Anda di halaman 1dari 21

FISIKA INTI, RADIAOAKTIVITAS, DETEKSI RADIASI, DAN PARTIKEL ELEMENTER – 5001201063 1

Fisika Inti, Radioaktivitas, Deteksi Radiasi, dan


Partikel Elementer (MP4)
Elok Rahmawati, Narita Oktaviani Solihah, Iim Fatimah
Fisika, Fakultas Sains dan Analitika Data, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia
e-mail: elokrahma1401@gmail.com
Abstrak—Telah dilakukan praktikum dengan judul memancarkan secara spontan sinar radioaktif, sehingga
Fisika Inti, Radioaktivitas, Deteksi Radiasi, dan Partikel akhirnya akan diperoleh inti atom yang stabil. Unsur yang
Elementer yang bertujuan untuk memahami prinsip dasar selalu memancarkan sinar radiasi tersebut dinamakan unsur
radioaktivitas dan stabilitas inti atom, untuk melakukan radioaktif [1].
pengukuran waktu paruh dan konstanta peluruhan Jika mula-mula terdapat N 0 inti induk kemudian pada saat
bahan-bahan radioaktif, untuk memahami hubungan
t inti induk menjadi N (t ) maka cacah inti yang meluruh
penghalang radiasi terhadap jenis radiasi dan respon
detektor radiasi, untuk memahami hukum kebalikan selama dt adalah
kuadrat, untuk memahami jenis-jenis partikel elementer dN =−Nλdt
dan sifatnya, untuk memahami parameter spin dari suatu (1)
partikel elementer, dan untuk memahami pengukuran
dimana N merupakan jumlah inti induk, dN merupakan
spin partikel kelompok fermion dengan eksperimen Stern-
Gerlach. Dalam praktikum kali ini akan dilakukan tiga perubahan jumlah inti induk, λ merupakan konstanta
jenis simulasi. Yang pertama simulasi radioaktivitas peluruhan, dt merupakan selang waktu, dan tanda ¿ −)
dengan tiga variasi waktu paruh (small, medium, large) menunjukan inti induk semakin lama semakin berkurang.
dan dilakukan tiga kali pengulangan di tiap variasinya. dN =−Nλdt (2)
Yang kedua simulasi deteksi radiasi dengan empat variasi
sumber radiasi (sinar alfa, sinar beta, sinar gamma, dan
sinar unknown), empat variasi penghalang (tanpa dN (3)
=−λdt
penghalang, plastik, aluminium, dan timbal), dan variasi N
jarak (jarak 1-10 cm). Yang ketiga simulasi eksperimen
Stern-Gerlach dengan pengamatan jumlah partikel yang
terdeteksi pada detektor tiap kelipatan waktu 15 detik.
N (t) t (4)
dN
∫ N 0
=∫ −λdt
N0
Kata Kunci—Deteksi Radiasi, Partikel Elementer,
Radioaktivitas
ln N (t) ∨¿NN =−λt ¿t0 ¿
( t) (5)
0

I. PENDAHULUAN

K ATA radiasi di kalangan masyarakat awam masih terasa


asing. Jika mendengar kata radiasi mereka langsung
menyimpulkan bahwa radiasi itu berbahaya. Tetapi menurut
ln N (t) −ln N 0=¿−λt ¿ (6)

penelitian radiasi radioaktivitas dapat bersifat berbahaya dan ln N(t ) (7)


dapat menguntungkan makhluk hidup. Zat yang mengandung =−λt
inti tidak stabil disebut zat radioaktif. Radioaktif berasal dari ln N 0
kata radio atau radiare yaitu memancar, bersinar, dan aktif.
Aktif sendiri adalah spontan dan dengan sendirinya. Zat

( )
radioaktif dapat diartikan sebagai alat yang mempunyai ln N (t) (8)
kemampuan untuk memancar dengan spontan. bahaya exp =exp (−λt )
ln N 0
radiasinya dapat diakibatkan oleh paparan radiasi beta, radiasi
sinar-x, radiasi gamma/neutron, yang semuanya dapat
menembus organ tubuh. sedangkan zat radioaktif dapat
N (t ) −λt
(9)
dimanfaatkan dalam bidang industri dan kedokteran. =e
Peristiwa Radioaktivitas adalah peristiwa pemancaran sinar N0
radioaktif secara spontan. Inti atom yang tidak stabil selalu
FISIKA INTI, RADIAOAKTIVITAS, DETEKSI RADIASI, DAN PARTIKEL ELEMENTER – 5001201063 2

N (t )=N 0 e− λt (10)

Persamaan matematis radiaoktivitas, [2]

N (t )=N 0 e− λt (11)

dimana N 0 merupakan jumlah awal nukleus, dan N t


merupakan jumlah nukleus pada waktu t , t merupakan waktu Gambar 2. Simulasi deteksi radiasi
yang telah berjalan selama peluruhan, dan λ merupakan
konstanta peluruhan bahan. Proteksi radiasi adalah suatu proses atau usaha yang
Radiasi tidak dapat kita deteksi secara langsung dengan dilakukan untuk melakukan perlindungan terhadap radiasi,
panca indra tetapi harus dengan peralatan khusus yang disebut mengingat radiasi dapat membahayakan kesehatan. Salah satu
detektor radiasi, sekarang ini telah dikenal beberapa jenis bahaya dari radiasi adalah menyebabkan kanker, karena
detektor, yaitu detektor isian gas, detektor sintilasi, dan radiasi yang diberikan tidak sesuai dengan aturan. Radiasi ini
detektor semikonduktor [3]. Detektor isian gas adalah detektor dapat mengaktifkan sel kanker (karsinogen). Kanker
yang paling banyak digunakan untuk mengukur radiasi [4]. merupakan suatu penyakit dimana terjadi pertumbuhan sel-sel
Detektor isian gas merupakan tabung tertutup yang berisi gas jaringan tubuh yang tidak normal, cepat, dan tidak terkendali
dan terdiri dari 2 buah elektrode. Dinding tabung sebagai [6]. Perlindungan dari radiasi dapat dilakukan dengan
elektrode negatif (katode) dan kawat yang terbentang di dalam pengawasan, baik melalui peraturan yang berkaitan dengan
tabung pada poros sebagai elektrode positif (anode). Terdapat radiasi dan bahan-bahan radioaktif maupun dengan
tiga jenis detektor isian gas yang bekerja pada daerah yang dibentuknya badan pengawas yang bertanggung jawab. Di
berbeda yaitu detektor kamar ionisasi, detektor proporsional, Indonesia badan tersebut adalah Badan Pengawas Tenaga
dan detektor Geiger Mueller (GM) [5]. Nuklir (Bapeten) dan di tingkat Internasional adalah
Detektor sintilasi merupakan alat ukur cacah radiasi oleh International Commission on Radiological Protection (ICRP)
bahan radioaktif, atau radiasi oleh alam pada berbagai nilai [7].
tenaga dari partikel atau foton yang dideteksi. Jika sinar jatuh Menurut Gabriel [8] ada beberapa hal yang perlu
pada kristal scintilator ( NaI ) maka kristal berpendar. Hal ini diperhatikan untuk proteksi terhadap pekerja radiasi dengan
disebabkan oleh elektron atau atom dari kristal yang sinar-x yaitu; Satu, filtrasi berfungsi untuk mengurangi
tereksitasi, dan kemudian kembali ke arah bawah dengan intensitas sinar-x yang dihasilkan oleh tabung sinar-x yang
mengemisi foton. Radiasi foton itu mengenai katode, dan terbuat dari filter Al. Dua, kolimator adalah suatu celah yang
selanjutnya katode melepas elektron yang disebut radiasi berfungsi mengatur area berkas sinar-x dari tabung sinar-x.
fotokatode. Selanjutnya, kelajuan elektron diperbesar dengan Tiga, kualitas film juga berkaitan dengan proteksi radiasi, bila
melewatkannya pada beda potensial bertingkat sehingga film yang dipakai kurang sensitif maka membutuhkan
potensialnya naik secara bertahap, serta diperkuat oleh tabung intensitas sinar-x yang lebih tinggi sehingga menimbulkan
fotomultiplier. Detektor ini juga mampu memberi informasi radiasi yang lebih besar dan bahaya radiasi semakin besar
tenaga dari partikel atau foton yang ditangkap oleh detektor itu pula. Empat, distribusi dari hasil luas penyinaran, yang
[3]. merupakan perkalian antara penyinaran (Roentgen) dan luas
Berdasarkan daya hantarnya, bahan dibagi menjadi: penyinaran (cm 2) .
konduktor, semikonduktor, dan isolator. Pada kristal, elektron Partikel elementer adalah partikel dasar penyusun alam
berada pada tingkat-tingkat energi yang sangat berdekatan semesta. Partikel elementer juga sering disebut dengan
hingga menyerupai pita energi. Detektor zat padat partikel fundamental. Partikel ini terdiri dari dua golongan
menggunakan bahan utama semikonduktor yang merupakan partikel, yakni Fermion dan Boson. Fermion terdiri dari Quark
gandengan positif (P) dan negatif (N). Jika detektor tidak dan Lepton, sedangkan Boson terdiri dari Boson Gauge
teradiasi, maka tidak mengalirkan arus listrik, sedangkan (Boson Vektor) dan Boson Skalar. Fermion merupakan
apabila ada radiasi dapat memberikan lubang (hole) pada partikel fundamental yang menjadi fondasi dari materi-materi
bahan gabungan, sehingga muncul arus listrik. Alat ini cukup yang ada di alam semesta. Fermion dibagi menjadi dua
sederhana, hanya saja volume aktif bahan yang dimiliki sangat golongan yakni Quark dan Lepton. Materi normal (sebutan
kecil [3]. untuk materi yang sehari-hari kita lihat) tersusun dari Quark
Up, Quark Down, dan Leptop Elektron [9]. Boson merupakan
partikel fundamental yang menjadi perantara dan ‘membantu’
interaksi partikel-partikel fermion. Sederhananya, partikel
Boson adalah pembawa gaya fundamental.
Berdasarkan perbedaan nilai spinnya partikel dibedakan
menjadi partikel fermion (spin pecahan) dan partikel boson
(spin bulat), sedangkan berdasarkan interaksi yang
FISIKA INTI, RADIAOAKTIVITAS, DETEKSI RADIASI, DAN PARTIKEL ELEMENTER – 5001201063 3

