Anda di halaman 1dari 90

TINJAUAN PENATALAKSANAAN PEMERIKSAAN

ULTRASONOGRAFI (USG) DENGAN KLINIS


CA THYROID BILATERALDI INSTALASI
RADIOLOGI RSUD ABDUL MOELOEK
PROVINSI LAMPUNG

Karya Tulis Ilmiah

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh


Gelar Ahli Madya Kesehatan Bidang Radiologi

DISUSUN OLEH :
YULI SETIOWATI
NIM : 1801015066

AKADEMI TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI


PATRIOT BANGSA
LAMPUNG
2021
LEMBAR PERSETUJUAN

KARYA TULIS ILMIAH dengan Judul


TINJAUAN PENATALAKSANAAN USG THYROID DENGAN KLINIS CA
THYROID BILATERAL DI INSTALASI RADIOLOGI RSUD ABDUL
MOELOEK PROVINSI LAMPUNG

Disusun Oleh YULI SETIOWATI / NIM. 1801015066

Dinyatakan layak untuk mengikuti ujian Tugas Akhir / Karya Tulis Ilmiah di
Akademi Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi Patriot Bangsa Lampung.

Bandar Lampung, April 2021


Pembimbing

(Irma Rahmania, S.ST.,M.Kes.)

ii
LEMBAR PENGESAHAN

KARYA TULIS ILMIAH dengan judul


TINJAUAN PENATALAKSANAAN PEMERIKSAAN ULTRASONOGRAFI
(USG) THYROID DENGAN KLINIS CA THYROID DI INSTALASI
RADIOLOGI RSUD ABDUL MOELOEK
Disusun Oleh YULI SETIOWATI / 1801015066
Telah dipertahankan di hadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah Akademi
Teknik Radiodiagnostik Patriot Bangsa Lampung dalam rangka Ujian Akhir
Program untuk memenuhi sebagian syarat guna memperoleh Gelar Ahli Madya
Kesehatan bidang Radiadiagnostik.

Bandar Lampung, April 2021

DEWAN PENGUJI
1. Penguji I : ..................................................................... ( )

2. Penguji II :...................................................................... ( )

3. Penguji III : ..................................................................... ( )

Mengetahui,
Akademi Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi Patriot Bangsa Lampung
Direktur,

Dr. H.M.Saleh Mursyid, M.Si., MM.Kes.,Ph.D


NIP. 022030100101

iii
PROGRAM DIPLOMA III RADIOLOGI
AKADEMI TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI ATRO
PATRIOT BANGSA LAMPUNG
KARYA TULIS ILMIAH, APRIL 2021

YULI SETIOWATI / NIM. 1801015066


TINJAUAN PENATALAKSANAAN PEMERIKSAAN
ULTRASONOGRAFI (USG) THYROID DENGAN KLINIS CA THYROID
DI INSTALASI RADIOLOGI RSUD ABDUL MOELOEK PROVINSI
LAMPUNG

xv + 70 Halaman + 2 Tabel + 27 Gambar + 14 Lampiran


Kata Kunci : USG Thyroid dengan Klinis CA Thyroid

INTISARI

Latar Belakang : Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini penulis melakukan
observasi pada bulan Oktober, November dan Desember 2020 di Instalasi
Radiologi RSUD Abdul Moeloek Provinsi Lampung, terdapat pemeriksaan USG
Thyroid sebanyak 132 pasien dan 10 pasien dengan klinis CA Thyroid. Dengan
kemajuan teknologi kualitas USG dapat melihat kanker dan karna USG ini juga
tidak terdapat sinar-X yang berbahaya seperti radiasi. Maka dari itu penulis
tertarik untuk mengetahui bagaimana alat dan bahan yang digunakan dan
bagaimana Teknik penatalaksanaan USG Thyroid 2 Dimensi dengan klinis CA
Thyroid Bilateral.
Metode Penelitian : Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat
deskriptif kualitatif dengan pendekatan observasi yang bertujuan untuk
mendeskripsikan atau menjelaskan suatu hal seperti apa adanya. Dengan sampel
penelitian, yaitu Penatalaksanaan USG Thyroid dengan Klinis CA Thyroid di
Instalasi Radiologi RSUD Abdul Moeloek Provinsi Lampung.
Hasil : Teknik Pemeriksaan Ultrasonografi Thyroid dengan Klinis CA
Thyroid menggunakan teknik scaning Longitudinal dan Transversal. Pemeriksaan
ini menggunakan transduser linier yang berfrekuensi 7,5 MHZ. Pada Tinjauan
Penatalaksanaan USG Thyroid dengan Klinis CA Thyroid di Instalasi Radiologi
RSUD Abdul Moeloek Provinsi Lampung.
Saran : Sebaiknya rumah sakit dengan jumlah pasien yang produktif,
terutama pada pemeriksaan Ultrasonografi agar menambah unit pesawat USG,
sehingga waktu pemeriksaan lebih efisien serta memberikan pembelajaran tentang
Ultrasonografi yang ada di lapangan kepada mahasiswa PKl untuk menambah
pemahaman mahasiswa.
Daftar Bacaan : 7 Buku + 9 Internet (2004-2010)

iv
DIPLOMA III RADIOLOGY PROGRAM
ACADEMY OF RADIODIAGNOSTIC AND ATTRO PATRIOT
RADIOTHERAPY OF LAMPUNG NATION
SCIENTIFIC WRITING, APRIL 2021
YULI SETIOWATI / NIM. 1801015066
REVIEW OF THE MANAGEMENT OF THYROID
ULTRASONOGRAPHY (USG) EXAMINATION WITH CA THYROID
CLINIC IN RADIOLOGICAL INSTALLATION OF ABDUL MOELOEK
HOSPITAL, LAMPUNG PROVINCE

xv + 70 Pages + 2 Tables + 27 Pictures + 14 Attachments


Keywords: Thyroid USG Clinical Thyroid CA

ABSTRACT

Background : In writing this scientific paper, the author made observations


in October, November and December 2020 at the Radiology Installation at Abdul
Moeloek Hospital, Lampung Province, there were 132 Thyroid ultrasound
examinations and 10 patients with CA Thyroid clinical. With advances in quality
ultrasound technology can see cancer and because this ultrasound also does not
contain harmful X-rays such as radiation. Therefore the authors are interested in
knowing how the tools and materials are used and how the 2-Dimensional
Thyroid Ultrasound Management Technique with Clinical Bilateral Thyroid CA.
Research Methods : This research is a qualitative descriptive study with an
observational approach that aims to describe or explain something as it is. With
the research sample, namely Thyroid Ultrasound Management with Clinical CA
Thyroid in the Radiology Installation of Abdul Moeloek Hospital, Lampung
Province.
Results : Clinical Thyroid Ultrasound Examination Techniques with Thyroid
CA using Longitudinal and Transverse scanning techniques. This examination
uses a linear transducer with a frequency of 7.5 MHZ. In the Thyroid Ultrasound
Management Review with Clinical CA Thyroid in the Radiology Installation of
Abdul Moeloek Hospital, Lampung Province.
Suggestion : It is better if a hospital with a productive number of patients,
especially on ultrasound examinations, should add more USG aircraft units, so
that the examination time is more efficient and provide learning about ultrasound
in the field to PKl students to increase student understanding

Reading List: 7 Books + 9 Internet (2004-2010)

v
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Dengan mengucap syukur alhamdulillah kehadirat Allah SWT karena berkat

dan rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini

yang berjudul “Tinjauan Penatalaksanaan USG Thyroid dengan klinis CA

Thyroid di Instalasi Radiologi RSUD Abdul Moeloek Provinsi Lampung”.

Adapun maksud dan tujuan Karya Tulis Ilmiah ini untuk menyelesaikan

Pendidikan di Akademi Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi (ATRO) Patriot

Bangsa Lampung dengan program DIII (Diploma Tiga).

Bimbingan serta arahan yang penulis terima dari berbagai pihak sangat

membantu kelancaran penyususnan Karya Tulis Ilmiah ini. Pada kesempatan ini

penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Dr. H. M. Saleh Mursyid, M.Si.,M.M.Kes., Ph.D selaku Ketua Yayasan

Akademi Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi ATRO Patriot Bangsa

Lampung

2. Ibu Irma Rahmania, S.ST., M.Kes., selaku PLt. Direktur Akademi Teknik

Radiodiagnostik dan Radioterapi Patriot Bangsa Lampung sekaligus Dosen

Pembimbing Karya Tulis Ilmiah yang senantiasa memberikan ilmu dan

kesabaran dalam membimbing penulis.

3. dr. Tantri Dwi Kaniya Retno Hapsari, Sp.Rad di Unit Radiologi RSUD Abdul

Moeloek Provinsi Lampung.

4. Bapak Erwinsyah, S.ST, selaku Kepala Ruang Instalasi Radiologi RSUD Abdul

Moeloek Provinsi Lampung.

vi
5. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen ATRO Patriot Bangsa Lampung yang selama ini

telah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat.

6. Seluruh Staf Akademi ATRO Patriot Bangsa Lampung yang telah membantu

dan sabar menghadapi penulis.

7. Untuk Kedua Orang Tua Tercinta Bapak Katiyo dan Ibu Tuminah yang selalu

memberikan doa restu dan selalu memberikan dukungan, kasih sayang serta

memberikan semangat dalam keadaan apapun.

8. Kakak tersayang Agus Setiawan yang telah memberikan doa serta arahan yang

membangun untuk terus berkarya serta memberikan semangat dan

perhatiannya.

9. Kepada sahabat seperjuangan sofi, yesi, vivi, lola, yang selama ini telah

menemani saya dalam keadaan susah senang dan membantu satu sama lain

10. Untuk Heny, Indri, Ava, Ika sahabat dari kecil yang mendukung saya dan

selalu memberikan doa semangat serta kasih sayang nya sampai saat ini.

11. Seluruh teman-teman satu Angkatan XV ATRO Patriot Bangsa Lampung.

12. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung penulis yang tidak bisa

disebutkan namanya satu persatu.

vii
Demikian penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. Penulis telah berusaha

semaksimal mungkin, namun penulis menyadari bahwa masih terdapat

kekurangan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. Penulis berharap Karya

Tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis khususnya sehingga

kritik dan saran sangat penulis harapkan guna memperbaiki penyusunan Karya

Tulis Ilmiah ini.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Bandar Lampung, April 2021

Penulis

viii
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL
...............................................................................................................................
i
LEMBAR PERSETUJUAN .............................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ iii
INTISARI............................................................................................................. iv
ABSTRACT ........................................................................................................ v
KATA PENGANTAR ........................................................................................ vi
DAFTAR ISI ....................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR......................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................... 4
1.3 Batasan Masalah........................................................................... 4
1.4 Tujuan Penelitian ......................................................................... 5
1.5 Manfaat Penelitian ....................................................................... 6
1.6 Sistematika Penulisan................................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Anatomi Fisiologi....................................................................... 9
2.1.1 Anatomi Leher (Regiones Cervicales).................................. 9
2.1.2 Kanker Tiroid........................................................................ 14

ix
2.1.3 Kelenjar Tiroid ..................................................................... 15
2.2 Fisiologi Kelenjar Tiroid .......................................................... 16
2.3 Patologi Tiroid ............................................................................. 18
2.4 Kanker Tiroid .............................................................................. 20
2.4.1 Kedokteran Nuklir ............................................................. 23
2.5 Pengertian Ultrasonografi ............................................................ 25
2.6 Sejarah Ultrasonografi ................................................................. 26
2.7 Jenis Tampilan Mode Ultrasonografi .......................................... 27
2.7.1 A-mode............................................................................... 27
2.7.2 B-mode............................................................................... 27
2.7.3 M-mode.............................................................................. 27
2.7.4 Real-Time .......................................................................... 28
2.8 Jenis-Jenis Ultrasonografi ............................................................ 29
2.8.1 Ultrasonografi 2D............................................................... 29
2.8.2 Ultrasonografi 3D............................................................... 29
2.8.3 Ultrasonografi 4D............................................................... 29
2.8.4 Ultrasonografi Doppler....................................................... 30
2.9 Kelebihan dan Kekurangan USG ................................................ 31
2.9.1 Kelebihan USG................................................................... 31
2.9.2 Kekurangan USG ............................................................... 31
2.10 Komponen-Komponen Ultrasonografi (USG)........................... 32
2.10.1 Transduser ....................................................................... 32
2.10.2 Monitor ............................................................................ 34
2.10.3 Mesin USG....................................................................... 35
2.10.4 Keyboard.......................................................................... 36
2.10.5 Printer............................................................................... 37
2.11 Aksesoris USG .......................................................................... 38

x
2.11.1 Gel USG........................................................................... 38
2.11.2 Film USG.......................................................................... 39
2.12 Cara Kerja Alat USG ................................................................. 40
2.13 Proses Pembentukan Gambaran USG........................................ 41
2.14 Prosedur Pemeriksaan USG Thyroid ......................................... 41
2.15 Kerangka Konsep ...................................................................... 43
2.16 Definisi Operasional .................................................................. 44

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


3.1 Desain Penelitian ....................................................................... 47
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................... 47
3.2.1 Tempat Penelitian .............................................................. 47
3.2.2 Waktu Penelitian................................................................ 47
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ................................................... 48
3.3.1 Populasi.............................................................................. 48
3.3.2 Sampel ............................................................................... 48
3.4 Sumber Data................................................................................. 49
3.4.1 Data Primer ........................................................................ 49
3.4.2 Data Sekunder ................................................................... 49
3.5 Teknik Pengumpulan Data........................................................... 49
3.5.1 Study Pustaka .................................................................... 49
3.5.2 Study Observasi ................................................................. 50
3.5.3 Dokumentasi ...................................................................... 50
3.5.4 Wawancara ........................................................................ 50
3.6 Cara Pengolahan Data dan Analisa Data ..................................... 51
3.6.1 Pengolahan Data ................................................................ 51
3.6.2 Analisa Data ...................................................................... 51

xi
3.7 Langkah-Langkah Observasi ....................................................... 52
3.7.1 Standar Operasional Prosedur (SOP)................................. 52

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil Penelitian ............................................................................ 54
4.1.1 Identitas Pasien .................................................................. 54
4.1.2 Alat dan Bahan................................................................... 55
4.1.3 Teknik Pemeriksaan USG Thyroid ................................... 60
4.1.4 Hasil Gambaran Pemeriksaan USG Thyroid ..................... 62
4.1.5 Hasil Expertise Dokter....................................................... 65
4.1.6 Hasil Wawancara Dokter Radiolog ................................... 64
4.1.7 Hasil Wawancara Sonografer/Radiografer ........................ 66
4.2 Pembahasan ................................................................................. 68

BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan .................................................................................. 70
5.2 Saran............................................................................................. 73
5.2.1 Bagi Instalasi Radiologi .................................................... 71
5.2.2 Bagi Institusi Atro Patriot Bangsa Lampung ..................... 71
5.2.3 Bagi Penelitian Selanjutnya ............................................... 71

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xii
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
2.15 Kerangka Konsep ..................................................................................... 43
2.16 Definisi Operasional ................................................................................ 44

xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
2.1.Anatomi Leher............................................................................................ 10
2.2 Anatomi Submental.................................................................................... 11
2.3 Anatomi Submandibular ............................................................................ 12
2.4 Area Parotis ............................................................................................... 13
2.5 Struktur Kanker Thyroid ............................................................................ 14
2.6 Kelenjar Thyroid ........................................................................................ 15
2.7 Proses Pembentukan Hormon Thyroid ...................................................... 18
2.8 Kanker Thyroid .......................................................................................... 20
2.9 A-mode, B-mode, M-mode, ....................................................................... 28
2.10 USG 2D, 3D, 4D....................................................................................... 30
2.11 Transduser Sektor, Transduser Linier, Transduser konvex...................... 33
2.12 Monitor..................................................................................................... 34
2.13 Mesin USG .............................................................................................. 35
2.14 Keyboard .................................................................................................. 36
2.15 Printer....................................................................................................... 37
2.16 Gel USG.................................................................................................... 38
2.17 Film USG ................................................................................................. 39
4.1 Pesawat USG ............................................................................................. 56
4.2 Transduser .................................................................................................. 57
4.3 Printer USG ............................................................................................... 58
4.4 Gel USG ..................................................................................................... 59
4.5 Tissue USG................................................................................................. 60
4.6 Film USG ................................................................................................... 60
4.7 Hasil Gambaran USG CA Thyroid Potongan Transversal ........................ 63
4.8 Hasil Gambaran USG CA Thyroid Potongan Longitudinal ...................... 64

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

From 1 Lembar Pengajuan Judul Tugas Akhir

From 2 Lembar Bimbingan

From 3A Daftar Wajib Hadir Ujian

Form 3B Daftar Wajib Hadir Ujian Proposal

Form 4 Permohonan Untuk Melaksanakan Ujian Tugas Akhir

Form 5 Lembar Pengesahan Revisi Karya Tulis Ilmiah

Lembar Permintaan Pemeriksaan USG Thyroid

Surat Permohonan Penelitian

Standar Operasional Prosedur (SOP) Pengoprasian Pesawat Ultrasonografi (USG)


di Instalasi Radiologi RSUD Abdul Moeloek Provinsi Lampung

Standar Operasional Prosedur (SOP) Pemeriksaan Ultrasonografi Thyroid di


Instalasi Radiologi RSUD Abdul Moeloek Provinsi Lampung

Lembar Hasil Expertise Dokter

Lembar Wawancara Dokter USG

xv
xvi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ultrasonografi adalah (USG) adalah alat pemeriksaan dengan

menggunakan ultrasound (gelombang suara) yang dipancarkan oleh

tranduser. USG menggunakan bunyi ultrasonic yang memiliki frekuensi lebih

dari 29 kHz. Teknik ini memanfaatkan konsep refleksi bunyi. Suara

merupakan fenomena fisika untuk mentransfer energi dari satu titik ke titik

yang lain. Dengan frekuensi yang tinggi, Ultrasound dijadikan peralatan

diagnostic karaena dapat memperlihatkan organ di dalam tubuh manusia baik

yang diam atau bergerak (Integra, 2016)

Ultrasonografi (USG) merupakan salah satu imaging diagnostic

(pencitraan diagnostic) untuk pemeriksaan alat-alat tubuh, dimana kita dapat

mempelajari bentuk, ukuran anatomis, erakan serta hubungan dengan jaringan

sekitarnya. Pemeriksaan ini bersifat noninvasif, tidak menimbulkan rasa sakit

pada penderita, dapat dilakukan dengan cepat, aman, dan data yang diperoleh

mempunyai nilai diagnostic yang tinggi. Tidak ada kontra indikasinya, karena

pemeriksaan ini karena pemeriksaan ini sama sekali tidak memperburuk

penyakit penderita. Dalam 20 tahun terakhir ini, diagnostic ultrasonic

berkembang dengan pesatnya, sehingga saat ini USG mempunyai peranan

yang penting untuk menrntukan kelainan berbagai organ tubuh. (Rasad, 2018)

1
2

Kelenjar Thyroid adalah salah satu dari kelenjar endokrin terbesar pada

tubuh manusia. Kelenjar ini dapat di temui di bagian depan leher, sedikit

dibawah laring Kelenjar ini, berfungsi untuk mengatur kecepatan tubuh

membakar energi, membuat protein dan mengatur sensivitas tubuh terhadap

hormon lainnya. Kelenjar Thyroid mensekresi tiroksin (T4) dan triiodotironin

(T3). Kedua hormon ini, sangat meningkatkan kecepatan metabolisme tubuh.

Kekurangan total sekresi thyroid, biasanya menyebabkan penurunan

metabolisme basal kira – kira 40 -50 persen dibawah normal. Bila kelebihan

sekresi Thyroid sangat hebat, dapat meningkatkan kecepatan metabolisme

sampai setinggi 60-100 persen diatas 2 normal. Karena pentingnya fungsi

Thyroid ini, kelainan pada kelenjar Thyroid akan berpengaruh besar pada

proses fisiologis tubuh (Muttaqin, 2008).

Kanker Thyroid adalah keganasan kelenjar endokrin yang paling sering

ditemukan yaitu sekitar 95% dari semua keganasan pada sistem endokrin.

Setiap tahunya sekitar 7% terjadi peningkatan insidensi kanker thyroid,

peningkatan insiden lebih cepat dibandingkan kanker solid jenis lain.

(Khambri, 2017).

Angka kejadian karsinoma Thyroid menurut data American Cancer

Society diperkirakan mencapai 44.670 kasus baru pada tahun 2010. Dan data

terbaru penderita kanker Thyroid di Amerika Serikat pada tahun 2014

berjumlah 62.980 kasus baru dan terdapat 1.890 kematian diakibatkan karna

kanker tiroid, kejadian kanker Thyroid pada laki-laki dan perempuan 1:3
3

dengan kata lain kanker Thyroid lebih sering terjadi pada perempuan.

(Merung, 2016).

Di Provinsi Lampung berdasarkan data penelitian di RSUD DR H.

ABDUL MOELOEK Provinsi Lampung terdapat pasien kanker Thyroid

priode 2013-2015 sebanyak 68 penderita kanker thyroid. Tersering terjadi

pada perempuan yaitu 55 penderita dengan jumlah usia terbanyak yang

terkena kanker Thyroid 31-40 tahun yaitu 24 penderita (Kusuma, 2017).

Berdasarkan umur, penderita kanker Thyroid paling banyak terjadi pada

paseien golongan umur 40-60 tahun sebanyak 27 pasien dan kurang lebih 60

tahun sebanyak 23 pasien. Disusul golongan umur 20-40 tahun sebanyak 11

pasien kemudian golongan 20 tahun sebanyak 1 pasien (Marung, 2016).

Dapat di ketahui bahwa jumlah pasien kanker Thyroid pada tahun 2017

sebanyak 11 pasien (21%) menempati urutan terendah, dan 2018 sebanyak 23

pasien (44%) menempati urutan tertinggi, lalu pada tahun 2019 menempati

urutan kedua sebanyak 18 pasien (35%). (Andi Siswandi, Juli 2020)

Dalam penulisan karya tulis ilmiah ini penulis melakukan observasi

selama tiga bulan terakhir yakni pada bulan Oktober, November, Desember,

2020 di Unit Radiologi RSUD ABDUL MOELOK Provinsi Lampung

terdapat pemeriksaan USG Thyroid sebanyak 132 pasien, dan 10 pasien di

antaranya dengan klinis CA Thyroid.

Dengan kemajuan teknologi, kualitas USG dapat melihat dan menegakan

diagnosa terutama untuk melihat kanker. USG ini juga tidak terdapat sinar-X

yang berbahaya seperti radiasi. dari hasil pemeriksaan bahwa pemeriksaan


4

CA Thyroid ini hanya ada beberapa, maka penulis tertarik untuk mengetahui

bagaimana persiapan pasien, alat dan bahan yang digunakan. Kemudian untuk

mengetahui Teknik Penatalaksanaan Pemeriksaan USG Thyroid 2 Dimensi

dengan klinis CA Thyroid Bilateral.

Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik melakukan penelitian yang

dituangkan kedalam bentuk karya tulis ilmiah yang berjudul “ TINJAUAN

PENATALAKSANAAN PEMERIKSAAN ULTRASONOGRAFI (USG)

THYROID DENGAN KLINIS CA THYROID BILATERAL DI

INSTALASI RADIOLOGI RSUD ABDUL MOELOEK PROVINSI

LAMPUNG”.

1.2 Rumusan Masalah

Dari hasil uraian latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas,

maka masalah dapat dirumuskan adalah “ Bagaimana Tinjauan

Penatalaksanaan Pemeriksaan Ultrasonografi (USG) Thyroid Dengan Klinis

CA Thyroid Bilateral di Instalasi Radiolodi RSUD Abdul Moeloek Provinsi

Lampung?”.

1.3 Batasan Masalah

Pada penulisan karya tulis ilmiah penulis membatasi masalahnya pada

Penatalaksanaan Ultrasonografi (USG) Thyroid 2 Dimensi Dengan Klinis

CA Thyroid Bilateral di Instalasi Radiologi RSUD Abdul Moeloek Provinsi

Lampung.
5

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

Untuk Mengetahui Penatalaksanaan Pemeriksaan USG Thyroid

dengan klinis CA Thyroid di Instalasi Radiologi RSUD Abdul Moeloek

Provinsi Lampung.

1.4.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui persiapan alat dan bahan Pemeriksaan

Ultrasonografi (USG) Dengan Klinis Thyroid di Instalasi Radiologi

Abdul Moeloek Provinsi Lampung.

2. Untuk mengetahui Teknik Pemeriksaan Ultrasonografi (USG)

Thyroid Dengan Klinis CA Thyroid Bilateral di Instalasi Radiologi

RSUD Abdul Moeloek Provinsi Lampung.

3. Untuk mengetahui hasil gambaran dari Penatalaksanaan

Pemeriksaan Ultrasonografi (USG) Thyroid Dengan Klinis CA

Thyroid Bilateral di Instalasi Radiologi RSUD Abdul Moeloek

Provinsi Lampung.
6

1.5 Manfaat Penulisan

1.5.1 Bagi Instalsai Radiologi RSUD Abdul Muluk

Sebagai pertimbangan untuk melakukan Pemeriksaan

Ultrasonografi (USG) Thyroid dengan klinis CA Thyroid di Instalasi

Radiologi RSUD Abdul Moeloek Provinsi Lampung.

1.5.2 Bagi Instalasi ATRO Patriot Bangsa Lampung

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan

referensi bagi mahasiswa Akademi Teknik Radiodiagnostik Dan

Radioterapi ATRO Patriot Bangsa Lampung dalam melakukan

pemeriksaan USG Thyroid.

1.5.3 Bagi Penulis

Untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai

penatalaksanaan pemeriksaan ultrasonografi (USG) CA Thyroid 2

Dimensi.
7

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran

sekitar isi yang akan yang terdiri 5 (lima) bab sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Berisi tentang Latar Belakang, Rumusan Masalah, Batasan Masalah,

Tujuan Penulisan, Manfaat Penulisan, Sistematika Penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Berisi tentang Anatomi Fisiologi Thyroid, Patologi Thyroid, Gejala-

Gejala CA Thyroid, Diagnosis CA Thyroid, Pengertian USG,

Sejarah USG, Jenis Tampilan Mode USG, Jenis-Jenis USG,

Kelebihan dan Kekurangan USG, Komponen-Komponen USG,

Aksesoris USG, Cara Kerja Alat USG, Proses Pembentukan

Gambaran USG Thyroid, Prosedur Pemeriksaan USG Thyroid,

Kerangka Konsep, Definisi Operasional.

BAB III METODE PENELITIAN

Berisi tentang desain penelitian, tempat dan waktu penelitian,

poulasi dan sampel, metode pengumpulan data, cara pengolahan

data, Langkah-langkah observasi.


8

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Berisi tentang hasil penelitian, identitas pasien, alat dan bahan,

Teknik pemeriksaan, hasil gambaran, hasl expertise, pembahasan.

BAB V PENUTUP

Berisi tentang kesimpulan dan saran.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi Fisiologi

2.1.1 Anatomi Leher (Regiones Cervicales)

Anatomi adalah studi tentang struktur dan hubungan antara bagian-

bagian tubuh makhluk hidup. Bidang ilmu ini mempelajari tampilan

dan fitur luar serta bagian dalam tubuh makluk hidup. Pendeknya, ilmu

anatomi adalah ilmu tentang bentuk dan bagian sebuah organisme.

(Kirnantoro, 2019)

Anatomi otot pada daerah leher dan kepala dapat dibagi dalam tiga

kelompok besar Nasopharinx, Oropharinx, dan Hypopharinx,

sedangkan tulang yang terlibat adalah tulang vesicula, hyoid bone,

thiroid bone, dan cricoid bone. Otot-otot yang ada didaerah tersebut

diantaranya adalah sternocleidomastoid, digasticus, dan omohyoid.

(Lusi Epsilawati, 2020)

Otot sternocleidomastoid merupakan otot mastoid yang berjalan

menuju clavicula dan sternum membatas dua triange anterior dan

posterior. Triangle anterior terdiri dari anterior sternocleidomastoid,

supra hyoid yang terdiri dari otot digastrik, submental, dan

submandibular serta infra hyoid yang terdiri dari omohyoid, dugasticus,

sampai ke carotid triangle. Triangle posterior terdiri dari post

sternocleidomastoid dan anterior trapezium, occipital, dan

supraclavicular. (Lusi Epsilawati, 2020)

9
10

Gambar 2.1 Anatomi kepala dan leher (Shannia, 2020)

1. Daerah Submental

Ruang submental adalah ruang fasia kepala dan leher (terkadang juga

disebut ruang fasia). Ini adalah ruang yang berada di antara otot mylohyoid

secara superior, otot platysma inferior, di garis tengah bawah dagu,

tepatnya pada daerah segitiga anterior leher.

Otot pada area ini terdiri dari Mylohoid muscle superior, Investing

layer daei deep cervical fascia inferior (tertutupi oleh platysma muscle),

Inferior border dari mandibula anterior, Hyoid Bone Posterior, dan Belly

Anterior dari otot digastricus lateral.

Area sublingual triangle merupakan area yang mudah dikenali dengan

USG. Pada dasar terdapat otot mylohoid, sympisis mentis, dan tulang

hyoid. Dibagian anterior terdapat otot digastrikus. Genioglossus dan

geniohyoid ada pada dasar lidah, bersama dengan hyoglossus membentuk


11

muskulus ekstrinsik lidah. Anatomi lainya yang cukup penting adalah

kelenjar sublingual. Kelanjar ini dapat dilihat baik secara transversal

atupun axila. Secara USG kelenjar ini akan terlihat sebagai garis tranversal

hypoechoic. (Lusi Epsilawati, 2020)

Gambar 2.2 Anatomi Submental


(Lusi Epsilawati, 2020)
12

2. Area Sub Mandibula

Submandibular triangle terletak pada bagian bawah mandibula dengan

batas bawah adalah prosesus mastoid dan belly posterior dari otot

digastrikus, sedangkan sebelah depan berbatasan dengan belly anterior dari

otot digastrikus. Segitiga ini ditutupi oleh fasia superfisial Platisma.

(Lusi Epsilawati, 2020)

Gambar 2.3 Anatomi Submandibular (Fachruddin, 2007)

3. Area Parotis

Area parotis adalah area yang merupakan posisi dari kelenjar ludah

parotis. Letaknya di daerah depan telinga baik kiri maupun kanan,

terbungkus ramus mandibula. Batasan sebelah anterior terdapat ramus

mandibula berbatasan dengan otot maseter dan otot pterygoid medial.

Bagian medial dan prosesus pterygoid. Bagian posterior berbatasan

dengan procesus mastoid, tulang temporal, otot sterokleidomastoid,

digastrikus, prosesus styloid serta otot yang melekat pada prosesus ini
13

yaitu stylohyoideus, stylopharyngeus, dan styloglossus. Pada bagian

tengah parotis berhubungan dengan otot faringetal superior. (Lusi

Epsilawati, 2020)

Gambar 2.4 Area Parotis (Lusi Epsilawati, 2020)

4. Area Cervical

Area cervical terdiri dari bagian upper, middle dan lower. Otot yang

membentuknya mulai dari otot digastrikus, kelenjar submandibular, otot

sternocleidomastoideus, vena jugularis, vena carotis dan otot omohyoid.

Bagian upper dan middle mudah dilihat sedangkan bagian lower sangat

sulit karena lebih banyak tulang di permukaannya. (Lusi Epsilawati,

2020)

2.1.2 Kanker Tiroid


14

Kanker tiroid adalah keganasan yang terjadi pada kelenjar tiroid dan

termasuk urutan kesembilan dari angka kejadian kanker di Indonesia, tetapi

diantara kelenjar endokrin, kanker tiroid termasuk jenis keganasan palinh

sering ditemukan. Kelanjara tiroid merupakan organ tubuh yang relative

jarang mengalami keganasan, dengan angka kejadianya meliputi 95% dari

keseluruhan kanker endokrin. Kanker tiroid secara umum termasuk

kelompok keganasan dengan prognosis relative baik (Pasaribu, 2009).

Berat kelanjar tiroid sekitar 15-25 gram. Kelenjar tiroid dikelilingi oleh

fascia yang bergabung dengan kapsul tiroid lateral dan posterior yang

membentuk ligamentum suspensorium berry sehingga tiroid akan ikut

bergerak Ketika trakea bergerak (pada waktu menelan). Tiroid terdiri atas

dua lobus yang dihubungkan oleh isthmus. Nervua laringeus recuren

terletak di posterior tiroid di sulcus trachea oesophageal. (Pasaribu, 2009)

Gambar 2.5 Struktur Kanker Thyroid


(Melyda, 2017)

2.1.3 Kelenjar Tiroid


15

Kelenjar tiroid terdiri atas dua buah lobus yang masing-masing berada

pada setiap sisi trakea dan disatukan pada garis tengah oleh istimus.

Kelenjar tiroid dan istimus memiliki tekstur eko homogen yang sama, dan

kedua lobus tersebut harus sama besarnya. Pada skening transversal,

potongan kelenjar tiroid biasanya terlihat berbentuk segitiga, pada skening

Longitudinal bentuknya tampak oval. Garis bentuk kelenjar tiroid harus

licin dan regular. Kelenjar tiroid memiliki tebal yang normalnya 15-20 mm,

lebar 20-25 mm, dan panjang 30-50 mm. (P.E.S Palmer 2002)

Gambar 2.6 Kelenjar Tiroid (Sepdian Anindyajato, 2018)

2.2 Fisiologi Kelenjar Tiroid


16

Fisiologi adalah studi tentang fungsi bagian-bagian tubuh. Fisiologi

memberikan fungsi dari bentuk anatomi. Fisiologi adalah ilmu yang

mempelajari bagaimana bermacam-macam bagian tubuh berkerja sama.

Fisiologi meliputi molekul, sel, organ, otot, dan semua proses kimia serta

fungsinya. (Kirnantoro, 2019)

Jenis sel pada kelenjar tiroid ada dua macam, yaitu sel folikuler dan

sel C.

1. Sel Folikuler

Sel folikuler memproduksi hormone tiroid yang berfungsi

mengaruhi denyut jantung, mengatur suhu tubuh, mengatur tingkat

metabolisme.

2. Sel C (parafolikuler)

Mayoritas sel C terletak di bagian atas sampai 1/3 tengah sisi

posterior lobus tiroid (hal ini penting untuk oprasi MTC). Sel

parafolikuler memproduksi kalsitonin yang berfungsi menurunkan

kalsium darah dengan cara menghambat absorpsi kalsium oleh

intestine, menghambat aktivitas osteoclast pada tulang, menstimulasi

aktivitas osteoblast pada tulang, menghambat reabsorpsi kalsium pada

tulang renalis.

Hormon Tiroid
17

Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroid, yaitu triiodothyronine-T3

(20%) dan tetraiodothyronine/thyroxine-T4 (80%). Produksi hormon tiroid

diatur oleh Thyrotropin Releasing Hormone (TRH) dari hipotalamus dan

Thyroid Slimulating Hormone (TSH) dari hipofisis anterior. Kadar T3 dan T4

yang tinggi akan memicu negative feedback mechanism yang akan

menurunkan TRH dan TSH. Proses pembrntukan hormon tiroid adalah

sebagai berikut :

1. Trapping, mengambil iodium ke dalam kelanjar tiroid.

2. Oksidasi, iodium menjadi iodide.

3. Pengkaitan iodium oleh asam amino prekusoe menajdi monoiodotirosine

dan diioddotirosine.

4. Coupling, penggabungan kedua bentuk iodotirosine yang masih inaktif

menjadi bentuk aktif, yaitu triiodotironin (T3) dan tiroksine (T4).

5. Penimbunan, pembentukan koloid.

6. Deiodinasi.

7. Proteolysis dan sekresi hormon T3 dan T4 dalam darah akan berkaitan

dengan TBG (Thyroxin Binding Globulin), TBPA (Thyroxin Binding Pre

Albumin), Albumin. Sisa hormon tiroid akan beredar dalam bentuk free T4

(FT4). FT4 inilah yang berdampak klinis. Indicator utama fungsi tiroid

adalah TSH dan FT4. (Azril Okta Ardhiansyah, 2019)


18

Gambar 2.7 Proses Pembentukan Hormon Thyroid


(Medicinesia, 2011)

2.3 Patologi Tiroid

1. Hipotriodisme adalah penurunan produksi hormon tiroid. Hal ini

mengakibatkan penurunan aktivitas metabolik, konstipasi, letargi, reaksi

mental lambat, dan peningkatan simpanan lemak. (Ethel Solanw, 2012).

a. Pada orang dewasa, kondisi ini menyebabkan miksedema. Yang di tandai

adanya akumulasi air dan musim di bawah kulit, sehingga penampakan

edema terlihat.

b. Pada anak kecil, hipotriodisme yang mengakibatkan retardasi mental dan

fisik. Disebut dengan kretinisme.

2. Hipertriodisme adalah produksi hormon tiroid yang berlebihan. Hal ini

mengakibatkan aktivitas metabolik meningkat, berat badan turun, gelisah,


19

tremor, diare, frekuensi jantung meningkat, dan pada hipertriodisme

berlebihan gejalanya adalah toksisitas hormon. (Ethel Solane, 2012)

a. Hipertriodisme berlebihan dapat menyebabkan goiter eksoftalmik

(penyakit grave). Gejalanya berupa pembengkakan jaringan dibawah

kantung mata, sehingga bola mata menonjol.

b. Penatalaksanaan hipertriodisme adalah melalui pengangkatan kelenjar

tiroid melalui pembedahan atau dengan iodium radioaktif, yang

diarahkan pada kelenjar dan untuk menghancurkan jaringan.

3. Goiter (gondok) adalah pembesaran kelenjar tiroid sampai dua atau tiga

kali lipat. Hal ini terjadi berkaitan dengan hipotriodisme atau

hipertriodisme.

a. Goiter ringan (endemik) berkaitan dengan hipotriodisme terjadi di

daerah yang mengalami defisiensi iodium.

b. Penurunan kosumsi iodium mengakibatkan akumulasi tiroglobulin

(koloid) dalam folikel, tetapi juga menurunkan reproduksi hormon

tiroid.

c. Suplementasi garam dengan iodium telah mengurangi insiden goiter

endemic. (Ethel Sloane, 2012)

2.4 Kanker Tiroid


20

Hipertoroid disebabkan oleh kerja kelenjar tiroid yang tidak normal.

Thyroid adalah kelanjar di dalam tubuh yang memproduksi hormon yang

mengatur metabolisme tubuh. Apabila kelenjar tersebut memproduksi

hormon metabolisme dalam jumlah yang tidak sesuai dengan kebutuhan

tubuh, gejala ini disebut dengan hipertiroid (gondok). Hipertiroid sering

menyerang wanita dari pada pria karena produksi hormon wanita jauh lebih

kompleks dibandingkan dengan produksi hormon pria. Namun beberapa

kasus kanker tiroid ternyata ditemukan pada kaum pria.

Secara umum, krlainan tiroid dibagi menjadi dua, yakni hipertiroid dan

hipotiroid. Disebut hipertiroid apabila kelenjar tiroid memproduksi hormon

secara berlebihan. Dalam kasus hipertiroid, hormon yang dihasilkan oleh

kelenjar tiroid melebihi kapasitas metabolisme tubuh kita sehingga semua

makanan yang kita makan langsung tercerna dengan sangat cepat. Akibatnya,

makanan tidak sepat terserap oleh tubuh. (Ning Harmanto, 2004)

Gambar 2.8 Kanker Thyroid (Nurbaiti Haikal, 2021)

1. Gejala- Gejala Kanker Tiroid


21

Pada tahap awal, kanker tiroid jarang menimbulkan gejala.

Memasuki tahap lanjut, beberapa gejala baru mulai tampak. Gejala utama

kanker tiroid adalah munculnya benjolan yang makin membesar di leher

bagian depan. Benjolan akibat kanker tiroid umumnya tidak nyeri, teraba

keras, dan sulit untuk digerakkan.

Gejala lain dari kanker tiroid adalah timbulnya keluhan suara serak

yang tidak membaik setelah beberapa minggu. Selain itu, pendeerita juga

akan merasakan nyeri tenggorokan yang berkepanjangan, nyeri di daerah

leher, sulit menelan, dan sulit bernafas. (Merry Dane, 2020)

2. Diagnosis Kanker Thyroid

Dokter akan menanyakan keluhan dan gejala yang dialami oleh

pasien, Riwayat kesehatan paseien, serta Riwayat penyakit yang ada di

keluarga pasien. Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik,

khususnya pada bagian leher untuk memeriksa benjolan atau

pembengkakan pada bagian tersebut. (Merry Dame, 2020)


22

Untuk memastikan diagnosis dokter akan melakukan pemeriksaan

penunjang berupa :

1. Tes darah mengetahui kadar hormon tiroid, seperti T3, T4, dan

TSH di dalam darah.

2. Biopsi untuk menentukan apakah kelenjar tiroid mengalami

kanker atau tidak serta untuk mengidentifikasi jenis sel yang

mengalami keganasan.

3. Pimindaian dengan USG, CT Scan, dan MRI, untuk

mengidentifikasi benjolan yang ada di leher dan ada tidaknya

penyebaran (metastasis) kanker tiroid ke bagian tubuh lain.

4. Pemindaian dengan PET scan, untuk mengetahui apakah

kanker sudah menyebar atau belum.

5. Tes Genetik, untuk mengidentifikasi kelinan genetik yang

mungkin berkaitan atau menyebabkan terjadinya kanker tiroid.

(Merry Dame, 2020)3.


23

3. Tahapan perkembangan kanker Thyroid

Berdasarkan jenis sel yang berubah menjadi ganas, kanker thyroid dapat

dibagi menjadi 4 jenis yaitu papiler (jenis yang paling sering), folikuler,

moduler, dan anaplastic. Jika dibagi berdasarkan stadium dan tahapan

perkembanganya, kanker thyroid dapat dibagi menjadi 4 stadium yang

berdasarkan klasifikasi TNM (tumor, nodul, dan metastasis). (Merrry Dame,

2020)

2.4.1 Kedokteran Nuklir

Ilmu kedokteran nuklir merupakan bidang yang relatif baru di dunia

kedokteran dan memiliki kekhasan tersendiri. Kekhasan yang juga

merupakan keunggulan dari kedokteran nuklir tersebut adalah

kemampuannya untuk mendeteksi bahan-bahan yang ditandai dengan

perunut radioaktif. Bahan-bahan bertanda radioaktif tersebut dikenal

sebagai radiofarmaka dapat diberikan melalui suntikan intravena, mulut,

maupun inhalasi. Radiofarmaka yang dimasukan ke dalam tubuh dapat

dilacak keberadaannya di dalam organ atau jaringan menggunakan

detektor pemancar gamma dan luar tubuh. Teknik kedokteran nuklir juga

dapat digunakan untuk menganalisis kandungan radiofarmaka dalam

cuplikan darah, urine, feses, atau udara yang dihembuskan melalui

pernafasan, bahkan yang ada dalam jaringan.


24

Kedokteran nuklir sering digunakan untuk terapi, khususnya untuk

penyakit tiroid dan hipertiroid yang berkaitan dengan fungsi kelenjar

gondok yang berlebihan. Fungsi kedokteran nuklir lainnya adalah untuk

mengobati pengidap yang mengalami nyeri tulang akibat penyebaran

kanker. Namun, pemanfaatan kedokteran nuklir di Indonesia sejauh ini

lebih banyak untuk mendiagnosis penyakit, sedangkan untuk terapi masih

terbatas. Dibandingkan dengan teknik diagnostik radiasi lainnya,

pemeriksaan dengan kedokteran nuklir justru jauh lebih nyaman, akurat,

dan memiliki dampak paparan yang lebih kecil.

Dengan teknologi tersebut, kini berbagai jenis kanker, serta gangguan

jantung dan pembuluh darah juga bisa dideteksi lokasinya secara tepat,

sehingga pengobatan pun bisa lebih efektif. Selain mengidentifikasi lokasi

kanker, kedokteran nuklir juga bisa mengidentifikasi jenis kanker.

Pasalnya, tiap jenis kanker memiliki kecepatan laju pertumbuhan yang

berbeda-beda, dan bagian organ tubuh tertentu yang mudah terkena

penyebarannya.Dengan mengidentifikasi jenis dan lokasi kanker, dokter

bisa mengantisipasi sifat kanker tersebut, sehingga dokter bersama

pengidap bisa melakukan rencana pengobatan yang tepat.

Sementara itu, kedokteran nuklir sebagai terapi bermanfaat untuk

menghancurkan sel kanker. Namun, radiasi dari terapi ini hanya bereaksi

pada sel-sel kanker yang berlokasi di daerah yang terkena radiasi saja.

Biasanya kedokteran nuklir dilakukan sebelum pembedahan untuk


25

memperkecil tumor ganas atau setelah pembedahan untuk menghancurkan

sel kanker yang mungkin tersisa.

Salah satu metode ablasi yang disarankan adalah terapi nuklir atau

radio iodine. Terapi ini merupakan tahap lanjutan setelah operasi

pembuangan kanker yang bertujuan untuk menghancurkan jaringan yang

belum terbuang dan berpontensi kembali menjadi kanker.

"Tujuannya untuk menghancurkan sisa jaringan tiroid fungsional.

Meningkatkan spesifitas dan mencari sisa atau metastasis serta

meningkatkan kepekaan tumor marker tiroglobulin protein yang hanya

dihasilkan kelenjar tiroid (pertanda penyebaran).

2.5 Pengertian Ultrasonografi

Ultrasonik adalah gelombang suara dengan frekuensi lebih tinggi

daripada kemampuan pendengaran telinga manusia, sehingga kita tidak

bisa mendengarnya sama sekali. Suara dapat didengar manusia

mempunyai frekuensi antara 20 – 20.000 Cpd (Cicles per detik = Hz).

Pemeriksaan USG ini menggunakan gelombang suara yang frekuensinya

1-10 MHz (1-10 juta Hz). (Rasad, 2016)

Ultrasonografi (USG) merupakan salah satu imaging diagnostic

(pencitraan diagnostik) untuk pemeriksaan alat-alat tubuh, di mana kita

dapat mempelajari bentuk, ukuran anatomis, gerakan, serta hubungan

dengan jaringan sekitarnya. Pemeriksaan ini bersifat noninvasif, tidak

menimbulkan rasa sakit pada penderita, dapat dilakukan dengan cepat,


26

aman, dan data yang diperoleh mempunyai nilai diagnostik yang tinggi.

Tidak ada kontra indikasinya, karena pemeriksaan ini sama sekali tidak

akan memperburuk penyakit penderita. Dalam 20 tahun terakhir ini,

diagnostik ultrasonik berkembang dengan pesatnya, sehingga saat ini USG

mempunyai peranan yang penting untuk menentukan kelainan berbagai

organ tubuh. (Rasad, 2016)

2.6 Sejarah Ultrasonografi

Pertama kali ultrasonik ini digunakan dalam bidang teknik untuk

radar, yaitu teknik SONAR (Sound Navigation and Ranging) oleh

Langevin (1918), seorang Prancis, pada waktu perang dunia ke I, untuk

mengetahui adanya kapal selam lawan. Kemudian digunakan dalam

pelayaran untuk menentukan ke dalaman laut. Menjelang Perang dunia

ke II (1937), Teknik ini digunakan pertama kali untuk pemeriksaan

jaringan tubuh, tetapi hasilnya belum memuaskan. Berkat kemajuan

teknologi yang pesat, setelah perang dunia ke II, USG berhasil digunakan

untuk pemeriksaan alat-alat tubuh. (Rasad, 2016)

Horey dan Bliss pada tahun 1952, telah melakukan pemeriksaan USG

pada beberapa organ, misalnya pada hepar dan ginjal. Sekarang USG

merupakan alat praktis dengan pemakaian klinis yang luas. (Rasad,

2016)
27

2.7 Jenis Tampilan Mode Ultrasonografi

2.7.1 A-mode

Dalam sistem ini, gambar yang diperoleh berupa defleksi vertikal

pada osiloskop. Besar amplitudo setiap difleksi sesuai dengan enersi

eko yang diterima transduser. Biasanya dipakai pada pemeriksaan di

cerebral. (Rasad, 2016)

2.7.2 B-mode

Pada layar monitor (screen) eko Nampak sebagai suatu seri titik

dan garis terang gelapnya bergantung pada intensitas eko yang

dipantulkan. Dengan sistem ini maka yang diperoleh gambaran

dalam 2 dimensi berupa penampang irisan tubuh, car aini disebut B

scan. (Rasad, 2016)

2.7.3 M-mode

Alat ini biasa dipakai untuk memeriksa jantung. Transduser tidak

digerakan. Disini jarak antara transduser dengan organ yang

memantulkan eko selalu berubah, misalnya jantung dan katubnya,

gambar pada layar monitor berupa garis-garis begelombang.

(Rasad, 2016)
28

Gambar 2.9 Gambar A-mode, B-mode, M-mode


(Rasad, 2016)

Keterangan :

a. A-mode, gambar berupa amplitudo.

b. B-mode, pada layar monitor tampak sebagai satu seri titik

diperoleh gambar tomografi organ dalam dua dimensi.

c. M-mode,didapatkan gambar garis bergelombang yang

menunjukan besarnya Gerakan suatu organ.

2.7.4 Real-Time

Mode ini memprlihatkan Gerakan dengan menunjukan gambar

USG bagian tubuh yang ada dibawah tranduser ketika bagian tersebut

di skening. Gambar itu berubah mengikuti setiap gerakan transduser

atau jika ada bagian tubuh yang bergerak (misalnya janin yang bergerak

atau pembuluh arteri yang berdenyut). Gerakan tersebut diperlihatkan

pada monitor dalam waktu sebenarnya (real-time) sebagaimana

terjadinya Gerakan ini. Pada bagian besar unit real-time, gambar yang

terlihat pada layar monitor dapat dihentikan gerakannya (freeze) dan


29

menahanya agar stasioner sehingga bisa dipelajari dan kalu perlu diukur

(P.E.S Plamer, 2002)

2.8 Jenis-jenis Ultrasonografi

2.8.1 Ultrasonografi (USG) 2D

Menghasilkan gambar janin 2D dalam bentuk foto. Gambar 2D

ini tidak terlalu tampak jelas atau buram sehingga sulit dipahamai

oleh orang awam tanpa bantuan penjelasan dari tenaga medis.

2.8.2 Ultrasonografi (USG) 3D

Menghasilkan gambar janin 3D dalam bentuk foto. Gambar 3D

lebih dapat ‘ditangkap’ oleh orang awam, mampu memberikan

gambaran yang lebih jelas Dri kondisi pada setiap tahapan

perkembangan yang telah dicapai janin.

2.8.3 Ultrasonografi (USG) 4D

Mampu menghasilkan gambar bergerak dalam bentuk rekaman

CD (compact disc) yang merekam setiap gerakan janin saat

dilakukan USG. Mampu mendeteksi kelainan genetic secara dini

termasuk melakukan pengukuran terhadap sejumlah faktor

‘penanda’ kondiisi janin pada usia 11-14 minggu. (Mom, 2018)


30

Gambar 2.10 USG 2D, 3D, 4D


(Mom Kumparan, 2018)

2.8.4 Ultrasonografi (USG) Doppler

Ultrasonografi Doppler merupakan suatu alat yang menggunakan

gelombang suara untuk dapat mengetahui aliran darah di pembuluh darah.

Ultrasonografi Doppler merupakan alat yang sama dengan ultrasonografi

biasa, namun pada ultrasonografi biasa hanya dapat menampilkan gambar

dari pantulan gelombang suara dari organ yang diperiksa, sedangkan

ultrasonografi Doppler memiliki efek Doppler dengan memanfaatkan efek

Doppler ultrasonografi tersebut dapat mendeteksi aliran darah dan juga

kecepatan relatif aliran darah tersebut. (Rodiani, 2019)

2.9 Kelebihan dan Kekurangan USG


31

2.9.1 Kelebihan USG yaitu :

a. Tidak menggunakn radiasi

b. Dengan cepat dapat membedakan jenis lesi solid atau kistik

c. Dapat menunjukan gambar dinamik (real time image)

menyerupai flouroskopi.

d. Tidak ada efek samping khusus.

e. Alat praktis, disamping ada mesin yang besar, ada hand

held, sebesar laptop, bahkan ada yang sebesar smartphone,

sehingga praktis untuk penggunaan di bedside, unit

emergency, ICU, dan neonatologi

f. Banyak tersedia di unit-unit pelayanan kesehatan, karena

harga alat relative murah. (Bambang Soeprijianto, 2017)

2.9.2 Kekurangan USG

a. Gambar tidak bisa menembus tulang

b. Bila melewati gas (diparu atau usus), gambaranya tidak

baik

c. Sukar untuk pasien gemuk (obese)

d. Untuk organ-organ yang letaknya dalam (profundus),

terutama pada pasien gemuk, objek akan jauh dari probe,

dan kualitas gambarnya kurang baik.

e. Oprator dependent, perlu Latihan untuk membuat gambar

dan disamping itu gambar banyak artefak. (Bambang

Soeprijanto, 2017)
32

2.10 Komponen-Komponen Ultrasonografi (USG)

2.10.1 Transduser

Transduser merupakan bagian yang paling mahal pada setiap

alat atau unit USG. Pelacak (probe) itu berisi satu transduser atau

lebih yang mentrasmisikan pulsa ultrasound dan menerima Kembali

gelombang eko selama pemeriksaan skening. Setiap transduser

difokuskan pada kedalaman tertentu. Berkas gelombang ultrasound

yang di emisikan memiliki bentuk dan ukuran yang bervariasi

menurut tipe transduser dan generator. (P.E.S Palmer, 2002)

1. Jenis-Jenis Transduser

a. Transduser Linier

Hasil skening dari tipe transduser ini berbentuk persegi. Hasil

skening ini paling bermanfaat pada obstetric dan untuk

pemeriksaan skening payudara dan thyroid. (P.E.S Palmer, 2002)

b. Transduser Sektor

Hasil sekening sektor berbentuk kipas, hampir segitiga yang

berasal lewat jendela akustik yang sangat kecil. Skener sektor

dapat digunakan kalau hanya terdapat ruang kecil yang tersedia

untuk skening. (P.E.S Palmer, 2002)

c. Transduser Konveks
33

Transduser ini menghasilkan produk skening antara skener

linier dan skener sektor sehingga berguna bagi pemeriksaan

semua bagian tubuh terkecuali ekokardiografi khusus. (P.E.S

Palmer, 2002)

Gambar 2.11 Jenis-jenis Transduser (Sterobac, 2015)

2.10.2 Monitor

Monitor adalah layar yang digunakan untuk menampilkan bentuk

gambar dari hasil pengolahan data computer. Monitor yang digunakan


34

pada awal penemuan USG masih berupa layar tabung besar yang terpisah

dari mesin USG. Perkembangan teknologi yang terus berkembang pesat

membawa kemajuan pada teknologi monitor. Kalau pada awal penemuan

memakai layar tabung yang besar kini sudah menggunakan layar kecil dan

tipis. Awal penemuan USG layar monitor masih hitam putih sekarang

sudah berwarna. Layar monitor sekarang juga menjadi satu dengan alat

USG sehingga bentuk USG lebih terlihat kecil. (Apri Lyanda dkk, 2011)

Gambar 2.12 Monitor


(Medicalogy, 2017)

2.10.3 Mesin USG

Mesin USG merupakan bagian dari USG berfungsi mengolah data

yang diterima dalam bentuk gelombang dan mengubah gelombang


35

menjadi gambar. Mesin USG merupakan pusat pengolah data seperti

central processor unit (CPU) pada computer. Mesin USG sangat

mempengaruhi hasil pencitraan USG. Semakin baik CPU yang dipakai

pada mesin akan semakin baik dan cepat hasil yang ditayangkan di layar

monitor USG. Kemajuan teknologi juga mempengaruhi perkembangan

bentuk mesin USG. Awal pertemuan mesin USG masih berbentuk sangat

besar dan berat sehingga sulit untuk dipindah-pindahkan, sekarang ukuran

mesin USG sudah sangat kecil. (Apri Lyanda dkk, 2011)

Gambar 2.13 Gambar Mesin USG


(Dicky Andriansyah, 2015)

2.10.4 Keyboard

Keyboard berfungsi untuk memasukkan data dan mengambil hasil

pengukuran untuk ditampilkan dan di peragakan.


36

Gambar 2.14 Keyboard USG


(Dicky Ardiansyah, 2015)

2.10.5 Printer

Printer adalah alat yang digunakan untuk mendokumentasikan

gambaran yang di tampilkan oleh tabung sinar katoda. Mesin USG


37

kebanyakan mempunyai printer themal yang dapat digunakan untuk

mencetak gambar hardcopy dari gambar yang diperagakan pada monitor.

Gambar 2.15 Printer USG


(Ogie, 2012)

2.11 Aksesoris USG

2.11.1 Gel USG

Gel berfungsi sebagai perantara gelombang suara dari transduser

ke permukaan tubuh, gel membuat kontak antara transduser dan


38

permukaan tubuh menjadi baik atau tidak terhalangi udara karena

gelombang USG tidak dapat melalui udara, serta gel mempermudah

pergerakan transduser.

Gambar 2.16 Gel USG (Inkuri, 2017)

2.11.2 Film USG

Film USG merupakan penunjang alat USG sebagai media cetak

hasil USG.
39

Gambar 2.17 Film USG (Andi Jaya, 2012)

2.12 Cara Kerja Alat USG

Transduser berkerja sebagai pemancar dan sekaligus penerima

gelombang suara. Pulsa listrik yang dihasilkan oleh generator diubah

menjadi energi akustik oleh transduser, yanag dipancarkan dengan arah


40

tertentu pada bagian tubuh yang akan dipelajari. Sebagian akan dipantulkan

dan sebagian lagi akan merambat terus menembus jaringan yang akan

menimbulkan bermacam-macam eko sesuai dengan jaringan yang

dilaluinya.

Pantulan eko yang berasal dari jaringan-jaringan tersebut akan

membentur transduser dan kemudian diubah menjadi pulsa listrik lalu

diperkuat dan selanjutnya diperlihatkan dalam bentuk cahaya pada layar

osiloskop (oscilloscops). Dengan demikian bila transduser di gerakkan

seolah-olah kita melakukan irisan-irisan oada bagian tubuh yang diinginkan,

dan gambaran irisan-irisan tersebut akan dapat dilihat pada layar monitor.

Masing-masing jaringan tubuh mempunyai independence acustic

tertentu. Dalam jaringan yang heterogen akan ditimbulkan bermacam-

macam eko, jaringan tersebut dikatakan echogenic. Sedang pada jaringan

yang homogen hanya seddikit atau sama sekali tidak ada eko, disebut

anechoic atau echofree atau bebas eko. Suatu rongga berisi cairan bersifat

anechoic, misalnya kista, asites, pembuluh darah besar, perikardial atau

pleural effusion. Dengan demikian kista dan suatu massa solid akan dapat

dibedakan. (Rasad, 2016)

2.13 Proses Pembentukan Gambaran USG

Proses pembentukan gambaran ultrasonik yang dipancarkan oleh

transduser akan membentuk berbagai objek didalam tubuh manusia.

Gelombang ultrasonic itu akan dipantulkan kembali dalam bentuk energi


41

mekanik (getaran frekuensi tinggi) dan diterima lagi oleh transduser.

Transduser bertindak sebagai penerima akan mengubah energi mekanik

menjadi energi listrik dan mentransfernya ke CPU untuk diubah menjadi

gambar yang tampil di monitor. Warna hitam putih yang tampil di sebabkan

karna perbedaan getaran atau pantulan objek karena gelombang ultrasound.

(Firzandinata, 2012)

2.14 Prosedur Pemeriksaan USG Thyroid


(P.E.S. Palmer, 2002)

1. Indikasi Pemeriksaan

a. Massa yang teraba dalam leher.

b. Abdominalitas pada arteri karotis (bruit atau gejala insufisiensi

karotis). USG Dopller diperlukan untuk melakukan penilaian

yang lengkap.

2. Persiapan Pasien

Tidak ada persiapan khusus

3. Posisi Pasien

Pasien harus berbaring pada punggungnya (terlentang) dengan leher

yang diektensikan di atas bantal yang diletakan di bawah bahu pasien.


42

Tebal bantal harus sekitar 10 cm. Oleskan jeli secara bebas pada leher

pasien.

4. Pemilihan Transduser

Gunakan transduser linier 7,5 MHz, jika ada kalau tidak digunakan

transduser konveks atau linier 5 MHz.

5. Penyetelan gain yang benar

Variasikan pengaturan gain untuk mendapatkan gambar terbaik dari

bagian yang tengah diskening.

6. Teknik Skening

Skening harus dilakukan dalam bidang Longitudinal maupun

transversal dengan proyeksi oblique jika diperlukan. Selama pemeriksaan

mungkin perlu dilakukan rotasi kepala dari kanan ke kiri, khususnya jika

kita ingin melakukan pemeriksaan vaskuler.

2.15 Kerangka Konsep

INPUT PROSES
OUTPUT Teknik Pemeriksaan
USG Thyroid Dengan
Klinis CA Thyroid
43

1. Pesawat USG
2. Transduser
3. Printer
4. Gel USG
5. Film USG
6. Tisu USG
7. Pasien

Tabel 2.18 Kerangka Konsep

2.16 Definisi Oprasional


44

No Nama Definisi Alat Ukur Cara Ukur Skala Hasil Ukur


Variabe Ukur
l
1. USG Ultrasonografi Pesawat USG Melakukan Ordina Hasil
adalah penatalaksanaan l Gambaran
Transduser
gelombang USG Thyroid USG
suara dengan Jelly USG Thyroid 2
frekuensi tinggi Dimensi
daripada
kemam
puan
pendengaran
telinga
manusia,
sehingga kita
tidak bisa
mendengarnya
sama sekali.
Suara yang
dapat didengar
manusia
mempunyai
frekuensi
antara 20-
20.000 Cpd
(cicles per
detik = Hz).
Pemeriksaan
USG ini
menggunakan
gelombang
suara yang
frekuensinya 1-
10 MHz (1-10
juta Hz).
(Rasad, 2016)
2. Thyroid Kelenjar tiroid Penatalaksa USG Thyroid Ordina Hasil
merupakan naan USG skening l Gambaran
Longitudinal USG
45

kelenjar Thyroid dan Transversal Thyroid


endokrin, Skening
Transduser
terletak Longitudinal
7,5 MHz
didepan bagian dan
depan bawah Transversal
leher, di depan
trakea, terdiri
dari lobus
kanan dan
lobus kiri yang
dihubungkan
oleh istimus.
(Sidharta,
2006)

3. Kanker Kanker tiroid Penatalaksa USG Ordina Tampak


Thyroid adalah naan USG l Gambaran
keganasan yang Thyroid USG
terjadi pada Thyroid
kelenjar tiroid Hipoechoic
dan termasuk
urutan
kesembilan dari
angka kejadian
kanker di
Indonesia,
tetapi diantara
kelenjar
endokrin,
kanker tiroid
termasuk jenis
keganasan
palinh sering
ditemukan.
Kelanjara tiroid
merupakan
organ tubuh
yang relative
jarang
46

mengalami
keganasan,
dengan angka
kejadianya
meliputi 95%
dari
keseluruhan
kanker
endokrin.
Kanker tiroid
secara umum
termasuk
kelompok
keganasan
dengan
prognosis
relative baik
(Pasaribu,
2009).

Table 2.19 Definisi Operasional


BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif. Deskriptif

kualitatif yaitu penelitian dengan cara melibatkan kerja lapangan, dimana

peneliti biasanya melakukan observasi terhadap orang-orang, keadaan, atau

institusi dalam setting yang alamiah. Melalui metodde kualitatif data yang

penulis sajikan dalam penelitian ini berupa data primer yang dihasilkan dari

hasil wawancara dan data sekunder yang dihasilkan dari data dokumentasi

dan observasi. (Notoatmojo, 2014)

Penulis melakukan observasi, dan wawancara kepada informan yang

bertujuan untuk mengatahui prosedur penatalaksanaan pemeriksaan USG

Thyroid dengan klinis CA Thyroid di Instalasi Radiologi RSUD Abdul

Moeloek Provinsi Lampung.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

3.2.1 Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Instalasi Radiologi RSUD Abdul Moelok

Provinsi Lampung

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari-Mei 2021

47
48

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1 Populasi

Populasi merupakan keseluruhan total dari objek yang akan

menjadi bahan penelitian sesuai dengan karakteristik yang diinginkan

dalam penelitian (Sani K, 2016)

Populasi penelitian ini diambil dari pasien yang datang ke Instalasi

Radiologi RSUD Dr. Hi Abdul Moelok Provinsi Lampung dengan

dilakukan pemeriksaan USG Thyroid dengan klinis CA Thyroid.

3.3.2 Sampel

Sampel adalah bagian yang dapat mewakili populasi untuk

dijadikan sebagai objek dari penelitian. (Sani, 2016)

Sampel penelitian diambil dari kunjungan pasien yang datang ke

Instalasi Radiologi RSUD Dr. Hi. Abdul Moeloek Provinsi Lampung

dengan sampel penelitian diambil 1 (satu) orang pasien pemeriksaan

USG Thyroid dengan klinis CA Thyroid.


49

3.4 Sumber Data

3.4.1 Data Primer

Merupakan data yang diperoleh secara langsung tanpa perantara,

data primer dapat berupa hasil observasi terhadap benda (fisik),

kerjadian atau kegiatan dan hasil pengujian. Metode yang digunakan

untuk mendapatkan data primer yaitu metode survei dan metode

observasi.

3.4.2 Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang telah tersedia di lokasi penelitian,

penulis hanya berkerja mengumpulkan kemudian dilakukan analis data.

(Sani K, 2016)

Pada peneltian ini penulis menggunkan sumber data sekunder,

peneliti memperoleh sumber data yang telah tersedia di RSUD Abdul

Moelok Provinsi Lampung 2020.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Dalam melakukan penyusunan karya tulis ilmiah ini, metode yang

dilakukan dalam pengumpulan data adalah :

3.5.1 Study Pustaka

Yaitu dalam proses penyusunan karya tulis ilmiah ini, dilakukan

pengumpulan data-data teoritis dan pengkajian pada beberapa litelature

yang berhubungan dengan pemeriksaan USG Thyroid.


50

3.5.2 Study Observasi

Adalah metode dimana penulis mendapatkan informasi dan hasil

dengan terjun ke lapangan secara langsung untuk mengetahui

penatalaksanaan USG Thyroid dengan klinis CA Thyroid di Instalasi

Radiologi RSUD Abdul Moeloek Provinsi Lampung.

3.5.3 Dokumentasi

Penulis mengambil dokumentasi dari hasil gambaran

ultrasonografi (USG). Dari pemeriksaan USG Thyroid dengan klinis

CA Thyroid di Instalasi Radiologi RSUD Abdul Moelok Provinsi

Lampung

3.5.4 Wawancara

Melakukan wawancara pada penelitian ini langsung kepada

dokter USG dengan pedoman yang telah dibuat, setiap informan diberi

pertanyaan dan peneliti mencatat dan merekamnya. Adapun daftar

wawancara mengenai pemeriksaan USG Thyroid dengan Klinis CA

Thyroid di Instalasi Radiologi RSUD Abdul Moeloek Provinsi

Lampung sebagai berikut :

1. Apa saja persiapan alat dan bahan yang digunakan dalam

pemeriksaan Ultrasonografi Thyroid 2 Dimensi dengan klinis CA

Thyroid di Instalasi Radiologi RSUD Abdul Moelok Provinsi

Lampung?

2. Bagaimana proses pengambilan pemeriksaan gambar skening

Longitudinal dan Transversal ultrasonografi Thyroid?


51

3. Bagaimana hasil gambaran dan expertise Dokter Radiologi tentang

pemeriksaan USG Thyroid dengan klinis CA Thyroid di Instalasi

Radiologi RSUD Abdul Moelok Provinsi Lampunng?

3.6 Cara Pengolahan Data dan Analisa Data

3.6.1 Pengolahan Data

Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan cara

observasi yaitu dengan mengadakan pengamatan pemeriksaan USG

Thyroid dengan klinis CA Thyroid di Instalasi Radiologi RSUD Abdul

Moeloek Provinsi Lampung hingga selesai pemeriksaan dan data yang

diperoleh kemudian dilakukan pengolahan didalam computer.

3.6.2 Analisa Data

Data disambil dari pasien yang dilakukan pemeriksaan USG

Thyroid dengan klinis CA Thyroid di Instalasii RSUD Abdul Moelok

Provinsi Lampung dan menganalisa data dari hasil wawancara.


52

3.7 Langkah-Langkah Observasi

3.7.1 Standar Operasional Prosedur (SOP)

Langkah-langkah observasi dalam study ini terdiri dari

pengoprasian pesawat USG, prosedur menghidupkan pesawat, prosedur

pemeriksaan, mematikan pesawat.

Sedangkan objeknya adalah pasien pemeriksaan USG Thyroid

dengan klinis CA Thyroid di Instalasi Radiologi RSUD Abdul Moeloek

Provinsi Lampung.

1. Persiapan Pesawat

Tata cara pengoprasian X-Ray Ultrasonografi di Instalasi Raddiologi

RSUD Abdul Moeloek Provinsi Lampung sebagai berikut :

a. Tempatkan alat pada ruangan Tindakan

b. Lepaskan penutup debu

c. Siapkan asessoris dan pasang sesuai keperluan

d. Siapkan bahan operasional (jeli, film thermal)

2. Menghidupkan Pesawat

a. Hubungkan alat dengan catu daya

b. Hidupkan alat dengan menekan tombol ON/OFF ke posisi ON

c. Aktifkan tombol lain

d. Lakukan pemanasan secukupnya


53

3. Penatalaksanaan

a. Masukan data pasien

b. Tentukan dan fungsikan probe sesuai dengan jenis pemeriksaan

c. Oleskan jeli secukupnya pada permukaan objek

d. Lakukan Tindakan pemeriksaan

e. Setelah ditemukan objek yang diinginkan kemudian tekan tombol

FREEZE

f. Lalu pengukuran objek dengan menekan tombol TRACK

BALL/CLIPPET

g. Lakukan pemotretan/reording apabila diperlukan.

4. Mematikan Pesawat

a. kembalikan tombol ke posisi minimum/nol

b. Matikan alat dengan menekan tombol ON/OFF ke posisi OFF

c. Lepaskan alat dari catu daya

d. Lepaskan probe dari alat dan bersihkan dengan kain halus / tissue

e. Letakan dan simpan aksesoris pada tempatnya.

5. Merapihkan Pasien

a. Membersihkan jelly yang tersisa di tubuh pasien

b. Merapihkan posisi pasien

c. Menginformasikan kepada pasien agar menunggu di ruang tunggu

setelah pemeriksaan untuk menunggu hasil


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Penulis melakukan penelitian ini pada pemeriksaan USG Thyroid dengan

klinis CA Thyroid Bilateral di Instalasi Radiologi RSUD Abdul Moeloek

Provinsi Lampung dengan menggunakan 1 (satu) sampel data.

4.1.1 Identitas Pasien

Data pasien ini diperoleh dari hasil observasi di Instalasi Radiologi

RSUD Abdul Moeloek Provinsi Lampung.

Nama : Ny.P

No. RM : 00343786

Umur Pasien : 52 thn

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Komplek PPSL Sukajaya Katibung

Tanggal Pemeriksaan : 06 Februari 2021

Jenis Pemeriksaan : USG 2 D Thyroid

Klinis : CA Thyroid

54
55

4.1.2 Alat dan Bahan Penelitian

1. Pesawat USG

Pesawat yang digunakan di Instalasi Radiologi RSUD Abdul

Moeloek Provinsi Lampung jenis nya 2D dapat digunakan untuk

pemeriksaan USG Abdomen, Thyroid, Mamae, Testis. Adapun

spesifikasi alat USG adalah :

Merk Alat USG : PHILIPS

Type : LOGIQ

Nomor Seri : USH1470320

Gambar 4.1 Pesawat USG


(Dokumentasi di Instalasi Radiologi RSUD Abdul Moeloek Provinsi Lampung, 2021)
56

2. Transduser

Transduser merupakan alat yang sangat penting dalam

pemeriksaan Ultrasonografi, karena didalam transduser terdapat

kristal-kristal yang dapat menghasilkan gelombang suara. Transduser

juga mengubah sinyal listrik menjadi sinyal akustik atau sebaliknya

sehingga gambaran dapat dibaca oleh computer dan ditampilkan di

monitor di Instalasi Radiologi RSUD Abdul Moeleok Provinsi

Lampung menggunakan transduser linier 7,5 MHz.

Gambar 4.2 Transduser USG


(Dokumentasi di Instalasi Radiologi RSUD Abdul Moeloek Provinsi Lampung, 2021)

3. Printer USG
57

Printer berfungsi untuk mencetak hasil gambaran USG. Printer yang

digunakan di Instalasi Radiologi RSUD Abdul Moeloek Provinsi

Lampung adalah merk SONY.

Gambar 4.3 Printer USG


(Dokumentasi di Instalasi Raadiologi RSUD Abdul Moeleok Provinsi Lampung, 2021)

4. Jelly USG
58

Dalam pemeriksaan Ultrasonografi di Instalassi Radiologi RSUD Abdul

Moeleok Provinsi Lampung menggunakan Jelly Ultrasound Transmission Gel,

yang berfungsi menghilangkan udara yang ada di probe dengan permukaan

kulit pasien yang akan diperiksa, jelly juga berfungsi mencegah rasa sakit pada

permukaan kulit akibat gesekan antara probe dengan kulit pasien.

Gambar 4.4 GEL USG


(Dokumentasi di Instalasi Radiologi RSUD Abdul Moeloek Provinsi Lampung, 2021)

5. Tissue
59

Tissue digunakan untuk membersihkan sisa-sisa jelly yang masih menempel

pada permukaan tubuh pasien dan sisa gel yang menempel di transduser.

Gambar 4.5 Tissue USG


(Dokumentasi di Instalasi Radiologi RSUD Abdul Moeloek Provinsi Lampung, 2021)

6. Film USG

Film USG digunakan sebagai tempat pencetakan hasil proses pemeriksaan

USG, film yang digunakan di Instalasi Radiologi RSUD Abdul Moeloek

Provinsi Lampung adalah Film Merek Sony Ukuran 110mm x 18mm.

Gambar 2.6 Film USG


(Dokumentasi di Instalasi Radiologi RSUD Abdul Moeloek Provinsi Lampung, 2021)
4.1.3 Prosedur Pemeriksaan USG Thyroid

1. Persiapan pasien
60

Tidak ada persiapan khusus

2. Posisi Pasien

a. Pasien diposisikan supine diatas meja pemeriksaan dengan bagian

bawah leher diberi bantal

b. Oleskan jelly di daerah Thyroid dan letakan transduser di daerah

Thyroid

c. Pemeriksaan dilakukan untuk mengevaluasi organ Thyroid sesuai

klinis dengan menggerakan transduser

d. Dilakukan pengambilan gambar sesuai organ/kelainan yang dicari

3. Pemilihan Transduser

Transduser yang digunakan dalam pemeriksaan USG Thyroid adalah

transduser linier dengan frekuensi 7,5 MHz.

4. Teknik Pemeriksaan

1. Chek colokan atau suplly arus listrik, pastikan sudah terhubung atau

tersambung dengan arus listrik.

2. Hidupkan Pesawat USG dengan menekan tombol power off pada

bagian belakang bawah monitor pesawat USG.

3. Klik start atau stop pada bagian kanan atas layar monitor untuk

menghidupkan atau mematikan pesawat USG.

4. Tunggu hingga loading selesai.

5. Pesawat USG siap digunakan.

6. Pilih display gambaran yang diinginkan.


61

7. Masukan data pasien yang meliputi : nama, umur, jenis kelamin,

tanggal pemeriksaan, jenis pemeriksaan yang dilakukan.

8. Kemudian setelah mempersiapkan petugas mempersilahkan pasien

masuk ruangan pemeriksaan dan memanggil dokter Radiolog untuk

melakukan pemeriksaan USG.

9. Posisikan pasien tidur terlentang dan bagian leher diganjal bantal,

lalu oleskan jelly pada bagian leher yang akan diperiksa

10. Kemudian transduser diletakan pada leher yang telah diberi jelly,

jenis transduser yang digunakan adalah linier dengan frekuensi 7,5

MHz.

11. Pemeriksaan (teknik skening) dilakukan untuk mengevaluasi organ-

organ pada Thyroid sesuai klinis dengan menggerakan transduser

tersebut.

12. Kemudian dilakukan pengambilan gambar sesuai dengan organ atau

kelainan yang dicari

13. Lalu pencetakan hasil gambaran.

14. Pemeriksaan selesai, daerah Thyroid dibersihkan dengan tissue

15. Lama pemeriksaan ± 30 menit.

4.1.4 Hasil Gambaran USG Thyroid dengan Klinis CA Thyroid


62

Dari hasil gambaran oleh dokter radiolog oleh dr.Tantri Dwi Kaniya

RH,Sp.Rad pada pemeriksaan USG Thyroid dengan klinis CA Thyroid di

Instalasi Radiologi RSUD Abdul Moeloek Provinsi Lampung.

Potongan
Transversa
l

Hypoechoic

Tepi
Leguler

Gambar 4.6 Hasil Gambaran USG CA Thyroid Potongan Transversal


(Dokumentasi di Unit Radiologi RSUD Abdul Moeloek Provinsi Lampung, 2021)
63

Potongan
Longitudinal

Thyroid
Dekstra dan
Sinistra

Gambar 2.7 Hasil Gambaran USG Thyroid Potongan Longitudinal


(Dokumentasi di Instalasi RSUD Abdul Moeloek Provinsi Lampung, 2021)

4.1.5 Hasil Expertise

Dari hasil expertise pasien Ny.P oleh dokter radiolog oleh dr.Tantri Dwi

Kaniya, Sp.Rad pada pemeriksaan USG Thyroid dengan klinis CA Thyroid

di Instalasi Radiologi RSUD Abdul Moeloek Provinsi Lampung.

1. Thyroid lobus dextra : Tampak lesi hypoechoic, tepi regular, berukuran

0,17 cm x 0,17 cm. Pada CDUS tak tampak vascular intralesi

2. Thyroid lobus sinistra : Tampak lesi hypoechoic, tepi regular, berukuran

0,41 cm x 0,22 cm. pada CDUS tak tampak vascular intralesi

3. Tampak lesi hypoechoic dengan hilar fat, tepi regular, berdiameter 0,32

cm di juguar superior dextra dan berdiameter 0,29 cm di jugular inferior

sinistra.

4. Tak tampak edema jaringan disekitarnya (lymphonody non patologis)


64

4.1.6 Hasil Wawancara Dokter Radiolog

Dari hasil wawancara yang dilakukan penulis terhadap dokter radiolog

yaitu dr.Tantri Dwi Kaniya Sp.Rad terhadap pemeriksaan USG Thyroid

dengan klinis CA Thyroid Ny.P adalah sebagai berikut :

1. Penulis : Apa saja persiapan alat dan bahan yang digunakan dalam

pemeriksaan USG Thyroid dengan klinis CA Thyroid di

Instalasi Radiologi RSUD Abdul Moeloek Provinsi

Lampung?

Radiolog : Alat USG dengan fasilitas color doppler, transduser linier

7,5 MHz.

2. Penulis : Bagaimana proses pengambilan gambar skening

Longitudinal dan Trasversal USG Thyroid?

Radiolog : Potongan transversal (diprint) Longitudinal (pada saat

pemeriksaan) Lymphonody colli juga diperiksa.

3. Penulis : Bagaimana penjelasan hasil expertise dokter radiologi

tentang pemeriksaan USG Thyroid dengan klinis CA

Thyroid di Instalasi Radiologi RSUD Abdul Moeloek

Provinsi Lampung?

Radiolog : Hasilnya dibaca di expertise.


65

2.1.7 Hasil Wawancara Sonografer/Radiografer

1. Penulis : Apakah ada persiapan khusus dalam pemeriksaan USG

Thyroid?

Sonografer : Tidak ada persiapan khusus dalam pemeriksaan USG

Thyroid

2. Penulis : Kenapa dalam pemeriksaan USG Thyroid menggunakan

transduser linier yang berfrekuensi 7,5 MHz?

Sonografer : Karena Kembali lagi hubungan nya frekuensi dengan

panjang gelombang untuk frekuensi 7,5 untuk melihat

jaringan superfisial yaitu jaringan yang tipis jaringan

yang mendekati dengan permukaan kulit maka daya

tembus nya dangkal sehingga resolusi gambaran karna

gelombang ultrasound penembusnya dangkal jaringan

yang dekat dengan permukaan kulit terlihat dengan jelas.

3. Penulis : Kenapa alat USG yang digunakan untuk pemeriksaan

Thyroid menggunakan fasilitas Collor Dopller?

Sonografer : Collor doppler itu untuk melihat vaskularisasi aliran

pembuluh darah disekitar nya, collor itu warna jadi

antara vena dan arteri itu di monitor warna nya berbeda

kalo vena itu berwarna biru kalo arteri itu berwarna

merah, ketika di flowmapping artinya di petakkan yang

di collor doppler itu dengan tujuan untuk melihat

vaskularisasi kalau vaskularisasinya banyak dia


66

mengindikasikan adanya keganasan tapi kalo

vaskularisasinya sedikit maka kemungkinan besar

benjolan itu jinak.

4. Penulis : Kenapa pada pemeriksaan USG Thyroid Lymphonody

nya juga ikut diperiksa?

Sonografer : Karna Lymphonody adalah kelenjar limfe yaitu fungsinya

untuk daya tahan tubuh karna dia akan memfilter dan

memakan virus atau kuman yang masuk ke dalam tubuh

jadi ketika terjadi infeksi atau pembengkakan kelenjar

limfe itu akan mengindikasikan daya tahan tubuh nya

lemah karna ada infeksi di dalam tubuh dengan indikasi

kelanjar limfe nya membengkak jadi di USG Thyroid itu

harus diperiksa juga.

5. Penulis : Di dalam pemeriksaan USG Thyroid ada 2 potongan

skening potongan manakah yang terlebih dahulu dan

dimanakah peletakan transduser nya?

Sonografer : Potongan Transversal dulu yaitu mencangkup kanan dan

kiri titik nya di pertengahan cervical anterior kemudian

baru nanti di ukur kanan kiri lalu Longitudinal masing-

masing Thyroid kanan dan kiri.

6. Penulis : Biasanya potongan Transversal atau Longitudinal yang bisa

memperlihatkan dengan jelas kelainan nya?


67

Sonografer : Biasnya di potongan Transversal sudah terlihat adanya

pembengkakan akan tetapi pengambilan potongan

Longitudinal akan melihat kelenjar linfe sekaligus pembuluh

darah di daerah leher.


68

4.2 Pembahasan

Dari penelitian yang telah penulis lakukan, maka didapatkan secara jelas

bagaimana prosedur teknik pemeriksaan Ultrasonografi Thyroid dengan klinis

CA Thyroid Bilateral dan juga mengetahui bagaimana hasil gambaran pada

pemeriksaan USG CA Thyroid.

Untuk pemeriksaan USG Thyroid diperlukan alat dan bahan yaitu

dijelaskan dari hasil penelitian wawancara dari dokter spesialis Radiologi

maupun sonografer tentang tinjauan penatalaksanaan Ultrasaonografi Thyroid

di Instalasi Radiologi RSUD Abdul Moeloek Provinsi Lampung pada

pemeriksaan yang dilakukan tidak ada persiapan khusus dalam pengambilan

gambar ini. Persiapan alat dan bahan yang digunakan yaitu transduser jenis

linier 7,5 MHz karna kembali lagi hubungan nya frekuensi dengan panjang

gelombang untuk frekuensi 7 untuk melihat jaringan superfisial yaitu jaringan

yang tipis jaringan yang mendekati dengan permukaan kulit maka daya

tembus nya sehingga jaringan yang dekat dengan permukaan kulit terlihat

dengan jelas, dan dengan fasilitas collor doppler karna collor dopller itu untuk

melihat faskularisasi aliran pembulu darah disekitar situ, jadi antara vena dan

arteri itu di monitor warna nya berbeda kalo vena itu biru kalo arteri itu

merah, ketika di flowmapping artinya di petak kan yang di collor doppler itu

dengan tujuan untuk melihat vaskularisasi kalau vaskularisasinya banyak dia

mengindikasikan adanya keganasan tapi kalo vaskularisasinya sedikit maka

kemungkinan besar benjolan itu jinak.


69

Teknik skening pemeriksaan USG Thyroid di Instalasi Radiologi RSUD

Abdul Moeleok Provinsi Lampung oleh dokter radiologi, dr.Tantri Dwi

Kaniya, Sp.Rad pada pemeriksaan USG Thyroid pasien diminta berbaring

terlentang dengan posisi supine diatas meja pemeriksaan dengan bagian

bawah leher diberi bantal, Oleskan jelly di daerah Thyroid tujuan nya adalah

untuk mengilangkan udara yang terletak antara transduser dan permukaan

kulit dan untuk menghindari noise atau artefak kemudian tranasduser

diletakan di daerah Thyroid. Pemeriksaan dilakukan untuk mengevaluasi

organ Thyroid sesuai klinis dengan menggerakan transduser.

Pada pemeriksaan USG Thyroid ini diambil dalam 2 potongan yaitu

Transversal peletakan transduser tepat di pertengahan cervical anterior dan

Longitudinal peletakan nya di bagian lateral leher kanan kiri. Dalam

pemeriksaan ini Lymphonody nya juga diperiksa karna Lymphonody adalah

kelenjar limfe fungsinya untuk daya tahan tubuh karna dia akan memfilter

dan memakan virus atau kuman yang masuk ke dalam tubuh jadi ketika

terjadi infeksi atau pembengkakan kelenjar limfe itu akan mengindikasikan

daya tahan tubuh nya lemah.

Dari hasil expertise dokter radiolog yaitu Thyroid lobus dextra tampak

lesi hypoechoic yaitu gambar yang berwarna hitam, tepi regular artinya

tampak rata, berukuran 0,17 cm x 0,17 cm. Pada CDUS tak tampak vascular

intralesi artinya tidak tampak pembesaran pada pembuluh darah,


70

Thyroid lobus sinistra tampak lesi hypoechoic yaitu tampak lesi berwarna

hitam gelap, tepi regular yaitu tampak rata, berukuran 0,41 cm x 0,22 cm.

pada CDUS tak tampak vascular intralesi yaitu tidak tampak pembengkakan.

Tampak lesi hypoechoic, dengan hilar fat yaitu seperti ada lemaknya , tepi

regular, berdiameter 0,32 cm di juguar superior dextra dan berdiameter 0,29

cm di jugular inferior sinistra.

Tak tampak edema jaringan disekitarnya yaitu tidak tampak pembengkakan di

jaringan sekitarnya. (lymphonody non patologis).


BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penilitian dan pembahasan yang telah diuraikan

diatas, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Pada pemeriksaan USG Thyroid dengan klinis CA Thyroid bilateral di

Instalasi Radiologi RSUD Abdul Moeloek Provinsi Lampung,

persiapan alat yang digunakan pada pemeriksaan ini terdiri dari

transduser linier 7,5 MHz, persiapan bahan hanya menyiapkan jelly

khusus dan tissue USG, dan tidak ada persiapan khusus.

2. Teknik pemeriksaan USG Thyroid dengan klinis CA Thyroid di

Instalasi Radiologi RSUD Abdul Moeleok Provinsi Lampung yaitu

menggunakan teknik skening Longitudinal Thyroid lobus dextra dan

Thyroid lobus sinistra lalu potongan skening Transversal jugular

superior dextra dan jugular inferior sinistra yang digerakan secara

oblique kanan dan kiri.

3. Dari Hasil Pemeriksaan USG Thyroid yang dilakukan terhadap Ny.P

Lesi solid probably yaitu campuran antara cairan dan jaringan, benign

yaitu artinya jinak (tirads 3) yaitu grid nya level 3 tetapi masih dalam

kategori jinak di Thyroid lobus dextra et sinistra. Tak tampak

lymphadenopathy colli bilateral yaitu tidak tampak pembesaran di

kelenjar limfe kanan dan kiri.

70
71

5.2 Saran

Adapun saran yang penulis berikan dalam penelitian ini adalah :

5.2.1 Bagi Instalasi Radiologi RSUD Abdul Moeloek Provinsi Lampung

Sebaiknya RSUD ada pemberian izin untuk mahasiswa belajar dan

mengetahui bagaimana penerapan langsung dalam lapangan

pemeriksaan USG untuk menambah pemahaman serta wawasan

mahasiswa.

5.2.2 Bagi Institusi ATRO Patriot Bangsa Lampung

Diharapkan ada usulan untuk pembelian alat USG di kampus ATRO

dan lebih banyak menyediakan buku-buku atau referensi yang lebih

lengkap mengenai Ultrasonografi.

5.2.3 Bagi Penelitian Selanjutnya

Diharapkan penelitian tentang pemeriksaan Ultrasonografi Thyroid ini

dapat membantu dan menjadi referensi pembelajaran untuk penelitian

selanjutnya
DAFTAR PUSTAKA

Ardhiansyah Okta Azril, 2019


Kanker Tiroid : Airlangga University Press. Surabaya

Apri Lyanda dkk, 2011


Jurnal Respirologi. http://arsip.jurnalrespirologi.org/tag/lyanda/. Diakses pada
20 Februari 2021 20.05 WIB.

Ardiansyah Dicky, 2015


Mari Mengenal Alat USG. Cara Mengoprassikan USG.
http://dickyandriansyah.web.unej.ac.id/2015/03/25/mari-mengenal-alat-usg-
bagian-2/. Diakses pada 20 Februari 22.00 WIB.

Dinata Firzan, 2012


Diagnostic Imaging/Pencitraan Diagnostik.
https://firzandinata.wordpress.com/2012/01/03/diagnostic-imaging-
pencitraan-diagnostik/. Diakses pada 20 Februari 22.45 WIB.

Epsilawati, L., Azhari, A., & Sarifah, N. (2020)


Anatomi leher dan kondisi patologisnya: Pemeriksaan USG. Jurnal Radiologi
Dentomaksilofasial Indonesia (JRDI), 4(2). Diakses pada 20 Februari 2021
pukul 17.00 WIB.

Harmanto Ning, 2004


Mahkota Dewa Panglima Penakluk Kanker : Penerbit PT Agro Media
Pustaka. Jakarta. Diakses pada 21 Februari 2021 pukul 21.00 WIB.

Kirnantoro, 2019
Anatomi Fisiologi : Penerbit Pustaka Baru Press. Yogyakarta

Mom Kumparan, 2018


Apa Bedanya USG 2,3 dan 4 Dimensi pada Pemeriksaan Kehamilan.
https://kumparan.com/kumparanmom/apa-bedanya-usg-2-3-dan-4-dimensi-
pada-pemeriksaan-kehamilan/full. Diakses pada 21 Februari 2021 pukul
10.21 WIB.

Pasaribu, 2009
Pengertian Kanker Tiroid. Bali/Denpasar.
(https://sinta.unud.ac.id/uploads/dokumen_dir/f012e7a0fca77c50b9794bd1e5
5b9538.pdf). Diakses pada 20 Februari 2021 pukul 19.00 WIB.

72
73

Palmer.P.E.S, 2002
Panduan Pemeriksaan USG : Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Pane Cristy Dame Merry, 2020


Kanker Tiroid, https://www.alodokter.com/kanker-tiroid. Diakses pada 21
Februari 2021 pukul 15.10 WIB.

Rasad Sjahriar, 2016


Radiologi Diagnostik : Badan Penerbit FKUI. Jakarta.

Rodiani, 2019
Prinsip Kerja Ultrasonografi Doppler.
https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/JK/article/download/2224/2193.
Jurnal Kedokteran UNILA. Diakses pada tanggal 21 Februari 2021 pukul
23.00 WIB.

Sloane Ethel, 2012


Anatomi dan Fisiologi : Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Soeprijianto Bambang, 2017


Imaging Diagnostik pada Anomali Kongenital Sistem Urinarius : Airlangga
University Press. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai