Anda di halaman 1dari 11

Efek Radiasi Terhadap Manusia

Jika radiasi mengenai tubuh manusia, ada 2 kemungkinan yang dapat terjadi: berinteraksi dengan
tubuh manusia, atau hanya melewati saja. Jika berinteraksi, radiasi dapat mengionisasi atau dapat
pula mengeksitasi atom. Setiap terjadi proses ionisasi atau eksitasi, radiasi akan kehilangan
sebagian energinya. Energi radiasi yang hilang akan menyebabkan peningkatan temperatur
(panas) pada bahan (atom) yang berinteraksi dengan radiasi tersebut. Dengan kata lain, semua
energi radiasi yang terserap di jaringan biologis akan muncul sebagai panas melalui peningkatan
vibrasi (getaran) atom dan struktur molekul. Ini merupakan awal dari perubahan kimiawi yang
kemudian dapat mengakibatkan efek biologis yang merugikan.

Satuan dasar dari jaringan biologis adalah sel. Sel mempunyai inti sel yang merupakan pusat
pengontrol sel. Sel terdiri dari 80% air dan 20% senyawa biologis kompleks. Jika radiasi pengion
menembus jaringan, maka dapat mengakibatkan terjadinya ionisasi dan menghasilkan radikal
bebas, misalnya radikal bebas hidroksil (OH), yang terdiri dari atom oksigen dan atom hidrogen.
Secara kimia, radikal bebas sangat reaktif dan dapat mengubah molekul-molekul penting dalam
sel.
DNA (deoxyribonucleic acid)
merupakan salah satu molekul yang
terdapat di inti sel, berperan untuk
mengontrol struktur dan fungsi sel serta
menggandakan dirinya sendiri.

Setidaknya ada dua cara bagaimana


radiasi dapat mengakibatkan kerusakan
pada sel. Pertama, radiasi dapat
mengionisasi langsung molekul DNA
sehingga terjadi perubahan kimiawi pada
DNA. Kedua, perubahan kimiawi pada
DNA terjadi secara tidak langsung, yaitu
jika DNA berinteraksi dengan radikal
bebas hidroksil. Terjadinya perubahan
kimiawi pada DNA tersebut, baik secara
langsung maupun tidak langsung, dapat
menyebabkan efek biologis yang merugikan, misalnya timbulnya kanker maupun kelainan
genetik.

Pada dosis rendah, misalnya dosis radiasi latar belakang yang kita terima sehari-hari, sel dapat
memulihkan dirinya sendiri dengan sangat cepat. Pada dosis lebih tinggi (hingga 1 Sv), ada
kemungkinan sel tidak dapat memulihkan dirinya sendiri, sehingga sel akan mengalami
kerusakan permanen atau mati. Sel yang mati relatif tidak berbahaya karena akan diganti dengan
sel baru. Sel yang mengalami kerusakan permanen dapat menghasilkan sel yang abnormal ketika
sel yang rusak tersebut membelah diri. Sel yang abnormal inilah yang akan meningkatkan risiko
tejadinya kanker pada manusia akibat radiasi.
Efek radiasi terhadap tubuh manusia bergantung pada seberapa banyak dosis yang diberikan, dan
bergantung pula pada lajunya; apakah diberikan secara akut (dalam jangka waktu seketika) atau
secara gradual (sedikit demi sedikit).

Sebagai contoh, radiasi gamma dengan dosis 2 Sv (200 rem) yang diberikan pada seluruh tubuh
dalam waktu 30 menit akan menyebabkan pusing dan muntah-muntah pada beberapa persen
manusia yang terkena dosis tersebut, dan kemungkinan satu persen akan meninggal dalam waktu
satu atau dua bulan kemudian. Untuk dosis yang sama tetapi diberikan dalam rentang waktu satu
bulan atau lebih, efek sindroma radiasi akut tersebut tidak terjadi.

Contoh lain, dosis radiasi akut sebesar 3,5 – 4 Sv (350 – 400 rem) yang diberikan seluruh tubuh
akan menyebabkan kematian sekitar 50% dari mereka yang mendapat radiasi dalam waktu 30
hari kemudian. Sebaliknya, dosis yang sama yang diberikan secara merata dalam waktu satu
tahun tidak menimbulkan akibat yang sama.

