Anda di halaman 1dari 6

BAB II

DASAR TEORI

2.1. Pengertian Proteksi Radiasi


Proteksi radiasi atau keselamatan radiasi ini kadang-kadang dikenal juga
sebagai proteksi radiologi ini memiliki beberapa pengertian yaitu :
- Proteksi radiasi adalah perlindungan masyarakat dan lingkungan dari efek
berbahaya dari radiasi pengion , yang meliputi radiasi partikel energi tinggi dan
radiasi elektromagn
etik.
- Proteksi radiasi adalah suatu system untuk mengendalikan bahaya radiasi
dengan menggunakan peralatan proteksi dan kerekayasaan yang canggih serta
mengikuti peraturan proteksi yang sudah dibakukan.
- Proteksi radiasi adalah suatu cabang ilmu pengetahuan atau teknik yang
mempelajari masalah kesehatan manusia maupun lingkungan dan berkaitan dengan
pemberian perlindungan kepada seseorang atau sekelompok orang ataupun kepada
keturunannya terhadap kemungkinan yang merugikan kesehatan akibat paparan
radiasi.
- Proteksi Radiasi adalah suatu ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan teknik
kesehatan lingkungan yaitu tentang proteksi yang perlu diberikan kepada seseorang
atau sekelompok orang terhadap kemungkinan diperolehnya akibat negatif dari
radiasi pengion.
- Menurut BAPETEN, proteksi radiasi adalah tindakan yang dilakukan untuk
mengurangi pengaruh radiasi yang merusak akibat paparan radiasi.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa proteksi radiasi adalah ilmu yang
mempelajari tentang teknik yang digunakan oleh manusia untuk melindungi dirinya,
orang disekitarnya maupun keturunannya dari paparan radiasi.
Dari segi ilmiah dan teknik, ruang lingkup proteksi radiasi terutama meliputi :
1. Pengukuran fisika berbagai jenis radiasi dan zat radioaktif
2. Menentukan hubungan antara tingkat kerusakan biologi dengan dosis radiasi
yang diterima organ/ jaringan
3. Penelaahan transportasi radionuklida di lingkungan, dan
4. Melakukan desain terhadap perlengkapan kerja, proses dan sebagainya untuk
mengupayakan keselamatan radiasi baik di tempat kerja maupun lingkungan.

2.2. Macam-macam Proteksi Radiasi


Proteksi radiasi dapat dibagi menjadi beberapa macam yaitu :
- Proteksi radiasi kerja merupakan perlindungan pekerja.
- Proteksi radiasi medis merupakan perlindungan pasien dan radiografer, dan
- Proteksi radiasi masyarakat merupakan perlindungan individu, anggota
masyarakat, dan penduduk secara keseluruhan.
Jenis-jenis eksposur, serta peraturan pemerintah dan batas paparan hukum yang
berbeda untuk masing-masing kelompok, sehingga masing-masing harus
dipertimbangkan secara terpisah.

2.3. Falsafah Proteksi Radiasi


Falsafah proteksi radiasi disebut juga dengan tujuan proteksi radiasi. Tujuan dari
proteksi radiasi adalah sebagai berikut :
1. Mencegah terjadinya efek non stokastik yang membahayakan
2. Meminimalkan terjadinya efek stokastik hingga ke tingkat yang cukup rendah
yang masih dapat diterima oleh individu dan lingkungan di sekitarnya.
Pengalaman telah membuktikan bahwa dengan menggunakan system pembatasan
dosis terhadap penyinaran tubuh (baik radiasi eksterna maupun internal)
kemungkinan resiko bahaya radiasi dapat diabaikan petugas proteksi radiasi dengan
mengikuti peraturan proteksi radiasi dan menggunakan peralatan proteksi yang
canggih dapat menyelamatkan pekerja radiasi dan masyarakat pada umumnya.
Prosedur yang biasa dipakai untuk mencegah dan mengendalikan bahaya radiasi
adalah :
a. Meniadakan bahaya radiasi
b. Mengisolasi bahaya radiasi dari manusia
c. Mengisolasi manusia dari bahaya radiasi
Untuk menerapkan tiga prosedur proteksi radiasi di atas dilaksanakan oleh petugas
proteksi radiasi. Prosedur utama cukup jelas dengan mentaati dan melaksanakan
peraturan proteksi radiasi; kedua dengan merancang tempat kerja dan
menggunakan peralatan proteksi radiasi yang baik dan penahan radiasi yang
memadai sehingga kondisi kerja dan lingkungannya aman dan selamat; dan ketiga
memerlukan pemonitoran dan pengawasan secara terus menerus baik pekerja
radiasi maupun lingkungannya dengan menggunakan alat pemonitoran perorangan,
pemonitoran lingkungan dan surveimeter.

