RADIOTERAPI
Di susun oleh :
Dosen Pengampu :
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang mana atas rahmat-Nya sehingga
Eksterna Dan Interna” Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang
makalah ini, khususnya kepada dosen kami yang telah memberikan tugas dan
Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami
miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi
Kelompok 1
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah...................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan....................................................................................... 1
D. Manfaat Penulisan..................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Radioterapi................................................................................................. 3
B. Pesawat LINAC......................................................................................... 4
C. Tahapan Radioterapi LINAC..................................................................... 4
D. Barkhiterapi............................................................................................... 8
E. Tahapan Brakhiterapi................................................................................ 10
F. Prosedur penyinaran.................................................................................. 12
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................ 18
B. Saran.......................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Radioterapi atau disebut juga terapi radiasi adalah terapi
menggunakan radiasi yang bersumber dari energy radioaktif. Radioterapi
yaitu jenis pengobatan yan menggunakan atau memanfaatkan sinar pengion
(sinar-x, sinar gamma) dan partikel lain (neutron, proton, dll) untuk
mematikan sel-sel kanker tanpa akibat fatal pada jaringan sehat disekitarnya.
Terapi radiasi ini akan mematikan sel-sel kanker jika mencapai dosis tertentu.
Radioterapi merupakan salah satu terapi atau pengobatan penyakit
kanker/keganasan 60-70 % pasien kanker memerlukan terapi radiasi dalam
salah satu terapinya. Masyakarakat umum banyak yang tidak mengetahui
tentang radiasi, sehingga merasa takut atau khawatir ketika dianjurkan untuk
menjalani terapi radiasi oleh dokter
Tujuan radioterapi adalah untuk pengobatan secara radikal, sebagai
terapi paliatif yaitu untuk mengurangi dan menghilangkan rasa sakit atau
tidak nyaman akibat kanker dan sebagai adjuvant yakni bertujuan untuk
mengurangi resiko kekambuhan dari kanker. Dengan pemberian setiap terapi,
maka akan semakin banyak sels sel kanker yang mati dan tumor akan
mengecil. Sel-sel kanker yang mati akan hancur, di bawa oleh darah dan di
ekresi keluardari tubuh. Sebagian besar sel-sel sehat akan bias pulih kembali
dari pengaruhdari radiasi.
Ada beberapa teknik radioterapi, diantaranya eksternal radiasi dan
Brakhiterapi. Eksternal radiasi disebut sinar luar karena sumber radiasi
diletakkan di luar tubuh atau diluar target yang akan di sinar sehingga ada
jarak antara sumber radiasi, berkisar antara 80 – 100 cm. untuk jenis pesawat
cobalt 60, menggunakan jarak 80 cm. untuk linear accelerator (LINAC)
menggunakan jarak 100 cm. sedangkan Brakhiterapi, sumber radiasi di
letakkan di dalam tumor atau menempel di tumor (kanker).
1
B. Rumusan masalah
1. Apa itu Radioterapi?
2. Apa saja Tahapan Radioterapi LINAC ?
3. Apa saja Tahapan Brakhriterapi ?
4. Bagaimana Prosedur Brakhiterapi ?
C. Tujuan penulisan
1. Mengetahui apa itu Radioterapi
2. Mengetahui apa saja Tahapan radioterapi LINAC
3. Mengetahui apa saja tahapan Brakhiterapi
4. Bagaimana prosedur Brakhiterapi
D. Manfaat penulisan
1. Memberikan infomasi kepada pembaca tentang radioterapi
2. Memberikan informasi kepada pembaca tentang tahapan – tahapanan
radioterapi LINAC dan Brakhiterapi
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Radioterapi
Radioterapi atau yang disebut terapi radiasi adalah pengobatan yang
terutama ditujukan untuk penyakit keganasan dengan menggunakan sinar
pengion. Prinsip dari radioterapi yaitu untuk memberikan dosis radiasi yang
tepat dan terukur pada volume tumor yang ditentukan dan untuk menghindari
atau mengurangi kerusakan jaringan sehat disekitarnya seminimal mungkin.
Dalam pelaksanaannya radioterapi memiliki dua tujuan yaitu kuratif dan
paliatif (Rasjidi, Supriana & Cahyono, 2011).
a. Kuratif
Terapi radiasi ditujukan sebagai terapi utama dan diharapkan
dapat melakukan eradikasi tumor secara komplit. Radioterapi kuratif
diberikan untuk tumor yang radiosensitif dan tumor radiosensitif yang
sukar operasinya atau pasien menolak operasi.
b. Paliatif
Terapi radiasi paliatif adalah bentuk pengobatan pada pasien stadium
lanjut. Tujuan terapi paliatif adalah untuk menjaga kualitas hidup pasien
di sisa hidupnya dengan menghilangkan keluhan dan gejala sehingga
pasien dapat hidup dengan lebih nyaman.
Secara garis besar teknik penyampaian radiasi digolongkan dalam
2 golongan, yaitu :
1) Radiasi Eksterna (Teletherapy)
Radiasi eksterna adalah cara penyampaian radiasi di mana
terdapat jarak antara sumber radiasi dan target radiasi. Dengan
teknik ini ditempatkan suatu pesawat yang memancarkan radiasi
pada organ target. Teknik ini umumnya digunakan pada saat radiasi
pertama kali diberikan.
2) Radiasi Interna (Brachytherapy)
Brakhiterapi adalah pengobatan radiasi dengan mendekatkan
sumber radiasi ke tumor primer. Penempatan sumber radiasi ini
3
umumnya tidak bersifat permanen, dimana bila dosis radiasi yang
direncanakan telah tercapai maka sumber radiasi ini diangkat
kembali (Rasjidi, Supriana & Cahyono, 2011).
4
kenyamanan kepada pasien dan mengurangi pergerakan yang mungkin
ditimbulkan.
d. Simulation
Tahap penentuan lokasi dan volume organ yang akan diradiasi
dengan di simulator atau CT-Simulator untuk mendapatkan titik referensi
agar fisikawan medis dapat menentukan titik iso center Tahapan
5
penentuan dosis optimal untuk volume tumor dan jaringan normal
disekitarnya.
Berikut tahapan planning yang dilakukan di ruang Treatment
Planning System (TPS) :
1) Penggambaran target dan volume tumor sesuai dengan International
Commission on Radiation Units and Measurements (ICRU) yaitu :
Gross Tumor Volume (GTV), Clinical Target Volume (CTV),
Planning Target Volume (PTV) GTV adalah volume tumor yang
tampak nyata, dapat dilihat secara makroskopi, ditentukan secara
palpasi, diteliti dengan bantuan pencitraan imaging CT-Scan dan
MRI. CTV adalah suatu volume sasaran yang meliputi GTV dan
jaringan sehat, mempunyai 15 potensi penjalaran mikroskopik secara
limfogen. PTV adalah suatu konsep geometrik yang digunakan untuk
perencanaan terapi, spesifikasi dosis, ukuran dan bentuknya
tergantung pada GTV dan CTV serta efek akibat gerakan internal
tubuh dan posisi serta teknik terapi yang digunakan.
2) Penggambaran Organ At Risk Organ At Risk (OAR) atau organ
beresiko adalah jaringan normal kritis yang sensitif terhadap radiasi
yang secara signifikan dapat mempengaruhi perencanaan pengobatan
atau dosis yang diberikan. Dalam perencanaan, dosis pada OAR
tidak boleh melewati batas toleransi yang telah ditetapkan.
3) Penentuan arah sinar, dosis yang diterima oleh target, dosis yang
diterima oleh Organ At Risk dan penentuan luas lapangan
penyinaran yang dilakukan oleh fisikawan medis.
6
Gambar 2.2 Sistem TPS Yang Digunakan Dalam Proses Planning
g. Penyinaran
Setelah proses verifikasi selesai pasien akan melakukan penyinaran
dengan posisi masih sama dengan posisi pada saat simulator dan
verifikasi. Setelah itu radioterapis akan mengatur laser beam sesuai
dengan tanda yang sudah diberikan dan pastikan posisi meja pemeriksaan
sesuai agar kolimasi penyinaran sesuai dengan luas lapangan penyinaran
yang telah ditentukan
7
Gambar 2.4 Lapangan Daerah Penyinaran
D. Brakhiterapi
Brakhitherapi adalah bentuk radioterapi dimana sumber radiasi
tertutup ditempatkan didalam atau disebelah area yang membutuhkan
perawatan. Brakhitherapi umumnya digunakan sebagai pengobatan yang
efektif untuk kanker serviks, prostat, payudara, esofagus dan kulit dan juga
dapat digunakan untuk mengobati tumor di banyak bagian tubuh lainnya
(Garbaulet et al, 2002). Kelebihan brakhiterapi adalah tumor akan mendapat
dosis yang besar dengan menjaga jaringan sehat dari dosis yang berlebihan.
Selain itu teknik brakhiterapi bermanfaat untuk tumor yang bersifat hipoksik
atau memiliki daya proliferasi lambat, karena secara kontinyu memberikan
radiasi. Kekurangannya adalah letak tumor harus dapat dijangkau dan tidak
dapat digunakan sebagai terapi tunggal pada tumor dengan risiko adanya
keterlibatan kelenjar getah bening regional. Disamping itu perlu ketrampilan
dan perencanaan terapi yang baik (Rasjidi, 2011).
8
1. Jenis-jenis Brakhiterapi
a. Brakhiterapi Manual
Merupakan jenis brakhiterapi dengan radioaktif yang
berbentuk seperti jarum, biji, atau karet yang dimasukkan manual ke
dalam atau menempel pada tumor.
b. Brakhiterapi Remote After Loading
Merupakan jenis yang menggunakan perangkat jarak jauh yang
dikendalikan komputer untuk memasukkan zat radioaktif ke dalam
aplikator yang sedang dipasang didalam tubuh pasien. Adapun
aplikator yang sering digunakan pada penyinaran brakhiterapi kanker
serviks adalah ovoid dan fletcher.
9
atau MRI) sebagai panduan untuk presisi merencanakan dan
mengirimkan radiasi ke target sambil meminimalkan paparan
jaringan sehat disekitarnya, penilaian evaluasi volume dosis 3D
untuk organ sehat disekitarnya.
E. Tahapan Brakhiterapi
Bersumber dari jurnal radiografer indonesia, ISSN 2620-9950 tahun
2019 tahapan brakhiterapi sebagai berikut :
1. Persiapan Pasien
Pasien dari bangsal sudah mengenakan baju operasi dan terpasang
infus, dibawa ke ruang aplikasi di Instalasi Radioterapi untuk memulai
tindakan pemasangan aplikator. Pasien diminta untuk duduk di meja
khusus brakhiterapi.
2. Anestesi
Sebelum pemasangan aplikator brakhiterapi pasien terlebih
dahulu dilakukan anestesi spinal oleh dokter spesialis anestesi supaya
pasien tidak merasakan sakit. Anestesi dilakukan dengan cara
menyuntikkan obat local (isobarik 12- 15 mg/ 2,5 cc) pada subaracnoid
tulang belakang. Waktu onset pada pasien setelah penyuntikan 5 menit
dipastikan dengan cara tes angkat kaki, tes cubit pinggang dan pundak.
Waktu onset tersebut merupakan waktu yang terhitung saat obat
diberikan hingga obat bereaksi. Obat anestesi ini akan bertahan selama
1,5 hingga 2 jam.
3. Pemasangan Aplikator
Setelah pasien teranestesi, pasien diposisikan litotomi, kaki pasien
dibungkus menggunakan slup kaki, dan dilakukan pemasangan aplikator
intrakaviter lengkap brakhiterapi untuk kanker serviks oleh dokter
spesialis onkologi radiasi dibantu oleh perawat brakhiterapi.
4. Simulasi atau Pengambilan Gambaran Serviks
Setelah aplikator sudah terpasang pada pasien, selanjutnya
dilakukan simulasi dengan tujuan untuk melihat letak aplikator dan untuk
10
acuan dalam penghitungan dosis tumor serta organ sehat disekitarnya.
Radiografer radioterapi menghidupkan alat brakhiterapi, X-ray C-Arm
mobile. Tahap-tahap simulasi adalah sebagai berikut :
a. Pasien diminta tenang, tidak boleh bergerak selama simulasi
berlangsung. Pertengahan sagital tubuh pasien tepat pada garis
tengah meja supaya hasil simulasi benarbenar terukur.
b. Digunakan posisi dari arah antero posterior dan Lateral untuk
melihat aplikator berada tepat.
c. Kemudian dibuat radiograf pelvis proyeksi Antero Posterior (AP)
seperti pada gambar dan Lateral dengan arah sumbu sinar tegak lurus
terhadap IP. Kedua radiograf dibuat magnifikasi yang sama yaitu
jarak antara fokus ke film (FFD) 100 cm.
d. Dalam pembuatan radiograf menggunakan IP ukuran 30x 40 cm
sesuai ukuran scanner computer.
e. Hasil radiograf kemudian dikirim ke ruang Treatment Planning
System (TPS).
5. Treatment Planning System (TPS)
Treatment Planning System (TPS) berfungsi untuk memodelkan
aplikator dan jalannya sumber yang masuk ke aplikator, fisikawan medis
kemudian menghitung dan membuat distribusi dosis sesuai keputusan
dokter, dan membuat optimasi dosis bila diperlukan.
6. Penyinaran Brakhiterapi
Sebelumnya pasien diberi penjelasan tentang jalannya penyinaran
oleh Radioterapist yang bertugas. Untuk pelaksanaan penyinaran
dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Hasil perhitungan dosis dari komputer TPS dikirim ke dalam
komputer kontrol pesawat brakhiterapi.
b. Kemudian data dari TPS yang sudah tersimpan dapat dilihat dalam
monitor pesawat brakhiterapi, apabila data sudah benar sesuai dalam
perencanaan pasien siap dilakukan penyinaran dengan data tersebut.
11
c. Transfer tube dipasang pada aplikator sesuai dengan channel yang
sudah ditentukan dan terkunci dengan indexer chanel. Kemudian
pintu ruangan penyinaran ditutup dan dapat dilakukan penyinaran
pada pasien.
12
Kemudian pasien masuk ke ruang aplikasi, pasien akan diberikan
obat anestesi oleh perawat anestesi dan akan dilakukan pemasangan
aplikator oleh dokter onkologi radiasi
13
Gambar 2.9 Monitor C-Arm RSUD Arifin Achmad
b. Setelah selesai klik pada nama pasien kemudian pilih open study.
c. Kemudian RTT mengatur posisi pasien dengan objek berada di
tengah tube C-Arm untuk mendapatkan gambaran lateral dan PA.
d. Selanjutnya meletakkan recobox pada pertengahan tube C-Arm lalu
menginjak pedal exposure. Pada Modalitas C-Arm, tidak dilakukan
pengaturan faktor eksposi kerena C-Arm menggunakan sistem AEC
(Automatic Exposure Control).
14
Gambar 3.1 Komputer Treatment Planning System RSUD Arifin
Achmad
15
Gambar 3.3 TDU RSUD Arifin Achmad
i. RTT menekan tombol last man leaving button lalu RTT menutup
pintu ruangan treatment.
j. Selanjutnya RTT mengklik start pada menu treatment plans di TCC.
k. Ketika muncul data pasien yang akan disinar, RTT mengklik import.
Kemudian klik proceed. Kemudian akan muncul tampilan yang
memberitahu bahwa tidak ada masalah dan siap untuk dilakukan
penyinaran lalu tekan yes.
l. Setelah itu putar ke kanan kunci berwarna biru yang ada di TCP,
kemudian menekan start.
16
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Radioterapi atau yang disebut terapi radiasi adalah pengobatan yang
terutama ditujukan untuk penyakit keganasan dengan menggunakan sinar
pengion. Prinsip dari radioterapi yaitu untuk memberikan dosis radiasi yang
tepat dan terukur pada volume tumor yang ditentukan dan untuk menghindari
atau mengurangi kerusakan jaringan sehat disekitarnya seminimal mungkin.
Dalam pelaksanaannya radioterapi memiliki dua tujuan yaitu kuratif dan
paliatif.
Pesawat Linac merupakan sebuah alat yang menggunakan gelombang
elektromagnetik berfrekuensi tinggi untuk mempercepat partikel bermuatan.
Radiasi elektron dapat digunakan untuk pengobatan kanker yang letaknya
dekat dengan permukaan kulit untuk mengobati tumor dengan kedalaman
tertentu atau foton untuk terapi kanker yang letaknya jauh dengan permukaan
kulit
Brakhiterapi adalah salah satu jenis pengobatan kaker dengan
memaparkan zat radioaktif di sekitar atau langsung ke dalam tumor yang akan
dihancurkan. Brakhiterapi disebut sebagai terapi internal, karena prosedur ini
berlawanan denga radioterapi eksternal dimana energy radiasi diberikan
melalui bagian tubuh luar.
B. Saran
1. Setelah membaca makalah ini penulis mengharapkan agar pembaca dapat
memahami segala pembahasan yang ada pada makalah ini.
2. Penulis mengharap saran dan kritik dari pembaca karena masih terdapat
kekeurangan dalam penyusunan makalah ini.
17
DAFTAR PUSTAKA