Disusun oleh:
i
HALAMAN PENGESAHAN
bernama:
NIM : P1337430216045
Kelas : 4C
Kontras Pada Klinis Kanker Nasofaring di Instalasi Radiologi RSUD Prof. Dr.
Pembimbing
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan
Laporan kasus ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Praktik Kerja
Lapangan IV. Dalam penyusunan laporan kasus ini, penulis telah mendapatkan
banyak bantuan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
Semarang.
2. Ibu Fatimah, S.ST, M.Kes, Ketua Jurusan Teknik Radiodiagnostik dan
Purwokerto.
6. Bapak Happy Safitri, S.ST, selaku Pembimbing Praktik Kerja Lapangan
Purwokerto.
7. Dokter spesialis radiologi, radiografer, dan staf Instalasi Radiologi RSUD
iii
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman penulis, penulis
yakin masih banyak kekurangan dalam laporan ini. Oleh karena itu, penulis
sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan laporan kasus ini. Akhir kata, semoga laporan kasus ini
bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan mahasiswa Program Studi DIV
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ ii
DAFTAR ISI........................................................................................................ v
iv
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................... 1
A. Latar Belakang................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................ 2
C. Tujuan Penulisan.............................................................................. 3
D. Manfaat Penulisan............................................................................ 3
E. Sistematika Penulisan...................................................................... 4
E.Proteksi Radiasi.................................................................................. 19
A.Profil Kasus......................................................................................... 21
B.Pembahasan....................................................................................... 24
BAB IV PENUTUP.............................................................................................. 33
A. Simpulan........................................................................................... 33
B. Saran................................................................................................ 33
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 34
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pemeriksaan radiologi merupakan pemeriksaan yang dapat
v
sehingga dapat membantu dalam menentukan diagnosa. Seiring dengan
yang singkat.
Kanker nasofaring atau dikenal juga dengan kanker telinga hidung
atas faring atau tenggorokan. Kanker ini paling sering terjadi di daerah
yaitu penduduk Cina bagian selatan, Hong Kong, Thailand, Malaysia, dan
vi
baik, terutama untuk pemeriksaan organ bergerak termasuk jantung,
mengatur windowing pada kondisi soft tissue dan bone, yaitu WW/WL
400/50 untuk kondisi soft tissue dan WW/WL 2000/300 untuk kondisi
Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto baik yang non kontras maupun
Oleh karena itu, penulis tertarik mengangkat hal tersebut menjadi sebuah
Purwokerto.
B. RUMUSAN MASALAH
Dalam penyusunan laporan kasus yang berjudul “Prosedur
vii
1. Untuk mengetahui prosedur pemeriksaan CT scan nasofaring dengan
kanker nasofaring.
2. Manfaat Praktik
Memberi masukan atau bahan pertimbangan tentang prosedur
viii
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
permukaan yang melandai dibatasi oleh basis sfenoid, basis oksiput dan
superior.
Nasofaring akan tertutup bila palatum molle melekat ke dinding
ix
Sekret dari nasofaring dapat bergerak ke bawah, hal ini
B. Patologi Kanker
1. Definisi
Menurut WHO (2017), kanker adalah istilah umum untuk satu
bagian atas faring atau tenggorokan. Kanker ini paling sering terjadi di
lain:
a. Pemeriksaan darah lengkap
x
Merupakan pemeriksaan yang umum dilakukan untuk melihat
tumor tertentu.
d. USG, roentgen, CT scan, dan MRI
Pemeriksaan ini diperlukan untuk mengetahui lokasi, ukuran, dan
baik dan lebih akurat. Bahkan untuk pemeriksaan jantung, MSCT 128
disebabkan karena:
1) Pergerakan kolimator dari pre dan post patient (apabila dapat
digunakan)
xi
2) Selection dari detector row yang dikombinasikan dengan four
yang spesifik.
b. Faktor Eksposi
Faktor eksposi adalah faktor – faktor yang berpengaruh
dan waktu ekposi (s). Faktor eksposi tersebut dapat dipilh secara
citra karena dengan FOV yang kecil maka akan mereduksi ukuran
hasil citra menjadi lebih teliti. Namun, jika ukuran FOV terlalu kecil
yang digunakan berukuran 512 x 512 atau 512 baris dan 512
xii
kolom. Rekonstruksi matriks ini berpengaruh terhadap resolusi
xiii
Darah +20 Abu-abu
CSF +15 Abu-abu
Air 0 -
Lemak -100 Abu-abu gelap
Paru -200 Abu-abu gelap
Udara -1000 Hitam
abu yang bertingkat yang disebut gray scale. Khusus untuk darah
xiv
Pitch adalah pergerakan meja pasien per rotasi dibagi slice
2004).
3. Kelebihan Multislice Computed Tomography (MSCT)
a. Meningkatkan speed dan volume coverage
b. Meningkatkan spatial resolution karena slice thickness yang tipis
c. Meningkatkan kualitas 2D dan 3D reformat
d. Efisiensi X-ray Tube
e. Reduksi eksposi radiasi
D. Prosedur Pemeriksaan CT Nasofaring dengan Kontras
1. Tujuan Pemeriksaan
Pemeriksaan CT scan nasofaring dengan kontras adalah
menjadi:
a. Bahan kontras negatif terdiri dari oksigen (O2) dan karbon dioksida
(CO2).
xv
b. Bahan kontras positif yang terdiri dari turunan barium sulfat
xvi
Gambar 2.2 Two examples of water-soluble nonionic contrast
media (Bontrager, 2014)
(Ultravist).
3. Indikasi Pemeriksaan
Indikasi pemeriksaan CT scan nasofaring dengan kontras adalah
sebagai berikut:
a. Peradangan atau pembengkakan kelenjar
b. Infeksi atau abses
c. Neoplasma ganas, seperti karsinoma, sarkoma, dan tumor
kelenjar parotis
d. Massa jinak, seperti kista dan polip
e. Limfadenopati
f. Trauma
g. Patologi endokrin yang melibatkan kelenjar tiroid dan paratiroid
4. Persiapan Pemeriksaan
a. Persiapan Alat dan Bahan
xvii
1) Alat dan Bahan Untuk Pemeriksaan CT Scan Nasofaring
dengan Kontras
a) Pesawat Multislice Computed Tomography (MSCT
128slices)
b) Komponen pendukung pesawat CT scan (gantry, komputer
kontras.
3) Pasien sudah berada di Instalasi Radiologi RSUD Prof. Dr.
xviii
5. Teknik Pemeriksaan
a. Posisi Pasien
1) Pasien supine di atas meja pemeriksaan.
2) Kepala dekat gantry (head first).
3) Lampu indikator longitudinal diatur berada tepat di Mid
d. Pengolahan Citra
1) Merekonstruksi windowing citra axial non kontras dan citra
kontras.
E. Proteksi Radiasi
xix
1. Menurut dr. Mardiatmo (2008), dalam Prosedur Tetap mengenai
dibutuhkan.
f. Apabila pemeriksaan sangat dibutuhkan kepada penderita yang
sedang hamil maka bagian janin atau perut harus ditutup dengan
radiasi.
b. Tidak ada bocoran radiasi yang keluar dari ruangan pesawat
pemeriksaan.
d. Memberi tanda yang bisa dibaca oleh umum bahwa ruangan
xx
BAB III
PROFIL KASUS DAN PEMBAHASAN
A. Profil Kasus
1. Identitas Pasien
Nama : Tn. M
Tanggal Lahir : 31-12-1967
Jenis Kelamin : Laki-laki
Bangsa : Indonesia
Tanggal Pemeriksaan : 07/02/2020
Jenis Pemeriksaan : CT Scan Nasofaring dengan Kontras
Dokter Kirim : dr. Sekti Joko S.I., Sp.THT-KL
Klinis : Kanker nasofaring
2. Alur Pemeriksaan
Pada tanggal 07 Februari 2020 Tn. M datang ke Instalasi
dengan kontras. Sebelumnya Tn. M telah diperiksa oleh dr. Sekti Joko
xxi
proses administrasi. Petugas mengonfirmasi kembali identitas pasien,
dengan Kontras
(1) Pesawat Multislice Computed Tomography (MSCT
128slices).
128 Slices)
xxii
(2) Komponen pendukung pesawat CT scan (gantry,
2) Persiapan Pasien
a) Cek ureum (BUN), kreatinin, dan GFR untuk memastikan
kontras.
c) Pasien sudah berada di Instalasi Radiologi RSUD Prof. Dr.
xxiii
d) Pasien menyetujui tindakan yang akan dilakukan
consent.
e) Pasien dipersilahkan untuk melepas baju dan aksesoris
pasien.
d) Kedua tangan berada di samping tubuh.
2) Scan Parameter
Tabel 3.1 Scan parameter
5. Gantry tilt 0° 0°
xxiv
3) Teknik Pemberian Media Kontras
a) Pemberian media kontras dilanjutkan karena hasil skin
20cc.
c. Tahapan Scanning
1) Scout/ Topogram/ Scanogram
Citra yang digunakan adalah citra kepala lateral. Tujuan
xxv
Gambar 3.4 Citra axial non kontras
xxvi
2) Tak tampak jelas gambaran massa di nasofaring
3) Tak tampak gambaran massa pada brain parenchym
4) Tak tampak adanya destruksi pada ossa yang tervisualisasi
e. Pengolahan Citra
1) Merekonstruksi windowing citra axial non kontras dan citra
hasil.
B. Pembahasan
1. Prosedur Pemeriksaan CT Scan Nasofaring dengan Kontras
dengan Kontras
(1) Pesawat Multislice Computed Tomography (MSCT
128slices).
xxvii
(2) Komponen pendukung pesawat CT scan (gantry,
xxviii
a) Cek ureum (BUN), kreatinin, dan GFR untuk memastikan
kontras.
c) Pasien sudah berada di Instalasi Radiologi RSUD Prof. Dr.
consent.
e) Pasien dipersilahkan untuk melepas baju dan aksesoris
xxix
scout lateral, citra axial non kontras, dan citra axial kontras.
5. Gantry tilt 0° 0°
c. Pengolahan Citra
1) Merekonstruksi windowing citra axial non kontras dan citra
kontras.
4) Mengirim citra rekonstruksi axial, sagital, coronal pre dan post
hasil.
Menurut penulis, posisi pasien, teknik pemberian media
xxx
Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto sudah baik dan dapat
citra non kontras, dan citra dengan kontras. Menurut penulis, tahapan
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Dari pemaparan laporan kasus yang berjudul “Prosedur Pemeriksaan
xxxi
1. Teknik pemeriksaan CT nasofaring dengan kontras pada klinis kanker
Purwokerto sudah baik dan sesuai dengan beberapa teori yang ada.
2. Tahapan scanning pada pemeriksaan CT nasofaring di Instalasi
meminum air putih yang lebih banyak dari biasanya selama dua hari
DAFTAR PUSTAKA
Company.
xxxii
xxxiii