PENULIS:
dr. H. HENDRIK, M.Kes., Sp.Onk.Rad.
PENGANTAR RADIOTERAPI KEDOKTERAN ONKOLOGI RADIASI
FISIKA RADIASI.
Radiasi adalah perambatan energi dari suatu sumber radioaktif ke
medium (benda) lainnya.
Radiobiologi adalah ilmu yang menilai/mengevaluasi efek-efek radiasi
(khususnya interaksi radiasi pengion dan akibat-akibat yang
ditimbulkannya) terhadap organisme hidup (khususnya sistem kehidupan
manusia).
Radiasi pengion (berenergi tinggi) adalah suatu radiasi (berenergi
tinggi) yang bisa menimbulkan terjadinya proses ionisasi pada medium
yang dikenainya (memiliki energi sebesar > 12 eV dengan panjang
gelombang < 10-7 m). Sebaliknya, radiasi non pengion adalah radiasi
yang tidak bisa menimbulkan terjadinya proses ionisasi pada medium
yang dikenainya (memiliki energi sebesar < 12 eV dengan panjang
gelombang > 10-7 m) seperti gelombang radio, microwaves, sinar pelangi,
infra red, dan ultraviolet (UV).
Proses ionisasi adalah terlemparnya elektron dari lintasan/kulit (orbit)
atom/molekulnya (biasanya elektron yang berada pada kulit/lintasan
terluar untuk mekanisme radioterapi efek Compton).
Akibat terlemparnya elektron tersebut dari lintasan atom/molekulnya,
maka akan menghasilkan foton (yang juga bersifat sebagai radiasi
dinamakan sinar X karakteristik-diskrit) berenergi rerata 33,85 eV yang
kemudian dilepas/transfer ke medium/benda yang dikenainya tersebut,
sementara bila yang dihasilkan adalah foton berenergi tinggi maka energi
2
rerata yang dilepas/transfer ke medium/benda yang dikenainya adalah
sebesar 60 eV (hampir 2 kali lipatnya, dan energi foton berenergi tinggi
yang dilepas ini cukup untuk membuat kerusakan pada sel hidup).
[Proses eksitasi adalah perpindahan elektron dari lintasan awalnya ke
lintasan lainnya akibat dikenai radiasi].
Bentuk-bentuk radiasi pengion adalah
1. Gelombang (radiasi) elektromagnetik, yang terdiri dari sinar X dan
sinar . (sinar X terjadi akibat perlambatan kuat dan mendadak dari
pancaran elektron yang dipercepat, sementara sinar akibat
terjadinya peluruhan)
2. Partikel (radiasi), yang terdiri dari elektron (), proton, netron, alfa
(), meson, heavy ions.
Foton adalah bagian terkecil dari gelombang ektromagnetik, tidak
bermassa dan tidak bermuatan, tentunya juga memiliki sifat-sifat
gelombang elektromagnetik pada umumnya yakni:
1. Merambat lurus, dengan
2. Kecepatan cahaya (3x108 km/s),
3. Mentransfer energinya pada medium/benda yang dilaluinya (dengan
ketentuan energi yang ditransfernya berbanding lurus dengan
frekuensi dan berbanding terbalik dengan panjang gelombang
radiasinya, serta besarnya energi yang ditransfer pada medium/benda-
nya berbanding terbalik dengan kuadrat jarak yang ditelah
ditempuhnya).
Elektron volt (eV) adalah banyaknya energi (kinetik) yang didapat dari
elektron-elektron yang dipercepat dengan menggunakan tegangan 1 volt
(besarnya 1,6x10-19 J).
Nukliotida adalah penyataan bentuk suatu atom dengan zXA.
Radionukliotida adalah nukliotida yang bersifat radioaktif.
Efek-efek yang ditimbulkan oleh radiasi pengion adalah
1. Efek fotoelektrik, E<35 kV, transfer E & hambur Radiodiagnostik.
2. Efek Compton, E= 35 kV 50 MV Radioterapi.
3. Efek anihilasi (pair production), E> 1,02 MeV PET Scan.
4. Efek koheren (Thompson dan Rayleigh).
Hal-hal yang dinilai/diukur pada pemberian radiasi pada umumnya
adalah
3
PENGANTAR RADIOTERAPI KEDOKTERAN ONKOLOGI RADIASI
4
Pesawat-pesawat radioterapi pada saat ini adalah
1. Contact therapy, E= 40-50 kV.
2. Superficial therapy, E= 50-150 kV.
3. Orthovoltage therapy, E= 150-500 kV.
4. Supervoltage therapy, E= 500-1000 kV
5. Megavoltage therapy, E> 1000 kV/1 MV (Van de Graff, Cyclotron,
Betatron, Cobalt, Linac, Microtron[Linac+Cyclotron]).
