = 0 : 100
N1 = N1o 90
N1

Jumlah relatif inti (N1, N2 dan N3)


N2
N2 = N2o = 0 80 N3

N3 = N3o = 0 70

60

50

40

30

20

10

0
0 10 20 30 40 50 60
t hari)
Contoh Disintegrasi berturutan
N1 N2 (stable)
l1
110

Pada waktu t = 0 : 100

N1 = N1o 90

Jumlah relatif inti (N1 dan N2)


N1
N2 = N2o = 0 80
N2
70

60

50
Bila inti N2 stabil ( l2 = 0 ), maka
40

30 N 2 = N 1o (1 - e l1t )
20

10

0
0 10 20 30 40 50 60
t (hari)
Contoh Disintegrasi berturutan
N1 N2 N3 Nn
l1 l2 ln
dN1
= -l1 N1
dt
dN 2
= l1 N1 - l2 N 2
dt
dN3
= l2 N 2 - l3 N3
dt
!
dN n
= ln-1 N n-1 - ln N n
dt
Contoh Disintegrasi berturutan
N1 N2 N3 Nn
l1 l2 ln
• Jika pada saat t = 0 N1, N2 dan N3 tidak nol maka solusinya
dapat dihitung

® N1 = N1o e-l1t

l1
® N2 = N1o (e-l t - e-l t ) + N 20 e -λ t
1 2 2

l2 - l1

ì l1 -l2t l2 -l1t ü
® N3 = N1o í1 + e - e ý + N 30 + N 20 (1 - e-l2t )
î l2 - l1 l2 - l1 þ
Kesetimbangan Radioaktif

N1 l1 N2 l2 N3 (stable)

• Pada kasus peluruhan berturutan, N2 akan mencapai harga maksimum pada saat tertentu
(t = tm)
• tm secara matematis dapat ditentukan dari dN2/dt = 0
dN 2 l1
=0= N1o (-l1e - l1tm + l2 e - l2tm )
dt l2 - l1

1 l2
tm = ln Waktu yang diperlukan agar N2
l2 - l1 l1 mencapai harga maksimum

• Setelah harga N2 maksimum tercapai, maka laju disintegrasi N2 akan


tergantung pada l1 dan l2
Kesetimbangan Radioaktif

dN 2 l1
=0= N1o (-l1e- l1tm + l2 e - l2tm )
dt l2 - l1
l1e- l t = l2e- l t
1 m 2 m

e- l1tm ( l2 -l1 ) tm l2
= e =
e- l2tm l1
l2
(l2 - l1 )tm = ln
l1
ln l2 l1
tm =
l2 - l1
Kesetimbangan Radioaktif

Setelah harga N2 maksimum tercapai, maka laju disintegrasi N2 akan tergantung


pada l1 dan l2 .
Dan keadaan kesetimbangan radioaktif dapat dibedakan beberapa kasus khusus
sebagai berikut:

jika l1 < l2 , maka akan dicapai suatu kesetimbangan yang disebut kesetimbangan transien

Jika l1 > l2 , tidak akan dicapai kondisi kesetimbangan

Jika l1 << l2 , akan dicapai kesetimbangan sekuler


Kesetimbangan Transien
n jika l1 < l2, atau t1 > t2 maka saat t >> t½ (2)

e - l2t ! e - l1t Þ e - l2t » e -µ Þ 0


l1 N1o - l t l1 N1
N2 = (e ) = 1

l2 - l1 l2 - l1
N2 l1
= = konstan
N1 l2 - l1

n Dalam waktu yang lama, rasio N2/N1 menjadi konstan, atau


sistem dikatakan mencapai kesetimbangan transien
Kesetimbangan Transien
n Atau dalam ungkapan aktivitas dapat dinyatakan sebagai
berikut,
l2
A•2 = A1o (e- l1t - e- l2t ) dimana A1 = A1oe-l1t
l2 - l1
e - l2t ! e - l1t Þ e - l2t » e -µ Þ 0
l2 A1o - l t l2 A1
A2 = (e ) = 1

