Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

“TEKNIK PEMERIKSAAN THORACAL


DENGAN KLINIS ANKYLOSING SPONDYLITIS
DI INSTALASI RADIOLOGI
RUMAH SAKIT CIPTO MANGUNKUSUMO”
Periode 18 Februari 2019 – 9 Maret 2019

Disusun Oleh : Fathi Meinita Arzi (P23130117018)

PROGRAM STUDI DIV TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN


RADIOTERAPI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA II

Jalan Hang Jebat III Blok F-3 No. 3, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, DKI
Jakarta 12120 Telp. (021) 7397643

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas rahmat dan karunia yang telah diberikan-Nya, penulis dapat menyusun
laporan praktek kerja lapangan yang berjudul “Teknik Pemeriksaan Thoracal
Dengan Klinis Ankylosing Spondylitis di Instalasi Radiologi RSCM”
Laporan ini disusun berdasarkan hasil praktik yang telah dilaksanakan
selama tiga minggu serta beberapa referensi yang bersangkutan. Laporan ini
dibuat dengan maksud untuk memenuhi salah satu penugasan dalam Praktik Kerja
Lapangan Periode Ke-II, Jurusan Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi,
Politeknik Kesehatan Kemenkes Jakarta II di Instalasi Radiologi RSCM.
Penulis tak lupa mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua yang
telah memberikan dukungan moral maupun material, kepada teman seperjuangan
yang telah melalui masa PKL bersama-sama, seluruh radiografer RSCM, dan
semua pihak terkait yang telah mengembangkan dan membantu menyelesaikan
laporan ini.
Penulis menyadari bahwa laporan praktek kerja lapangan ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, mengingat keterbatasan pengetahuan
dan kemampuan penulis. Oleh Karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari semua pihak demi kesempurnaan laporan ini.
Semoga laporan ini bermanfaat bagi para pembaca. Terima Kasih.

Jakarta,10 April 2019

2
Penulis

LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan studi kasus pada Praktek Kerja Lapangan (PKL) dengan judul :

“TEKNIK PEMERIKSAAN THORACAL


DENGAN KLINIS ANKYLOSING SPONDYLITIS
DI INSTALASI RADIOLOGI
RUMAH SAKIT CIPTO MANGUNKUSUMO”

Disusun oleh Fathi Meinita Arzi / NPM : P23130117018

Telah disetujui oleh Pembimbing dan Instruktur Praktek Kerja Lapangan (PKL) di
RSCM.

Jakarta, 10 April 2019

3
Instruktur Radiologi

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................2

LEMBAR PENGESAHAN..........................................................................................3

DAFTAR ISI.................................................................................................................4

BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.........................................................................................................5
C. Rumusan Masalah .......................................................................................5
D. Tujuan Penulisan .........................................................................................5
E. Manfaat Penulisan .......................................................................................5

BAB II : LANDASAN TEORI


A. Anatomi........................................................................................................6
B. Patologi ........................................................................................................7

BAB III : HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil
1. Data Pasien..............................................................................................8
2. Alat dan Bahan .......................................................................................8
3. Teknik Pemeriksaan ...............................................................................8
B. Pembahasan .................................................................................................11

BAB IV : PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................................12
B. Saran ............................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................13

4
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Ankylosing Spondylitis (spinal osteoarthritis) adalah suatu
gangguan degeneratif yang dapat menyebabkan hilangnya struktur dan
fungsi normal tulang belakang. Cervical, thoracal, dan atau lumbal dari
tulang belakang memengaruhi diskus intervertebralis dan facet joint.
Ankylosing spondylitis juga merupakan penyakit rematik sistemik yang
dapat menyebabkan peradangan sendi dan organ-organ lain, seperti
jantung, paru-paru, dan ginjal. Pemeriksaan MRI dan Radiologi
Konvensional dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosa.
Pasien ankylosing spondylitis cenderung memiliki tubuh condong
ke depan, dan berpostur menekuk ke depan karena gravitasi. Pasien juga
terlihat bungkuk serta kaku pada bagian cervical hingga lumbal.

B. RUMUSAN MASALAH
Bagaimana teknik pemeriksaan Thoracal dengan klinis Ankylosing
Spondylitis di Instalasi Radiologi RSCM ?

C. TUJUAN PENULISAN
Makalah ini ditulis bertujuan agar pembaca dapat mengetahui
prosedur pemeriksaan Thoracal dengan klinis Ankylosing Spondylitis
di RSCM.

D. MANFAAT PENULISAN

5
Manfaat dari penulisan makalah ini yaitu penulis dapat menambah
wawasan dan pengetahuan tentang pemeriksaan radiografi konvensional
khususnya teknik pemeriksaan radiografi Thoracal serta tujuan
dilakukanya pemeriksaan Thoracal dengan berbagai indikasi tertentu.

6
BAB II
LANDASAN TEORI

A. ANATOMI VERTEBRAE THORACAL


Columna vertebralis atau rangkaian tulang belakang adalah sebuah
struktur lentur yang dibentuk oleh sejumlah tulang yang disebut vertebra
atau ruas tulang belakang ( Evelyn C. Pearce, Anatomi dan Fisiologi untuk
Paramedis ). Di bagian dalam tulang terdapat rongga yang memanjang ke
bawah yang berisi sumsum tulang belakang yang merupakan jaringan
saraf, bagian dari susunan saraf pusat. Saraf tersebut mengatur gerakan
otot dan organ lain, seperti usus, jantung dan lainnya.

Susunan anatomi atau struktur tulang belakang terdiri dari :

Vertebra thoracal adalah bagian dari tulang belakang yang dibatasi oleh
VertebraCervical di bagian proximal dan vertebra lumbal di bagian distal.
Vertebrae thorakalis atau ruas tulang punggung lebih besar daripada yang
servikal dan di sebelah bawah menjadi lebih besar. Ciri khas vertebrae
thorakalis adalah badannya berbentuk lebar – lonjong (berbentuk jantung)
dengan faset atau lekukan kecil sisi untuk menyambung costae,
lengkungnya agak kecil, Processus Spinosusnya panjang dan mengarah ke
bawah sedangkan Processus Transversus, yang membantu mendukung
costae adalah tebal dan kuat serta memuat faset persendian untuk costae.

7
B. PATOLOGI

Ankylosing spondylitis adalah radang sendi (arthritis) pada punggung


yang membuat bagian punggung belakang terasa nyeri dan kaku.
Biasanya, rasa sakit dan kaku akan dirasakan mulai bagian leher hingga
punggung bawah. Ketika punggung menjadi kaku, maka membuat postur
tubuh cenderung membungkuk dan sulit untuk bergerak.

Ankylosing spondylitis umumnya terjadi pada laki-laki ketimbang wanita.


Pasalnya, pria memiliki 3 kali peluang lebih tinggi untuk mengalami
penyakit ini. Selain itu, radang sendi punggung ini sebenarnya dapat
terjadi pada siapa pun dan umur berapa pun. Hanya 5% mengalami gejala
setelah umur 45 tahun. Penyakit ini dapat memengaruhi orang sepanjang
hidupnya.

Terkadang nyeri di punggung bawah dan kejang otot sering kali mereda
dengan membungkuk. Oleh karena itu, jika penderita sering membungkuk
dan akhirnya menjadi bungkuk permanen. Pada orang lain, tulang
punggung menjadi lurus dan kaku. Tulang punggung menjadi kurang
fleksibel, kaku, dan nyeri mungkin mempengaruhi sendi besar macam
pinggul, lutut, dan bahu.

8
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL
1. Data Pasien
Nama : Tn. PP
No. Pasien : ****
Umur : 61 tahun
Jenis pemeriksaan : Thoracal

2. Alat dan Bahan


a. Pesawat sinar X
b. Bucky table
c. Kaset 43 x 35 cm
d. Image reader (scanner)
e. Control table
f. Printer

3. Teknik Pemeriksaan
Thoracal AP
Kaset yang digunakan pada pemeriksaan Thoracal di instalasi
Radiologi RSCM berukuran 43 x 35 cm.
a. Posisi pasien
Supine, untuk kenyamanan pasien.
b. Posisi objek
1) Atur MSP tubuh pada pertengahan kaset.
2) Letakkan tangan pasien di samping tubuh dan atur bahu
agar sejajar horizontal.
3) Atur pinggang pada posisi vertical dan immobilisasikan
kaki dengan sandbag.
4) Untuk mengurangi dorsal kyphosis, sebaiknya hips dan
lutut di fleksikan agar bagian punggung menempel pada

9
meja pemeriksaan.

c. Central ray
Tegak lurus vertikal dengan FFD sekitar 100-150 cm
d. Central point
Pada T7 (sekitar 3-4 inches bagian distal jugular notch)
e. Struktur gambaran
Proyeksi Thoracal AP memperlihatkan thoracal 1 hingga
Thoracal 12.
f. Kriteria evaluasi
1) T1-T12 terlihat jelas.
2) Prosesus spinosus berada pada pertengahan pasien.
3) Columna vertebrae berada pada pertengahan radiografi.

10
Thoracal Lateral
Kaset yang digunakan pada pemeriksaan Thoracal di instalasi
Radiologi RSCM berukuran 43 x 35 cm.
a. Posisi pasien
Recumbent, untuk kenyamanan pasien.
b. Posisi objek
5) Atur MSP tubuh pada pertengahan kaset.
6) Gunakan bantal empuk dikepala pasien untuk
mengangkat MSP tubuh agar columna vertebrae lurus.
7) Fleksikan panggul dan lutut agar posisi nyaman.
8) Atur MCP agar berada pada pertengahan kaset.
9) Atur baju pasien agar yang terbuka di belakang
sehingga ruas tulang belakang bisa kita lihat.
c. Central ray
Tegak lurus vertikal dengan FFD sekitar 100-150 cm
d. Central point
Pada T7 (sekitar 3-4 inches bagian distal jugular notch)

e. Struktur gambaran
Proyeksi Thoracal Lateral memperlihatkan thoracal 1 hingga
Thoracal 12.
f. Kriteria evaluasi
4) T1-T12 terlihat jelas.
5) Prosesus spinosus berada pada pertengahan pasien.
6) Columna vertebrae berada pada pertengahan radiografi.

11
B. PEMBAHASAN
1. Pada gambaran radiograf Thoracal AP, tubuh pasien terlihat tidak true
AP dikarenakan pasien kesakitan sehingga Thoracal tidak tepat di tengah.
2. Gambaran tulang belakang pada kasus Ankylosing Spondylitis
3. Fusi tubuh vertebral oleh syndesmophytes menjadikan tulang belakang
pasien dengan Ankylosis Spondylitis terlihat seperti bambu.
4. Osifikasi ligamen supraspinous dan interspinous memberi kesan seperti
belati

12
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Ankylosing spondylitis adalah bentuk artritis yang terutama
mempengaruhi tulang belakang, meskipun sendi lain dapat terlibat. Ini
menyebabkan peradangan pada sendi tulang belakang (vertebra) yang
dapat menyebabkan rasa sakit yang parah dan kronis.

Pada kasus yang lebih lanjut, peradangan ini dapat menyebabkan ankilosis
(pembentukan tulang baru di tulang belakang - menyebabkan bagian
tulang belakang melebur dalam posisi tetap dan tidak bergerak)

Ankylosing spondylitis juga dapat menyebabkan peradangan, rasa sakit,


dan kekakuan di area lain dari tubuh seperti bahu, pinggul, tulang rusuk,
tumit, dan persendian kecil tangan dan kaki. Kadang-kadang mata bisa
terlibat (dikenal sebagai iritis atau uveitis), dan - jarang - paru-paru dan
jantung bisa terpengaruh.

B. SARAN
Sebaiknya pasien diberi pengganjal atau alat immobilisasi supaya tidak
bergerak dan pengerjaan sebaiknya dilakukan dengan cepat dan tepat
sehingga pasien tidak kesakitan.

13
DAFTAR PUSTAKA

W. Ballinger, Philip dan Eugene, D. Frank. Merrill’s Atlas of Radiographic


Positioning and Radiologic Procedures.

http://sahabatafterego.blogspot.com/2012/07/teknik-pemeriksaan-vertebra-
thoracal_21.html?m=1

https://radiopaedia.org/articles/ankylosing-spondylitis

www.spondylitis.org/Ankylosing-Spondylitis

14

Anda mungkin juga menyukai