Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH EKONONOMI

Dosen:*#*#*(#(@(#((@((@**$*$**$*

Disusun oleh :

JUNIANTI S. MASUKU
NRP

PROGRAM STUDI DIII MENEJMEN PELABUHAN


POLITEKNIK MARITIM AMI MAKASSAR
(2021)
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah

i
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas ini tentang Makalah Ekonomi.

Tugas ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan tugas ini. Untuk itu
saya menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan tugas ini.

Terlepas dari itu semua saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar saya dapat memperbaiki tugas ini.

Akhir kata saya berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
maupun inpirasi terhadap pembaca.

Makassar,15 Desember 2021

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................iii
BAB I

ii
PENDAHULUAN .............................................................................................1
1.1 Latar Belakang ..............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan...........................................................................................2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................3
2.1 Dasar-dasar Radioterapi................................................................................3
2.2 Work Flow Radioterapi.................................................................................2
2.3 Modalitas Alat Radioterapi ...........................................................................5
2.4 Immobilisasi Alat Radioterapi ......................................................................6
BAB III
KESIMPULAN DAN HASIL...........................................................................8
3.1 Kesimpulan dan Hasil ...................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................9

iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan diikuti dengan perkembangan
teknologi. Didunia kesehatan, peralatan teknologi yang digunakan semakin
canggih. Radiologi memegang peranan penting dalam upaya penegakan
diagnosa suatu penyakit dan mempelajari tentang radiasi terutama di bidang
radiodiagnostik dan radioterapi yang bertujuan untuk penyembuhan dari sakit
yang dideritanya ataupun sekedar meningkatkan kualitas hidup penderita.
Salah satunya adalah pengobatan dalam melawan penyakit keganasan, yang
di anggap mematikan yaitu kanker.
Beberapa metode dapat diterapkan dalam penanganan penyakit tumor
ganas atau kanker ini, yaitu operasi, kemoterapi, dan radioterapi. Metode-
metode tersebut dapat dilakukan secara mandiri ataupun bisa
dikombinasikan. Mengenai hal tersebut akan di tentukan oleh dokter
berdasarkan jenis kanker dan tingkat keganasan (stadium) yang diderita.
Radioterapi merupakan tindakan medis yang dilakukan pada pasien dengan
menggunakan radiasi pengion untuk mematikan sel kanker semaksimal
mungkin dengan kerusakan pada sel normal seminimal mungkin. Tindakan
terapi ini menggunakan sumber radiasi tertutup. Banyak pemeriksaan kanker
yang dapat kita lakukan dengan menggunakan radioterapi (Petrarizky &
Gondhowiardjo, 2018).
Sebelum mempelajari pemeriksaan radioterafi lebih lanjut sebaiknya
mengetahui dasar radioterapi, work flow radioterapi, modalitas alat
radioterapi, dan alat immobilisasi radioterafi terlebih dahulu yang akan
dibahas dalam makalah ini.

1.2 Rumjusan masalah


1. Bagaimana dasar-dasar radioterapi?
2. Bagaimana work flow radioterapi?
3. Apa saja modalitas alat radioterapi?
4. Apa saja alat immobilisasi radioterapi?

1
1.3 Tujuan penelitian
1. Mengetahui dasar-dasar radioterapi
2. Mengetahui work flow radioterapi
3. Mengetahui apa saja modalitas alat radioterapi
4. Mengetahui apa saja alat immobilisasi radioterapi

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Dasar-dasar Radioterapi
Radiasi merupakan perpindahan energi dari sumber radiasi
terhadap medium lain, dan transmisi ini dapat berupa partikel (radiasi
partikel) maupun berupa gelombang atau cahaya (radiasi
elektromagnetik). Beberapa jenis radiasi yang dihasilkan dari atom, seperti
radiasi sinar tampak, sinar-X dan sinar-ɣ, dikelompokkan dalam
gelombang elektomagnetik atau dikenal dengan istilah spektrum
elektromagnetik. Pada spektrum ini, gelombang radio dengan panjang
gelombang ≥10–7 nm dan memiliki energi <12 eV termasuk ke dalam
radiasi non-ionik, seperti sinar inframerah, sinar tampak, sinar ultraviolet,
sedangkan gelombang radio dengan energi >12 eV, seperti sinar-X dan
sinar-ɣ disebut radiasi pengion. Dalam radioterapi, digunakan radiasi
pengion karena dapat membentuk ion (partikel bermuatan listrik) dan
menyimpan energi ke sel-sel jaringan yang melewatinya. Energi yang
tersimpan ini bisa membunuh sel kanker atau menyebabkan perubahan
genetik yang mengakibatkan kematian sel kanker. Radiasi pengion adalah
radiasi dengan energi tinggi yang mampu melepaskan elektron dari orbit
suatu atom, yang menyebabkan terbentuknya muatan atau terionisasi.
Radiasi pengion terdiri dari radiasi elektromagnetik dan radiasi partikel.
1. Radiasi elektromagnetik
Radiasi elektromagnetik merupakan radiasi ketika energi dibawa
oleh osilasi medan listrik dan medan magnet yang merambat pada
kecepatan cahaya, contohnya radiasi sinar-X dan sinar-ɣ dan
merupakan jenis yang paling umum digunakan dalam radioterapi.5
Sinar-X diproduksi saat elektron berkecepatan tinggi bertabrakan
dengan material yang memiliki nomor atom tinggi seperti tungsten-
molibdenum pada anoda tabung sinar-X, sedangkan sinar gamma
secara fisik identik dengan sinar-X, namun dipancarkan dari inti atom
(intranuclearly) atau berasal dari radioactive decay seperti Cobalt-60,
Radium dan Cesium. Inti atom yang tidak stabil melepaskan energi