2.4 SUMBER RADIASI


Proteksi Radiasi atau yang sering dikenal dengan sebutan Keselamatan Radiasi
adalah nama cabang ilmu pengetahuan atau teknologi yang berhubungan dengan upaya
memberikan perlindungan kepada seseorang ataupun masyarakat dan lingkungan terhadap
kemungkinan memperoleh dampak yang merugikan dari pemanfaatan radiasi pengion.
Pengertian radiasi dalam kaitannya dengan masalah proteksi radiasi dibatasi hanya pada
radiasi pengion, yaitu radiasi yang mampu mengionisasi bahan atau jaringan sel yang
dilalui. Dalam pengertian ini tercakup antara lain Sinar-X, Gamma, Beta, alfa, neutron, ion
berat lain termasuk sinar kosmik.
Radiasi dapat berasal dari :
1. Zat Radioaktif, yaitu zat yang inti atomnya mempunyai peluang atau keboleh jadian untuk
membelah diri secara spontan, suatu proses yang disebut peluruhan, termasuk dalam
radiasi jenis ini adalah partikel Alpha, Beta, dan Gamma.
Pesawat Sinar-X dan Pesawat Pemercepat Elektron (LINAC = Linier Acceleration Electron)
yang merupakan hasil proses interaksi antara radiasi electron dengan atom bahan.
2. Radiasi Sinar-X
Sianar-x dapat terbentuk apabila partikel ringan bermuatan oleh pengaruh gaya inti atom
bahan mengalami perlambatan. Dengan demikian Sinar-X adalah gelombang
elektromagnetik yang terbentuk akibat proses perlambatan dari partikel ringan bermuatan
oleh gaya inti atom bahan yang menahannya dan disebut Sinar-X Bremsstrachlung. Sinar –
X yang terbentuk dari proses perlambatan mempunyai energi paling tinggi sama dengan
energi partikel ringan bermuatan pada waktu terjadinya perlambatan. Oleh sebab itu maka
energi Sinar-X yang mempunyai energi yang berbeda-beda sesuai dengan energi kinetik
partikel ringan (electron) pada saat terbentuknya Sinar-X dan juga tergantung pada arah
pancarannya.
Hal ini dikatakan bahwa Sinar-X yang terbentuk dalam proses ini mempunyai spectrum
energi deskrit (kontinyu = terus menerus terbentuk)
Sinar-X dapat juga terbentuk dalam proses perpindahan electron atom dari tingkat energi
yang lebih tinggi ketingkat enegi yang lebih rendah, misalnya dalam proses hamburan
fotolistrik. Sinar-X yang terbentuk dengan cara seperti ini mempunyai energi yang besarnya
sama dengan selisih kedua energi tersebut. Karena energi ini khas untuk setiap jenis atom,
sinar – x yang terbentuk disebut Sinar-X karakteristik, kelompok Sinar-X demikian
mempunyai energi diskontinyu (terbentuk tidak terus menerus). Sinar-X karakteristik yang
timbul oleh berpindahnya electron dari suatu tingkat energi menuju ke lintasan K, disebut
Sinar-X garis K sedangkan yang menuju lintasan L, disebut Sinar-X garis L dan seterusnya.
3. Zat Radioaktip dan Radiasi yang dipancarkan.
Untuk menjelasakan peristiwa atau proses yang berkaitan dengan atom, digunakan model
atom. Atom dimodelkan sebagai system yang terdiri dari inti dan sejumlah electron yang
mengelilingi inti dalam lintasannya masing-masing. Inti atom terdiri dari proton, partikel yang
bermuatan positif, dan neutron partikel serupa proton tetapi tidak bermuatan listrik. Proton
dan neutron di dalam ini membentuk suatu senyawa yang sangat mampat yang disebut
Nukleon. Jumlah Nukleon yaitu jumlah proton dan neutron dalam inti disebut Nomor Massa