mempengaruhi partikel dibedakan partikel hadron, yang waktu nukleus-nukleus tersebut diatur menjadi kecil, lalu

Gambar 1. Simulasi eksperimen Stern-Gerlach

dipengaruhi interaksi kuat, interaksi lemah dan interaksi


elektromagnetik, sedangkan partikel lepton dipengaruhi oleh
interaksi lemah dan interaksi elektromagnetik [9]. Suatu
partikel dikatakan boson identitas jika memiliki spin bilangan
bulat dan fungsi gelombang dari kedua partikel tidak berubah
ketika saling bertukaran, seperti berikut ini,

ψ 1⟺ 2 ψ (12)

demikian juga suatu partikel dikatakan sebagai fermion


identitas jika memiliki spin setengah bilangan bulat dan fungsi
gelombang dari kedua gelombang berubah ketika saling
bertukaran, seperti berikut ini, [2]
Gambar 2. Diagram alir simulasi peluruhan bahan radioaktif
ψ 1⟺ 2−ψ (13)
→ tombol untuk memulai simulasi ditekan. Langkah ketiga,
jumlah bahan yang
II.METODE PENELITIAN belum meluruh setiap detik hingga simulasi berakhir dicatat
pada lembar data yang telah disiapkan sebelumnya. Langkah
A. Alat dan Bahan keempat, pengulangan dilakukan sebanyak tiga kali. Langkah
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini kerja kedua hingga keempat diulang dengan paruh waktu
antara lain, laptop yang merupakan media untuk menjalankan nukleus yang diubah menjadi sedang dan besar.
simulasi praktikum, koneksi internet yang digunakan untuk Simulasi kedua yaitu simulasi eksperimen deteksi radiasi,
mengakses alamat simulasi, dan stopwatch digunakan untuk langkah pertama yang dilakukan adalah simulasi eksperimen
menghitung waktu yang diperlukan saat simulasi. deteksi radiasi dapat dibuka melalui tautan
intip.in/simulasideteksiradiasi/. Langkah kedua, pada tampilan
B. Skema Alat awal halaman akan terlihat tabung Geiger-Muller yang
Adapun skema simulasi pada praktikum Fisika Inti, dipasang di depan suatu sumber radioaktif. Pada variasi
Radioaktivitas, Deteksi Radiasi, dan Partikel Elementer dapat pertama, sumber radioaktif diubah menjadi radiasi alfa dan
dilihat pada Gambar 1 untuk skema simulasi praktikum penghalang dihilangkan pada sumber. Langkah ketiga,
radioaktivitas, Gambar 2 untuk skema simulasi praktikum pencacah Geiger-Muller diletakan di depan sumber, lalu 10-15
deteksii radiasi, dan Gambar 3 untuk skema simulasi nilai cacahan diambil per satuan waktu dari kondisi tersebut,
eksperimen Stern-Gerlach. kemudian nilai rata-rata cacahan per satuan waktunya dicari.
Langkah keempat, dilakukan pengulangan angkah kerja ketiga
C.Langkah Kerja dengan variasi penghalang plastik, aluminium, dan timbal.
Dalam praktikum ini kami akan dilakukan tiga simulasi Kemudian langkah kerja ketiga dan keempat diulang, kali ini
yang berbeda. Simulasi pertama yaitu simulasi eksperimen sumber radiasinya diganti menjadi radiasi beta, radiasi
peristiwa radioaktivitas, langkah pertama yang dilakukan gamma, dan juga radiasi unknown. Langkah terakhir,
adalah simulasi eksperimen peluruhan radioaktif dapat dibuka pengulangan dilakukan lagi untuk langkah kedua tapi tanpa
melalui tautan intip.in/simulasiradioaktivitas/. Langkah kedua, menggunakan penghalang apapun dan variasi dilakukan untuk
pada tampilan awal halaman akan terlihat 400 nukleus yang jarak 1-10 cm dari sumber radiasi.
tidak stabil, sehingga dapat meluruh sewaktu-waktu. Paruh Simulasi ketiga yaitu simulasi eksperimen Stern-Gerlach,
FISIKA INTI, RADIAOAKTIVITAS, DETEKSI RADIASI, DAN PARTIKEL ELEMENTER – 5001201063 4

langkah pertama yang dilakukan adalah pastikan laptop anda ln 2


telah terinstal Java SE Runtime, jika belum dapat diunduh dari λ=
T1 (15)
tautan intip.in/javaseruntime/. Program untuk simulasi 2
eksperimen dapat diunduh pada tautan
intip.in/eksperimensterngerlach/. Langkah kedua, stopwatch Tabel 2.
disiapkan untuk mengukur waktu, simulasi dapat dimulai Data deteksi radiasi untuk variasi sumber radiasi sinar beta
bersamaan dengan penekanan tombol ‘go’ pada simulasi dan
dibarengi penghitungan waktu oleh stopwatch. Langkah Penghalang Cacahan Rata-rata
ketiga, tunggu sekitar 15 detik, simulasi dijeda dengan
Tanpa penghalang 442,73
ditekannya tombol ‘stop’. Jumlah partikel yang terdeteksi
Plastik 164,6
Aluminium Tabel 1. 60
Data deteksi radiasi untuk variasi sumber radiasi sinar alfa
Timbal 0
Penghalang Cacahan Rata-rata

Tanpa penghalang
dimana 289,13 bahan dan T 1
λ merupakan konstanta peluruhan
2
Plastik 111,67
merupakan paruh waktu bahan radioaktif yang ditinjau.
Aluminium 0
Timbal 0
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Data
pada detektor atas dan bawah dicatat. Langkah keempat, Adapun data yang didapat dari hasil praktikum Fisika Inti,
simulasi dilanjutkan hingga detik ke-30, 45, 60, 75, 90, 105, Radioaktivitas, Deteksi Radiasi, dan Partikel Elementer dapat
120, 135, 150, 165, hingga 180. Jangan lupa jumlah partikel dilihat pada Tabel 1, Tabel 2, Tabel 3, Tabel 4, dan Tabel 14
yang terdeteksi pada detektor atas maupun bawah dicatat.  untuk simulasi deteksi radiasi. Tabel 5, Tabel 6, Tabel 7,
Tabel 8, Tabel 9, Tabel 10, Tabel 11, Tabel 12, dan Tabel 13
D. Diagram Alir
untuk simulasi radioaktivitas yang berupa N t dan t . Tabel 15
Adapun diagram alir untuk praktikum Fisika Inti,
Radioaktivitas, Deteksi Radiasi, dan Partikel Elementer dapat untuk simulasi eksperimen Stern-Gerrlach. Seluruh tabel data
dilihat pada Gambar 4 untuk diagram alir praktikum hasil praktikum dapat ditemukan pada lampiran.
radioaktivitas, Gambar 7 untuk diagram alir praktikum B. Analisis Perhitungan
deteksii radiasi, dan Gambar 8 untuk diagram alir eksperimen Dari data yang diperoleh dapat dilakukan perhitungan untuk
Stern-Gerlach. Gambar 7 dan Gambar 8 dapat ditemukan di mengetahui parameter percobaan yang berupa waktu paruh
lampiran. bahan dan konstanta peluruhan bahan ( λ ). Adapun contoh
E. Persamaan perhitungan waktu paruh bahan adalah sebagai berikut:
Pada praktikum Fisika Inti, Radioaktivitas, Deteksi Radiasi,
dan Partikel Elementer digunakan dua persamaan untuk Diketahui:
menghitung parameter percobaan dari data yang telah N t =N 1=379 nukleus
didapatkan. Adapun persamaan yang digunakan adalah N 0=400 nukleus
sebagai berikut: t=1 sekon
a) Persamaan waktu paruh bahan

