Anda di halaman 1dari 34

PENGUKURAN DAN SATUAN

AKTIVITAS RADIOISOTOP

Teknik Kedokteran Nuklir Dasar


PENGUKURAN
 Dosimetri adalah ilmu yang mempelajari
tentang perhitungan dan pengukuran dosis
radiasi.
 Dalam aplikasi medis, pengetahuan dosimetri
sangat vital karena berhubungan dengan
aspek keselamatan dan kesuksesan dalam
prosedur diagnostik maupun terapi.
 Dalam dosimetri radiasi sumber radiasi
diperlakukan sebagai sumber energi yang
akan berinteraksi dengan materi baik melalui
partikel maupun melalui foton.
Dosis paparan
 Dosis paparan erat hubungannya dengan radiasi
yang berasal dari sumber eksternal. Sumber
radiasi eksternal yang patut diperhitungkan hanya
sumber radiasi pemancar sinar gamma atau sinar-
x.
 Satuan lama adalah roentgen (R).
 Satuan roentgen diukur pada kondisi standar 0oC
dan 76 cmHg, dan
 1 R didefinisikan sebagai jumlah muatan yang
terbentuk akibat ionisasi sinar gamma atau sinar-X
sebanyak 1 statcoulomb (SC) tiap 1 cm3 udara,
atau:
 1 R = 1 SC/cm3
Dosis paparan
 Energi yang diperlukan untuk membuat membuat
satu pasangan ion di udara adalah

 Oleh karena itu 1 Rontgen dapat dikonversikan ke


Joule sebagai berikut :

 Satuan Rontgen penggunaannya terbatas untuk


mengetahui besarnya paparan radiasi sinar-X atau
sinar Gamma di udara.
Dosis paparan
 Satuan yang terbaru yang digunakan saat ini adalah
exposure unit (X), dimana 1 X didefinisikan
sebagai muatan sejumlah 1 C yang terbentuk
dalam 1 kg udara sebagai akibat ionisasi sinar-X
atau radiasi gamma, sehingga:
 1 X = 1 C/kg
 Hubungan antara X dan R adalah:
1 X = 3881 R
 Satuan Rontgen belum bisa digunakan untuk
mengetahui besarnya paparan yang diterima oleh
suatu medium, khususnya oleh jaringan kulit
manusia.
Dosis serap
 Efek radiasi juga berhubungan dengan
besarnya energi radiasi yang diserap pada
sumber radiasi internal yang terdeposit
dalam material.
 Satuan lama dari dosis serap adalah rad
(radiation absorbed doses), dimana 1 rad
didefinisikan sebagai jumalah energi 100 erg
yang diserap oleh 1 gram materi, atau
 1 rad = 100 erg/g
Dosis serap
 Satuan terbaru untuk dosis serap adalah
gray (Gy), dimana 1 Gy didefinisikan
sebagai energi sebesar 1 J yang diserap oleh
1 kg materi, atau :
 1 Gy = 1 J/kg
 Hubungan antara rad dan Gy adalah:
1 Gy = 100 rad
 Kalau 1 R = 0,00869 Joule/kg. udara, maka
1 R akan memberikan dosis absorbsi
sebesar 0,00869/0,01 Rad atau sama
dengan 0,869 Rad. Jadi 1 R = 0,869 Rad.
Umur paro efektif
 Dosis absorbsi yang diterima oleh materi
dimana di dalam materi tersebut terdeposisi
suatu sumber radiasi internal akan ditentukan
oleh dua faktor inheren yang tidak tergantung
pada jumlah radioisotop yang terdeposisi.
 Kedua faktor inheren ini adalah:
1. Waktu paro akibat dari proses peluruhan
radiosiotop.
2. Eleminasi radioisotop dari suatu jaringan
akibat mekanisme biologi (misalnya
ekskresi).
Umur paro efektif
 Untuk proses pertama, dikenal adanya besaran
tetapan peluruhan fisika, λF, dimana

 Besaran TF adalah waktu paro fisika, yaitu


waktu yang dibutuhkan oleh radioisotop untuk
meluruh sehingga tersisa separo dari jumlah
semula.
 Besaran waktu paro hanya berlaku untuk
radioisotop dan tidak berlaku untuk isotop
stabilnya. Contohnya 131I memiliki waktu paro
fisika 8 hari, tetapi 127I tidak memiliki waktu
paro fisika karena bersifat stabil.
Umur paro efektif
 Proses kedua berkaitan dengan mekanisme
biologi dari suatu atom/unsur di dalam
organ/jaringan.
 Mekanisme ini hanya terkait dengan sifat
kimia dari atom atau unsur dalam suatu
organ/jaringan dan tidak berhubungan
dengan sifat keradioaktivitasnya. Artinya,
baik radioisotop maupun isotop stabilnya
akan memiliki umur paro biologi yang sama.
 Nilai tetapan peluruhan biologi, λB dapat
dinyatakan sebagai :
Umur paro efektif
 Besaran TB merupakan umur paro biologi, yaitu yang
dibutuhkan untuk mengeliminasi/ mengekskresikan
suatu atom/unsur shg tersisa separo dari jumlah
semula.
 Kedua faktor diatas secara bersama-sama
berpengaruh terhadap mekanisme lenyapnya suatu
radioisotop dari organ/jaringan. Untuk memasukkan
kedua faktor tersebut, maka digunakan terminologi
tetapan peluruhan efektif, atau λE dimana

 Dengan menggunakan tetapan peluruhan efektif maka


dapat dideskripsikan waktu paro efektif, TE dimana
Relative Biological Effectiveness
(RBE) dan Quality Factor (QF)
 Relative Biological Effectiveness (RBE) didefinisikan
sebagai perbandingan antara jumlah energi sinar-
X 200 keV terhadap energi dari radiasi
sembarang yang dapat memicu efek biologi
tertentu yang sama.
 Nilai RBE yang didapatkan hanya digunakan untuk
aplikasi biologi radiasi dan berlaku pada suatu
kondisi eksperimen tertentu pada suatu
organisme tertentu.
Nilai QF untuk beberapa jenis radiasi
Jenis radiasi QF
Radiasi gamma dari radium dan anak luruhnya 1
(difilter dengan platina setebal 0,5 mm)

Sinar-X 1
Radiasi beta dan elektron dengan energi > 0,03 1
MeV
Radiasi beta dan elektron dengan energi < 0,03 1,7
MeV
Radiasi netron termal 2
Radiasi netron cepat 10
Radiasi proton 10
Radiasi alpha 20
Radiasi ion berat 20
Dosis ekivalen
 Dosis ekivalen, H, memiliki satuan sievert (Sv), dimana
H didefinisikan sebagai:
H (Sv) = D (Gy) × QF × DF
 Besaran DF adalah distribution factor, yang menunjukkan
bagaimana suatu radiosiotop terdistribusi ke dalam
organ atau jaringan.
 Berdasarkan persamaan untuk H, maka sinar-X atau
radiasi beta dengan dosis serap 1 mGy akan
menghasilkan dosis ekivalen sebesar 1 mSv, sedangkan
netron cepat dengan dosis serap 1 mGy akan
menghasilkan dosis ekivalen sebesar 10 mSv.
Berdasarkan contoh yang telah diberikan, maka dapat
diketahui bahwa besaran dosis serap (Gy) hanya
mencakup aspek fisis saja, sedangkan dosis ekivalen (Sv)
mencakup baik aspek fisis maupun aspek biologis. Dosis
batas, yang biasa disebut sebagai maximum allowable
radiation dose dinyatakan dalam satuan Sv atau mSv.
Gambaran perbedaan antara besaran dosis serap (D)
dan dosis ekuivalen (H)

 Dengan memperhatikan nilai R utk masing-


masing radiasi, radiasi  (R =1) dgn dosis serap
1 Gy memberikan efek biologi dgn nilai kerugian
1/20 kali kerugian yg ditimbulkan oleh 1 Gy
radiasi  (R =20) atau ½ kali kerugian yg
ditimbulkan oleh 1 Gy sinar  (R =2).
 Radiasi gamma dgn dosis 1 Sv memberikan efek
biologi yg nilai kerugiannya sama dengan yg
ditimbulkan oleh 1 Sv radiasi  atau 1 Sv radiasi
.
Dosis efektif
 Dosis efektif, HE dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan berikut ini.

 Dosis efektif pada dasarnya adalah dosis ekivalen


pada suatu jaringan target dengan
mempertimbangkan faktor bobot jaringan. Satuan
dosis efektif sama dengan dosis ekivalen yaitu
sievert (Sv).
Faktor bobot jaringan untuk organ tubuh
manusia

Jaringan WT
Gonad 0,25
Payudara 0,15
Sumsum tulang 0,12
Paru-paru 0,12
Tiroid 0,03
Permukaan tulang 0,03
Sisa tubuh lainnya 0,30
Total 1
Contoh
 Telah terjadi suatu kecelakaan kerja di laboratorium
sehingga 370 kBq radioisotop 131I terserap masuk ke dalam
tubuh pekerja laboratorium. Setelah masuk ke dalam
tubuh, radioisotop terdistribusi sebanyak 74 kBq di
kelenjar tiroid dan sisanya terdistribusi merata ke seluruh
tubuh. Dengan menggunakan pengukuran bioassay dan
pemindai seluruh tubuh (whole body scanning), fisikawan
medis memperkirakan bahwa dosis serap yang diterima
kelenjar tiroid adalah 123 mGy dan untuk seluruh tubuh
adalah 0,26 mGy. Tentukan dosis efektif total yang diterima
pekerja laboratorium tersebut.
 Penyelesaian
 Dari Tabel untuk tiroid WT = 0,03 dan seluruh tubuh WT =
1 - 0,03 = 0,97 sehingga dosis efektif total adalah :
Soal
1. Berkas radiasi  menyerahkan energinya sebanyak
10-3 Joule kepada medium yang bermassa 20 gram.
Berapa dosis serap yang diterima medium tersebut
dalam mGy ?
2. Suatu jaringan menerima dosis serap sebesar 50
rad dari berkas neutron berenergi 5 keV. Berapa
dosis ekuivalen yg diterima jaringan tersebut
dinyatakan dalam mSv ?
3. Suatu jaringan tubuh dengan faktor bobot jaringan
0,20 menerima dosis efektif sebesar 5 mSv akibat
penyinaran dari sumber radiasi alpha yg mengendap
di dalamnya. Berapa dosis serap dr sumber itu ?
4. Berkas sinar gamma dengan nilai exposure 5 R
menyinari jaringan tubuh manusia yg mempunyai
faktor bobot radiasi 0,12. berapa dosis efektif yg
diterima jaringan itu ?
Aktifitas/pancaran
 Pancaran radiasi sifatnya sama dengan pancaran cahaya
yaitu menyebar ke segala arah. Oleh karena itu banyaknya
partikel yang dipancarkan per satuan waktu dari suatu
sumber radiasi merupakan ukuran intensitas atau aktivitas
suatu sumber radiasi.
 Banyaknya partikel yang dipancarkan per satuan waktu
sering juga dinamakan dengan peluruhan per satuan waktu.
Apabila suatu sumber radiasi memancarkan 1 partikel per
detik maka aktivitas sumber radiasi tersebut adalah 1
Bacquerel.
 Nama Bacquerel dipakai sebagai satuan untuk aktivitas
sumber radiasi, disingkat menjadi Bq. Dengan demikian
maka :
1 Becquerel (Bq) = 1 peluruhan per detik
Aktifitas sumber
 Aktifitas menyatakan jumlah (banyaknya)
desintegrasi/detik yang terjadi pada suatu
sumber

 Aktifitas meruapakan suatu besaran, dengan


satuannya adalah :
- Becquerel (Bq)
- Curie (Ci)

12/3/2019
 Satu Curie didenifinisikan sebagai :

Hubungan antara satuan Bacquerel dan satuan Curie adalah


sebagai berikut :

atau :

1 Bequerel (Bq) = 27,027 X 10-12 Curie (Ci)


 Kedua satuan aktivitas radiasi tersebut, Curie dan Bequerel,
sampai saat ini masih tetap dipakai.
 Pada umumnya untuk intensitas radiasi yang tinggi
digunakan satuan Curie, sedangkan untuk intensitas rendah
digunakan satuan Bequerel. Radiasi intensitas rendah sering
juga memakai satuan mili dan mikro, dimana
Rumus peluruhan radioisotop

At = Ao . e-t

At = Aktifitas setelah t detik


Ao = Aktifitas awal
e = bilangan logaritma
- = konstanta peluruhan (decay constant)
t = waktu peluruhan

12/3/2019
Jika terjadi
aktifitas setelah t detik = ½ aktifitas awal,
Maka waktu peluruhan t disebut t1/2
(waktu paroh = half life = half value period)

Jika A = ½ Ao

Maka

T = t1/2 = half life value period

12/3/2019
Tabel t1/2 isotop radioaktif

Atom A Z t1/2 Radiasi


Sodium 24 11 15 hours , 
Phospor 32 15 14 days , 
Iron 59 26 45 days , 
Cobalt 60 27 5,3 years , 
Iodine 131 53 8 days , 
Iodine 132 53 2,3 hours , 
Caesium 137 55 30 years , 
Radium 226 88 1620 

12/3/2019
A = ½ Ao substitusi kedalam rumus peluruhan

½ Ao = Ao. e-t1/2
½ = e-t1/2
2 = e-t1/2
ln2 = Ln e-t1/2
0,693 = t1/2
t1/2 = 0,693 / 

12/3/2019
Contoh soal
 Sumber radioaktif Au -198 dengan
aktifitas 2,0 mCi ditanam dalam tubuh
pasien.
 Tentukan besarnya radiasi yang diemisikan
, jika diketahui t1/2 = 2,69 hari
1 hari = 8,64 x 104 s

12/3/2019
Penyelesaian
A, dicari lebih dulu umur rata-rata Au-198
t rata-rata = 1,44 x t1/2
= 1,44 x 2,69 hari
= 3,87 hari
B, kemudian dihitung radiasi yang diemisikan
Menghitung radiasi yang diemisikan :

= 2,0 mCi x 3,87 x 8,64 x 104 s


= 66,87 x 104 mCi.s
padahal 1 Ci = 3,7 x 1010 Bq
jadi
Dimasukkan dalam hitungan
= 66,87 x 104 x 3,7 x 107 Bq.s
= 247,42 x 1011 Bq.s
= 247,42 x 1011 desintegrasi
Contoh soal :
1. Aktifitas mula-mula bahan radioaktif adalah 800 peluruhan
per menit. Selang 24 menit kemudian, aktifitasnya menjadi
640 peluruhan per menit.
a. Tentukan konstanta peluruhan
b. Tentukan waktu paro dari bahan radioaktif
tersebut
2. Isotop 6Cu11 mempunyai tetapan peluruhan 0,034 menit-1.
Berapa aktivitas isotop tersebut setelah dua jam jika
aktifitas mula-mulanya 2 Ci?
3. Bahan radioaktif melakukan peluruhan 5000 kali tiap menit.
Berapa aktifitas bahan tersebut dalam curie?

12/3/2019
Jawab
1. A. Konstanta peluruhan zat radioaktif dapat dihitung menggunakan
persamaan :
At = A0.e-t dengan
At = 640 peluruhan per menit,
A0= 800 peluruhan per menit
t = 24 menit
640 = 800 e-.24 atau ln 640 =ln 800 - .24
 = 0,0093 menit-1
B. Waktu paro zat radioaktif dapat dihitung menggunakan persamaan
(2.3):
T1/2 = 0,693 /
= 0,693/0,0093 = 74,5 menit

12/3/2019
2. Waktu paro dari 6C11 adalah :
T1/2 = 0,693/0,034 = 20 menit
aktifitas 6C11 setelah dua jam dapat dihitung
menggunakan persamaan (2.6) :
At = Ao (1/2)n dengan n =t/T1/2
=2 jam/20 menit
=120 menit /20 menit = 6
At = 2 (1/2)6 = 2 x 1/64 Ci = 0,03 Ci
Jadi aktifitas 6C11 yang tersisa setelah dua jam :
0,03 Ci

12/3/2019
3. Bahan radioaktif melakukan 5000 peluruhan per
menit atau 5000/60 peluruhan per detik,
sehingga aktifitas bahan tersebut adalah : 83,33
dps atau 83,33 Bq.
Mengingat 1 Bq = 1/3,7 x 10-10 Ci, maka aktifitas
bahan dalam satuan Ci adalah :
A = 83,33 / 3,7 x 10-10 Ci
= 2,25 x 10-9 Ci
= 2,25 nCi

12/3/2019
Tabel 4. Laju penyinaran sinar gamma untuk bermacam-macam isotop dengan
aktivitas 1 Ci pada jarak 1 m.

Waktu Energi Sinar- Laju Penyinaran pada jarak 1


Isotop Paruh (MeV) m
( R / Jam )
Na-22 2,6 tahun 2,3 1,32
Na-24 15 jam 1,38 ; 2,76 1,89
K-24 12,4 jam 1,5 0,15
Cr-51 27 jam 0,32 0,02
Mn-52 5,7 hari 0,73 ; 1,46 1,93
Ir-192 74 hari 0,13 – 0,61 0,50
Co-60 5,3 tahun 1,17 ; 1,33 1,30
Cs-137 30 tahun 0,66 0,33
Ra(B+C) (utama 0,41) Catatan :
Filter 0,5 mm Pt (f = 1, Q = 1)

Anda mungkin juga menyukai