Anda di halaman 1dari 19

NK KTT

15 13 3.e

TUGAS MANDIRI

MATA KULIAH FISIKA LINGKUNGAN

(Gelombang MRI dan Proses Fisisnya)

Oleh :

Nama : Yonatan Vari


NIM : ACB 116 012
Dosen Pengampu : Drs. Muhammad Nawir, M.Si

PRODI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN PMIPA FKIP
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah penulis dapat menyelasaikan makalah
dengan judul “Gelombang MRI dan Proses Fisisnya” ini sebatas pengetahuan dan
kemampuan yang dimiliki. Dan penulis berterima kasih pada Bapak Drs. Muhammad Nawir,
M.Si selaku Dosen mata kuliah Fisika Lingkungan yang telah memberi tugas ini pada
penulis.
Penulis berharap makalah ini dapat digunakan dalam rangka menambah wawasan
sertas pengetahuan kita. Penulis juga menyadari bahwa dalam tugas ini terdapat kekurangan
– kekurangan dan jauh dari apa yang penulis harapkan. Untuk itu penulis harapkan adanya
kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang. Sebelumnya penulis
mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata – kata yang kurang berkenan.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan Sains yang begitu pesat, terutama di bidang teknologi kesehatan telah
mendorong begitu banyak inovasi didalamnya. Salah satu Inovasi tersebut ialah terciptanya
MRI (Magnetic Resonance Imaging) yang merupakan salah satu dari bentuk penerapan
gelombang Elektromagnetik dalam kehidupan manusia.. MRI (Magnetic Resonance
Imaging) merupakan suatu alat diagnostik mutakhir untuk memeriksa dan mendeteksi tubuh
anda dengan menggunakan medan magnet yang besar dan gelombang frekuensi radio, tanpa
operasi, penggunaan sinar X, ataupun bahan radioaktif. selama pemeriksan MRI akan
memungkinkan molekul-molekul dalam tubuh bergerak dan bergabung untuk membentuk
sinyal-sinyal. Sinyal ini akan ditangkap oleh antena dan dikirimkan ke komputer untuk
diproses dan ditampilkan di layar monitor menjadi sebuah gambaran yang jelas dari struktur
rongga tubuh bagian dalam.
MRI menciptakan gambar yang dapat menunjukkan perbedaan sangat jelas dan lebih
sensitive untuk menilai anatomi jaringan lunak dalam tubuh, terutama otak,.sumsum tulang
belakang, susunan saraf dibandingkan dengan pemeriksaan x-ray biasa maupun CT scan
Juga jaringan lunak dalam susunan musculoskeletal seperti otot, ligament , tendon , tulang
rawan , ruang sendi seperti misalnya pada cedera lutut maupun cedera sendi bahu.
Pemeriksaan lain yang dapat dilakukan dengan MRI yaitu evaluasi anatomi dan kelainan
dalam rongga dada, payudara , organ organ dalam perut, payudara, pembuluh darah, dan
jantung.
Manfaat gelombang MRI dalam kehidupan manusia terkhususnya dalam bidang
kesehatan yang begitu besar. Berdsarkan uraian latar belakang diatas maka disini penulis
membuat makalah yang berjudul “Gelombang MRI dan Proses Fisisnya” agar kami bisa
mengetahui lebih jelas lagi tentang dampak MRI bagi kehidupan.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang diangkat oleh penulis yaitu sebagai berikut :
1. Apa pengertian dan sejarah perkembangan dari MRI ?
2. Apa saja tipe tipe dari MRI ?
3. Apa saja instrumen yang terdapat dalam MRI ?
4. Apa kelebihan dan kekurangan dari MRI ?
5. Bagaimana prinsip kerja dari MRI ?
6. Bagaimana bentuk persamaan fisika yang digunakan dalam MRI ?
7. Bagaimana aplikasi MRI dalam kehidupan manusia ?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini yaitu sebagai berikut
1. Dapat mengetahui pengertian dari MRI
2. Dapat mengetahui jenis jenis MRI
3. Dapat mengenali bagian bagian yang terdapat dalam MRI
4. Dapat mengetahui kelebihan dan kelemahan yang terdapat pada MRI
5. Dapat memahami prinsip kerja dari MRI
6. Dapat mengetahui persamaan fisika yang digunakan dalam MRI
7. Dapat mengetahui aplikasi MRI dalam kehidupan manusia
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian MRI
MRI (Magnetic Resonance Imaging) adalah teknik diagnostik yang memanfaatkan
penggunaan medan magnet dan gelombang radio untuk menghasilkan gambar rinci jaringan
lunak tubuh dan tulang. Prinsip kerja MRI adalah membuat pencitraan tulang
menggunakan magnet yang terbentuk di sekitar tubuh yang kemudian digunakan untuk
merangsang atom hidrogen. Setelah atom kembali ke tingkat rangsang normal, kemudian
bagian tubuh tersebt akan memancarkan energi yang nantinya terdeteksi pada scanner.
MRI scan umumnya dianggap sebagai studi pencitraan yang terbaik.
Perkembangan MRI dimulai pada tahun 1946 saat Felix Bloch dan Purcell
mengemukakan teori, bahwa inti atom bersifat sebagai magnet kecil, dan inti atom membuat
spinning dan precessing. Dari hasil penemuan kedua orang diatas kemudian lahirlah alat
Nuclear Magnetic Resonance (NMR) Spectrometer, yang penggunaannya terbatas pada
kimia saja. Setelah selama sepuluh tahun Raymond Damadian bekerja dengan alat NMR
Spectometer, maka di tahun 1971 ia menggunakan alat tersebut untuk pemeriksaan pasien.
Pada tahun 1979, The University of Nottingham Group memproduksi gambaran
potongan coronal dan sagittal (disamping potongan aksial) dengan NMR. Selanjutnya
karena kesamaan istilah yang digunakan untuk alat NMR dan kegunaan dari bagian NMR,
maka atas saran dari American College of Radio-Logi (1984), NMR dirubah menjadi
Magnetic Resonance Imaging (MRI) dan diletakkan di bagian Radiologi.
Magnetic Resonance Imaging yang disingkat dengan MRI adalah suatu alat
diagnostik mutahir untuk memeriksa dan mendeteksi tubuh dengan menggunakan medan
magnet dan gelombang frekuensi radio, tanpa operasi, penggunaan sinar X ataupun bahan
radioaktif. Hasil pemeriksaan MRI adalah berupa rekaman gambar potongan penampang
tubuh/organ manusia dengan menggunakan medan magnet berkekuatan antara 0,064 – 1,5
tesla (1 tesla = 1000 Gauss) dan resonansi getaran terhadap inti atom hidrogen.
Alat tersebut memiliki kemampuan membuat gambaran potongan coronal, sagital,
aksial dan oblik tanpa banyak memanipulasi tubuh pasien Bila pemilihan parameternya
tepat, kualitas gambaran detil tubuh manusia akan tampak jelas , sehingga anatomi dan
patologi jaringan tubuh dapat dievaluasi secara teliti.
Gambar . MRI (Magnetic Resonance Imaging)