t Ditanya:
T 1=
( T )?
( )
2 N0 (14) Waktu paruh bahan 1
log 2 2
Nt
Jawab:
t
T 1=
T
dimana 1 merupakan paruh waktu bahan radioaktif
2
yang ditinjau, t merupakan waktu yang telah berjalan
2
log 2
( ) N0
Nt
selama peluruhan, N 0 merupakan jumlah awal nukleus,
dan N t merupakan jumlah nukleus pada waktu t . (1)
T 1=
b) Persamaan konstanta peluruhan bahan
2
log 2 ( )
400
379
FISIKA INTI, RADIAOAKTIVITAS, DETEKSI RADIASI, DAN PARTIKEL ELEMENTER – 5001201063 5

T 1 =12,85 s untuk memahami pengukuran spin partikel kelompok fermion


2 dengan eksperimen Stern-Gerlach.
Hasil perhitungan waktu paruh bahan dapat dilihat pada
lalu untuk contoh perhitungan konstanta peluruhan bahan ( λ ) Tabel 5, Tabel 6, dan Tabel 7 untuk variasi paruh waktu small,
adalah sebagai berikut: Tabel 8, Tabel 9, dan Tabel 10 untuk variasi paruh waktu
medium, serta Tabel 11, Tabel 12, dan Tabel 13 untuk variasi
Diketahui: paruh waktu large. Pada masing-masing variasi telah
dilakukan tiga kali pengulangan sehingga untuk memperoleh
estimasi paruh waktu digunakan nilai rata-rata dari tiap
T 1 =12,85 s
variasi. Untuk variasi paruh waktu small nilai estimasinya
2
adalah 11,13 s . Untuk variasi paruh waktu medium nilai
Ditanya: estimasinya adalah 16 s. Untuk variasi paruh waktu large
Konstanta peluruhan bahan ( λ )? nilai estimasinya adalah 35,19 s . Dari data jumlah bahan
radioaktif dan waktu yang diperoleh sebelumnya dapat
Tabel 3. Tabel 4.
Data deteksi radiasi variasi sinar gamma Data deteksi radiasi variasi sinar unknown

Penghalang Cacahan Rata-rata Penghalang Cacahan Rata-rata

Tanpa penghalang 495,87 Tanpa penghalang 289,67


Plastik 407,73 Plastik 110,8
Aluminium 231,2 Aluminium 0
Timbal 66,93 Timbal 0

diplotkan menjadi sebuah grafik yang mana dapat dilihat pada


Jawab: Gambar 5, Gambar 6, dan Gambar 9 untuk grafik variasi
paruh waktu small. Gambar 10, Gambar 11, dan Gambar 12
ln 2 untuk grafik variasi paruh waktu medium. Gambar 13, Gambar
λ= 14, dan Gambar 15 untuk grafik variasi paruh waktu large.
T1
2 Pada simulasi radioaktivitas terdapat perbedaan antara data
paruh waktu hasil perhitungan dan data waktu paruh hasil
ln 2 simulasi. Hal ini bisa saja dikarenakan terjadinya error pada
λ= simulasi yang dijalankan.
(12,85 s ) Selain perhitungan waktu paruh juga dilakukan perhitungan
konstanta peluruhan bahan ( λ ) yang hasilnya dapat dilihat
pada Tabel 5, Tabel 6, dan Tabel 7 untuk variasi paruh waktu
λ=0,054 s−1 small, Tabel 8, Tabel 9, dan Tabel 10 untuk variasi paruh
waktu medium, serta Tabel 11, Tabel 12, dan Tabel 13 untuk
dengan menggunakan cara perhitungan yang sama pada setiap
variasi paruh waktu large. Nilai rata-rata konstanta peluruhan
data radioaktivitas maka diperoleh hasil perhitungan
bahan ( λ )tiap variasi adalah 0,06 s−1 untuk variasi paruh
sebagaimana disajikan pada Tabel 5, Tabel 6, Tabel 7, Tabel
8, Tabel 9, Tabel 10, Tabel 11, Tabel 12, dan Tabel 13. waktu small, 0,044 s−1 untuk variasi paruh waktu medium,
Seluruh tabel hasil perhitungan dapat ditemukan pada dan 0,02 s−1 untuk variasi paruh waktu large. Nilai konstanta
lampiran. peluruhan ( λ ) harus positif dan tergantung pada jenis bahan
C.Pembahasan yang digunakan. Hubungan konstanta peluruhan bahan dan
laju peluruhan adalah semakin besar nilai konstanta peluruhan
Praktikum dengan judul Fisika Inti, Radioaktivitas, Deteksi maka makin cepat pula laju peluruhannya. Sehingga
Radiasi, dan Partikel Elementer bertujuan untuk memahami kesimpulannya diantara tiga variasi waktu paruh (small,
prinsip dasar radioaktivitas dan stabilitas inti atom, untuk medium, large), waktu paruh variasi large lah yang memiliki
melakukan pengukuran waktu paruh dan konstanta peluruhan
konstanta peluruhan ( λ ) terbesar dan waktu paruh variasi
bahan-bahan radioaktif, untuk memahami hubungan
penghalang radiasi terhadap jenis radiasi dan respon detektor small lah yang memiliki konstanta peluruhan ( λ )paling kecil.
radiasi, untuk memahami hukum kebalikan kuadrat, untuk Melalui hasil praktikum dapat diamati bahwa radiasi sinar
memahami jenis-jenis partikel elementer dan sifatnya, untuk alfa memiliki daya tembus paling kecil karena hanya dapat
memahami parameter spin dari suatu partikel elementer, dan menembus penghalang plastik. Radiasi sinar beta memiliki
FISIKA INTI, RADIAOAKTIVITAS, DETEKSI RADIASI, DAN PARTIKEL ELEMENTER – 5001201063 6

daya tembus yang lebih besar daripada sinar alfa karena sinar dari kedua gelombang berubah ketika saling bertukaran,
beta dapat menembus penghalang plastik dan alumunium. partikel ini mengikuti statistik Fermi–Dirac.
Radiasi sinar gamma memiliki daya tembus yang paling besar Hasil simulasi eksperimen Stern-Gerlach dapat diplotkan ke
dibandingkan dengan sinar alfa dan sinar beta karena sinar dalam grafik seperti pada Gambar 17. Dari grafik tersebut
gamma dapat menembus penghalang plastik, aluminium, dan dapat dilihat hubungan jumlah partikel terdeteksi dengan
timbal. Sehingga kesimpulannya diantara ketiga sinar radiasi, waktu penyinaran adalah semakin lama waktu penyinaran
sinar alfa memiliki daya tembus paling lemah dan sinar semakin banyak pula jumlah partikel yang terdeteksi oleh
gamma mempunyai daya tembus paling besar sedangkan sinar detektor, sehingga lama waktu penyinaran berbanding lurus
beta memiliki daya tembus lebih besar daripada sinar alfa dengan jumlah partikel yang terdeteksi oleh detektor. Lalu
tetapi lebih kecil dibanding sinar gamma. Dari penjelasann dapat dilihat juga pada grafik yang ada pada Gambar 17,
diatas dapat ditentukan radiasi jenis apa yang diberikan oleh terlihat grafik jumlah partikel yang terdeteksi di detektor
sinar unknown. Radiasi yang dipancarkan oleh sinar unknown bagian atas dan grafik jumlah partikel yang terdeteksi di
termasuk dalam radiasi sinar alfa karena sinar unknown ini detektor bagian bawah saling berhimpit dan hampir terlihat
hanya dapat menembus penghalang plastik, ciri ini sesuai seperti satu grafik yang sama. Dari hasil simulasi eksperimen
Stern-Gerlach juga terlihat bahwa seberkas partikel yang
ditembakan melewati area magnet tidak homogen tidak
membentuk lintasan garis lurus tetapi membentuk lintasan
garis yang sedikit berbelok ke atas dan bawah. Hal ini terjadi
dikarenakan pada eksperimen Stern-Gerlach digunakan area
magnet yang tidak homogen, sehingga gaya pada salah satu
ujung dipol akan semakin besar daripada gaya terhadap ujung

Gambar 5. Grafik peluruhan bahan radiaktif dengan variasi paruh


waktu small pengulangan pertama

dengan radiasi sinar alfa.


