Anda di halaman 1dari 15

Laporan Praktek Radiologi

Dosen Pembimbing :

Bpk. Sumarsono, Dipl.Rad,S.Si

Judul : Fungsi Komponen Utama Pesawat


Magnetic Resonance Imaging ( MRI )

Disusun Oleh : Kelompok Ganjil Kelas B

Radiologi
Akademi Teknik Elektromedik
Muhammadiyah Makassar
Semester V

1
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakaatuh


Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas
rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan
laporan praktek radiologi yang berjudul “Fungsi Komponen Utama
Pesawat Magnetic Resonance Imaging ( MRI )”.
Dalam penulisan laporan praktek radiologi ini penulis
berterima kasih kepada Bapak Sumarsono selaku pembimbing dan
pihak pihak Rumah Sakit Wahidin Sudiro Husodo Kota Makassar
karena memberikan penulis kesempatan untuk berkunjung ke
rumah sakit dalam rangka melakukan praktek yang berkaitan
dengan alat alat radiologi. Selain itu penulis menyadari masih
banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun
materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk
itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi
menyempurnakan hasil dari laporan ini.
Semoga materi yang penulis muat dalam laporan ini dapat
bermanfaat dan dapat diterima oleh bapak pembimbing serta
menjadi bahan pembelajaran kedepannya , khususnya bagi penulis
sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai, Amiin.
Billahi fii sabiilil haq, Fastabiqul Khaerat
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Makassar, 22 Desember 2016

Kelompok Ganjil

2
Kelas B

DAFTAR ISI
Sampul......................................................................................................................................
1
Kata Pengantar.........................................................................................................................
2 ..............................................................................................................................................
Daftar Isi ..................................................................................................................................
3
BAB I HALAMAN ISI..........................................................................................................
4
1.1 Dasar Teori.......................................................................................................................
4
1.2 Fungsi Komponen Utama Pesawat Magnetic Resonance Imaging ( MRI ) ....................
7

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................


13

Lampiran

3
BAB I
HALAMAN ISI

I.1. Dasar Teori

Magnetic Resonance Imaging (MRI) adalah suatu teknik


penggambaran penampang tubuh berdasarkan prinsip resonansi magnetik inti
atom hidrogen. Tehnik penggambaran MRI relatif komplek karena gambaran
yang dihasilkan tergantung pada banyak parameter. Alat tersebut memiliki
kemampuan membuat gambaran potongan coronal, sagital, aksial dan oblik
tanpa banyak memanipulasi tubuh pasien Bila pemilihan parameternya tepat,
kualitas gambaran detil tubuh manusia akan tampak jelas, sehingga anatomi
dan patologi jaringan tubuh dapat dievaluasi secara teliti.
Magnetic Resonance Imaging yang disingkat dengan MRI adalah suatu
alat diagnostik mutahir untuk memeriksa dan mendeteksi tubuh dengan
menggunakan medan magnet dan gelombang frekuensi radio, tanpa operasi,
penggunaan sinar X ataupun bahan radioaktif.
Hasil pemeriksaan MRI adalah berupa rekaman gambar potongan
penampang tubuh/organ manusia dengan menggunakan medan magnet

4
berkekuatan antara 0,064 – 1,5 tesla (1 tesla = 1000 Gauss) dan resonansi
getaran terhadap inti atom hidrogen.
Beberapa faktor kelebihan yang dimilikinya, terutama kemampuannya
membuat potongan koronal, sagital, aksial dan oblik tanpa banyak
memanipulasi posisi tubuh pasien sehingga sangat sesuai untuk diagnostik
jaringan lunak.
Teknik penggambaran MRI relatif kompleks karena gambaran yang
dihasilkan tergantung pada banyak parameter. Bila pemilihan parameter
tersebut tepat, kualitas gambar MRI dapat memberikan gambaran detail tubuh
manusia dengan perbedaan yang kontras, sehingga anatomi dan patologi
jaringan tubuh dapat dievaluasi secara teliti.

Untuk menghasilkan gambaran MRI dengan kualitas yang optimal


sebagai alat diagnostik, maka harus memperhitungkan hal-hal yang berkaitan
dengan teknik penggambaran MRI, antara lain :
a. Persiapan pasien serta teknik pemeriksaan pasien yang baik
b. Kontras yang sesuai dengan tujuan pemeriksaanya
c. Artefak pada gambar, dan cara mengatasinya
d. Tindakan penyelamatan terhadap keadaan darurat.
 Tipe MRI
MRI bila ditinjau dari tipenya terdiri dari :
a. MRI yang memiliki kerangka terbuka (open gantry) dengan ruang yang
luas
b. MRI yang memiliki kerangka (gantry) biasa yang berlorong sempit.
Sedangkan bila ditinjau dari kekuatan magnetnya terdiri dari :
a. MRI Tesla tinggi ( High Field Tesla ) memiliki kekuatan di atas 1 – 1,5
T
b. MRI Tesla sedang (Medium Field Tesla) memiliki kekuatan 0,5 – T
c. MRI Tesla rendah (Low Field Tesla) memiliki kekuatan di bawah 0,5 T.

5
Sebaiknya suatu rumah sakit memilih MRI yang memiliki tesla
tinggi karena alat tersebut dapat digunakan untuk teknik Fast Scan yaitu
suatu teknik yang memungkinkan 1 gambar irisan penampang dibuat dalam
hitungan detik, sehingga kita dapat membuat banyak irisan penampang
yang bervariasi dalam waktu yang sangat singkat. Dengan banyaknya
variasi gambar membuat suatu lesi menjadi menjadi lebih spesifik.

 Prinsip MRI
Pasien ditempatkan dalam medan magnet, dan gelombang
elektromagnet pulsa diterapkan untuk membangkitkan “objective nuclide”
di dalam tubuh. Nuclide yang dibangkitkan akan kembali ke dalam energi
semula dan akan melepaskan energi yang diserap sebagai gelombang
elektromagnet. Gelombang elektromagnet yang dilepas ini adalah sinyal
MR. Sinyal ini dideteksi dengan kumparan (coil) untuk membentuk suatu
gambar (image).
Yang perlu diperhatikan dengan memakai MR adalah nucleus
(proton di dalam tubuh). Nucleus mempunyai massa dan muatan positif
serta berputar pada sumbunya. Nucleus yang berputar ini dianggap sebagai
suatu magnet batang kecil (small bar magnet). Karena nucleus ditempatkan
di dalam medan magnet statis, maka akan berputar (precession). Ketika
suatu pulsa RF yang mempunyai frekuensi sama dengan
kecepatan/frekuensi dari putaran diberikan, nucleus menyerap energi dari
pulsa (yang disebut gejala resonansi). Pulsa RF adalah gelombang
elektromagnet dan disebut pulsa RF (Radio Frequency) karena band
frekuensinya. Ketika pulsa RF dimatikan, nucleus kembali ke keadaan
semula sambil melepaskan energi yang diserap (yang disebut relaxation).
Dengan membuat nucleus memancarkan sinyal ketika melepaskan energi
yang diserap, suatu gambar (image) dihasilkan.

6
Gambar Komposisi dasar sistem MRI

I.2. Fungsi Komponen Utama Pesawat Magnetic Resonance Imaging ( MRI )


Secara garis besar Komponen Utama MRI terdiri dari :
a. Sistem magnet yang berfungsi membentuk medan magnet.
Agar dapat mengoperasikan MRI dengan baik, kita perlu mengetahui tentang :
tipe magnet, efek medan magnet, magnet shielding ; shimming coil dari
pesawat MRI tersebut.
b. Sistem pencitraan berfungsi membentuk citra yang terdiri dari tiga buah
kumparan koil, yaitu:
- Gradien coil X, untuk membuat citra potongan sagittal.
- Gardien coil Y, untuk membuat citra potongan koronal.
- Gradien coil Z untuk membuat citra potongan aksial .
Bila gradien koil X, Y dan Z bekerja secara bersamaan maka akan terbentuk
potongan oblik

7
Gambar 3 Potongan sagittal dari kepala manusia

c. Sistem frekuensi radio berfungsi membangkitkan dan memberikan radio


frekuensi serta mendeteksi sinyal.
d. Sistem komputer berfungsi untuk membangkitkan sekuens pulsa, mengontrol
semua komponen alat MRI dan menyimpan memori beberapa citra.
e. Sistem pencetakan citra, fungsinya untuk mencetak gambar pada film rontgent
atau untuk menyimpan citra.
Sebagai inti dari MRI adalah magnet untuk menghasilkan medan magnet
statis. Berikut adalah 3 macam magnet yang sekarang dipakai dalam sistem
MRI:
1. Magnet tetap (Permanent Magnet/PM)
2. Magnet resistif (Resistive Magnet/RM)
3. Magnet superkonduktif (Superconductive Magnet/SCM)

1. Magnet tetap (Permanent Magnet/PM)

Magnet tetap adalah sama dengan suatu magnet batang. Sistem MRI
yang menggunakan suatu magnet tetap dapat dianggap suatu magnet
batang yang besar.

N
S

Patient Large bar magnet

Magnetic field
N
S

8
Gambar 4 MRI dengan magnet tetap

Ciri-ciri sistem MRI yang menggunakan magnet tetap adalah sebagai


berikut:

1. Karena tidak ada daya listrik untuk menghasilkan medan magnet,


biaya pemakaian sangat rendah.
2. Sistem sangat berat.
Keuntungan sistem ini adalah biaya pemakaian (running cost) yang
sangat rendah dibanding sistem yang lain (magnet kumparan dan
magnet superkonduktif).

2. Magnet Resistif (Resistive Magnet/RM)

Magnet resistif dapat dianggap suatu magnet listrik. Magnet ini


menghasilkan medan magnet yang kuat dengan mengalirkan suatu arus
listrik yang besar melalui suatu kumparan tembaga, aluminium, atau
materi yang lain yang mempunyai hambatan listrik (electric resistance)
rendah.

Cooling-water flanges
(sandwitching the coil)

Cooling
Coil
Water
(Aluminium sheet)

9
Gambar 5 Metoda MRI dengan magnet resistif

Ciri-ciri sistem magnet resistif adalah sebagai berikut:

1. Termasuk tidak mahal


2. Gampang untuk menangani
3. Biaya pemakaian sangat tinggi karena:
a. Arus sebesar 200 A mengalir
b. Harus ada aliran air untuk pendinginan sistem, karena panas yang
terjadi sangat tinggi

3. Magnet Superkonduktif (Superconductive Magnet/SCM)

Dari 3 macam magnet, magnet superkonduktif mungkin paling


tidak dikenal. Magnet ini adalah suatu magnet listrik yang menggunakan
suatu kumparan sebagai materi dengan suatu gejala superkonduktif
terjadi. Gejala superkonduktif adalah bahwa hambatan listrik (electrical
resistance) dari suatu logam menjadi nol bila metal didinginkan dengan
temperature yang sangat rendah (-272° C), dan temperature pada saat
tersebut disebut temperature kritis (critical temperature) Tc. Hambatan
listrik menjadi nol berarti bahwa suatu arus besar dapat mengalir dengan
memakai tegangan (voltage) rendah beberapa volt.
Temperature

Critical Temperature Tc

10

resistance
Electrical
Gambar 6 Gejala superkonduktif

Ciri-ciri sistem MRI dengan magnet superkonduktif adalah sebagai


berikut:

1. Pemakaian daya listrik sangat rendah dibandingkan dengan sistem


magnet kumparan.
2. Medan magnet yang kuat dapat dihasilkan karena arus listrik yang
cukup besar dapat dialirkan.
3. Untuk mendapatkan temperatur yang sangat rendah, kumparan harus
dicelupkan ke dalam helium cair (-272° C).
Magnet superkonduktif memerlukan biaya daya listrik yang rendah
daripada magnet kumparan untuk mendapatkan medan magnet yang kuat,
yang membuat magnet superkonduktif lebih berguna, tetapi masalahnya
adalah helium cair yang dibutuhkan untuk mendinginkan kumparan.

Kekurangan dengan menggunakan helium cair adalah sebagai berikut:

1. Tidak mudah untuk menangani


2. Harga helium cair sangat mahal
3. Helium cair menguap pada kecepatan 0,6 sampai 0,7 liter/jam
4. Penggunaan kembali helium gas sesudah penguapan adalah sulit

2.4 Pelindung untuk MRI

11
Dua macam pelindung (shield) sangat penting untuk MRI:

1. MRI dipengaruhi oleh noise radio


Gelombang elektromagnet yang digunakan MRI mempunyai frekuensi
yang sama dengan siaran radio. Jika sistem MRI yang dipasang tanpa
pelindung (shield), maka akan terpengaruh noise radio serta
mempengaruhi mutu gambar (image) yang dihasilkan. Untuk
menjamin mutu gambar, seluruh sistem ruang MRI harus diberi
pelindung.

Radio-wave shield
Radio
noise

Gambar 7 Radio-wave (RF) shield

2. MRI dipengaruhi bahan magnet (pengaruh luar terhadap sistem MRI)


Jika ada suatu benda dari bahan magnet di sekeliling MRI, akan
mengganggu uniformity dari medan magnet yang menyebabkan mutu
gambar menjadi rendah. Pelindung magnet tidak diperlukan karena
kasus ini tergantung pada kondisi sekeliling.

12
Daftar Pustaka

unhas.ac.id/.../TUGAS/TUGAS.../MRI%20(%20MUHAMMAD
%20YUNUS.../mri.pdf

https://healthandmedicalsciences.wordpress.com/2012/11/17/119/

www.litbang.depkes.go.id/media/data/mri.pdf

http://en.wikipedia.org/wiki/Magnetic_resonance_imaging#Background_information

Susy Suswaty, Prosedure Teknik Penggam-baran MRI, Makalah yang disampaikan


pada Pelatihan Dosen APRO Depkes . Jakarta , 1992.

Stark, David D. Magnetic Resonance Imaging. The CV Mosby Company.Toronto,


1988.

Smityh, Francis W, NMR Historical Aspects in Modern Neuroradiological.

13
Lampiran
Nama – nama yang masuk kedalam kelompok Ganjil Klas B Praktek Radiologi
1. Muhammad Rifaldi Masulili ( NIM.14.047 )
2. Muhammad Teyza Furqon ( NIM.14.049 )
3. Musyafir Rabani ( NIM.14.051 )
4. Nur Achmad ( NIM.14.053 )
5. Nur Fadillah ( NIM.14.055 )
6. Bryan Christopher ( NIM.14.057 )
7. Rahmat Hidayat ( NIM.14.059 )
8. Riska Amelia ( NIM.14.061 )
9. Rusdin Avianto ( NIM.14.065 )
10. Septyawan Renaldy ( NIM.14.067 )
11. Sitti Zumrah N Noho Laidia ( NIM.14.069 )
12. Suriyadi ( NIM.14.071 )
13. Suwandi Umagapi ( NIM.14.073 )
14. Syahrul Qadri ( NIM.14.075 )
15. Usman Hud ( NIM.14.077 )
16. Mirna Susiana ( NIM.14.085 )

14
15

Anda mungkin juga menyukai