Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

MRI (Magnetic Resonance Imaging)

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 2


AULIA RAHMA 16059
CITRA NURBANI 16061
HUMAIRAH 16067
JUMRAH 16069
MILLATI AZKA KHANIFAH 16073
MOH MUHAIMIN H STIBIS 16074
NASRIYANTI 16079
SANTRIAWATI ABD RACHMAN 16096
WAHYU FERNANDA NTOBUO 16104
WIWIN WINARTI 16106

KELAS / SEMESTER: B/5


AKADEMI TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI
ATRO MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2018

1
KATA PENGANTAR

Assalamu alaikum, wr.wb.

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt. Yang maha pengasih lagi
maha penyayang Yang telah melimpahkan nikmat kesehatan dan kesempatan
sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini.

Makalah ini telah susun dengan semaksimal mungkin, memanfaatkan


berbagai media untuk mendapatkan materi yan terkait dengan judul. Terlepas dari
semua itu kami menyadari bahwa makalah ini masih terdapat banyak kekurangan,
maka dari itu, kami dengan senang hati menerima saran dan kritik dari pembaca
untuk perbaikan selanjutnya.

Akhir kata, semoga makalah ini kurang lebihnya dapat bermanfaat,


memberikan tambahan pengetahuan dan wawasan kita.

Wassalamualaikum, wr.wb.

Makassar, 29 April 2017

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ 2


DAFTAR ISI ........................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 4
1.1. Latar Belakang ............................................................................................. 4
1.2. Rumusan masalah ......................................................................................... 5
1.3. Tujuan makalah ............................................................................................ 5
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 6
2.1. Pengertian MRI ............................................................................................ 6
2.2. Macam-Macam MRI .................................................................................... 7
2.3. Komponen-Komponen MRI......................................................................... 7
1. Magnet utama .............................................................................................. 7
2. Shim coil ...................................................................................................... 9
3. Gradient coil .............................................................................................. 10
4. Koil Radio Frekuensi ................................................................................. 10
5. Komputer ................................................................................................... 11
2.4. Prinsip kerja MRI ....................................................................................... 11
2.5. Keuntungan dan Kerugian MRI ................................................................. 13
2.6. Artefak dari MRI dan Cara Mengatasinya ................................................. 14
2.7. Contoh Hasil Pencitraan MRI .................................................................... 15
BAB III PENUTUP .............................................................................................. 16
3.1 Kesimpulan .................................................................................................. 16
3.2.Saran ............................................................................................................ 16
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 17

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Kemajuan teknologi di bidang kesehatan yang ada pada saat ini memberi
kemudahan bagi para praktisi kesehatan untuk mendiagnosa penyakit serta
menentukan jenis pengobatan bagi pasien. Salah satu bentuk kemajuan tersebut
adalah penggunaan alat MRI (Magnetic Resonance Imaging) untuk melakukan
pencitraaniagnosapenyakitpasien.
MRI( Magnetic Resonance Imaging ) merupakan suatu alat diagnostik mutakhir
untuk memeriksa dan mendeteksi tubuh dengan menggunakan medan magnet
yang besar dan gelombang frekuensi radio, tanpa operasi, tanpa penggunaan sinar
X, ataupun bahan radioaktif lainnya. Selama pemeriksan MRI akan
memungkinkan molekul-molekul dalam tubuh bergerak dan bergabung untuk
membentuk sinyal-sinyal. Sinyal ini akan ditangkap oleh antena dan dikirimkan
ke komputer untuk diproses dan ditampilkan di layar monitor menjadi sebuah
gambaran yang jelas dari struktur rongga tubuh bagian dalam.
MRI menciptakan gambar yang dapat menunjukkan perbedaan sangat jelas dan
lebih sensitive untuk menilai anatomi jaringan lunak dalam tubuh, terutama
otak,.sumsum tulang belakang, susunan saraf dibandingkan dengan pemeriksaan
x-ray biasa maupun CT scan Juga jaringan lunak dalam susunan musculoskeletal
seperti otot, ligament , tendon , tulang rawan , ruang sendi seperti misalnya pada
cedera lutut maupun cedera sendi bahu. Pemeriksaan lain yang dapat dilakukan
dengan MRI yaitu evaluasi anatomi dan kelainan dalam rongga dada, payudara ,
organ organ dalam perut, payudara, pembuluh darah, dan jantung. Dan oleh sebab
itu disini kami membuat makalah yang berjudul “ MRI” agar kita bisa mengetahui
lebih jelas lagi tentang hal-hal tentang MRI.

4
1.2. Rumusan masalah

Dalam pembuatan makalah ini masalah yang dirumuskan adalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian dari MRI ?
2. Apa Macam-macam MRI ?
3. Apa sajakah Komponen-Komponen MRI ?
4. Bagaimana Prinsip Kerja dari MRI ?
5. Apa saja Keuntungan dan Kekurangan MRI?
6. Bagaimana Artefak dari MRI dan Cara Mengatasinya ?
7. Bagaimanakah Hasil pencitraan MRI ?