Hubungan jarak dengan intensitas radiasi suatu bahan yang
dapat diamati dari hasil praktikum adalah semakin dekat jarak
sumber radiasi dengan detektor radiasi maka intensitas radiasi
yang terdeteksi semakin banyak dan semakin jauh jarak Gambar 6. Grafik peluruhan bahan radiaktif dengan variasi paruh
waktu small pengulangan kedua
sumber radiasi dengan detektor radiasi maka intensitas radiasi
yang terdeteksi semakin sedikit. Sehingga hubungan yang
terlihat adalah pertambahan jarak berbanding terbalik dengan lain, sehingga ada gaya yang membelokkan lintasan partikel.
jumlah intensitas yang dideteksi oleh detektor. Dapat juga
dilihat melalui grafik yang tersaji di Gambar 16. IV. KESIMPULAN
Partikel elementer adalah partikel dasar penyusun alam Setelah melakukan praktikum dengan judul Fisika Inti,
semesta. Partikel elementer juga sering disebut dengan Radioaktivitas, Deteksi Radiasi, dan Partikel Elementer dapat
partikel disimpulkan bahwa:
fundamental. Partikel ini terdiri dari dua golongan partikel, 1. Secara elektrostatis proton-proton dalam inti atom akan
yakni Fermion dan Boson. Fermion terdiri dari Quark dan saling tolak menolak dengan gaya tolak menolak Coulomb.
Lepton, sedangkan Boson terdiri dari Boson Gauge (Boson
Gaya inti memungkinkan adanya gaya tarik menarik antar
Vektor) dan Boson Skalar. Fermion merupakan partikel
partikel-partikel penyusun inti atom. Jika jumlah proton
fundamental yang menjadi fondasi dari materi-materi yang ada
di alam semesta. Fermion dibagi menjadi dua golongan yakni lebih besar dari jumlah neutron ( N < P ) maka gaya
Quark dan Lepton. Materi normal (sebutan untuk materi yang elektrostatis akan lebih besar dari gaya inti. Hal ini
sehari-hari kita lihat) tersusun dari Quark Up, Quark Down, menyebabkan inti atom berada dalam keadaan tidak stabil.
dan Lepton Elektron. Boson merupakan partikel fundamental Untuk mencapai kestabilan, maka inti atom akan meluruh.
yang menjadi perantara dan ‘membantu’ interaksi partikel- 2. Dari hasil perhitungan waktu paruh didapatkan hasil
partikel fermion. Sederhananya, partikel Boson adalah sebagai berikut: untuk variasi paruh waktu small nilai
pembawa gaya fundamental. Suatu partikel dikatakan boson estimasinya adalah 11,13 s , untuk variasi paruh waktu
identitas jika memiliki spin bilangan bulat dan fungsi medium nilai estimasinya adalah 16 s, untuk variasi paruh
gelombang dari kedua partikel tidak berubah ketika saling
waktu large nilai estimasinya adalah 35,19 s . Sedangkan
bertukaran, partikel ini mengikuti statistik Bose-Einstein.
Suatu partikel dikatakan sebagai fermion identitas jika hasil perhitungan rata-rata kontanta peluruhan adalah
memiliki spin setengah bilangan bulat dan fungsi gelombang sebagi berikut: 0,06 s−1 untuk variasi paruh waktu small,
FISIKA INTI, RADIAOAKTIVITAS, DETEKSI RADIASI, DAN PARTIKEL ELEMENTER – 5001201063 7

−1
0,044 s untuk variasi paruh waktu medium, dan 20 104 10,29 0,0674
−1
0,02 s untuk variasi paruh waktu large. 21 98 10,35 0,0670
3. Radiasi sinar alfa memiliki daya tembus paling kecil 22 91 10,30 0,0673
karena hanya dapat menembus penghalang plastik. Radiasi 23 83 10,14 0,0684
sinar beta memiliki daya tembus yang lebih besar daripada
24 76 10,02 0,0692
sinar alfa karena sinar beta dapat menembus penghalang
plastik dan alumunium. Radiasi sinar gamma memiliki 25 71 10,02 0,0692
daya tembus yang paling besar dibandingkan dengan sinar 26 69 10,26 0,0676
alfa dan sinar beta karena sinar gamma dapat menembus 27 63 10,13 0,0685
penghalang plastik, aluminium, dan timbal.
28 55 9,78 0,0709
4. Hukum kebalikan kuadrat merupakan hukum fisika yang
menyatakan besarnya suatu kuantitas atau kekuatan fisika 29 52 9,85 0,0704
berbanding terbalik dengan kuadrat jarak dari sumber 30 49 9,90 0,0700
pemancarnya. Contoh hukum ini berlaku pada radiasi 31 45 9,84 0,0705
elektromagnetik dan gaya elektrostatik.
32 42 9,84 0,0704
5. Suatu partikel dikatakan boson identitas jika memiliki spin
bilangan bulat dan fungsi gelombang dari kedua partikel 33 41 10,04 0,0690
tidak berubah ketika saling bertukaran, partikel ini 34 38 10,01 0,0692
mengikuti statistik Bose-Einstein. Suatu partikel dikatakan 35 36 10,08 0,0688
sebagai fermion identitas jika memiliki spin setengah
36 35 10,24 0,0677
bilangan bulat dan fungsi gelombang dari kedua
gelombang berubah ketika saling bertukaran, partikel ini 37 34 10,40 0,0666
mengikuti statistik Fermi–Dirac. 38 31 10,30 0,0673
39 30 10,44 0,0664
LAMPIRAN 40 29 10,57 0,0656
41 26 10,40 0,0667
Tabel 5. 42 26 10,65 0,0651
Data hasil simulasi serta data hasil perhitungan paruh waktu dan
konstanta peluruhan dengan variasi paruh waktu small pengulangan 43 23 10,44 0,0664
pertama 44 21 10,35 0,0670
t (s ) N t (nukleus) T 1 (s) λ (s−1 ) 45 21 10,58 0,0655
2
46 21 10,82 0,0641
1 379 12,85 0,0539
47 19 10,69 0,0648
2 360 13,16 0,0527
48 18 10,73 0,0646
3 339 12,57 0,0552
49 15 10,34 0,0670
4 309 10,74 0,0645
50 14 10,34 0,0670
5 289 10,66 0,0650
51 14 10,54 0,0657
6 264 10,01 0,0693
52 12 10,28 0,0674
7 244 9,82 0,0706
53 12 10,48 0,0662
8 228 9,86 0,0703
54 11 10,42 0,0665
9 216 10,12 0,0685
55 10 10,33 0,0671
10 200 10,00 0,0693
56 6 9,24 0,0750
11 182 9,68 0,0716
57 6 9,41 0,0737
12 173 9,92 0,0698
58 6 9,57 0,0724
13 163 10,04 0,0691
59 6 9,74 0,0712
14 154 10,17 0,0682
60 6 9,90 0,0700
15 144 10,18 0,0681
61 5 9,65 0,0718
16 138 10,42 0,0665
62 5 9,81 0,0707
17 130 10,48 0,0661
63 5 9,97 0,0696
18 120 10,36 0,0669
64 5 10,12 0,0685
19 111 10,27 0,0675
65 5 10,28 0,0674
FISIKA INTI, RADIAOAKTIVITAS, DETEKSI RADIASI, DAN PARTIKEL ELEMENTER – 5001201063 8

