I. PENDAHULUAN
( )
radioaktif dapat diartikan sebagai alat yang mempunyai ln N (t) (8)
kemampuan untuk memancar dengan spontan. bahaya exp =exp (−λt )
ln N 0
radiasinya dapat diakibatkan oleh paparan radiasi beta, radiasi
sinar-x, radiasi gamma/neutron, yang semuanya dapat
menembus organ tubuh. sedangkan zat radioaktif dapat
N (t ) −λt
(9)
dimanfaatkan dalam bidang industri dan kedokteran. =e
Peristiwa Radioaktivitas adalah peristiwa pemancaran sinar N0
radioaktif secara spontan. Inti atom yang tidak stabil selalu
FISIKA INTI, RADIAOAKTIVITAS, DETEKSI RADIASI, DAN PARTIKEL ELEMENTER – 5001201063 2
N (t )=N 0 e− λt (10)
N (t )=N 0 e− λt (11)
mempengaruhi partikel dibedakan partikel hadron, yang waktu nukleus-nukleus tersebut diatur menjadi kecil, lalu
ψ 1⟺ 2 ψ (12)
→
Tanpa penghalang
dimana 289,13 bahan dan T 1
λ merupakan konstanta peluruhan
2
Plastik 111,67
merupakan paruh waktu bahan radioaktif yang ditinjau.
Aluminium 0
Timbal 0
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Data
pada detektor atas dan bawah dicatat. Langkah keempat, Adapun data yang didapat dari hasil praktikum Fisika Inti,
simulasi dilanjutkan hingga detik ke-30, 45, 60, 75, 90, 105, Radioaktivitas, Deteksi Radiasi, dan Partikel Elementer dapat
120, 135, 150, 165, hingga 180. Jangan lupa jumlah partikel dilihat pada Tabel 1, Tabel 2, Tabel 3, Tabel 4, dan Tabel 14
yang terdeteksi pada detektor atas maupun bawah dicatat. untuk simulasi deteksi radiasi. Tabel 5, Tabel 6, Tabel 7,
Tabel 8, Tabel 9, Tabel 10, Tabel 11, Tabel 12, dan Tabel 13
D. Diagram Alir
untuk simulasi radioaktivitas yang berupa N t dan t . Tabel 15
Adapun diagram alir untuk praktikum Fisika Inti,
Radioaktivitas, Deteksi Radiasi, dan Partikel Elementer dapat untuk simulasi eksperimen Stern-Gerrlach. Seluruh tabel data
dilihat pada Gambar 4 untuk diagram alir praktikum hasil praktikum dapat ditemukan pada lampiran.
radioaktivitas, Gambar 7 untuk diagram alir praktikum B. Analisis Perhitungan
deteksii radiasi, dan Gambar 8 untuk diagram alir eksperimen Dari data yang diperoleh dapat dilakukan perhitungan untuk
Stern-Gerlach. Gambar 7 dan Gambar 8 dapat ditemukan di mengetahui parameter percobaan yang berupa waktu paruh
lampiran. bahan dan konstanta peluruhan bahan ( λ ). Adapun contoh
E. Persamaan perhitungan waktu paruh bahan adalah sebagai berikut:
Pada praktikum Fisika Inti, Radioaktivitas, Deteksi Radiasi,
dan Partikel Elementer digunakan dua persamaan untuk Diketahui:
menghitung parameter percobaan dari data yang telah N t =N 1=379 nukleus
didapatkan. Adapun persamaan yang digunakan adalah N 0=400 nukleus
sebagai berikut: t=1 sekon
a) Persamaan waktu paruh bahan
t Ditanya:
T 1=
( T )?
