Anda di halaman 1dari 24

Tugas Radiobiologi

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


KELAINAN AKIBAT RADIASI DAN CARA
PENANGGULANGANNYA

Di susun oleh :
Kelompok 6 / kelas B
SYUJA VASSRAL 16099
SYUKRIA AZIZATUN AZIMAH 16100
TITANIA AURILLY 16101
VIRDAYANTI BURHAN 16102
VIVI AUDILLAH 16103
WAHYU FERNANDA NTOBUO 16104
WAHYUNI MULTAZAM 16105
WIWIN WINARTI 16106

AKADEMI TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI

ATRO MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2018
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT,

karena atas berkat dan limpahan rahmat-Nya lah sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan makalah ini yang berjudul “Faktor-faktor yang

mempengaruhi kelainan akibat radiasi dan cara penanggulangannya“.

Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas yang

diberikan oleh dosen mata kuliah Radiobiologi. Kami menyadari

sepenuhnya makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan banyak

terdapat kesalahan baik dari segi penulisan maupun pembahasan, oleh

karena itu kami mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat

membangun demi perbaikan makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang

telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai

akhir.Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita.Amin.

Makassar, 9 April 2018

Kelompok 6

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................. 2


DAFTAR ISI ............................................................................................... 3
BAB I.......................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ........................................................................................ 4
A. LATAR BELAKANG ......................................................................... 4
B. RUMUSAN MASALAH ..................................................................... 5
C. TUJUAN PENULISAN...................................................................... 5
BAB II ......................................................................................................... 6
PEMBAHASAN .......................................................................................... 6
A. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelainan Akibat Radiasi ........... 6
B. Cara penanggulangan.................................................................... 19
BAB III ...................................................................................................... 22
PENUTUP ................................................................................................ 22
A. KESIMPULAN ................................................................................ 22
B. SARAN ........................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 23
DAFTAR HADIR KELOMPOK 6 .............................................................. 24

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Tanpa sadar, kehidupan kita di kelilingi oleh radiasi. Mulai

dari lingkungan, seperti dari sinar matahari dan gas radon dalam

rumah, sampai dengan barang elektronik yang kita pakai sehari-

hari. Dengan kecanggihan teknologi, radiasi dapat dimanfaatkan

untuk berbagai kepentingan manusia, seperti untuk pengobatan

kanker atau untuk tes kesehatan yang menggunakan sinar-x.

Namun tetap saja kita harus berhati-hati terhadap paparan radiasi,

karena paparan radiasi yang kuat dapat membahayakan

kesehatan.

Radiasi mungkin sudah akrab di telinga kita, namun jarang

kita ketahui secara benar apa itu radiasi. Radiasi adalah energi

yang bergerak dalam bentuk gelombang atau partikel kecil dengan

kecepatan tinggi. Secara alami, radiasi ada pada sinar matahari.

Sedangkan, radiasi yang dibuat manusia dalam bentuk sinar-x,

senjata nuklir, pembangkit listrik tenaga nuklir, dan pengobatan

kanker.

Terdapat 2 jenis radiasi yaitu radiasi pengion dan radiasi non

pengion. Radiasi pengion dapat mempengaruhi atom yang terdapat

dalam tubuh makhluk hidup, sehingga paparan radiasi pengion ini

dapat menimbulkan resiko kesehatan. Sedangkan radiasi non

pengion tidak mampu untuk mengionisasi atom atau molekul,

sehingga radiasi ini tidak seberbahaya radiasi pengion.

4
Berikut dalam makalah ini akan dibahas mengenai faktor-

faktor yang dapat mempengaruhi kelainan akibat radiasi dan cara

penanggulangannya.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa sajakah faktor-faktor yang mempengaruhi kelainan akibat

radiasi ?

2. Bagaimana cara penanggulangan kelainan akibat radiasi ?

C. TUJUAN PENULISAN

1. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kelainan akibat

radiasi.