66 5 10,44 0,0664 6 263 9,918385 0,0699


67 5 10,60 0,0654 7 246 9,98087 0,0694
68 5 10,76 0,0644 8 232 10,17973 0,0681
69 5 10,91 0,0635 9 221 10,51459 0,0659
70 5 11,07 0,0626 10 207 10,52223 0,0659
71 4 10,69 0,0649 11 196 10,68847 0,0649
72 4 10,84 0,0640 12 182 10,56281 0,0656
73 4 10,99 0,0631 13 172 10,67682 0,0649
74 4 11,14 0,0622 14 165 10,95861 0,0633
75 4 11,29 0,0614 15 157 11,11741 0,0623
76 4 11,44 0,0606 16 147 11,07892 0,0626
77 4 11,59 0,0598 17 131 10,55617 0,0657
78 4 11,74 0,0590 18 123 10,57989 0,0655
79 4 11,89 0,0583 19 112 10,34576 0,0670
80 4 12,04 0,0576 20 103 10,21787 0,0678
81 4 12,19 0,0569 21 88 9,613516 0,0721
82 4 12,34 0,0562 22 83 9,696684 0,0715
83 4 12,49 0,0555 23 76 9,599618 0,0722
84 4 12,64 0,0548 24 74 9,858681 0,0703
85 4 12,79 0,0542 25 68 9,779403 0,0709
86 4 12,94 0,0535 26 64 9,83412 0,0705
87 4 13,09 0,0529 27 60 9,864939 0,0703
88 3 12,47 0,0556 28 57 9,960988 0,0696
89 3 12,61 0,0550 29 52 9,852496 0,0704
90 3 12,75 0,0544 30 47 9,71104 0,0714
91 3 12,89 0,0538 31 44 9,734883 0,0712
92 3 13,03 0,0532 32 42 9,841494 0,0704
93 3 13,17 0,0526 33 41 10,04168 0,0690
94 3 13,32 0,0521 34 39 10,12371 0,0685
95 3 13,46 0,0515 35 36 10,07504 0,0688
96 3 13,60 0,0510 36 34 10,12261 0,0685
97 3 13,74 0,0504 37 33 10,27931 0,0674
98 2 12,82 0,0541 38 29 10,03731 0,0691
99 2 12,95 0,0535 39 26 9,889901 0,0701
100 2 13,08 0,0530 40 25 10 0,0693
41 24 10,10127 0,0686
Tabel 6. 42 23 10,19345 0,0680
Data hasil simulasi serta data hasil perhitungan paruh waktu dan 43 22 10,2762 0,0675
konstanta peluruhan dengan variasi paruh waktu small pengulangan
kedua 44 22 10,51519 0,0659

t (s ) N t (nukleus) T 1 (s) −1
λ (s )
45 20 10,41202 0,0666
2 46 19 10,46423 0,0662
1 368 8,31295 0,0834 47 17 10,31518 0,0672
2 346 9,558952 0,0725 48 16 10,33624 0,0671
3 324 9,86822 0,0702 49 15 10,34417 0,0670
4 297 9,312351 0,0744 50 13 10,11446 0,0685
5 286 10,3309 0,0671 51 12 10,08126 0,0688
FISIKA INTI, RADIAOAKTIVITAS, DETEKSI RADIASI, DAN PARTIKEL ELEMENTER – 5001201063 9

52 12 10,27893 0,0674 98 1 11,33753 0,0611


53 11 10,22293 0,0678 99 1 11,45322 0,0605
54 11 10,41581 0,0665 100 0 - -
55 11 10,6087 0,0653
Tabel 7.
56 10 10,5225 0,0659 Data hasil simulasi serta data hasil perhitungan paruh waktu dan
57 9 10,41299 0,0666 konstanta peluruhan dengan variasi paruh waktu small pengulangan
ketiga
58 8 10,27666 0,0674
t (s ) N t (nukleus) T 1 ( s) −1
λ (s )
59 8 10,45385 0,0663 2
60 8 10,63103 0,0652 1 373 9,92 0,0699
61 7 10,45147 0,0663 2 354 11,35 0,0611
62 6 10,23289 0,0677 3 324 9,87 0,0702
63 6 10,39794 0,0667 4 304 10,10 0,0686
64 6 10,56298 0,0656 5 290 10,78 0,0643
65 5 10,28167 0,0674 6 279 11,54 0,0600
66 5 10,43985 0,0664 7 266 11,89 0,0583
67 5 10,59803 0,0654 8 256 12,43 0,0558
68 4 10,23502 0,0677 9 257 14,10 0,0492
69 4 10,38553 0,0667 10 235 13,03 0,0532
70 4 10,53605 0,0658 11 220 12,75 0,0543
71 3 10,05823 0,0689 12 210 12,91 0,0537
72 3 10,1999 0,0680 13 204 13,38 0,0518
73 3 10,34156 0,0670 14 193 13,32 0,0521
74 3 10,48323 0,0661 15 187 13,67 0,0507
75 3 10,62489 0,0652 16 176 13,51 0,0513
76 3 10,76656 0,0644 17 168 13,58 0,0510
77 2 10,07345 0,0688 18 159 13,52 0,0513
78 2 10,20427 0,0679 19 143 12,80 0,0541
79 2 10,3351 0,0671 20 137 12,94 0,0536
80 2 10,46592 0,0662 21 130 12,95 0,0535
81 2 10,59675 0,0654 22 120 12,67 0,0547
82 2 10,72757 0,0646 23 114 12,70 0,0546
83 2 10,85839 0,0638 24 107 12,62 0,0549
84 2 10,98922 0,0631 25 100 12,50 0,0555
85 2 11,12004 0,0623 26 97 12,72 0,0545
86 2 11,25087 0,0616 27 94 12,92 0,0536
87 1 10,06495 0,0689 28 87 12,72 0,0545
88 1 10,18064 0,0681 29 82 12,68 0,0546
89 1 10,29633 0,0673 30 76 12,52 0,0554
90 1 10,41202 0,0666 31 76 12,94 0,0536
91 1 10,52771 0,0658 32 74 13,14 0,0527
92 1 10,6434 0,0651 33 66 12,69 0,0546
93 1 10,75909 0,0644 34 62 12,64 0,0548
94 1 10,87478 0,0637 35 60 12,79 0,0542
95 1 10,99047 0,0631 36 56 12,69 0,0546
96 1 11,10615 0,0624 37 52 12,57 0,0551
97 1 11,22184 0,0618
FISIKA INTI, RADIAOAKTIVITAS, DETEKSI RADIASI, DAN PARTIKEL ELEMENTER – 5001201063 10

38 50 12,67 0,0547 84 3 11,90 0,0582


39 49 12,87 0,0538 85 3 12,04 0,0576
40 48 13,08 0,0530 86 3 12,18 0,0569
41 47 13,27 0,0522 87 3 12,32 0,0562
42 37 12,23 0,0567 88 3 12,47 0,0556
43 35 12,23 0,0567 89 3 12,61 0,0550
44 35 12,52 0,0554 90 3 12,75 0,0544
45 34 12,65 0,0548 91 3 12,89 0,0538
46 31 12,47 0,0556 92 3 13,03 0,0532
47 28 12,25 0,0566 93 1 10,76 0,0644
48 27 12,34 0,0562 94 1 10,87 0,0637
49 24 12,07 0,0574 95 1 10,99 0,0631
50 23 12,14 0,0571 96 1 11,11 0,0624
51 21 12,00 0,0578 97 1 11,22 0,0618
52 19 11,83 0,0586 98 1 11,34 0,0611
53 19 12,06 0,0575 99 1 11,45 0,0605
54 18 12,07 0,0574 100 1 11,57 0,0599
55 18 12,29 0,0564
56 16 12,06 0,0575 Tabel 8.
57 16 12,27 0,0565 Data hasil simulasi serta data hasil perhitungan paruh waktu dan
konstanta peluruhan dengan variasi paruh waktu medium
58 16 12,49 0,0555 pengulangan pertama
59 14 12,20 0,0568
t (s ) N t (nukleus) T 1 ( s) −1
λ (s )
60 13 12,14 0,0571 2

61 11 11,77 0,0589 1 381 14,24 0,0487


62 11 11,96 0,0580 2 365 15,14 0,0458
63 9 11,51 0,0602 3 346 14,34 0,0483
64 9 11,69 0,0593 4 334 15,38 0,0451
65 8 11,52 0,0602 5 316 14,70 0,0471
66 6 10,89 0,0636 6 298 14,13 0,0491
67 6 11,06 0,0627 7 288 14,77 0,0469
68 5 10,76 0,0644 8 271 14,24 0,0487
69 5 10,91 0,0635 9 264 15,01 0,0462
70 5 11,07 0,0626 10 248 14,50 0,0478
71 4 10,69 0,0649 11 239 14,81 0,0468
72 4 10,84 0,0640 12 226 14,57 0,0476
73 4 10,99 0,0631 13 221 15,19 0,0456
74 4 11,14 0,0622 14 213 15,40 0,0450
75 4 11,29 0,0614 15 206 15,67 0,0442
76 4 11,44 0,0606 16 200 16,00 0,0433
77 4 11,59 0,0598 17 193 16,17 0,0429
78 4 11,74 0,0590 18 185 16,18 0,0428
79 3 11,19 0,0619 19 176 16,04 0,0432
80 3 11,33 0,0612 20 160 15,13 0,0458
81 3 11,47 0,0604 21 150 14,84 0,0467
82 3 11,62 0,0597 22 141 14,62 0,0474
83 3 11,76 0,0590 23 131 14,28 0,0485
FISIKA INTI, RADIAOAKTIVITAS, DETEKSI RADIASI, DAN PARTIKEL ELEMENTER – 5001201063 11

24 126 14,40 0,0481 70 19 15,92 0,0435


25 122 14,59 0,0475 71 18 15,87 0,0437
26 117 14,66 0,0473 72 18 16,09 0,0431
27 114 14,91 0,0465 73 18 16,32 0,0425
28 109 14,93 0,0464 74 17 16,24 0,0427
29 107 15,24 0,0455 75 17 16,46 0,0421
30 99 14,89 0,0465 76 16 16,37 0,0424
31 96 15,06 0,0460 77 15 16,26 0,0426
32 94 15,32 0,0453 78 14 16,13 0,0430
33 90 15,33 0,0452 79 14 16,33 0,0424
34 87 15,45 0,0449 80 13 16,18 0,0428
35 81 15,19 0,0456 81 12 16,01 0,0433
36 77 15,14 0,0458 82 12 16,21 0,0428
37 73 15,08 0,0460 83 10 15,60 0,0444
38 71 15,24 0,0455 84 8 14,88 0,0466
39 68 15,26 0,0454 85 8 15,06 0,0460
40 68 15,65 0,0443 86 7 14,73 0,0470
41 66 15,77 0,0439 87 7 14,91 0,0465
42 65 16,02 0,0433 88 6 14,52 0,0477
43 64 16,26 0,0426 89 6 14,69 0,0472
44 62 16,36 0,0424 90 5 14,24 0,0487
45 59 16,30 0,0425 91 5 14,39 0,0482
46 57 16,36 0,0424 92 5 14,55 0,0476
47 56 16,57 0,0418 93 4 14,00 0,0495
48 51 16,15 0,0429 94 4 14,15 0,0490
49 50 16,33 0,0424 95 4 14,30 0,0485
50 49 16,51 0,0420 96 4 14,45 0,0480
51 47 16,51 0,0420 97 4 14,60 0,0475
52 47 16,83 0,0412 98 3 13,88 0,0499
53 45 16,81 0,0412 99 3 14,02 0,0494
54 43 16,78 0,0413 100 3 14,17 0,0489
55 41 16,74 0,0414
56 40 16,86 0,0411 Tabel 9.
57 38 16,78 0,0413 Data hasil simulasi serta data hasil perhitungan paruh waktu dan
konstanta peluruhan dengan variasi paruh waktu medium
58 36 16,70 0,0415 pengulangan kedua
59 34 16,59 0,0418 T 1 ( s)
t (s ) N t (nukleus) λ (s−1 )
60 33 16,67 0,0416 2

61 32 16,74 0,0414 1 381 14,24 0,0487


62 31 16,80 0,0413 2 360 13,16 0,0527
63 31 17,07 0,0406 3 347 14,63 0,0474
64 31 17,35 0,0400 4 332 14,88 0,0466
65 30 17,39 0,0399 5 313 14,13 0,0491
66 28 17,20 0,0403 6 299 14,29 0,0485
67 23 16,26 0,0426 7 287 14,62 0,0474
68 22 16,25 0,0427 8 284 16,19 0,0428
69 20 15,97 0,0434 9 270 15,87 0,0437
FISIKA INTI, RADIAOAKTIVITAS, DETEKSI RADIASI, DAN PARTIKEL ELEMENTER – 5001201063 12

10 260 16,09 0,0431 56 35 15,93 0,0435


11 252 16,50 0,0420 57 32 15,64 0,0443
12 242 16,55 0,0419 58 29 15,32 0,0452
13 232 16,54 0,0419 59 27 15,17 0,0457
14 221 16,36 0,0424 60 25 15,00 0,0462
15 209 16,02 0,0433 61 22 14,58 0,0475
16 201 16,12 0,0430 62 22 14,82 0,0468
17 191 15,94 0,0435 63 22 15,06 0,0460
18 186 16,29 0,0425 64 22 15,29 0,0453
19 178 16,27 0,0426 65 22 15,53 0,0446
20 175 16,77 0,0413 66 22 15,77 0,0439
21 169 16,89 0,0410 67 22 16,01 0,0433
22 160 16,64 0,0417 68 21 15,99 0,0433
23 155 16,82 0,0412 69 21 16,23 0,0427
24 148 16,73 0,0414 70 20 16,20 0,0428
25 145 17,08 0,0406 71 19 16,15 0,0429
26 140 17,17 0,0404 72 19 16,38 0,0423
27 138 17,59 0,0394 73 17 16,02 0,0433
28 129 17,15 0,0404 74 17 16,24 0,0427
29 121 16,81 0,0412 75 17 16,46 0,0421
30 114 16,57 0,0418 76 16 16,37 0,0424
31 111 16,76 0,0414 77 15 16,26 0,0426
32 108 16,94 0,0409 78 15 16,47 0,0421
33 105 17,10 0,0405 79 15 16,68 0,0416
34 102 17,25 0,0402 80 14 16,54 0,0419
35 99 17,37 0,0399 81 14 16,75 0,0414
36 96 17,49 0,0396 82 13 16,59 0,0418
37 89 17,07 0,0406 83 11 16,01 0,0433
38 85 17,01 0,0408 84 11 16,20 0,0428
39 83 17,19 0,0403 85 10 15,97 0,0434
40 81 17,36 0,0399 86 10 16,16 0,0429
41 80 17,66 0,0393 87 9 15,89 0,0436
42 79 17,95 0,0386 88 7 15,08 0,0460
43 76 17,95 0,0386 89 7 15,25 0,0455
44 75 18,22 0,0380 90 7 15,42 0,0450
45 73 18,34 0,0378 91 7 15,59 0,0445
46 67 17,84 0,0388 92 7 15,76 0,0440
47 64 17,78 0,0390 93 7 15,93 0,0435
48 61 17,69 0,0392 94 7 16,11 0,0430
49 55 17,12 0,0405 95 7 16,28 0,0426
50 54 17,31 0,0401 96 7 16,45 0,0421
51 48 16,67 0,0416 97 7 16,62 0,0417
52 47 16,83 0,0412 98 6 16,17 0,0429
53 44 16,64 0,0416 99 6 16,34 0,0424
54 42 16,61 0,0417 100 6 16,50 0,0420
55 37 16,01 0,0433
FISIKA INTI, RADIAOAKTIVITAS, DETEKSI RADIASI, DAN PARTIKEL ELEMENTER – 5001201063 13

38 79 16,24 0,0427
39 75 16,15 0,0429
40 73 16,30 0,0425
41 70 16,30 0,0425
Tabel 10.
Data hasil simulasi serta data hasil perhitungan paruh waktu dan 42 66 16,16 0,0429
konstanta peluruhan dengan variasi paruh waktu medium 43 61 15,85 0,0437
pengulangan ketiga
44 60 16,08 0,0431
t (s ) N t (nukleus) T 1 (s) λ (s−1 )
2 45 57 16,01 0,0433
1 378 12,25 0,0566 46 57 16,36 0,0424
2 367 16,10 0,0431 47 57 16,72 0,0415
3 357 18,28 0,0379 48 53 16,46 0,0421
4 346 19,12 0,0363 49 49 16,18 0,0429
5 334 19,22 0,0361 50 49 16,51 0,0420
6 320 18,64 0,0372 51 47 16,51 0,0420
7 301 17,06 0,0406 52 44 16,33 0,0424
8 290 17,24 0,0402 53 44 16,64 0,0416
9 283 18,03 0,0384 54 41 16,43 0,0422
10 273 18,15 0,0382 55 39 16,38 0,0423
11 258 17,39 0,0399 56 35 15,93 0,0435
12 249 17,55 0,0395 57 34 16,03 0,0432
13 242 17,93 0,0387 58 31 15,72 0,0441
14 228 17,26 0,0402 59 30 15,79 0,0439
15 216 16,87 0,0411 60 27 15,43 0,0449
16 213 17,60 0,0394 61 26 15,47 0,0448
17 203 17,37 0,0399 62 26 15,72 0,0441
18 196 17,49 0,0396 63 24 15,52 0,0447
19 187 17,32 0,0400 64 23 15,53 0,0446
20 179 17,24 0,0402 65 23 15,78 0,0439
21 173 17,37 0,0399 66 20 15,27 0,0454
22 165 17,22 0,0403 67 20 15,50 0,0447
23 159 17,28 0,0401 68 20 15,73 0,0441
24 154 17,43 0,0398 69 19 15,70 0,0442
25 148 17,43 0,0398 70 19 15,92 0,0435
26 141 17,28 0,0401 71 18 15,87 0,0437
27 137 17,47 0,0397 72 18 16,09 0,0431
28 128 17,03 0,0407 73 18 16,32 0,0425
29 125 17,28 0,0401 74 18 16,54 0,0419
30 115 16,68 0,0416 75 17 16,46 0,0421
31 113 17,00 0,0408 76 17 16,68 0,0416
32 106 16,70 0,0415 77 15 16,26 0,0426
33 98 16,26 0,0426 78 13 15,78 0,0439
34 94 16,27 0,0426 79 11 15,24 0,0455
35 92 16,51 0,0420 80 10 15,03 0,0461
36 88 16,48 0,0421 81 10 15,22 0,0455
37 84 16,43 0,0422 82 10 15,41 0,0450
83 9 15,16 0,0457
FISIKA INTI, RADIAOAKTIVITAS, DETEKSI RADIASI, DAN PARTIKEL ELEMENTER – 5001201063 14