Atom, biasanya dilambangkan dengan A. Jumlah proton dalam atom normal sama dengan
jumlah elekron disebut Nomor Atom dan biasanya diberi lambang Z. Dengan model ini atom
dilambangkan dengan
XZA
Didalam alam ada atom yang mempunyai lebih dari satu bentuk atom, berbeda jumlah
neutron didalam intinya tetapi mempunyai jumlah proton yang sama disebut Isotop. Isotop
suatu unsure mempunyai sifat kimia yang sama, tetapi dengan sifat fisika yang berbeda.
Sebagai contoh unsure Hidrogen mempunyai tiga Isotop yaitu 1H1, 1H2, 1H3 . Isotop suatu
unsure ada yang selalu berada dalam keadaan tidak stabil, isotop yang demikian cenderung
untuk mengubah dirinya melalui pembelahan inti menjadi isotop unsure lain dengan melepas
kelebihan energinya dalam bentuk radiasi nuklir. Proses perubahan inti demikian dikenal
sebagai proses peluruhan radioaktif atau radioaktivitas dan zatnya disebut Radionuklida.
Jadi Radioaktivitas dapat diartikan sebagai proses perubahan inti secara spontan yang
menghasilkan unsur baru.
Radioaktivitas dan sifat radioaktif inti sepenuhnya ditentukan oleh keadaan inti, dan tidak
tergantung pada keadaan kimia maupun fisika unsurnya. Karena itu sifat radioaktif zat atau
unsur tidak dapat diubah dengan cara apapun, dan merupakan sifat khas unsur tersebut.
Proses perubahan inti bergantung pada dua factor, yaitu ketidak seimbangan inti (dalam hal
ini keseimbangan Junlah Neutron dan Proton) dan hubungan massa energi inti induk, inti
turunan, dan radiasi yang dipancarkan. Dalam bentuk persamaan proses peluruhan
radioaktif dituliskan sebagai berikut :
Z X A  Z* YA* + Z** Y A** + Q + R
Bila X menyatakan Radionuklida Induk, Y Radionuklida Turunan dan R radiasi yang
dipancarkan dan Q energi total yang dibebaskan dalam proses peluruhan. Energi total Q
sama dengan jumlah energi atom yang tertinggal dan energi radiasi yang dipancarkan.
Energi atom yang tertinggal biasanya sangat rendah, karena itu sering sekali energi radiasi
dianggap sama dengan energi totalnya.
4. Tetapan Peluruhan dan Umur Paro.
Peristiwa peluruhan bersifat acak. Keboleh jadian terjadinya peluruhan atom persatuan
waktu dinyatakan dengan tetapan peluruhan, .
Misalkan mula-mula ada N(o) atom sejenis, dan pada saat t jumlah atom yang belum
meluruh N(t). Dengan keboleh jadian terjadinya peluruhan setiap atom persatuan waktu
sama dengan I, maka jumlah atom yang meluruh persatuan waktu (t) adalah :
N (t) = / N(t)  N (t) = N (o)e - λ t
N (t) = Jumlah atom yang belum meluruh pada saat (t)
Waktu yang diperlukan agar sejumlah atom yang belum meluruh sama dengan setengah
jumlah atom mula-mula disebut umur paro radionuklida tersebut, dan dapat diperoleh
dengan mensubsitusikan :
N(t) = 1/2 N(o) dan T = T1/2 kedalam persamaan N (t) = N(o)e–λt akan menghasilkan :
T1/2 = 0693 / λ
5.Aktivitas.
Jika N menyatakan jumlah atom sejenis yang ada, dengan kemungkinan keboleh jadian
meluruh , maka N adalah jumlah rata-rata atom yang meluruh per satuan waktu, dan
disebut sebagai aktivitas radioaktif zat yang terdiri dari atom N. Aktivitas sering juga disebut
kuat sumber. Besaran aktivitas diukur dengan becquerel yang disingkat dengan
lambang Bq. Satu Bq setara dengan satu peluruhan per detik (1 dps).

Masih ada yang menggunakan satuan Curie (Ci) untuk besaran aktivitas, yang didefinisikan
sebagai 3,7 x 1010 peluruhan per detik sehingga satu curie setara dengan 3,7 x
1010 Becquerel. Perlu diingat bahwa pada setiap peluruhan dapat dipancarkan lebih satu
radiasi, misalnya pada setiap peluruhan Co-60 dipancarkan satu radiasi  - , yang kemudian
diikuti oleh dua radiasi gamma.

2.5 RADIASI BERDASARKAN ASAL DAN KEGIATAN


1. Radiasi Alam
Dalam Proteksi radiasi perhatian utama ditujukan kepada keselamatan manusia. Karena itu
perlu diketahui dimana, kapan akan menerima radiasi atau kegiatan apa saja yang dapat
memungkinkan menerima radiasi.
Radiasi Alam yang berasal dari ruang angkasa dan dari dalam bumi memberikan
sumbangan yang terbesar pada penerimaan radiasi oleh manusia. UNCEAR (1988)
melaporkan bahwa rata-rata setiap orang di dunia menerima radiasi alam sebesar 2,4 mSv (
Sievert ) setiap tahunnya.
Besarnya laju dosis radiasi alam dari ruang angkasa akan beragam tergantung dari
ketinggian daerah tersebut dari permukaan laut, laju dosis rata-rata di permukaan laut
kurang lebih 30 nGy per jam (UNCEAR), sedangkan pada ketinggian 12 km di atas
permukaan laut kurang lebih 4 GY, dengan demikian semakin tinggi daerah dari
permukaan laut semakin besar laju dosisnya.
Radiasi Alam lainnya adalah radiasi yang berasal dari dalam Bumi atau kerak bumi.
Radionuklida alamiah yang sejak awal dalam bumi ialah radionuklida yang mempunyai
waktu paro yang sangat panjang, melebihi umur Bumi yaitu 40 K ( T1/2 = 1,3 x
109 tahun ) 238 U ( t1/2 = 4,51 x 109 thn ) dan 232 Th ( T1/2 = 5 x 1010thn ) dan radionuklida
turunannya menjadi sumber penyinaran luar bagi manusia yang tinggal di atas permukaan
Bumi.
2. Radiasi Penyinaran Medik
Radiasi yang sengaja diberikan kepada manusia (pasien), yaitu radiasi yang digunakan
untuk keperluan mendiagnosa dan atau terapi suatu penyakit dan dipandang sebagai
penyinaran radiasi medik. Dalam dunia kedokteran pemanfaatan radiasi dapat dilakukan
secara penyinaran dari luar maupun penyinaran dari dalam. Penggunaan radiodiagnostik
Sinar-X digunakan penyinaran dari luar tubuh, sedangkan untuk penggunaan imejing
kedokteran nuklir digunakan penyinaran dalam melalui radioisotop yang dimasukan secara
intra vena, oral maupun intratekal.
Sedangkan untuk penggunaan terapi radiasi, digunakan penyinaran luar yang digunakan
dengan pesawat linac dan dari dalam untuk penyinaran Brachii terapi dan after loading.
Radiasi medik memberikan sumbangan kedua terbesar setiap orang per tahun.
Menurut laporan Buletin IAEA (Intenational Atomic Energy Agency) vol 35, No 34 Viena 1993
melaporkan bahwa terimaan terproyeksi taradosis kolektif (dosis efektif kolektif = man Sv)
penduduk dunia, yang disebabkan oleh penyinaran medik sekitar 19,51 % dari terimaan total
yang berasal dari segala jenis sumber radiasi.
3 Radiasi Kegiatan Industri.
Di zaman teknologi modern saat ini kegiatan industri memberikan sumbangan radiasi yang
cukup besar, terutama makin banyaknya dan berkembangnya produksi teknologi kedokteran
sepeti pesawat radiasi Sinar-X, baik berupa jenis pesawat konvensional radiografi, pesawat
multipurpose, CT Scan, LINAC, Gamma Camera yang menggunakan radioisotop.
Sedangkan di industri lainnya seperti Gaugingm hydrology, pembangkit tenaga listrik nuklir
(PLTN), Reaktor Nuklir, penambangan zat radioaktif dan zat dapat belah menambah
sumbangan penyinaran radiasi terhadap manusia sebesar 0.24 % dari penerimaan total.
4.Radiasi Penyinaran Karena Pekerjaan
Radiasi yang diterima sebagai akibat suatu pekerjaan dipandang sebagai radiasi akibat
kerja. Terimaan taradosis kolektif terproyeksi akibat pekerjaan diperkirakan sebesar 0.07 %
dari terimaan total (Buletin IAEA , Vol 35 No. 4 Vienna. 1993). Proteksi Radiasi sebenarnya
berkepentingan terutama pada masalah penerimaan radiasi akibat kerja, Dengan demikian
terlihat bahwa apabila terimaan taradosis kolektif akibat pekerjaan meningkat dapat
dipastikan bahwa tindakan proteksi yang dilakukan belum efektif dan efesien, dan atau
kemungkinan telah terjadi keadaan kedaruratan nuklir disuatu tempat kerja. Oleh sebab itu,
tindakan proteksi radiasi, monitoring perorangan, monitoring survey radiasi, peralatan
proteksi radiasi serta standard prosedur pemakaian radiasi sangat perlu dievaluasi.
Termasuk pula didalamnya adalah perizinan pemanfaatan sumber radiasi, baik untuk
kepentingan medik, industri dan lain sebagainya harus dilaksanakan oleh para pengusaha
sumber radiasi.