l2 - l1 l2 - l1
A2 l2
= = konstan
A1 l2 - l1
n Dalam waktu tertentu, aktifitas inti anak lebih besar dari aktifitas inti
induk, sistem dikatakan mencapai kesetimbangan transien
Kesetimbangan Transien
A2 l2
= = konstan
A1 l2 - l1
Kesetimbangan Transien
A2 l2
= = konstan
A1 l2 - l1
Kondisi tidak ada Kesetimbangan Radioaktif

n Jika l1 > l2 , atau t1 < t2 , maka pada saat >> t½(1)


diperoleh

t
»µ Þ e- l1t = 0
t 12 (1)

n Sehingga jumlah inti (2) menjadi,

l1 - l2t l2
N2 = N1o (-e ) A2 = A1o (-e- l2t )
l2 - l1 atau l2 - l1
n Pada keadaan ini tidak akan dicapai kondisi kesetimbangan
Kondisi tidak ada Kesetimbangan Radioaktif
n Jika l1 > l2 , tidak akan dicapai kondisi kesetimbangan

l2
A2 = A1o (-e- l2t )
l2 - l1

No equilibrium condition
Kondisi tidak ada Kesetimbangan Radioaktif

l1 > l2

l2
A2 = A1o (-e- l2t )
l2 - l1
Kesetimbangan Sekular
n Jika l1 << l2 , atau t1 >> t2 maka pada saat tertentu akan
dicapai kondisi dimana,
e-l1t » e0 Þ 1 dan l2 - l1 » l2

n Jumlah inti N2 dapat dinyatakan,


l1 N1o A2 = A1o (1 - e-l2t )
N2 = (1 - e- l t ) atau
2

l2
n Dan waktu yang lebih lama akan dicapai kondisi dimana,

e-l2t » 0 sehingga A2 = A1o = A1


keadaan ini disebut bahwa kedua inti radioaktif mencapai
keadaan kesetimbangan sekuler
Kesetimbangan Sekular
l1 << l2
parent l1N1 = l2 N2

daughter
Kesetimbangan Sekular
l1 << l2

A2 = A1
Kesetimbangan Radioaktif
Sekuler Waktu paruh induk jauh lebih besar (> 100 kali) daripada
produk peluruhan

Transient Waktu paruh induk hanya lebih besar (hanya 10 kali lebih
besar) daripada produk peluruhan

Tidak ada keseimbangan Waktu paruh induk kurang


dari produk peluruhan

90Sr ® 90Y ® 90Zr

dimana 90Sr adalah inti induk (waktu paruh = 28 tahun)

dan 90Y adalah produk peluruhan (waktu paruh = 64 jam)


Contoh
226Ra (waktu paruh 1600 tahun) meluruh menjadi 222Rn
(waktu paruh 3,8 hari). Jika awalnya ada100 µCi 226Ra
dalam sampel dan tidak ada 222Rn, hitung berapa banyak
222Rn diproduksi:

a. Setelah 7 waktu paruh dari 222Rn


b. Pada kesetimbangan
Solusi
Jumlah atom 222Rn pada waktu t diberikan oleh:

dNRn
= lRa NRa - lRn NRn
dt
Penyelesaian:
lRaNRa
NRn(t) = (1 - e-l t)
Rn

lRn
Solusi
Mengalikan kedua sisi persamaan dengan lRn:

ARn(t) = ARa (1 - e-l Rnt)


t = 7 TRn

lRnt = (0.693/TRn) x 7 TRn = 0.693 * 7 = 4.85


e-4.85 = 0.00784
ARn (7 waktu paruh) = 100 µCi * (1 - 0.00784 )
= 100 * (0.992) = 99.2 µCi of 222Rn
Solusi
Sekarang, pada keseimbangan sekuler:

lRnNRn = lRaNRa or ARn = ARa = 100 µCi

Perhatikan bahwa total aktivitas dalam sampel ini adalah:

lRnNRn + lRaNRa or ARn + ARa =


100 µCi + 100 µCi = 200 µCi
Contoh
Prinsip kesetimbangan transien diilustrasikan oleh generator
radioisotop Molybdenum-Technetium yang digunakan dalam
aplikasi kedokteran nuklir.