1.3. Tujuan makalah

1. Pengertian dari MRI.


2. Macam-Macam MRI.
3. Komponen-Komponen MRI.
4. Prinsip Kerja MRI.
5. Keuntungan dan Kerugian MRI.
6. Artefak dari MRI dan Cara Mengatasinya.
7. Contoh Hasil Pencitraan MRI.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian MRI


Magnetic Resonance Imaging (MRI) merupakan salah satu cara
pemeriksaan diagnostik dalam ilmu kedokteran, khususnya radiologi yang
menghasilkan gambaran potongan tubuh manusia dengan menggunakan medan
magnet tanpa menggunakan sinar x. ( Rasad Sjahrar ).

Dan berdasarkan dari pengertian secara fisis, MRI adalah suatu alat
kedokteran di bidang pemeriksaan diagnostik radiologi, yang menghasilkan
rekaman gambar potongan penampang tubuh / organ manusia dengan
menggunakan medan magnet berkekuatan antara 0,064 – 1,5 Tesla (1 tesla =
10000 Gauss) dan resonansi getaran terhadap inti atom hidrogen.

Dasar dari pencitraan resonansi magnetik (MRI-Magnetic Resonance


Imaging) adalah fenomena resonansi magnetik dari inti benda dimana sebuah inti
benda yang dikenai medan meagnet kemudian mengasilkan gambar benda
tersebut.Resonansi magnetik itu sendiri merupakan getaran inti atom karena
adanya penyearahan momen magnetik inti dari bahan oleh medan magnetik luar
dan rangsangan gelombang EM yang tepat dengan frekuensi gerak gasing inti
tersebut.

6
2.2. Macam-Macam MRI
Sebelumnya telah dijelaskan bahwa medan magnet yang digunakan
berkekuatan dari 0,064 – 1,5 tesla. Dari interval tersebut, MRI dibagi menjadi 3
macam yang ditinjau dari kekuatanmedan magnetnya :

a. MRI Tesla tinggi ( High Field Tesla ) memiliki kekuatan di atas 1 – 1,5 T
b. MRI Tesla sedang (Medium Field Tesla) memiliki kekuatan 0,5 – T
c. MRI Tesla rendah (Low Field Tesla) memiliki kekuatan di bawah 0,5 T.

2.3. Komponen-Komponen MRI

Komponen MRI terdiri dari magnet utama, shim coil dan gradient coil,
radiofrequency (RF) dan komputer.

1. Magnet utama

Magnet utama digunakan untuk memproduksi medan magnet yang besar


dan mampu menginduksi jaringan atau objek sehingga mampu menimbulkan
magnetisasi dalam objek. Beberapa jenis magnet utama antara lain ;

7
a. Magnet permanen
Magnet permanen terbuat dari beberapa lapis batang keramik
ferromagnetik dan memiliki kuat medan magnet maksimal 0,3 Tesla (Bontrager,
2001). Magnet ini dirancang dalam bentuk tertutup maupun terbuka (C shape)
dengan arah garis magnetnya adalah antero-posterior. Magnet permanen tidak
memerlukan listrik, kadang dirancang dengan model terbuka dan sangat umum
digunakan pada pasien-pasien klaustrophobia, obesitas ataupun pasien dengan
pemeriksaan musculoskeletal dan teknik intervensional yang sulit dilakukan
dengan MRI yang tertutup (Westbrook dan Kaut, 1998)

b. Magnet resistif
Medan magnet dari jenis resistif dibangkitkan dengan memberikan arus
listrik pada kumparan. Kuat medan magnet yang mampu dihasilkan mencapai 0,3
Tesla.

8
c. Magnet superkonduktor

Prinsip magnet konduktor sama dengan magnet resistif. Karakteristiknya


adalah tahanan penghantar nol, arus listrik kontinyu, medan magnet konstan,
membutuhkan pendingin (helium) dan stabilitas medan magnet tinggi serta
homogen. Menurut Bushong (1995) magnet superkonduktor menghasilkan kuat
medan magnet hingga 14 tesla untuk tujuan analisis spektroskopi dan fisik energi
tingkat tinggi. U.S Food and Drug Administration membatasi untuk penggunaan
klinis kekuatan medan magnet yang digunakan sampai dengan 2 tesla, tetapi yang
biasa digunakan antara 0,5 tesla sampai 1,5 tesla

Superconducting Magnet

2. Shim coil

Shim coil adalah coil resistif yang digunakan untuk mengoreksi medan
magnet meningkatkan homogenitas. Ini mendasari kualitas citra. Shim coil
terletak didalam gantri pada MRI scanner, sepanjang magnet dan gradient coil.

9
3. Gradient coil

Gradient coil merupakan penghasil magnet gradien. Terdapat tiga buah


koil gradien masing-masing mengarahkan medan magnet sehingga berada pada
sumbu x, y, z ketiganya dapat dioperasikan sesuai dengan kebutuhan untuk
mendapatkan pulse sekuens dan tempat lokalisasi yang tepat pada irisan anatomi
tubuh. Sistem pencitraan yang berfungsi membentuk citra yang terdiri dari tiga
buah kumparan koil, yaitu :

a.) Gradien koil X, untuk membuat citra potongan sagital

b.) Gradien koil Y, untuk membuat citra potongan koronal

c.) Gradien koil Z, untuk membuat citra potongan aksial. Jika gradien koil X,Y,
dan Z bekerja secara bersamaan maka akan terbentuk potongan oblik

4. Koil Radio Frekuensi

Koil radio frekuensi (RF), koil RF terdapat 2 tipe yaitu koil pemancar dan
penerima. Koil pemancar berfungsi untuk memancarkan gelombang radio pada
inti yang terlokalisir sehingga terjadi eksitasi, sedangkan koil penerima berfungsi
untuk menerima sinyal output dari sistem setelah proses eksitasi terjadi (peggy
dan freimark, 1995). Sistem frekuensi radio berfungsi membangkitkan dan
memberikan radio frekuensi serta mendeteksi sinyal.

10
5. Komputer

Sebuah alat yang digunakan untuk mengontrol bagian dari sistem dan
memungkinkan operator berinteraksi dengan sistem. Dengan kemampuan piranti
lunaknya yang besar komputer mampu melakukan tugas-tugas multi, diantaranya
adalah operator input, pemilihan potongan, kontrol sistem gradient, kobtrol sinyal
RF. Sistem komputer berfungsi membangkitkan sekuensi pulsa, mengontrol
semua komponen alat MRI dan menyimpan memori beberapa citra. Dan Sistem
pencetakan citra, berfungsi untuk mencetak gambar pada film rontgen alat untuk
menyimpan citra.

2.4. Prinsip kerja MRI


Tubuh manusia paling dominan terdiri atas cairan sehingga atom – atom
yang mendominasi jaringan biologi adalah atom hidrogen. Di dalam prinsip kerja
MRI atom hidrogen yang digunakan adalah proton. Sebelum dimasukkan kedalam
medan magnet, proton ditubuh manusia masih bersifat acak. Ketika sudah
dimasukkan ke dalam medan magnet yang sebesar 0,064 tesla – 1,5 tesla , proton

11
di dalam tubuh akan berubah menjadi searah. Dan terjadi peristiwa magnetisasi.
Setelah itu proton diberi energi radiofrekuensi . Gelombang radiofrekuensi yang
digunakan biasanya 90o dan 180o. Radiofrekuensi ada 2 yaitu memancarkan dan
menyerap. Ketika radiofrekuensi masih dalam keadaan on proton masih dalam
keadaan searah sedangkan ketika radiofrekuensi dihentikan ( off ) proton tersebut
ada yang tereksistasi dan diserap peristiwa ini disebut relaksasi. Dan
radiofrekuensi ini kembali ke keadaan semula dan yang diserap ini berupa sinyal
listrik dan ditangkap oleh gradient. Di gradient coil terbentuknya sebuah sebuah
pencitraan atau irisan tubuh manusia yang berbentuk sagital , coronal , axial.
Sinyal listrik ini diteruskan ke radiofrekuensi elektronik . Sinyal listrik yang
berupa data analog yang berada di radiofrekuensi elektronik ini akan dirubah
menjadi data digital oleh ADC dan berbentuk dalam data biner dan kemudian
diteruskan ke CPU berbentuk algoritma. Dari CPU ini data digital tersebut ada
yang diteruskan ke data storage , image console , image processor . dan kemudian
tampil gambaran di image display.

Diagram Blok Proses MRI

12
2.5. Keuntungan dan Kerugian MRI

Keuntungan Magnetic Resonance Imaging (MRI) antara lain :

a. MRI lebih unggul untuk mendeteksi beberapa kelainan pada jaringan lunak
otak, sumsusm tulang serta muskuloskeletal

b. Mampu memberi gambaran detail anatomi dengan lebih jelas

c. Mampu melakukan pemeriksaan fungsional seperti pemeriksaan difusi,


perfusi, dan spektroskopi yang tidak dapat dilakukan dengan CT Scan

d. Mampu membuat gambaran potongan melintang, tegak , dan miring tanpa


merubah posisi pasien

e. MRI tidak menggunakan radiasi pengion

f. Tidak merusak kesehatan pada penggunaan yang tepat

g. Banyak pemeriksaan yang dapat dikerjakan tanpa memerlukan zat kontras

Kerugian Magnetic Resonance Imaging (MRI)antara lain :

a. Tidak semua orang dapat masuk ke mesin ini. Contoh karena ukuran tubuh
yang besar.

b. Adanya penyakit claustrophobic yang menyebabkan ketakutan yang


berlebihan jika masuk ke dalam tabung.

c. Terdapat noise yang sangat berlebihan selama masa scanning

d. Diharapkan kepada pasien agar tetap menjaga posisi tubuhnya selama masa
scanning.

e. MRI sangat mahal sekali, sehingga untuk melakukan diagnosa


membutuhkan biaya yang besar.

13
f. Peralatan yang digunakan juga mengalami interferensi, sehingga
mempengaruhi pola image yang dihasilkan.

g. Waktu pemeriksaan cukup lama

h. Pasien yang mengandung metal tak dapat diperiksa terutama alat pacu
jantung, sedangkan pasien dengan wire dan stent maupun pen boleh diperiksa

2.6. Artefak dari MRI dan Cara Mengatasinya

Artefak adalah kesalahan yang terjadi pada gambar yang menurut jenisnya dapat
terdiri dari : kesalahan geometrik, kesalahan algoritma, kesalahan pengukuran
attenuasi.
Sedangkan menurut penyebabnya terdiri dari :
a. Artefak yang disebabkan oleh pergerakan physiologi, karena gerakan jantung
gerakan per-nafasan, gerakan darah dan cairan cerebrospinal, gerakan yang terjadi
secara tidak periodik seperti gerakan menelan, berkedip dan lain-lain.
b. Artefak yang terjadi karena perubahan kimia danpengaruh magnet.
c. Artefak yang terjadi karena letak gambaran tidak pada tempat yang seharusnya.
d. Artefact yang terjadi akibat dari data pada gambaran yang tidak lengkap.
f. Artefak sistem penampilan yang terjadi misalnya karena perubahan bentuk
gambaran akibat faktor kesala-han geometri, kebocoran dari tabir radio-frequens.
Akibat adanya artefak – artefak tersebut pada gambaran akan tampak : gambaran
kabur, terjadi kesalahan geometri, tidak ada gambaran, gambaran tidak bersih,
terdapat garis–garis dibawah gambaran, gambaran bergaris garis miring,
gambaran tidak beraturan.
Upaya untuk mengatasi artefak pada gambaran MRIdapat dilakukan dengan cara
waktu pemotretan dibuat secepat mungkin memeriksa keutuhan tabir pelindung
radio fre-quensi, menanggalkan benda-benda yang bersifat ferromagnetic bila
memungkinkan, perlu kerja sama yang baik dengan pasien.

14
2.7. Contoh Hasil Pencitraan MRI

15
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pemanfatan MRI untuk memeriksa bagian dalam tubuh sangat efektif karena
memi-liki kemampuan membuat citra potongan koro-nal, sagital, aksial tanpa
banyak memanipulasi tubuh pasien dan diagnosa dapat ditegakkan dengan lebih
detail dan akurat. Pesawat MRI menggunakan efek medan magnet dalam
membuat citra potongan tubuh, sehingga tidak menimbulkan efek radiasi pengion
seperti penggunaan pesawat sinar X. Gambaran yang dihasilkan oleh pesawat
MRI tergantung pada ketepatan pemilihan parameternya. Dalam
pengoperasiannya dapat terjadi kecelakaan yang bisa membahayakan pa-sien,
petugas serta lingkungannya. Mengingat biaya pemeriksaan MRI bagi seorang
pasien cukup mahal dan efek sampingnya, ( terutama efek latennya) yang belum
diketahui maka perlu pertimbangan yang matang sebelum pasien dikirim untuk
pemeriksaan MRI.

3.2.Saran

Demikian makalah ini kami buat, dan semoga bias bermanfaat bagi penulis dan
pembaca. Dan semoga kita bisa mengetahui tentang MRI dan cara
pengoprasiannya lebih jelas lagi. Dan tentunya makalah ini memiliki banyak
sekali kekurangan, dan oleh sebab itu segala kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

16
DAFTAR PUSTAKA

Rsmitraplumbon. 2010. MRI.( file:///E:/D/berita-24-mri.html)


Admin. 2009.Magnetic Resonance Imaging (MRI).( file:///E:/D/index.php.htm)

Hari. 2009. Istilah Komputer Magnetic Resonance Imaging (MRI)(


file:///E:/D/Istilah%20Komputer%20Magnetic%20Resonance%20Imaging%20%
28MRI%29.htm)
Arie.2009.Biomedis Untuk Pemula. (file:///E:/D/sekilas-tentang-magnetic-
resonance.html)

17

Anda mungkin juga menyukai