84 9 15,35 0,0452 24 231 30,30 0,0229


85 7 14,56 0,0476 25 223 29,66 0,0234
86 7 14,73 0,0470 26 220 30,15 0,0230
87 7 14,91 0,0465 27 217 30,60 0,0227
88 7 15,08 0,0460 28 211 30,34 0,0228
89 6 14,69 0,0472 29 208 30,74 0,0225
90 6 14,85 0,0467 30 203 30,66 0,0226
91 6 15,02 0,0462 31 194 29,70 0,0233
92 4 13,85 0,0501 32 192 30,22 0,0229
93 4 14,00 0,0495 33 189 30,51 0,0227
94 4 14,15 0,0490 34 184 30,35 0,0228
95 4 14,30 0,0485 35 180 30,38 0,0228
96 4 14,45 0,0480 36 174 29,98 0,0231
97 3 13,74 0,0504 37 171 30,18 0,0230
98 3 13,88 0,0499 38 167 30,16 0,0230
99 3 14,02 0,0494 39 164 30,32 0,0229
100 3 14,17 0,0489 40 161 30,47 0,0228
41 157 30,39 0,0228
Tabel 11.
Data hasil simulasi serta data hasil perhitungan paruh waktu dan 42 154 30,50 0,0227
konstanta peluruhan dengan variasi paruh waktu large pengulangan 43 153 31,01 0,0223
pertama
44 147 30,47 0,0228
t (s ) N t (nukleus) T 1 ( s) λ (s−1 )
2 45 145 30,74 0,0226
1 392 34,31 0,0202 46 142 30,79 0,0225
2 379 25,71 0,0270 47 139 30,82 0,0225
3 370 26,67 0,0260 48 136 30,84 0,0225
4 361 27,03 0,0256 49 132 30,64 0,0226
5 354 28,37 0,0244 50 130 30,84 0,0225
6 348 29,86 0,0232 51 128 31,02 0,0223
7 337 28,31 0,0245 52 122 30,35 0,0228
8 334 30,75 0,0225 53 120 30,51 0,0227
9 322 28,76 0,0241 54 119 30,87 0,0225
10 315 29,02 0,0239 55 116 30,80 0,0225
11 307 28,81 0,0241 56 115 31,14 0,0223
12 301 29,25 0,0237 57 112 31,04 0,0223
13 279 25,01 0,0277 58 110 31,14 0,0223
14 290 30,18 0,0230 59 109 31,46 0,0220
15 279 28,86 0,0240 60 107 31,54 0,0220
16 275 29,60 0,0234 61 105 31,61 0,0219
17 269 29,70 0,0233 62 101 31,22 0,0222
18 261 29,22 0,0237 63 100 31,50 0,0220
19 253 28,75 0,0241 64 98 31,54 0,0220
20 251 29,75 0,0233 65 95 31,34 0,0221
21 246 29,94 0,0231 66 95 31,82 0,0218
22 241 30,10 0,0230 67 94 32,07 0,0216
23 238 30,71 0,0226 68 89 31,36 0,0221
69 87 31,35 0,0221
FISIKA INTI, RADIAOAKTIVITAS, DETEKSI RADIASI, DAN PARTIKEL ELEMENTER – 5001201063 15

70 87 31,80 0,0218 10 333 37,81 0,0183


71 87 32,26 0,0215 11 327 37,84 0,0183
72 84 31,98 0,0217 12 324 39,47 0,0176
73 83 32,18 0,0215 13 318 39,28 0,0176
74 82 32,37 0,0214 14 312 39,06 0,0177
75 82 32,80 0,0211 15 306 38,81 0,0179
76 79 32,48 0,0213 16 302 39,46 0,0176
77 79 32,90 0,0211 17 297 39,58 0,0175
78 77 32,81 0,0211 18 293 40,08 0,0173
79 73 32,19 0,0215 19 289 40,52 0,0171
80 73 32,60 0,0213 20 282 39,66 0,0175
81 70 32,21 0,0215 21 277 39,61 0,0175
82 68 32,08 0,0216 22 275 40,70 0,0170
83 66 31,93 0,0217 23 272 41,34 0,0168
84 65 32,04 0,0216 24 265 40,40 0,0172
85 62 31,60 0,0219 25 258 39,52 0,0175
86 60 31,42 0,0221 26 256 40,38 0,0172
87 60 31,79 0,0218 27 252 40,51 0,0171
88 58 31,59 0,0219 28 249 40,94 0,0169
89 57 31,66 0,0219 29 241 39,67 0,0175
90 55 31,44 0,0220 30 237 39,73 0,0174
91 55 31,79 0,0218 31 231 39,14 0,0177
92 53 31,55 0,0220 32 225 38,55 0,0180
93 53 31,89 0,0217 33 214 36,57 0,0190
94 50 31,33 0,0221 34 208 36,04 0,0192
95 50 31,67 0,0219 35 202 35,51 0,0195
96 49 31,69 0,0219 36 195 34,73 0,0200
97 48 31,71 0,0219 37 191 34,70 0,0200
98 48 32,04 0,0216 38 187 34,64 0,0200
99 47 32,05 0,0216 39 184 34,81 0,0199
100 47 32,37 0,0214 40 182 35,21 0,0197
41 175 34,38 0,0202
Tabel 12. 42 172 34,49 0,0201
Data hasil simulasi serta data hasil perhitungan paruh waktu dan 43 170 34,83 0,0199
konstanta peluruhan dengan variasi paruh waktu large pengulangan
kedua 44 166 34,68 0,0200

t (s ) N t (nukleus) T 1 (s) λ (s−1 )


45 163 34,75 0,0199
2 46 160 34,80 0,0199
1 394 45,86 0,0151 47 158 35,07 0,0198
2 386 38,91 0,0178 48 157 35,58 0,0195
3 380 40,54 0,0171 49 156 36,07 0,0192
4 373 39,67 0,0175 50 155 36,56 0,0190
5 363 35,71 0,0194 51 151 36,29 0,0191
6 355 34,85 0,0199 52 150 36,75 0,0189
7 348 34,84 0,0199 53 145 36,20 0,0191
8 346 38,24 0,0181 54 142 36,14 0,0192
9 339 37,70 0,0184 55 140 36,31 0,0191
FISIKA INTI, RADIAOAKTIVITAS, DETEKSI RADIASI, DAN PARTIKEL ELEMENTER – 5001201063 16

56 139 36,72 0,0189 Tabel 13.


57 136 36,62 0,0189 Data hasil simulasi serta data hasil perhitungan paruh waktu dan
konstanta peluruhan dengan variasi paruh waktu large pengulangan
58 133 36,51 0,0190
ketiga
59 130 36,39 0,0191
t (s ) N t (nukleus) T 1 ( s) λ (s−1 )
60 127 36,25 0,0191 2
61 125 36,35 0,0191 1 390 27,38 0,0253
62 120 35,69 0,0194 2 381 28,49 0,0243
63 118 35,77 0,0194 3 372 28,65 0,0242
64 117 36,09 0,0192 4 369 34,37 0,0202
65 116 36,40 0,0190 5 362 34,72 0,0200
66 113 36,19 0,0192 6 359 38,46 0,0180
67 109 35,72 0,0194 7 353 38,82 0,0179
68 108 36,00 0,0193 8 366 62,42 0,0111
69 105 35,76 0,0194 9 339 37,70 0,0184
70 105 36,28 0,0191 10 334 38,44 0,0180
71 101 35,76 0,0194 11 329 39,02 0,0178
72 97 35,23 0,0197 12 325 40,06 0,0173
73 96 35,46 0,0196 13 322 41,54 0,0167
74 94 35,42 0,0196 14 317 41,73 0,0166
75 92 35,37 0,0196 15 308 39,78 0,0174
76 91 35,58 0,0195 16 302 39,46 0,0176
77 89 35,51 0,0195 17 294 38,27 0,0181
78 88 35,71 0,0194 18 286 37,19 0,0186
79 87 35,89 0,0193 19 283 38,06 0,0182
80 87 36,35 0,0191 20 278 38,10 0,0182
81 86 36,53 0,0190 21 275 38,85 0,0178
82 86 36,98 0,0187 22 271 39,17 0,0177
83 84 36,86 0,0188 23 265 38,72 0,0179
84 81 36,46 0,0190 24 256 37,28 0,0186
85 80 36,61 0,0189 25 253 37,83 0,0183
86 76 35,89 0,0193 26 247 37,38 0,0185
87 72 35,17 0,0197 27 244 37,86 0,0183
88 72 35,57 0,0195 28 240 37,99 0,0182
89 68 34,81 0,0199 29 235 37,79 0,0183
90 68 35,21 0,0197 30 229 37,28 0,0186
91 67 35,30 0,0196 31 224 37,06 0,0187
92 67 35,69 0,0194 32 219 36,82 0,0188
93 64 35,18 0,0197 33 215 36,84 0,0188
94 62 34,95 0,0198 34 212 37,12 0,0187
95 61 35,02 0,0198 35 210 37,65 0,0184
96 61 35,38 0,0196 36 207 37,88 0,0183
97 59 35,13 0,0197 37 201 37,27 0,0186
98 59 35,49 0,0195 38 197 37,19 0,0186
99 58 35,54 0,0195 39 194 37,36 0,0186
100 58 35,90 0,0193 40 193 38,04 0,0182
FISIKA INTI, RADIAOAKTIVITAS, DETEKSI RADIASI, DAN PARTIKEL ELEMENTER – 5001201063 17

41 188 37,64 0,0184 87 83 38,35 0,0181


42 185 37,75 0,0184 88 80 37,90 0,0183
43 183 38,12 0,0182 89 80 38,33 0,0181
44 182 38,73 0,0179 90 75 37,27 0,0186
45 176 37,99 0,0182 91 74 37,38 0,0185
46 172 37,78 0,0183 92 73 37,49 0,0185
47 165 36,79 0,0188 93 72 37,59 0,0184
48 161 36,56 0,0190 94 72 38,00 0,0182
49 159 36,82 0,0188 95 71 38,09 0,0182
50 158 37,31 0,0186 96 70 38,18 0,0182
51 153 36,78 0,0188 97 70 38,58 0,0180
52 149 36,50 0,0190 98 67 38,02 0,0182
53 149 37,20 0,0186 99 67 38,41 0,0180
54 147 37,39 0,0185 100 66 38,47 0,0180
55 146 37,83 0,0183
56 139 36,72 0,0189 Tabel 14.
57 136 36,62 0,0189 Data hasil simulasi deteksi radiasi dengan variasi sumber radiasi sinar
alfa dan variasi jarak 1-10 cm
58 133 36,51 0,0190
59 129 36,14 0,0192 Jarak detector (cm) Cacahan Rata-rata
60 128 36,50 0,0190 0 289,13
61 126 36,60 0,0189 1 228,53
62 122 36,19 0,0192 2 178,53
63 121 36,52 0,0190 3 144,13
64 119 36,59 0,0189 4 119,73
65 116 36,40 0,0190 5 100,67
66 115 36,70 0,0189
6 83,33
67 115 37,26 0,0186
7 68,2
68 113 37,29 0,0186
8 60,73
69 111 37,31 0,0186
9 51,87
70 111 37,85 0,0183
10 43,67
71 110 38,12 0,0182
72 110 38,66 0,0179
73 109 38,92 0,0178
74 107 38,90 0,0178 Tabel 15.
75 107 39,42 0,0176 Data hasil simulasi eksperimen Stern-Gerlach
Jumlah partikel Jumlah partikel
76 106 39,67 0,0175 Waktu (t)
pada detektor atas pada detektor atas
77 106 40,19 0,0172
15 1.825 1.793
78 104 40,14 0,0173
30 4.117 3.991
79 103 40,36 0,0172
45 6.481 6.370
80 103 40,87 0,0170
60 8.883 8.830
81 100 40,50 0,0171
75 11.290 11.196
82 96 39,83 0,0174
90 13.574 13.593
83 95 40,02 0,0173
105 15.884 16.007
84 92 39,62 0,0175
120 18.387 18.583
85 89 39,20 0,0177
135 20.790 21.026
86 88 39,37 0,0176
FISIKA INTI, RADIAOAKTIVITAS, DETEKSI RADIASI, DAN PARTIKEL ELEMENTER – 5001201063 18

150 23.215 23.425


165 25.490 25.673

Gambar 14. Grafik peluruhan bahan radiaktif dengan variasi


paruh waktu
Gambar large peluruhan
11. Grafik pengulangan kedua
bahan radiaktif dengan variasi
paruh waktu medium pengulangan kedua

Gambar 15. Grafik peluruhan bahan radiaktif dengan variasi


paruh waktu large pengulangan ketiga
Gambar 12. Grafik peluruhan bahan radiaktif dengan variasi
paruh waktu medium pengulangan ketiga

Gambar 7. Diagram alir simulasi deteksi radiasi

Gambar 16. Grafik hubungan jarak dan jumlah radiasi yang


terdeteksi
Gambar 13.pada detektor
Grafik peluruhan bahan radiaktif dengan variasi
paruh waktu large pengulangan pertama
FISIKA INTI, RADIAOAKTIVITAS, DETEKSI RADIASI, DAN PARTIKEL ELEMENTER – 5001201063 19

Gambar 17. Grafik jumlah partikel yang terdeteksi di detektor


bagian atas dan grafik jumlah partikel yang terdeteksi di detektor
bagian bawah yang saling berhimpit
FISIKA INTI, RADIAOAKTIVITAS, DETEKSI RADIASI, DAN PARTIKEL ELEMENTER – 5001201063 20

UCAPAN TERIMA KASIH


Penulis E.R. mengucapkan terima kasih kepada Tuhan
Yang Maha Esa telah melimpahkan rahmatnya kepada kita
semua, kepada orang tua kami yang telah mendoakan dalam
segala hal, kepada dosen pengampu mata kuliah, Ibu Iim
Fatimah atas ilmu yang telah diberikan pada waktu
perkuliahan, kepada seluruh asisten laboratorium praktikum
fisika laboratorium 1 terkhusus untuk Mbak Narita Oktaviani
Solihah, yang telah membantu kelompok kami dalam
mengambil data dan memahami praktikum, lalu kepada rekan-
rekan kelompok FISLAB-10, serta pihak-pihak yang telah
membantu dalah menyukseskan terselaikannya laporan
praktikum ini.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Santiani, Fisika Inti dan Politik Energi Nuklir, Malang: Intimedia, 2011.
[2] A. Beiser, Concept of Modern Physics 6th edition, New York: McGraw-Hill, 2003.
FISIKA INTI, RADIAOAKTIVITAS, DETEKSI RADIASI, DAN PARTIKEL ELEMENTER – 5001201063 21

[3] Jati B, Murdaka Eka, dan Priyambodo T. Kuntoro, Fisika Dasar untuk Mahasiswa Ilmu Eksakta dan Teknik,
Yogyakarta, 2010.
[4] Safitri Irma, dkk, "Jurnal Perbandingan Karakteristik Detektor Geiger-muller Self".
[5] Surakhman dan Sayono, "Jurnal Pebuatan Detektor Geiger-Muller Tipe Jendela Samping dengan Gas Isian Argon-
Etanol," 2009.
[6] B. T. A. Nasional, Rekayasa Instrumentasi Nuklir, Jakarta: BATAN, 2002.
[7] P. P. d. P. B. T. N. Nasional, "Pengenalan Radiasi Badan Tenaga Nuklir Nasional," 2005, 2005.
[8] G. J.F., Fisika Kedokteran, Jakarta: EGC, 2005.
[9] G. D., Introduction to Elementary Particles 2nd edition, Weinheim: Wiley-VCH, 2008.

Anda mungkin juga menyukai