Awalnya generator berisi 100 mCi 99Mo (waktu paruh 66 jam)


dan tidak ada 99mTc (waktu paruh 6 jam) hitung:

a. Waktu yang dibutuhkan 99mTc untuk mencapai aktivitas


maksimumnya
b. Aktivitas 99Mo pada saat ini
c. Aktivitas 99mTc pada saat ini
Contoh

Perhatikan bahwa hanya


86% dari transformasi
99Mo menghasilkan
99mTc. Sisanya 14%

melewati keadaan
isomer dan langsung
menghasilkan 99Tc
Solusi

lTc
ln
lMo
a) tmTc =
lTc - lMo
lTc = 0,693/(6 jam) = 0,12 jam-1
lMo = 0,693/(66 jam) = 0,011 jam-1

0.12
ln 0.011
tmTc = = 21,9 jam
0.12 – 0.011
Solusi

(b) Aktivitas 99Mo :

A(t) = Ao e-lt = 100 mCi e(-0,011/jam * 21,9 jam)


= 100 * (0,79) = 79 mCi
Solusi

c) Aktivitas 99mTc pada t = 21,9 jam:


lTcAMo
ATc(t) = (e-l Mot - e-l t)
Tc
lTc - lMo

(0,12)(100 mCi)(0,86)
ATc(t) = (e-(0,011)(21,9) - e-(0,12)(21,9))
(0,12 – 0,011)

= (94,7) (0,785 – 0,071) = 67,6 mCi 99mTc


Mode Peluruhan Radioaktif dan Jenis Radiasi

• Disintegrasi (peluruhan)
• Perubahan inti tak stabil
menjadi inti stabil

• Radiasi nuklir
• partikel yang dipancarkan dari
inti sebagai akibat dari
ketidakstabilan inti
• Disebut juga sinar radioaktif

• Radionuklida
• Nuklida (inti atom) yang
memiliki gejala radioaktifitas
Jenis–jenis Peluruhan Radioaktif

Jenis peluruhan Proses peluruhan Penyebab


ketidakstabilan

Peluruhan gamma Pemancaran sinar gamma mereduksi energi inti Inti mempunyai energi
berlebihan
241Am à 237 Np+ 4He + energy
Peluruhan partikel Inti memiliki ukuran lebih
Pemancaran partikel alfa mereduksi ukuran inti
alfa besar
Inti memiliki jumlah proton
Peluruhan partikel Perubahan jumlah neutron atau jumlah proton atau neutron yang relatif
beta berlebih satu sama lain
Peluruhan Partikel Alfa

Muatan partikel alfa +2


Peluruhan Partikel Alfa
Peluruhan Partikel Alfa

226Ra meluruh oleh emisi alfa

Ketika 226Ra meluruh, Massa atom berkurang 4


dan jumlah atom berkurang 2

Nomor atom mendefinisikan unsur, sehingga


unsur berubah dari radium ke radon.