Proses-proses yang berkaitan dengan radioterapi adalah
1. Fisika, terjadi momentum antara foton dengan elektron.
2. Fisiko-kimia, terjadi proses ionisasi.
3. Kimia-biologi, terjadi pemutusan rantai DNA.
4. Biologi, terjadi kematian sel (apoptosis).
5
PENGANTAR RADIOTERAPI KEDOKTERAN ONKOLOGI RADIASI
RADIOBIOLOGI.
1. Struktur sel dan organel-organelnya, berikut fungsi-fungsinya.
Struktur dasar (bagian terkecil) tubuh manusia adalah sel yang
berjumlah sekitar 1014 sel. Setiap sel dikelilingi oleh membran sel dan
memiliki sitoplasma yang menyerupai cairan dan organel-organel sel di
dalamnya. Penjelasan mengenai membran sel, sitoplasma dan beberapa
organel sel tersebut adalah sebagai berikut:
Membran sel berfungsi mengatur lalu lintas bahan makanan dari luar
ke dalam sel dan bahan sampah dari dalam ke luar sel.
Sitoplasma, merupakan matriks semifluida (menyerupai cairan) yang
mengisi ruang di antara membran sel dan inti sel (nukleus) dan pada
umumnya tampak transparan dan homogen. Di sitoplasma ini terjadi
semua peristiwa pada suatu kehidupan sel.
Mitokondria, merupakan organel sel berbentuk lonjong (oval/cudgel-
shaped) dengan panjang sekitar 2-3m dan diameter sekitar 0,5 m,
yang mengandung unit-unit pembangkit energi sel termasuk salah
satunya adalah siklus respirasi sel asam sitrat (siklus Krebs). Energi
yang dihasilkan dari organel mitokondria sel ini adalah melalui
pengubahan pemutusan ikatan kimia molekul-molekul organik-nya
yang telah dilepaskan melalui siklus pernapasan (respirasi) sel
menjadi ATP.
Lisosom, merupakan suatu organel bundar yang dikelilingi oleh suatu
membran dan mengandung enzim hidrolitik. Lisosom berperan
sebagai pencernaan sel dan berfungsi untuk membuang dan
membersihkan bahan-bahan intrasel yang berbahaya dan berlebihan.
Apparatus (badan) Golgi, merupakan kompleks organel yang terdiri
dari saluran-saluran (tubulus dan sakulus). Kompleks organel sel ini
pada umumnya berada dekat inti sel (nukleus). Peran utamanya
adalah sebagai tempat penyimpanan protein yang telah dihasilkan
(sekresi) oleh suatu sel, dan mengkondisikan sel berperan sebagai
penghasil (sekresi) dan pengepakkan (packing) protein dan zat-zat
lainnya.
Retikulum endoplasma, merupakan organel sel yang terletak di antara
membran sel dan nukleus. Retikulum endoplasma berfungsi
menjamin keberadaan dan sirkulasi nutrisi di sitoplasma dan
6
membentuk (sintesis) lemak dan hormon (baik sebagai penghasil
hormon sel maupun sebagai penetralan racun/detoksifikasi yang
diakibatkannya). Retikulum endoplasma terdiri dari 2 jenis, yakni
jenis halus bila tidak mengandung ribosom dan jenis kasar bila
mengandung ribosom.
Ribosom, merupakan organel sel yang berukuran diameter sekitar
150 , terdiri dari 65% asam ribonukleat (RNA) dan 35% protein,
dan berada sepanjang retikulum endoplasma dan juga berada
terhambur di sitoplasma. Ribosom berfungsi untuk membentuk
(sintesis) protein, yang kemudian akan dibawa baik ke bagian dalam
sel (intrasel) maupun ke bagian luar sel (ekstrasel) dengan bantuan
retikulum endoplasma.
Sentrosom, merupakan organel sel yang berperan penting dalam
pemecahan sel.
Membran inti (sel), merupakan pembungkus inti sel (nukleus) dan
sebagai tempat menempelnya ribosom (pada pori-pori membrannya).
