i
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kami panjatkan kepada Allah SWT yang mana atas
berkat dan pertolongan-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Terimakasih juga kami ucapkan kepada dosen pembimbing kami sehingga bisa
menyelesaikan makalah ini sesuai waktu yang telah ditentukan. Sholawat serta
salam senantiasa kami hatur kan kepada suritauladan kita Nabi Muhammad SAW
yang selalu kita harapkan syafa’atnya dihari kiamat nanti. Makalah ini kami buat
dalam rangka untuk memperdalam pengetahuan dan pemahaman mengenai
“Ultrasonografi (USG)” dengan harapan kami agar para pembaca bisa
memperdalam pengetahuan tentang Pemeriksaan Diagnostik, ini juga dibuat untuk
memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Dasar Keperawatan II. Dengan segala
keterbatasan yang ada, kami telah berusaha dengan segala daya dan upaya guna
menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari bahwasanya makalah ini jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu,kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca untuk menyempurnakan makalah ini.Atas kritik
dan sarannya kami ucapkan terimakasih.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................. 2
1.3 Tujuan ................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Ultrasonografi ................................................ 3
2.2 Sejarah Ultrasonografi ...................................................... 4
2.3 Peralatan Dasar Pada Ultrasonografi ............................. 5
2.4 Jenis Metode Ultrasonografi ............................................ 7
2.5 Sistem Ultrasonografi ........................................................ 9
2.6 Prinsip Kerja Ultrasonografi ........................................... 10
2.7 Cara Kerja Ultrasonografi dalam menghasilkan
citra yang baik ................................................................... 13
2.8 Teknik Menggunakan Alat Ultrasonografi ..................... 16
2.9 Penyulit Ultrasonografi ..................................................... 17
2.10 Keuntungan dan Kerugian pada Pemanfaatan
Ultrasonografi .................................................................... 17
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
merupakan aplikasi gelombang bunyi dalam bidang kedokteran.
Pemeriksaan dengan menggunakan Ultrasonografi memanfaatkan sifat
gelombang yaitu bisa dipantulkan .
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian Ultrasonografi.
2. Mengetahui sejarah Ultrasonografi.
3. Mengetahui apa saja peralatan dasar pada Ultrasonografi.
4. Mengetahui apa saja jenis metode Ultrasonografi.
5. Mengetahui sistem Ultrasonografi.
6. Mengetahui prinsip kerja Ultrasonografi.
7. Mengetahui cara kerja Ultrasonografi dalam menghasilkan citra yang
baik.
8. Mengetahui teknik menggunakan alat Ultrasonografi.
9. Mengetahui apa yang dimaksud dengan penyulit Ultrasonografi.
10. Mengetahui keuntungan dan kerugian pada pemanfaatan
Ultrasonografi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Diagnostik sonografi umumnya beroperasi pada frekuensi dari 2
sampai 13 Megahertz. Pilihan frekuensi diagnostik sonografi ini
menentukan resolusi gambar dan penembusan ke dalam tubuh pasien.
Sedangkan dalam fisika istilah "suara ultra" termasuk ke seluruh energi
akustik dengan sebuah frekuensi di atas pendengaran manusia (20.000
Hertz), penggunaan umumnya dalam penggambaran medis melibatkan
sekelompok frekuensi yang ratusan kali lebih tinggi.
4
pepticum (tukak lambung), elephanthiasis (kaki gajah), dan bahkan terapi
untuk penderita angina pectoris (nyeri dada).
Kemudian pada awal tahun 1940, gelombang ultrasonik dinilai dapat
digunakan sebagai alat mendiagnosis suatu penyakit, bukan lagi hanya
untuk terapi. Hal tersebut disimpulkan berkat hasil eksperimen Karl
Theodore Dussik, yang merupakan seorang dokter ahli saraf dari
Universitas Vienna, Austria bersama dengan saudaranya yaitu Freiderich,
yang merupakan seorang ahli fisika, berhasil menemukan lokasi sebuah
tumor otak dan pembuluh darah pada otak besar dengan mengukur transmisi
pantulan gelombang ultrasonik melalui tulang tengkorak dengan
menggunakan transduser hasil pemindaian masih berupa gambar dua
dimensi yang terdiri dari barisan titik-titik berintensitas rendah. Kemudian
George Ludwig, seorang fisikawan dari Amerika menyempurnakan alat
temuan Dussik.
Teknologi transduser digital sekitar tahun 1990-an membuat sinyal
gelombang ultrasonik yang diterima menghasilkan tampilan gambar suatu
jaringan tubuh dengan lebih jelas. Penemuan komputer pada pertengahan
1990 jelas sangat membantu teknologi ini.
5
pemeriksaan paru, dinding perut untuk pemeriksaan kehamilan, atau
dinding poros usus besar pada pemeriksaan prostat. Di dalam transduser
terdapat kristal yang bernama Piezo Electric yang digunakan untuk
menangkap pantulan gelombang yang disalurkan oleh transduser.
Kristal ini ditemukan oleh Piere Curie dan Jacques pada tahun sekitar
1880 dan tebalnya sekitar 2,85 mm.
Apabila kristal piezo electric dialiri tegangan listrik maka satuan
elemen kecil dari kristal akan mengalami vibrasi atau getaran sehingga
timbul frekuensi ultra. Begitu pula vibrasi kristal akan menimbulkan
arus listrik. Gelombang yang diterima masih dalam bentuk gelombang
pantulan sehingga fungsi kristal disini adalah untuk mengubah
gelombang tersebut menjadi gelombang elektronik yang dapat dibaca
oleh komputer sehingga dapat diterjemahkan dalam bentuk gambar.
2. Monitor USG
6
3. Mesin USG
7
saja. Metode ini terutama dipakai untuk mengukur jarak dari jarngan
yang diperiksa, misalnya pemeriksaan jaringan otak dan mata.
2. Alat B-mode (Brightness Modulation)
Gambar yang diperoleh adalah dua dimensional. Pada monitor tampak
gambaran sebagai titik-titik dengan terang yang berbeda-beda. Metode
ini lebih banyak untuk melihat kelenjar tiroid, payudara, hati, empedu,
ginjal, alat-alat kandungan dan tumor.
3. Alat TM–mode (Time Motion Mode, time position scan)
Pada metode ini transduser diarahkan ke jaringan badan yang bergerak,
sehingga dapat dikenal dan dievaluasi besarnya gerakan tersebut.
Metode ini biasa digunakan untuk memeriksa jantung.
4. Ultrasonic Doppler Scan
Suatu gerakan dapat dikenal dengan menggunakan efek Doppler yaitu
dengan mengubah frekuensi ultrasound yang disesuaikan dengan
gerakan yang diperiksa. Jadi efek Doppler menyebabkan penambahan
atau pengurangan frekuensi ultrasound yang dikirimkan. Dengan alat
ini dapat ditentukan kecepatan dan arah aliran darah. Alat ini juga dapat
menentukan denyut jantung janin.
Dari sumber yang lain juga disebutkan ada beberapa jenis pemeriksaan USG
yaitu:
1. USG 2 Dimensi
Menampilkan gambar dua bidang (memanjang dan melintang). Kualitas
gambar yang baik sebagian besar keadaan janin dapat ditampilkan.
2. USG 3 Dimensi
Dengan alat USG 3 dimensi maka ada tambahan 1 bidang gambar lagi
yang disebut koronal. Gambar yang tampil di layar mirip seperti
aslinya. Permukaan suatu benda (dalam hal ini tubuh janin) dapat
dilihat dengan jelas. Begitupun keadaan janin dari posisi yang berbeda.
Ini dimungkinkan karena gambarnya dapat diputar (bukan janinnya
yang diputar).
8
3. USG 4 Dimensi
Sebenarnya USG 4 Dimensi ini hanya istilah untuk USG 3 dimensi
yang dapat bergerak (live 3D). Gambar yang diambil dari USG 3
Dimensi adalah statis, sementara pada USG 4 Dimensi gambar yang
dihasilkan dapat “bergerak”.
4. USG Doppler
Pemeriksaan USG yang mengutamakan pengukuran aliran darah
terutama aliran tali pusat. Alat ini digunakan untuk menilai
keadaan/kesejahteraan janin. Penilaian kesejahteraan janin ini meliputi:
Gerak napas janin (minimal 2x/10 menit)
Tonus (gerak janin)
Indeks cairan ketuban (normalnya 10-20 cm)
Doppler arteri umbilikalis
Reaktivitas denyut jantung janin.
9
seterusnyan sampai putih bersih. Dengan demikian diperoleh gambaran
gema yang bertingkat-tingkat dan hal ini disebut gray-scale ultrsonography.
Dengan peningkatan kemampuan penguraian warna dari alat ultrasonik
tersebut, TAYLOR dkk. (1976), GREEN dkk. (1977), BARTRUM dan
CROW (1977), WEILL (1978), berpendapat bahwa dengan alat gray-scale
ultrasonic akan diperoleh gambaran yang lebih teliti pada skala kecil dari
jaringan suatu organ di dalam badan. (Hadi, 1984: 55)
10
Refleksi
Pada ultrasonik, citra yang dihasilkan melalui berkas suara yang
direfleksikan. Berkas gelombang yang dipancarkan tidak memperbesar
ataupun memperkecil apapun pada formasi citra, tapi transmisi harus cukup
kuat menghasilkan gemagema ditingkat yang lebih dalam. Presentase suara
yang direfleksikan di antara muka jaringan tergantung pada impedansi.
Impedansi adalah hasil kali kerapatan dan kecepatan suara dalam materi.
Impedansi akustik merupakan sifat dasar materi atau zat, dalam satuan cgs
didefinisikan sebagai gram/cm2.det. Z = ρc Dimana ρ adalah densitas bahan
dalam kg/m3, dan c adalah kecepatan suara dalam medium dalam m/s.
Sehingga satuan impedansi adalah:
(𝑘𝑔 𝑚3 )( 𝑚 𝑠) = ( 𝑘𝑔 𝑚2𝑠)
Berkas ultrasosik yang dipantulkan ditentukan oleh sudut yang
terjadi antara berkas suara dan permukaan yang merefleksikan. Semakin
tinggi sudut yang timbul (lebih dekat tegak lurus) maka semakin kecil
suara yang dipantulkan.
Atenuasi
Atenuasi adalah pengurangan intensitas berkas ultrasonik karena
melalui suatu medium. Atenuasi dipengaruhi oleh dua macam faktor yaitu:
a) Hamburan.
Bila suatu energi gelombang ultrasonik menabrak dimensi-dimensi
permukaan yang lebih kecil dari panjang gelombang maka gelombang
datang akan tersebar ke segala arah. Hamburan ini dipengaruhi oleh
perubahan impedansi akustik pada sasaran atau partikel, ukuran partikel
dari medium dan panjang gelombang energi datang. Intensitas
gelombang yang terhambur meningkat dengan cepat bersama frekuensi
dan sebanding dengan kuadrat frekuensi, oleh karena itu frekuensi tinggi
terhambur dengan lebih mudah dari pada frekuensi rendah.
b) Penyerapan (Absorbsi).
Absorbsi atau penyerapan ultrasonik dalam cairan merupakan hasil dari
gaya pergesekan yang berlawanan dengan gerakan partikel-partikel
11
dalam media. Energi mekanik yang dipindah dari suara ultra menjadi
panas. Selama mengalami absorbsi gelombang ultrasonik, intensitas
dengan amplitudonya berkurang secara eksponensial.
Tubuh akan menyerap energy gelombang suara, sehingga tidak ada
lagi gelombang suara yang dipantulkan kembali ke probe. Akibatnya gaung
tidak tertangkap dan tidak ada gambar yang dihasilkan. Semakin dalam
jaringan yang harus dilewati, semakin banyak gelombang suara yang akan
diserap.
Transduser Ultrasonik
Transduser adalah adalah piranti yang dapat mengubah suatu bentuk
energi kedalam bentuk energi lain. Transduser ultrasonik berfungsi untuk
merubah suatu sinyal listrik kedalam energi suara ultra yang dapat
dipancarkan kedalam jaringan, mengubah energi ultrasonik yang
dipantulkan kembali dari jaringan/materi ke dalam sinyal listrik.
Pada sistem elektronik, gelombang ultrasonik dapat dibangkitkan
melalui kristal tipis yang bersifat piezo-elektrik terbuat dari bahan alami
kuarsa, garam rochelle, tourmaline atau bahan piezoelektrik buatan,
misalnya: Barium Titanate, Lead Circonate-titanate, Lead Metaniobate.
Bahan tersebut bersifat seperti kapasitor dengan konstanta dielektrik tertentu
yang memiliki perbedaan muatan listrik dalam lapisannya.
Transduser memiliki suatu komponen yang disebut sebagai Kristal
piezoelektrik. Kristal tersebut akan membesar ukurannya jika dilewati arus
listrik dankembali ke ukurannya yang normal jika aliran listrik berhenti
mengalir. Perubahan bentuk Kristal piezoelektrik akibat perubahan aliran
listrik memicu pembentukan gelombang suara.
Penggunaan gaya perubahan tegangan atau bentuk pada kristal
asimetris akan menciptakan suatu tegangan listrik, fonemena ini disebut
dengan efek piezoelektrik. Ketika transduser piezoelektrik berfungsi sebagai
pemancar (transmitter) akan mengubah energi listrik menjadi energi
mekanis (efek piezoelektrik terbalik), dan bila sebagai penerima (receiver)
maka akan mengubah energi mekanis menjadi energi listrik (efek
12
piezoelektrik). Untuk membangkitkan gelombang ultrasonik, bahan tersebut
digetarkan oleh rangkaian osilator. Sedangkan piezoelektrik sendiri berasal
dari bahasa Latin “piezein” yang berarti diperas atau ditekan, dan piezo
yang berarti didorong. Ditemukan oleh Curie bersaudara yang terdiri dari
Pierre Curie dan Jacques Curie pada tahun 1880. Efek piezoelektrik terjadi
jika medan listrik terbentuk ketika material dikenai tekanan mekanik.
Pola radiasi yang dipancarkan melalui transduser yang berada
didepan nya tergantung pada diameter transduser dan panjang
gelombangnya sehingga transduser yang sama dapat memiliki pola radiasi
yang berlainan jika medium yang dilalui juga berlainan. Pola radiasi suatu
transduser ultrasonik merupakan gabungan antara gelombang bidang datar
(bergerak hanya ke satu arah) dan gelombang bola.
13
misalnya tulang memiliki elastisitas yang sangat sedikit dan sangat padat,
maka dengan cepat gelombang suara tersebut dapat dipantulkan kembali.
Pantulan gelombang suara atau gema akan kembali masuk kedalam
alat ultrasonik melalui transduser untuk diubah menjadi gelombang elektrik.
Gelombang ini diteruskan ke tabung sinar katode melalui amplifier dan
dicatat oleh layar. Dengan demikian diperoleh gambar mulai dari kulit,
permukaan suatu organ, jaringan parenkim, dan organ lain di sekitarnya.
Gambar yang diperoleh di layar alat ultrasonik bergantung pada bentuk,
besar, dan struktur organ yang diperiksa. Organ yang normal akan
menghasilkan gambaran USG normal pula sesuai dengan bentuk, ukuran
dan struktur anatomi.
Untuk menentukan kelainan lokal dalam organ tubuh, ada dua hal
yang harus diperhatikan, kelainan dengan cairan dan bentuk solid. Suatu
massa yang berbentuk cairan misalnya kista, akan menghasilkan suatu
daerah bebas gema, dan gelombang suara tersebut dipantulkan dengan kuat
oleh dinding belakang yang menghasilkan suatu daerah dengan densitas
tinggi. Hal ini disebabkan gelombang suara dipantulkan kembali oleh
dinding depan kista, sebagian lagi dari gelombang suara menembus cairan
dan mencapai dinding belakang kista untuk dipantulkan kembali dengan
kuat. Sedangkan suatu massa solid misalnya tumor akan menghasilkan di
dalamnya gema yang berbercak. Gambaran ini tergantung dari derajat
kepadatan massa, diameter, dan vaskularisasi, dan erat kaitannya dengan
pertumbuhan tumor. (Hadi, 1984: 51-53)
Ultrasonografi (ultrasound, US) menggunakan gelombang suara
berfrekuensi tinggi untuk memperlihatkan berbagai struktur seperti
abdomen, pelvis, leher, dan jaringan lunak perifer. Gelombang suara
berfrekuensi tinggi ini dihasilkan oleh kristal piezo-elektrik pada transduser.
Gelombang tersebut berjalan melewati tubuh, dan dipantulkan kembali
secara bervariasi, tergantung pada jenis jaringan yang terkena gelombang.
Dengan transduser yang sama, selain mengirimkan suara, juga menerima
suara yang dipantulkan dan mengubah sinyal menjadi arus listrik, yang
kemudian diproses menjadi gambar skala abuabu. Citra yang bergerak
14
didapatkan saat transduser digerakkan pada tubuh (ultrasonografi waktu-
sebenarnya [real-time]). Potongan-potongan dapat diperoleh pada setiap
bidang dan kemudian dapat ditampilkan pada monitor. Tulang dan udara
merupakan konduktor suara yang buruk, sehingga tidak dapat divisualisasi
dengan baik, sedangkan cairan memiliki kemampuan menghantarkan suara
dengan sangat baik. (Patel, 2005: 7)
Cara kerja Ultrasonografi (USG) adalah dengan memantulkan
gelombang suara dan menerima kembali gelombang suara yang telah
dipantulkan setelah terkena suatu obyek. Obyek disini berupa organ tubuh.
Gelombang suara dikeluarkan oleh transduser dengan panjang gelombang
2,5-14 kilohertz, panjang gelombang yang dikeluarkan bervariasi tergantung
dari bentuk transduser. Hasil pemantulan gelombang suara tersebut
kemudian akan diterima kembali oleh transduser dan diproses oleh mesin
USG kemudian ditayangkan dalam monitor.
Transduser bekerja sebagai pemancar dan sekaligus penerima
gelombang suara. Pulsa listrik yang dihasilkan oleh generator diubah
menjadi energi akustik oleh transduser, yang dipancarkan dengan arah
tertentu pada bagian tubuh yang akan dipelajari. Sebagian akan merambat
terus menembus jaringan yang akan menimbulkan bermacam-macam echo
sesuai dengan jaringan yang dulaluinya dan sebagian lagi akan dipantulkan.
Pantulan echo yang berasal dari jaringan-jaringan tersebut akan
membentur transduser, dan kemudian diubah menjadi pulsa listrik lalu
diperkuat dan selanjutnya diperlihatkan dalam bentuk cahaya pada layar
oscilloscope. Dengan demikian bila transduser digerakkan seolah-olah kita
melakukan irisan-irisan pada bagian tubuh yang dinginkan, dan gambaran
irisan-irisan tersebut akan dapat dilihat pada layar monitor.
Masing-masing jaringan tubuh mempunyai impedance accoustic
tertentu. Dalam jaringan yang heterogen akan ditimbulkan bermacam-
macam echo, jaringan tersebut dikatakan echogenic. Sedang jaringan yang
homogen hanya sedikit atau sama sekali tidak ada echo, disebut anecho atau
echofree. Suatu rongga berisi cairan bersifat anechoic, misalnya: kista,
asites, pembuluh darah besar, pericardial dan pleural efusion. (Tina, 2012)
15
2.8 Teknik Menggunakan Alat Ultrasonografi
Menurut DICKEN (1976), TAILOR (1978), WEILL (1978), teknik untuk
melakukan pemeriksaan USG yang sering dipakai adalah: (1) cara statik
atau cara kontak, dan (2) cara dinamik atau cara linear real-time.
1. Cara Statik atau Cara Kontak
Transduser yang dipakai berbentuk seperti tabung dengan diameter 1-3
cm, panjang 7-9 cm. Transduser dipegang oleh operator dan diletakkan
pada badan penderita yang akan diperiksa. Sebelumnya tempat yang
akan diperiksa diolesi dengan gliserin atau zat penghantar pekat.
Transduser harus sedikit ditekankan pada kulit penderita agar terjadi
kontak yang baik,sebaliknya tidak boleh ditekan terlalu kuat yang dapat
menyebabkan rasa sakit pada penderita. Juga tidak boleh terlalu longgar
sebab akan mengaburkan gambar yang dibuat.
Pada cara kontak dikenal 3 macam gerakan transduser antara lain:
a) Gerakan Linear (Linear Scanning) Pada cara ini, transduser
digerakkan pada satu garis diatas kulit.
b) Gerakan Sektor (Sector Scanning) Permukaan dari transduser
diletakkan pada posisi tetap (sama), kemudian digerakkan ke kanan dan
ke kiri atau ke depan dan ke belakang dengan sedikit tekanan agar letak
transduser tidak berubah. Cara seperti ini biasanya dikerjakan pada
pemeriksaan hati dan kandung empedu yang letaknya di belakang iga
dan tidak teraba.
c) Gerakan Campuran (Compound Scanning) Cara ini merupakan cara
pemeriksaan campuran antara gerakan linear dan sektor, yaitu sambil
menggerakkan transduser pada satu garis, juga digerakkan ke kanan dan
ke kiri.
Ketika melakukan pemeriksaan, gerakan transduser tidak boleh terlalu
cepat atau terlalu lambat. Hasil dari pemeriksaan dengan menggunakan
transduser cara statik, gambaran gema yang diperoleh masih dapat
disimpan oleh alat. Dengan menggerakkan transduser secara linear,
sector atau campuran akan diperoleh gambaran gema dari sebagian besar
sesuatu organ yang diperiksa.
16
2. Cara Linear Real-Time
Transduser dari bentuk ini merupkan suatu himpunan lapisan yang
terdiri atas banyak transduser (yaitu antara 30-60 buah) yang disatukan
dan disejajarkan dalam satu garis sehingga berbentuk seperti lempengan.
Frekuensi dari ‘image’ lebih tinggi sehingga lebih stabil tanpa adanya
gangguan, dan dapat diamati gerakan dari suatu organ yang sedang
diperiksa. Alat ini merupakan alat gray-scale ultrasonic dengan cara
dinamik.
Cara memeriksa dengan alat ini ialah dengan meletakkan transduser
pada tempat yang diperiksa dan dengan demikian, akan diperoleh suau
gambaran gema sebesar daerah tempat transduser pada badan. Bila
transduser dipindahkan ke tempat lain akan diperoleh gambaran baru.
Jadi, gambaran yang diperoleh di layar ultrasonik merupakan satu
daerah saja atau merupakan spot photo. (Hadi, 1984: 55-57)
17
Pemindaian dapat dilakukan pada setiap bidang
Dapat sering diulang, misalnya pada kontrol kehamilan
Deteksi pergerakan aliran darah, jantung dan janin
Peralatan yang mudah dibawa kesisi tempat tidur janin
Mendampingi prosedur biopsi dan drainase.
2) Kerugian:
Tidak 100% akurat
Tergantug pada kemampuan operator
Ketidakmampuan suara untuk menembus gas atau tulang yang
menyebabkan visualisasi yang kurang baik pada struktur-struktur di
bawahnya
Penyebaran gelombang suara saat melewati lemak menghasilkan
citra yang buruk pada pasien obesitas. (Patel, 2005: 7)
18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan semua uraian tersebut, maka kesimpulan yang dapat kami
ambil adalah sebagai berikut:
1. USG adalah suatu alat dalam dunia kedokteran yang memanfaatkan
gelombang ultrasonic.
2. Pada awalnya penemuan alat Ultrasografi (USG) diawali dengan
penemuan gelombang ultrasonik. Kemudian bertahun-tahun setelah itu,
tepatnya sekitar tahun 1920-an, prinsip kerja gelombang ultrasonik mulai
diterapkan dalam bidang kedokteran.
3. Peralatan dasar Ultrasonografi adalah transduser, monitor USG, dan mesin
USG.
4. Untuk memeriksa berbagai organ tubuh dapat dipakai mode: A. B. T. M.,
dan Ultrasonic Doppler Scan.
5. Alat ultrasonik dikenal dengan dua macam sistem, yaitu sistem bistable,
dan sistem gray-scale.
6. Teknik untuk melakukan pemeriksaan USG yang sering dipakai adalah
cara statik atau cara kontak, dan cara dinamik atau cara linear real-time.
B. Saran
Besar harapan kami agar kiranya makalah ini dapat memberi manfaat
kepada para pembaca sekalian pada umumnya juga memberi manfaat kepada
kami secara khusus. Setelah menulis makalah ini, hendaknya kita sama-sama
menyadari bahwa ilmu fisika dapat diterapkan dalam banyak hal penting salah
satunya pada bidang medis yaitu Ultrasonografi.
19
DAFTAR PUSTAKA
Hadi, Sujono. 1984. Ultrasonografi pada Kanker Hati. Bandung: Penerbit Alumni
20