226Ra
88
® 222Rn
86
+ 42He
Peluruhan Partikel Alfa
Peluruhan 𝛼 dari Rn-222 menjadi Po-218.
Peluruhan Partikel Beta

Tiga jenis peluruhan beta


Peluruhan Inti memiliki banyak neutron
elektron relatif terhadap jumlah proton
(negatron) Pemancaran elektron oleh neutron mengubahnya
(partikel b-) menjadi proton
Inti memiliki banyak proton
Penangkapan relatif terhadap jumlah
elektron Penangkapan elektron oleh proton mengubahnya neutron
menjadi neutron

Pemancaran Inti memiliki banyak proton


positron relatif terhadap jumlah
(partikel b+) Pemancaran positron oleh proton mengubahnya neutron
menjadi neutron
Peluruhan Partikel Beta (b-)

Muatan partikel beta-1


Peluruhan Partikel Beta (b-)
Peluruhan Partikel Beta (b-)

Peluruhan Beta dari 99Mo


Peluruhan Partikel Beta (b-)
Peluruhan 𝛽$dari 79Au-201 menjadi nuklida stabil 80Hg-201.
Peluruhan Partikel Beta (b+)
Peluruhan Partikel Beta (b+)
Peluruhan Partikel Beta (b+)
Peluruhan Partikel Beta (b+)
Peluruhan Partikel Beta (b+)
Peluruhan 𝛽% dari 7N-13 menjadi nuklida stabil 6C-13
Peluruhan Partikel Beta (b+) : Positron Annihilasi
Penangkapan Elektron

Ø Terjadi ketika rasio neutron terhadap proton


terlalu rendah
Ø Salah satu elektron orbital ditangkap oleh
nukleus.: e-1 + p+1 ® n

Ø Menghasilkan emisi sinar-X karakteristik


Penangkapan Elektron

Ø Terjadi ketika rasio neutron terhadap proton


terlalu rendah
Ø Salah satu elektron orbital ditangkap oleh
nukleus.: e-1 + p+1 ® n

Ø Menghasilkan emisi sinar-X karakteristik


Penangkapan Elektron
Penangkapan Elektron
Penangkapan Elektron
Penangkapan elektron orbital K pada radionuklida 82Pb-195 menjadi 81Tl-195m.
Ionisasi

Atom terionisasi
Dikeluarkan
+1 elektron
-1

Jalur radiasi
Produksi X-Ray

Isian Elektron valensi


elektron
Dikeluarkan

Sinar-x karakteristik
Spektrum Elektromagnetik

Ultra- Infra-
x- and g-rays violet red
Visible

Peningkatan panjang gelombang: penurunan frekuensi dan energi


Emisi Sinar Gamma

ØRadiasi monoenergi yang dipancarkan dari inti


atom yang tereksitasi setelah peluruhan radioaktif

ØMembersihkan inti dari kelebihan energi

ØMemiliki energi karakteristik yang dapat


digunakan untuk mengidentifikasi radionuklida

Ø Bentuk eksitasi dari radionuklida sering disebut


sebagai "metastabil", misalnya, 99mTc. Juga disebut
"isomer"
Emisi Sinar Gamma

Tipe peluruhan transisi isomerik 56Ba-137m menjadi 56Ba-137


Emisi Gamma (intermediate excited states)

• Diagram peluruhan 79Au-198 menjadi


80Hg-198.

• Sering kali transisi tingkat energi ini


tidak terjadi secara langsung dari
tingkat energi eksitasi ke tingkat energi
dasar, tetapi melalui beberapa tahapan
tingkat energi antara (intermediate
excited states).
Emisi Sinar Gamma

Gamma Radiation
Emisi Sinar Gamma
• Inti tereksitasti tidak
langsung memancarkan sinar
gamma tetapi mentransfer
energi eksitasi ke salah satu
elektron orbital dan elektron
orbital dikeluarkan sebagai
elektron konversi.