Inti sel (nukleus), merupakan inti dari suatu sel yang memiliki
struktur-struktur berbola-bola sangat kecil (granular) dan
serat/jaringan ikat (fibrous). Informasi-informasi genetik sel pada
umumnya terletak di inti sel, di dalam kromosom yang terbentuk dari
molekul-molekul1 DNA yang panjang, lurus, dan terlipat-lipat melalui
protein-protein yang banyak (seperti histon). Gen-gen yang terletak di
kromosom tersebut mengandung genome2 inti sel. Keteraturan pada
nukleus adalah untuk memelihara kesatuan (integritas) gen-gen yang
terkandung di dalamnya dan untuk mengontrol fungsi sel (melalui
pengaturan aktivitas/ekspresi gen-nya). Di sisi lain, sejumlah kecil
gen sel juga dapat ditemukan di mitokondria.
Bagian terpenting dari sel adalah Inti sel. Inti sel merupakan pusat
yang mengendalikan pembelahan sel (mutasi). Di dalam inti sel
terdapat benang-benang kromosom yang membawa materi genetik
asam deoksi-ribonukleat/DNA (sementara asam nukleat jenis lain
yaitu asam ribonukleat/RNA terdapat di seluruh bagian sel).
Asam nukleat tersusun dari gabungan antara basa, gula dan fosfat.
Molekul gula bisa berupa ribose atau deoksi-ribose, sedang basa
1
Bagian terkecil dari senyawa.
2
Semua DNA yang ada di semua kromosom pada suatu spesies.
7
PENGANTAR RADIOTERAPI KEDOKTERAN ONKOLOGI RADIASI
nitrogen yang terikat pada molekul gula terdiri dari 4 macam yaitu
basa adenin, guanin, sitosin dan timin (atau urasil pada RNA).
Asam deoksi-ribonukleat (DNA) tersusun sebagai spiral ganda
(double helix), masing-masing untaian dihubungkan seperti tangga
oleh ikatan hidrogen pada basa-basa penyusunnya. Adenin hanya
dapat berhubungan dengan timin (atau urasil), sedang sitosin hanya
dapat berikatan dengan guanin. Pasangan basa ini dalam molekul
DNA tersusun dalam urutan tertentu yang terdiri dari 3 pasang basa
yang disebut kodon yang merupakan kesatuan dasar pada informasi
sel dan pewarisan, yaitu gen. Perubahan urutan basa pada kodon
akibat pergantian tempat (substitusi), hilang atau penyisipan (insersi)
dapat merubah fungsi gen. Perubahan semacam ini disebut mutasi
genetik.
Kandungan DNA dalam setiap sel adalah tetap. Pada saat suatu sel
akan membelah diri maka sel tersebut harus mengandakan (duplikasi)
DNA-nya agar jumlah dan susunan basa pada DNA sel anak hasil
pembelahan sama dengan jumlah dan susunan basa pada DNA sel
induknya. Bila DNA dapat menggandakan (duplikasi) dirinya, tidak
demikian halnya dengan RNA. RNA dibuat oleh DNA pada saat
sepasang untai DNA saling memisahkan diri. Enzim polimerase
berperan pada pembentukan RNA. DNA dalam inti sel berfungsi
mengendalikan faktor-faktor keturunan dan berhubungan dengan
sintesis protein, sedang fungsi RNA hanya berhubungan dengan
sintesis protein.
Kromosom, merupakan suatu kompleks yang terbentuk dari kromatid.
Kromatid, merupakan kumpulan beberapa (benang) kromatin yang
telah membentuk sepasang lengan pendek dan sepasang lengan
panjang yang dihubungkan pada kedua lengan-lengannya dengan
centromer/telomere.
Kromatin, merupakan suatu kompleks kombinasi DNA (materi gen
pembawa/pengkode suatu informasi genetik - exon) dengan protein
secara langsung (linear) dan bertingkat (multipel), berbentuk benang
dan dapat berubah menjadi kromosom selama pembelahan (mitosis)
dan saat bergerak menuju kutub-kutubnya. Sebagai tambahan
8
keterangan bahwa ada juga materi gen yang tidak
membawa/mengkode informasi genetika yang disebut intron.
Nukeolus, merupakan pusatnya nukleus dan dapat membentuk protein
dan ribosom.
Matriks inti sel, merupakan pengisi ruang di antara kromatin dan
nukleolus, serta mengandung protein-protein dan ion-ion.
REPRODUKSI SEL.
Sel tidak terus-menerus tumbuh besar, tetapi pada suatu titik
optimum tertentu ia membelah dirinya dalam dua anak sel. Selanjutnya
sel-sel tertentu akan mengalami pemecahan guna menggantikan sel-sel
yang usang atau yang rusak karena penyakit. Jenis perpecahan sel ini
disebut mitosis atau kariokinesis.
Proses pembelahan sel (mitosis) terjadi melalui beberapa tahap,
yaitu profase, metafase, anafase, dan telofase.
Profase
Fase ini merupakan fase terlama dan yang paling banyak
memerlukan energi. Dalam proses ini terjadi beberapa peristiwa penting,
yaitu sebagai berikut:
1. Membran inti dan nukleolus yang terdapat dalam inti sel, serta
retikulum endoplasma menghilang atau lenyap.
2. Benang-benang kromatin (kromatid-kromosom) di dalam nukleus
memendek dan menebal, serta mudah menyerap zat warna.
3. Kromosom membelah menjadi dua benang baru masing-masing
disebut kromatid. Ada bagian tertentu dari sepasang kromatid yang
saling berdekatan disebut centromer.
4. Pada saat bersamaan dengan pembentukan kromatid, centromer
membelah menjadi dua. Masing-masing belahan bergerak menuju ke
arah kutub yang berlawanan.
5. Dari setiap centromer, terbentuk benang-benang spindel, sehingga
terbentuk gelendong pembelahan yang menyerupai suatu pancaran
bintang disebut aster.
6. Benang-benang spindel yang bergerak keluar dari sentriol pada tiap
kutub sel menuju ke bagian tengah, sambil memegang tiap kromosom
tepat pada centromer-nya.
9
PENGANTAR RADIOTERAPI KEDOKTERAN ONKOLOGI RADIASI
Metafase
Kromosom yang telah membelah menjadi dua kromatid makin
memendek dan menebal, kromatid sister-nya terikat bersama dengan
centromer-nya, kromosom-nya memegang benang-benang spindel dengan
centromer-nya, dan centomer-nya mengatur diri di bidang pembelahan
atau bidang equatorial. Letak kromosom-nya beraturan (tersusun sisi
demi sisi) pada suatu baris di bidang equatorial sehingga pada fase ini
jumlah kromosom suatu selnya mudah diidentifikasi. Apabila dilihat dari
arah kutub, sel kromosom tampak tersusun seperti bintang.
Anafase
Pada fase ini terjadi proses sebagai berikut:
1. Kromosom telah menjadi dua kromatid. Tiap kromatid melepaskan
diri dari kromatid pasangannya (telah diketahui bahwa setiap
kromatid mempunyai bagian yang menggunting dan tidak menyerap
zat warna disebut centromer).
2. Setiap benang spindel memegang satu kromatid tepat pada centromer.
3. Benang-benang spindel tersebut kemudian melakukan gerakan-
gerakan penegangan (kontraksi) dan pelemasan (relaksasi) untuk
memutuskan centromer-centromer yang mengunci kromatid secara
bersamaan, yang selanjutnya akan menarik tiap kromatid sehingga
kromatid (sister)-nya akan terpisah atau melepaskan diri dari
pasangannya masing-masing dan bergerak ke arah kutub-kutub yang
berlawanan.
Telofase
Setelah benang-benang kromatid sampai di kutubnya maka dia
akan berhenti bergerak, menghilang dan berubah menjadi benang
kromatin. Benang-benang spindel juga menghilang. Benang-benang
kromatin yang berlawanan tersebut selanjutnya akan terlindungi oleh
membran inti sel yang terbentuk kembali, dan membentuk nukleolus dan
nukleus kembali. Pada fase ini proses pembelahan (mitosis) berakhir,
retikulum endoplasma juga akan terbentuk kembali sehingga peristiwa-
peristiwa vital pembentukan sel (sitogenesis), termasuk pembentukan
(sintesis) RNA dan protein-proteinnya dimulai kembali.
10
Sementara itu di bidang pembelahan atau bidang equatorial
terbentuklah penebalan plasma. Plasma yang menebal ini selanjutnnya
akan berfungsi sebagai selaput pemisah sitoplasma. Akibatnya sitoplasma
terbagi menjadi dua, peristiwa ini disebut sitokinesis. Masing-masing
bagian sitoplasma itu membentuk sel baru, sehingga dalam peristiwa
sitokinesis ini dalam setiap sel menghasilkan dua sel baru. Sel anak yang
baru terbentuk mempunyai jumlah kromosom yang sama dengan jumlah
kromosom sel asalnya (sel induk).
11
PENGANTAR RADIOTERAPI KEDOKTERAN ONKOLOGI RADIASI
12
pada keadaan pembentukan sel tumor (tumorigenesis) adalah
regulator yang berada pada fase G1 sehingga sangat berisiko
menyebabkan pertumbuhan sel yang berlebihan dan tidak terkendali
dan dapat menjadi sel kanker pada akhirnya.
Kemudian siklus sel berlanjut ke fase S yang lamanya kira-kira 6-9
jam. Pada fase S ini ditunjukkan terjadinya pembentukan (sintesis)
DNA, melalui terjadinya penggandaan DNA (duplikasi), kromatin
(replikasi) serta dimulainya proses penggandaan (duplikasi)
centromer. DNA sehingga kandungan DNA nya bertambah menjadi
4N5.
Bila proses penggandaan (duplikasi/replikasi) mengalami gangguan,
sel yang sedang menjalani fase S ini akan berhenti dan tidak
melanjutkan ke fase G2 atau fase M untuk memberikan kesempatan
terjadinya perbaikan gangguan tersebut, atau mengkondisikan
terjadinya pematian sel terprogram (apoptosis) bila tidak bisa
dilakukan perbaikan kembali. Sistem pengaturan/pengontrolan ini
berperan untuk melindungi sel agar tidak melakukan pelipatgandaan
sel-sel yang tidak normal. Pada pengontrolan fase S terdapat
regulator S6.
Kemudian siklus sel berlanjut ke fase G2 yang berlangsung sekitar 1-
5 jam. Fase ini terletak antara fase S dan fase M. Pada fase G2 ini
ditunjukkan terjadinya pembelahan diri menjadi 2 (diploid).
Pada fase G2 ini juga ditunjukkan proses pembentukan (sintesis)
enzim-enzim (biokataliator)7 yang berhubungan dengan pembelahan
(mitosis), terjadinya peningkatan organel-organel sel, serta
penyelesaian sntesis DNA (walau sntesis RNA masih berlangsung)
dan centrosome (yang langsung membawanya bergerak menuju
kutub-kutub sel yang berlawanan).
Pada fase G2 ini juga terdapat titik penentu pengontrolan (check
decision/retriction point) yang berperan untuk mengontrol atau
menyaring suatu sel apakah layak atau tidak untuk meneruskan
aktivitas pada fase siklus sel berikutnya (fase M) secara normal. Pada
titik penentu pengontrolan fase G2 ini terdapat pengontrolan oleh
5
Dikatakan telah mengalami replikasi komplit.
6
Dipresentasikan oleh protein-protein P33cdk2/cyclin A.
7
Pemercepat terjadinya proses metabolisme tubuh.
13
PENGANTAR RADIOTERAPI KEDOKTERAN ONKOLOGI RADIASI
regulator G28.
Selanjutnya siklus sel berlanjut ke fase M (mitosis) yang berlangsung
sekitar 0,5-1 jam. Tahapan-tahapan proses mitosis ini sudah
dijelaskan sebelumnya. Pada pengontrolan fase M terdapat regulator
M9.
Fase G0, disebut juga sebagai fase sel istirahat atau perbaikan,
merupakan fase tempat sementara sel-sel menghentikan semua
aktivitasnya untuk memperbaiki keadaannya setelah mengalami
kerusakan/gangguan atau kelainan akibat berbagai macam sebab,
termasuk cidera (injury) akibat dari terpapar oleh zat-zat karsinogen,
sehingga layak untuk memasuki dan beraktivitas kembali ke fase G1,
atau fase tempat pengkondisian terjadinya pematian sel secara
terprogram (apoptosis) bila selnya dianggap tidak bisa dilakukan
perbaikan kembali.
8
Dipresentasikan oleh protein-protein P34cdc2/cyclin A,B.
9
Dipresentasikan oleh protein-protein P34cdc2/cyclin B.
14
oleh adanya mutasi10 terutama pada 3 kelompok gen11 tubuh, di samping
faktor epigenetik12, yakni
A. Protoonkogen, merupakan gen pertumbuhan sel13. Mutasi pada gen
ini14 akan menyebabkan pertumbuhan sel yang tidak teratur.
B. Tumor suppressor gen (TSG), merupakan gen pengatur dan penekan
pertumbuhan sel melalui pematian sel terprogram (apoptosis) dan
pengaturan siklus sel. Mutasi pada gen ini akan menyebabkan
pertumbuhan sel yang tidak terkendali15.
C. Gen dari enzim-enzim yang berperan untuk perbaikan asam
deoksiribonukleat/DNA (gen pembawa informasi genetik), sehingga
mutasi pada gen ini akan menyebabkan dan merangsang (induksi)
terjadinya ketidakstabilan gen di dalam sel tubuh.
15
PENGANTAR RADIOTERAPI KEDOKTERAN ONKOLOGI RADIASI
18
Yaitu: Proses pembentukan pembuluh darah baru yang tidak normal dari pembuluh darah normal
yang sudah ada.
16
F. Memiliki kemampuan untuk menyerang/invasi sel/jaringan normal di
sekitarnya (tissue infiltration) dan sel/jaringan normal yang letaknya
jauh dari sel kankernya (tissue metastasis).
Keadaan ini tidak ditemukan pada tumor yang bersifat jinak dan sel-
sel normal. Terjadinya metastasis disebabkan oleh hilangnya protein-
protein sel yang bertanggung jawab terhadap terjadinya
perlekatan/tautan (adherence) pada matriks ekstrasel, kelainan
interaksi intrasel, abnormalitas (kelainan) tautan (adherence) dan
abnormalitas pada produk-produk membrane basalis sel, serta
penghancuran membran basalis sel oleh enzim-enzim yang
menyerupai metalloprotease (kolagenase).
17
PENGANTAR RADIOTERAPI KEDOKTERAN ONKOLOGI RADIASI
9. 5-R Radiotherapy.
18
Reoksigenisasi ( berhubungan dengan pemberian oksigen).
Redistribusi ( berhubungan dengan pengkondisian siklus G2/M).
Repair ( berhubungan dengan memiliki/tidak proses repair).
Repopulasi ( berhubungan dengan proses doubling).
Resensitivitas ( berhubungan dengan sensitivitas penghancuran sel-sel
kanker).
19
PENGANTAR RADIOTERAPI KEDOKTERAN ONKOLOGI RADIASI
20
2. Syarat klinis (penegakkan diagnosis/work-up sesuai indikasi
kanker).
3. Pemeriksaan-pemeriksaan penunjang, yakni
Laboratorium (maksimal pemeriksaannya 3 hari sebelum
dilakukan radioterapi), mencakup
1. Hb > 11 g/dl., lekosit > 3 ribu/ml., trombosit > 100 ribu/ml.
(darah rutin).
2. Ureum < 20 mg/dl., creatinin < 2-3 mg/dl.(fungsi ginjal).
3. Albumin > 3.
4. Fungsi hati (SGOT/SGPT).
5. Gula darah sewaktu.
6. Alkali fosfatase.
7. Ion-ion elektrolit.
Pencitraan (imaging), mencakup foto thorax, USG abdomen, CT-
scan, MRI, dan sejenisnya.
Biopsi, mencakup pemeriksaan-pemeriksaan patologi,
histopatologi, imunohistokimia, dan sejenisnya.
Pemeriksaan-pemeriksaan tambahan lainnya bila diperlukan,
mencakup pemeriksaan neurooftalmologi, gigi, dan lain-lain.
Simulator adalah salah satu alat bantu radioterapi, yang sama dengan
pesawat radioterapi, yang digunakan untuk menghasilkan output/acuan
pemberian radioterapi.
Langkah-langkah simulator adalah
1. Informed consent dan edukasi pasien.
2. Set up peralatan simulator.
3. Immobilisasi pasien.
4. Targeting tumor volume dan fixation.
5. Dokumentasi.
Setelah simulator, data diolah di ruang TPS (treatment planning system),
sehingga siap untuk melakukan proses radioterapi.
Kasus-kasus onkologi radiasi, 3 besar yang tersering adalah, kanker
serviks uteri, kanker payudara, dan kanker nasofaring, diikuti dengan
kanker-kanker daerah kepala dan leher lainnya (di antaranya kanker pita
suara, mulut. lidah, otak), prostat dan saluran kemih, paru dan daerah
mediastinum, endometrium dan organ kandungan lainnya, colorectal, sel
21
PENGANTAR RADIOTERAPI KEDOKTERAN ONKOLOGI RADIASI
22