2. Mengetahui bagaimana cara penanggulangan kelainan akibat

radiasi.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelainan Akibat


Radiasi

Jika radiasi mengenai tubuh manusia, ada 2 kemungkinan

yang dapat terjadi: berinteraksi dengan tubuh manusia, atau hanya

melewati saja. Jika berinteraksi, radiasi dapat mengionisasi atau

dapat pula mengeksitasi atom. Setiap terjadi proses ionisasi

atau eksitasi, radiasi akan kehilangan sebagian energinya. Energi

radiasi yang hilang akan menyebabkan peningkatan temperatur

(panas) pada bahan (atom) yang berinteraksi dengan radiasi

tersebut. Dengan kata lain, semua energi radiasi yang terserap di

jaringan biologis akan muncul sebagai panas melalui peningkatan

vibrasi (getaran) atom dan struktur molekul. Ini merupakan awal

dari perubahan kimiawi yang kemudian dapat mengakibatkan efek

biologis yang merugikan. Satuan dasar dari jaringan biologis adalah

sel. Sel mempunyai inti sel yang merupakan pusat pengontrol sel.

6
Sel terdiri dari 80% air dan 20% senyawa biologis kompleks. Jika

radiasi pengion menembus jaringan, maka dapat mengakibatkan

terjadinya ionisasi dan menghasilkan radikal bebas, misalnya

radikal bebas hidroksil (OH), yang terdiri dari atom oksigen dan

atom hidrogen. Secara kimia, radikal bebas sangat reaktif dan

dapat mengubah molekul-molekul penting dalam sel.

DNA (deoxyribonucleic acid) merupakan salah satu molekul

yang terdapat di inti sel, berperan untuk mengontrol struktur dan

fungsi sel serta menggandakan dirinya sendiri.

7
Setidaknya ada dua cara bagaimana radiasi dapat

mengakibatkan kerusakan pada sel. Pertama, radiasi dapat

mengionisasi langsung molekul DNA sehingga terjadi perubahan

kimiawi pada DNA. Kedua, perubahan kimiawi pada DNA terjadi

secara tidak langsung, yaitu jika DNA berinteraksi dengan radikal

bebas hidroksil. Terjadinya perubahan kimiawi pada DNA tersebut,

baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat menyebabkan

efek biologis yang merugikan, misalnya timbulnya kanker maupun

kelainan genetik.

Pada dosis rendah, misalnya dosis radiasi latar belakang yang

kita terima sehari-hari, sel dapat memulihkan dirinya sendiri dengan

sangat cepat. Pada dosis lebih tinggi (hingga 1 Sv), ada

kemungkinan sel tidak dapat memulihkan dirinya sendiri, sehingga

sel akan mengalami kerusakan permanen atau mati. Sel yang mati

relatif tidak berbahaya karena akan diganti dengan sel baru. Sel

yang mengalami kerusakan permanen dapat menghasilkan sel

yang abnormal ketika sel yang rusak tersebut membelah diri. Sel

yang abnormal inilah yang akan meningkatkan risiko tejadinya

kanker pada manusia akibat radiasi.

Efek radiasi terhadap tubuh manusia bergantung pada

seberapa banyak dosis yang diberikan, dan bergantung pula pada

lajunya; apakah diberikan secara akut (dalam jangka waktu

seketika) atau secara gradual (sedikit demi sedikit).

8
Sebagai contoh, radiasi gamma dengan dosis 2 Sv (200 rem)

yang diberikan pada seluruh tubuh dalam waktu 30 menit akan

menyebabkan pusing dan muntah-muntah pada beberapa persen

manusia yang terkena dosis tersebut, dan kemungkinan satu

persen akan meninggal dalam waktu satu atau dua bulan

kemudian. Untuk dosis yang sama tetapi diberikan dalam rentang

waktu satu bulan atau lebih, efek sindroma radiasi akut tersebut

tidak terjadi.

Contoh lain, dosis radiasi akut sebesar 3,5 – 4 Sv (350 – 400

rem) yang diberikan seluruh tubuh akan menyebabkan kematian

sekitar 50% dari mereka yang mendapat radiasi dalam waktu 30

hari kemudian. Sebaliknya, dosis yang sama yang diberikan secara

merata dalam waktu satu tahun tidak menimbulkan akibat yang

sama.

Selain bergantung pada jumlah dan laju dosis, setiap organ

tubuh mempunyai kepekaan yang berlainan terhadap radiasi,

sehingga efek yang ditimbulkan radiasi juga akan berbeda.

Sebagai contoh, dosis terserap 5 Gy atau lebih yang diberikan

secara sekaligus pada seluruh tubuh dan tidak langsung mendapat

perawatan medis, akan dapat mengakibatkan kematian karena

terjadinya kerusakan sumsum tulang belakang serta saluran

pernapasan dan pencernaan. Jika segera dilakukan perawatan

medis, jiwa seseorang yang mendapat dosis terserap 5 Gy tersebut

9
mungkin dapat diselamatkan. Namun, jika dosis terserapnya

mencapai 50 Gy, jiwanya tidak mungkin diselamatkan lagi,

walaupun ia segera mendapatkan perawatan medis.

Jika dosis terserap 5 Gy tersebut diberikan secara sekaligus ke

organ tertentu saja (tidak ke seluruh tubuh), kemungkinan besar

tidak akan berakibat fatal. Sebagai contoh, dosis terserap 5 Gy

yang diberikan sekaligus ke kulit akan menyebabkan eritema.

Contoh lain, dosis yang sama jika diberikan ke organ reproduksi

akan menyebabkan mandul.

Efek radiasi yang langsung terlihat disebut Efek Deterministik.

Efek ini hanya muncul jika dosis radiasinya melebihi suatu batas

tertentu, disebut Dosis Ambang.

Efek deterministik bisa juga terjadi dalam jangka waktu yang

agak lama setelah terkena radiasi, dan umumnya tidak berakibat

fatal. Sebagai contoh, katarak dan kerusakan kulit dapat terjadi

dalam waktu beberapa minggu setelah terkena dosis radiasi 5 Sv

atau lebih.

Jika dosisnya rendah, atau diberikan dalam jangka waktu yang

lama (tidak sekaligus), kemungkinan besar sel-sel tubuh akan

memperbaiki dirinya sendiri sehingga tubuh tidak menampakkan

tanda-tanda bekas terkena radiasi. Namun demikian, bisa saja sel-

sel tubuh sebenarnya mengalami kerusakan, dan akibat kerusakan

10
tersebut baru muncul dalam jangka waktu yang sangat lama

(mungkin berpuluh-puluh tahun kemudian), dikenal juga sebagai

periode laten. Efek radiasi yang tidak langsung terlihat ini

disebut Efek Stokastik.

Efek stokastik ini tidak dapat dipastikan akan terjadi, namun

probabilitas terjadinya akan semakin besar apabila dosisnya juga

bertambah besar dan dosisnya diberikan dalam jangka waktu

seketika. Efek stokastik ini mengacu pada penundaan antara saat

pemaparan radiasi dan saat penampakan efek yang terjadi akibat

pemaparan tersebut. Kecuali untuk leukimia yang dapat

berkembang dalam waktu 2 tahun, efek pemaparan radiasi tidak

memperlihatkan efek apapun dalam waktu 20 tahun atau lebih.

Salah satu penyakit yang termasuk dalam kategori ini adalah

kanker. Penyebab sebenarnya dari penyakit kanker tetap tidak

diketahui. Selain dapat disebabkan oleh radiasi pengion, kanker

dapat pula disebabkan oleh zat-zat lain, disebut zat karsinogen,

misalnya asap rokok, asbes dan ultraviolet. Dalam kurun waktu

sebelum periode laten berakhir, korban dapat meninggal karena

penyebab lain. Karena lamanya periode laten ini, seseorang yang

masih hidup bertahun-tahun setelah menerima paparan radiasi ada

kemungkinan menerima tambahan zat-zat karsinogen dalam kurun

waktu tersebut. Oleh karena itu, jika suatu saat timbul kanker, maka

11
kanker tersebut dapat disebabkan oleh zat-zat karsinogen, bukan

hanya disebabkan oleh radiasi.

Kelainanan Akibat Radiasi Terhadap Organ Tubuh Manusia

1. Organ Kulit

Efek deterministik pada kulit bergantung pada besarnya dosis.

Paparanradiasi sekitar 2-3 Gy dapat menimbulkan efek kemerahan

(eritema). Pada kulit saat dosis sekitar 3– 8 Gy menyebabkan

terjadinya kerontokan rambut (epilasi) dan pengelupasan kulit

(deskuamasi kering) dalam waktu 3– 6 minggu setelah paparan

radiasi.

Pada dosis yang lebih tinggi, sekitar 12– 20 Gy, akan

mengakibatkan terjadinya pengelupasan kulit disertai dengan

pelepuhan dan bernanah (blister) serta peradangan akibat infeksi

pada lapisan dalam kulit (dermis) sekitar 4– 6 minggu kemudian.

Kematian jaringan (nekrosis) timbul dalam waktu 10 minggu setelah

paparan radiasi dengan dosis lebih besar dari 20 Gy, sebagai

akibat dari kerusakan yang parah pada kulit dan pembuluh darah.

Bila dosis yang di terima mencapai 50 Gy, nekrosis akan terjadi

dalam waktu yang lebih singkat yaitu sekitar 3 minggu.

Efek stokastik pada kulit adalah kanker kulit. Keadaan ini,

berdasarkan studi epidemiologi, banyak dijumpai pada para

penambang uranium yang menderita kanker kulit di daerah muka

12
akibat paparan radiasi dari debu uraniumyang menempel pada

muka.

2. Mata

Mata terkena paparan radiasi baik akibat dari radiasi lokal (akut

atau protraksi) maupun paparan radiasi seluruh tubuh. Lensa mata

adalah struktur mata yang paling sensitif terhadap radiasi.

Kerusakan pada lensa diawali dengan terbentuknya titik-titik

kekeruhan atau hilangnya sifat transparansi sel serabut lensa yang

mulai dapat dideteksi setelah paparan radiasi sekitar 0,5 Gy.

Kerusakan ini bersifat akumulatif dan dapat berkembang sampai

terjadi kebutaan akibat katarak. Tidak seperti efek deterministik

pada umumnya, katarak tidak akan terjadi beberapa saat setelah

paparan, tetapi setelah masa laten berkisar dari 6 bulan sampai 35

tahun, dengan rerata sekitar 3 tahun

3. Tiroid

Tiroid atau kelenjar gondok berfungsi mengatur proses

metabolisme tubuh melalui hormon tiroksin yang dihasilkannya.

Kelenjar ini berisiko kerusakan baik akibat paparan radiasi eksterna

maupun radiasi interna. Tiroid tidak terlalu peka terhadap radiasi.

Meskipun demikian bila terjadi inhalasi radioaktif yodium maka akan

segera terakumulasi dalam kelenjar tersebut dan mengakibatkan

kerusakan.Paparan radiasi dapat menyebabkan tiroiditis akut dan

hipotiroidism. Dosis ambang untuk tiroiditis akut sekitar 200 Gy.

13
4. Paru

Paru dapat terkena paparan radiasi eksterna dan interna. Efek

deterministik berupa pneumonitis biasanya mulai timbul setelah

beberapa minggu atau bulan.Efek utama adalah pneumonitis

interstisial yang dapat diikuti dengan terjadinya fibrosis sebagai

akibat dari rusaknya sel sistim vaskularisasi kapiler dan jaringan

ikat yang dapat berakhir dengan kematian. Kerusakan sel yang

mengakibatkan terjadinya peradangan akut paru ini biasanya terjadi

pada dosis 5 – 15 Gy.

Perkembangan tingkat kerusakan sangat bergantung pada volume

paru yang terkena radiasi dan laju dosis. Hal ini juga dapat terjadi

setelah inhalasi partikel radioaktif dengan aktivitas tinggi dan waktu

paro pendek. Setelah inhalasi, distribusi dosis dapat terjadi dalam

periode waktu yang lebih singkat atau lebih lama, antara lain

bergantung pada ukuran partikel dan bentuk kimiawinya.

Efek stokastik berupa kanker paru. Keadaan ini banyak dijumpai

pada para penambang uranium. Selama melakukan aktivitasnya,

para pekerja menginhalasi gas Radon-222 sebagai hasil luruh dari

uranium.

5. Organ reproduksi

Efek deterministik pada organ reproduksi atau gonad adalah

sterilitas atau kemandulan. Paparan radiasi pada testis akan

mengganggu proses pembentukan sel sperma yang akhirnya akan

14
mempengaruhi jumlah sel sperma yang akan dihasilkan. Proses

pembentukan sel sperma diawali dengan pembelahan sel

stem/induk dalam testis. Sel stem akan membelah dan

berdiferensiasi sambil bermigrasi sehingga sel yang terbentuk siap

untuk dikeluarkan. Dengan demikian terdapat sejumlah sel sperma

dengan tingkat kematangan yang berbeda, yang berarti mempunyai

tingkat radiosensitivitas yang berbeda pula. Dosis radiasi 0,15 Gy

merupakan dosis ambang sterilitas sementara karena sudah

mengakibatkan terjadinya penurunan jumlah sel sperma selama

beberapa minggu. Dosis radiasi sampai 1 Gy menyebabkan

kemandulan selama beberapa bulan dan dosis 1– 3Gy kondisi steril

berlangsung selama 1– 2 tahun. Menurut ICRP 60, dosis ambang

sterilitas permanen adalah 3,5– 6 Gy.

Pengaruh radiasi pada sel telur sangat bergantung pada usia.

Semakin tua usia, semakin sensitif terhadap radiasi. Selain

sterilitas, radiasi dapat menyebabkan menopouse dini sebagai

akibat dari gangguan hormonal system reproduksi. Dosis terendah

yang diketahui dapat menyebabkan sterilitas sementara adalah

0,65 Gy. Dosis ambang sterilitas menurut ICRP 60 adalah 2,5– 6

Gy. Pada usia yang lebih muda (20-an), sterilitas permanen terjadi

pada dosisyang lebih tinggi yaitu 12– 15 Gy, tetapi pada usia 40-

an dibutuhkan dosis 5– 7Gy.

Efek stokastik pada sel germinal lebih dikenal dengan efek

pewarisan yang terjadi karena mutasi pada gen atau kromosom sel

15
pembawa keturunan (sel sperma dan sel telur). Perubahan kode

genetik yang terjadi akibat paparan radiasi akan diwariskan pada

keturunan individu terpajan. Penelitian pada hewan dan tumbuhan

menunjukkan bahwa efek yang terjadi bervariasi dari ringan hingga

kehilangan fungsi atau kelainan anatomik yang parah bahkan

kematian premature.

6. Sistem Pembentukan Darah

Sumsum tulang sebagai tempat pembentukan sel darah, adalah

organ sasaran paparan radiasi dosis tinggi akan mengakibatkan

kematian dalam waktu beberapa minggu. Hal ini disebabkan

karena terjadinya penurunan secara tajam sel stem/induk pada

sumsum tulang. Dosis radiasi seluruh tubuh sekitar 0,5 Gy sudah

dapat menyebabkan penekanan proses pembentukan sel-sel darah

sehingga jumlah sel darah akan menurun.

Komponen sel darah terdiri dari sel darah merah (eritrosit), sel

darah putih (lekosit) dan sel keping darah (trombosit). Sel lekosit

dapat dibedakan atas sel limfosit dan netrofil. Radio sensitivitas dari

berbagai jenis sel darah inibervariasi, sel yang paling sensitif

adalah sel limfosit dan sel yang paling resisten adalah sel eritrosit.

Jumlah sel limfosit menurun dalam waktu beberapa jam pasca

paparan radiasi, sedangkan jumlah granulosit dan trombosit juga

menurun tetapi dalamwaktu yang lebih lama, beberapa hari atau

minggu. Sementara penurunan jumlah eritrosit terjadi lebih lambat,

16
beberapa minggu kemudian. Penurunan jumlah sel limfosit

absolut/total dapat digunakan untuk memperkirakan tingkat

keparahan yang mungkin diderita seseorang akibat paparan radiasi

akut. Pada dosis yang lebih tinggi, individu terpapar umumnya

mengalami kematian sebagai akibat dari infeksi karena terjadinya

penurunan jumlah sel lekosit (limfosit dan granulosit) atau dari

pendarahan yang tidak dapat dihentikan karena menurunnya

jumlah trombosit dalam darah.

Efek stokastik pada sumsum tulang adalah leukemia dan kanker

sel darah merah. Berdasarkan pengamatan pada para korban bom

atom di Hiroshima dan Nagasaki, leukemia merupakan efek

stokastik tertunda pertama yang terjadi setelah paparan radiasi

seluruh tubuh dengan masa laten sekitar 2 tahun dan puncaknya

setalah setelah 6– 7 tahun.

7. Sistem Pencernaan

Bagian dari sistim ini yang paling sensitif terhadap radiasi adalah

usus halus. Kerusakan pada saluran pencernaan makanan

memberikan gejala mual, muntah, diare, gangguan sistem

pencernaan dan penyerapan makanan. Dosis radiasi yang tinggi

dapat mengakibatkan kematian karena dehidrasi akibat

muntah dan diare yang parah. Efek stokastik yang timbul berupa

kanker pada epitel saluran pencernaan.

17
8. Janin

Efek paparan radiasi pada janin dalam kandungan sangat

bergantung pada kehamilan pada saat terpapar radiasi. Dosis

ambang yang dapat menimbulkan efek pada janin adalah 0,05

Gy. Perkembangan janin dalam kandungan dapat dibagi atas 3

tahap. Tahap pertama yaitu preimplantasi dan implantasi yang

dimulai dari proses pembuahan sampai menempelnya zigot pada

dinding rahim yang terjadi sampai umur kehamilan 2 minggu.

Pengaruh radiasi pada tahap ini menyebabkan kematian janin.

Tahap kedua adalah organogenesis pada masa kehamilan 2–7

minggu. Efek yang mungkin timbul berupa malformasi tubuh dan

kematian neonatal. Tahap ketiga adalah tahap fetus pada usia

kehamilan 8– 40minggu dengan pengaruh radiasi berupa retardasi

pertumbuhan dan retardasimental. Janin juga berisiko terhadap

efek stokastik dan yang paling besar adalah risiko terjadinya

leukemia pada masa anak-anak.

Kemunduran mental diduga terjadi karena salah sambung sel-sel

syaraf di otak yang menyebabkan penurunan nilai IQ. Dosis

ambang diperkirakan sekitar 0,1 Gy untuk usia kehamilan 8 - 15

minggu dan sekitar 0,4 - 0,6 Gy untuk usia kehamilan16 - 25

minggu. Pekerja wanita yang hamil tetap dapat bekerja selama

dosis radiasi yang mungkin diterimanya harus selalu dikontrol

secara ketat. Komisi merekomendasikan pembatasan dosis radiasi

yang diterima permukaan perut wanita hamil tidak lebih dari 1 mSv.

18
Efek stokastik berupa kanker tiroid. Hal ini banyak terjadi sebagai

akibat paparanradiasi tindakan radioterapi (sampai 5 Gy) pada

kelenjar timus bayi yang menderita pembesaran kelenjar timus

akibat infeksi. Paparan radiasi pada kelenjar timus yang berada

tepat di bawah kelenjar tiroid ini menyebabkan kelenjar tiroid juga

terirradiasi walaupun dengan dosis yang lebih rendah. Hal ini

mengakibatkan individu tersebut menderita kanker tiroid setelah

dewasa.

B. Cara penanggulangan

Mengingat radiasi dapat membahayakan kesehatan, maka

pemakaian radiasi perlu diawasi, baik melalui peraturan-peraturan

yang berkaitan dengan pemanfaatan radiasi dan bahan-

bahan radioaktif, maupun adanya badan pengawas yang

bertanggungjawab agar peraturan-peraturan tersebut diikuti. Di

Indonesia, badan pengawas tersebut adalah Bapeten (Badan

Pengawas Tenaga Nuklir).

Filosofi proteksi radiasi yang dipakai sekarang ditetapkan oleh

Komisi Internasional untuk Proteksi Radiasi (International

Commission on Radiological Protection, ICRP) dalam suatu

pernyataan yang mengatur pembatasan dosis radiasi, yang intinya

sebagai berikut:

19
a. Suatu kegiatan tidak akan dilakukan kecuali mempunyai

keuntungan yang positif dibandingkan dengan risiko, yang

dikenal sebagai azas justifikasi,

b. Paparan radiasi diusahakan pada tingkat serendah mungkin

yang bisa dicapai (as low as reasonably achievable, ALARA)

dengan mempertimbangkan faktor ekonomi dan sosial, yang

dikenal sebagai azas optimasi,

c. Dosis perorangan tidak boleh melampaui batas yang

direkomendasikan oleh ICRP untuk suatu lingkungan tertentu,

yang dikenal sebagai azas limitasi.

Konsep untuk mencapai suatu tingkat serendah mungkin

merupakan hal mendasar yang perlu dikendalikan, tidak hanya

untuk radiasi tetapi juga untuk semua hal yang membahayakan

lingkungan. Mengingat bahwa tidak mungkin menghilangkan

paparan radiasi secara keseluruhan, maka paparan radiasi

diusahakan pada tingkat yang optimal sesuai dengan kebutuhan

dan manfaat dari sisi kemanusiaan.

Seberapa parah dampak yang dapat dialami dari radiasi adalah

tergantung dari seberapa banyak tubuh menyerap radiasi dari

sumbernya. Berikut ini merupakan hal yang dapat di kontrol untuk

meminimalkan paparan radiasi :

1. Jaga jarak dari sumber radiasi

20
Semakin dekat dengan sumber radiasi, maka paparan

radiasi yang diterima juga semakin besar. Sebaliknya, jika jarak

semakin jauh dari sumber radiasi, maka radiasi yang diterima

juga semakin sedikit.

2. Mengurangi durasi terhadap paparan radiasi

Semakin lama tubuh terpapar radiasi, semakin banyak pula

radiasi yang diserap.

3. Mengurangi kesempatan radiasi pengion untuk bergabung ke

dalam tubuh.

Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengonsumsi kalium

Iodida (KI) segera setelah terpapar radiasi. KI ini dapat

membantu melindungi tiroid dari radiasi. Mengapa tiroid?

Karena radiasi berdampak langsung pada kelenjar tiroid,

sehingga merusak kemampuan kelenjar tiroid membentuk DNA

yang sehat, fungsi kekebalan tubuh, metabolisme,

keseimbangan hormon, serta kesehatan jantung. Konsumsi KI

juga dapat mengurangi resiko berkembangnya kanker tiroid.

4. Menggunakan alat pelindung diri berupa baju pelindung lengkap

seluruh tubuh dan masker berfilter yang dilengkapi dengan

supply udara.

5. Memperhatikan tingkat konsentrasi radiasi di udara.

6. Mencegah radioaktif terkontaminasi dengan lingkungan.

21
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Ada dua cara bagaimana radiasi dapat mengakibatkan

kerusakan pada sel. Pertama, radiasi dapat mengionisasi

langsung molekul DNA sehingga terjadi perubahan kimiawi

pada DNA. Kedua, perubahan kimiawi pada DNA terjadi secara

tidak langsung, yaitu jika DNA berinteraksi dengan radikal

bebas hidroksil. Terjadinya perubahan kimiawi pada DNA

tersebut, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat

menyebabkan efek biologis yang merugikan, misalnya

timbulnya kanker maupun kelainan genetik.

B. SARAN

Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak memiliki

kekurangan, dan kami sangat berharap agar kiranya pembaca

bisa memberikan kritik dan saran untuk perbaikan selanjutnya.

Terima kasih.

22
DAFTAR PUSTAKA

1. Https://www.google.co.i/amp/s/yosainto.wordpress.com/2011/11

/20/beberapa-penyakit-akibat-radiasi/amp/

2. http://nationalgeographic.co.i/berita/2011/03/cara-baru-

menangani-penyakit-akibat-radiasi

3. https://www.google.co.i/amp/s/hellosehat.com/hidup-sehat/tips-

sehat/apa-itu-bahaya-radiasi-dan-bagaimana-cara-

mengatasinya/amp/

4. https://www.google.co.id/amp/s/radiks.wordpress.com/2010/12/2

3/penanganan-efek-radiasi/amp/

5. http://www.batan.go.id/pusdiklat/elearning/proteksiradiasi/penge

nalan_radiasi/2-3.htm

6. http://dunia-radiology.blogspot.co.id/2013/10/efek-radiasi-

terhadap-sel-tubuh.html

7. Thormod Henriksen dan H. David Mailie, 2003, Radiation and

Health, Taylor and Francis, USA.

8. Togap marpaung, 2006, proteksi radiasi dalam radiologi

intervensional, Jakarta.

23
DAFTAR HADIR KELOMPOK 6
Kelas : B

NO NAMA EMAIL NO.HP KET.


1. SYUJA VASSRAL - 081524437553

2. SYUKRIA AZIZATUN - 089651385190


AZHIMA
3. TITANIA AURILLY - 085341719504

4. VIRDAYANTI BURHAN - 085395676985

5. VIVI AUDILLAH Viviaudillah27@gmail.com 082187277105

6. WAHYU FERNANDA Whyfernanda2@gmail.com 082292712915


NTOBUO
7. WAHYUNI MULTAZAM - 082394418005

8. WIWIN WINARTI Wiwinwinarti6@gmail.com 085242444778

24

Anda mungkin juga menyukai