DISUSUN OLEH
TAHUN 2021
LEMBAR PENGESAHAN
Menyetujui
i
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan yang maha
esa atas rahmat dan karunianya kami dapat menyelesaikan laporan praktek
kerja lapangan (PKL) ini.
ii
Kami selaku penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari
kata sempuran. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari
semua pihak agar selanjutnya dapat menjadi lebih baik lagi. Akhir kata,
kami berharap agar laporan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN................................................. i
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................. 1
B. Rumusan Masalah......................................... 2
C. Tujuan Penulisan........................................... 2
D. Manfaat Penulisan......................................... 3
E. Sistematika Penulisan.................................... 3
A. Hasil ...................................................... 12
B. Pembahasan................................................... 16
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan................................................... 18
B. Saran ...................................................... 18
LAMPIRAN ......................................................
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring dengan meningkatnya iptek, pemeriksaan dengan memanfaatan
sinar X mengalami perkembangan yang pesat sejak pertama kali ditemukan
oleh Wilhelm Conrad Rontgen. Penemuan ini merupakan suatu revolusi
dalam dunia kedokteran, karena dengan hasil penemuan ini dapat digunakn
untuk pemeriksaan bagian-bagian tubuh manusia yang sebelumnya belum
pernah tercapai.
Berkat telah ditemukannya pemanfaatan sinar X oleh wilhelm conrad
rontgen, dunia radiologi sudah mengalami banyak perkembangan yaitu
untuk menegakkan diagnosa suatu penyakit melalui pembuatan gambar
dengan menggunakan film yang dikenai sinar X yang disebut dengan
radiograf.
Salah satu pemeriksaan yang menggunakan radiografi yaitu os femur.
Tulang paha ( femur ) adalah tulang terpanjang dan terkuat dalam tubuh.
Femur terdiri atas :
Kepala ( caput )
Leher ( collum )
Batang ( shaft )
Epicondylus
1
dekatnya terdapat bagian linea aspera, tempat melekatnya otot biceps
femoris.
Adapun tujuan dari penulisan laporan kasus ini adalah sebagai berikut :
2
Sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas laporan praktek
kerja lapangan 1 ( satu )
2. Tujuan Umum
a. Bagi Rumah Sakit Khususnya Insatalasi Radiologi
Sebagai bahan kajian Instalasi Radiologi RS. Permata Jonggol
untuk meningkatkan mutu dan kualitas radiografi secara optimal.
b. Bagi Penulis
Untuk menambah pengalaman dan pengetahuan penulis terutama
dalam melakukan pemeriksaan radiografi femur di Instalasi
Radiologi RS. Permata Jonggol.
c. Sebagai bahan informasi dan referansi bagi mahasiswa praktek
kerja lapangan khususnya mahasiswa ATRO Persada Nusantara
Bekasi.
E. Sistematika Penulisan
Dalam penulisan laporan kasus ini, guna mempermudah pemahaman
maka sistematika penulisan terdiri atas.
Bab I PENDAHULUAN
Bab ini berisikan tentang latar belakang, rumusan masalah,
tujuan studi kasus, manfaat studi kasus dan sistematika
penulisan.
Bab II DASAR TEORI
Bab ini yang berisikan anatomi tulang femur, patofisiologi
tulang femur, teknik pemeriksaan radigrafi femur dan proteksi
radiasi.
Bab III HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisikan tentang hasil dan pembahasan.
Bab V PENUTUP
Bab ini berisikan tentang kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA
3
LAMPIRAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
bawah kepala ada leher yang panjang dan gepeng. Pada dataran, di
tempat leher menjadi batang, di sebelah luar terdapat trochanter
mayor, dan di sebelah belakang dan tengah terdapat trochanter
minor.
Pada dasar leher tulang ada dua garis yang menghubungkan
trochanter mayor dan minor, yauitu garis intertrochanter di depan
dan crista intertrochanterica di sebelah belakang. Yang terakhir
ditandai sebuah tuberkel dari tulang, yaitu tuberculum quadratum.
5
B. Patologi Fraktur
Fraktur atau patah tulang adalah suatu keadaan terputusnya jaringan
korteks dan medulla. Fraktur biasanya disebabkan oleh trauma atau
benturan.
3 faktor penentu berat / parahnya fraktur
Kekuatan dan sudut tenaga.
Jaringan lunak di sekitar tulang.
Keadaan tulang.
Tipe – tipe fraktur :
1) Fraktur tertutup adalah patah tulang yang tidak menyebabkan
robeknya kulit.
2) Fraktur terbuka merupakan kebalikan dari fraktur tertutup, yaitu
ketika bagian ujung dari tulang yang patah merobek sampai ke kulit
sehingga jaringan di bawah kulit dan tulang yang patah akan terlihat.
3) Fraktur komplit adalah patah pada yang terjadi pada seluruh tulang.
4) Fraktur tidak komplit adalah patah yang terjadi hanya pada sebagian
tulang.
5) Fraktur transversal adalah fraktur yang garis patahannya sejajar
dengan garis transversal.
6) Fraktur impresi adalah fraktur yang disebabkan karena tekanan
kearah dalam.
7) Green stick fraktur adalah patah tulang tetapi jaringannya tidak
putus, patah tulang ini biasanya terjadi pada anak-anak.
6
1) Teknik Pemeriksaan Femur AP
Posisi Pasien : Pasien diposisikan supine.
Posisi Objek :
- Posisikan femur true AP (rotasikan
femur 5 derajat) berada pada
pertengahan kaset.
- Pastikan knee joint masuk pada area
kaset.
Cental Point (CP) : Pertengahan os femur.
Central Ray (CR) : Vertikal tegak lurus terhadap kaset.
FFD : 100 cm
Kaset : 30 x 40 cm
Marker : R pada sisi kanan pasien atau L pada
sisi kiri pasien.
Proyeksi AP
(Sumber: Standar Prosedur Pemeriksaan Radiografi Konvensional, 2015)
Kriteria radiografi :
Tampak os femur.
Tampak knee joint dan hip joint.
Optimal eksposure, dengan terlihat densitas yang sama pada
os femur.
7
Tidak ada motion, dengan terlihat trabecular yang jelas pada
femur.
8
Proyeksi Lateral
(Sumber: Standar Prosedur Pemeriksaan Radiografi Konvensional, 2015)
Kriteria radiografi :
Tampak os femur.
Tampak knee joint tidak terbuka.
Tampak true lateral, dengan condylus lateral dan medial saling
superposisi dan terbukanya patellofemoral joint.
Optimal eksposure, dengan terlihat densitas yang sama pada os
femur.
Tidak ada motion, dengan terlihat trabecular yang jelas pada os
femur.
9
Hasil radiografi proyeksi lateral
(Sumber: Standar Prosedur Pemeriksaan Radiografi Konvensional, 2015)
D. Proteksi Radiasi
10
d. Slogan peringatan diarea radiologi.
e. Lampu tanda pertanda sedang diadakan pemeriksaan agar
masyarakat sekitar radiologi tidak mendekati dan masuk ke ruang
radiologi.
4. Alat – alat proteksi radiasi
1) Apron
2) Gonadshield
3) Kacamata Pb
4) Tyroidsheild
11
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Identitas pasien
Identitas pasien dengan kasus fraktur femur dalam laporan ini meliputi :
Nama : Tn. J
Jenis Kelamin :L
Umur : 39
Tanggal Pemeriksaan : 18/03/2021
No. RM : 072 - 847
Permintaan Foto : Femur AP / Lateral
2. Riwayat Pasien
Pada hari kamis 18 Maret 2021 Pasien datang ke instalasi Radilogi Rs
Permata Jonngol karena mengalami kecelakaan lalu lintas. pada bagian
kaki kanan, oleh karena itu dokter menyarankan pasien untuk dilakukan
rontgen pada kaki bagian kanan. Pasien datang ke instalasi radiologi
dengan membawa surat permintaan foto.
3. Teknik pemeriksaan radiografi femur dengan kasus fraktur di instalasi
radiologi Rs. Permata Jonggol .
a. Persiapan Pemeriksaan
1. Persiapan pasien
Tidak memerlukan pemeriksaan khusus, hanya pasien diminta untuk
melepas benda-benda yang ada disekitar objek agar tidak mengganggu
kualitas gambaran.
1) Persiapan alat
a). Pesawat x-ray konvensional
Merk : Toshiba
12
Type : DRX – 1824B
No seri : 4H0333
Max voltage : 150 Kv
b). Kaset
Merk : Fuji film
Type : Fuji ip casette type cc 24x30 dan 35x43
a. Proyeksi Pemeriksaan
Berdasarkan hasil observasi, teknik pemeriksaan radiograf Femue
dengan kasus fraktur di Instalasi Radiologi RS.Permata Jonggol
13
menggunakan proyeksi AP dan Lateral. Secara terperinci dapat di
jelaskan sebagai berikut:
1) Proyeksi AP
Posisi Pasien : Pasien supine diatas meja pemeriksaan
Posisi Objek :- Atur Femur dengan posisi true ap
- Atur femur pada pertengahan kaset
- Pastikan tidak ada gambaran yang terpotong
Central Point (CR) : Pertengahan os femur
Central Ray (CP) : Vertikal tegak lurus kaset
FFD : 100 cm
Faktor Eksposi :- Kv : 66
- mA : 100
Marker :R
Ukuran kaset : 35 x 43 cm
2) Proyeksi Lateral
Posisi pasien : Pasien supine diatas meja pemeriksaan
Posisi objek : - Atur femur pada posisi true AP
- Atur femur pada pertengahan kaset
- Pastikan tidak ada gambaran yang terpotong
Central Point (CR) : Pertengahan os femur
Central Ray (CP) : Horizontal tegak lurus kaset
FFD : 100 cm
Marker :R
Faktor eksposi : - Kv : 66
- mA : 100
Ukuran kaset : 35 x 43 cm
14
Dokumentasi Hasil Gambaran Radiografi AP dan Lateral
Rs. Permata Jonggol
3) Hasil Expertise
- Struktur tulang tampak baik
- Tampak diskontinuitas komplit obliq pada 1/3 Os Femur kanan,
aposisi dan alignment tidak baik
- Tampak dislokasi pada sela sendi yang terlihat
- Tampak soft tisue swelling regio lesi
- Tak tampak lusensi soft tisue
Kesan
- Fraktur komplit obliq pada 1/3 tengah os femur kanan, aposisi
dan aligment tidak baik.
4) Pengolahan flim
Pengolahan film radiografi di Instalasi Radiologi RS Permata Jonggol
di lakukan secara komputerisasi agar mendapatkan hasil gambaran
yang maksimal, kemudian di cetak dengan menggunakan printer.
15
b. Proteksi Radiasi
a. Bagi Pasien
1) Membatasi luas lapangan penyinaran dengan mengatur luas
lapangan penyinaran sesuai objek yang diperiksa
2) Mengatur faktor eksposi yang tepat untuk menghindari
terjadinya pengulangan foto.
b. Bagi petugas radiasi
1) Saat melakukan eksposur petugas berada di balik dingding
proteksi (tabir)
c. Bagi masyarakat
1) Menutup pintu ruangan pemeriksaan saat dilakukan
pemeriksaaan radiografi
2) Orang yang tidak berkepentingan tidak di perbolehkan berada di
ruangan pemeriksaan,
B. Pembahasan
Pemeriksaan secara radiologi merupakan pemeriksaan penunjang
dalam mendiagnosa suatu penyakit atau kelainan dengan menggunakan
sinar x. Pemeriksaan radiologi femur merupakan pemeriksaan
menggunakan sinar x untuk mengetahui anatomi dan patologi dari
tulang femur. Prosedur pemeriksaan radiologi femur meliputi persiapan
pasien alat yaitu pesawat sinar x, kaset, sedangkan persiapan pasien
hanya melepas benda-benda yang dapat mengganggu hasil gamabaran.
Proyeksi pemeriksaan dibuat proyeksi AP terlebih dahulu dengan
posisi objek femur true AP dengan arah sinar vertical tegak lurus kaset
dan cental point berada pada pertengan os femur. Selanjutnya dibuat
proyeksi Lateral dengan arah sinar horizontal tegak lurus kaset dan
central point berada pada pertengahan os femur.
Di instlasi Radiologi RS. Permata Jonggol, pemeriksaan femur
pada kasus fraktur dilakukan dengan menggunakan dua proyeksi yaitu
16
AP dan Lateral. Kedua proyeksi tersebut saling melengkapi untuk
mendiagnosa adanya fraktur.
17
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahsan maka penulis dapat menarik kesimpulan
bahwa pemeriksaan radiografi femur dengan klinis fraktur di Instalasi
Radiologi RS Permata Jonggol sebagai berikut :
1. Teknik pemeriksaan radiograf femur dengan kasus fraktur di Instalasi
Radiologi RS Permata Jonggol dibuat proyeksi Antero Posterior (AP)
terlebih dahulu, dengan posisi objek true AP dengan arah sinar vertical
tegak lurus kaset. Dilanjutkan dengan proyeksi lateral dengan arah sinar
horizontal tegak lurus kaset.
2. Alasan mengapa dilakukan proyeksi lateral dengan arah sinar horizontal
tegak lurus kaset yaitu kerena pasien tidak memungkinkan diposisikan
dengan true lateral. Sehingga pasien diposisikan AP dengan arah sinar
horizontal tegak lurus kaset.
B. SARAN
Saran yang dapat penulis sampaikan, sebagai berikut :
1. Sebaik mungkin atur luas lapangan kolimasi.
2. Alangkah baiknya jika lampu tanda peringatan saat pemeriksaan
berlangsung dapat menyala secara otomatis, agar petugas atau
masyarakat lain bisa mengetahui apabila pemeriksaan sedang
berlangsung.
18
DAFTAR PUSTAKA