Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM RADIOLOGI VETERINER

KASUS THORAX PADA MUSANG DENGAN DIAGNOSA


BRONCHITIS

Kelompok D2

VERENSYA REZY DILATARA 17820074

CINTA CAHYA SETYA 17820086

ADILA NURHAYATI TABINA 17820091


YOSEF FERNANDO TAWA DAY 17820092
MARYANTO ARIYO PIUS NGGERA 17820093
MUHAMMAD RIYAD SAID 17820095

DEPARTEMEN KLINIK
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
serta hidayah-Nya, sehingga dapat menyelesaikan Tugas Praktikum Radiologi dengan Judul
Interpretasi Radiografi X-Ray Kasus Thorax ( Bronchitis Pada Musang ) Maksud dan tujuan
penulisan Tugas Praktikum dalam bentuk makalah ini adalah untuk memahami lebih dalam
substansi dari materi perkuliahan Radiologi Veteriner dari para mahasiswa Fakultas
Kedokteran Hewan, Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.
Dengan selesainya makalah ini, tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh
karena itu, perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih dengan tulus dan rasa hormat
kepada :
1. Dekan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Wijaya Kusuma Surabaya, Prof. Dr.
H. Rochiman Sasmita, drh., MM., M.S yang telah membantu dalam kelancaran proses
pelaksanaan pendidikan di Fakultas Kedokteran Hewan Univesitas Wijaya Kusuma
Surabaya.
2. Ratna Widyawati, drh., M.Vet selaku Dosen Pengampu mata kuliah Radiologi
Veteriner yang telah membimbing, memberikan petunjuk dan saran-saran untuk
menyelesaikan Laporan dalam bentuk Makalah ini.
Kepada semua pihak yang telah membantu penulis selama ini yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu. Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat serta karunia-Nya kepada
semua pihak yang telah membantu penulis dengan tulus ikhlas dalam menyelesaikan
pendidikan ini, aamiin.
Akhirnya, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
sebab itu kritik dan saran sangat penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Penulis
berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi masyarakat dan semua pihak yang membaca,
aamiin.

Surabaya, 30 November 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii
I. PENDAHULUAN.................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................. 2
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................... 2
II. LAPORAN KASUS................................................................................. 3
2.1 Identitas Pasien................................................................................. 3
2.2 Foto X-Ray....................................................................................... 3
2.3 Anamnesis........................................................................................ 4
2.4 Gejala Klinis..................................................................................... 4
2.5 Diagnosa........................................................................................... 4
2.6 Terapi............................................................................................... 4

III. PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN................................................. 5


3.1 Pembahasan......................................................................................... 5
3.1.1 Bronchitis.......................................................................................... 5
3.2 Kesimpulan.......................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 10

3
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pemanfaatan sinar-X di bidang kedokteran nuklir merupakan salah satu cara


untuk meningkatkan kesehatan masyarakat. Salah satu aplikasi radiasi untuk
radiodiagnostik adalah foto rontgen seperti pemeriksaan thorax dan penggunaan
radiasi untuk radioterapi seperti pengobatan kanker. Sinar-X dapat membedakan
kerapatan berbagai jaringan dalam tubuh manusia yang dilewatinya. Pemeriksaan foto
rontgen menggunakan sinar-X dapat memberikan informasi mengenai tubuh manusia
tanpa perlu melakukan operasi bedah (Yufita, 2012).
Dalam pemeriksaan foto thorax organ-organ yang menyusun rongga thorax
sangatlah kompleks, sehingga banyak kelainan penyakit dapat di deteksi. Pemeriksaan
ini dapat dipergunakan untuk menilai kelainan pada daerah dada khususnya paru-
paru, jantung dan tulang iga (Mukhtar, 2015). Dalam teknik pemeriksaan foto thorax
dilakukan beberapa macam proyeksi pada saat penyinaran, salah satunya yaitu
proyeksi PA (Postero-Anterior) dilakukan dimana sumber sinar-X diarahkan dari
belakang pasien dan LAT (Lateral) dilakukan dimana sumber sinar-X yang diarahkan
dari samping kiri atau kanan pasien.
Jarak merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas foto rontgen
dan dosis pemeriksaan radiodiagnostik. Untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam
pemeriksaan, jarak harus diperhatikan secara tepat. Pemeriksaan foto thorax pada
umumnya jarak dari fokus ke film dilakukan pada jarak 150-180 cm. Sedangkan
Standard Procedur Operasional di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar,
pemeriksaan foto thorax dilakukan pada jarak fokus ke film adalah 120-180 cm.
Tingkat panduan dosis penyinaran dalam teknik pemeriksaan sangat penting, dan
harus ditetapkan serta digunakan pada pemeriksaan radiodiagnostik untuk mengetahui
nilai dosis yang efektif kepada pasien.
Nilai batas dosis khususnya pemeriksaan thorax berdasarkan tingkat panduan
dosis BAPETEN No 8 tahun 2011 untuk proyeksi PA sebesar 0,4 mGy dan proyeksi
LAT sebesar 1,5 mGy. Monitoring tingkat dosis dapat mengetahui level dosis paparan
medik pasien, sehingga diharapkan dosis radiasi yang 2 diterima pasien tidak melebihi
nilai batas dosis yang tercantum dalam tingkat panduan dosis (BAPETEN, 2011).

4
Optimalisasi hasil pemeriksaan pesawat sinar-X ini sangat diperlukan agar citra yang
dihasilkan memiliki kualitas baik dengan radiasi yang diberikan ke pasien tetap dalam
jumlah sekecil mungkin dan berada dalam nilai batasan yang aman (Yufita, 2012).
Berdasarkan uraian di atas, maka di lakukan penelitian optimalisasi dosis
radiasi sinar-X terhadap proyeksi PA dan LAT pada teknik pemeriksaan foto thorax
dengan jarak 100-180 cm. Sehingga program jaminan mutu quality anssurance (QA)
dan quality control (QC) dapat berjalan dengan optimal.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana cara membaca hasil foto x-ray padatubuh hewan musang pada bagian
Thorax ?

1.3 Tujuan Penelitian


Penelitian ini bertujuan agar bagaimana kita bisa memahami dan membaca
hasil dari foto x-ray pada tubuh pasien yang bermasalah atau dikeluhkan, serta dapat
mengetahui terapi apa yang dilakukan.

5
BAB II
LAPORAN KASUS PASIEN

2.1 Identitas Pasien

Nama pemilik : Nadiyah Ayu


Alamat : Jalan Simo Rukun 8 no 28, Surabaya
No HP : 081555300007

Nama Pasien : Gendut


Jenis Hewan : Musang Pandan
Umur : 3 tahun
Warna : Abu abu kecoklatan
Jenis Kelamin : Betina

2.2 Hasil Foto X-ray Pasien

6
2.3 Anamnesa Pasien
Sang pemilik mengeluhkan bahwa akhir-akhir ini terjadi berubahan pada si hewan
kesayangannya bernama gendut yaitu sering batuk – batuk, serta setelah beberapa hari
mengeluarkan dahak, dan tidak mau makan sehingga tubuh menjadi letih lesu dan lemas.
Lalu ia membawanya ke dokter karna pemilik panik.

2.4 Gejala Klinis Pasien


Pada saat pemeriksaan fisik pada pasien, ditemukan reaksi batuk, sulit bernafas,
bersin dan tubuh seperti lesu, serta hidung mengeluarkan leleran encer dan maka dari itu
diharuskan untuk mengambil foto X-ray agar lebih mengetahui apa diagnosa penyakit yang
terjadi pada pasien

2.5 Diagnosa Pasien


Setelah melakukan proses foto X-ray maka pasien di diagnose mengidap penyakit
Bronchitis dimana itu adalah peradangan pada saluran pernafasan yang disebabkan oleh
infeksi bakteri atau virus. Yang menyerang bagian bronchus pada rongga thorax

2.7 Terapi Untuk Pasien


Pada penyakit yang dialami pasien tidak ada obat khusus untuk menangani penyakit ini
tetapi diberikan beberapa obat antibiotic serta sang pemilik juga harus memperhatikan pola
makan, pola lingkungan dan udara yang masuk ke dalam area rumah apakah sudah
mencukupi atau tidak

7
BAB III
PEMBAHASAN & KESIMPULAN

3.1 Pembahasan
Fungsi utama dari sistem respirasi adalah pertukaran gas, dimana oksigen akan
diambil dari alveolus dan akan dibawa oleh haemoglobin menuju ke jaringan yang akan
diperlukan dalam proses metabolisme, di sisi lain karbondioksida, sebagai hasil sisa dari
metabolisme dibuang melalui pernapasan saat ekspirasi (Basuki, 2009).
Bronkhitis adalah peradangan satu atau lebih bronkhus, dapat bersifat akut dan
kronik. Gejala-gejala yang biasanya termasuk demam, batuk dan ekspektorasi. Bronkhitis
akut adalah serangan bronkhitis dengan perjalanan penyakit yang singkat atau kurang berat,
gejalagejala termasuk demam,batuk dan pilek. Serangan berulang mungkin menunjukkan
bronkhitis kronis. Bronkhitis kronis adalah suatu bentuk penyakit obstruksi paru kronik, pada
keadaan ini terjadi iritasi bronkhial dengan sekresi yang bertambah dan batuk produktif
selama sedikitnya tiga bulan atau bahkan dua tahun berturut-turut, biasanya keadaan ini
disertai emfisema paru. Berikut ini perbedaan antara bronkhus normal dengan bronkhus yang
meradang( [ CITATION Dor02 \l 1057 ])
Etiologi Bronchitis biasanya lebih sering disebabkan oleh virus seperti rhinovirus,
Respiratory Syncitial Virus (RSV), virus influenza, virus par influenza, dan Coxsackie virus.
Bronchitis adalah suatu peradangan pada bronchus yang disebabkan oleh berbagai macam
mikroorganisme baik virus, bakteri, maupun parasit.Bronkitis akut merupakan proses radang
akut pada mukosa bronkus berserta cabang–cabangnya yang disertai dengan gejala batuk
dengan atau tanpasputum yang dapat berlangsung sampai 3 minggu. Tidak dijumpai
kelainanradiologi pada bronkitis akut. Gejala batuk pada bronkitis akut harus dipastikantidak
berasal dari penyakit saluran pernapasan lainnya (Gonzales R, Sande M,2008)

3.2 Kesimpulan

1. Kesimpulan yang didapat dari hasil diagnose yaitu pasien yang bernama gendut
seekor musang mengalami gangguan pada pernafasan yang berlarut – larut sehingga
sang pemilik melakukan Tindakan membawa ke dokter, lalu di diagnose pada hasil x-
ray mengidap penyakit bronchitis, karna ditemukan radiopak pada paru-paru pasien

8
2. Terapi atau pengobatan yang dilakukan agar kondisi pasien cepat pulih yaitu dengan
cara pemberian obat antibiotic serta beberapaopbat lainnya.yang terpenting menjaga
pola makan serta Kesehatan lingkungan serta udara yang masuk ke dalam rumah
harus banyak

9
DAFTAR PUSTAKA

Aulia Narndra Mukhtar, H. S. (2015). ANALISA PENGARUH GRID RASIO DAN FAKTOR EKSPOSISI
TERHADAP GAMBARAN RADIOGRAFI PHANTOM THORAX. Youngster Physiccs Journal, 133-
138.
BASUKI, N. (2009). Fisioterapi pada Kasus Respirasi. SURAKARTA.
Dorland. (2002). Kamus Kedokteran. EGC, Jakarta.
Evi Yufita, R. S. (2012). ANALYSIS OUTPUT TOLERANCE LIMITS X- RAY MACHINE DIAGNOSTIC. Jurnal
natural, 12.
Gonzales R, S. M. (2008). Uncomplicated Acute Bronchitis. Ann Intern Med , 133: 981–991.

10

Anda mungkin juga menyukai