Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN STUDI KASUS

TEKHNIK PEMERIKSAAN FEMUR PADA KASUS FRAKTUR

DI INSTALASI RADIOLOGI RS. PERMATA JONGGOL

KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT

Disusun untuk memenuhi laporan kasus praktek kerja lapangan I

DISUSUN OLEH

Ratna Fuji Astuti (1913024)

Wayan Ari Winata (1913029)

PRODI DIII AKADEMI TEHNIK RADIODIAGNOSTIK DAN

RADIOTERAPI PERSADA NUSANTARA BEKASI

TAHUN 2021
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Praktek Kerja Lapangan

Mahasiswa Akademi Tehnik Radiodiagnostik dan

Radioterapi Persada Nusantara Bekasi

Di Rumah Sakit Permata Jonggol

08 Maret – 30 April 2021

Jonggol 30 April 2021

Menyetujui

Kepala Instalasi Radiologi RS. Permata Jonggol

Ridho Jarulloh, Amd.Rad

i
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan yang maha
esa atas rahmat dan karunianya kami dapat menyelesaikan laporan praktek
kerja lapangan (PKL) ini.

Laporan pkl ini disusun untuk memenuhi kelengkapan praktek kerja


lapangan (PKL) yang dilaksanakan pada 08 Maret – 30 April 2021 di RS.
Permata Jonggol Kab Bogor Jawa Barat.

Kami mengucapkan terimakasih sebesar besarnya kepada semua


pihak yang telah memberikan dukungan dan bantuan dalam penyusan
laporan ini antara lain

1. Direktur RS. Permata Jonggol


2. HRD RS. Permata Jonggol
3. Manager Penunjang Medis RS. Permata Jonggol,
4. Dokter Radiologi RS. Permata Jonggol Dr. Nur Widayat, Sp.Rad
5. Kepala Ruangan RS. Permata Jonggol Bapak Ridho Jarulloh,
A.Md.Rad
6. Radiografer RS Permata Jonggol
 Asri Dian Anggraini, S.ST
 Dwi Lintang Noro Pangestu, Amd.Rad
 Irwan Ramadhani, Amd.Rad
 Roby, Amd.Rad
7. Seluruh Perawat
8. Security
9. Seluruh Karyawan RS. Permata Jonggol

ii
Kami selaku penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari
kata sempuran. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari
semua pihak agar selanjutnya dapat menjadi lebih baik lagi. Akhir kata,
kami berharap agar laporan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Bogor, 30 April 2021

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN................................................. i

KATA PENGANTAR ...................................................... ii

DAFTAR ISI ..................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.............................................. 1
B. Rumusan Masalah......................................... 2
C. Tujuan Penulisan........................................... 2
D. Manfaat Penulisan......................................... 3
E. Sistematika Penulisan.................................... 3

BAB II DASAR TEORI

A. Anatomi dan Fisiologi Femur........................ 5


B. Patologi Femur.............................................. 6
C. Prosedur Pemeriksaan Femur........................ 6
D. Proteksi Radiasi............................................. 10

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil ...................................................... 12
B. Pembahasan................................................... 16

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan................................................... 18
B. Saran ...................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA ...................................................... v

LAMPIRAN ......................................................

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seiring dengan meningkatnya iptek, pemeriksaan dengan memanfaatan
sinar X mengalami perkembangan yang pesat sejak pertama kali ditemukan
oleh Wilhelm Conrad Rontgen. Penemuan ini merupakan suatu revolusi
dalam dunia kedokteran, karena dengan hasil penemuan ini dapat digunakn
untuk pemeriksaan bagian-bagian tubuh manusia yang sebelumnya belum
pernah tercapai.
Berkat telah ditemukannya pemanfaatan sinar X oleh wilhelm conrad
rontgen, dunia radiologi sudah mengalami banyak perkembangan yaitu
untuk menegakkan diagnosa suatu penyakit melalui pembuatan gambar
dengan menggunakan film yang dikenai sinar X yang disebut dengan
radiograf.
Salah satu pemeriksaan yang menggunakan radiografi yaitu os femur.
Tulang paha ( femur ) adalah tulang terpanjang dan terkuat dalam tubuh.
Femur terdiri atas :
 Kepala ( caput )
 Leher ( collum )
 Batang ( shaft )
 Epicondylus

Tulang paha terdiri dari bagian kepala dan leher pada


bagian proksimal dan dua condylus pada bagian distal.