Gambar . alat MRI

B. Jenis MRI (Lengkapi lagi)


MRI bila ditinjau dari tipenya terdiri dari :
a. MRI yang memiliki kerangka terbuka (open gantry) dengan ruang yang luas
b. MRI yang memiliki kerangka (gantry) biasa yang berlorong sempit.
Sedangkan bila ditinjau dari kekuatan magnetnya terdiri dari :
a. MRI Tesla tinggi ( High Field Tesla ) memiliki kekuatan di atas 1 – 1,5 T
b. MRI Tesla sedang (Medium Field Tesla) memiliki kekuatan 0,5 – T
c. MRI Tesla rendah (Low Field Tesla) memiliki kekuatan di bawah 0,5 T.
Sebaiknya suatu rumah sakit memilih MRI yang memiliki tesla tinggi karena alat tersebut
dapat digunakan untuk teknik Fast Scan yaitu suatu teknik yang memungkinkan 1 gambar
irisan penampang dibuat dalam hitungan detik, sehingga kita dapat membuat banyak irisan
penampang yang bervariasi dalam waktu yang sangat singkat. Dengan banyaknya variasi
gambar membuat suatu diagnosa menjadi menjadi lebih spesifik.

C. Instrumen pada MRI


Secara garis besar instrumen MRI terdiri dari:
a. Sistem magnet yang berfungsi membentuk medan magnet.
b. Sistem pencitraan berfungsi membentuk citra yang terdiri dari 3 buah kumparan koil,
yaitu :
1. Gradien koil X, untuk membuat citra potongan sagital
2. Gardien koil Y, untuk membuat citra potongan koronal
3. Gradien koil Z untuk membuat citra potongan aksial
Bila gradien koil X, Y dan Z bekerja secara bersamaan maka terbentuk potongan
oblik.
c. Sistem frekuensi radio berfungsi membangkitkan dan memberikan radio frekuensi serta
mendeteksi sinyal.
d. Sistem komputer berfungsi untuk membangkitkan urutan pulsa, mengontrol semua
komponen alat MRI dan menyimpan memori beberapa citra. Sistem pencetakan citra,
berfungsinya untuk mencetak gambar pada film Rongent atau untuk menyimpan citra
Sebagai inti dari MRI adalah magnet untuk menghasilkan medan magnet statis. Berikut
adalah 3 macam magnet yang sekarang dipakai dalam sistem MRI:
1. Magnet tetap (Permanent Magnet/PM)
Magnet tetap adalah sama dengan suatu magnet batang. Sistem MRI yang menggunakan
suatu magnet tetap dapat dianggap suatu magnet batang yang besar.

Gambar MRI dengan magnet tetap


Ciri-ciri sistem MRI yang menggunakan magnet tetap adalah sebagai berikut:
a. Karena tidak ada daya listrik untuk menghasilkan medan magnet, biaya pemakaian
sangat rendah.
b. Sistem sangat berat.
Keuntungan sistem ini adalah biaya pemakaian (running cost) yang sangat rendah
dibanding sistem yang lain (magnet kumparan dan magnet superkonduktif).

2. Magnet resistif (Resistive Magnet/RM)


Magnet resistif dapat dianggap suatu magnet listrik. Magnet ini menghasilkan medan
magnet yang kuat dengan mengalirkan suatu arus listrik yang besar melalui suatu
kumparan tembaga, aluminium, atau materi yang lain yang mempunyai hambatan listrik
(electric resistance) rendah.
Cooling-water flanges

(sandwitching the coil)

Cooling
Coil
Gambar Metoda MRI dengan magnet resistif
Water
(Aluminium sheet)

Ciri-ciri sistem magnet resistif adalah sebagai berikut:


1. Termasuk tidak mahal
2. Gampang untuk menangani
3. Biaya pemakaian sangat tinggi karena:
a. Arus sebesar 200 A mengalir
b. Harus ada aliran air untuk pendinginan sistem, karena panas yang terjadi
sangat tinggi
3. Magnet superkonduktif (Superconductive Magnet/SCM)
Magnet superkonduktif adalah suatu magnet listrik yang menggunakan suatu
kumparan sebagai materi dengan suatu gejala superkonduktif terjadi. Gejala
superkonduktif adalah bahwa hambatan listrik (electrical resistance) dari suatu logam
menjadi nol bila metal didinginkan dengan temperature yang sangat rendah (-272° C),
dan temperature pada saat tersebut disebut temperature kritis (critical temperature) Tc.
Hambatan listrik menjadi nol berarti bahwa suatu arus besar dapat mengalir dengan
memakai tegangan (voltage) rendah beberapa volt.

resistance
Electrical

Temperature

Gambar Gejala superkonduktif

Ciri-ciri sistem MRI dengan magnet superkonduktif adalah sebagai berikut:


1. Pemakaian daya listrik sangat rendah dibandingkan dengan sistem magnet
kumparan.
2. Medan magnet yang kuat dapat dihasilkan karena arus listrik yang cukup
besar dapat dialirkan.
3. Untuk mendapatkan temperatur yang sangat rendah, kumparan harus
dicelupkan ke dalam helium cair (-272° C).
Magnet superkonduktif memerlukan biaya daya listrik yang rendah daripada magnet
kumparan untuk mendapatkan medan magnet yang kuat, yang membuat magnet
superkonduktif lebih berguna, tetapi masalahnya adalah helium cair yang dibutuhkan
untuk mendinginkan kumparan.
Kekurangan dengan menggunakan helium cair adalah sebagai berikut:
1. Tidak mudah untuk menangani
2. Harga helium cair sangat mahal
3. Helium cair menguap pada kecepatan 0,6 sampai 0,7 liter/jam
4. Penggunaan kembali helium gas sesudah penguapan adalah sulit

Dua macam pelindung (shield) sangat penting untuk MRI:


1. MRI dipengaruhi oleh noise radio
Gelombang elektromagnet yang digunakan MRI mempunyai frekuensi yang sama
dengan siaran radio. Jika sistem MRI yang dipasang tanpa pelindung (shield), maka
akan terpengaruh noise radio serta mempengaruhi mutu gambar (image) yang
dihasilkan. Untuk menjamin mutu gambar, seluruh sistem ruang MRI harus diberi
pelindung.

2. MRI dipengaruhi bahan magnet (pengaruh luar


terhadap sistem MRI).
Jika ada suatu benda dari bahan magnet di sekeliling MRI, akan mengganggu
uniformity dari medan magnet yang menyebabkan mutu gambar menjadi rendah.
Pelindung magnet tidak diperlukan karena kasus ini tergantung pada Kondisi sekeliling.

D. Kelebihan dan kekurangan MRI


Beberapa faktor kelebihan yang dimiliki oleh MRI adalah kemampuannya membuat
potongan koronal, sagital, aksial tanpa banyak memanipulasi posisi tubuh pasien sehingga
sangat sesuai untuk diagnostic jaringan lunak. Kualitas gambar MRI dapat memberikan
gambaran detail tubuh manusia dengan perbedaan yang kontras, sehingga anatomi dan
patologi jaringan tubuh dapat dievaluasi secara teliti. Selain itu jika dibandingkan dengan
CT scan kelebihan MRI sebagai berikut :
1. MRI lebih unggul untuk mendeteksi beberapa kelainan pada jaringan lunak seperti otak,
sumsum tulang serta muskul oskeletal.
2. Mampu memberi gambaran detail anatomi dengan lebih jelas.
3. Mampu melakukan pemeriksaan fungsional seperti pemeriksaan difusi, perfusi dan
spektroskopi yang tidak dapat dilakukan dengan CT Scan.
4. Mampu membuat gambaran potongan melintang, tegak, dan miring tanpa merubah posisi
pasien.
5. MRI tidak menggunakan radiasi pengion.
Adapun Kelebihan dan Kelemahan yang dimiliki oleh MRI yaitu sebagai berikut ;
Kelebihan Kelemahan
Tidak memakai sinar-X Biaya relatif mahal
Detail anatomis yang sangat baik Tidak mampu menunjukkan klasifikasi
terutama pada jaringan lunak dengan akurat
Tidak terdapat efek artefak tulang akibat Lebih sulit ditoleransi oleh pasien karena
kurangnya sinyal dari tulang waktu yang lama dan suara mesin yang
gaduh
Penggunaa kontras intravena jauh lebih Citra kurang baik pada lapangan paru
jarang dibandingkan CT
Potongan yang dihasilkan dapat 3 dimensi Pasien yang mengandung metal tidak
(aksial, koronal dan sagittal) dan dapat dapat diperiksa terutama alat pacu jantung
membuat lebih dari 8 potongan sekaligus sedangkan pasien dengan wire dan stent
dalam satu waktu maupun pen boleh diperiksa

E. Proses Fisis MRI


Berdasarkan dari kondisi yang ada maka, prinsip dasar dari cara kerja suatu MRI
adalah Inti atom Hidrogen yang ada pada tubuh manusia (yang merupakan kandungan inti
terbanyak dalam tubuh manusia) berada pada posisi acak (random), ketika masuk ke dalam
daerah medan magnet yang cukup besar posisi inti atom ini akan menjadi sejajar dengan
medan magnet yang ada. Kemudian inti atom Hidrogen tadi dapat berpindah dari tingkat
energi rendah kepada tingkat energi tinggi jika mendapatkan energi yang tepat yang disebut
sebagai energi Larmor.
Ketika terjadi perpindahan inti atom Hidrogen dari tingkat energi rendah ke tingkat
energi yang lebih tinggi akan terjadi pelepasan energi yang kemudian ini menjadi unsur
dalam pembentukan citra atau dikenal dengan istilah Free Induction Decay (FID).

Gambar Tingkatan Energi Sebuah Inti


Atom dengan Nomer Spin Quantum 3

Kemudian perilaku atom Hidrogen lainnya ketika masuk kedalam daerah medan
magnet yang cukup besar adalah dia akan melakukan presisi ketika di dalam medan magnet
tadi diberikan lagi medan magnet pengganggu yang frekuensinya dapat diubah-ubah
sehingga dengan peristiwa tersebut dapat dihasilkan signal FID yang akan dirubah kedalam
bentuk pencitraan. Hal ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Gambar Presisi inti atom Hidrogen ketika diberikan pulse berupa medan
magnet dengan frekuensi berubah-ubah
Secara ringkas, proses terbentuknya citra MRI dapat digambarkan sebagai berikut:
Bila tubuh pasien diposisikan dalam medan magnet yang kuat, inti-inti hidrogen tubuh akan
searah dan berotasi mengelilingi arah/vektor medan magnet. Bila signal frekuensi radio
dipancarkan melalui tubuh, beberapa inti hidrogen akan menyerap energi dari frekuensi
radio tersebut dan mengubah arah, atau dengan kata lain mengadakan resonansi. Bila signal
frekuensi radio dihentikan pancarannya, inti-inti tersebut akan kembali pada posisi semula,
melepaskan energi yang telah diserap dan menimbulkan signal yang ditangkap oleh antena
dan kemudian diproses computer dalam bentuk radiograf.

Diagram Blok Proses MRI

Alat MRI berupa suatu tabung berbentuk bulat dari magnet yang besar. Penderita
berbaring di tempat tidur yang dapat digerakkan ke dalam (medan) magnet. Magnet akan
menciptakan medan magnetik yang kuat lewat penggabungan proton-proton atom hidrogen
dan dipaparkan pada gelombang radio. Ini akan menggerakkan proton-proton dalam tubuh
dan menghasilkan sinyal yang diterima akan diproses oleh komputer guna menghasilkan
gambaran struktur tubuh yang diperiksa. Untuk menghasilkan gambaran MRI dengan
kualitas yang optimal sebagai alat diagnostik, maka harus memperhitungkan hal-hal yang
berkaitan dengan teknik penggambaran MRI, antara lain :
a. Persiapan pasien serta teknik pemeriksaan pasien yang baik
b. Kontras yang sesuai dengan tujuan pemeriksaanya
c. Artefak pada gambar, dan cara mengatasinya
d. Tindakan penyelamatan terhadap keadaan darurat.

F. Bentuk Persamaan Fisika dalam MRI


 Induksi Magnetik Solenoida pada MRI
Adapun jenis Magnet yang digunakan dalam MRI untuk menghasilkan medan
magnet adalah Magnet Solenoida. Sebuah solenoida adalah kawat penghantar beraliran
listrik yang digulung menjadi sebuah kumparan panjang. Medan magnet yang ditimbulkan
oleh sebuah kumparan yang dialiri arus listrik lebih kuat daripada medan magnet yang
ditimbulkan oleh sebuah lingkaran.

Spektrum magnet yang dihasilkan oleh sebuah solenoida sama dengan spektrum yang
dihasilkan oleh sebuah magnet batang. Jadi sebuah solenoida berkelakuan sama dengan
magnet batang. Jika pada tiap ujung kumparan ditempatkan sebuah magnet jarum maka
kutub utara salah satu magnet akan ditarik oleh ujung kumparan yang satu sedangkan kutub
utara magnet yang lain ditolak oleh ujung kumparan yang lainnya. Jika di dalam kumparan
ditempatkan inti besi lunak, maka kemagnetannya menjadi jauh lebih besar, dimana susunan
seperti itu disebut elektromagnet.
Besar induksi medan magnet di tengah-tengah solenoida memenuhi persamaan:

Keterangan :
B = Induksi magnetik
I = Kuat arus
N = Jumlah lilitan
L = Panjang solenoida

= Permeabilitas udara/vakum

Sedangkan di ujung solenoida :

Keterangan :
B = Induksi magnetik
I = Kuat arus
N = Jumlah lilitan
L = Panjang solenoida

= Permeabilitas udara/vakum

G. Aplikasi MRI di dunia kedokteran


Pemeriksaan MRI bertujuan mengetahui karakteristik morpologik (lokasi, ukuran, bentuk,
perluasan dan lain lain dari keadaan patologis. Tujuan tersebut dapat diperoleh dengan
menilai salah satu atau kombinasi gambar penampang tubuh akial, sagittal, koronal atau
oblik tergantung pada letak organ dan kemungkinan patologinya. Adapun jenis pemeriksaan
MRI sesuai dengan organ yang akan dilihat, misalnya :
1. Pemeriksaan kepala untuk melihat kelainan pada : kelenjar pituitary, lobang telinga
dalam , rongga mata , sinus ;
2. Pemeriksaan otak untuk mendeteksi : stroke / infark, gambaran fungsi otak, pendarahan,
infeksi; tumor, kelainan bawaan, kelainan pembuluh darah seperti aneurisma, angioma,
proses degenerasi, atrofi;
3. Pemeriksaan tulang belakang untuk melihat proses Degenerasi (HNP), tumor, infeksi,
trauma, kelainan bawaan.
4. Pemeriksaan Musculo-skeletal untuk organ : lutut, bahu, siku, pergelangan tangan,
pergelangan kaki, kaki, untuk mendeteksi robekan tulang rawan, tendon, ligamen, tumor,
infeksi/abses dan lain lain ;
5. Pemeriksaan Abdomen untuk melihat hati , ginjal, kantong dan saluran empedu, pakreas,
limpa, organ ginekologis, prostat, buli-buli 6. Pemeriksaan Thorax untuk melihat : paru-
paru, jantung

Contoh - contoh gambar hasil MRI:


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil yaitu sebagai berikut :
1. MRI (Magnetic Resonance Imaging) adalah teknik diagnostik yang
menggunakan medan magnet dan gelombang radio untuk menghasilkan
gambar rinci jaringan lunak tubuh dan tulang.
2. MRI bila ditinjau dari tipenya terdiri atas
a. MRI yang memiliki kerangka terbuka (open gantry)
b. MRI yang memiliki kerangka (gantry)
MRI bila ditinjau dari kekuatan magnetnya terdiri dari :
a. MRI Tesla tinggi
b. MRI Tesla sedang
c. MRI Tesla rendah
3. Secara garis besar instrumen MRI terdiri dari sistem magnet, sistem pencitraan, sistem
radio, dan sistem komputer.
4. kelebihan yang dimiliki oleh MRI adalah kemampuannya membuat potongan koronal,
sagital, aksial tanpa banyak memanipulasi posisi tubuh pasien sehingga sangat sesuai
untuk diagnostic jaringan lunak. Kualitas gambar MRI dapat memberikan gambaran
detail tubuh manusia dengan perbedaan yang kontras, sehingga anatomi dan patologi
jaringan tubuh dapat dievaluasi secara teliti.
5. Mekanisme kerja alat MRI berupa suatu tabung berbentuk bulat dari magnet yang besar.
Penderita berbaring di tempat tidur yang dapat digerakkan ke dalam (medan) magnet.
Magnet akan menciptakan medan magnetik yang kuat lewat penggabungan proton-
proton atom hidrogen dan dipaparkan pada gelombang radio. Ini akan menggerakkan
proton-proton dalam tubuh dan menghasilkan sinyal yang diterima akan diproses oleh
komputer guna menghasilkan gambaran struktur tubuh yang diperiksa.
6. Jenis magnet yang digunakan untuk membentuk medan magnet pada MRI adalah
Magnet Solenida. Adapun persamaannya yaitu sebagai berikut :

7. Pemeriksaan MRI bertujuan mengetahui karakteristik morpologik (lokasi, ukuran,


bentuk, perluasan dan lain lain dari keadaan patologis. Tujuan tersebut dapat diperoleh
dengan menilai salah satu atau kombinasi gambar penampang tubuh akial, sagittal,
koronal atau oblik tergantung pada letak organ dan kemungkinan patologinya.
B. Saran
Gelombang MRI memiliki banyak manfaat terutama dalam membantu diagnose suatu penyakit
pada pasien. Walaupun gelombang MRI mempunyai berbagai kelebihan yang tidak dimiliki oleh
teknologi yang memiliki fungsi yang sama seperti CT Scan, akan tetapi MRI memiliki beberapa
kelemahan yang saat ini belum dapat teratasi. Diharapkan di masa depan adanya pengembangan
lebih lanjut terhadap gelombang MRI agar dapat memberikan sumbangsih yang lebih besar dalam
kehidupan manusia.
DAFTAR PUSTAKA
 Gabriel, J.F. 1999. Fisika Lingkungan. Jakarta : Hipokrates
 Handayani, Merina. 2011. Fisika Medis : Magnetic Resonance Imaging (MRI).
http://me rinahandayani.blogspot.co.id/2011/05/magnetic-resonance-imaging-mri.html
(diakses pada tanggal 14 April 2018)
 Hayt, William H. 1993. Elektromagntika Teknologi Edisi Keempat Jilid 1. Jakarta :
Erlangga
 Hikmah, Nurul. 2013. Magnetic Resonance Imaging (MRI).
http://nurulhikmahh06.blogspot.co.id/2013/05/magnetic-resonance-imaging-mri.html
diakses pada tanggal 14 April 2018)
 Naralyawan, Kristina. 2013. Komputer Radiologi : Prinsip Kerja Magnetic Resonance
Imaging (MRI). http://kristinanaralyawan.blogspot.co.id/2013/11/prinsip-kerja-
magnetic-resonansi.html (diakses pada tanggal 14 April 2018)

Anda mungkin juga menyukai