DIAJUKAN OLEH :
Puji syukur ke hadirat Allah swt karena atas segala rahmat yang dilimpahkan-
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kasus “Teknik Radiografi Pelvis
dengan Kasus Osteoarthritis pada Hip Joint ” ini.
Laporan Kasus ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa
Indonesia, Prodi D-III Teknik Radiologi Stikes Awal Bros Pekanbaru.
Dalam penyusunan laporan kasus ini tidak akan lepas dari segala bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis juga mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada :
1. Orang tua penulis
2. Ibu Diah Ratna Wahyuningsih. selaku dosen pengampu mata kulia bahasa
indonesia Prodi D-III Teknik Radiologi Stikes Awal Bros Pekanbaru
3. Semua pihak yang terlibat dalam pembuatan Laporan Kasus ini
Penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan dalam penyusunan laporan
kasus ini. Oleh karena itu, penulis menerima kritik dan saran yang membangun dari
pembaca, guna memperbaiki laporan kasus selanjutnya. Penulis juga berharap laporan
kasus ini bermanfaat bagi penulis maupun para pembaca.
Penulis
ii
iii
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
2.1. Anatomi..........................................................................................4
iii
iv
BAB IV PENUTUP...............................................................................................22
4.1. Kesimpulan....................................................................................22
4.2. Saran..............................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................23
iv
v
DAFTAR GAMBAR
v
1
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
BAB I, Pendahuluan
Bab ini terdiri atas latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penulisan, metode pengumpulan data, manfaat
penulisan, dan sistematika penulisan.
BAB II, Dasar Teori
Bab ini menjelaskan tentang anatomi, patologi dan teknik
pemeriksaan radiologi serta proteksi radiasi yang dijadikan
sebagai dasar teori dalam penulisan laporan kasus ini.
BAB III, Profil Kasus dan Pembahasan
Bab ini berisi tentang profil kasus pasien yang mengalami
osteoarthritis, prosedur pemeriksaan, hasil pembacaan radiograf
serta pembahasannya.
BAB IV, Penutup
Pada bab ini, dikemukakan kesimpulan dari bab-bab
sebelumnya serta saran dari penulis.
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
DASAR TEORI
2.1. Anatomi
2.1.1. Pelvis
4
5
Ilium adalah bagian terbesar dan teratas dari tulang pelvis, melebar
keluar, membentuk tonjolan dari pelvis. Garis tepi dari tonjolan tersebut
dinamakan crista iliaca. Secara posterior, ilium bersendi dengan sacrum
(sacro-iliac joint).
5
Gambar 3. Aspek lateral pelvis kanan
6
ligamen triangular yang kecil, melekat pada apex fovea capitis dekat pusat
caput femur ke tepi ligamen acetabular.
Ligamen teres femoris berfungsi sebagai pe-ngikat caput femur ke
bagian bawah acetabu-lum dan memberikan stabilisator yang kuat didalam
sendi (intraartikular). Stabilisator bagian luar dihasilkan oleh 3 liga-men
yang melekat pada collum/neck femur yaitu : ligamen iliofemoral,
pubofemoral & ischiofemoral. Ligamen iliofemoral disebut juga ligamen
“Y”, karena arah serabut mirip huruf Y terbalik. Ligamen iliofemoral
memperkuat kapsul sendi bagian anterior. Ligamen pubofemoral terdiri
dari ikatan serabut yang kecil pada kapsul sendi bagian medial anterior dan
bawah. Ligamen ischiofemoral merupakan ligamen triangular yang kuat
pada bagian belakang kapsul.
tonjolan tulang yang bulat dan terletak superior dan lateral dari korpus
femur. Sedangkan trokanter minor tonjolannya lebih kecil dan terletak
medial dan superior dari pertemuan kollum dan korpus femur (Bontrager,
2001).
2.2. Patologi Osteoarthritis
Osteoarthritis adalah penyakit akibat degeneratif tulang rawan sendi
dengan disertai terbentuknya bibir dipinggiran tulangnya, sehingga terjadi
penyempitan ruang sendi, dan mengakibatkan timbulnya rasa sakit. Sering terjadi
pada sendi coxae dan sendi lutut karena sendi-sendi tersebut sendi yang bertugas
menopang badan. Osteoarthritis bisa dipicu karena cedera masa lalu dan
abnormalitas bawaan pada susunan tulang, juga dapat dikarenakan kegemukan
atau obesitas.
Penyakit ini bukan merupakan suatu gejala gangguan peradangan, namun
seringkali perubahan-perubahan didalamnya disertai sinovitis yang menyebabkan
nyeri dan rasa tidak nyaman. Osteoarthritis dibagi dalam dua kategori yaitu
primer, yang dihasilkan dengan umur, dan sekunder, terjadi pada orang muda
dimana diawali dengan kerusakan tulang rawan sendi akibat trauma, infeksi, atau
kelainan congenital.
Tedapat dua perubahan anatomis pada osteoarthritis yaitu kerusakan fokal
tulang rawan sendi yang progresif dan pembentukan tulang baru pada dasar lesi
tulang rawan sendi dan tipe sendi ( osteofit ). Pada osteoarthritis perubahan
anatomis yang paling utama adalah terbentuknya tilang rawan baru karena proses
degeneratif, sedangkan artritis ditandai peradangang pada membran sinovial.
Proses degeneratif tampak pada terbentuknya fisura-fisura dengan
permukaan tulang rawan yang tidak rata, diikuti kemudian dengan pembentukan
celah dengan arah vertikaldi dalam tulang rawan, dimana akan mencapai daerah
subkondral (cartilage fibrillation). Terdapat penurunan metakromasi pada
pewarnaan tulang rawan diakibatkan dari berkurangnya proteoglikan.
10
Klinis dari osteoarthritis adalah berupa nyeri sendi, terutama apabila sendi
bergerak atau menanggung beban. Nyeri akan berkurang jika sendi beristirahat.
Dapat juga terjadi kekakuan sendi apabila sendi tidak bergerak pada waktu yang
lama atau biasanya terjadi pada pagi hari dan terjadi hanya beberapa menit.
Keterbatasan sendi dalam bergerak terutama tidak dapat berekstensi penuh. nyeri
tekan loncat, pembesaran tulang di sekitar sendi, sedikit efusi sendi dan krepitasi.
Gambar 7. Skema perbandingan sendi panggul normal dengan sendi yang mengalami
osteoarthritis
Kriteria radiograf
1) Kolimasi yang tepat
2) Seluruh panggul sampai proximal femur terlihat
3) Lesser trochanter berada pada medial border femur
4) Collum femoris terlihat penuh tanpa superimposisi
5) Greater trochanter terlihat
14
4) Menempatkan knee yang satu denga knee yang lain. Alat fiksasi
berupa bantal atau bahan penyangga knee untuk stabilitas dan
kenyamanan pasien.
Pengaturan sinar dan eksposi
1) Arah sinar/central ray (CR) : Vertikal tegak lurus
pertengahan IR
2) Titik bidik/central pint (CP) : 2 inchi (5 cm) di atas trochanter
mayor
3) Focus Film Distance (FFD) : 100 cm
4) Ukuran film dan kaset : 35 x 43 cm
Kriteria radiograf
1) Seluruh panggul sampai proximal femur terlihat
2) Sacrum dan coccygeus
3) Margin posterior dari tulang ischium dan ilium superimposisi
4) Femur superimposisi
5) Bayangan acetabulum superimposisi
16
17
18
4.1. Kesimpulan
1. Pemeriksaan radiografi pada sendi panggul dengan kasus osteoarthritis di
RSUD Muntilan menggunakan proyeksi pelvis AP sehingga kedua sendi
panggul dapat dilihat dan dibandingkan.
2. Proyeksi AP pelvis dengan kasus osteoarthritis adalah proyeksi yang mampu
menampakan celah sendi dan tulang penyusun sendi panggul. Proyeksi AP
pelvis informatif untuk menegakkan diagnosa pada kasus osteoarthritis.
4.2. Saran
Pemeriksaan sendi panggul pada kasus osteoarthritis sebaiknya
menggunakan proyeksi AP pelvis dengan kaki dirotasikan internal. Namun, jika
kaki pasien tidak mampu dirotasikan, hal tersebut tidak perlu dilakukan untuk
kenyamanan pasien.
22