Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

“MAMMOGRAFI”

Dosen Mata Kuliah:


Fauzia Laili, SST., M.Keb
Oleh:
1. HESTI KOMA
2. SRI ROMDHATI
3. SALMA BAHSOAN
4. JESIKAMISDA
5. SULFIAN NURUL

FAKULSTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS KADII
Jl. Selomangleng No.1, Pojok, Kec. Mojoroto, Kota Kediri, Jawa
Timur 64115

TAHUN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga penyusun
dapat menyelesaikan makalah tentang Mammografi untuk pembaca.
Makalah ini telah penyusun susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih banyak kesalahan dan
kekurangan dalam penulisan maupun pemilihan kata, oleh karena itu penyusun
mengharapkan kritik dan saran mengenai makalah ini, guna mempermudah dalam
proses perbaikan. Penyusun berharap pembaca dapat menambah pengetahuan dan
wawasan.

Kediri, 24 November 2020

Penyusun

3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................3
DAFTAR ISI............................................................................................................4
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................5
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................6
1.3 Tujuan.........................................................................................................6

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Mammografi............................................................................7
2.2 Bagian – bagian Mammografi....................................................................7
2.3 Persyaratan Mammografi.........................................................................10
2.4 Indikasi Mammografi...............................................................................12
2.5 Tenik Radiagrafi Mammografi................................................................13

BAB III PENUTUP


Kesimpulan.......................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA

4
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mamografi adalah pemeriksaan radiologi pada payudara, yang dianjurkan


pada wanita, untuk alasan screening. Pada tahun 2018, WHO melaporkan sekitar
18,1 juta penderita kanker baru, dengan angka kematian pada 9,6 juta tahun 2017
wanita di dunia. Sementara di Indonesia sendiri, menurut laporan kementrian
kesehatan pada peringatan hari kanker sedunia, pada tanggal 4 Februari 2019,
tercatat kanker payudara sebagai angka kejadian tertinggi pada wanita di
Indonesia, dengan penderita 42,1 per 100.000 penduduk, dan angka kematian 17
per 100.000 penduduk. Untuk mencegah keganasan penyakit tersebut, maka
kepada wanita dianjurkan untuk mewaspadainya sejak dini dengan rutin
melakukan Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) dan Pemeriksaan Payudara
Klinis (SADANIS) oleh tenaga kesehatan terlatih, salah satunya dengan
melakukan skrining mamografi. Mamografi di rumah sakit pada masa sebelum
tahun 2000 an, masih menggunakan pesawat mamografi, dengan kaset dan film
single emulsi, tujuannya untuk dapat menangkap gambaran kalsifikasi mikro pada
payudara. Pemeriksaan seperti ini dikategorikan sebagai sistem analog, tingkat
kesulitan bagi interpreter (pembaca hasil radiologis) sangat tinggi untuk
memberikan diagnosa. Kemudian digunakan CR (computed radiography) untuk
mendapat citra digital, dengan harapan kualitas citra lebih baik, sehingga
diagnosa lebih akurat. Sistem ini disebut juga sebagai sistem analog-digital, atau
digitizer, Dan mulai diperkenalkan kepada khalayak pemrosesan citra digital,
yang dapat memberikan tingkat kecerahan, ketajaman dan menggunakan filter
dan penyangat gambar untuk merubah corakan derau (noise) menjadi citra yang
dapat dipahami oleh interpreter. Penggunaan FFDM, Full Field Digital
Mammography, untuk mencegah terjadinya over diagnose, dengan hasil yang jauh
lebih baik dibanding CR, namun harganya yang masih tergolong mahal. Melihat
adanya peluang migrasi dari system digitizer ke direct radiografi, beberapa

5
vendor mulai mengembangkan retrofit flat panel detector (FPD) untuk mamografi.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana bagian bagian,persyaratan, indikasi dan tekhnik dari


mammografi?

1.3 Tujuan

a. Tujuan Umum

Untuk mengetahui bagian bagian,persyaratan,indikasi dan tekhnik


dari mamografi.

b. Tujuan Khusus

1. Mengetahui apa itu Mammografi


2. Mengetahui bagian- bagian mammografi
3. Mengetahui persyaratan mammografi
4. Mengetahui indikasi mammografi
5. Mengetahui tekhnik mammografi

6
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian
Mammografi adalah pemeriksaan sederhana dengan menggunakan mesin
Xray. Dengan menggunakan mesin mammografi tersebut, payudara ditempatkan
di antara dua plat dari mesin x-ray dan akan dilakukan penekanan. Keadaan ini
mungkin menimbulkan sedikit rasa tidak nyaman, namun hal ini penting untuk
mendapatkan hasil gambar yang baik. Penekanan tersebut hanya berlangsung
beberapa detik. Seluruh prosedur mammografi biasanya memakan waktu sekitar
20-30 menit untuk satu payudara.

Mammografi merupakan pemeriksaan paling utama untuk melakukan


deteksi kanker payudara pada stadium awal. Meskipun hasil dari mammografi
tidak 100% akurat, namun mammografi merupakan metode terbaik untuk
mendeteksi kanker payudara. Pemeriksaan mammografi sebaiknya dilakukan dua
tahun sekali pada usia 35 – 50 tahun, sedangkan usia diatas 50 tahun dilakukan
satu tahun sekali.

2.2 Bagian-bagian Mamografi


Pemeriksaan mammografi memerlukan seperangkat pesawat sinar-X yang
mempunyai komponen khusus. Hal ini dikarenakan organ yang diperiksa
mempunyai struktur yang khusus berupa soft tissue atau jaringan lunak.Adapun
bagian-bagian pesawat mammografi adalah sebagai berikut :

7
a. Kapasitas pesawat
Pesawat mammografi yang digunakan mempunyai kapasitas
tegangan tabung rendah ( 25 –35 kv ) dan mAs yang tinggi. Jenis-jenis
mAs total pada pesawat mammografi adalah sebagai berikut: ØLow
speed film ( 2000 mAs ) Ø Convensional non screen film (200
mAs ).Penggunaan factor eksposi berupa kV rendah diikuti dengan
peningkatan mAs, dimaksudkan untuk mendapatkan kontras yang
tinggi dalam radiograf.
b. Ukuran focal spot
Ukuran focal spot dari pesawat mammografi antara 0,1 sampai
0,6 mm. Ukuran focal spot kecil diperlukan untuk mendapatkan
ketajaman yang baik dari organ.Pesawat mammografi biasanya dibuat
sistem anoda putar dan bahan dari tungsten atau molybdenum untuk
memungkinkan penggunaan fokus kecil pada pembebanan arus tabung.

Gambar 1.0 (Molybdenum (Mo), Gambar 1.1. Tungsten (suatu


unsur kimia, logam perak abu-abu unsur kimia dalam tabel
tahan api dari Grup 6 (VIB) dari periodik yang
tabel periodik, yang digunakan untuk memiliki lambang W dan
memberikan kekuatan yang unggul nomor atom 74 berbetuk
untuk baja dan paduan lainnya logam sangat keras dan
berwarna kelabu)

7
c. Pembatas sinar
Pembatas sinar pada pesawat mammografi berupa conus yang
dapat di ganti- ganti sesuai dengan besarnya ukuran payudara.
d. Filter
Filter pada pesawat mammografi dimaksudkan untuk
mendapatkan kualitas berkas yang sesuai dengan keperluan, sehingga
sinar-X yang mempunyai panjang gelombang tinggi akan diserap oleh
filter. Filter yang digunakan adalah molybdenum dengan ketebalan 0,03
sampai 0,5 mm Al.

Gambar 1.3. Filter pada pesawat mamografi


e. Alat kompresi
Alat kompresi pada pesawat mammografi berfungsi untuk
menghilangkan kerutan–kerutan pada kulit, menahan bagian payudara
agar tidak bergerak, dan untuk mendapatkan penampang payudara yang
lebih luas. Alat ini dibuat dari bahan yang intensitasnya homogen
sehingga tidak memberikan bayangan yang menganggu gambaran.

Gambar 1.4. Alat kompresi

8
f. Grid
Grid berfungsi untuk mengurangi sinar hambur diantara obyek
dan film. Pesawat mammografi biasanya menggunakan grid dengan
ratio 3,5 : 1. Grid yang digunakan yaitu grid yang bergerak dan
pergerakannya sudah diatur oleh pesawat.

Gambar 1.5. Grid mamografi


g. Film
Film yang digunakan dalam mammografi biasanya non screen
denganemulsi tunggal (single emulsi) tanpa lembaran penguat,
diletakkan dalam suatu amplop. Film ini berukuran 15x 20 cm.
Blok Diagram

Cara kerja

Penerapannya hampir sama dengan sinar x lainnya yang menerapkan radiasi


ion, cara kerjanya nya adalah sinar x di tembakan ke objek lalu akan diteruskan ke
image reseptor (film), hasil dari sinar x tersebut kemudian di scan dan disimpan
dalam format DICOM lalu dirubah lagi dalam bentuk jpg yang kemudian akan
tampil pada display.

2.3 Persyaratan Mammografi

a. Bagian Elektromekanik
Untuk mekanik mammografi memenuhi beberapa persyaratan :
1. Stand harus mampu dan kuat menyangga beban/berat dari C-arm
tersebut.
2. Stand harus stabil dan setimbang baik saat C-arm diam maupun saat
bergerak.
3. C-arm mampu berotasi ±180o menyesuaikan posisi pemeriksaan
CranioCaudal(CC) maupun MedioLateral Oblique(MLO) [7].
4. C-arm mampu bergerak vertikal mengikuti tinggi pasien di Indonesia
dengan jangkauan pergerakan 100 em - 170 em.
5. Stand dan C-arm bisa menyesuaikan posisi jika pasiennya
menggunakan kursi roda.
6. Konsul selain mampu melindungi modul elektronik yang ada
didalamnya, juga harus mempertimbangkan faktor ergonomi operator
saat mengoperasikan pesawat.
7. Shielding operator mampu melindungi operator terhadap paparan
sinar-X. namun tidak menghalangi sudut pandang terhadap pasien dan
sekitarnya.
8. Pasien dan operator terlindungi dari potensi kejutan listrik.
9. Catu daya kelistrikan dilengkapi dengan proteksi terhadap beban lebih
(overload protection)
10. Penggunaan material/bahan mekanik harus sesuai untuk medis

b. Bagian Elektronika
Untuk elektronika mempunyai beberapa persyaratan :
1. Tegangan catu jala-jala (single phase) minimal 180 Vac dan
maksimal 240 Vac pad a frekuensi kerja 50 Hz.
2. Modul tegangan tingginya mampu menyediakan tegangan sebesar 35
KVp yang dapat diatur sesuai keperluan.
3. Modul tegangan tinggi harus stabil, aman dari arus kebocoran dan
arus pendek (short circuit protection).
4. Kabel untuk tegangan tinggi menggunakan jenis kabel tegangan tinggi
(high tension cable)
5. Kemampuan arus tabung hingga 30 mA untuk focal spot kecil 0,1 -
0,3
6. Pewaktu bisa diatur minimal 0,4 detik sampai dengan maksimal 2
detik.
7. Adanya sensor temperatur tabung untuk memperpanjang waktu pakai
tabung sinar-X.
8. Adanya modul interlock dan emergency untuk keamanan bagi pasien
dan operator.
9. Adanya lampu indikator saat sedang pesawat mamografi sedang
bekerja dan saat situasi emergensi.
10. Adanya sensor temperatur tabung untuk memperpanjang waktu pakai
tabung sinar-X.
11. Adanya modul interlock dan emergency untuk keamanan bagi pasien
dan operator.
12. Adanya lampu indikator saat sedang pesawat mamografi sedang
bekerja dan saat situasi emergensi.

c. Bagian Perangkat Lunak


1. Perangkat lunak graphical user interface (GUI) mampu merekam,
menyimpan dan mengolah hasil/citra digital 2 dimensi.
2. Perangkat lunak mampu menyimpan data hasil pemeriksaan pasien
secara valid.
3. Perangkat lunak embedded system mampu mengendalikan modul
elektronik secara aman dan akurat.
4. GUI harus mudah dioperasikan oleh operator dan informatif.

2.4 Indikasi Mammografi


Tujuan klinik dari pemeriksaan mammografi secara umum adalah
mendeteksi secara dini adanya kelainan pada payudara.
Pemeriksaan mammografi dilakukan apabila :
1. Screening test, pemeriksaan penyaring terutama pada wanita yang berumur
di atas 35 tahun.
2. Tiap kelainan benjolan pada payudara kemungkinan dapat dibedakan
ganas atau tidak.
3. Keluhan rasa tidak enak pada daerah mamae.
4. Mempunyai riwayat keganasan.
5. Pada pasien-pasien pasca operasi (mastektomi) payudara yang
kemungkinan kambuh.
6. Diagnosa klinik Paget Disease of The Nipple.
2.5 Teknik Radiografi Mammografi

a. Proyeksi Superon Inferior (Cranio Caudal)


Untuk memperlihatkan struktur jaringan payudara dengan jelas dilihat
dari pandangan superior inferior.

Posisi pasien : Duduk di atas kursi atau dapat juga berdiri


Posisi obyek :
1. Mammae diletakkan di atas kaset.
2. Film diatur horizontal
3. Tangan sebelah mammae yang difoto manekan kaset ke arah dalam,
tangan lain di belakang tubuh.
4. Sebaiknya dengan sistem kompresi (mengurangi ketebalan mammae agar
rata dan tipis)
5. Kepala menoreh ke arah yang berlawanan arah yang berlawanan
Arah sinar : Vertical tegak lurus film
Titik bidik : Pertengahan mammae FFD : 35-40 cm
Gambar 1.6. Contoh Proyeksi SuperoInferior (Cranio Caudal)
b. Proyeksi Medio Lateral
Bertujuan memperlihatkan jaringan payudara terutama daerah lateral.
Posisi pasien:
1. Tidur atau berdiri miring.
2. Bagian mammae yang difoto terletak didekat kaset.
Posisi obyek :
1. Mammae diletakkan di atas kaset dengan posisi horizontal.
2. Lengan posisi yang difoto diletakkan di atas sebagai ganjal kepala.
Arah sinar : Tegak lurus mammae arah medio lateral

Titik bidik : Pertengahan mammae

FFD : Sedekat mungkin (konuc menempel mammae), bila perlu kontak.

Gambar 1.7. contoh Proyeksi Medio Lateral

c. Proyeksi Axila

Bertujuan untuk melihat penyebaran tumor di bagian kelenjar axial.


Posisi pasien : Berdiri dari posisi AP tubuh yang tidak difoto dirotasikan
anterior 150-300 sehingga sedikit oblik.
Posisi obyek :
1. Obyek diatur di tengah film
2. Film vertical pada tepi posterior
3. Batas atas film yaitu iga 11-12
4. Lengan sisi yang difoto diangkat ke atas dan fleksi denag tangan di
belakang kepala, lengan yang tidak difoto diletakkan di samping
tubuh.
Arah sinar : Horizontal tegak lurus film
Titik bidik : 5 cm di bawah axila FFD : 35 –

50 cm

Gambar 1.8. contoh Proyeksi Axila


BAB III

KESIMPULAN

1. Mammografi adalah merupakan pemeriksaan secara radiagrafis dari kelenjar


payudara untuk mendeteksi secara dini semua kelainan yang ada pada
payudara bahkan sampai pada kemungkinan untuk membedakan tumor yang
bersifat ganas dan tidak ganas.
2. Unit rontgen yang dirancang khusus dalam pemeriksaan mammography
antara lain, ukuran fokus, Pembatas sinar, Filter, Alat kompresi, Grid, Film.
3. Teknik radiography yang digunakan antara lain Craniocaudal, Mediolateral,
axial.
4. Proteksi radiasi pada pemeriksaan mammography antara lain dilakukan
hanya bila ada perintah dari dokter, luas lapangan pemeriksaan seminimal
mungkin, bekerja seteliti mungkin dan mempergunakan efisiensi waktu
dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Inda, Lisda Nur, 2013, Teknik pemeriksaan mamografi. Tesedia:


http:// lisdanurindra. blogspot.com/ 2013/11/ teknik-
pemeriksaan-mamografi-di-rs-tebet.html. Diakses pada
tanggal 23 November 2020

Keating, Nancy L, et al, 2018, Breast Cancer Screening in 2018,


Time for shared decision making, Journal of American
Mammography Association. Tersedia:
https://jamanetwork.com/. Diakses: 23 November 2020-11-25

Miller, Louis C, et. al, 2016, Mammography Positioning, Basic


and Advanced, San Diego CA. Tersedia: https://sbi-
online.org/portal/0/Breast20%Imaging. Diakses: 24 November
2020

Varney, Hele, Jan M, dkk. (2007). ASUHAN KEBIDANAN.


Jakarta: EGC.

Widyastuti, Yani. (2009). Kesehatan Repoduksi. Yogyakarta:


Fitramaya.

Anda mungkin juga menyukai