LAPORAN KASUS
Disusun Oleh :
Rizal Syauqhi Faturahman
NIM : 4501.0617.A.019
PROGRAM STUDI
DIPLOMA III TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN
RADIOTERAPI
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN CIREBON
2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat
dan hidayah–Nya berupa ilmu, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
kasus yang berjudul : “Penegakan Diagnostik Yang Optimal Pada Klinis
Radiculopati Lumbal Dengan Pemeriksaan Lumbosacral Di Instalasi
Radiologi Rumah Sakit Umum Daerah Pantura M.A Sentot Patrol
Indramayu” ini tepat pada waktunya.
Penyusunan laporan kasus ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu
penugasan dalam Praktek Kerja Lapangan II Jurusan Diploma III Teknik
Radiodiagnostik dan Radioterapi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Cirebon di
Instalasi Radiologi Rumah Sakit Umum Daerah Pantura M.A Sentot Patrol
Indramayu.
Dalam penyusunan laporan kasus ini penulis telah banyak mendapat
bantuan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak, untuk itu penulis tidak
lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Moh. Firman Ismana, MM selaku Ketua STIKes Cirebon.
2. H. Abdul Gamal Sukaryono, SKM, MKKK selaku Ketua Program Studi D-
III Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi STIKes Cirebon.
3. H. Arif wibowo, AMR selaku Kepala Ruangan Radiologi RSUD Pantura
M.A Sentot Patrol Indramayu.
4. Seluruh radiografer dan Staf Instalasi Radiologi RSUD Pantura M.A Sentot
Patrol Indramayu.
5. Nanda Pratama, S.Tr.Kes (Rad) selaku dosen pembimbing penulisan
laporan kasus ini sehingga dapat terselesaikan dengan baik.
6. Kedua Orang Tua yang telah memberikan doa dan dukungan kepada
penulis.
7. Teman-teman mahasiswa STIKes Cirebon yang sama-sama melaksanakan
Praktek Kerja Lapangan II dengan penulis di Instalasi Radiologi RSUD
Pantura M.A Sentot Patrol Indramayu.
2
8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu dalam pembuatan Laporan Kasus ini.
Penulis menyadari dalam pembuatan laporan kasus ini masih banyak
kekurangan, untuk itu penulis mohon saran dan masukan dari semua pihak,
penulis berharap laporan kasus ini dapat bermanfaat untuk mahasiswa dan
dijadikan studi bersama.
Penulis
3
HALAMAN PENGESAHAN
Telah diperiksa dan disahkan untuk memenuhi tugas Praktek Kerja Lapangan
II Jurusan Diploma III Radiodiagnostik dan Radioterapi Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Cirebon.
Nama : Rizal Syauqhi Faturahman
NIM : 4501.06.17.A.019
Judul laporan : Penegakan Diagnostik Yang Optimal Pada Klinis
Radiculopati Lumbal Dengan Pemeriksaan Lumbosacral
Tempat : Instalasi Radiologi Rumah Sakit Umum Daerah Pantura M.A
Sentot Patrol Indramayu
4
5
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTRA ISI iv
DAFTAR GAMBARvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan 3
D. Manfaat 3
C. Teknik Pemeriksaan 15
D. Processing Film 24
E. Proteksi Radiasi 25
C. Pembahasan 38
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan 41
B. Saran 41
DAFTAR PUSTAKA 42
LAMPIRAN 43
vi
DAFTAR GAMBAR
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1
lumbalsacral, dalam satu bulan kurang lebih 10 pemeriksaan . Pada
umumnya pemeriksaan lumbosacral di instalasi radiologi Rumah Sakit
Umum Daerah Pantura M.A Sentot Patrol Indramayu pada klinis pasien
Radiculopati Lumbal
Dengan latar belakang diatas maka penulis mengangkat menjadi
Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Penegakan Diagnostik yang Optimal
Pada Klinis Radiculopati Lumbal Dengan Penatalaksanaan Pemeriksaan
Lumbosacral’’ di RSUD Pantura M.A. Sentot Patrol Indramayu.
1.2 Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang masalah di atas, maka penulis dapat
1.3 Tujuan
2
3
1.4 Manfaat Penelitian
4
BAB II
DASAR TEORI
5
1. Vertebra Lumbal
6
2. Vertebra Sacrum
7
Pada ujung gili-gili ini, disetiap sisi terdapat lubang-
lubang kecil untuk dilewati urat-urat saraf. Lubang-lubang ini
disebut foramina. Apex dari Sacrum bersendi dengan tulang
Coccyx. Di sisinya, Sacrum bersendi dengan tulang ileum dan
membentuk sendi Sakro-iliaka kanan dan kiri (Evelyn)
2.1.b Fisiologis Columna Vertebra Lumbo Sacral
Fungsi dari bagian belakang Vertebra Lumbal ini melindungi
struktur syaraf pada susunan syaraf pusat yang terdapat di dalamnya,
persendian facet vertebra Lumbal penentu arah gerakan vertebra,
facet vertebra Lumbal ini terletak pada bidang vertical sagital
sehingga memungkinkan gerakan fleksi dan ekstensi kearah depan
belakang.
8
b. Spondilosis
Spondilosis merupakan penyakit akibat degenerasi discus
intervertebralis. Discus yang berdegenerasi bisa berherniasi kedalam
jaringan sekelilingnya dan jika discus yang berherniasi tersebut
menekan medulla spinalis atau nervus spinalis bisa timbul rasa nyeri
atau devisit neurology. Spondilosis timbul maksimum dalam regio
Cervikalis bawah dan Lumbalis bawah. Tanda-tanda spondilosis pada
film polos adalah penyempitan ruang diskus, pembentukan osteofit
dan sklerosis, yang sering timbul pada permukaan corpus vertebrae
yang berdekatan. Osteofit pada permukaan posterior corpus vertebrae
menyempitkan canalis vertebralis dan bisa mengganggu foramina
intervertebralis (Ballinger) .
c. Spina Bifida
9
Penyebab terjepitnya saraf ini ada beberapa faktor antara lain,
kontraksi / radang otot-otot daerah bokong, adanya perkapuran tulang
belakang atau adanya keadaan yang disebut dengan Hernia Nukleus
Pulposus (HNP). Ketiga sebab diatas adalahklinis yang banyak terjadi
sehingga Menyebabkan ischialgia.
e. Spondylolysthesis
Adalah pergerakan ke arah anterior (froward movement) salah
satu vertebra yang disebabkan oleh : Fraktur , sebagai akibat dari
spondylolysis, Osteoarthritis chronic. Biasanya terjadi pada c.v.
Lumbal ke-5 (junction antara L-5 – S-1) kadang-kadang pada Lumbal
ke-4 (junction antara L-4 – L-5). Tampak sebagai gambaran “cone”
pada proyeksi Lateral (Ballinger).
f. Ankylosis Spondylosis
h. Scoliosis
Scoliosis dikenal sebagai melengkungnya spina ke arah lateral.
Beberapa bentuk scoliosis yang lain, yaitu :
Rotoscoliosis : corpus vertebra memutar ke arahanterior,
sehingga membentuk ‘rib cage deformity’.
Dextroscoliosis : vertebra melengkung ke kanan, biasanya
terjadi pada lengkung Thoracalis.
Levoscoliosis : vertebra melengkung ke kiri, biasanya terjadi di
10
daerah Lumbalis.
2.3 Teknik Pemeriksaan Vertebra Lumbosacral
2.3.1 Persiapan Pemeriksaan Vertebra Lumbo Sacral
a. Persiapan Pasien
Pasien ganti baju dan melepaskan benda-benda yang
mengganggu gambaran radiograf.
Petugas menjelaskan prosedur pemeriksaan kepada
pasien.
b. Persiapan Alat dan Bahan
Alat–alat dan bahan yang dipersiapkan dalam pemeriksaan
vertebra Lumbosakral antara lain:
Pesawat sinar-X
Kaset dan film sinar-X sesuai dengan ukuran yang
dibutuhkan (30 40 cm atau 35 x 43 cm)
Marker untuk identifikasi radiograf R / L
Grid
11
Kiteria : Vertebra Lumbal dalam proyeksi AP,
space intervertebra Tampak columna
Vertebrae, lumbal Prosesus spinosus
dalam satu garis.
12
FFD : 100 cm.
13
c. Proyeksi Oblique
FFD : 100 cm
14
Gambar 2.6 Radiograf Oblique Vertebrae Lumbal (Merril’s)
d. Proyeksi antero-posterior (AP) Axial Lumbosacral
FFD : 100 cm
15
intervertebra, prosessus spinosus dalam
satu garis pada vertebra, dan celah
persendian Lumbo Sacral.
16
2.3.3 Teknik Pemeriksaan Vertebra Lumbo Sacral (Asih Puji
Utami,SKM,M.Kes, dkk, 2018)
a. Proyeksi AP Axial
Posisi Pasien : Supine diatas meja pemeriksaan. Bagian
bawah genu diganjal agar memberikan
kenyamanan pasien dan mengurangi
lengkung vertebra lumbal
Posisi Objek : MSP tubuh di pertengahan kaset atau
meja pemeriksaan. Kedua tangan
diletakan di samping tubuh. Pastikan
tidak ada rotasi pada tubuh pasien
Central Ray : 30º (pada laki-laki) dan 35º (pada
perempuan) ke arah cephalad
Central Point : MSP setinggi SIAS
FFD : 100 cm
Marker : R atau L (dipasang sesuai sisi tubuh
pasien)
Kaset : 24 x 30 cm + grid/bucky
Eksposi : Pada saat ekspirasi tahan nafas
Catatan : Penyudutan digunakan untuk
menampilkan celah discus
intervertebralis vertebra lumbal 5
dengan vertebra sacrum 1 tampak
terbuka. Aspek lateral umumnya lebih
informatif dibandingkan proyeksi AP.
Radiograf dapat pula dibuat dengan
proyeksi PA dengan arah sinar cephalad
Struktur tampak: Tampak celah antara vertebra lumbal 5
dengan vertebra sacrum 1
Kriteria evaluasi : Sacroiliaca berada dengan jarak
yang sama dengan spina iliaca, sebagai
indikasi tidak ada rotasi. Penyudutan
17
yang tepat ditandai dengan terbukanya
celah antara vertebra lumbal 5 dengan
vertebra sacrum 1
b. Proyeksi Lateral
Posisi Pasien : Pasien seharusnya dalam posisi tidur
miring ke salah sat sisi dengan genu
fleksi. Letakkan bantal di bawah kepala
dan diantara kedua genu untuk membuat
pasien merasa nyaman
Posisi Objek : Atur hingga MSP pada pertengahan
kaset atau meja pemeriksaan. Letakkan
pengganjal di bawah pinggang sehingga
posisi vertebra lumbal horizontal lurus.
Pastikan posisi pelvis benar-benar lateral
tanpa rotsi
Central Ray : Tegak lurus jika menggunakan
pengganjal yang mampu meluruskan
posisi vertebra lumbal dan sudutkan 5-
10º jika tidak menggunakan pengganjal
Central Point : Pada 1,5 inchi (4 cm) di bawah crista
illiaca dan 2 inchi poserior
FFD : 100 cm
Marker : R atau L (sesuai sisi yang dekat dengan
kaset)
Eksposi : Pada saat ekspirasi tahan nafas
Struktur tampak: Tampak celah discus intervertebralis
vertebra lumbal 4-5 dan vertebra lumbal
5-vertebra sacrum 1
Kriteria evaluasi : - Tidak terjadi rotasi pada pasien
ditandai oleh superposisi tepi dari
corpus vertebra lumbal
- Posisi vertebra lumbal yang lurus
18
diindikasikan dengan terbukanya celah
discus intervertebralis vertebra lumbal
4-5 dan vertebra lumbal 5-vertebra
sacrum 1
- Kontras dan densitas yang optimal
mampu menampakkan dengan jelas
vertebra lumbal 5-vertebra sacrum 1
melalui bayangan illiaca
- Ketajaman tepi tulang mengindikasikan
tidak ada pergerakkan selama eksposi
2.4 Pesawat X-Ray
Pesawat Sinar-X konvensional adalah salah satu jenis pesawat Sinar-
X yang digunakan untuk radiografi. Arti konvensional di sini,
menunjukkan jenis pesawat dari pergerakannya, dimana pesawat
konvensional pergerakannya terbatas pada stasionernya dan bedanya
dengan pesawat mobile tidak dapat berpindah dari suatu ruangan
keruangan lain. Perbandingan atau kemampuan pesawat sinar-X
konventional yaitu :
Fungsi
Digunakan pada pasien yang bisa diajak kerja sama, dengan kata
lain pasien bisa atau mampu di periksa di kamar pemeriksaan.
Kapasitas
Kapasitasnya tinggi sehingga dapat digunakan dalam berbagai
variasi mA.
Penggunaan faktor eksposi
Faktor eksposi yang digunakan tinggi, sehingga
memungkinkan pemeriksaan pada seluruh bagian tubuh dan juga
dapat dilakukan pemeriksaan menggunakan contrass media dan
fluoroskopi
19
Dengan sistem DR gambar dapat dilihat di monitor segera setelah akuisisi,
yang memakan waktu beberapa detik dan dapat disimpan / diteruskan
dimanapun mereka dibutuhkan. Seperti gambar-gambar digital, beberapa
salinan data gambar selalu identik. Digital Radiography adalah sebuah
bentuk pencitraan sinar-X dimana sensor- sensor digital sinar-X digunakan
menggantikan film fotografi konvensional. Dan processing kimiawi
digantikan dengansistem komputer yang terhubung dengan monitor atau
laser printer. Komponen Digital Radiography Sebuah sistem digital
radiografi terdiri dari 4 komponen utama, yaitu X-ray source, detector
Analog- Digital Converter, Computer, dan Output Device. Beberapa
keuntungan DR yang signifikan terhadap CR dan film screen imaging
adalah :
DR menghilangkan penggunaan kaset, yang menjadikan
penghematan waktu yang signifikan
Sistem DR meningkatkan efisiensi karena waktu pemrosesan
lebih singkat, umumnya detik
Faktor paparan untuk DR dapat dikurangi bila dibandingkan
dengan faktor paparan untuk CR dan film screen.
Dalam Prinsip Kerja DR, terdapat 2 tipe penangkapan pada
detektor, yaitu :
a) Penangkapan tidak langsung DR (Indirect)
Mesin menyerap sinar-x dan mengubahnya menjadi
cahaya.
CCD atau thin-film transistor (TFT) mengubah cahaya
menjadi sinyal listrik.
Komputer memproses sinyal listrik.
Gambar dilihat di monitor computer
b) Langsung menangkap DR (Direct)
Fotokonduktor menyerap sinar-x.
TFT mengumpulkan sinyal
Sinyal listrik dikirim ke komputer untuk diproses.
Gambar dilihat di layar komputer
20
2.6 Proteksi Radiasi
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomer 33
tahun 2007 tentang keselamatan radiasi pengion dan keamanan sumber
radioaktifpasal 1, proteksi radiasi adalah tindakan yang dilakukan untuk
mengurangi pengaruh radiasi yang merusak akibat paparan radiasi.
a. Pasal 21
1) Justifikasi Pemanfaatan Tenaga Nuklir;
2) Limitasi dosis; dan
3) Optimisasi Proteksi dan Keselamatan Radiasi.
b. Pasal 22
1) Ayat (1) Setiap orang atau badan yang melaksanakan
pemanfaatan tenaga nuklir wajib memenuhi prinsip justifikasi
pemanfaatan tenaga nuklir.
2) Ayat (2) Justifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
didasarkan pada manfaat yang diperoleh lebih besar daripada
risiko yang ditimbulkan.
3) Ayat (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai justifikasi
diatur dengan Peraturan Kepala BAPETEN.
c. PP Republik Indonesia nomer 33 tahun 2007 pasal 23
1) Ayat (1) Limitasi dosis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21
huruf b wajib diberlakukan untuk paparan kerja dan paparan
masyarakat melalui penerapan nilai batas dosis.
21
mungkin yang dapat dicapai dengan mempertimbangkan faktor
sosial dan ekonomi.
2) Ayat (2) Besarnya dosis sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
harus di bawah nilai batas dosis.
Menurut perka bapeten Nomor 8 Tahun 2011 Pasal 35 ayat (3
perlengkapan proteksi radiasi meliputi :
a. Peralatan pemantau dosis perorangan; dan
b. Peralatan proteksi radiasi
Peralatam pemantau dosis perorangan sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) huruf a meliputi film badge, dan/atau dosimeter perorangan
pembacaan langsung. Peralatan protektif radiasi sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) huruf b meliputi :
1. Apron;
2. Tabir yang dilapisi Pb dan dilengkapii kaca Pb;
3. Kacamata Pb;
4. Sarung tangan Pb;
5. Pelindung tiroid Pb;
6. Pelindung ovarium; dan/atau
7. Pelindung gonad P
22
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Identitas Pasien
23
3.2 Penatalaksanaan Pemeriksaan Vertebrae Lumbosacral
Sebelum melakukan pemeriksaan Vertebrae Lumbosacral, dilakukan
terlebih dahulu persiapan alat dan bahan :
a. Pesawat x-ray
Data-data mengenai pesawat radiografi yang digunakan adalah
sebagai berikut :
Merek pesawat : Mindray
Tipe Model : DIGEYE 760 smart
No seri : 3G0210
Kv Maksimum: 120 Kv
Ma Maksimum: 600 Ma
Berikut gambaran alat untuk memeriksa Lumbosacral :
24
Gambar4.2 Komputer Radilogi Unit Rumah Sakit Umum Daerah Pantura
M.A Sentot Patrol Indramayu
c. Persiapan Pasien
Persiapan pasien sebelum dilakukan pemeriksaan Lumbosacral
di Instalasi Radiologi RSUD Pantura M.A. Sentot Patrol Indramayu,
sebagai berikut:
a. Bagi pasien perempuan ditanya apakah pasien dalam keadaan
hamil atau tidak.
b. Apakah pasien menggunakan benda-benda logam yang
mengganggu hasil radiograf.
c. Kemudian di tanya mengenai keluhan pasien apa sebelumnya
sudah dilakukan pemeriksaan di Rumah Sakit tersebut.
d. Pelaksanaan pemeriksaan
1. Proyeksi Antero Posterior.
Posisi Pasien : Posisi pasien tidur terlentang
Posisi obyek : Atur MSP tegak lurus kaset/meja
pemeriksaan dan buki letakkan kedua
tangan diatas dada. Tidak ada rotasi
tarsal / pelvis.
25
Central Point : Diarahkan menuju dua jari diatas Crista
Illiaca
FFD : 100 cm
26
Posisi Objek : Atur MSP tegak lurus kaset / meja
pemeriksaan Pelvis dan tarsal truelateral
27
3.3 Pembahasan
Pasien Tn. C , Pada tanggal 01 Juli 2021 datang ke Instalasi Radiologi
lumbosacral.
proyeksi yang pertama dan proyeksi Lateral untuk proyeksi yang kedua.
central point pada cervical 4. Dengan menggunakan focus film distance 100
factor eksposi kV 50, mAs 8. Diberi marker R pada posisi lateral, setelah
processing. Hasil radiograf dibaca oleh dokter untuk didiagnosa. Hasil dari
28
pemeriksaan ini diberikan kembali kepada pasien untuk pengobatan lebih
lanjut. Dari pemeriksaan tersebut dengan klinis dislokasi ini dapat dilihat
dengan klinis dislokasi dapat dihasilkan gambaran radiograf yang baik. Hal
a. Hasil Expertise
Tampak lumbalisasi vertebra TH12
Besar, bentuk, struktur trabekula vertebrae lumbosacral dalam batas
normal
Discus dan foramen intervertebralis tidak menyempit
Pedikel dalam batas normal
Tidak tampak garis fraktur
Tampak osteofit pada corpus vertebrae L4
Kesan:
Lumbalisasi vertebrae TH12
Spondilosis L4
Dalam BAB II terdapat 2 literatur Persamaan yaitu “Merrill's Atlas of
Dasar I”: Persamaan pada buku dan praktek adalah: menggunakan kaset 18
29
tidak menggunakan grid/bucky. Selain itu, pada buku, posisi pasien
proyeksi lateral erect, sedangkan dalam praktek pasien tidur miring dan
bagian kepala diberi sandbag agar memberikan kenyamanan kepada pasien.
Dalam buku KV 75, sedangkan dalam praktek KV 50.
30
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Pada pemeriksaan vertebrae cervical pada kasus cervicl syndrome di
Lateral.
diantaranya adalah persamaan CR, CP, ukuran kaset, Posisi Objek, dan
4.2 Saran
31
DAFTAR PUSTAKA
32