Anda di halaman 1dari 39

Efek radiasi terhadap tubuh

manusia ‘’’Welcome to
the class,,,,,,,,,,,,,

By
Oktavia Puspita Sari, Dipl.Rad, S.Si
Sel sebagai bagian biologik terkecil, yg dpt menjalankan
fungsi hidup secara lengkap dan sempurna, seperti :

1. metabolisme ( pergerakan, pernafasan, pertumbuhan


dan peka thd rangsang )
2. Berkembang biak
Sel pd umumnya terdiri dr bagian inti ( nukleus ),
sitolplasma, dan membran sel.
Dlm sitoplasma terdapat :
1.ribosom yang berguna sbg tempat sintesa protein
2.mitokhondria yg berguna tempat respirasi sel
3.membran sel yg bertugas lalu lintas makanan dari
luar ke dalam sel dan bahan sampah dari dalam ke
luar sel.

Bagian terpenting dari sel adalah inti sel, inti sel


berperan mengendalikan pembelahan sel.
Penampang melintang sel
Di dalam inti sel terdapat benang-benang kromosom,
yang membawa material genetik ADN (asam
deoxyribo nukleat).Asam nukleat yang lain adalah
ARN (asam ribo nukleat) terdapat di seluruh bagian
sel .
Asam nukleat terdiri atas gabungan basa, gula dan
fosfat.
a. Molekul gula bisa berupa ribosa atau deoksi ribosa,
b. basa nitrogen yang terikat pada molekul gula terdiri
dari 3 macam yaitu basa adenin, guanin, atau timin.
Gambar rantai kromosom
Dilihat dari proses berlangsungnya, ada 2 jenis
penyinaran terhadap jaringan tubuh, yaitu :

Penyinaran dalam waktu singkat ( akut )


Penyinaran oleh dosis radiasi rendah namun
berlangsung terus menerus ( kronik)
1. Penyinaran dalam waktu singkat ( akut ),
Penyinaran ini melibatkan radiasi dosis tinggi, dapat
menimbulkan efek biologi seketika, yaitu efek yang
kemunculannya kurang dari satu tahun sejak
terjadinya penyinaran. umumnya terjadi krn
kecelakaan
Penyinaran oleh dosis radiasi rendah namun
berlangsung terus menerus ( kronik) :
penyinaran jenis ini tdk segera menampakkan
efeknya, shg efek nya di sebut efek tertunda. Efek ini
dpt muncul setelah beberapa tahun bahkan puluhan
tahun dari saat terjadi penyinaran.
Foton sinar X mengenai suatu sel
biologik
Interaksi radiasi dengan material biologi
Meliputi :
1. Interaksi langsung
interaksi antara radiasi molekul organik (enzim,ADN,ARN),
ionisasi dan eksitasi pd molekul yang akan menimbulkan
gangguan atau perubahan pd fungsi sel atau bahkan
kematian
sel.
2. Interaksi tdk langsung
interaksi radiasi dgn medium air, efeknya akan
mengenai molekul organik. Diawali dengan proses
fisik dan di akhiri dengan proses biologik.

Tahap –tahap interaksi tidak langsung :


1. Tahap fisik
2. Tahap fisiokimia
3. Tahap kimia biologi
4. Tahap biologi
1. Tahap fisik, berupa absorbsi energi pengion yg
menyebabkan terjadinya eksitasi dan ionisasi pada
molekul atau atom penyusun bahan biologi,
berlangsung selama 10-16 detik. Karena 70 % tubuh
manusia air, maka ionisasi awal yang terjadi adalah
terurainya molekul air menjadi ion positif H2O+
dan e- sebagai ion negatif.
Prosesnya :
H2O + radiasi pengion H2O+ + e-
2. Tahap fisiokimia
dimana atom atau molekul yang tereksitasi atau
terionisasi mengalami reaksi- reaksi sehingga
terbentuk radikal bebas yang tidak stabil.
Berlangsung 10-6 detik.
Ion-ion yang terbentuk pada tahap pertama
interaksi akan menghasilkan macam-macam produk,
di antaranya radikal bebas yang sangat reaksif dan
toksik melalui hidrolisis air, yaitu OH* dan H* .
Reaksinya : H2O+ H+ + OH*
H2O + e- H2O-
H2O- OH- + H*
Radikal bebas oH* dapat membentuk peroksida ( H2O2)
yang bersifat oksidator kuat melalui reaksi sbg berikut :
OH* + OH* H2O2
3. Tahap kimia dan biologi
Yang berlangsung dalam beberapa detik dan
ditandai dengan terjadinya reaksi antara radikal
bebas dan peroksida dengan molekul organik sel
serta inti sel yg terdiri atas kromosom-kromosom.
Reaksi ini akan menyebabkan tjd kerusakan thd
molekul dlm sel.Jenis kerusakan tergantung pada
jenis molekul yg bereaksi.
4. Tahap biologik
Ditandai dgn terjadinya tanggapan biologik yg
bervariasi tergantung pada molekul penting mana
yang bereaksi dgn radikal bebas dan peroksida pada
tahap ke tiga.Proses ini dapat berlangsung dalam
orde beberapa puluh menit hingga puluhan tahun,
tergantung pada tingkat kerusakan sel yg terjadi.
Komisi Internasional utk Perlindungan Radiasi (ICRP)
membagi efek radiasi pengion terhadap tubuh
manusia mjd 2, yaitu:
Efek stokastik, yaitu efek yg kemunculannya pd
individu tdk bisa di pastikan, tingkat kebolehjadian
munculnya pada individu tdk bisa di perkirakan.
Efek deterministik, yaitu efek yang pasti muncul
apabila jaringan tubuh manusia terkena paparan
radiasi pengion dgn radiasi tertentu.

Efek somatik bersifat stokastik dan deterministik,


sedang kan efek genetik bersifat stokastik.
Efek stokastik
Berkaitan dengan :
Paparan radiasi dosis rendah (0,25 – 1000 μSv)
Tidak dikenal adanya dosis ambang
Pemunculan efek stokastik berlangsung lama setelah
penyinaran
Tidak ada penyembuhan spontan

Semakin tinggi dosis yang diterima maka frekuensi


terjadinya efek stokastik semakin besar pula
Efek deterministik / non stokastik
Berkaitan dengan :
Paparan radiasi dosis tinggi
Kemunculan efek dpt langsung di lihat atau di
rasakan oleh individu
Efek dapat muncul seketika atau beberapa waktu
setelah penyinaran
Mengenal adanya dosis ambang

Contoh efek deterministik adalah errythema


kulit/kemerahan pd kulit krn paparan radiasi sebesar
3000 – 6000 mSv, atau kerontokan rambut krn
paparan radiasi sebesar 6000 – 12000 mSv
Kemunculan efek deterministik dicirikan sebagai
hubungan sebab akibat yang bersifat pasti antara dosis
yang diterima dgn efek yg di timbulkan.Kemunculannya
di tandai dgn munculnya keluhan, baik umum maupun
lokal.
Keluhan umum yg muncul : nafsu makan berkurang, mual,
lesu, lemah, demam.
Keluhan khusus yg muncul: nyeri perut, rambut rontok.
Setiap dosis berapapun kecilnya akan menyebabkan
terjadinya proses kelainan, tanpa memeperhatikan
panjang waktu pemberian dosis. Sehingga utk
keperluan keselamatan radiasi maka perlu ditetapkan
dosis ambang atau nilai batas dosis( NBD).

Dosis radiasi yang diterima oleh seseorang dalam


menjalankan suatu kegiatan tidak boleh melebihi nilai
batas dosis yang di tetapkan oleh instansi yang
berwenang.
ICRP mendefinisikan dosis maksimum yg diizinkan
diterima seseorang :
Dosis maksimum : dosis yang diterima dlm jangka
waktu tertentu atau dosis yang berasal dari
penyinaran intensif seketika, yang menurut
pengetahuan sekarang memberikan kemungkinan
yang dapat di abaikan tentang terjadinya cacat
somatik gawat atau genetik.
Sejarah perkembangan nilai batas dosis
Thn 1920, The British X ray and radium Protection
Comitttee dan American Roentgen Ray Society,
mengeluarkan rekomendasi ttg proteksi radiasi.

Thn 1925, Mutscheller berasumsi dosis total(dosis


tenggang) yg diterima selama sebulan kurang dr 1/100
nilai dosis yg menyebabkan errytema kulit.Nilai
penyinaran yg menimbulkan errytema kulit adalah
600 R .Jadi dosis tenggang sebesar 6 R utk jangka
waktu penerimaan dosis selama sebulan/30 hari, atau
rata-rata 200mR per hari.
Thn 1928, Kongres Radiologi Internasional
menetapkan satuan Roentgen sebagai satuan utk
paparan sinar X dan gamma
Thn 1934, menurunkan dosis tenggang menjadi 0,2 R
per hari atau 1 R per minggu.

22 Februari 1999
Thn 1936, dosis tenggang diturunkan lg mjd 100
mR per hari
Thn 1950, ICRP memutuskan :
 Menurunkan dosis tenggang menjadi 0,05 R ( 50
mR) per hari atau 0,3 R (300mR) per minggu
 Menetapkan kulit sebagai organ kritis dengan dosis
tenggangnya sebesar 0,6 R (600mR) per minggu
pada kedalaman 7 mg/cm2
Thn 1953 ICRU memperkenalkan dosis serap,
mempertimbangkan energi radiasi
Thn 1955 IRP memperkenalkan dosis ekuivalen
Melalui publikasi ICRP thn 1958, menetapkan dosis
tenggang disebut sbg NBRT ( Nilai Batas Rata-rata
Tertinggi ) nilainya 0,1 rem/minggu, utk praktis 5
rem
Juga menetapkan NBRT utk masyarakat 1/10 NBRT
yaitu 0,5 rem
Thn 1977 ICRP menetapkan NBRT 50 mSv/thn dan
dengan memperkenalkan prinsip ALARA ( As Low
As Reasonable Achievable )
Thn 1990 ICRP menetapkan dosis tenggang 20
mSv/thn,
PROTEKSI TERHADAP RADIASI
EKSTERNAL
Ada 3 prinsip dasar proteksi radiasi :
1. Pengaturan Waktu, semakin lama seorang berada
pada medan radiasi, semakain besar pula radiasi yg
diterima
2. Pengaturan Jarak, berhubungan dengan rumus
Inverse Square Law, semakin jauh dari medan
radiasi, semakin kecil radiasi yg di diterima
3. Penggunaan perisai, semakin tebal penggunaan
perisai dgn kerapatan nomor atom perisai yg tinggi,
maka semakin sedikit radiasi di balik perisai.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai