RONTGEN
Oleh
Tim Kelompok 10 :
Lavernas Jean Restyca Sari Laia
Novi Syahrani
Riston Damanik
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kami
kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah mata kuliah
Keperawatan Dasar II ini tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya kami tidak dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan
memberikan ide-idenya sehingga makalah ini dapat disusun dengan baik dan rapi.
Kami berharap agar makalah ini dapat menambah pengetahuan para pembaca. Namun
terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi
terciptanya makalah yang lebih baik lagi.
Penulis
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................1
3.1 Kesimpulan..............................................................................................................8
3.2 Saran........................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................9
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
2.2 Tujuan
1. Mendapatkan gambaran dan mengetahui kelainan anatomis tubuh.
2. Dapat mempertanggung jawabkan dalam memberikan perawatan.
3 Membantu menegakkan diagnosa.
2.3 Indikasi
Sinar X yang digunakan untuk foto rontgen merupakan sinar yang dapat menyebarkan
radiasi. Meski demikian, manfaat yang didapat dari teknologi ini lebih banyak ketimbang
risikonya jika dilakukan dengan benar. Itulah mengapa, bila dianggap perlu bayi yang baru
lahir pun bisa menjalani tindakan ini untuk menegakkan diagnosis ada tidaknya kelainan
dalam tubuhnya. Tindakan ini dilakukan semata-mata untuk memudahkan penatalaksaan
selanjutnya. Akan tetapi harus diingat bahwa permintaan foto rontgen harus berasal dari
dokter yang menanganinya, apakah ada indikasi, selain telah mempertimbangkan masak-
masak manfaat dan kerugiannya.
Banyak orang tua yang menanyakan kala anaknya sakit ringan, seperti batuk-pilek,
bolehkah dirontgen untuk pemeriksaan yang lain. Pada prinsipnya tidak masalah sepanjang
manfaat yang didapat dengan tindakan tersebut lebih besar. Dokterlah yang akan
memutuskan dengan berbagai pertimbangan, apakah foto rontgen harus dilakukan atau tidak.
Jika anak mengalami batuk kronik disamping flu, dokter dapat meminta pemeriksaan dengan
foto rontgen.
Namun ada kondisi tertentu yang menyebabkan anak tidak bisa dirontgen. Di
antaranya anak yang sedang sakit berat. Namun dengan kemajuan teknologi, di banyak rumah
sakit sudah ada alat rontgen yang mobile. Sehingga alat rontgenlah yang akan mendekat atau
menjauh tanpa pasien harus berpindah tempat. Selain itu, tak masalah juga bila anak memang
memerlukan pemeriksaan rontgen berulang. Contohnya pada anak yang dicurigai TBC paru
sehingga perlu rontgen ulang sebagai bahan evaluasi setelah menja-lani pengobatan selama 6
bulan. Selain jangka waktunya cukup lama, dosis yang digunakan pun sudah
dipertimbangkan seminimal mungkin sejauh masih bisa diperoleh gambar yang jelas.
Mengenai dosis minimal yang diperbolehkan tentu sudah ada aturan bakunya, tergantung
pada organ tubuh anak, terma-suk berat badannya. Selama dosis yang digunakan tepat,
kalaupun ada sel-sel yang terkena radiasi sinar X ini biasanya akan segera pulih kembali.
Jadi, batasannya bukan pada berapa kali dalam setahun atau berapa banyak dalam kurun
waktu tertentu anak boleh dirontgen, melainkan seberapa penting dan mendesak tindakan
tersebut harus dilakukan. Itulah mengapa pada kondisi tertentu dimana diagnosis hanya bisa
ditegakkan berdasarkan hasil rontgen, meskipun harus diulang dalam jangka waktu relatif
berdekatan, dokter akan tetap merekomendasikannya untuk kepentingan anak.
Foto rontgen di gunakan oleh para dokter untuk melihat kondisi bagian dalam tubuh
pasien. Lewat hasil ronsen inilah dokter bisa mengetahui bagaimana kondisi kesehatan paru-
paru, jantung, bagian dalam perut, dan bagian-bagian dalam tubuh pasien yang lain. Dari foto
ronsen jugalah kita dapat mengetahui keadaan tulang-tulang. Apakah ada yang patah,
bengkok, atau ada ketidak normalan sambungan antar tulang. Tidak seperti foto pada
umumnya, foto rontgen menggunakan sinar X sebagai pemantul cahayanya. Namun, tidak
seperti cahaya lampu yang dapat bersinar terang, sinar ini tidak bisa kita lihat dengan mata
telanjang. Untuk memotret bagian dalam tubuh, seseorang harus berada di antara tempat
penyimpanan film dan tabung yang memancarkan sinar X tersebut.Sinar X ini akan
menembus kulit dan bagian tubuh lain kecuali tulang. Bayangan sinar ini kemudian direkam
pada film. Setelah film tersebut dicuci, bagian yang tidak dapat ditembus sinar X akan
berwarna hitam, sedang bagian yang dapat ditembus oleh sinar X akan berwarna putih. Dari
hasil ronsen itulah, seorang dokter ahli penyakit dalam atau dokter tulang dapat menentukan
pengobatan yang tepat bagi pasiennya.
2.8.1 Kelebihan :
Sebagai Alat Diagnosis atau biasa disebut dengan photo Rontgen, Sebagai Alat Terapi
(linec). dengan rontgen kita dapat mendeteksi penyakit-penyakit dalam secara mudah.
2.8.2 Kekurangan :
Sifat biasa sinar X bergerak laju dan lurus. Tidak boleh Fokus oleh kanta atau cermin
dipesong oleh medan magnet sekitar arah tertuju yang dilaluinya. Sifat khas menembusi
jirim padat.
Kesan pendarcahaya memberikan kesan cahaya kepada sebatian kimia seperti zink
sulfida, kalsium tungstat dan barium platinosiamida. Kesan pengion alur sinar X yang
melintas melalui gas memindahkan tenaganya kepada molekul-molekul yang akan seterusnya
akan berpecah kepada titik yang berkas negatif.
Kesan biologi sinar X bertindak dengan tisu hidup yang berada dalam tubuh, pada
sinar X-ray dapat melintasi obyek yang relatif tebal tanpa banyak diserap atau tersebar .
Untuk alasan ini sinar-X secara luas digunakan untuk gambar bagian dalam obyek visual
buram, jangan berlebihan dalam penggunaan sinar X pada pemeriksaan rontgen.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Foto rontgen adalah alat yang menggunakan sinar sebagai cara untuk mampu
menembus bagian tubuh manusia, sehingga dapat dimanfaatkan untuk memotret bagian-
bagian dalam tubuh.
Sinar X yang digunakan untuk foto rontgen merupakan sinar yang dapat menyebarkan
radiasi. Meski demikian, manfaat yang didapat dari teknologi ini lebih banyak ketimbang
risikonya jika dilakukan dengan benar. Itulah mengapa, bila dianggap perlu bayi yang baru
lahir pun bisa menjalani tindakan ini untuk menegakkan diagnosis ada tidaknya kelainan
dalam tubuhnya. Tindakan ini dilakukan semata-mata untuk memudahkan penatalaksaan
selanjutnya.
3.2 Saran
Setelah membaca makalah ini penulis menyarankan kepada masyarakat untuk tidak
menjadikan foto rontgen ini sebagai penghalang dalam mendiagnosis suatu penyakit,
mengingat masih banyak nya anggapan-anggapan buruk masyarakat terhadap rontgen ini.
DAFTAR PUSTAKA
https://hellosehat.com/hidup-sehat/tips-sehat/persiapan-sebelum-foto-rontgen/