3
berlebihnya dalam bentuk elektron intranuklear (partikel beta) atau inti
helium (sebuah partikel alfa). Jika masih memiliki kelebihan energi
setelah itu, sinar gamma dipancarkan untuk mencapai steady state.
2. Radiasi partikel
Radiasi partikel adalah radiasi yang terdiri dari partikel atom atau
subatomik (elektron dan proton) yang membawa energi dalam bentuk
energi kinetik atau massa yang bergerak. Radiasi partikel terdiri dari
elektron, proton dan neutron beams. Electron beams merupakan salah
satu metode konvensional yang telah lebih dahulu digunakan.
Biasanya digunakan dalam terapi radiasi sehari-hari dan sangat
berguna pada terapi tumor yang dekat dengan permukaan tubuh
karena tidak menembus ke dalam jaringan. Proton beams merupakan
radiasi partikel yang lebih baru digunakan untuk mengobati kanker.
Radiasi ini memiliki distribusi dosis yang lebih baik karena profil
penyerapannya yang unik dalam jaringan yang dikenal sebagai puncak
Bragg (Bragg peak) sehingga memungkinkan terjadi pengendapan
energi destruktif dengan maksimal di lokasi tumor dan meminimalkan
kerusakan pada jaringan sehat di sepanjang jalur kerjanya. Dalam
aplikasi klinis, radiasi ini sangat berguna untuk terapi tumor pediatrik
dan dewasa yang berada di dekat bagian vital seperti tumor tulang
belakang dan tumor tengkorak, karena paparan radiasi terhadap
jaringan normal sangat penting untuk diminimalkan. Neutron beams
mampu mendeposit energi secara maksimal pada target jaringan di
ujung lintas terapinya. Secara keseluruhan radiasi partikel memilliki
Linear Energy Transfer (LET) yang lebih tinggi daripada radiasi foton,
namun karena biaya produksinya yang mahal penggunaan jenis radiasi
ini masih terbatas.
a. Jenis radioterapi
Radioterapi dapat digunakan sebagai terapi kuratif, paliatif
maupun profilaksis (preventif). Terapi kuratif biasanya berbentuk
terapi tunggal untuk penyembuhan suatu kanker, contohnya
digunakan dalam kasus limfoma Hodgkin tahap awal, kanker

4
nasofaring, beberapa kanker kulit, dan kanker glotis awal. Terapi
paliatif bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup dengan cara
menghilangkan gejala-gejala kanker dengan menerapkan dosis radiasi
paliatif. Penerapannya antara lain pada kasus maternal otak dan tulang
serta sindroma venacava superior. Terapi profilaksis (preventif)
merupakan terapi yang bertujuan untuk mencegah kemungkinan
metastasis atau kejadian berulang melalui penerapan radioterapi,
contohnya adalah whole-barin radiotherapy untuk leukemia
limfoblastik akut dan kanker paru-paru sel kecil. Berdasarkan waktu
penggunaannya, radioterapi terdiri dari radioterapi adjuvan yang
diberikan setelah dilakukannya metode pegobatan tertentu,
radioterapineoadjuvan, dan radiokemoterapi. Radioterapineoadjuvan
dilakukan sebelum dilakukannya tindakan dengan metode lain,
misalnya radioterapi preoperasi, sedangkan radiokemoterapi yaitu
pemberian radioterapi yang dilakukan bersamaan dengan
kemoterapi.Penghantaran radiasi terhadap lokasi kanker dapat
dilakukan dengan dua metode, yaitu radioterapi eksternal dan
brachytherapy (endocurientherapy atau disebut sealed-source
radiotherapy). Radioterapi eksternal adalah radioterapi yang
dipaparkan ke tubuh secara eksternal menggunakan mesin perawatan,
sedangkan pada brachytherapy, sumber radiasi temporer atau
permanen ditempatkan ke dalam rongga tubuh, metode ini digunakan
dalam perawatan rutin kanker ginekologi dan prostat serta pada situasi
yang membutuhkan perawatan berulang (Fitriatuzzakiyyah et al.,
2017).

2.2 Work Flow Radioterapi


Alur kerja radioterapi, Setelah rujukan, pasien dijadwalkan untuk
konsultasi (Momen 1) dengan ahli onkologi radiasi, yang bertanggung
jawab untuk memantau lintasan perawatan pasien. Saat konsultasi,
dokter menemui pasien dan menilai semua informasi yang diperlukan
untuk merencanakan perawatan RT. Setelah konsultasi, dokter mengisi

5
formulir (PlanRT) dengan informasi medis dan membuat rencana
perawatan awal yang menguraikan jalur perawatan yang ditujukan
untuk pasien. Alur kerja pra-perawatan dimulai setelah konsultasi,
ketika pasien dijadwalkan untuk CT scan, tetapi penundaan sebelum
pra-perawatan dimulai, karena janji lain (misalnya kontras IV, analisis
darah, pembuatan alat bantu khusus pasien seperti masker, dll mungkin
diperlukan, serta pemeriksaan pencitraan tambahan (MRI dan PET-
CT).

Gambar 2.1 Work Flow Radioterapi

2.3 Modalitas Alat Radioterapi


1. Three dimensional conformal radiation therapy (3D-CRT)
CT dan MRI digunakan pada tumor target untuk meminimalisir
paparan radiasi terhadap jaringan sehat.
2. Four-dimensional radiation theraphy (4D-CRT)
Pencitraan CT dari target yang bergerak menggunakan alur
bantuan computer.
3. Intensity- modulated radiation therapy (IMRT)
Pancaran radiasi terbagi menjadi komponen-komponen sehingga
memungkinkan tidak terkenanya jaringan sehat.
4. Stereotactic radiosurgery (misal Gamma Knife)

6
Pancaran radiasi multiple terkumpul pada tumor target,
menghantarkan radiasi dosis tinggi pada tumor dan hanya sedikit
pada jaringan sekitarnya.
5. Stereotactic radiotherapy atau stereotactic body radiation therapy
(misal Cyberknife)
Radiasi dosis tinggi dihantarkan menggunakan tuntunan robot
(Crossan, 2015).

2.4 Alat Immobilisasi Radioterapi


Immobilisasi adalah alat yang digunakan untuk memastikan
keakuratan pemberian radiasi, dibutuhkan imobilisasi yang adekuat agar
tidak terjadi pergeseran target radiasi (Petrarizky & Gondhowiardjo,
2018).
1. Breast board
Alat immobilisasi atau fiksasi yang pada umumnya digunakan
untuk penyinaran kanker payudara.
2. Masker Thermoplastik
Alat immobilisasi atau fiksasi yang digunakan pada radioterafi
stereotaktik.

7
BAB III
KESIMPULAN DAN HASIL

Radiologi memegang peranan penting dalam upaya penegakan diagnosa


suatu penyakit dan mempelajari tentang radiasi terutama di bidang radiodiagnostik
dan radioterapi yang bertujuan untuk penyembuhan dari sakit yang dideritanya
ataupun sekedar meningkatkan kualitas hidup penderita. Hal hal yang perlu
dipelajari untuk lebih mengenal radioterapi yaitu ada dasar radioterapi, work flow
radioterapi, modalitas alat radioterapi, dan alat Immobilisasi radioterapi.
Pada dasar radioterapi, dipelajari radiasi pengion yang merupakan radiasi
dengan energi tinggi yang mampu melepaskan elektron dari orbit suatu atom.
Radiasi pengion terdiri dari radiasi elektromagnetik dan radiasi partikel. Work
flow adalah alur kerja radioterapi seperti prosedur yang dilalui saat akan
melakukan tidakan. Modalitas alat radioterapi merupakan jenis yang digunakan
sesuai dengan kebutuhan pemeriksaan. Sedangkan alat imobilisasi radioterapi
merupakan alat yang digunakan untuk memastikan keakuratan pemberian
radiasi.

8
DAFTAR PUSTAKA

Crossan, P. (2015). External beam radiation therapy. Breast Disease: Comprehensive


Management, April, 377–397. https://doi.org/10.1007/978-1-4939-1145-5_26
Fitriatuzzakiyyah, N., Sinuraya, R. K., & Puspitasari, I. M. (2017). Cancer Therapy with
Radiation: The Basic Concept of Radiotherapy and Its Development in Indonesia.
Indonesian Journal of Clinical Pharmacy, 6(4), 311–320.
https://doi.org/10.15416/ijcp.2017.6.4.311
Petrarizky, A. J., & Gondhowiardjo, S. A. (2018). Akurasi Geometri Pasien yang Menjalani
Radioterapi Stereotaktik di Departemen Radioterapi RSCM. Radioterapi & Onkologi
Indonesia, 6(1), 1–49. https://doi.org/10.32532/jori.v6i1.28

Anda mungkin juga menyukai