Kepala tulang paha akan membentuk sendi pada pinggul. Bagian


proksimal lainnya yaitu trochanter major dan trochanter minor menjadi
tempat perlekatan otot. Pada bagian proksimal posterior terdapat tuberositas
glutea yakni permukaan kasar tempat melekatnya otot gluteus maximus. Di

1
dekatnya terdapat bagian linea aspera, tempat melekatnya otot biceps
femoris.

Salah satu fungsi penting kepala tulang paha adalah tempat


produksi sel darah merah pada sumsum tulangnya. Pada ujung distal tulang
paha terdapat condylus yang akan membuat sendi condylar bersama lutut.
Terdapat dua condylus yakni condylus medialis dan condylus lateralis. Di
antara kedua condylus terdapat jeda yang disebut fossa intercondylaris.

Selama penulis mengikuti PKL 1 ( satu ) instalasi radiologi RS.


Permata Jonggol ,penulisan menemuka adanya pemintaan foto femur
dengan indikasi fraktur, kemudian dilakukan pemerisaan radiologi mastoid
proyeksi AP dan Lateral.
Bedasarkan hal tersebut, penulisan ingin membahas kasus ini dalam
laporan yang berjudul “Teknik Pemeriksaan Femur Dengan Kasus
Fraktur Di Instalasi Radiologi RS. Permata Jonggol” untuk dapat
menambah wawasan mengenai teknik pemeriksaan radiografi femur dengan
klinis fraktur.
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah disebutkan, maka dapat


dirumuskan data sebagai berikut:

1. Bagaimana teknik pemeriksaan Femur dengan kasus fraktur di


Instalasi Radiologi RS. Permata Jonggol?
C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penulisan laporan kasus ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui teknik pemeriksaan femur pada pada kasus


fraktur di instalasi Radiologi RS. Permata Jonggol
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penulisan laporan kasus ini adalah :
1. Tujuan Khusus

2
Sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas laporan praktek
kerja lapangan 1 ( satu )
2. Tujuan Umum
a. Bagi Rumah Sakit Khususnya Insatalasi Radiologi
Sebagai bahan kajian Instalasi Radiologi RS. Permata Jonggol
untuk meningkatkan mutu dan kualitas radiografi secara optimal.
b. Bagi Penulis
Untuk menambah pengalaman dan pengetahuan penulis terutama
dalam melakukan pemeriksaan radiografi femur di Instalasi
Radiologi RS. Permata Jonggol.
c. Sebagai bahan informasi dan referansi bagi mahasiswa praktek
kerja lapangan khususnya mahasiswa ATRO Persada Nusantara
Bekasi.
E. Sistematika Penulisan
Dalam penulisan laporan kasus ini, guna mempermudah pemahaman
maka sistematika penulisan terdiri atas.

Bab I PENDAHULUAN
Bab ini berisikan tentang latar belakang, rumusan masalah,
tujuan studi kasus, manfaat studi kasus dan sistematika
penulisan.
Bab II DASAR TEORI
Bab ini yang berisikan anatomi tulang femur, patofisiologi
tulang femur, teknik pemeriksaan radigrafi femur dan proteksi
radiasi.
Bab III HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisikan tentang hasil dan pembahasan.
Bab V PENUTUP
Bab ini berisikan tentang kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA

3
LAMPIRAN

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Anatomi Fisiologi Femur


Femur atau tulang paha adalah tulang terpanjang dari tubuh. Tulang
femur bersendi dengan acetabulum dalam formasi persendian panggul dan
dari sini menjulur medial ke lutut dan membuat sendi dengan tibia.
Tulangnya berupa tulang pipa dan mempunyai sebuah batang dan dua
ujung. Femur membentuk persendiaan dengan tiga tulang yaitu coxae, tibia
dan patella.

Anatomi Femur (Evely C. Pearch, 2015)

1) Ujung atas memperlihatkan sebuah kepala yang menduduki dua


pertiga daerah itu; di puncaknya ada lukukan seperti bentuk kulit
telur dengan permukaan kasar, untuk kaitan ligamentum teres. Di

4
bawah kepala ada leher yang panjang dan gepeng. Pada dataran, di
tempat leher menjadi batang, di sebelah luar terdapat trochanter
mayor, dan di sebelah belakang dan tengah terdapat trochanter
minor.
Pada dasar leher tulang ada dua garis yang menghubungkan
trochanter mayor dan minor, yauitu garis intertrochanter di depan
dan crista intertrochanterica di sebelah belakang. Yang terakhir
ditandai sebuah tuberkel dari tulang, yaitu tuberculum quadratum.

2) Batang Femur berbentuk silinder, halus, dan bundar di depan dan di


sisi-sisinya; melengkung ke depan dan di belakangnya ada belebas
yang sangat jelas disebut linea aspera yaitu tempat kaitan sejumlah
otot diantaranya aduktor paha.

3) Ujung bawah adalah lebar dan memperlihatkan 2 (dua) condylus,


sebuah lekukan intercondylaris, sebuah permukaan poplitea, dan
sebuah permukaan patelaris. Kedua condyles sangat jelas menonjol,
bagian medial lebih rendah dibandingkan lateral. Kedua-duanya
masuk dalam formasi persendian lutut.
Lekuk interconylus memisahkan condylus-condylus itu di sebelah
belakang. Permukaan lekuk-lekuk ini memberi kaitan pada
persilangan ligament sendi lutut. Di sebelah depan condylus
dipisahkan oleh permukaan patelaris yang terbentang anterior antara
kedua condylus itu dan di atas permukaan itu terletak patella.
Permukaan tibia condylus-condylus femur terdapat di bawahnya dan
di atas permukaan sebelah atas condylus tibia. Permukaan ini terbagi
dalam dua daerah oleh lekukan dalam yaitu fossa intercondylaris.
Permukaan tersebut berbentuk belah ketupat dan di atasnya terdapat
poplitea.

5
B. Patologi Fraktur
Fraktur atau patah tulang adalah suatu keadaan terputusnya jaringan
korteks dan medulla. Fraktur biasanya disebabkan oleh trauma atau
benturan.
3 faktor penentu berat / parahnya fraktur
 Kekuatan dan sudut tenaga.
 Jaringan lunak di sekitar tulang.
 Keadaan tulang.
Tipe – tipe fraktur :
1) Fraktur tertutup adalah patah tulang yang tidak menyebabkan
robeknya kulit.
2) Fraktur terbuka merupakan kebalikan dari fraktur tertutup, yaitu
ketika bagian ujung dari tulang yang patah merobek sampai ke kulit
sehingga jaringan di bawah kulit dan tulang yang patah akan terlihat.
3) Fraktur komplit adalah patah pada yang terjadi pada seluruh tulang.
4) Fraktur tidak komplit adalah patah yang terjadi hanya pada sebagian
tulang.
5) Fraktur transversal adalah fraktur yang garis patahannya sejajar
dengan garis transversal.
6) Fraktur impresi adalah fraktur yang disebabkan karena tekanan
kearah dalam.
7) Green stick fraktur adalah patah tulang tetapi jaringannya tidak
putus, patah tulang ini biasanya terjadi pada anak-anak.

C. Prosedur Pemeriksaan Femur Menurut Buku Standar Prosedur


Pemeriksaan Radiografi Konvensional

6
1) Teknik Pemeriksaan Femur AP
 Posisi Pasien : Pasien diposisikan supine.
 Posisi Objek :
- Posisikan femur true AP (rotasikan
femur 5 derajat) berada pada
pertengahan kaset.
- Pastikan knee joint masuk pada area
kaset.
 Cental Point (CP) : Pertengahan os femur.
 Central Ray (CR) : Vertikal tegak lurus terhadap kaset.
 FFD : 100 cm
 Kaset : 30 x 40 cm
 Marker : R pada sisi kanan pasien atau L pada
sisi kiri pasien.

Proyeksi AP
(Sumber: Standar Prosedur Pemeriksaan Radiografi Konvensional, 2015)

Kriteria radiografi :
 Tampak os femur.
 Tampak knee joint dan hip joint.
 Optimal eksposure, dengan terlihat densitas yang sama pada
os femur.

7
 Tidak ada motion, dengan terlihat trabecular yang jelas pada
femur.
 

Hasil radiografi proyeksi AP


(Sumber: Standar Prosedur
Pemeriksaan Radiografi
Konvensional, 2015)
2) Teknik Pemeriksaan
Lateral :
 Posisi Pasien :
Supine di atas meja
pemeriksaaan.
 Posisi Objek :
- Posisikan femur true lateral di
pertengahan kaset, dengan knee
joint di fleksikan sebesar 45 derajat.
- Pastikan kedua sendi (knee dan hip
joint masuk pada area kaset).
 Cental Point (CP) : Pada pertengahan os femur.
 Central Ray (CR) : Vertikal tegak lurus terhadap kaset.
 FFD : 100cm
 Kaset : 30 x 40 cm
 Marker : R pada sisi kanan pasienatau L pada sisi
kiri pasien.

8
Proyeksi Lateral
(Sumber: Standar Prosedur Pemeriksaan Radiografi Konvensional, 2015)
Kriteria radiografi :

 Tampak os femur.
 Tampak knee joint tidak terbuka.
 Tampak true lateral, dengan condylus lateral dan medial saling
superposisi dan terbukanya patellofemoral joint.
 Optimal eksposure, dengan terlihat densitas yang sama pada os
femur.
 Tidak ada motion, dengan terlihat trabecular yang jelas pada os
femur.

9
Hasil radiografi proyeksi lateral
(Sumber: Standar Prosedur Pemeriksaan Radiografi Konvensional, 2015)
D. Proteksi Radiasi

Proteksi radiasi adalah perlindungan petugas radiasi, pasien,


masyarakat, dan lingkungan dari efek berbahaya radiasi pengion, yang
meliputi radiasi partikel energy tinggi dan radiasi elektromagnetik.
Berikut ini beberapa proteksi radiasi yang harus dilakukan :

1. Proteksi radiasi untuk pekerja radiasi


a. Jaga jarak saat melakukan penyinaran.
b. Melakukan eksposi dibalik shielding / Pb.
c. Pemeriksaan pesawat sebelum digunakan.
d. Pemeriksaan rutin terhadap kemungkinan bocor / rusak
perlengkapan-perlengkapan pelindung berlapis Pb.
2. Proteksi radiasi untuk pasien
a. Pemeriksaan hanya dilakukan atas permintaan dari dokter.
b. Mengatur luas kolimator sesuai objek yang akan diperiksa.
c. Menghindari pengulangan pemeriksaan karena akan
menimbulkan jumlah dosis radiasi yang diterima oleh pasien.
d. Melindungi organ yang diluar area scaning dengan apron.
3. Proteksi radiasi untuk masyarakat
a. Saat penyinaran berlangsung diusahakan hanya pasien yang
berada pada rungan pemeriksaan.
b. Apabila diperlukan seseorang untuk membantu proses
pemeriksaan, dimana seseorang tersebut harus berada pada
ruangan pemeriksaan, orang tersebut harus mengunakan apron
sebagai alat pelindung dari radiasi.
c. Tembok harus sesuai dengan persyaratan yaitu dengan tebal
25cm apabila dengan menggunakan tembok yang berlapis batu
bata merah apabila dengan beton 20cm.

10
d. Slogan peringatan diarea radiologi.
e. Lampu tanda pertanda sedang diadakan pemeriksaan agar
masyarakat sekitar radiologi tidak mendekati dan masuk ke ruang
radiologi.
4. Alat – alat proteksi radiasi
1) Apron
2) Gonadshield
3) Kacamata Pb
4) Tyroidsheild

11
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
1. Identitas pasien
Identitas pasien dengan kasus fraktur femur dalam laporan ini meliputi :
Nama : Tn. J
Jenis Kelamin :L
Umur : 39
Tanggal Pemeriksaan : 18/03/2021
No. RM : 072 - 847
Permintaan Foto : Femur AP / Lateral
2. Riwayat Pasien
Pada hari kamis 18 Maret 2021 Pasien datang ke instalasi Radilogi Rs
Permata Jonngol karena mengalami kecelakaan lalu lintas. pada bagian
kaki kanan, oleh karena itu dokter menyarankan pasien untuk dilakukan
rontgen pada kaki bagian kanan. Pasien datang ke instalasi radiologi
dengan membawa surat permintaan foto.
3. Teknik pemeriksaan radiografi femur dengan kasus fraktur di instalasi
radiologi Rs. Permata Jonggol .
a. Persiapan Pemeriksaan
1. Persiapan pasien
Tidak memerlukan pemeriksaan khusus, hanya pasien diminta untuk
melepas benda-benda yang ada disekitar objek agar tidak mengganggu
kualitas gambaran.

1) Persiapan alat
a). Pesawat x-ray konvensional
 Merk : Toshiba

12
 Type : DRX – 1824B
 No seri : 4H0333
 Max voltage : 150 Kv

b). Kaset
 Merk : Fuji film
 Type : Fuji ip casette type cc 24x30 dan 35x43

a. Proyeksi Pemeriksaan
Berdasarkan hasil observasi, teknik pemeriksaan radiograf Femue
dengan kasus fraktur di Instalasi Radiologi RS.Permata Jonggol

13
menggunakan proyeksi AP dan Lateral. Secara terperinci dapat di
jelaskan sebagai berikut:
1) Proyeksi AP
 Posisi Pasien : Pasien supine diatas meja pemeriksaan
 Posisi Objek :- Atur Femur dengan posisi true ap
- Atur femur pada pertengahan kaset
- Pastikan tidak ada gambaran yang terpotong
 Central Point (CR) : Pertengahan os femur
 Central Ray (CP) : Vertikal tegak lurus kaset
 FFD : 100 cm
 Faktor Eksposi :- Kv : 66
- mA : 100
 Marker :R
 Ukuran kaset : 35 x 43 cm

2) Proyeksi Lateral
 Posisi pasien : Pasien supine diatas meja pemeriksaan
 Posisi objek : - Atur femur pada posisi true AP
- Atur femur pada pertengahan kaset
- Pastikan tidak ada gambaran yang terpotong
 Central Point (CR) : Pertengahan os femur
 Central Ray (CP) : Horizontal tegak lurus kaset
 FFD : 100 cm
 Marker :R
 Faktor eksposi : - Kv : 66
- mA : 100
 Ukuran kaset : 35 x 43 cm

14
Dokumentasi Hasil Gambaran Radiografi AP dan Lateral
Rs. Permata Jonggol

3) Hasil Expertise
- Struktur tulang tampak baik
- Tampak diskontinuitas komplit obliq pada 1/3 Os Femur kanan,
aposisi dan alignment tidak baik
- Tampak dislokasi pada sela sendi yang terlihat
- Tampak soft tisue swelling regio lesi
- Tak tampak lusensi soft tisue

Kesan
- Fraktur komplit obliq pada 1/3 tengah os femur kanan, aposisi
dan aligment tidak baik.

4) Pengolahan flim
Pengolahan film radiografi di Instalasi Radiologi RS Permata Jonggol
di lakukan secara komputerisasi agar mendapatkan hasil gambaran
yang maksimal, kemudian di cetak dengan menggunakan printer.

15
b. Proteksi Radiasi
a. Bagi Pasien
1) Membatasi luas lapangan penyinaran dengan mengatur luas
lapangan penyinaran sesuai objek yang diperiksa
2) Mengatur faktor eksposi yang tepat untuk menghindari
terjadinya pengulangan foto.
b. Bagi petugas radiasi
1) Saat melakukan eksposur petugas berada di balik dingding
proteksi (tabir)
c. Bagi masyarakat
1) Menutup pintu ruangan pemeriksaan saat dilakukan
pemeriksaaan radiografi
2) Orang yang tidak berkepentingan tidak di perbolehkan berada di
ruangan pemeriksaan,
B. Pembahasan
Pemeriksaan secara radiologi merupakan pemeriksaan penunjang
dalam mendiagnosa suatu penyakit atau kelainan dengan menggunakan
sinar x. Pemeriksaan radiologi femur merupakan pemeriksaan
menggunakan sinar x untuk mengetahui anatomi dan patologi dari
tulang femur. Prosedur pemeriksaan radiologi femur meliputi persiapan
pasien alat yaitu pesawat sinar x, kaset, sedangkan persiapan pasien
hanya melepas benda-benda yang dapat mengganggu hasil gamabaran.
Proyeksi pemeriksaan dibuat proyeksi AP terlebih dahulu dengan
posisi objek femur true AP dengan arah sinar vertical tegak lurus kaset
dan cental point berada pada pertengan os femur. Selanjutnya dibuat
proyeksi Lateral dengan arah sinar horizontal tegak lurus kaset dan
central point berada pada pertengahan os femur.
Di instlasi Radiologi RS. Permata Jonggol, pemeriksaan femur
pada kasus fraktur dilakukan dengan menggunakan dua proyeksi yaitu

16
AP dan Lateral. Kedua proyeksi tersebut saling melengkapi untuk
mendiagnosa adanya fraktur.

17
BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahsan maka penulis dapat menarik kesimpulan
bahwa pemeriksaan radiografi femur dengan klinis fraktur di Instalasi
Radiologi RS Permata Jonggol sebagai berikut :
1. Teknik pemeriksaan radiograf femur dengan kasus fraktur di Instalasi
Radiologi RS Permata Jonggol dibuat proyeksi Antero Posterior (AP)
terlebih dahulu, dengan posisi objek true AP dengan arah sinar vertical
tegak lurus kaset. Dilanjutkan dengan proyeksi lateral dengan arah sinar
horizontal tegak lurus kaset.
2. Alasan mengapa dilakukan proyeksi lateral dengan arah sinar horizontal
tegak lurus kaset yaitu kerena pasien tidak memungkinkan diposisikan
dengan true lateral. Sehingga pasien diposisikan AP dengan arah sinar
horizontal tegak lurus kaset.

B. SARAN
Saran yang dapat penulis sampaikan, sebagai berikut :
1. Sebaik mungkin atur luas lapangan kolimasi.
2. Alangkah baiknya jika lampu tanda peringatan saat pemeriksaan
berlangsung dapat menyala secara otomatis, agar petugas atau
masyarakat lain bisa mengetahui apabila pemeriksaan sedang
berlangsung.

18
DAFTAR PUSTAKA

Evelyn C. Pearce (2015). Anatomi Dan Fisiologi Untuk Paramedis:


Cetakan keempat puluh tiga

Dharmiyetti (2015). Standar Prosedur Pemeriksaan Radiografi


Konvensional: Seri satu

Sariman Ariemarto (2019). Kelainan Pada Tulang: Halaman 20

Anda mungkin juga menyukai