2.6 DOSIMETRI PROTEKSI RADIASI


Dalam perkembangannya besaran yang digunakan untuk mengukur “ jumlah “ radiasi
pengion, selalu didasarkan pada jumlah ion yang terbentuk dalam keadaan tertentu atau
pada jumlah energi radiasi yang diserahkan kepada sejumlah massa bahan. Secara
eksperimen ternyata efek negatif biologi dan tingkat keparahan yang ditimbulkan akibat
radiasi pada jaringan dan atau inti sel mungkin akan dianggap lebih baik.
Radiasi pengion dapat menyebabkan perubahan pada atom atau molekul, baik untuk
sementara maupun untuk seterusnya apabila tidak ada efek penyembuhan, sehingga akan
menimbulkan perubahan fungsi sel dan atau tidak dapat mengembangkan dirinya. Hal ini
dapat terjadi apabila telah terlampauinya dosis ambang . Diatas dosis ambang, keparahan
akan bertambah sebanding dosis radiasi yang menyebabkannya. Akibat semacam ini
disebut sebagai akibat deterministik.
Dalam Proteksi Radiasi ada beberapa besaran yang perlu diperhatikan antara lain adalah :
1. Dosis Serapan.
Besaran dosismetri yang secara langsung dengan akibat biologi yang dapat ditimbulkan
oleh sejumlah energi yang diserap oleh jaringan atau besarnya energi yang diserahkan
radiasi kepada bahan. Energi radiasi yang diserahkan kepada bahan bervolume V dan
bermassa m pada titik P dibahan adalah :
d
Dp = ----------- Joule / Kg
dm
Dp = Dosis serapan di titik p
d = jumlah rata-rata energi yang diserahkan di dalam volum bahan
dm = massa bahan dibagian volum itu
Satuan SI untuk dosis serapan adalah Joule per Kg ( Joule Kg –1 ) dengan nama khusus
Gray ( Gy ), satuan lamanya adalah Erg / gram dengan nama khusus Rad. Satu Rad setara
dengan 100 Erg / Gram, maka 1 Gy = 100 Rad. Besaran dosis serapan dapat digunakan
untuk semua radiasi pengion, dan semua bahan . Dalam Proteksi Radiasi dosis serapan
( D ) merupakan besaran dasar. Turunan dosis serapan terhadap waktu disebut laju dosis
serapan dan dituliskan sebagai ;
. dD
D = -----------
Dt
2. Taradosis
Besaran dosimetri dalam proteksi radiasi yang lebih bermakna adalah dosis rata-rata dalam
organ atau jaringan yang telah dibobot, yang disebut Taradosis dalam organ T. Taradosis
dalam organ T ditentukan melalui persamaan ;
HT,R = ωR . DT.R
DT.R = Dosis serapan rata-rata di organ atau jaringan T yang disebabkan oleh radiasi R
Nama khusus satuan untuk Taradosis adalah Sievert (Sv), yang hubungannya dengan
satuan lama Rem adalah 1 Sievert = 100 Rem.
Apabila organ atau jaringan mendapat penyinaran radiasi dari berbagai jenis atau energi
maka persamaan menjadi :
HT =  ωR . DTR
R

Besarnya Taradosis adalah jumlah dosis setiap energi radiasi dikalikan dengan masing-
masing bobot energinya.
3. Dosis Efektif
Hubungan antara kemungkinan terjadinya akibat stokastik dengan Taradosis ternyata juga
bergantung pada kepekaan organ atau jaringan terhadap radiasi. Maka untuk menunjukan
akibat stokastik total yang berasal dari berbagai dosis pada berbagai organ yang berbeda
dianggap perlu mendefinisikan besaran lain yang diturunkan dari Taradosis, dengan
memberikan bobot pada Taradosis setiap organ. Faktor bobot yang digunakan untuk dosis
derap didalam setiap organ T disebut Faktor Bobot Jaringan (ωT). Nilai ωT dipilih agar
setiap Taradosis seragam diseluruh tubuh dan menghasilkan Dosis Efektif.
Jumlah faktor bobot jaringan seluruh tubuh sama dengan satu. Apabila organ T yang
mempunyai faktor bobot jaringan ωT diberi Taradosis HT, maka dosis efektifnya adalah
HE = HT . ωT
Apabila penyinaran terjadi di seluruh tubuh, Dosis Efektifnya yang diterima selurh tubuh
sama dengan :
(HE)ST =  HT ωT = HST
4. Paparan Radiasi.
Apabila suatu jaringan mendapat paparan radiasi dari luar oleh suatu energi radiasi, dosis
serapan yang diterimanya bergantung dari jenis dan energi radiasi yang mengenainya, dan
juga pada susunan atom jaringan. Misalnya tulang memiliki Nomor Atom tinggi dibandingkan
dengan jaringan lunak (tissue), akan menyerap energi radiasi yang lebih besar per satuan
massa jaringan. Namun untuk mengukur dosis, teori yang mendasarinya menggunakan
udara sebagai medium. Atas dasar itu maka terlebih dahulu akan diuraikan besar paparan
radiasi, yang basa dilambangkan dengan X. Paparan Radiasi menyatakan kemampuan
radiasi foton membentuk pasangan ion diudara yang dilaluinya. ICRU (Internatioanal
Comission Radiological Unit) memberi batasan sebagai :
dQ
X = --------- C kg -1
Dm
dengan dQ menyatakan jumlah muatan elektron yang terbentuk oleh interaksi radiasi
dengan udara dengan vulume udara yang massanya dm. Paparan Radiasi dalam satuan SI
diukur dalam satuan Coulomb/kg, atau dengan nama khusus Roentgen (R),sedangkan
1 R = 2,58 x 10-4 C kg-1
Jika diketahui bahwa energi rata-rata yang diperlukan untuk membentuk satu pasangan ion
di udara sama dengan 34 ev, maka didapat ;
1 R = 34 Gy ( di udara )
Hubungan antara R dan dosis serapan dalam Erg adalah :
1 R = 87,7 Erg/g
Dengan demikian besarnya dosis serapan di dalam suatu jaringan sangat tergantung dari
struktur massa jaringan itu sendiri, struktur jaringan yang lebih kuat (misalnya tulang)
ternyata menyerap lebih banyak energi radiasi dibandingkan dengan jaringan (tissue)
dengan struktur yang lebih lunak.

Anda mungkin juga menyukai