DI SUSUN OLEH :
NABILA ANATASYA
NIM : 1601013037
Menyetujui,Diketahui oleh,
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan yang maha esa, yang
iii
Dalam penyususnan laporan study kasusini, penulis telah banyak
Yani Metro
maaf jika ada kata yang kurang berkenan dan penulis mohon kritik dan saran demi
iv
Metro, januari 2019
Penulis
v
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................... ii
DAFTAR ISI....................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 1
2.1 Anataomi.............................................................................................. 3
2.2 Patologi.................................................................................................5
2.3 Teknik Radiografi.................................................................................8
BAB IV PENUTUP..............................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….......23
LAMPIRAN
vi
BAB I
PENDAHULUAN
tahun 1895.
1
1.2 RumusanMasalah
2
1.4.1 Tujuan Umum
1.4.1 TujuanKhusus
os genu.
3
1.5.2 Bagi Akademik
genu.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
sendi lutut terdapat beberapa ligamen, yaitu ligamen cruciatum
anterior dan posterior yang berfungsi untuk menahan hiperekstensi
dan menahan bergesernya tibia ke depan (eksorotasi). Ligamen
cruciatum posterior berfungsi untuk menahan bergesernya tibia ke
arah belakang. Pada gerakan endorotasi kedua ligamen cruciatum
menyatu, yang mengakibatkan kedua permukaan sendi tertekan,
sehingga saling mendekat dan kemampuan bergerak antara tibia dan
femur berkurang. Pada gerakan eksorotasi, kedua ligamen cruciatum
saling sejajar, sehingga pada posisi ini sendi kurang stabil. Di
sebelah medial dan lateral sendi lutut terdapat ligamen collateral
medial dan lateral. Ligamen collateral medial menahan gerakan
valgus serta eksorotasi, sedangkan ligamen collateral lateral hanya
menahan gerakan ke arah varus. Kedua ligamen ini menahan
bergesernya tibia ke depan dari posisi fleksi lutut 900 (De Wolf,
1974).
Sedangkan dalam hubungan yang simetris antara condylus
femoris dan condylus tibia dilapisi oleh meniscus dengan struktur
fibrocartilago yang melekat pada kapsul sendi. Meniscus medialis
berbentuk seperti cincin terbuka “C” dan meniscus lateralis
berbentuk cincin “O”. Meniscus ini akan membantu mengurangi
tekanan femur atas tibia dengan cara menyebarkan tekanan pada
cartilago articularis dan menurunkan distribusi tekanan antara kedua
condylus, mengurangi friksi selama gerakan berlangsung, membantu
kapsul sendi dan ligamentum dalam mencegah hiperekstensi lutut
dan mencegah capsul sendi terdorong melipat masuk ke dalam sendi
(Tajuid, 2000).
Sendi lutut juga memiliki capsul sendi artikularis yang melekat pada
cartilago artikularis, di dalam sendi, synovial membran melewati
bagian anterior dari perlekatan ligamen cruciatum sehingga ligamen
cruciatum dikatakan intraartikuler tetapi extracapsuler (Tajuid,
2000).
6
Gambar 2.1.1 genu (BukuSaku Osteoarthritis Lutut
dr. AchmadZaki, M.Epid, Sp.OT. Celtics Press, Bandung Cet I, 2013)
Aksis gerakan fleksi dan ekstensi terletak di atas permukaan sendi yaitu
melewati condylus femoris. Sedangkan gerakan rotasi aksisnya longitudinal pada
daerah condylus medialis. Lingkup gerak sendi ekstensi 500 - 1000 hiperekstensi.
Gerakan ekstensi dibatasi oleh ketegangan kapsul dan ketegangan ligamen dan
twisting ligamen. Sedangkan untuk gerakan fleksi lingkup gerak sendi berkisar
1400-1500. Gerakan fleksi dibatasi kontaknya otot-otot jaringan lunak tumit dan
Bagianposteriorpaha.
Menurut Fick, rotasi lutut maksimal yaitu sebesar 500 terjadi pada saat lutut
fleksi 900. Gerakan rotasi juga sangat penting dalam gerakan fleksi dan ekstensi
lutut. Pada saat gerakan ekstensi mendekati akhir gerak (150 – 200) terjadi rotasi
eksternal tibia terhadap femur, demikian sebaliknya sewaktu gerakan awal fleksi
(150 – 200) akan terjadi rotasi internal tibia terhadap femur. Penggerak gerakan
lutut ke arah dalam adalah m.popliteus, m.gracilis dan dibantu oleh hamstring
bagian dalam. Sedangkan penggerak rotasi ke arah luar adalah m.biceps femoris
dan m.tensor fascialata (Kapandji, 1987).
7
2.2 Patologi
jaringan tulang dan tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan
luasnya.
untuk patah tulang tibia dan fibula yang biasanya terjadi pada bagian
umumnya fraktur di sebabkan oleh trauma atau aktifitas fisik dima na terdapat
akan menyebabkan fraktur pada daerah tekanan. Fraktur yang terjadi biasanya
8
b). Trauma tak langsung
Apabila trauma di hantarkan kedaerah yang lebih jauh dari daerah fraktur,
trauma tersebut disebut trauma tidak langsung, misalnya jatuh dengan tangan
ekstensi dapat menyebabkan fraktur pada klavikula. Pada keadaan ini jaringan
lunak tetaputuh.
c). Fraktur yang terjadi ketika tekanan atau tahanan yang menempa tulang
d). Keadaan kelaianan patologi adalah trauma yang terjadi seperti kondisi
e). Arah, kecepatan dan kekuatan dari tenaga yang melawan tulang.
a). Ekstrinsik meliputi kecepatan dan durasi trauma yang mengenai tulang,
2. Klasifikasi Fraktur
kelurusan.
lingkungan.
9
2 . Fraktur terbuka, adalah fraktur yang mempunyai hubungan
dengan dunia luar melalui luka pada kuli dan jaringan lunak,
retak.
pada anak-anak.
kedalam.
tulang belakang).
rapuh bisa mengalami patah tulang meskipun dengan cedera ringan atau
10
9. Avulsi, disebabkan oleh kontraksi otot yang kuat, sehingga menarik
bagian tulang tempat tendon tersebut melekat. Paling sering terjadi pada
bahu dan lutut, tetapi bisa juga terjadi pada tungkai dan tumit.
11
Gambar 2.2.1.1 Proyeksi AP Bilateral
2. Posisi Pasien
Posisi pasien :
12
Tempatkan jari kaki (tocs) lurus menghadap ke depan,
C. Minta pasien untuk berdiri tegak dengan lutut (knee) full ekstensi
(IR)
Kriteria Gambar :
2.2.2 Proyeksi AP
13
Gambar 2.2.2.1 Proyeksi AP
d. CR : 2cm di bawah Oss Patella {Pada celah sendi antara Femur dan Tibia)
e. Kaset : 18x24cm
f. FFD : 90-100 cm
g. Luas lapangan kolimasi : Batas ata 1/3 Distal Femur dan batas bawah 1/3
Proksimalis Cruris
14
Gambar 2.2.2.2 Hasil Gambaran Roentgen Ap (www.proyeksiapgenu.com)
15
2.2.3 Proyeksi Lateral
a. Posisi Pasien : Pasien tidur diatas meja pemeriksaan dalam posisi supine.
Kepala miring ke kanan dan ke kiri diganjal dengan bantal dan kedua
b. Posisi Objek : Lutut yang diperiksa diletakkan diatas kaset dalam posisi
e. Kaset = 18x24cm
f. FFD = 90-100cm
g. Luas lapangan kolimasi batas atas 1/3 distal femur dan 1/3 Proksimal
Cruris
16
Gambar 2.2.3.2 Hasil Gambaran Lateral X-Ray
(www.lateralgenu.com)
17
BAB III
A. Pesawat Rontgen
18
Gambar 3.1.2.1 Pesawat Roentgen
19
B. Menggunakan Kaset dan film ukuran 35x 35 cm
20
A. Marker R/L diedit dari CR
B. Processing film CR
21
3.3 Persiapan Pemeriksaan
5. Siapkan kaset 35 x 35 cm
procesing CR
A. Proyeksi AP
22
1. Posisi Pasien : Tidur dimeja pemeriksaan dengan.
fleksikan
CP : di pertengahan lutut
FFD : 90 cm
4. Eksposi : KV:48 mAs: 4,5
lateral knee menempel kaset dengan kaki yang tidak diperiksa ditekuk
FFD : 90 cm
23
Eksposi : Kv : 48 mAs : 4,5
24
2. Tampak terpasang total knee prothese dextra, alignment cukup.
dextra.
Kesan :
menjadi digital radiograpi data analog dikonvensi data digital pada saat
antara fil radiografi dan screen, akan tetapi pada komputer radiografi
sama dengan screen konvensional tetapi memiliki fungsi yang sangat jauh
berbeda.
3.7 Pembahasan
proksimal oss tibia kiri. Tanpa anatomi oss genu pada posisi AP dan
26
Pada pemeriksaan genu dengan kasus os tibia di instalasi Radiologi
RSUD dr.H Abdul Moeloek dengan menggunakan proyeksi AP dan
lateral. Pemeriksaan tersebut sudah bisa menggakkan diagnosa, selain
itu dapat memberikan pelayanan yang nyaman pada pasien
dikarenakan pasien supine karena untuk mengutamakan kenyamanan
pasien. Pada pemeriksaan genu dengan kasus fraktur os tibia diinstalasi
Radiologi RSUD dr.H Abdul Moeloek mengguakan kaset CR
berukuran 35x35
27
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
28
DAFTAR PUSTAKA
www.kabarmedisdunia.id.co
Buku Saku Osteoarthristik Lutut dr. Ahmad Zaki, M.Epid, Sp.OT. Celtics Press,
Bandung Cet. I, 2013
Pudjianto,2oo2 patofisiologi hal 43
www.gudangmedis.com
www.proyeksiapgenu.com
29
30
31