Selain bergantung pada jumlah dan laju dosis, setiap organ tubuh mempunyai kepekaan yang
berlainan terhadap radiasi, sehingga efek yang ditimbulkan radiasi juga akan berbeda.

Sebagai contoh, dosis terserap 5 Gy atau lebih yang diberikan secara sekaligus pada seluruh
tubuh dan tidak langsung mendapat perawatan medis, akan dapat mengakibatkan kematian
karena terjadinya kerusakan sumsum tulang belakang serta saluran pernapasan dan pencernaan.
Jika segera dilakukan perawatan medis, jiwa seseorang yang mendapat dosis terserap 5 Gy
tersebut mungkin dapat diselamatkan. Namun, jika dosis terserapnya mencapai 50 Gy, jiwanya
tidak mungkin diselamatkan lagi, walaupun ia segera mendapatkan perawatan medis.

Jika dosis terserap 5 Gy tersebut diberikan secara sekaligus ke organ tertentu saja (tidak ke
seluruh tubuh), kemungkinan besar tidak akan berakibat fatal. Sebagai contoh, dosis terserap 5
Gy yang diberikan sekaligus ke kulit akan menyebabkan eritema. Contoh lain, dosis yang sama
jika diberikan ke organ reproduksi akan menyebabkan mandul.

Efek radiasi yang langsung terlihat ini disebut Efek Deterministik. Efek ini hanya muncul jika
dosis radiasinya melebihi suatu batas tertentu, disebut Dosis Ambang.

Efek deterministik bisa juga terjadi dalam jangka waktu yang agak lama setelah terkena radiasi,
dan umumnya tidak berakibat fatal. Sebagai contoh, katarak dan kerusakan kulit dapat terjadi
dalam waktu beberapa minggu setelah terkena dosis radiasi 5 Sv atau lebih.

Jika dosisnya rendah, atau diberikan dalam jangka waktu yang lama (tidak sekaligus),
kemungkinan besar sel-sel tubuh akan memperbaiki dirinya sendiri sehingga tubuh tidak
menampakkan tanda-tanda bekas terkena radiasi. Namun demikian, bisa saja sel-sel tubuh
sebenarnya mengalami kerusakan, dan akibat kerusakan tersebut baru muncul dalam jangka
waktu yang sangat lama (mungkin berpuluh-puluh tahun kemudian), dikenal juga sebagai
periode laten. Efek radiasi yang tidak langsung terlihat ini disebut Efek Stokastik.

Efek stokastik ini tidak dapat dipastikan akan terjadi, namun probabilitas terjadinya akan
semakin besar apabila dosisnya juga bertambah besar dan dosisnya diberikan dalam jangka
waktu seketika. Efek stokastik ini mengacu pada penundaan antara saat pemaparan radiasi dan
saat penampakan efek yang terjadi akibat pemaparan tersebut. Kecuali untuk leukimia yang
dapat berkembang dalam waktu 2 tahun, efek pemaparan radiasi tidak memperlihatkan efek
apapun dalam waktu 20 tahun atau lebih.

Salah satu penyakit yang termasuk dalam kategori ini adalah kanker. Penyebab sebenarnya dari
penyakit kanker tetap tidak diketahui. Selain dapat disebabkan oleh radiasi pengion, kanker dapat
pula disebabkan oleh zat-zat lain, disebut zat karsinogen, misalnya asap rokok, asbes dan
ultraviolet. Dalam kurun waktu sebelum periode laten berakhir, korban dapat meninggal karena
penyebab lain. Karena lamanya periode laten ini, seseorang yang masih hidup bertahun-tahun
setelah menerima paparan radiasi ada kemungkinan menerima tambahan zat-zat karsinogen
dalam kurun waktu tersebut. Oleh karena itu, jika suatu saat timbul kanker, maka kanker tersebut
dapat disebabkan oleh zat-zat karsinogen, bukan hanya disebabkan oleh radiasi.

Radiasi & Efek Biologi pada Manusia

Bagaimana terjadinya interaksi radiasi dengan materi biologi? Dan apa efeknya pada
manusia?

Tubuh terdiri dari berbagai macam organ seperti hati, ginjal, paru dan lainnya.
Setiap organ tubuh tersusun atas jaringan yang merupakan kumpulan sel yang mempunyai fungsi
dan struktur yang sama. Sel sebagai unit fungsional terkecil dari tubuh dapat menjalankan fungsi
hidup secara lengkap dan sempurna seperti pembelahan, pernafasan, pertumbuhan dan lainnya.

Sel terdiri dari dua komponen utama, yaitu sitoplasma dan inti sel (nucleus). Sitoplasma
mengandung sejumlah organel sel yang berfungsi mengatur berbagai fungsi metabolisme penting
sel. Inti sel mengandung struktur biologic yang sangat kompleks yang disebut kromosom yang
mempunyai peranan penting sebagai tempat penyimpanan semua informasi genetika yang
berhubungan dengan keturunan atau karakteristik dasar manusia. Kromosom manusia yang
berjumlah 23 pasang mengandung ribuan gen yang merupakan suatu rantai pendek dari DNA
(Deooxyribonucleic acid) yang membawa suatu kode informasi tertentu dan spesifik.

Interaksi radiasi pengion dengan meteri biologic diawali dengan interaksi fisika yaitu, proses
ionisasi. Elektron yang dihasilkan dari proses ionisasi akan berinteraksi secara langsung maupun
tidak langsung. Secara langsung bila penyerapan energi langsung terjadi pada molekul organik
dalam sel yang mempunyai arti penting, seperti DNA. Sedangkan interaksi secara tidak langsung
bila terlebih dahulu terjadi interaksi radiasi dengan molekul air dalam sel yang efeknya
kemudian akan mengenai molekul organik penting. Mengingat sekitar 80% dari tubuh manusia
terdiri dari air, maka sebagian besar interaksi radiasi dalam tubuh terjadi secara tidak langsung.

A. Radiasi dengan Molekul Air (Radiolisis Air)

Penyerapan energi radiasi oleh molekul air dalam proses radiolisis air akan menghasilkan radikal
bebas (H* dan OH*) yang tidak stabil serta sangat reaktif dan toksik terhadap molekul organik
vital tubuh. Radikal bebas adalah suatu atom atau molekul dengan sebuah electron yang tidak
berpasangan pada orbital terluarnya. Keadaan ini menyebabkan radikal bebas menjadi tidak
stabil, sangat reaktif dan toksik terhadap molekul organik vital. Radikal bebas yang terbentuk
dapat sering bereaksi menghasilkan suatu molekul biologic peroksida yang lebih stabil sehingga
berumur lebih lama. Molekul ini dapat berdifusi lebih jauh dari tempat pembentukannya
sehingga lebih besar peluangnya dibandingkan radikal bebas untuk menimbulkan kerusakan
biokimiawi pada molekul biologi. Secara alamiah kerusakan yang timbul akan mengalami proses
perbaikan secara enzimatis dalam kapasitas tertentu. Perubahan biokimia yang terjadi yang
berupa kerusakan pada molekul-molekul biologi penting tersebut selanjutnya akan menimbulkan
gangguan fungsi sel bila tidak mengalami proses perbaikan secara tepat atau menyebabkan
kematian sel. Perubahan fungsi atau kematian dari sejumlah sel menghasilkan suatu efek
biologik dari radiasi yang bergantung pada jenis radiasi, dosis, jenis sel lainnya.

B. Radiasi dengan DNA..

Interaksi radiasi dengan DNA dapat menyebabkan terjadinya perubahan struktur molekul gula
atau basa, putusnya ikatan hydrogen antar basa, hilangnya basa dan lainnya. Kerusakan yang
lebih parah adalah putusnya salah satu untai DNA yang disebut single strand break, atau
putusnya kedua untai DNA yang disebut double strand breaks. Secara alamiah sel mempunyai
kemampuan untuk melakukan proses perbaikan terhadap kerusakan yang timbul dengan
menggunakan beberapa jenis enzim yang spesifik. Proses perbaikan dapat berlangsung terhadap
kerusakan yang terjadi tanpa kesalahan sehingga struktur DNA kembali seperti semual dan tidak
menimbulkan perubahan struktur pada sel. Tetapi dalam kondisi tertentu, proses perbaikan tidak
berjalan sebagai mana mestinya sehingga walaupun kerusakan dapat diperbaiki, tetapi tidak
sempurna sehingga menghasilkan DNA yang berbeda, yang dikenal dengan mutasi.
C. Radiasi dengan Kromosom.

Sebuah kromosom terdiri dari dua lengan yang dihubungkan satu sama lain dengan suatu
penyempitan yang disebut sentromer. Radiasi dapat menyebabkan perubahan baik pada jumlah
maupun struktur kromosom yang disebut aberasi kromosom. Perubahan jumlah kromosom,
misalnya menjadi 47 buah pada sel somatic yang memungkinkan timbulnya kelainan genetic.
Kerusakan struktur kromosom berupa patahnya lengan kromosom terjadi secara acak dengan
peluang yang semakin besar dengan meningkatnya dosis radiasi. Aberasi kromosom yang
mungkin timbul adalah (1) fragmen asentrik, yaitu patahnya lengan kromososm yang tidak
mengandung sentromer, (2) kromosom cincin, (3) kromosom disentrik, yaitu kromosom yang
memiliki dua sentromer dan (4) translokasi, yaitu terjadinya perpindahan atau pertukaran
fragmen dari dua atau lebih kromosom. Kromosom disentri yang spesifik terjadi akibat paparan
radiasi sehingga jenis aberasi ini biasa digunakan sebagai dosimeter biologic yang dapat diamati
pada sel darah limfosit, yang merupakan salah satu jenis sel darah putih. Frekuensi terjadinya
kelainan pada kromosom bergantung pada dosis, energi dan jenis radiasi, laju dosis, dan lainnya.

D. Radiasi dengan Sel.

Kerusakan yang terjadi pada DNA dan kromosom sel sangat bergantung pada proses perbaikan
yang berlangsung. Bila proses perbaikan berlangsung dengan baik/sempurna, dan juga tingkat
kerusakan sel tidak terlalu parah, maka sel bias kembali normal. Bila perbaikan sel tidak
sempurna, sel tetap hidup tetapi mengalami perubahan. Bila tingkat kerusakan sel sangat parah
atau perbaikan tidak berlangsung dengan baik, maka sel akan mati. Sel yang paling sensitive
terhadap pengaruh radiasi adalah sel yang paling aktif melakukan pembelahan dan tingkat
differensiasi (perkembangan/ kematangan sel) rendah. Sedangkan sel yang tidak mudah rusak
akibat pengaruh radiasi adalah sel dengan tingkat differensiasi yang tinggi.

EFEK TERHADAP MANUSIA

Bagaimana pengaruh radiasi terhadap manusia?

Sel dalam tubuh manusia terdiri dari sel genetic dan sel somatic. Sel genetic adalah sel telur pada
perempuan dan sel sperma pada laki-laki, sedangkan sel somatic adalah sel-sel lainnya yang ada
dalam tubuh. Berdasarkan jenis sel, maka efek radiasi dapat dibedakan atas efek genetik dan efek
somatik. Efek genetik atau efek pewarisan adalah efek yang dirasakan oleh keturunan dari
individu yang terkena paparan radiasi. Sebaliknya efek somatik adalah efek radiasi yang
dirasakan oleh individu yang terpapar radiasi.
Waktu yang dibutuhkan sampai terlihatnya gejala efek somatik sangat bervariasi sehingga dapat
dibedakan atas efek segera dan efek tertunda. Efek segera adalah kerusakan yang secara klinik
sudah dapat teramati pada individu dalam waktu singkat setelah individu tersebut terpapar
radiasi, seperti epilasi (rontoknya rambut), eritema (memerahnya kulit), luka bakar dan
penurunan jumlah sel darah. Kerusakan tersebut terlihat dalam waktu hari sampai mingguan
pasca iradiasi. Sedangkan efek tertunda merupakan efek radiasi yang baru timbul setelah waktu
yang lama (bulanan/tahunan) setelah terpapar radiasi, seperti katarak dan kanker.

Bila ditinjau dari dosis radiasi (untuk kepentingan proteksi radiasi), efek radiasi dibedakan atas
efek deterministik dan efek stokastik. Efek deterministik adalah efek yang disebabkan karena
kematian sel akibat paparan radiasi, sedangkan efek stokastik adalah efek yang terjadi sebagai
akibat paparan radiasi dengan dosis yang menyebabkan terjadinya perubahan pada sel.

n Efek Deterministi (efek non stokastik) Efek ini terjadi karena adanya proses kematian sel
akibat paparan radiasi yang mengubah fungsi jaringan yang terkena radiasi. Efek ini dapat terjadi
sebagai akibat dari paparan radiasi pada seluruh tubuh maupun lokal. Efek deterministik timbul
bila dosis yang diterima di atas dosis ambang (threshold dose) dan umumnya timbul beberapa
saat setelah terpapar radiasi. Tingkat keparahan efek deterministik akan meningkat bila dosis
yang diterima lebih besar dari dosis ambang yang bervariasi bergantung pada jenis efek. Pada
dosis lebih rendah dan mendekati dosis ambang, kemungkinan terjadinya efek deterministik
dengan demikian adalah nol. Sedangkan di atas dosis ambang, peluang terjadinya efek ini
menjadi 100%.

Efek Stokastik Dosis radiasi serendah apapun selalu terdapat kemungkinan untuk menimbulkan
perubahan pada sistem biologik, baik pada tingkat molekul maupun sel. Dengan demikian radiasi
dapat pula tidak membunuh sel tetapi mengubah sel Sel yang mengalami modifikasi atau sel
yang berubah ini mempunyai peluang untuk lolos dari sistem pertahanan tubuh yang berusaha
untuk menghilangkan sel seperti ini. Semua akibat proses modifikasi atau transformasi sel ini
disebut efek stokastik yang terjadi secara acak. Efek stokastik terjadi tanpa ada dosis ambang dan
baru akan muncul setelah masa laten yang lama. Semakin besar dosis paparan, semakin besar
peluang terjadinya efek stokastik, sedangkan tingkat keparahannya tidak ditentukan oleh jumlah
dosis yang diterima. Bila sel yang mengalami perubahan adalah sel genetik, maka sifat-sifat sel
yang baru tersebut akan diwariskan kepada turunannya sehingga timbul efek genetik atau
pewarisan. Apabila sel ini adalah sel somatik maka sel-sel tersebut dalam jangka waktu yang
relatif lama, ditambah dengan pengaruh dari bahan-bahan yang bersifat toksik lainnya, akan
tumbuh dan berkembang menjadi jaringan ganas atau kanker. Paparan radiasi dosis rendah dapat
menigkatkan resiko kanker dan efek pewarisan yang secara statistik dapat dideteksi pada suatu
populasi, namun tidak secara serta merta terkait dengan paparan individu.
Apa yang dimaksud dengan radiasi interna dan eksterna?

Apabila kita terkena radiasi dari luar tubuh maka kita menyebutnya sebagai radiasi eksterna.
Partikel alpha, beta, sinar gamma, sinar-X dan neutron adalah jenis radiasi pengion, tetapi tidak
semua memiliki potensi bahaya radiasi eksterna. Partikel alpha memiliki daya ionisasi yang
besar, sehingga jangkauannya di udara sangat pendek (beberapa cm) dan dianggap tidak
memiliki potensi bahaya eksterna karena tidak dapat menembus lapisan kulit luar manusia.
Partikel beta memiliki daya tembus yang jauh lebih tinggi dari partikel alpha. Daya tembus
partikel beta dipengaruhi besar energi. Partikel beta berenergi tinggi mampu menjangkau
beberapa meter di udara dan dapat menembus lapisan kulit luar beberapa mm. Oleh karena itu,
partikel beta memiliki potensi bahaya radiasi eksterna kecil, kecuali untuk mata. Sinar-X dan
sinar gamma adalah gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang pendek dan meiliki
kemampuan menembus semua organ tubuh, sehingga mempunyai potensi bahaya radiasi
eksterna yang signifikan. Neutron juga memiliki daya tembus yang sangat besar. Neutron
melepaskan energi didalam tubuh karena neutron dihamburkan oleh jaringan tubuh, Neutron
memiliki potensi bahaya radiasi eksterna yang tinggi sehingga memerlukan penanganan yang
sangat hati-hati. Jika zat yang memancarkan radiasi berada di dalam tubuh, kita sebut dengan
radiasi interna. Partikel alpha mempunyai potensi bahaya radiasi interna yang besar karena
radiasi alpha mempunyai daya ionisasi yang besar sehingga dapat memindahkan sejumlah besar
energi dalam volume yang sangat kecil dari jaringan tubuh dan mengakibatkan kerusakan
jaringan disekitar sumber radioaktif. Partikel beta mempunyai potensi bahaya radiasi interna
yang tingkatannya lebih rendah dari alpha. Karena jangkauan partikel beta didalam tubuh jauh
lebih besar dari partikel alpha di dalam tubuh, maka energi beta akan dipindahkan dalam volume
jaringan yang lebih besar. Kondisi ini mengurangi keseluruhan efek radiasi pada organ dan
jaringan sekitarnya. Sinar gamma memiliki daya ionisasi yang jauh lebih rendah dibandingkan
alpha dan beta, sehingga potensi radiasi internanya sangat rendah.
Sumber: infonuklir.com

perbedaan dosis radiasi


Jelaskan perbedaan dosis radiasi yang boleh kita terima!
Jawab:
Seperti kita ketahui, satuan aktivitas adalah Bq. Namun, aktivitas atau nilai
Bq tidak mengungkapkan risiko yang diakibatkan oleh suatu sumber radiasi. Suatu
sumber radiasi sebesar 100 milyar Becquerel mungkin tidak berbahaya sama sekali
(pada jarak 100 meter) atau mematikan jika dimakan. Untuk menggambarkan
risikonya kita memerlukan konsep lain, yang dapat menunjukkan jumlah energi
radiasi yang diserap oleh jaringan-jaringan, dan akibat kerusakan biologisnya.
Jumlah dikenal sebagai dosis radiasi atau sering hanya disebut dosis saja.
1 tubuh manusia dewasa (100 Bq/kg) 7000 Bq
1 kg kopi 1000 Bq
1 kg superphosphate fertiliser 5000 Bq
Udara 100 m2 di dalam rumah (radon) di Australia 3000 Bq
Udara 100 m2 di dalam rumah (radon) di Eropa 30.000 Bq
1 detektor asam dalam rumah (mengandungamericium) 30.000 Bq
1 kg uranium ore (Kanada, 15%) 25 Juta Bq
1 kg uranium ore (Australia, 0.3%) 500 000 Bq
1 kg limbah radioaktif tingkat rendah 1 Juta Bq
1 kg debu batubara 2000 Bq
1 kg batu granit 1000 Bq
Satuan dasar dosis radiasi dalam sistem satuan internasional (sistem SI) adalah Sievert (Sv). Akan
tetapi lebih praktis untuk menggunakan 1/1000 sievert atau milisievert. Beberapa negara memakai satuan
yang dinamakan rem atau 1/1000 nya, yaitu mrem (milirem). 1 Sv = 100 rem, maka 1 rem = 0,01 Sv.
Selanjutnya kita hanya akan menggunakan satuan mSv, yang merupakan satuan dosis yang paling umum
dipakai.
Laju dosis menunjukkan intensitas radiasi. Laju dosis menunjukkan dosis yang diterima dalam
satuan waktu, misalnya dalam satu jam. Contohnya, jika dosis yang diterima perjamnya adalah 0,5 mSv,
tingkat dosisnya adalah 0,5 mSv/jam. Dalam 2 jam dosis yang diterima 1 mSv dan dalam 6 jam 3 mSv.
Jika laju dosis dalam nuangan dimana seseorang bekerja adalah 0,1 mSv/jam dan telah ditentukan bahwa
dosis yang diterima orang itu dibatasi sampai 2 mSv, maka mudah untuk menghitung bahwa pekerjaan itu
harus sudah selesai dalam 20 jam.
Dosis diukur dengan alat dosimeter dan Iaju dosis diukur dengan alat ukur Iaju dosis. Pada
stasiun pembangkit nuklir dan di banyak lembaga penelitian, peralatan elektronik yang disebut real-time
dosimeter juga digunakan. Alat ini kira-kira sebesar kalkulator saku dan dosis yang terkumpul dapat
diperiksa setiap saat. Seseorang juga dapat menetapkan batas dosis pada alat monitor peringatan (alarm),
dimana dosimeter tersebut mengeluarkan bunyi apabila tingkat dosis meningkat, atau memberikan
peringatan bila mencapai dosis yang telah ditetapkan. Alat ini sangat membantu orang-orang yang harus
bekerja di tempat yang beradiasi sangat intensif.
Menurut rekomendasi terakhir oleh ICRP seseorang yang di tempat kerjanya terkena radiasi tidak
boleh menerima lebih dan 50 mSv pertahun dan rata-rata pertahun selama 5 tahun tidak boleh lebih 20
mSv. Nilai maksimum ini disebut batas dosis. Jika seorang wanita hamil yang di tempat kerjanya terkena
radiasi, diterapkan batas radiasi yang lebih ketat. Dosis radiasi paling tinggi yang diizinkan selama
kehamilan, setelah melalui tes-tes adalah 2 mSv.
Masyarakat umum dilindungi terhadap radiasi dengan menetapkan bahwa tidak ada satu
kegiatanpun yang boleh mengenai masyarakat dengan dosis melebihi rata-rata 1 mSv pertahun dan tidak
boleh ada satupun kejadian yang boleh mengakibatkan masyarakat menerima Iebih dan 5 mSv. Seluruh
batas dosis di atas didasarkan pada rekomendasi-rekomendasi yang diberikan oleh ICRP. Pada banyak
negara batas-batas ini dijelaskan oleh UU dan Peraturan Pemerintah.
Pada kasus stasiun pembangkit tenaga nuklir, pihak pengawas yang berwenang sering menentukan
batas-batas yang bahkan lebih ketat. Secara khusus dosis tertinggi yang diizinkan bagi orang-orang yang
tinggal di sekitar pusat pembangkit tenaga nuklir yang melepaskan radioaktif adalah 0,1 mSv pertahun.
Pada kenyataannya kebanyakan pembangkit tenaga nuklir hanya melepaskan persentase kecil dan nilai
tersebut, yaitu antara 0,001 dan 0,01 mSv per tahun.
Manusia telah mempelajari pengaruh radiasi selama lebih dari seratus tahun. Tidak banyak faktor
risiko yang diketahui begitu rinci seperti radiasi. Inilah yang memungkinkan untuk memilih batas dosis
untuk para pekerja sehingga risiko pekerjaan sama dengan pekerjaan-pekerjaan lain yang dianggap aman.
Nilai dosis dalam sebuah dosimeter misalnya, dapat dibaca sebulan sekali dan informasi ini disimpan di
dalam sebuah daftar dosis. Dengan cara ini dapat diyakinkan bahwa tidak seorangpun akan mendapatkan
dosis melebihi dan batas dosis yang telah ditetapkan sebelumnya.
Namun, proteksi radiasi memiliki sasaran yang Iebih menantang daripada hanya mempertahankan
dosis di bawah batas yang telah ditetapkan. Batas dosis juga harus dapat dibenarkan dan dioptimalkan.
ICRP telah merekomendasi 3 prinsip berikut ini yang harus diamati
1. Prinsip justifikasi, yaitu: manfaat yang diperoleh dan aktivitas-aktivitas termasuk paparan radiasi harus
Iebih besar daripada kerugiannya.
2. Prinsip optimasi, yaitu: paparan radiasi harus tetap serendah - rendahnya yang layaknya dapat dicapai
(as low as reasonably achievable/ALARA concept)
3. Proteksi bagi individu, yaitu: semua dosis harus tetap di bawah batas dosis yang telah ditentukan.
Dalam pengobatan, tidak mungkin menerapkan batas dosis bagi para pasien. Pada pemeriksaan sinar-
X, seseorang menerima dosis beberapa kali melebihi batas yang ditentukan bagi masyarakat, dan dalam
radioterapi batas dosis seratus kali melebihi batas yang ditentukan untuk para pekerja yang di tempat
kerjanya terkena radiasi. Pemikirannya adalah bahwa manfaat yang diperoleh dan pengobatan ini lebih
besar daripada bahaya yang diakibatkan oleh dosis yang diberikan, walaupun dosis yang diberikan tinggi.
Tanpa radioterapi dan tanpa menerima dosis radiasi, pengaruh kanker, misalnya, tetap berakibat fatal.
Pada pemeriksaan rutin dengan sinar-X secara kolektif, sejumlah besar orang terkena radiasi
cukup banyak. Secara teoritis, ini mengakibatkan risiko tertentu bagi populasi tersebut. Namun.
pemeriksaan ini mengungkapkan tandatanda dan berbagai macam kasus penyakit yang mematikan pada
tahap awalnya sehingga risiko yang mungkin diakibatkan oleb radiasi tidaklah begitu berat dibandingkan
manfaatnya. Orang-orang yang mengoperasikan mesin sinar-X sudah tentu dimonitor dan diharuskan
memakai dosimeter.
Dosis mereka tidak boleh melewati batas. Di bawah ini rangkuman batas dosis dan dosis radiasi
yang boleh diterima setiap hari. Batas-Batas Dosis Yang Paling Penting:
Para pekerja radiasi * rata-rata 20 mSv per tahun.
* maksimum 50 mSv per tahun
* selama kehamilan 2 mSv per tahun
Masyarakat umum * rata-rata I mSv per tahun
* I kejadian 5 mSv.
Dosis-dosis radiasi khusus:
Para pekerja radiasi * rata-rata I sampai 3 mSv per tahun
* jangkauan keragaman 0 sampai 20 mSv.
Pemeriksaan dada dengan sinar-X * kira-kira 1 mSv permeriksaan
* jangkauan keragaman 0,1 sampai 10 Sv
Pemeriksaan seluruh tubuh dengan sinar-X * sampai 20 mSv per pemeriksaan
Gas Radon dalam rumah * rata-rata 2 sampai 4 mSv pertahun
* jangkauan keragaman 0,2 sampai 500
mSv
Radiasi latar belakang * kebanyak 1 sampai 2 mSv per tahun
* dalam kasus ekstrim sampai 20 mSv
Bahan bangunan * 0,2 sampai 1 mSv per tahun
Pengaruh stasiun pembangkit listrik
tenaga nuklir terhadap lingkungan * maksimum yang diijinkan 0,1 mSv per tahun
* kenyataannya sering 0,001
sampai 0,01 mSv
Dosis terapi radiasi

Jumlah radiasi yang digunakan dalam terapi radiasi diukur abu-abu (Gy), dan
bervariasi tergantung pada jenis dan tahap kanker diperlakukan. Untuk kasus-
kasus kuratif, dosis khas untuk tumor epitel padat berkisar dari 60 80 Gy,
sementara limfoma tumor diperlakukan dengan 20 hingga 40 Gy.

Pencegahan (ajuvan) dosis yang biasanya sekitar 45-60 Gy dalam pecahan Gy 1.8-
2 (untuk payudara, kepala dan leher kanker masing-masing.) Banyak faktor lain
dianggap oleh jumlah ahli onkologi radiasi ketika memilih dosis, termasuk apakah
pasien menerima kemoterapi, apakah terapi radiasi yang diatur sebelum atau
setelah operasi, dan tingkat keberhasilan operasi.

Pengiriman parameter dosis ditentukan ditentukan selama pengobatan


perencanaan (bagian dari dosimetry). Perencanaan pengobatan umumnya
dilakukan di komputer khusus yang menggunakan perawatan khusus perangkat
lunak perencanaan. Tergantung pada metode pengiriman radiasi, beberapa sudut
atau sumber dapat digunakan untuk jumlah untuk total dosis diperlukan. Perencana
akan mencoba untuk merancang rencana yang memberikan dosis seragam resep
untuk tumor dan meminimalkan dosis sekitarnya jaringan sehat.

Anda mungkin juga menyukai