( )
2 N0 (14) Waktu paruh bahan 1
log 2 2
Nt
Jawab:
t
T 1=
T
dimana 1 merupakan paruh waktu bahan radioaktif
2
yang ditinjau, t merupakan waktu yang telah berjalan
2
log 2
( ) N0
Nt
selama peluruhan, N 0 merupakan jumlah awal nukleus,
dan N t merupakan jumlah nukleus pada waktu t . (1)
T 1=
b) Persamaan konstanta peluruhan bahan
2
log 2 ( )
400
379
FISIKA INTI, RADIAOAKTIVITAS, DETEKSI RADIASI, DAN PARTIKEL ELEMENTER – 5001201063 5
daya tembus yang lebih besar daripada sinar alfa karena sinar dari kedua gelombang berubah ketika saling bertukaran,
beta dapat menembus penghalang plastik dan alumunium. partikel ini mengikuti statistik Fermi–Dirac.
Radiasi sinar gamma memiliki daya tembus yang paling besar Hasil simulasi eksperimen Stern-Gerlach dapat diplotkan ke
dibandingkan dengan sinar alfa dan sinar beta karena sinar dalam grafik seperti pada Gambar 17. Dari grafik tersebut
gamma dapat menembus penghalang plastik, aluminium, dan dapat dilihat hubungan jumlah partikel terdeteksi dengan
timbal. Sehingga kesimpulannya diantara ketiga sinar radiasi, waktu penyinaran adalah semakin lama waktu penyinaran
sinar alfa memiliki daya tembus paling lemah dan sinar semakin banyak pula jumlah partikel yang terdeteksi oleh
gamma mempunyai daya tembus paling besar sedangkan sinar detektor, sehingga lama waktu penyinaran berbanding lurus
beta memiliki daya tembus lebih besar daripada sinar alfa dengan jumlah partikel yang terdeteksi oleh detektor. Lalu
tetapi lebih kecil dibanding sinar gamma. Dari penjelasann dapat dilihat juga pada grafik yang ada pada Gambar 17,
diatas dapat ditentukan radiasi jenis apa yang diberikan oleh terlihat grafik jumlah partikel yang terdeteksi di detektor
sinar unknown. Radiasi yang dipancarkan oleh sinar unknown bagian atas dan grafik jumlah partikel yang terdeteksi di
termasuk dalam radiasi sinar alfa karena sinar unknown ini detektor bagian bawah saling berhimpit dan hampir terlihat
hanya dapat menembus penghalang plastik, ciri ini sesuai seperti satu grafik yang sama. Dari hasil simulasi eksperimen
Stern-Gerlach juga terlihat bahwa seberkas partikel yang
ditembakan melewati area magnet tidak homogen tidak
membentuk lintasan garis lurus tetapi membentuk lintasan
garis yang sedikit berbelok ke atas dan bawah. Hal ini terjadi
dikarenakan pada eksperimen Stern-Gerlach digunakan area
magnet yang tidak homogen, sehingga gaya pada salah satu
ujung dipol akan semakin besar daripada gaya terhadap ujung
−1
0,044 s untuk variasi paruh waktu medium, dan 20 104 10,29 0,0674
−1
0,02 s untuk variasi paruh waktu large. 21 98 10,35 0,0670
3. Radiasi sinar alfa memiliki daya tembus paling kecil 22 91 10,30 0,0673
karena hanya dapat menembus penghalang plastik. Radiasi 23 83 10,14 0,0684
sinar beta memiliki daya tembus yang lebih besar daripada
24 76 10,02 0,0692
sinar alfa karena sinar beta dapat menembus penghalang
plastik dan alumunium. Radiasi sinar gamma memiliki 25 71 10,02 0,0692
daya tembus yang paling besar dibandingkan dengan sinar 26 69 10,26 0,0676
alfa dan sinar beta karena sinar gamma dapat menembus 27 63 10,13 0,0685
penghalang plastik, aluminium, dan timbal.
28 55 9,78 0,0709
4. Hukum kebalikan kuadrat merupakan hukum fisika yang
menyatakan besarnya suatu kuantitas atau kekuatan fisika 29 52 9,85 0,0704
berbanding terbalik dengan kuadrat jarak dari sumber 30 49 9,90 0,0700
pemancarnya. Contoh hukum ini berlaku pada radiasi 31 45 9,84 0,0705
elektromagnetik dan gaya elektrostatik.
32 42 9,84 0,0704
5. Suatu partikel dikatakan boson identitas jika memiliki spin
bilangan bulat dan fungsi gelombang dari kedua partikel 33 41 10,04 0,0690
tidak berubah ketika saling bertukaran, partikel ini 34 38 10,01 0,0692
mengikuti statistik Bose-Einstein. Suatu partikel dikatakan 35 36 10,08 0,0688
sebagai fermion identitas jika memiliki spin setengah
36 35 10,24 0,0677
bilangan bulat dan fungsi gelombang dari kedua
gelombang berubah ketika saling bertukaran, partikel ini 37 34 10,40 0,0666
mengikuti statistik Fermi–Dirac. 38 31 10,30 0,0673
39 30 10,44 0,0664
LAMPIRAN 40 29 10,57 0,0656
41 26 10,40 0,0667
Tabel 5. 42 26 10,65 0,0651
Data hasil simulasi serta data hasil perhitungan paruh waktu dan
konstanta peluruhan dengan variasi paruh waktu small pengulangan 43 23 10,44 0,0664
pertama 44 21 10,35 0,0670
t (s ) N t (nukleus) T 1 (s) λ (s−1 ) 45 21 10,58 0,0655
2
46 21 10,82 0,0641
1 379 12,85 0,0539
47 19 10,69 0,0648
2 360 13,16 0,0527
48 18 10,73 0,0646
3 339 12,57 0,0552
49 15 10,34 0,0670
4 309 10,74 0,0645
50 14 10,34 0,0670
5 289 10,66 0,0650
51 14 10,54 0,0657
6 264 10,01 0,0693
52 12 10,28 0,0674
7 244 9,82 0,0706
53 12 10,48 0,0662
8 228 9,86 0,0703
54 11 10,42 0,0665
9 216 10,12 0,0685
55 10 10,33 0,0671
10 200 10,00 0,0693
56 6 9,24 0,0750
11 182 9,68 0,0716
57 6 9,41 0,0737
12 173 9,92 0,0698
58 6 9,57 0,0724
13 163 10,04 0,0691
59 6 9,74 0,0712
14 154 10,17 0,0682
60 6 9,90 0,0700
15 144 10,18 0,0681
61 5 9,65 0,0718
16 138 10,42 0,0665
62 5 9,81 0,0707
17 130 10,48 0,0661
63 5 9,97 0,0696
18 120 10,36 0,0669
64 5 10,12 0,0685
19 111 10,27 0,0675
65 5 10,28 0,0674
FISIKA INTI, RADIAOAKTIVITAS, DETEKSI RADIASI, DAN PARTIKEL ELEMENTER – 5001201063 8
t (s ) N t (nukleus) T 1 (s) −1
λ (s )
45 20 10,41202 0,0666
2 46 19 10,46423 0,0662
1 368 8,31295 0,0834 47 17 10,31518 0,0672
2 346 9,558952 0,0725 48 16 10,33624 0,0671
3 324 9,86822 0,0702 49 15 10,34417 0,0670
4 297 9,312351 0,0744 50 13 10,11446 0,0685
5 286 10,3309 0,0671 51 12 10,08126 0,0688
FISIKA INTI, RADIAOAKTIVITAS, DETEKSI RADIASI, DAN PARTIKEL ELEMENTER – 5001201063 9
38 79 16,24 0,0427
39 75 16,15 0,0429
40 73 16,30 0,0425
41 70 16,30 0,0425
Tabel 10.
Data hasil simulasi serta data hasil perhitungan paruh waktu dan 42 66 16,16 0,0429
konstanta peluruhan dengan variasi paruh waktu medium 43 61 15,85 0,0437
pengulangan ketiga
44 60 16,08 0,0431
t (s ) N t (nukleus) T 1 (s) λ (s−1 )
2 45 57 16,01 0,0433
1 378 12,25 0,0566 46 57 16,36 0,0424
2 367 16,10 0,0431 47 57 16,72 0,0415
3 357 18,28 0,0379 48 53 16,46 0,0421
4 346 19,12 0,0363 49 49 16,18 0,0429
5 334 19,22 0,0361 50 49 16,51 0,0420
6 320 18,64 0,0372 51 47 16,51 0,0420
7 301 17,06 0,0406 52 44 16,33 0,0424
8 290 17,24 0,0402 53 44 16,64 0,0416
9 283 18,03 0,0384 54 41 16,43 0,0422
10 273 18,15 0,0382 55 39 16,38 0,0423
11 258 17,39 0,0399 56 35 15,93 0,0435
12 249 17,55 0,0395 57 34 16,03 0,0432
13 242 17,93 0,0387 58 31 15,72 0,0441
14 228 17,26 0,0402 59 30 15,79 0,0439
15 216 16,87 0,0411 60 27 15,43 0,0449
16 213 17,60 0,0394 61 26 15,47 0,0448
17 203 17,37 0,0399 62 26 15,72 0,0441
18 196 17,49 0,0396 63 24 15,52 0,0447
19 187 17,32 0,0400 64 23 15,53 0,0446
20 179 17,24 0,0402 65 23 15,78 0,0439
21 173 17,37 0,0399 66 20 15,27 0,0454
22 165 17,22 0,0403 67 20 15,50 0,0447
23 159 17,28 0,0401 68 20 15,73 0,0441
24 154 17,43 0,0398 69 19 15,70 0,0442
25 148 17,43 0,0398 70 19 15,92 0,0435
26 141 17,28 0,0401 71 18 15,87 0,0437
27 137 17,47 0,0397 72 18 16,09 0,0431
28 128 17,03 0,0407 73 18 16,32 0,0425
29 125 17,28 0,0401 74 18 16,54 0,0419
30 115 16,68 0,0416 75 17 16,46 0,0421
31 113 17,00 0,0408 76 17 16,68 0,0416
32 106 16,70 0,0415 77 15 16,26 0,0426
33 98 16,26 0,0426 78 13 15,78 0,0439
34 94 16,27 0,0426 79 11 15,24 0,0455
35 92 16,51 0,0420 80 10 15,03 0,0461
36 88 16,48 0,0421 81 10 15,22 0,0455
37 84 16,43 0,0422 82 10 15,41 0,0450
83 9 15,16 0,0457
FISIKA INTI, RADIAOAKTIVITAS, DETEKSI RADIASI, DAN PARTIKEL ELEMENTER – 5001201063 14
DAFTAR PUSTAKA
[1] Santiani, Fisika Inti dan Politik Energi Nuklir, Malang: Intimedia, 2011.
[2] A. Beiser, Concept of Modern Physics 6th edition, New York: McGraw-Hill, 2003.
FISIKA INTI, RADIAOAKTIVITAS, DETEKSI RADIASI, DAN PARTIKEL ELEMENTER – 5001201063 21
[3] Jati B, Murdaka Eka, dan Priyambodo T. Kuntoro, Fisika Dasar untuk Mahasiswa Ilmu Eksakta dan Teknik,
Yogyakarta, 2010.
[4] Safitri Irma, dkk, "Jurnal Perbandingan Karakteristik Detektor Geiger-muller Self".
[5] Surakhman dan Sayono, "Jurnal Pebuatan Detektor Geiger-Muller Tipe Jendela Samping dengan Gas Isian Argon-
Etanol," 2009.
[6] B. T. A. Nasional, Rekayasa Instrumentasi Nuklir, Jakarta: BATAN, 2002.
[7] P. P. d. P. B. T. N. Nasional, "Pengenalan Radiasi Badan Tenaga Nuklir Nasional," 2005, 2005.
[8] G. J.F., Fisika Kedokteran, Jakarta: EGC, 2005.
[9] G. D., Introduction to Elementary Particles 2nd edition, Weinheim: Wiley-VCH, 2008.