Anda di halaman 1dari 12

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

RONTGEN

Oleh

Tim Kelompok 10 :
Lavernas Jean Restyca Sari Laia
Novi Syahrani
Riston Damanik

Kelas : 1.1 PSIK

Dosen Pembimbing : Ns. Rosetty Sipayung, M. Kep

PROGRAM STUDI NERS


FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
T.A 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kami
kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah mata kuliah
Keperawatan Dasar II ini tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya kami tidak dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan
memberikan ide-idenya sehingga makalah ini dapat disusun dengan baik dan rapi.

Kami berharap agar makalah ini dapat menambah pengetahuan para pembaca. Namun
terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi
terciptanya makalah yang lebih baik lagi.

Medan, 22 Oktober 2019

Penulis
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1


1.2 Tujuan Penulisan......................................................................................................2
1.2.1 Tujuan
Umum.........................................................................................2
1.2.2 Tujuan Khusus........................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................................3

2.1 Definisi Rongen....................................................................................................... 3


2.2 Tujuan Rongen.........................................................................................................3
2.3 Indikasi Rongen........................................................................................................3
2.4 Ragam persiapan Rontgen........................................................................................4
2.5 Paparan Radiasi Rontgen..........................................................................................5
2.6 Batas Paparan Radiasi..............................................................................................6
2.7 Cara Kerja Foto Rontgen.........................................................................................6
2.8 Kelebihan dan kekurangan.......................................................................................7

BAB III PENUTUP.................................................................................................................8

3.1 Kesimpulan..............................................................................................................8
3.2 Saran........................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................9
BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Seiring dengan perkembangsn zaman, manusia atau ahli medis menggunakan


teknologi untuk membantu pengobatan. Di sisi lain keamanan tehnologi tersebut terhadap
mahkluk hidup juga harus diperhatikan agar tidak malah memperburuk keadaan pasien.
Salah- satu teknologi yang dhikembangkan dikalangan ahli medis untuk mengobati
pasienya adalah Sinar X. Ahli medis menggunakan Sinar X untuk memotret kedudukan
tulang atau organ dalam tubuh manusia.
Sinar-X mempunyai daya tembus yang cukup tinggi terhadap bahan yang dilaluinya.
Dengan demikian sinar-X dapat dimanfaatkan sebagai alat diagnosis dan terapi di bidang
kedokteran . Perangkat sinar-X untuk diagnosis disebut dengan photo Rontgen sedangkan
yang untuk terapi disebut Linec (Linier Accelerator). Dengan perkembangan teknologi maka
photo Rontgen dapat di tingkatkan fungsinya lebih luas yaitu melalui alat baru yang disebut
dengan CT. Scan (Computed Tomography Scan). Adanya peralatan peralatan yang
menggunakan sinar-X maka akan membantu dalam mendiagnosis dan pengobatan (terapi)
suatu penyakit, sehingga dapat meningkatkan kesehatan masyarakat.
Tetapi apakah penggunaan Sinar X itu tidak berbahaya bagi manusia. Padahal daya
tembus Sinar X cukup besar, apakah jaringan tubuh manusia aman kalau terkena paparan
sinar-x terlalu lama. Dan sinar X juga merupakan salah satu gelombang elektromaknetik yang
dimana radiasi dari gelombang elektromaknetik bisa membahayakan kesehatan manusia.

1.2  Rumusan Masalah

1.2.1    Apa definisi dari rontgen ?

1.2.2    Apa tujuan dari rontgen ?

1.2.3    Apa saja indikasi foto rontgen ?

1.2.4    Apa saja ragam persiapan rontgen ?

1.2.5    Apa saja batas paparan radiasi pada rontgen ?


1.2.6    Bagaimana cara kerja rontgen ?

1.2.7    Apa kelebihan dan kekurangan dari rontgen ?

1.3 Tujuan

1.3.1    Agar mahasiswa memahami definisi rontgen.

1.3.2    Agar mahasiswa memahami tujuan rontgen.

1.3.3    Agar mahasiswa memahami indikasi foto rontgen.

1.3.4    Agar mahasiswa memahami ragam persiapan rontgen.

1.3.5    Agar mahasiswa memahami batas paparan radiasi pada rontgen.

1.3.6    Agar mahasiswa memahami cara kerja rontgen.

1.3.7    Agar mahasiswa memahami kelebihan dan kekurangan rontgen.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
         
2.1 Definisi
Foto rontgen adalah alat yang menggunakan sinar sebagai cara untuk mampu
menembus bagian tubuh manusia, sehingga dapat dimanfaatkan untuk memotret bagian-
bagian dalam tubuh.
Pada prinsipnya sinar yang menembus tubuh ini perlu dipindahkan ke format film
agar bisa dilihat hasilnya. Seiring dengan kemajuan teknologi, kini foto rontgen juga sudah
bisa diproses secara digital tanpa film. Sementara hasilnya bisa disimpan dalam bentuk CD
atau bahkan dikirim ke berbagai belahan dunia menggunakan teknologi e-mail.

2.2 Tujuan
1. Mendapatkan gambaran dan mengetahui kelainan anatomis tubuh.
2. Dapat mempertanggung jawabkan dalam memberikan perawatan.
3 Membantu menegakkan diagnosa.

 2.3 Indikasi
Sinar X yang digunakan untuk foto rontgen merupakan sinar yang dapat menyebarkan
radiasi. Meski demikian, manfaat yang didapat dari teknologi ini lebih banyak ketimbang
risikonya jika dilakukan dengan benar. Itulah mengapa, bila dianggap perlu bayi yang baru
lahir pun bisa menjalani tindakan ini untuk menegakkan diagnosis ada tidaknya kelainan
dalam tubuhnya. Tindakan ini dilakukan semata-mata untuk memudahkan penatalaksaan
selanjutnya. Akan tetapi harus diingat bahwa permintaan foto rontgen harus berasal dari
dokter yang menanganinya, apakah ada indikasi, selain telah mempertimbangkan masak-
masak manfaat dan kerugiannya.

Contoh indikasi yang menjadi pertimbangan adalah:


1. Sesak napas pada bayi. Untuk memastikan ada tidaknya kelainan di toraksnya (rongga
dada), dokter membutuhkan foto rontgen agar penanganannya tepat. Karena ada begitu
banyak penyakit yang memunculkan gejala sesak napas namun membutuhkan
penanganan yang jelas-jelas berbeda. hasil foto rontgen dapat membantu dokter
menegakkan diagnosis.
2. Bayi muntah hijau terus-menerus. Bila dokter mencurigai muntahnya disebabkan
sumbatan di saluran cerna, maka pengambilan foto rontgen pun akan dilakukan.
Pertimbangan dokter untuk melakukan tindakan ini tidak semata-mata berdasarkan usia,
melainkan lebih pada risk and benefit alias risiko dan manfaatnya.
3. Deteksi masalah pada tulang, paru-paru, usus, dan organ dalam lainnya . Bagi balita
sampai kalangan dewasa, foto rontgen lazimnya dimanfaatkan untuk mendeteksi masalah
pada tulang, paru-paru, usus, dan organ dalam lainnya.

2.4 Ragam persiapan Rontgen

Persiapan sebelum pemeriksaan dengan menggunakan sinar rontgen dapat dibedakan


sebagai berikut:
1. Radiografi konvensional tanpa persiapan
Maksudnya, saat anak datang bisa langsung difoto. Biasanya ini untuk pemeriksaan
tulang atau toraks.
2. Radiografi konvensional dengan persiapan
Pemeriksaan radiografi konvensional yang memerlukan persiapan di antaranya untuk
foto rontgen perut. Sebelum pelaksanaan, anak diminta untuk puasa beberapa jam atau
hanya makan bubur kecap. Dengan begitu ususnya bersih dan hasil fotonya pun dapat
dengan jelas memperlihatkan kelainan yang dideritanya.
3. Pemeriksaan dengan kontras
Sebelum dirontgen, kontras dimasukkan ke dalam tubuh dengan cara diminum, atau
dimasukkan lewat anus, atau disuntikkan ke pembuluh vena. Alat rontgen yang
digunakan untuk pemeriksaan selanjutnya adalah fluoroskopi. Pemeriksaan dilakukan
jika usus atau lambung anak dicurigai terputar. Untuk anak yang dicurigai menderita
Hirschsprung (penyempitan di usus besar yang disebabkan bagian usus tidak memiliki
persarafan pada dindingnya), kontras dimasukkan lewat anus. Sedangkan untuk anak
yang mengalami kelainan ginjal atau saluran kemih, kontras dimasukkan lewat
pembuluh vena atau kandung kemih.
Setelah dilakukan tindakan ini, bukan tidak mungkin akan muncul reaksi alergi pada
beberapa anak. Indikasinya adalah gatal, kemerahan, muntah, tekanan darah turun
hingga sesak napas. Oleh karena itu, alat/obat-obat untuk menangani kondisi ini harus
tersedia di ruang pemeriksaan yang merupakan bagian dari prosedur standar pelaksanaan
rontgen menggunakan kontras. Untuk mencegah paparan radiasi, ada perlengkapan
khusus yang digunakan selama proses berlangsung. Misalnya organ vital anak akan
ditutup selama pelaksanaan foto rontgen, atau orang tua yang "memegangi" anaknya
diharuskan memakai pelindung khusus yang disebut shielding atau apron. Jatuhnya sinar
ke tubuh anak pun harus melewati piranti khusus guna meminimalisir kemungkinan
bahaya radiasi. Intinya, persiapan matang sudah dipikirkan untuk memprioritaskan
keamanan pasien.

2.5 Paparan Radiasi Rontgen

Banyak orang tua yang menanyakan kala anaknya sakit ringan, seperti batuk-pilek,
bolehkah dirontgen untuk pemeriksaan yang lain. Pada prinsipnya tidak masalah sepanjang
manfaat yang didapat dengan tindakan tersebut lebih besar. Dokterlah yang akan
memutuskan dengan berbagai pertimbangan, apakah foto rontgen harus dilakukan atau tidak.
Jika anak mengalami batuk kronik disamping flu, dokter dapat meminta pemeriksaan dengan
foto rontgen.
Namun ada kondisi tertentu yang menyebabkan anak tidak bisa dirontgen. Di
antaranya anak yang sedang sakit berat. Namun dengan kemajuan teknologi, di banyak rumah
sakit sudah ada alat rontgen yang mobile. Sehingga alat rontgenlah yang akan mendekat atau
menjauh tanpa pasien harus berpindah tempat. Selain itu, tak masalah juga bila anak memang
memerlukan pemeriksaan rontgen berulang. Contohnya pada anak yang dicurigai TBC paru
sehingga perlu rontgen ulang sebagai bahan evaluasi setelah menja-lani pengobatan selama 6
bulan. Selain jangka waktunya cukup lama, dosis yang digunakan pun sudah
dipertimbangkan seminimal mungkin sejauh masih bisa diperoleh gambar yang jelas.
Mengenai dosis minimal yang diperbolehkan tentu sudah ada aturan bakunya, tergantung
pada organ tubuh anak, terma-suk berat badannya. Selama dosis yang digunakan tepat,
kalaupun ada sel-sel yang terkena radiasi sinar X ini biasanya akan segera pulih kembali.
Jadi, batasannya bukan pada berapa kali dalam setahun atau berapa banyak dalam kurun
waktu tertentu anak boleh dirontgen, melainkan seberapa penting dan mendesak tindakan
tersebut harus dilakukan. Itulah mengapa pada kondisi tertentu dimana diagnosis hanya bisa
ditegakkan berdasarkan hasil rontgen, meskipun harus diulang dalam jangka waktu relatif
berdekatan, dokter akan tetap merekomendasikannya untuk kepentingan anak.

2.6 Batas Paparan Radiasi


Pada prinsipnya, sinar X menyebarkan radiasi yang bisa menyebabkan ionisasi sel.
Dalam jangka panjang, paparan radiasi ini bisa memicu munculnya kanker.Namun tentu saja
ambang dosis yang dibutuhkan untuk memicu kanker tidaklah sedikit. Sejauh ini radiologi
yang digunakan untuk pasien masih dalam batas aman.
Sedangkan pekerja di lingkungan radiologi dibekali indikator khusus untuk
mendeteksi seberapa besar paparan radiasi yang sudah diterimanya. Seiring dengan kemajuan
teknologi, posisi "penembakan" pun sudah dibuat sedemikian rupa sehingga baik pasien
maupun dokter/pekerja radiologi yang melakukan tugasnya seminimal mungkin terpapar
radiasi. Demikian juga dengan waktu yang diperlukan selama proses "penembakan" dibuat
semakin singkat.

2.7 Cara Kerja Foto Rontgen

Foto rontgen di gunakan oleh para dokter untuk melihat kondisi bagian dalam tubuh
pasien. Lewat hasil ronsen inilah dokter bisa mengetahui bagaimana kondisi kesehatan paru-
paru, jantung, bagian dalam perut, dan bagian-bagian dalam tubuh pasien yang lain. Dari foto
ronsen jugalah kita dapat mengetahui keadaan tulang-tulang. Apakah ada yang patah,
bengkok, atau ada ketidak normalan sambungan antar tulang. Tidak seperti foto pada
umumnya, foto rontgen menggunakan sinar X sebagai pemantul cahayanya. Namun, tidak
seperti cahaya lampu yang dapat bersinar terang, sinar ini tidak bisa kita lihat dengan mata
telanjang. Untuk memotret bagian dalam tubuh, seseorang harus berada di antara tempat
penyimpanan film dan tabung yang memancarkan sinar X tersebut.Sinar X ini akan
menembus kulit dan bagian tubuh lain kecuali tulang. Bayangan sinar ini kemudian direkam
pada film. Setelah film tersebut dicuci, bagian yang tidak dapat ditembus sinar X akan
berwarna hitam, sedang bagian yang dapat ditembus oleh sinar X akan berwarna putih. Dari
hasil ronsen itulah, seorang dokter ahli penyakit dalam atau dokter tulang dapat menentukan
pengobatan yang tepat bagi pasiennya.

2.8 Kelebihan dan Kekurangan

2.8.1 Kelebihan :
Sebagai Alat Diagnosis atau biasa disebut dengan photo Rontgen, Sebagai Alat Terapi
(linec). dengan rontgen kita dapat mendeteksi penyakit-penyakit dalam secara mudah.
2.8.2 Kekurangan :
Sifat biasa sinar X bergerak laju dan lurus. Tidak boleh Fokus oleh kanta atau cermin
dipesong oleh medan magnet sekitar arah tertuju yang dilaluinya. Sifat khas  menembusi
jirim padat.
Kesan pendarcahaya memberikan kesan cahaya kepada sebatian kimia seperti zink
sulfida, kalsium tungstat dan barium platinosiamida. Kesan pengion alur sinar X yang
melintas melalui gas memindahkan tenaganya kepada molekul-molekul yang akan seterusnya
akan berpecah kepada titik yang berkas negatif.
Kesan biologi sinar X bertindak dengan tisu hidup yang berada dalam tubuh, pada
sinar X-ray dapat melintasi obyek yang relatif tebal tanpa banyak diserap atau tersebar .
Untuk alasan ini sinar-X secara luas digunakan untuk gambar bagian dalam obyek visual
buram, jangan berlebihan dalam penggunaan sinar X pada pemeriksaan rontgen.

 
BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
Foto rontgen adalah alat yang menggunakan sinar sebagai cara untuk mampu
menembus bagian tubuh manusia, sehingga dapat dimanfaatkan untuk memotret bagian-
bagian dalam tubuh.
Sinar X yang digunakan untuk foto rontgen merupakan sinar yang dapat menyebarkan
radiasi. Meski demikian, manfaat yang didapat dari teknologi ini lebih banyak ketimbang
risikonya jika dilakukan dengan benar. Itulah mengapa, bila dianggap perlu bayi yang baru
lahir pun bisa menjalani tindakan ini untuk menegakkan diagnosis ada tidaknya kelainan
dalam tubuhnya. Tindakan ini dilakukan semata-mata untuk memudahkan penatalaksaan
selanjutnya.
3.2  Saran
Setelah membaca makalah ini penulis menyarankan kepada masyarakat untuk tidak
menjadikan foto rontgen ini sebagai penghalang dalam mendiagnosis suatu penyakit,
mengingat masih banyak nya anggapan-anggapan buruk masyarakat terhadap rontgen ini.

 
DAFTAR PUSTAKA

Asrarudin. (2013, 05 Juli). Rontgen. Diperoleh 04-02-2014,


dari http://asrarudin91.blogspot.com/2013/07/05/rontgen

Bidan Mellystya. (2013, 15 Maret).  Rontgen ronsen. Diperoleh 04-02-2014,


dari http://bidanmellystya.blogspot.com/2013/03/15/rontgen-ronsen

Purwaka, Adhy. (2013, 24 Desember). Foto rontgen. Diperoleh 04-02-2014,


dari http://adypurwoko.blogspot.com/2013/11/24/rontgen-foto

https://hellosehat.com/hidup-sehat/tips-sehat/persiapan-sebelum-foto-rontgen/

Anda mungkin juga menyukai