Konversi Internal / Konversi


Internal Elektron
Konversi Pasangan internal

• Fenomena Pembentukan
Pasangan dapat terjadi Jika
energi eksitasi inti > 1.022 MeV.
• inti dapat melakukan de-
eksitasi dengan memancarkan
langsung pasangan elektron
dan positron diikuti proses
anihilasi dan menghasilkan 2
kuanta radiasi 𝛾 dengan arah
yang berlawanan.
Ringkasan Mekanisme Peluruhan Radioaktif

Characteristics Change in Change in


Decay of Parent Atomic Number Atomic
Mode Radionuclide (Z) Mass Comments

Alpha Neutron Poor -2 -4 Alphas Monoenergetic

Beta Neutron Rich +1 0 Beta Energy Spectrum

Positron Neutron Poor -1 0 Positron Energy Spectrum

Electron K-Capture; Characteristic


Neutron Poor -1 0
Capture X-rays Emitted
Excited
Gamma None None Gammas Monoenergetic
Energy State

Excited Ejects Orbital Electrons;


Internal
None None characteristic x-rays and
Conversion Energy State Auger electrons emitted
Fisi spontan

• Salah satu jenis peluruhan dari radionuklida dengan nomor massa tinggi yang
menyertai jenis peluruhan lainnya, misal peluruhan 𝛼 atau peluruhan 𝛽 −)
• Secara teoritis dapat terjadi pada radionuklida nomor massa di atas 100, tetapi
secara riel hanya terjadi pada radionuklida nomor massa A ≥230 , dan harga Z ≥
90. Peluruhan ini menghasilkan 2 atau lebih nuklida baru serta membebaskan
neutron yang memungkinkan terjadinya reaksi inti berantai.
• Contoh inti fisi spontan: ()*
&''𝐹𝑚(𝑡 ! = 2, 6 𝑗𝑎𝑚) dan ()-
+,𝐶𝑓(𝑡! = 60,5 𝐻𝑎𝑟𝑖)
" "
Emisi Nukleon

Jenis Peluruhan Komposisi Nukleon Keterangan


Nuklida Induk Nuklida Anak
Emisi Proton (A,Z) (A-1, Z-1) Melepaskan
proton
Emisi Neutron (A,Z) (A-1, Z) Melepaskan
neutron
Radioaktivitas Alami

• Radioaktivitas Alami adalah


pertumbuhan dan peluruhan partikel.
• Peristiwa pertumbuhan dan peluruhan
partikel secara alami telah diketahui
dari berbagai eksperimen yang
menunjukkan bahwa partikel di alam,
seperti uranium dan thorium,
mengalami pertambahan bilangan
atomik Z.
Deret Radioaktif

• Ada sekitar 65 radioisotop yang terjadi secara alami.


• Nuklida radioaktif ini meluruh dengan emisi 𝛼 atau 𝛽, mengubah Z dan /
atau A hingga inti stabil tercapai.
• Peluruhan 𝛼 mengubah A sebesar 4 amu sedangkan peluruhan 𝛽 tidak
mengubah A.
• oleh karena itu, kita memiliki empat rantai peluruhan independen dengan
nomor massa 4n, 4n + 1, 4n + 2 dan 4n + 3, di mana n adalah bilangan
bulat.
• Perubahan massa lainnya adalah pengulangan keempat deret ini,
• Misal: 4n + 4 akan menjadi anggota deret 4n, dan seterusnya.
• Proses peluruhan ini cenderung berakhir ke anggota rangkaian yang stabil.
Deret Radioaktif
A = 4n, Deret Torium. Hasil akhir adalah 208Pb
Deret Thorium

1µs = 10-6s
1 ms = 10-3s
1 My = 106y
1 Gy = 109y
A = 4n + 1, Deret Neptunium. End product is 209Bi
Deret Neptunium

1µs = 10-6s
1 ms = 10-3s
1 My = 106y
1 Gy = 109y
A = 4n + 2, Deret Uranium. End product is 206Pb
Deret Uranium

1µs = 10-6s
1 ms = 10-3s
1 My = 106y
1 Gy = 109y
A = 4n + 3, Deret Actinium. End product is 207Pb
Deret actinium atau deret uranium-235

1µs = 10-6s
1 ms = 10-3s
1 My = 106y
Or actinium series 1 Gy = 109y
Deret actinium atau deret uranium-235

1µs = 10-6s
1 ms = 10-3s
1 My = 106y
Or actinium series 1 Gy = 109y
Deret Radioaktif Alamiah
Kecuali deret neptunium, deret radioaktif alamiah ini mempunyai sifat-sifat
antara lain sebagai berikut:
1. Mempunyai satu buah isotop tunggal berumur panjang, yaitu
Th-232 t½ = 1,39 x 1010 tahun
U-238 t½ = 4,5 x 109 tahun
U-235 t½ = 7,15 x 108 tahun
2. Berakhir pada isotop-isotop stabil Pb, yaitu
Deret Thorium ® Pb-208
Deret Uranium ® Pb-206
Deret Actinium ® Pb-207
3. Masing-masing deret memiliki anak luruh berwujud gas inert yang
dicapai pada Z = 86, dengan nama-nama berikut
Deret Thorium ® thoron : 220Rn
Deret Uranium ® radon : 222Rn
Deret Actinium ® actinon : 219Rn
Satuan Pengukuran Radiasi: Dosimetri

• Aktivitas sampel radioaktif (dalam curie atau peluruhan per detik, Bq) tidak bergantung pada jenis
radiasi atau energinya.
• Salah satu sifat umum radiasi nuklir adalah kemampuannya untuk mengionisasi atom yang
dengannya berinteraksi (radiasi pengion)
• Paparan adalah kemampuan radiasi sinar-X atau gamma untuk menimbulkan ionisasi di udara
dalam volume tertentu.
• SI. Satuan paparan adalah coulomb/kilogram (C/kg).
• CGS. Satuan paparan adalah Rontgen
• Satu Rontgen didefinisikan sebagai intensitas sinar-X yang menghasilkan ionisasi di udara
sebanyak 1,61 x 1015 pasangan ion per kg udara.
1 𝑅 = 2,58 ×10!" 𝐶/𝑘𝑔
Satuan Radioaktivitas

Quantity Satuan ( SI ) Satuan lain


Aktivitas Bq (bequerel) Ci (curie) = 3,7 GBq
Efektifitas relatif secara RBE (relative biological
RBE
biologis effectiveness)
Rad (radiation absorbed dose)
Dosis serap Gy (gray)
= 0,01 Gy
Rem (rad equivalent in man)
Sv (sievert)
Dosis efektif = 10-2 Sv
= dosis serap (Gy) x RBE
= dosis serap (rad) x RBE
Quiz

1. 60Co mempunyai waktu paro 5,2 tahun


a. Hitung konstanta peluruhan
b. Hitung aktivitas 1 gram sampel Co, nyatakan dalam Curie!
2. 147Nd mempunyai waktu paro 11 hari. Berapa lama waktu yang diperlukan agar
aktivitasnya berkurang dari 10 curie menjadi 1 curie?
3. Carbon dalam makhluk hidup terdiri dari 1,3 atom 14C dari setiap 1012 seluruh jenis
carbon, waktu paro atom 14C adalah 5730 tahun.
a. Berapa banyak peluruhan dapat diharapkan terjadi per menit dari 7 gram carbon
dari sebatang pohon?
b. Jika 7 gram carbon diekstraksi dari sepotong kayu pada bangunan tua, dan
terdeteksi 10 peluruhan per menit, berapakah perkiraan umur bangunan kayu
tersebut?
Soal Latihan

1. Peluruhan uranium

a b-
A B C
T1/2= 3,05 min T1/2= 26,8 min T1/2= 19,7 min

a. Tentukan waktu, kapan atom B mencapai jumlah


maksimum!
b. Mungkinkan tercapai suatu kesetimbangan?

2. Carbon dalam makhluk hidup terdiri dari 1,3 atom 14C untuk
setiap 1012 seluruh isotop carbon (massa rata-rata isotop
Carbon = 12g/mol), waktu paro atom 14C adalah 5730 tahun.
Berapa banyak peluruhan dapat diharapkan terjadi per menit
dari 7 gram carbon dari sebatang pohon?
Soal Latihan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai