Anda di halaman 1dari 79

ANALISIS PERBEDAAN SONOPATTERN USG THYROID

ANTARA PENGGUNAAN TRANSDUCER CONVEX DAN


TRANSDUCER LINIER

SKRIPSI
Diajukan sebagai syarat menyelesaikan Pendidikan
Program Studi Teknologi Radiologi Pencitraan
Jurusan Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Jakarta II
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Terapan

DISUSUN OLEH :
IMAM FARUQ HILMAN
NPM : P2.11.30.2.18.032

PROGRAM SARJANA TERAPAN


PRODI TEKNOLOGI RADIOLOGI PENCITRAAN
JURUSAN TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN JAKARTA II
2022
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa
skripsi dengan judul :

ANALISIS PERBEDAAN SONOPATTERN USG THYROID ANTARA


PENGGUNAAN TRANSDUCER CONVEX DAN TRANSDUCER LINIER

Yang dibuat dan diajukan sebagai syarat untuk menyelesaikan Pendidikan


Program Sarjana Terapan Program Studi Teknologi Radiologi Pencitraan Jurusan
Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi Politeknik Kesehatan Kementerian
Kesehatan Jakarta II, adalah benar hasil karya penelitian saya sendiri dan bukan
merupakan tiruan, duplikasi, atau plagiat karya penelitian orang lain yang sudah
dipublikasikan dan atau pernah dibuat untuk jenjang pendidikan di Poltekkes
Jakarta II maupun di Perguruan Tinggi atau Instansi manapun, kecuali bagian
yang sumber informasinya dicantumkan sebagaimana semestinya, sesuai dengan
kaidah ilmiah

Jakarta, 20 Juli 2022

IMAM FARUQ HILMAN


NPM : P2113218032

i
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
SKRIPSI UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK

Sebagai Sivitas Akademika Jurusan Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi Polit


eknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Jakarta II, Saya yang bertanda tangan di
bawah ini :
Nama : IMAM FARUQ HILMAN
NPM : P2.11.30.2.18.032
Program Studi : Teknologi Radiologi Pencitraan
Jenis Karya : Skripsi
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Ju
rusan Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi Politeknik Kesehatan Kementerian
Kesehatan Jakarta II. Hak Bebas Royalti Non ekslusif (Nonexclusive Royalty Free
Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :

ANALISIS PERBEDAAN SONOPATTERN USG THYROID ANTARA


PENGGUNAAN TRANSDUCER CONVEX DAN TRANSDUCER LINIER

Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan), dengan Hak Bebas Royalti Non eksl
usif ini, Jurusan Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi Politeknik Kesehatan Ke
menterian Kesehatan Jakarta II berhak menyimpan, mengalihmedia/formatkan, m
engelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan mempublikasikan
tugas akhir Saya selama tetap mencantumkan nama Saya sebagai penulis/pencipta
dan sebagai pemilik Hak Cipta. Demikian pernyataan ini Saya buat dengan sebena
rnya.
Dibuat di : Jakarta
Pada tanggal : 20 Juli 2021
Yang menyatakan,

IMAM FARUQ HILMAN


NPM: P2.11.30.2.18.032

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi dengan judul :

ANALISIS PERBEDAAN SONOPATTERN USG THYROID ANTARA


PENGGUNAAN TRANSDUCER CONVEX DAN TRANSDUCER LINIER

Disusun Oleh : IMAM FARUQ HILMAN


NPM : P2.11.30.2.18.032

Telah dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Sidang Skripsi Program Studi


Teknologi Radiologi Pencitraan Jurusan Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Jakarta II, untuk memenuhi syarat
guna memperoleh gelar Sarjana Terapan.

Jakarta, 20 Juli 2022


Mengesahkan,

Pembimbing Materi Pembimbing Teknis

Dra. Gando Sari, M.Kes Dr. Nursama Heru Apriantoro, S.Si, M.Si
NIP . 195811231982032009 NIP. 196404201989031002

Ketua Jurusan
Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Jakarta II

Dr. Nursama Heru Apriantoro, S.Si, M.Si


NIP. 196404201989031002

iii
INTISARI

PROGRAM SARJANA TERAPAN PRODI TEKNOLOGI RADIOLOGI


PENCITRAAN JURUSAN TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN
RADIOTERAPI POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN
KESEHATAN JAKARTA II

SKRIPSI, 2022
IMAM FARUQ HILMAN

ANALISIS PERBEDAAN SONOPATTERN USG THYROID ANTARA


PENGGUNAAN TRANSDUCER CONVEX DAN TRANSDUCER LINIER

V Bab + 52 Halaman + 20 Gambar + 7 Tabel + 6 Lampiran

Thyroid merupakan organ yang terletak pada bagian leher, berfungsi untuk
mengatur hormon pertumbuhan dalam tubuh. Pemeriksaan USG thyroid biasanya
dilakukan menggunakan transducer linier dengan frekuensi 5-7,5 MHz tetapi
dalam beberapa literatur disebutkan bahwa penggunaan tranducer convex dengan
frekuensi 5MHz dapat digunakan dalam pemeriksaan thyroid apabila tidak
tersedianya transducer linier.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan sonopattern USG thyroid


antara penggunaan transducer convex dan transducer linier.

Desain penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif analitik. Penelitian ini


dilakukan di laboratorium USG Jurusan Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi
Poltekkes Kemenkes Jakarta II pada bulan Februari - April 2022 Menggunakan
pesawat USG GE Voluson E8. Populasi penelitian ini adalah seluruh pemeriksaan
USG thyroid dengan jumlah subjek 15 orang (pasien). Pengumpulan data
dilakukan dengan metode observasi, studi kepustakaan dan instrumen berupa
kuisioner.

Data yang telah terkumpul diolah menggunakan statistik uji normalitas. Setelah
didapatkan bahwa data tidak berdistribusi normal, data dilakukan uji non
parametric wilcoxon two-sample-test. Hasil penelitian ini diperoleh Ho ditolak
karena adanya perbedaan sonopattern USG thyroid antara penggunaan transducer
convex dan transducer linier.

Kata kunci : Thyroid, Transducer, Convex, Linier

Daftar bacaan : 33 (1995-2021)

iv
ABSTRACT

BACHELOR OF APPLIED SCIENCE TECHNOLOGY RADIOLOGY


IMAGING STUDY PROGRAM DEPARTMENT OF RADIODIAGNOSTIC
AND RADIOTHERAPY POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN
KESEHATAN JAKARTA II

THESIS, 2022
IMAM FARUQ HILMAN

ANALYSIS OF THE DIFFERENCE IN USG SONOPATTERN THYROID


BETWEEN THE USE OF CONVEX TRANSDUCERS AND LINEAR
TRANSDUCERS

V Chapters + 52 Pages + 20 Images + 7 Tables + 6 Attachments

The thyroid is an organ located in the neck, functioning to regulate growth


hormones in the body. Thyroid ultrasound examination is usually done using a
linear transducer with a frequency of 5-7.5 MHz, but in some literature, it is stated
that the use of a convex transducer with a frequency of 5 MHz can be used in
thyroid examinations if there is no linear transducer available.

This research aims to analyze the differences in thyroid ultrasound sonopattern


between convex transducers and linear transducers.

The design of this research uses quantitative analytical research. This research
was conducted in the USG laboratory of the Department of Radiodiagnostic and
Radiotherapy Poltekkes Kemenkes Jakarta II from February to April 2022 using
USG GE Voluson E8. The population of this research was the entire USG thyroid
examination with a number of subjects, 15 patients. Data collection was
conducted using observation methods, literature studies, and instruments in the
form of questionnaires.

The data that has been collected is processed using normality test statistics. After
finding that the data were not normally distributed, the data was conducted in a
non-parametric Wilcoxon two-sample-test. The results of this research obtained
by Ho were rejected because of the difference in USG thyroid sonopattern
examination between convex transducers and linear transducers.

Keyword(s) : Thyroid, Transducer, Convex, Linear

References : 33 (1995-2021)

029/007/2022

024/007/23

v
HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi dengan judul :

ANALISIS PERBEDAAN SONOPATTERN USG THYROID ANTARA


PENGGUNAAN TRANSDUCER CONVEX DAN TRANSDUCER LINIER

Disusun Oleh : IMAM FARUQ HILMAN


NPM : P2.11.30.2.18.032

Telah dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Sidang Skripsi Program Studi


Teknologi Radiologi Pencitraan Jurusan Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Jakarta II, untuk memenuhi syarat
guna memperoleh gelar Sarjana Terapan.
Jakarta 15 Juni 2022
Menyetujui

1. Dra. Gando Sari, M.Kes : _______________


Penguji I (Ketua Penguji)

2. Dr. Nursama Heru Apriantoro, S.Si, M.Si : _______________


Pwnguji II (Anggota)

3. Puji Supriyono, SKM, SST, STr.Rad, M.H.Kes, FIHFAA : _______________


Penguji III (Anggota)

KATA PENGANTAR

vi
Puji serta syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat
nikmat, rahmat, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
dengan judul “Analisis Perbedaan Sonopattern antara Penggunaan Transducer
convex dan Transducer Linier” ini tepat pada waktunya. Shalawat serta salam
senantiasa tercurah pada baginda Nabi Muhammad SAW yang dinantikan
syafaatnya di dunia dan diakhirat nanti. Skripsi ini diajukan sebagai tugas akhir
dalam rangka menyelesaikan Pendidikan Program Teknologi Radiologi
Pencitraan Jurusan Teknik Radiologi Pencitraan untuk memperoleh gelar Sarjana
Terapan.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan
dikarenakan keterbatasan yang penulis miliki. Namun, penulis berusaha
semaksimal mungkin agar skripsi ini nantinya dapat dimanfaatkan oleh banyak
pihak.
Banyak kendala dan hambatan yang terjadi selama penulisan skripsi, tetapi
penulis dapat terus melangkah maju berkat dukungan, semangat, dan motivasi dari
berbagai pihak yang berperan selama penyusunan skripsi berlangsung.
Terimakasih sedalam-dalamnya penulis ucapkan kepada :
1. Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah dan karunia-Nya
kepada penulis
2. Keluarga tercinta, abi Khairil Anwar, Umi Titin Suwarni, serta abang
Imam Syahid Izzaturrahim, Imam Muhammad Azka, dan Imam Shiddiq
Fauzan yang selalu memberikan dukungan dalam segala bentuk.
3. Dra. Gando Sari, M.Kes selaku dosen pembimbing materi yang selalu
membimbing dan memberi arahan tentang materi penelitian penulis.
4. Dr. Nursama Heru Apriantoro, S.Si, M.Si selaku dosen pembimbing
teknis yang selalu memberikan bimbingan dan nasehat mengenai struktur
penyusunan skripsi.
5. Dindha Kireicetu Pranu, juga teman-teman “berdosa banget” Delia
Rahmah, Ibadurrohman, Dwi Laras, Devinda Eridar, Jihad Turrahim dan
Karisma dias selaku teman sedari tingkat 1 yang selalu bersedia
membantu penulis dalam penulisan skripsi ini.
6. Tante Nunung yang selalu memberikan kritikan dan motivasi.

vii
7. Teman-teman seperjuagan baik peminatan USG maupun teman-teman
seangkatan Program Sarjana Terapan Teknik Radiologi Pencitraan,
peminatan MRI, CT, dan Radioterapi atas semangat juga kenangan
selama 4 tahun terakhir.
8. Dan kepada semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per-satu.

Jakarta, 20 Juli 2022

Penulis

viii
DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI..................................................................i
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI UNTUK KEPENTIN
GAN AKADEMIK..................................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................iii
INTISARI...............................................................................................................iv
ABSTRACT.............................................................................................................v
HALAMAN PERSETUJUAN................................................................................vi
KATA PENGANTAR...........................................................................................vii
DAFTAR ISI...........................................................................................................ix
DAFTAR TABEL...................................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................3
C. Batasan Masalah...........................................................................................3
D. Tujuan Penelitian..........................................................................................3
E. Manfaat penelitian.........................................................................................4
F. Keaslian Penulisan........................................................................................4
BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA KONSEP, DEFINI OPERASIONAL
DAN HIPOTESIS....................................................................................................5
A. Kajian Teori..................................................................................................5
1. Anatomi Thyroid.......................................................................................5
2. Instrumentasi USG....................................................................................6
3. Sonoanatomi Thyroid..............................................................................11
4. Teknik Pemeriksaan................................................................................12
B. Kerangka Konsep........................................................................................14
C. Definisi Operasional...................................................................................15
D. Hipotesis......................................................................................................16
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................17
A. Jenis Penelitian............................................................................................17
B. Tempat dan Waktu......................................................................................17
C. Populasi dan Sampel...................................................................................17

ix
D. Metode Pengumpulan Data.........................................................................17
E. Instrumen Penelitian...................................................................................18
F. Pengolahan dan Analisis Data.....................................................................18
BAB IV HASI PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.........................................22
A. Hasil Penelitian...........................................................................................22
1. Teknik pemeriksaan dan sonopattern USG thyroid menggunakan transd
ucer convex dan transducer linier..................................................................22
2. Analisis perbedaan hasil gambaran sonopattern USG thyroid antara peng
gunaan transducer convex dan transducer linier...........................................27
B. Pembahasan.................................................................................................33
BAB V PENUTUP.................................................................................................36
A. Kesimpulan.................................................................................................36
B. Saran............................................................................................................36
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................37
LAMPIRAN...........................................................................................................33

x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4. 1 Data Subjek yang Diikutsertakan.........................................................28
Tabel 4. 2 Hasil Uji Normalitas Resolusi Spasial.................................................29
Tabel 4. 3 Hasil Uji Non Parametric Wilcoxon Two-Sample Test Penilaian
resolusi spasial.......................................................................................................29
Tabel 4. 4 Hasil Uji Normalitas Echogenitas........................................................30
Tabel 4. 5 Hasil Uji Non Parametric Wilcoxon Two-Sample Test Penilaian
Echogenitas............................................................................................................31
Tabel 4. 6 Hasil Uji Normalitas Tampilan Batas Objek........................................31
Tabel 4. 7 Hasil Uji Non Parametric Wilcoxon Two-Sample Test Penilaian
Tampilan Batas Objek............................................................................................32

xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2. 1 Anatomi Thyroid Tampak Anterior(9)..............................................5
Gambar 2. 2 Jenis-Jenis Transducer Berdasarkan bentuk(14)...............................7
Gambar 2. 3 Hasil Gambaran Display A-Mode, B-Mode......................................9
Gambar 2. 4 Hasil Gambaran Thyroid Color Doppler Mode (18).......................10
Gambar 2. 5 Prinsip Kerja Spectral Doppller Mode (a) hasil pemeriksaan
Spectral doppler (b)(16).........................................................................................10
Gambar 2. 6 Hasil Gambaran Power Doppler Mode(18).....................................11
Gambar 2. 7 Hasil Pemeriksaan Sonoanatomi thyroid bidang transversal(17).. .12
Gambar 2. 8 Hasil Pemeriksaan Sonoanatomi thyroid bidang longitudinal(18)..12
Gambar 2. 9 Hasil gambaran doppler mode pada carotid artery(18)..................12
Gambar 2. 10 Posisi Pasien Saat Pemeriksaan Thyroid(9)...................................13
Gambar 2. 11 Teknik Scanning USG Thyroid(9).................................................13

Gambar 4. 1 Alat USG GE Voluson E8 22


Gambar 4. 2 Transducer Linier............................................................................23
Gambar 4. 3 Transducer Convex.........................................................................23
Gambar 4. 4 Uninteruptable Power Suply...........................................................24
Gambar 4. 5 Printer Thermal Merk Sony............................................................24
Gambar 4. 6 Kertas Thermal Merk Sony.............................................................24
Gambar 4. 7 Jelly Ultrasound..............................................................................25
Gambar 4. 8 Hasil gambaran USG thyroid menggunakan transducer linier (a).
Hasil gambaran USG thyroid menggunakan transducer convex (b)......................26
Gambar 4. 9 Hasil gambaran USG thyroid menggunakan transducer linier lobus
kanan posisi transversal dan longitudinal (a). Hasil gambaran USG thyroid
menggunakan transducer convex lobus kanan posisi transversal dan
longitudinal(b)........................................................................................................27
Gambar 4. 10 Hasil gambaran USG thyroid menggunakan transducer linier lobus
kiri posisi transversal dan longitudinal (a). Hasil gambaran USG thyroid
menggunakan transducer convex lobus kiri posisi transversal dan longitudinal (b)
................................................................................................................................27

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup


Lampiran 2 Kuisioner Penelitian
Lampiran 3 Naskah Penjelasan Penelitian
Lampiran 4 Persetujuan Setelah Penjelasan
Lampiran 5 Pernyataan Persetujuan Responden
Lampiran 6 Persetujuan Etik
Lampiran 7 Hasil Gambaran USG
Lampiran 8 Lembar Konsultasi Pembimbing
Lampiran 9 Hasil Cek Plagiarisme

xiii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Ultrasonografi (USG) adalah modalitas pemeriksaan diagnostik yang
menggunakan gelombang ultrasonik. Frekuensi bunyi ultrasonik yang
digunakan dalam pemeriksaan USG lebih dari 20 kHz(1). Transuduser
berfungsi sebagai transmitter dan receiver gelombang ultrasonik,
Gelombang ultrasonik dipancarkan ke organ tubuh manusia yang ingin
diperiksa, gelombang ultrasonik yang mengenai organ tubuh manusia akan
ada yang diteruskan dan ada yang dipantulkan kembali, hal tersebut akan
menimbulkan bermacam-macam echo sesuai dengan jaringan yang
dilaluinya. Gelombang ultrasonik yang dipantulkan akan di terima
Kembali oleh transducer kemudian diubah menjadi pulsa listrik lalu
diperkuat dan akan muncul pada layar monitor berupa hasil gambaran.
Saat melakukan gerakan pada transducer, maka seperti melakukan irisan
pada organ yang diinginkan(2,3).
Akustik impedansi merupakan kemampuan jaringan tubuh mansuia
dalam meneruskan atau memantulkan gelombang ultrasonik. Jaringan
tubuh manusia memiliki nilai akustik impedansinya masing-masing.
Dalam jaringan yang heterogen akan ditimbulkan bermacam macam echo,
jaringan tersebut dikatakan echogenic. Gambar yang dihasilkan mayoritas
akan berwarna hitam, putih, dan abu. Gambar berwarna putih
(hyperechoic) menunjukkan objek dengan kepadatan yang tinggi, seperti
tulang dan batu. Gambar berwarna hitam (anechoic) menunjukan
gambaran cairan. Gambar berwarna abu-abu menunjukan objek dengan
tingkat kepadatan yang tidak terlalu tinggi dan biasanya merupakan organ
lunak(2–5).
Pemeriksaan menggunakan gelombang ultrasonik sejauh ini tidak
memiliki efek samping dibandingkan dengan pemeriksaan menggunakan
sinar x. karena gelombang ultrasonik yang tidak dapat melakukan ionisasi
saat melewati organ yang diperiksa, berbeda dengan sinar x yang dapat
melakukan ionisasi terhadap organ yang dilewatinya. USG dapat menguku

1
2

r kedalaman organ di bawah permukaan kulit melalui jeda waktu


ditransmisikanya gelombang ultrasonik sampai direfleksikan kembali oleh
organ. USG bersifat non invasif dan dinyatakan aman untuk ibu hamil(1,6,
7).
Frekuensi gelombang ultrasonik yang digunakan untuk mendiagnosis
memiliki rentang frekuensi 1 sampai 10 MHz. Beberapa dekade terakhir,
USG mengalami perkembangan yang cukup pesat, seperti pencitraan skala
abu-abu, real time sonografi, transducer dengan resolusi tinggi 7,5–10
MHz dan Doppler mode. Hal tersebut yang menjadikan USG sebagai salah
satu langkah awal dalam mendiagnosa kelainan pada kelenjar thyroid
dengan akurat, aman, cepat, dan murah(8,9).
Thyroid merupakan organ yang terletak di bagian depan leher,
membungkus tenggorokan. Bentuknya seperti kupu-kupu, menyatu di
bagian tengah leher, terdiri dari dua lobus kanan dan kiri. Thyroid adalah
kelenjar yang menghasilkan hormon tiroksin dan triiodotironin yang
berfungsi dalam proses metabolisme tubuh. Kekurangan atau kelebihan
hormon yang diproduksi oleh thyroid dapat menyebabkan terganggunya
proses metabolisme tubuh. (10–12).
Menurut pusat data dan informasi kementerian Kesehatan RI tahun
2015, ditemukan 0,4% masyarakat Indonesia dengan umur 15 tahun keatas
mengaku terdiagnosa hipertiroid saat di wawancara. Data tersebut
menunjukkan lebih dari 700.000 masyarakat Indonesia dengan umur 15
tahun keatas menderita hipertiroid pada tahun 2013(10).
USG thyroid adalah pemeriksaan kelenjar thyroid menggunakan
gelombang ultrasonik yang bertujuan untuk mendeteksi penyakit pada
thyroid, dengan menilai ukuran, volume, homogenitas echo, kelenjar getah
bening pada leher, peredaran darah pada thyroid, dan menentukan
Tindakan atau pengobatan yang nantinya akan dilakukan(9).
Dalam beberapa literatur, disebutkan pemeriksaan thyroid dapat
dilakukan dengan menggunakan transducer linier dengan frekuensi 5-7,5
MHz atau transducer convex dengan frekuensi 5MHz(9).
3

Berdasarkan pengalaman dan pengamatan penulis saat melaksanakan


praktik kerja lapangan periode September - Oktober 2021 di rumah sakit
H, pemeriksaan thyroid hanya berjumlah 15 orang atau 4,2% dari
keseluruhan pemeriksaan USG dengan jumlah pasien 356 orang. Pada
klinik S penulis menemukan penggunaan transducer convex untuk
pemeriksaan thyroid menggunakan frekuensi 5 MHz dengan jumlah
pemeriksaan yang sangat jarang, dengan rata-rata 1 pasien thyroid dalam 1
tahun dan penggunaan transducer linier lebih sering digunakan pada
pelayanan karena transducer linier memiliki rentang frekuensi lebih tinggi
dibandingkan dengan transducer convex.
Hal tersebut menginspirasi penulis untuk melakukan penelitian yang
berjudul “Analisis Perbedaan Sonopattern USG Thyroid antara
Penggunaan Transducer Convex dan Transducer Linier ”.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan judul yang diuraikan di atas, maka
penulis merumuskan masalah sebagai berikut : “Bagaimana analisis
perbedaan sonopattern USG Thyroid antara penggunaan Transducer
Convex dan Transducer Linier”
3. Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah Teknik pemeriksaan dan
perbedaan sonopattern gambaran Thyroid antara penggunaan transducer
convex dan transducer linier .
4. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk menganalisis perbedaan sonopattern USG thyroid antara
penggunaan transducer convex dan transducer linier.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Menganalisa Teknik pemeriksaan dan sonopattern USG thyroid
menggunakan transducer linier.
b. Menganalisa teknik pemeriksaan dan sonopattern USG thyroid
menggunakan transducer convex.
4

c. Menganalisa perbedaan hasil gambaran sonopattern USG thyroid


antara penggunaan transducer convex dan transducer linier.
5. Manfaat penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang telah dijabarkan di atas, maka
manfaat dari peneletian ini adalah sebagai berikut :
1. Manfaat teoritis
Untuk memperoleh informasi dan tambahan ilmu pengetahuan
dari hasil penelitian, sehingga dapat memberikan informasi tentang
teknik pemeriksaan dan perbedaan sonopattern hasil gambaran USG
thyroid antara penggunaan transducer convex dan transducer linier,
terutama bagi mahasiswa prodi teknologi radiologi pencitraan.
2. Manfaat Praktis
Dapat digunakan sebagai referensi dalam menghasilkan gambaran
yang baik pada pemeriksaan USG Thyroid bagi radiografer/sonografer,
dapat memanfaatkan transducer convex dalam pemeriksaan USG
thyroid bagi radiografer/sonografer, dan dapat menjadi bahan
pertimbangan untuk menelaah dan/atau menetapkan SOP dalam
pelayanan pemeriksaan USG Thyroid.
6. Keaslian Penulisan
Belum pernah dilakukan penelitian dengan judul “Analisis Perbedaan
Sonopattern USG Thyroid antara Penggunaan Transducer convex dan
Transducer linier” dari aspek masalah, tujuan penelitian, tempat dan
waktu penelitian, kerangka konsep, jenis penelitian, populasi dan
sampel, instrumen penelitian, teknik pengumpulan, pengolahan dan
analisis data.
5
BAB II
KAJIAN TEORI, KERANGKA KONSEP, DEFINI OPERASIONAL DAN
HIPOTESIS
A. Kajian Teori
7. Anatomi Thyroid
Thyroid merupakan salah satu kelenjar terbesar yang ada pada
tubuh manusia, memiliki berat 14-18g(9). Seperti pada Gambar 2. 1,
thyroid terletak di bagian depan leher, membungkus tenggorokan.
Bentuknya seperti kupu-kupu, menyatu di bagian tengah leher atau
disebut isthmus, terdiri dari dua lobus kanan dan kiri. Tiap lobus
memiliki Panjang rata-rata 4,5-5,5cm, lebar 1-2cm dengan tebal 1-
2cm. Isthmus biasanya memiliki ketebalan normal dibawah 0,5cm(9).
Pada bagian posterior dari tiap lobus thyroid, terdapat kelenjar
parathyroid. Terdapat 2 kelenjar parathyroid di setiap lobus yaitu di
bagian superior dan bagian inferior, dorsal dari kelenjar Thyroid(9).
Hormon utama yang dihasilkan Thyroid adalah hormon tiroksin(T4)
dan triiodotironin(T3), hormon tersebut berfungsi mengatur produksi
energi (metabolisme) dan sintesis protein, yang berperan pada
pertumbuhan manusia(9).
Thyroid cartilago

Artery thyroid superior


Musculus cricothyroid

Lobus pyramidalis
Julgular Internal Vein
Lobus dexta
Glandula
Lobus sinistra Thyroid
Thyroid inferior vein
Isthmus

Lymph node
praetrachealis

Gambar 2. 1 Anatomi Thyroid Tampak Anterior(9)


Thyroid diperdarahi oleh thyroid artery dan thyroid vein, pada
thyroid vein terdapat thyroid vein superior, media, dan inferior. Pada
thyroid artery terdapat tyhroid artery superior dan inferior(9). Thyroid
mendapatkan suplai darah sekitar 5ml/g per menit dan pada kasus

6
7

hyperthyroid aliran darah ke thyroid akan meningkat melebihi angka


normal(9).
8. Instrumentasi USG
a. Spesifikasi Alat USG
1) Monitor
Monitor berfungsi untuk menampilkan gambar setelah
gelombang ultrasonik diproses oleh sistem dengan mengubah
informasi digital menjadi analog.
2) Komputer
a) Central Processing Unit (CPU)
Berfungsi sebagai otak pada mesin USG dan juga berfungsi
dalam pengolahan data pada alat USG.
b) Keyboard
Berfungsi untuk memasukan data berupa angka dan tulisan
pada komputer
c) Control table
Berfungsi untuk mengatur parameter, memberikan marker,
dan mendokumentasikan gambar selama pemeriksaan
USG.
d) Track Ball
Berfungsi sebagai penggerak cursor pada alat USG..
e) Disk Room
Berfungsi sebagai tempat memasukan disket untuk
menyimpan data.
f) Printer
Berfungsi mencetak hasil USG
3) Transducer
Transducer adalah alat yang berfungsi sebagai pengubah energi
listrik menjadi energi mekanik. Transducer juga berfungsi
sebagai receiver dan transmitter gelombang ultrasonik.
Transducer akan memancarkan gelombang, kemudian
gelombang tersebut akan dipantulkan Kembali oleh organ
8

tubuh manusia, setelah dipantulkan gelombang tersebut akan di


tangkap oleh transducer kemudian akan diproses oleh mesin
USG (13). Seperti pada Gambar 2. 2 transducer juga memiliki
berbagai jenis sebagai berikut :

Gambar 2. 2 Jenis-Jenis Transducer Berdasarkan


bentuk(14)
a) Sector
Transducer sector memancarkan gelombang ultrasonik
seperti kipas. Transducer sector mengahaslkan gambaran
kecil di dekat permukaan transducer dan membesar
semakin jauh dari transducer. Kelebihan dari transducer
sector adalah permukaanya yang kecil, biasanya digunakan
untuk pemeriksaan neonatal head, jantung dan
abdomen(13–15)
b) Linier
Transducer linier memancarkan gelombang ultrasound
secara tegak lurus. Hasil gambaran akan berbentuk persegi
Panjang. Kelebihan dari transducer linier memiliki resolusi
yang tinggi sehingga dapat menghasilkan gambar yang
lebih detail. Biasanya digunakan dalam pemeriksaan organ
tubuh superficial seperti thyroid, breast, dan muscle(13–
15).
c) Convex
9

Transducer convex adalah transducer yang paling umum


digunakan. Transducer ini memiliki susunan kristal
piezoelektrik seperti transducer linier disepanjang
permukaanya yang melengkung. Gambaran yang
dihasilkan seperti perpaduan permukaan yang luas tetapi
memiliki lapangan pemancaran gelombang ultrasonik
seperti transducer sector. Biasanya digunakan untuk
pemeriksaan abdomen(13–15).
b. Parameter USG
1) Gain
Gain berfungsi untuk mengatur kecerahan gambar secara
keseluruhan(14,15).
2) Time Gain Compensation (TGC)
Berfungsi untuk mengatur kecerahan namun tidak keseluruhan,
hanya pada kedalaman tertentu(14,15).
3) Focus
Berfungsi untuk memaksimalkan transmisi gelombang
ultrasonik pada kedalaman tertentu, hal ini akan meningkatkan
detail sesuai dengan kebutuhan pemeriksaan(14,15).
4) Depth
Mengatur kedalaman visualisasi gambar sesuai kebutuhan
pemeriksaan, hal ini akan menyebabkan gambaran terlihat lebih
sempit apabila depth yang digunakan lebih dalam dan akan
terlihat lebih lebar apabila depth yang digunakan lebih
dangkal(14,15).
c. Display Mode
1) Amplitudo Mode (A-Mode)
Pada mode ini, sinyal echo yang dipantulkan oleh objek akan
ditangkap oleh transducer dan ditampilkan sebagai gelombang
amplitudo pada layer. Semakin padat objek yang dilewati,
semakin tinggi grafik amplitudonya(Gambar 2. 3)(14–16).
2) Brightness Mode (B-Mode)
10

Pada B-Mode sinyal echo yang ditangkap akan diolah dan


diubah menjadi skala ke abu-abuan, kemudian ditampilkan di
monitor dalam bentuk 2 dimensi potongan dari objek
tersebut(Gambar 2. 3)(14–16).
3) Motion Mode (M-Mode)
M-Mode ini biasanya digunakan pada objek yang bergerak
seperti jantung. M-Mode merekam pergerakan objek dalam
bentuk 2 dimensi dan akan ditampilkan dalam bentuk gambaran
pergerakan objek tersebut (Gambar 2. 3)(14,15).

Gambar 2. 3 Hasil Gambaran Display A-Mode, B-Mode


dan M-Mode(14)
4) Doppler Mode
Doppler Mode menggunakan prinsip doppler effect yaitu jika
frekuensi gelombang yang diterima oleh detektor berbeda
dengan frekuensi gelombang yang dipancarkan oleh sumber, ini
terjadi karena adanya pergerakan oleh sumber terhadap detektor
ataupun sebaliknya. Gelombang ultrasonik yang dipancarkan
akan mengenai objek dan kembali diterima oleh transducer,
jika objek tersebut diam maka frekuensi yang dipancarkan dan
diterima akan sama, jika objek bergerak menjauhi transducer
maka frekuensi yang di terima akan lebih rendah dari frekuensi
yang dipancarkan, jika objek bergerak mendekati transducer
maka frekuensi yang diterima akan lebih besar dari frekuensi
yang di pancarkan. Akurasi pemeriksaan doppler juga
tergantung dari sudut kemiringan transducer terhadap objek,
sudut optimal yang digunakan kurang dari 60 derajat.(9,17).
11

a) Color Doppler
Color doppler berfungsi untuk mendeteksi aliran melalui
visualisasi pada monitor dalam bentuk gambar 2 dimensi,
arah aliran yang menjauh atau mendekat akan dibedakan
melalui warna seperti Gambar 2.4 (9,17).

Gambar 2. 4 Hasil Gambaran Thyroid Color Doppler


Mode (18)
b) Spectral Doppler
Spectral doppler dapat menilai kecepatan aliran yang akan
dinilai dan divisualisasikan dalam bentuk spektrum seperti
pada Gambar 2. 5 . Spectral doppler biasa digunakan
untuk menilai aliran darah, bila terjadi kelainan pada
pembuluh darah maka akan mempengaruhi kecepatan
aliran darah(16).
Time of sequence of PW Doppler Doppler Spectrum
T:Travel time
T:Receive time internal

Spectral velocity
distribution as a
function of time

Gambar 2. 5 Prinsip Kerja Spectral Doppller Mode (a)


hasil pemeriksaan Spectral doppler (b)(16)

c) Power Doppler
12

Power Doppler adalah salah satu dari varian doppler mode,


power doppler memiliki tingkat sensitivitas 3-5 kali lebih
tinggi dari color doppler. Power doppler tidak dapat
mendeteksi arah aliran maupun kecepatan aliran, akan
tetapi power doppler dapat memvisualisasikan aliran darah
terkecil seperti pada Gambar 2. 6(18).

Gambar 2. 6 Hasil Gambaran Power Doppler Mode(18)


9. Sonoanatomi Thyroid
Pada hasil sonograf thyroid normal, seperti pada Gambar 2. 7
echogenitas pada thyroid akan tampak homogen dan echogenitas
thyroid akan tampak lebih hiperekoik dibandingkan otot dan pembuluh
darah disekitarnya. Permukaan thyroid tampak reguler. Tampak
hiperekoik di belakang isthmus karena udara yang berada di trakhea.
Pembuluh darah vena dan arteri akan tampak anekoik dengan dinding
reguler pada potongan transversal. Thyroid akan tampak berbentuk
segitiga pada potongan transversal dan akan tampak berbentuk oval
pada potongan longitudinal (Gambar 2. 8).
13

Gambar 2. 7 Hasil Pemeriksaan Sonoanatomi thyroid bidang


transversal(17).

Gambar 2. 8 Hasil Pemeriksaan Sonoanatomi thyroid bidang


longitudinal(18).

Ukuran tiap lobus berkisar antara 5-6 cm dengan Panjang 2-4 cm


dan lebar 1-2,5 cm. Volume thyroid normal pada wanita adalah 20 ml
dan 25 ml pada pria. Untuk melalukan pemeriksaan pada aliran
pembuluh darah dibutuhkan doppler mode (Gambar 2. 9) (18).

Gambar 2. 9 Hasil gambaran doppler mode pada carotid


artery(18)

10. Teknik Pemeriksaan


Pemeriksaan thyroid tidak memiliki persiapan khusus, pasien
hanya di instruksikan untuk melepas perhiasan di sekitar leher(18).
Seperti pada Gambar 2. 10 pasien diposisikan supine di atas meja
pemeriksaan dengan bantal di letakan di bawah bahu dengan ketebalan
bantal sekitar 10cm agar bagian leher lebih terbuka(9). pemeriksaan
juga dapat dilakukan dengan posisi pasien duduk(9).
14

Gambar 2. 10 Posisi Pasien Saat Pemeriksaan Thyroid(9)


Tranduser yang digunakan adalah transducer linier dengan
frekuensi 5-7,5MHz atau transducer convex dengan frekuensi
5MHz(9,18). Pemeriksaan dapat dilakukan dengan proyeksi
longitudinal dan transversal (Gambar 2. 11). Saat pemeriksaan
berlangsung pasien dapat diinstruksikan untuk merotasikan kepala
kearah kanan atau kiri, khususnya jika ingin melakukan pemeriksaan
vaskuler dan kelenjar getah bening(17).

Gambar 2. 11 Teknik Scanning USG Thyroid(9)


Penggunaan tranduser dapat pada USG dapat dimanipulasi untuk
memudahkan pengambilan gambar pada saat pemeriksaan sesuai
dengan kriteria gambar yang dibutuhkan, Teknik tersebut adalah :
a. Sliding
Sliding adalah pergeseran transducer dari satu posisi ke posisi lain
pada permukaan kulit. Teknik ini penting untuk menemukan
memindai struktur objek yang diperiksa(19).
15

b. Tilting
Tilting adalah memiringkan transducer dari sisi ke sisi (pada
bidang short axis transducer). Tilting dilakukan untuk memperluas
bidang pandang(19).
c. Rocking
Rocking adalah memiringkan transducer dari sisi ke sisi (pada
bidang long axis). Rocking dilakukan untuk memperluas bidang
pandang terhadap objek(19).
d. Rotating
Rotating adalah merotasikan transducer 90 derajat dari posisi
sebelumnya seperti saat memutar transducer dari bidang
transversal ke longitudinal. Rotating dibutuhkan saat ingin
memindai short axis dari bidang long axis objek(19).
e. Compression
Compression adalah memberikan tekanan lebih atau mengurangi
tekanan pada transducer(19).

B. Kerangka Konsep
X1 O2
R ; O1
X2 O3
Dengan :
R : Purposive sample pemeriksaan USG thyroid
O1 : Subjek dengan pemeriksaan USG thyroid
O2 : Sonopattern hasil intervensi X1
O3 : Sonopattern hasil intervensi X2
X1 : Pemeriksaan USG thyroid menggunakan transducer convex
X2 : Pemeriksaan USG thyroid menggunakan transducer linier
Penjelasan Kerangka Konsep :
1. Tahap pertama adalah menentukan jumlah sampel untuk pemeriksaan
USG thyroid
16

2. Tahap kedua adalah menjelaskan prosedur pemeriksaan agar tidak


terjadi kesalahpahaman saat dilakukan scanning
3. Tahap ketiga adalah dilakukanya pemeriksaan USG thyroid
menggunakan dua jenis transducer yaitu transducer convex dan
transducer linier
4. Tahap keempat yaitu dengan membandingkan sonopattern hasil
gambaran USG thyroid antara penggunaan transducer convex dan
transducer linier dengan menggunakan kuisioner kepada 3
sonografer/radiografer untuk dilakukan paired t-test/Wilcoxon test.

C. Definisi Operasional

Definisi Cara Alat Skala


No Variabel Hasil Ukur
Operasional Ukur Ukur Ukur
Probe berbentuk
cembung dengan
frekuensi 3,5-
5MHz yang
Transducer Lembar 1. Convex
1. digunakan pada Observasi Nominal
convex observasi 2. Linier
pemeriksaan
USG thyroid di
lab poltekkes
Jakarta II
Probe berbentuk
datar dengan
frekuensi 5-7,5
MHz yang
Transducer Lembar 1. Convex
2. digunakan pada Observasi Nominal
linier observasi 2. Linier
pemeriksaan
USG thyroid di
lab poltekkes
Jakarta II
3. Resolusi Indikator Observasi Kuisione 1. Rendah Ratio
Spasial sonopattern r 2. Cukup
pemeriksaan 3. Tinggi
USG thyroid
yang
menunjukkan
struktur terkecil
pada gambar
17

USG thyroid
Perbedaan skala 1. Rendah
ke abu2an yang Kuisione 2. Cukup
4. Echogenitas membedakan Observasi 3. Tinggi Ratio
r
setiap objek

Batasan organ
yang terlihat 1. Tidak
pada layer tercakup
monitor (batas sama
yang masuk sekali
Tampilan Kuisione
5. kedalam Observasi 2. Tercakup Ratio
Batas Objek r
pemeriksaan Sebagian
thyroid batas 3. Tercakup
superior, seluruhn
inferior, anterior, ya
posterior )

D. Hipotesis
H0 : Tidak ada perbedaan sonopattern USG thyroid antara penggunaan
transducer convex dan transducer linier.
Ha : Ada perbedaan sonopattern USG thyroid antara penggunaan
transducer convex dan transducer linier.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Desain penelitian yang digunakan yaitu penelitian kuantitatif bersifat
analitik, dilakukan dengan analisis perbedaan sonopattern USG thyroid
antara penggunaan transducer convex dan transducer yang dilakukan
dengan menggunakan paired t-test/Wilcoxon test.
B. Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilakukan di laboratorium USG Poltekkes Kemenkes
Jakarta II pada bulan Maret-Juni 2022.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi penelitian ini adalah seluruh pasien pemeriksaan USG
thyroid di laboratorium USG Institusi Poltekkes Kemenkes Jakarta II
2. Sampel
Subjek yang diikutsertakan adalah 15 pasien USG thyroid
menggunakan transducer convex dan 15 pasien USG thyroid
menggunakan transducer linier dengan teknik pemelihan sample yaitu
teknik purposive sampling. Kriteria sampel sebagai berikut .
a. Kriteria Inklusi :
1) Bersedia menjadi subjek penelitian
2) Pemeriksaan USG Thyroid menggunakan transducer Convex
dan transducer linier
b. Kriteria Eksklusi :
1) Tidak hadir pada saat mengumpulan data.
2) Alergi terhadap gel USG.
D. Metode Pengumpulan Data
Metode penelitian yang digunakan dalam penilitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Studi kepustakaan
Pengumpulan data melalui berbagai sumber seperti buku refrensi,
artikel, internet, dan media cetak lainya yang berhubungan dengan

18
19

anatomi, fisiologi dan patologi thyroid, teknik pemeriksaan USG


thyroid dan sonopattern USG thyroid.
2. Obsevasi
Metode pengumpulan data dengan pengamatan dan penelitian yang
dilakukan oleh penulis di laboratorium USG Poltekkes Jakarta II,
Pengamatan dilakukan terhadap pelaksanaan prosedur pemeriksaan,
scanning Teknik pemeriksaan USG thyroid dan sonopattern hasil
gambar USG thyroid menggunakan transducer convex dan transducer
linier.
3. Kuisioner
Teknik pengumpulan data dari seorang atau sekelompok responden
melalui pertanyaan untuk dijawab. Nantinya data yang didapat akan
diolah dan disimpulkan menjadi hasil penelitian.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan peneliti adalah sebagai berikut:
1. Lembar Observasi
Lembar yang digunakan untuk mencatat hasil observasi saat
observasi pemeriksaan USG thyroid menggunakan transducer convex
dan linier.
2. Alat Dokumentasi
Alat penyimpan data, perekam suara, alat pengambil gambar dan
lainya yang digunakan selama penelitian yang dilakukan oleh peneliti.
3. Lembar kuisioner
Lembar berisi daftar pertanyaan yang akan diisi oleh 3 sonografer
sebagai resonden untuk mendapatkan informasi resolusi spasial,
echogenitas, dan tampilan batas objek hasil pemeriksaan USG thyroid.
F. Pengolahan dan Analisis Data
1. Editing
Data yang sudah dikumpulkan akan disortir dan dipilih sesuai
dengan kriteria yang sudah ditentukan.
2. Classifying
20

Data yang sudah sesuai dengan kriteria akan dikelompokan


menurut metode pengumpulan data yang digunakan.
3. Validiasi
Data akan masuk pada tahap pengecekan keabsahan data sesuai
dengan data mentah.
4. Analisis Data
Data akan dianalisis menggunakan aplikasi SPSS dengan beberapa
cara sebagai berikut
a. Penentuan nilai rata-rata (mean)
Analisis ini digunakan untuk menentukan nilai rata-rata data yang
diperoleh.

~
x=
∑x
n
Dengan:
~
x : Nilai rata-rata
∑ x : Jumlah nilai data
n : Banyak data

b. Uji Normalitas
Analisis ini digunakan untuk melihat apakah data berdistribusi
normal.

x i −~
x
Z=
SD
Dengan :
Z : Nilai pada tabel distribusi normal
x i : Nilai x ke-i
~
x : Nilai rata-rata data
SD : Standar deviasi
c. Uji t berpasangan (paired t-test)
21

Analisis ini digunakan untuk menguji kebenaran hipotesis dengan


menggunakan sampel yang sama dari dua perlakuan yang berbeda
dengan syarat data yang digunakan berdistribusi normal. Untuk
menginterpretasikan hasil paired t-test harus menentukan nilai
signifikansi (α ¿ dan juga Degree of freedom (Df). Untuk mencari
Df dapat menggunakan rumus Df=N-k pada paired t-test
menggunakan rumus Df=N-1. Nilai signifikansi yang digunakan
pada paired t-test yaitu 5% atau 0,05. Apabila nilai t-test > t table
maka H0 ditolak dan apabila t-test<t table maka H0 diterima.

~
x+ ~y
t=

√ ( )( )
2 2
Sx S y Sx Sy
+ −2 r
nx n y nx ny
Dengan :
t : Nilai paired t-test
r : Koefisien korelasi
S x : Standar deviasi data x
~
x : Nilai rata-rata data x
S y : Standar deviasi data y
~y : Nilai rata-rata data y

n x : Banyak data x
n y : Banyak data y

d. Non Parametric Wilcoxon Two-Sample-Test


Analisis ini digunakan untuk menguji kebenaran hipotesis dengan
menggunakan sampel yang sama dari dua perlakuan yang berbeda
apabila setelah dilakukan uji normalitas, data berdistribusi tidak
normal
Z=T −¿ ¿
Dengan :
N : Banyak data yang berubah setelah diberi perlakuan berbeda
22

T : Jumlah renking dari nilai selisih yng negative (apabila


banyaknya selisih yang positif lebih banyak dari banyaknya selisih
negatif)
Jika nilai Asymp.Sig. (2-tailed) lebih kecil < 0,05 maka Ha diterima
Jika nilai Asymp.Sig. (2-tailed) lebih besar > 0,05 maka Ha ditolak
BAB IV
HASI PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Teknik pemeriksaan dan sonopattern USG thyroid menggunakan
transducer convex dan transducer linier
Hasil kuisioner terhadap 3 sonografer dan hasil obervasi yang
dilakukan di laboratorium USG Poltekkes Jakarta II, terhadap
pemeriksaan USG thyroid menggunakan transducer convex dan
transducer linier diperoleh hasil sebagai berikut :
a. Persiapan Alat dan Bahan
1) Alat USG
Alat USG yang digunakan pada penelitian ini adalah alat USG
GE Voluson E8.

Gambar 4. 1 Alat USG GE Voluson E8


Cara mengoperasikan alat USG :
a) Untuk menyalakan tekan tombol ON/OFF pada pesawat
USG
b) Tekan tombol new patient pada control USG untuk mengisi
data pasien dan jenis pemeriksaan yang akan dilakukan
c) Pilih menu transducer yang akan digunakan sesuai organ
yang akan diperiksa
d) Tekan tombol 2D, 3D untuk memilih dimensi gambar

23
24

e) Gunakan tombol TGC, depth, dan zoom untuk mengatur


kualitas gambar sesuai dengan yang diinginkan
f) Gunakan tombol freeze apabila sudah mendapatkan
gambaran yang diinginkan
g) Gunakan tombol alphabet untuk memberikan tulisan pada
gambar, dan measurement untuk pengukuran
h) Gunakan tombol p1 untuk menyimpan gambar dan p4
untuk print gambar.
2) Transducer
a) Transducer linier dengan frekuensi 6-15 MHz

Gambar 4. 2 Transducer Linier


b) Transducer convex dengan frekuensi 1-6 MHz

Gambar 4. 3 Transducer Convex


3) Uninteruptable Power Suply (UPS)
UPS berguna untuk menjaga alat USG apabila terjadi mati
listrik secara tiba-tiba, alat USG tidak mengalami kerusakan
karena UPS menyimpan listrik cadangan untuk alat USG.
25

Gambar 4. 4 Uninteruptable Power Suply


4) Printer Thermal
Printer yang digunakan merk sony yang berfungsi mencetak
hasil gambaran pada kertas thermal.

Gambar 4. 5 Printer Thermal Merk Sony


5) Kertas Thermal
Kertas thermal yang digunakan merk sony yang berfungsi
sebagai media cetak hasil gambar USG.

Gambar 4. 6 Kertas Thermal Merk Sony


26

6) Ultrasound Gell
Jelly ultrasound berfungsi sebagai pelumas dan media
penghantar antara gelombang ultrasound dan kulit agar
ultrasound dapat mencapai objek yang diinginkan.

Gambar 4. 7 Jelly Ultrasound


7) Tissue
Digunakan agar baju pasien tidak terkena jeli dan
membersihkan jeli pada tubuh pasien setelah pemeriksaan.
8) Handscoon
Handscoon Digunakan untuk menghindari kontak langsung
dengan pasien.
b. Prosedur Pemeriksaan USG Thyroid Menggunakan Transducer
Convex dan Transducer Linier
1) Persiapan pasien
Pasien tidak memiliki persiapan khusus sebelum pemeriksaan
dilakukan, pasien hanya diminta untuk melepaskan perhiasan di
sekitar leher dan melepas kancing kerah atas. Apabila pasien
memakai hijab, pasien diminta untuk membebaskan area leher
dari hijab untuk memudahkan pemeriksaan.
2) Posisi pasien
Pasien diposisikan supine di atas bed pasien dengan posisi
kedua tangan pasien berada pada bagian sambing tubuh.
Posisikan bantal mengganjal pada bahu agar leher pasien lebih
ekstensi dan tetap memerhatikan kenyamanan pasien.
3) Teknik pemeriksaan
27

Pada pemeriksaan USG manggunakkan transducer convex dan


transducer linier, Teknik pemeriksaan yang dilkukan tidak
memilki perbedaan. Tempelkan transducer pada daerah organ
thyroid dengan memposisikan transducer pada potongan
transversal dan longitudinal. Lakukan pergerakan sweeping,
tilting, rocking dan rotating untuk mendapatkan gambaran yang
optimal. Apabila dibutuhkan, pasien dapat diinstruksikan untuk
merotasikan kepala kearah kanan atau kiri untuk memudahkan
pemeriksaan.
c. Sonopattern USG thyroid menggunakan transducer convex dan
transducer linier

a b

Gambar 4. 8 Hasil gambaran USG thyroid menggunakan


transducer linier (a). Hasil gambaran USG thyroid menggunakan
transducer convex (b)

Pada hasil gambaran isthmus posisi transversal menggunakan


transducer linier, detail dan echogenitas thyroid dan organ
sekitarnya lebih terlihat daripada penggunaan transducer convex.
Dinding anatomi isthmus nampak lebih terlihat pada transducer
linier sehingga pengukuran tebal isthmus akan lebih akurat. Hasil
gambaran thyroid menggunakan transducer linier juga memiliki
resolusi lebih baik hal ini dipengaruhi frekuensi transducer linier
yang lebih tinggi sehingga menghasilkan detail yang lebih baik, ini
memudahkan untuk mendeteksi apabila terdapat patologi pada
organ thyroid.
28

a b

Gambar 4. 9 Hasil gambaran USG thyroid menggunakan


transducer linier lobus kanan posisi transversal dan longitudinal
(a). Hasil gambaran USG thyroid menggunakan transducer
convex lobus kanan posisi transversal dan longitudinal(b)

Pada hasil gambaran lobus kanan posisi transversal dan


longitudinal nampak detail dan echogenitas pada hasil gambaran
menggunakan transducer linier lebih tinggi dibandingkan dengan
hasil gambaran menggunakan transducer convex. Tampilan batas
objek hasil USG pada posisi longitudinal lobus kanan
menggunakan transducer convex, lebih mencakup keseluruhan
organ thyroid dibandingkan dengan hasil gambar USG
menggunakan transducer linier.

a b

Gambar 4. 10 Hasil gambaran USG thyroid menggunakan


transducer linier lobus kiri posisi transversal dan longitudinal (a).
Hasil gambaran USG thyroid menggunakan transducer convex
lobus kiri posisi transversal dan longitudinal (b)

2. Analisis perbedaan hasil gambaran sonopattern USG thyroid


antara penggunaan transducer convex dan transducer linier
a. Data sampel
29

Subjek yang ikut serta pada penelitian ini adalah 15 relawan yang
bersedia dilakukan pemeriksaan thyroid menggunakan transducer
convex dan transducer linier di laboratorium USG Poltekkes
Jakarta II pada bulan Februari-April 2022 sehingga didapatkan 30
data yang nantinya akan buat menjadi kuisioner. Kuisioner tersebut
berisi penilaian resolusi spasial, echogenitas dan Tampilan batas
objek yang akan diberikan kepada responden yaitu 3 sonografer.
Hasil kuisioner akan diolah dengan aplikasi SPSS yang akan diuji
normalitas. Apabila data berdistribusi normal maka digunakan
paired t-test, jika data tidak berdistribusi normal maka digunakan
Wilcoxon test
Tabel 4. 1 Data Subjek yang Diikutsertakan
N
Nama Jenis Kelamin Usia
o
1. Tn. RK Laki-laki 20

2 Tn. SHL Laki-laki 21

3 Nn. LTF Perempuan 21

4 Tn. THQ Laki-laki 22

5 Nn. TS Perempuan 22
6 Tn. IBD Laki-laki 23
7 Nn. FTR Perempuan 22

8 Tn. HD Laki-laki 21

9 Tn. KRS Laki-laki 22

10 Nn. ALV Perempuan 21

11 Tn. DMS Laki-laki 23

12 Tn. APR Laki-laki 21

13 Nn. DKP Perempuan 21

14 Nn. ND Perempuan 21
15 Nn. MD Perempuan 21

b. Hasil Statistik
30

Pada penelitian ini, peneliti memberikan kuisioner kepada 3


sonografer untuk menilai sonopattern yang meliputi resolusi
spasial, echogenitas dan tampilan batas objek. Data akan diolah
pada aplikasi statistik. Adapun hasil dari uji normalitas dan uji
statistik sebagai berikut :
1) Resolusi spasial
Telah dilakukan uji normalitas untuk menentukan data yang
diperoleh berdistribusi normal atau tidak normal.
Tabel 4. 2 Hasil Uji Normalitas Resolusi Spasial
Uji Normalitas
Sonopattern Shapiro Wilk
Statistik Df Sig.
Linier resolusi spasial 0.82 15 0.01
Convex resolusi spasial 0.88 15 0.04

Berdasarkan uji normalitas pada Tabel 4. 2, penilaian 3


sonografer terhadap 15 subjek diperoleh informasi data
sonopattern berupa resolusi spasial pada transducer linier
dengan metode Shapiro Wilk menghasilkan Sig. (0.01) < 0.05
dan pada transducer convex Sig. (0.04) ¿ 0.05, sehingga kedua
data tidak berdistribusi normal. Maka data penilaian resolusi
spasial transducer linier dan transducer convex akan dilakukan
pengujian statistik Non Parametric Wilcoxon two-sample test.
Tabel 4. 3 Hasil Uji Non Parametric Wilcoxon Two-Sample
Test Penilaian Resolusi Spasial
Non Parametric Wilcoxon two-sample test

Sonopattern Std.
Asymp.
N Mean Devi Min Max
Sig.
asi

Linier resolusi
15 2.67 0.27 2.30 3.00
spasial
0.04
Convex resolusi
15 2.51 0.34 2.00 3,00
spasial
31

Berdasarkan penilaian Non Parametric Wilcoxon two-sample


test 3 sonografer terhadap 15 subjek pemeriksaaan USG thyroid
menggunakan transducer convex dan transducer linier
didapatkan nilai mean resolusi spasial transducer linier 2.67,
standar deviasi 0.27, nilai minimal 2.30, dan nilai maximal
3.00. mean resolusi spasial transducer convex 2.51, standar
deviasi 0.34, nilai minimal 2.00, dan nilai maximal 3.00.
Dari penilaian Non Parametric Wilcoxon two-sample juga
didapatkan nilai Asymp.Sig. 0.04. Nilai Asymp.Sig. (0.04) <
0.05 maka Ha diterima. Hal tersebut menjelaskan bahwa
terdapat perbedaan nilai resolusi spasial transducer linier dan
transducer convex.
2) Echogenitas
Telah dilakukan uji normalitas untuk menentukan data yang
diperoleh berdistribusi normal atau tidak normal.
Tabel 4. 4 Hasil Uji Normalitas Echogenitas
Uji Normalitas
Sonopattern Shapiro Wilk
Statistik Df Sig.
Linier echogenitas 0.80 15 0.00
Convex echogenitas 0.79 15 0.00

Berdasarkan uji normalitas pada Tabel 4. 4, penilaian 3


sonografer terhadap 15 subjek diperoleh informasi data
sonopattern berupa echogenitas pada transducer linier dengan
metode Shapiro Wilk menghasilkan Sig. (0.00) < 0.05 dan pada
transducer convex Sig. (0.00) ¿ 0.05, sehingga kedua data tidak
berdistribusi normal. Maka data penilaian echogenitas
transducer linier dan transducer convex akan dilakukan
pengujian statistik Non Parametric Wilcoxon two-sample test.
32

Tabel 4. 5 Hasil Uji Non Parametric Wilcoxon Two-Sample


Test Penilaian Echogenitas
Non Parametric Wilcoxon two-sample test

Sonopattern Std.
Asymp.
N Mean Devi Min Max
Sig.
asi

Linier
15 2.67 0.30 2.30 3.00
echogenitas
0.01
Convex
15 2.42 0.26 2.00 2.70
echogenitas

Berdasarkan penilaian Non Parametric Wilcoxon two-sample


test 3 sonografer terhadap 15 subjek pemeriksaaan USG thyroid
menggunakan transducer convex dan transducer linier
didapatkan nilai mean echogenitas transducer linier 2.67,
standar deviasi 0.30, nilai minimal 2.30, dan nilai maximal
3.00. mean echogenitas transducer convex 2.42, standar deviasi
0.26, nilai minimal 2.00, dan nilai maximal 2.70.
Dari penilaian Non Parametric Wilcoxon two-sample juga
didapatkan nilai Asymp.Sig. 0.01. Nilai Asymp.Sig. (0.01) <
0.05 maka Ha diterima. Hal tersebut menjelaskan bahwa
terdapat perbedaan nilai echogenitas transducer linier dan
transducer convex.
3) Tampilan Batas Objek
Telah dilakukan uji normalitas untuk menentukan data yang
diperoleh berdistribusi normal atau tidak normal.

Tabel 4. 6 Hasil Uji Normalitas Tampilan Batas Objek


Uji Normalitas
Sonopattern Shapiro Wilk
Statistik Df Sig.
Linier tampilan batas
0.77 15 0.00
objek
Convex tampilan batas
0.87 15 0.03
objek
33

Berdasarkan uji normalitas pada Tabel 4. 6, penilaian 3


sonografer terhadap 15 subjek diperoleh informasi data
sonopattern berupa tampilan batas objek pada transducer linier
dengan metode Shapiro Wilk menghasilkan Sig. (0.00) < 0.05
dan pada transducer convex Sig. (0.03) ¿ 0.05, sehingga kedua
data tidak berdistribusi normal. Maka data penilaian echogenitas
transducer linier dan transducer convex akan dilakukan
pengujian statistik Non Parametric Wilcoxon two-sample test.
Tabel 4. 7 Hasil Uji Non Parametric Wilcoxon Two-Sample
Test Penilaian Tampilan Batas Objek
Non Parametric Wilcoxon two-sample test

Sonopattern Std.
Asymp.
N Mean Devi Min Max
Sig.
asi

Linier tampilan
15 2.76 0.27 2.30 3.00
batas objek
0.01
Convex
tampilan batas 15 2.56 0.29 2.00 3.00
objek

Berdasarkan penilaian Non Parametric Wilcoxon two-sample


test 3 sonografer terhadap 15 subjek pemeriksaaan USG thyroid
menggunakan transducer convex dan transducer linier
didapatkan nilai mean tampilan batas objek transducer linier
2.76, standar deviasi 0.27, nilai minimal 2.30, dan nilai
maximal 3.00. mean tampilan batas objek transducer convex
2.56, standar deviasi 0.29, nilai minimal 2.00, dan nilai
maximal 3.00.
Dari penilaian Non Parametric Wilcoxon two-sample juga
didapatkan nilai Asymp.Sig. 0.01. Nilai Asymp.Sig. (0.01) <
0.05 maka Ha diterima. Hal tersebut menjelaskan bahwa
terdapat perbedaan nilai tampilan batas objek transducer linier
dan transducer convex.
34

B. Pembahasan
Hal yang akan peneliti bahas meliputi Teknik pemeriksaan thyroid
menggunakan transducer convex dan transducer linier, sonopattern USG
thyroid menggunakan transducer linier dan transducer convex, dan
menganalisa perbedaan hasil gambaran sonopattern USG thyroid
menggunakan transducer linier dan transducer convex
1. Teknik pemeriksaan dan sonopattern USG thyroid menggunakan
transducer linier.
Teknik pemeriksaan USG thyroid menggunakan transducer
linier dengan frekuensi 7,5 MHz menurut buku yang berjudul
Thyroid Ultrasound and Ultrasound-Guided Third Edition,
dilakukan dengan cara menempelkan transducer pada daerah
thyroid dengan posisi transversal dan longitudinal. Lakukan teknik
tilting, rocking, sliding dan rotating untuk mendapatkan hasil
gambaran yang dibutuhkan(9). Apabila dibutuhkan rotasikan leher
pasien ke arah kanan dan kiri untuk memudahkan pemeriksaan.
Hal ini sesuai dengan hasil observasi yang dilakukan peneliti
selama pengambilan data di laboratorium poltekkes jakarta II.
Menurut buku Thyroid and Parathyroid Ultrasound and Ultrasoun
d-Guided FNA edisi keempat, echogenitas sonopattern hasil USG
thyroid menggunakan transducer linier akan tampak homogen dan
akan lebih hiperekoik dibandingkan otot dan pembuluh darah
disekitarnya. Permukaan thyroid tampak regular dengan bentuk
segitiga pada potongan transversal dan bentuk oval pada potongan
longitudinal. Di belakang isthmus akan tampak hiperekoik karena
adanaya udara yang berada di trakhea. Pembuluh darah vena dan
arteri akan tampak anekoik dengan dinding reguler pada potongan
transversal. Hal ini juga sesuai dengan hasil observasi penelitian
yang peneliti lakukan di laboratorium USG Jurusan Teknik
Radiodiagnostik dan Radioterapi Poltekkes Jakarta II(17).
35

2. Teknik pemeriksaan dan sonopattern USG thyroid menggunakan


transducer convex.
Teknik pemeriksaan USG thyroid menggunakan transducer
convex dengan frekuensi 5 MHz menurut buku yang berjudul
Thyroid Ultrasound and Ultrasound-Guided Third Edition,
dilakukan dengan cara menempelkan transducer pada daerah
thyroid dengan posisi transversal dan longitudinal. Lakukan teknik
tilting, rocking, sliding dan rotating untuk mendapatkan hasil
gambaran yang dibutuhkan(9). Apabila dibutuhkan rotasikan leher
pasien ke arah kanan dan kiri untuk memudahkan pemeriksaan.
Hal ini sesuai dengan hasil observasi yang dilakukan peneliti
selama pengambilan data di laboratorium poltekkes jakarta II.
Sonopattern hasil USG thyroid menggunakan transducer convex
menurut buku Thyroid and Parathyroid Ultrasound and Ultrasoun
d-Guided FNA edisi keempat, echogenitas pada thyroid akan
tampak homogen dan akan tampak lebih hiperekoik dibandingkan
otot dan pembuluh darah disekitarnya. Permukaan thyroid akan
tampak reguler dengan bentuk segitiga pada potongan transversal
dan akan berbentuk oval pada potongan longitudinal. Kemudian di
belakang isthmus akan tampak hiperekoik karena adanya udara
yang berada di trakhea. Pembuluh darah vena dan arteri akan
tampak anekoik dengan dinding reguler pada potongan transversal.
Hal ini juga sesuai dengan hasil observasi penelitian yang peneliti
lakukan di laboratorium USG Jurusan Teknik Radiodiagnostik dan
Radioterapi Poltekkes Jakarta II(17).

3. Perbedaan hasil gambaran sonopattern USG thyroid antara


penggunaan transducer convex dan transducer linier.
Hasil gambaran pada transducer convex akan berbentuk
melengkung pada hasil permukaan gambaran karena bentuk
transducer convex yang melengkung. Pengaturan depth, zoom, dan
focus harus lebih diperhatikan karena kemampuan transducer
36

menembus objek lebih dalam dibandingkan transducer linier,


sehingga depth, zoom dan focus harus lebih di pusatkan pada
permukaan sesuai dengan letak anatomi thyroid yang berada lebih
dekat pada permukaan. Cakupan tampilan batas objek transducer
convex lebih luas dibandingkan dengan transducer linier, hal ini
memungkinkan penggunaan transducer convex pada pemeriksaan
thyroid dapat mencakup keseluruhan organ thyroid pada posisi
tranversal maupun longitudinal. Resolusi spasial dan echogenitas
gambaran USG thyroid dengan menggunakan transducer linier
lebih tinggi dibandingkan dengan resolusi spasial dan echogenitas
gambaran USG thyroid menggunakan transducer convex, hal ini
dipengaruhi karena frekuensi pada transducer linier lebih tinggi
dibandingkan dengan transducer convex. Frekuensi harus
disesuaikan dengan pemeriksaan yang akan dilakukan, lebih baik
menggunakan frekuensi tinggi untuk pemeriksaan organ superficial
karena pemeriksaan organ superficial sangat membutuhkan detail
dan echogenitas yang tinggi. Dari hasil statisk dengan pengolahan
data menggunakan metode Non Parametric Wilcoxon two-sample
test, menunjukkan mean resolusi spasial, echogenitas, dan tampilan
batas objek transducer linier lebih tinggi dibandingkan dengan
transducer convex. Berdasarkan keseluruhan penilaian tersebut
transducer linier lebih unggul dalam resolusi spasial, echogenitas,
dan tampilan batas objek sonopattern USG thyroid dibandingkan
dengan transducer convex.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Teknik pemeriksaan USG thyroid menggunakan transducer linier
ataupun convex dilakukan dengan cara menempelkan transducer pada
bagian leher daerah thyroid secara transversal dan longitudinal.
Lakukan pergerakan seperti tilting, rocking, sliding dan rotating
untuk mendapatkan hasil gambaran yang maksimal.
2. Hasil observasi menunjukan adanya perbedaan kualitas dari hasil
gambaran USG thyroid menggunakan transducer linier dan
transducer covex. Pada transducer convex terlihat gambaran thyroid
yang sedikit melengkung, dengan detail dan echogenitas yang lebih
rendah dibandingkan dengan penggunaan transducer linier. Frekuensi
sangat mempengaruhi echogenitas, resolusi spasial dan tampilan
batas objek.
3. Berdasarkan hasil statistik yang telah dilakukan, Ha diterima dengan
adanya perbedaan sonopattern USG thyroid antara penggunaan
transducer convex dan transducer linier. Dengan nilai Sig. resolusi
spasial (0.041), echogenitas (0,007), dan tampilan batas objek (0.010)
< 0,05
B. Saran
1. Untuk pengembangan penelitian selanjutnya, peneliti berharap
adanya keikutsertaan radiolog untuk menilai hasil perbandingan dari
gambar USG yang telah diambil.
2. Mengikutsertakan lebih banyak subjek dalam penelitian agar hasil
penelitian lebih akurat.

37
DAFTAR PUSTAKA
1. Mappaware NA, Syahril E, Latief S, Irsandi F, Urip J, Km S, et al. Ultrason
ografi Obstetri Dalam Prespektif Medis , Kaidah Bioetika Dan Islam. Wal’
afiat Hosp J. 2018;5:1–14.
2. Rodiani. The Working Principle of Doppler Ultrasonography in Pregnancy.
J Kesehat Unila. 2019;3:182–5.
3. Ajie R. Penentuan Parameter Sistem Ultrasound LOGIQ C5 Untuk Mendet
eksi Pembuluh Darah. 2016;
4. Purnomo WA. Peran Ultrasonogra Toraks pada Kasus Kegawatdaruratan P
aru. 2020;47(9):706–12.
5. Rahmayati E, Sari G, Apriantoro NH, ... GAMBARAN MORFOLOGI US
G GINJAL DENGAN KREATININ TINGGI PADA KASUS GAGAL GI
NJAL KRONIK. … ISSN 2746 …. 2021;
6. Sarotama A, Arisoni A, Astawa IM. Penambahan Modul Usg Dan Modul F
etal Doppler Pada Telemedicine Workstation. 2018;1–7.
7. Anshori DM, Apriantoro NH, Sari G, Istiqomah H. Pemeriksaan Ultrasono
grafi Hepar menjadi Pemeriksaan Penunjang yang Tepat untuk Diagnosa H
epatitis. J Ilmu dan Teknol Kesehat. 2019;6(2):131–9.
8. Fiddinillah F, Sriyatun S, Nurbaiti N, Apriantoro NH. Sonopattern, Perbeda
an Kandung, Ultrasonografi Cholelithiasis, Kasus Polyp, Galbladder. 2021;
11(2):116–9.
9. Baskin HJ, S.Duick D. Thyroid Ultrasound and Ultrasound-Guided (Third
Edition). 2013.
10. Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. Situasi dan Analisis
Tiroid. 2015. p. 1–8.
11. Thyroid Disease: Causes, Symptoms, Risk Factors, Testing & Treatment [I
nternet]. [cited 2021 Sep 28]. Available from: https://my.clevelandclinic.or
g/health/diseases/8541-thyroid-disease
12. Yonathan . ., Tubagus VN, Ali RH. Gambaran USG pada Pasien Nodul Tir
oid di Bagian/SMF Radiologi FK Unsrat RSUP Prof Dr. R. D. Kandou Ma
nado Periode Juni 2016 - Mei 2017. e-CliniC. 2017;5(2):137–40.
13. Kleinman SJ, Rabiner JE. Diagnostic ultrasound. Urgent Care Medicine Se

38
39

crets. 2017. 343–347 p.


14. Block B. Abdominal Ultrasound Step by Step. Thieme; 2014.
15. Schmidt G. Thieme Clinical Companions Ultrasound. Thieme Clin Compa
nions Ultrasound. 2019;
16. Iro H, Bozzato A, Zenk J. Atlas of Head and Neck Ultrasound. Atlas of He
ad and Neck Ultrasound. 2014.
17. Levine RA, Editors MAL. Thyroid and Parathyroid Ultrasound and Ultraso
und-Guided FNA (fourth edition). Thyroid and Parathyroid Ultrasound and
Ultrasound-Guided FNA. 2018.
18. Milas M, J. Mandel S. Advanced Thyroid and Parathyroid Ultrasound. 201
7. 351–354 p.
19. Smith CF, Dilley A, Mitchell B, Drake RL. Gray’s surface anatomy and ult
rasound a foundation for clinical practice. 2018. 228 p.
LAMPIRAN
Lampiran 1
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA DIRI
Nama : Imam Faruq Hilman
NPM : P21130218032
Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 21 November 2000
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Alamat : kampung bambon, desa ragajaya rt 01/ rw 07
no.131 bojonggede Kab bogor Jawa Barat,
Kode pos 16920
HP : 085892397429
Email : imamfaruq61@gmail.com
PENDIDIKAN FORMAL
2006 – 2012 : SDIT Insan Mandiri
2012 – 2015 : SMPIT Yayasan Perguruan Islam Darul Hikmah
2015 – 2018 : SMAIT Yayasan Perguruan Islam Darul Hikmah
2018 – 2022 : Sarjana Terapan Teknologi Radiologi Pencitraan
PENGALAMAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)
RSIJ PONDOK KOPI KONVENSIONAL
RS MEDIKA PERMATA HIJAU KONVENSIONAL
RS DR.SUYOTO KONVENSIONAL
RSUD TARAKAN IMAGING
RSUD PASAR REBO KONTRAS
RS HERMINA DEPOK USG
RSUD KOJA USG
PENGALAMAN PRAKTIK KERJA NYATA (PKN)
RSUD KOTA CILEGON USG
Lampiran 2
KUISIONER PENELITIAN
“Analisis Perbedaan Sonopattern USG Thyroid antara Penggunaan Transducer Co
nvex dan Transducer Linier”

Kepada Yth,
Radiografer/Sonografer
di tempat.
Sehubungan dengan pengumpulan data penelitian “Analisis Perbedaan So
nopattern USG Thyroid antara Penggunaan Transducer Convex dan Transducer Li
nier” yang digunakan dalam penyusunan skripsi. Saya mohon Bapak/Ibu berkenan
untuk memberikan penilaian terhadap hasil gambaran yang diberikan dan mengisi
penilaian pada kuisioner. Kuisioner ini bertujuan sebagai suatu metode pengumpu
lan data untuk menganalisis perbedaan sonopattern dua hasil gambaran yang diha
silkan menggunakan transducer linier dan convex pada pemeriksaan thyroid. Resp
onden akan menentukan tingkat persetujuan terhadap suatu pernyataan dengan me
milih salah satu pilihan nilai antara 1 sampai 3.
Atas bantuan dan perhatiannya, saya ucapkan banyak terima kasih.

Jakarta, Mei 2022

Peneliti
Lampiran 3
NASKAH PENJELASAN PENELITIAN
Saya Imam Faruq Hilman Mahasiswa Politeknik Kesehatan Kemenkes Jak
arta II, Jurusan Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi. Untuk memenuhi salah s
atu persyaratan menyelesaikan tugas akhir Program Pendidikan Teknologi Radiol
ogi Pencitraan, Jurusan Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi Politeknik Keseh
atan Kemenkes Jakarta II, dengan penelitian yang berjudul “Analisis Perbedaan S
onopattern USG Thyroid antara Penggunaan Transducer Convex dan Transducer
Linier”.
Tujuan penelitian ini adalah “Untuk menganalisis perbedaan sonopattern
USG thyroid antara penggunaan transducer convex dan transducer linier”. Jika Sa
udara/i bersedia untuk ikut serta dalam penelitian ini, maka saya akan melakukan t
anya jawab untuk mengetahui identitas pribadi secara lebih lengkap. Saudara/i dii
nstruksikan untuk melepas perhiasan yang ada di sekitar leher dan apabila mengen
akan hijab maka cukup dengan menepikan bagian yang menutupi leher. Saudara/i
selanjutnya berbaring di meja pemeriksaan dengan menggunakan bantal di bagian
bahu agar bagian leher khususnya organ thyroid lebih mudah diperiksa kemudian
akan di selipkan tissue di bagian kerah agar gell tidak mengenai baju. Gel dioleska
n ke bagian leher kemudian akan dilakukan pemeriksaan menggunakan transducer
convex dan linier. Pemeriksaan akan berlangsung kurang lebih 30 menit. Setelah
pemeriksaan selesai gel akan di bersihkan dari bagian leher saudara/i.
Kriteria inklusi dan eksklusi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1. Kriteria inklusi :
a. Bersedia menjadi subjek penelitian
b. Pemeriksaan USG Thyroid menggunakan transducer Convex dan
transducer linier
2. Kriteria Eksklusi :
a. Tidak hadir pada saat mengumpulan data.
b. Alergi terhadap gel USG.

Saudara/i tidak akan dikutip biaya apapun dalam penelitian ini. Keikutsert
aan saudara/i dalam penelitian ini adalah bersiat sukarela. Bila tidak bersedia Saud
ara/i berhak untuk menolak keikutsertaan dalam penelitian ini. Apabila selama pe
nelitian ini Saudara/i menginginkan mengundurkan diri, maka Saudara/i bisa men
gundurkan diri sewaktu-waktu tanpa sanksi apapun Jika Saudara/I bersedia dan m
enyetujui sebagai subyek dari penelitian ini, mohon untuk menandatangani lembar
persetujuan ikut serta dalam penelitian. Jika Saudara/I memerlukan penjelasan leb
ih lanjut dapat bertanya secara langsung saat waktu pemeriksaan dilaksanakan. Te
rima kasih.
Lampiran 4
PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama :
Jenis kelamin :
Umur :
Alamat :

Menyatakan bahwa saya telah mendapat penjelasan secara rinci dan telah
mengerti mengenai penelitian yang akan dilakukan oleh Imam Faruq Hilman deng
an judul “Analisis Perbedaan Sonopattern USG Thyroid antara Penggunaan Trans
ducer Convex dan Transducer Linier”
Saya memutuskan bersedia/tidak bersedia untuk berpartisipasi pada pene
litian ini secara sukarela tanpa paksaan, bila selama penelitian ini saya mengingin
kan untuk mengundurkan diri, maka saya mengudurkan diri sewaktu-waktu tanpa
sanksi apapun.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya tanpa tekana
n dari pihak manapun.
Jakarta, 2022

Peneliti Yang memberikan persetujuan

Imam Faruq Hilman ____________________

Saksi

________________
_
Lampiran 5
PERNYATAAN PERSETUJUAN RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama :
Unit Kerja :
Profesi :

Dengan ini menyatakan bersedia/tidak bersedia untuk menjadi responde


n dalam penelitian yang berjudul “Analisis Perbedaan Sonopattern USG Thyroid
antara Penggunaan Transducer Convex dan Transducer Linier”, dilaksakan oleh I
mam Faruq Hilman (NPM P2.11.30.2.18.032) di laboratorium Poltekkes Jakarta II
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya untuk dapat d
igunakan sebagai mana mestinya.

Jakarta, 2022

Peneliti Responden

Imam Faruq Hilman ____________________


Lampiran 6
PERSETUJUAN ETIK
Lampiran 7
HASIL GAMBARAN USG
Lampiran 8
LEMBAR BIMBINGAN SKRIPSI
Lampiran 9
HASIL CEK PLAGIARISME

Anda mungkin juga menyukai