Anda di halaman 1dari 13

JPFI.

12 (2) (2016) 113-


117
Jurnal Pendidikan Fisika
Indonesia DOI: 10.15294/jpfi.v12i2.5210
http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/j
pfi

Peningkatan Hasil Belajar Fisika Dengan Menerapkan


Model Pembelajaran Advance Organizer Berbantu
Animasi Komputer

R. G. Hatika

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Pasir Pengaraian, Indonesia

Info Abstrak
Artikel

Sejarah
Artikel:
Dalam usaha mendapatkan hasil belajar siswa yang baik maka tenaga
pendidikan harus mempunyai strategi dalam melakukan pembelajaran. Salah
Diterima satu model pembelajaran yang dapat digunakan yaitu Advance Organizer. Dalam
12 Februari hal menunjang penggunaan suatu model, maka diperlukannya penggunaan media
2016 pembelajaran tertentu, salah satu media yang dapat digunakan yaitu media
animasi komputer. Sampel penelitian diambil berdasarkan Sampling Jenuh. Desain
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain kelompok Two group
Disetujui
posttest only. Hasil analisis daya serap dalam kategori baik, ketuntasan belajar
28 Mei 2016 secara klasikal sudah tuntas dan efektivitas pembelajaran adalah efektif. Ini berarti
bahwa penggunaan model Advance Organizer berbantu animasi komputer adalah
Dipublikasika efektif digunakan dalam melihat hasil belajar fisika siswa SMA Rambah Hilir baik
n ditinjau melalui daya serap, ketuntasan belajar dan efektivitas pembelajarannya.
July 2016

Keywords:
advance
organizer;
computer
animation;
learning
outcomes of
physics

Abstract

In an effort to get the good results of student learning the teacher must have
strategies for learning. One model of learning that can be used is Advance
Organizer. In terms of supporting the use of a single model, there is a need for the
use of specific instructional media. The media that can be used is computer
animation media. The design used in this research was the group design of two
group posttest only. The results of the analysis of absorption was in good,
classical learning completeness has been completed and the effectiveness of
learning was effective. This means that the use of model Advance Organizer
assested computer animation is effective in view student learning outcomes of
physics at SMA Rambah Hilir well reviewed through absorption, mastery learning
and learning effectiveness.

© 2016 Universitas Pasir Pengaraian



Alamat korespondensi: Rokan Hulu, Riau
Jl. Tuanku Tambusai Desa Rambah, Kab. 28557
1
E-mail: rindigenesa@gmail.com
p-ISSN: 1693-
1246 e-ISSN:
2355-3812

2
R. G. Hatika. / JPFI. 12 (2) (2017) 1-5
R. G. Hatika. / JPFI. 12 (2) (2017) 1-5

PENDAHULUAN tesis fisika siswa [7].


Aqib (2013) berpendapat bahwa
Fisika merupakan salah satu cabang dalam hal menunjang penggunaan suatu
IPA yang mendasari perkembangan model, maka diperlukannya penggunaan
teknologi maju dan konsep hidup
media pembelajaran tertentu. Pada
harmonis dengan alam, meskipun
demikian, masih banyak siswa yang awalnya media pembelajaran hanya
menganggap bahwa fisika merupakan dianggap sebagai alat untuk membantu
mata pelajaran yang sulit baik dalam guru dalam kegiatan mengajar. Alat-alat
penggunaan rumus dan memahami bantu ini dimaksudkan untuk memberikan
konsep fisika itu sendiri [1]. pengalaman lebih konkret, memotivasi
Belajar fisika bukan hanya sekedar serta mempertinggi daya serap dan daya
tahu matematika, tetapi lebih jauh anak ingat siswa dalam belajar [8].
didik diha- rap mampu memahami
Menurut Peoples penggunaan media
konsep yang terkandung di dalamnya,
yang relevan akan menjadikan proses
menuliskannya ke dalam parameter-
pembe- lajaran berlangsung efektif dan
parameter atau simbol-simbol fisis,
efisien. Seluruh pengetahuan yang kita
memahami permasalahan serta
peroleh didapatkan dari 75% melihat 13%
menyelesai- kannya secara matematis [2].
dari mendegar dan 12% dari mengecap,
Dalam usaha mendapatkan hasil
mencim dan meraba [8].
belajar siswa yang baik maka maka
Dalam hal menunjang penggunaan
tenaga pendidikan harus mempunyai
model tersebut, maka salah satu media
strategi dalam melakukan pembelajaran. yang dapat digunakan yaitu media animasi
Strategi merupakan pola umum rentetan komputer. Animasi komputer dapat
kegiatan yang harus dilakukan un- tuk mempermudah guru dalam menyampaikan
mencapai tujuan [3]. Cara yang bahan dari suatu materi. Pemberian
ditetapkan sebagai hasil kajian strategi animasi ini bertujuan untuk mem- berikan
dalam proses pembelajaran disebut ketertarikan siswa agar tidak bosan dan
dapat membuat proses belajar menjadi
metode.
lebih hidup, interaktif dan tidak
Salah satu model pembelajaran yang membosankan apabila digunakan secara
dapat digunakan yaitu Advance Organizer. efektif dan efisien dalam pembelajaran [9].
Model pembelajaran Advance Organizer Oleh karena itu, perlu dilaksanakan kajian
di yakini dapat memperkuat struktur tentang pengaruh model Advance
kognitif dan meningkatkan penyimpanan Organizer berbantu animasi komputer
terhadap hasil belajar kognitif siswa.
informasi baru. Tujuan dari Advance
Tujuan dari penelitian ini adalah
organizer menurut Ausubel adalah
untuk melihat pengaruh model Advance
menjelaskan, mengintegrasikan dan
Organizer berbantu animasi komputer
menghubungkan materi baru dalam tugas
terhadap hasil belajar kognitif siswa
pembelajaran dengan materi yang telah melalui tiga aspek yaitu daya serap siswa,
dipela- jari sebelumnya [4]. Penelitian ketuntasan klasikal dan efektivitas
yang dilakukan oleh Shihusa dan Fred pembelajaran pada siswa SMA N 3
(2009) mendapati bahwa penggunaan Rambah Hilir.
model pembelajaran Advance Organizer
dapat meningkatkan motivasi belajar METODE
siswa [5]. Hasil kajian Rahayu (2012)
menyatakan bahwa model advance Populasi dalam penelitian ini adalah
organizer efektif mengingkatkan akti- Se- luruh kelas X di SMA N 3 Rambah
vitas dan hasil belajar kimia siswa [6]. Hilir yang terdiri atas dua kelas yaitu, XA
Peneliti Tasiwan, Nugroho & Hartono dan XB. Sampel dari penelitian ini adalah
(2014) melaporkan bahwa model advance kelas XA dan XB SMA N 3 Rambah Hilir
organizer berpengaruh untuk dengan jumlah siswa mas- ing-masing
meningkatkan kemampuan analisis-sin- yaitu 27 siswa. Penentuan sampel
R. G. Hatika. / JPFI. 12 (2) (2017) 1-5

penelitian ini dilakukan menggunakan menumbuhkan kesadaran pengetahuan


teknik sampling jenuh. yang relevan; (2) Presentasi tugas atau
Desain penelitian yang digunakan materi pembelajaran, dan (3) Penguatan
dalam penelitian ini adalah desain struktur kognitif, tahap ini bertujuan untuk
kelompok Two group posttest only. mengait- kan materi belajar yang baru
Sebelum soal instrumen dipergunakan
dengan struktur kognitif siswa[10].
dalam penelitian, soal instrumen tersebut
diuji cobakan terlebih dahulu pada siswa Sebelum dimulainya pembelajaran,
yang telah memperoleh materi yang siswa diminta untuk membuat slide
berkenaan dengan penelitian ini. Uji coba persentasi terkait materi yang telah
ini dilakukan untuk mengetahui apakah dibagikan, slide yang dibuat harus
instrumen tersebut telah memenuhi
berbantu animasi komputer yang
syarat instrumen yang baik atau belum,
mendukung materi. Slide yang berbantu
yaitu validitas dan reliabilitas. Teknik
analisis data meliputi uji normalitas ani- masi komputer ini digunakan sebagai
Liliefors dan uji homogenitas. advance organizer di kelas. Pada
pertemuan pertama, siswa melakukan
persentasi terhadap materi yang telah
Hasil uji normalitas Liliefors mereka dapati berbantu animasi komputer
didapatkan bahwa data penelitian
dan dilakukan diskusi kelompok untuk
terdistribusi normal pada taraf
signifikansi 5 % dengan nilai signifi- kansi memperkuat kemampuan kognitif siswa.
bagi kelas eksperimen sebesar 0,14 dan Pada pertemuan berikutnya guru
bagi kelas control sebesar 0,13. memberikan ekspositori sehingga siswa
Hasil uji homogenitas juga dapat menerima penguatan konsep materi
mendapati bahwa data penelitian adalah tersebut.
homogen dengan Fhitung (1,026) lebih kecil
dari Ftabel (1,85).
Sebelum kedua kelas diberi
perlaku-
Advance organizer menjadi metode
an dilakukan analisis data tes awal
pembelajaran yang efektif meningkatkan
(pretest). Proses belajar mengajar pada
ke- mampuan berpikir disebabkan
penelitian ini dilakukan sebanyak tiga kali
empat hal : (1) advance organizer
pertemuan. Pada kelas eksperimen mulai
mengaktifkan kembali konsep yang
diberlakukannya mod- el pembelajaran
relevan dalam struktur kognitif
Advance Organizer berbantu animasi
pebelajar, (2) konsep abstrak yang
komputer sedangkan pada kelas kontrol
relevan itu merupakan tempat untuk
hanya menggunakan model konvensional
mengaitkan ide baru (ideational
yaitu ceramah. Dalam penerapan model
scaffolding), (3) konsep yang rinci dan
Advance Organizer berbantu animasi
konkret yang terdapat dalam materi yang
komputer ini, siswa dapat lebih
akan dipelajari (learning task) diterima
memahami keterkaitan materi sehingga
oleh siswa ke dalam struktur kognitifnya,
terciptanya belajar bermakna. Proses
(4) dengan menggunakan kemampuan
terakhir dari penelitian ini adalah den-
intelektualnya, serta kemampuan
gan dilakukannya post test.
menghubungkan konsep baru dan lama,
Model pembelajaran advance siswa selanjutnya memahami isinya,
organi- zer menurut Joyce and Weil (2009) karena bahan yang dipelajari menjadi
terdiri dari tiga fase sebagai sintaks bagian baru dari struktur kognitif siswa,
pembelajarannya, yaitu (1) Presentasi sedangkan konsep yang tidak terpakai
advance organizer, pada tahap ini akan hilang ke da lam alam bawah sadar
aktivitas yang dikembangkan adalah siswa. Dengan demikian, siswa dapat
mengklarifikasi tujuan-tujuan memahami bahan baru dengan lebih baik
pembelajaran, mempresentasikan [11], [12].
advance organizer yang dalam penelitian
ini berbantu animasi komputer, dan
R. G. Hatika. / JPFI. 12 (2) (2017) 1-5

HASIL PEMBAHASAN

Hasil belajar melalui model


pembelajaran Advance Organizer berbantu Gambar 1. Daya Serap Rata-Rata (%)
animasi komputer pada materi usaha dan Siswa
energi dianalisis melalui daya serap,
ketuntasan belajar siswa yang terdiri dari Terjadinya peningkatan daya serap
ketuntasan individu dan ketuntasan mes- ki dituntut tingkat pemahaman pada
klasikal materi pelajaran, serta efektivitas tiap perte- muan semakin tinggi, dan juga
pembelajaran. karena meng- haruskan siswa lebih aktif
Dari Gambar 1 dapat dilihat bahwa dalam berfikir dan aktif, giat, cermat serta
rata- rata daya serap siswa untuk setiap tepat dalam melakukan percobaan
pertemuan berbeda. Rata-rata daya serap berbantuan media multimedia dan didalam
siswa tertinggi adalah pada materi diskusi kelompok pada tiap pertemuan
pertemuan I (TP 1-5) yaitu sebesar 82% namun dikarenakan bantuan animasi
dengan kategori baik pada kelas komputer dapat memberikan pemahaman
eksperimen dan 74.2 % dengan kategori yang lebih bagi siswa.
baik pada kelas kontrol. Hal ini
menyatakan bahwa rata-rata siswa
menguasai sebagian besar (82% bagi
kelas eksperimen dan 74.2 % bagi kelas
kontrol) materi perkuliahan yang diajar
kan.
Rata-rata daya serap pada materi
perte- muan II (TP 6-8) mengalami
penurunan menjadi 81.1% masih dengan
kategori baik dan 70% bagi kelas kontrol.
Pada materi pertemuan III (TP 9-13)
menjadi 77% dengan kategori baik bagi
kelas eksperimen dan 70 % bagi kelas Gambar 2. Ketuntasan Klasikal (%)
kontrol. Rata-rata daya serap siswa pada Siswa
ma- teri perkuliahan didapatkan 80.0%
bagi kelas eksperimen dan 71.4% bagi Dari Gambar 2 dapat dilihat bahwa
kelas control. pada kelas ekseprimen materi pertemuan I
hasil belajar siswa dinyatakan tuntas
dengan persentase 85.2%. Materi
pertemuan II dan III hasil belajar siswa
dinyatakan tuntas dengan persentase
masing–masing 86.3% dan 88.1%.

Secara klasikal ketuntasan belajar siswa


dinyatakan tuntas dan untuk ketuntasan
klasikal hanya 86.53% dengan kategori
tuntas. Pada kelas kontrol materi
pertemuan I, II, dan III hasil belajar siswa
adalah 80.6%, 78.2%, dan 77.2 %. Ini
bermakna bahwa ketuntasan klasikal pada
R. G. Hatika. / JPFI. 12 (2) (2017) 1-5

kelas kontrol adalah sebesar 78.7 % menggunakan Advance Organizer


dengan kategori tidak tuntas. Secara berbantu animasi komputer efektif
digunakan yaitu dengan persentase
klasikal tingkat ketuntasan belajar siswa
keefektifan sebesar 80.03%.
dinyatakan tuntas jika persentase materi
Hasil dari penelitian ini sesuai
pelajaran yang dicapai minimal 85% [13]. dengan penelitian terkait sebelumnya
Berdasarkan daya serap siswa, dapat yang dilakukan oleh Namira, Kusumo &
juga ditentukan efektivitas pembelajaran Prasetya (2014) yang menyatakan bahwa
sep- erti yang terlihat pada tabel berikut. Penggunaan strate- gi metakognitif
Pada Tabel 1 dan Tabel 2 didapati bahwa berbantu Advance Organizer efektif
meningkatkan hasil belajar siswa kelas
kelas dengan model pembelajaran
eksperimen pada aspek kognitif, afektif
Advance Organizer berbantu animasi dan psikomotorik secara signifikan [7].
komputer efektif digunakan sedangkan Hasil yang diperoleh sejalan juga
bagi kelas kontrol masih cukup efektif. dengan penelitian yang pernah dilakukan
oleh Tasiwan, Nugroho & Hartono (2014)
Tabel 1. Efektivitas Pembelajaran siswa yang menyatakan bahwa siswa
Kelas Eksperimen mengalami peningkatan kemampuan
analisis-sintesis dalam aspek
Uraian Daya Serap menguraikan, mengkategorikan,
Kategori mengiden- tifikasi, merumuskan
Materi Rata-rata
Pokok (%) pernyataan, merekon- struksi,
Pertemuan I 82 Efektif
menentukan konsep, dan menganalisis
Pertemuan II 81.1 Efektif konsep [7].
Ini juga sejalan dengan penelitian
Cukup yang dilakukan oleh Rofiqoh dan Mara
Pertemuan III 77
Efektif (2012) dima- na diperoleh hasil bahwa
Efektivita siswa yang diajarkan dengan model
80.03 Efektif
s pembelajaran advance organizer berbasis
Pembelajara peta konsep dapat meningkatkan aktivitas
Tabel 2. Efektivitas Pembelajaran siswa belajar siswa dari pada model pembe-
Kelas lajaran advance organizer tanpa peta
Kontrol konsep. Hal ini disebabkan siswa pada
model pembe- lajaran advance organizer
Uraian Daya Serap berbasis peta konsep diharuskan
Kategori membuat kesimpulan menggunakan peta
Materi Rata-rata
Pokok (%) konsep sehingga siswa menjadi lebih aktif
Cukup [14].
Pertemuan I 74.2
Efektif Model pembelajaran Advance
Cukup Organizer sangat menuntut untuk
Pertemuan II 70
Efektif mengasah pengetahuan awal siswa
Cukup sehingga dapat mempermu- dah siswa
Pertemuan 70 untuk menghubungkan ke pengetahuan
Efektif
III
Efektivita Cukup atau materi yang akan mereka pelajari hal
71.4 ini sesuai dengan teori menurut Ausubel,
s Efektif
Pembelajara berguna tidaknya materi lebih tergantung
pada persiapan pembelajar dan
pengolahan materi tersebut dari pada
sekedar menerapkan metode presentasi
saja. Jika pembelajar mengawalinya
dengan persiapan yang tepat, jika materi
dikelola secara solid, pembelajaran yang
bermanfaat pun pada akhirnya akan
muncul [10].

Berdasarkan hasil analisis terhadap


efektivitas pembelajaran, maka dapat
dikatakan bahwa pembelajaran
R. G. Hatika. / JPFI. 12 (2) (2017) 1-5

Pembe- lajaran Advance Organizer


untuk Meningkat- kan Aktivitas dan
Hasil Belajar Siswa Pokok Bahasan
Koloid. Journal Of Innovative Sci-
ence Education, 1 (1): 29-35.
[7] Tasiwan., Nugroho., dan Hartono., (2014).
Pen- garuh Advance Organizer
Berbasis Proyek Terhadap
Kemampuan Analisis Sintesis Siswa.
KESIMPULAN Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia,
10 (1): 1-7.
Kesiimpulan yang dapat ditarik dari [8] Aqib, Z. 2013. Model-Model, Media, dan
penelitian ini adalah bahwa hasil belajar Strategi Pembelajaran Kontektual
(Inovatif). Bandung: Yrama Widya.
fisika sis- wa menggunakan model
[9] Astuti, W. W. 2013. Efektifitas Penggunaan
advance organizer berbantu animasi Virtual Laboratory pada Mata
komputer dilihat melalui 3 aspek yaitu Pelajaran Fisika di SMA N 1 Tanjung
daya serap siswa, ketuntasan kla- sikal dan Batu. Skripsi tidak diterbit- kan.
Inderalaya: Universitas Sriwijaya.
efektivitas pembelajaran mendapati bahwa [10] Joyce, B. & Weil, M. 2009. Model-model
analisis daya serap dalam kategori Pengaja- ran. Yogyakarta: Pustaka
baik(80.03%), ketuntasan belajar secara Pelajar.
klasikal sudah tuntas (86.53%) dan
efektivitas pem- belajaran adalah efektif
(80.03%).
Ini berarti bahwa penggunaan model
Advence Organizer berbantu animasi [11] Apriono, D., (2009). Advance Organizer:
computer adalah efektif digunakan dalam Konsep, Komponen Model, dan
melihat hasil belajar fisika siswa SMA N 3 Imple-mentasi dalam Pembelajaran
PPKn. Prospektus, 7 (2).
Rambah Hilir.
[12] Daniel, K. J., & Polloway, S. P. E. D., (2005).
Advance organizers: Activating and
DAFTAR PUSTAKA Building Schema for more
Successful learning in students with
[1] Budiyanto, J. 2008. Fisika Untuk SMA/MA disabilities. Lynchburg College
Kelas XII. Jakarta: Pusat Perbukuan Journal Spe- cial Education, 201 (4):
Departemen Pendidikan Nasional. 1-22.
[2] Sugiharti, P., (2005). Penerapan Teori [14] Rofiqoh, H. H. & Mara, B. H., (2012). Efek
Multiple Intelligence dalam Model Pembelajaran Advance
Pembelajaran Fisika. Jurnal Organizer Berbasis Peta Konsep dan
Pendidikan Penabur, 5 (4): 29-42. Aktivitas Terhadap Hasil Belajar
[3] Asril, Z. 2011. Microteaching disertai dengan Fisika Siswa. Jurnal Penelitian Ino-
Pedoman Pengalaman Lapangan. vasi Pembelajaran Fisika, 4 (2): 32-
Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. 37.
[4] Joyce, B. Weil, M. and Calhoun, E. 2011. Athhthibby, A. R. 2010. Perancangan Media
Models Of Teaching (Model-Model Pem- belajaran Fisika Berbasis
Pengajaran). Ja- karta: Pustaka Animasi Komputer Untuk Sekolah
Pelajar. Menengah Atas Pokok Bahasan
[5] Shihusa, H. & Fred, N.K., (2009). Using Hukum-Hukum Newton Tentang
Advance Or- ganizers to Enhance Gerak. Skripsi Ilmu Pendidikan.
Students Motivation in Learning Namira, Z. B., Kusumo, E., dan Prasetya, A.
Biology. Eurasia Journal Of Math- T.,(2014). Keefektifan Strategi
ematics, Science and Technology Metakognitif Berbantu Advance
Education, 5 (4): 413- 420. Organizer untuk Meningkatkan Hasil
[6] Rahayu, S., (2012). Pengembangan Model Belajar Kimia Siswa. Jurnal Inovasi
Pendidikan Kimia, 8(1): 1271-1280.
R. G. Hatika. / JPFI. 12 (2) (2017) 1-5
R. G. Hatika. / JPFI. 12 (2) (2017) 1-5
R. G. Hatika. / JPFI. 12 (2) (2017) 1-5
R. G. Hatika. / JPFI. 12 (2) (2017) 1-5
R. G. Hatika. / JPFI. 12 (2) (2017) 1-5

Anda mungkin juga menyukai