Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PENATALAKSANAAN PEMERIKSAAN CT SCAN


THORAX PADA KASUS TUMOR PARU
Ditulis Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah T e k n i k C T S c a n
Dasar

Dosen Pengampu:

Kusnant, S.ST.,MMRS

Disusun Oleh:
Alfatan Carel Sadewo TRO/15/01034
Aditia Rama TRO/16/01107
Arif Fajar Sidiq TRO/16/01110
Arpina Ramadhina TRO/16/01111
Cynthia Nur’aini S TRO/16/01114
Devina Damayanti TRO/16/01116
Dilan Deva N TRO/16/01117
Egen Luthfi F TRO/16/01118
M. Alfariza N TRO/16/01127
M.Nazhif H TRO/16/01128
Randiska Aditya TRO/16/01139
Sahl Siti A TRO/16/01142
Sheyra Alya M TRO/16/01144
Wilda Tawakkal TRO/16/01149

PROGRAM STUDI D3 RADIOLOGI

POLITEKNIK AL-ISLAM BANDUNG

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan
rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul
”Penatalaksanaan Pemeriksaan CT Scan Thorax Pada Kasus Tumor Paru ” tepat pada
waktunya.

Adapun tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Teknik Ct Scan Dasar , makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan pembaca khusunya calon radiografer supaya lebih terbuka mengenai
pentingnya mempelajari ilmu teknik CT Scan.
Dalam kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah memberi dukungan berupa moril ataupun materi, sehingga makalah
yang saya kerjakan telah selesai tepat pada waktunya. Ucapan ini saya tujukan
khususnya kepada Dosen Mata Kuliah Teknik Ct Scan Dasar yaituBapak
Kusnanto, S.ST., MMRS yang telah memberikan materi serta bimbingan kepada
saya dalam pembuatan makalah ini.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih ada kekurangan. Oleh karena itu,
saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca guna
menyempurnakan segala kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Akhir
kata semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi kita
semua.

Bandung, 05 Juni 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 2
C. Tujuan ........................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN TEORI .......................................................................... 3
A. TinjauanTeori ....................................................................................... 3
1. Anatomi .......................................................................................... 3
2. Patologi .......................................................................................... 4
3. Deteksi Awal Tumor Paru.............................................................. 5
BAB III TEKNIK PEMERIKSAAN ........................................................... 6
A. Persiapan Pemeriksaan ....................................................................... 6
B. Prosedur Pemeriksaan ......................................................................... 7
BAB IV KESIMPULAN ............................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Laporan terbaru yang dirilis oleh International Agency for Research on Cancer,
World Health Organization(WHO) mengestimasi terdapat 18,1 juta kasus kanker
baru dan 9,6 juta kematian yang terjadi pada tahun 2018. Lima besar kanker yang
paling mematikan menurut laporan badan kesehatan dunia ini menyebutkan yang
pertama adalah kanker paru-paru yaitu mengakibatkan 1,8 juta kematian. Berdasarkan
data Global Burden of Cancer (Globocan)tahun 2018 yang mengamati prevalens i
dan kematian akibat 36 jenis kanker, kanker paru adalah jenis kanker dengan
jumlah penderita paling banyak di dunia(WHO, 2018).
Menurut Sudoyo (2009) penegakkan diagnosispada bidang radiologi adalah
dengan pemeriksaan CT Scan thorax.CT Scan adalah salah satu modalitas utama
dalam mendiagnosa kanker paru. Pemeriksaan CTScan sangat berarti dalam menila i
nodul soliter parenkim paru serta keadaan mediastinum. CTScan juga dapat
memperlihatkan hubungan kanker paru dengan dinding thorax, bronkus dan
pembuluh darah besar dengan jelas. Akurasi CT Scan dengan pemberian media
kontras dalam mendiagnosa kanker paru cukup tinggi. Namun hal tersebut
tergantung kepada jenis dan kualitas alat serta teknik pemeriksaan yang tepat.
Lebih lanjut peran CT Scan dalam diagnosis cancer/tumor pada rongga thorax
adalah sebagai guide dalam proses Trans Thoracic Biopsi (TTB) (Thomas, 2015).
TTB adalah metode cepat dan aman yang digunakan untuk mencapai diagnosis
pasti untuk sebagian besar lesi Thorax, apakah lesi terletak di pleura, parenkim
paru-paru, atau mediastinum. Penyakit difus dan lesi soliter sama-sama
mudah didekati. Sebagian besar TTB dilakukan secara rawat jalan dengan
menggunakan anestesi lokal dengan kondisi pasien sadar. Hampir setiap lokasi di
lesi dapat diakses dengan aman melalui TTB(Tuna,2013).
Secara teori pemeriksaan CT Scan TTB merupakan pemeriksaan yang dilakukan
tanpa media kontras (Karim Valji,2006). Pemeriksaan CT Scan Hanya menggunaka n
udara sebagai media kontras selanjutnya tumor terlihat jelas dengan reconstruksi
algoritma Windowing atau filter. Prosedur CT Scan Guiding TTB diawali dengan
pemeriksaan CT Scan Thorax lengkap yaitu dari apex pulmo sampai supra renal.
Setelah itu dilakukan scaningke dua dengan menggunakan marker pada target tumor
yang akan dibiopsi dengan mengambil irisan kurang lebih10 slice.Setelah ditentuka n
titik biopsi dilakukan biopsi dan dilanjutkan scaning ke tiga dengan jumlah irisan
kurang lebih10 slice untuk memastikan posisi alat biopsi yang benar di dalam (atau
di sekitar) lesi target. Selanjutnya setelah selesai dilakukan biopsi dilakukan scaning
ke empat dengan rentang jarak irisan 3 cm diatas dan 3 cm dibawah tempat biopsi
untuk memastikan ada tidaknya pneumotoraks dan pendarahan paru(Christoph.et all,
2016).
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis ingin melakukan penelitia n
dengan mengambil judul ”Teknik Pemeriksaan CT Scan Thorax Pada Kasus Biopsi
Tumor Paru”.

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana prosedur Ct-Scan Thorax pada kasus tumor paru dengan biopsi?
2. Mengapa post TTB dilakukan scanning dari apex thorax sampai supra renal ?

C. Tujuan
1. Untuk menjelaskan prosedur pemeriksaan CT Scan Thorax pada kasus tumor paru
dengan biopsy.
2. Untuk menjelaskan alasan post TTB dilakukan scanning dari apex thorax sampai
supra renal.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori
1. Anatomi
Thoraxyaitu organ anatomi di dalam tubuh yang terletak antara leher
dan abdomen. Di depan dan di belakang Thorax rata dan di samping
melengkung. Bagian superior Thorax berhubungan dengan leher melalui
apertura thoracic dan di inferior dipisahkan dari abdomen oleh diafragma
(Pearce, 2009).
Dimensi dan proporsi dada bervariasi dari masing- masing individ u
dan juga terkait dengan usia, jenis kelamin, dan ras. Saat lahir, diameter
transversal relatif lebih kecil daripada pada orang dewasa, proporsi
rongga Thorax akan berkembang ketika individu mulai bisa berjalan.
Kapasitas thorax pada wanita lebih sedikit daripada pada pria, baik
secara absolut maupun proporsional: tulang dada Wanita lebih pendek,
inlet thorax lebih miring, dan takik supra sternal sejajar dengan vertebra
thorax ketiga, sedangkan pada pria sejajar dengan kedua vertebra thorax.
Pada semua individu, ukuran rongga thorax berubah terus menerus
sesuai dengan pergerakan tulang rusuk dan diafragma selama respirasi
dan derajat distensi visceral perut(Standring, 2016).
a. Rangka Dada
Rangka dada atau Thorax tersusun dari tulang keras dan tulang
rawan. Thorax merupakan rongga yang berbentuk kerucut, dibawah
lebih lebar dari pada bagian atas dan di belakang lebih panjang dari
pada di bagian depan. Dibelakang Thorax dibentuk oleh kedua belas
vertebrae Thorakalis, dan oleh kedua belas pasang tulang iga yang
melingkari badan mulai dari belakang dari tulang belakang sampai
ke sternum di bagian depan, dan di depan dibentuk oleh sternum. Di
dalam rongga Thorax terdapat rongga pleura kanan dan kiri, paru-paru
kanan dan kiri, serta mediastinum (Standring, 2016).

Gambar 2.1 Anatomi Thorax

3
b. Mediastinum
Mediastinum merupakan ruang di dalam rongga dada antara kedua
paru-paru yang berisi jantung dan pembuluh darah besar,
oesophagus, duktus torakikus, aorta descenden dan vena cava
superior, saraf vagus dan frenikkus serta sejumlah besar kelenjar
limfe (Pearce , 2009).
c. Paru- Paru
Paru-paru adalah organ berbentuk pyramid seperti spons dan
berisi udara, terletak dalam rongga Thorax. Paru kanan memilik i
tiga lobus dan paru kiri memiliki dua lobus (Sloane, 2003). Paru
merupakan bagian dari sistem pernapasan yang sebagian besar terdiri
dari gelembung- gelembung (alveoli). Gelembung alveoliini terdiri
dari sel-sel epitel dan endotel. Di alveoli inilah terjadi pertukaran
udara, O2 masuk ke dalam darah dan CO2 dikeluarkan dari darah
sebelum ke jantung untuk kembali diedarkan ke seluruh tubuh(Pearce,
2009).

Gambar 2.2 Anatomi Paru- Paru


2. Patologi
a. Tumor Paru
Berbagai tumor jinak dan ganas dapat timbul di paru, tetapi
sebagian besar (90-95%) adalah karsinoma, kekitar 5% adalah
karsinoid bronkus, dan 2-5% adalah neoplasma mesenkeim dan
neoplasma lainnya. Kanker paru saat ini adalah kanker utama paling
sering didiagnosis didunia dan merupakan kasus tersering kematian
akibat kanker diseluruh dunia. Lebih dari 90% kanker paru-
paru berawal dari bronki (saluran udara besar yang masuk ke paru-
paru), kanker ini disebut karsinoma bronkogenik, yang terdiri dari.

4
Karsinoma sel skuamosa, Karsinoma sel kecil atau karsinoma sel
gandum, Karsinoma sel besar Adenokarsinoma(Rachman, 2010).
Paru adalah tempat tersering untuk metastase suatu neoplasma, baik
karsinoma maupun sarcoma yang timbul dibagian lain tubuh dapat
menyebar ke paru melaui darah atau pembuluh limfe atau
perkontinuitatum. Pertumbuhan tumor secara langsung kedalam paru
paru sering terjadi pada karsinoma esophagus dan limfo ma
mediastinum. Banyak kanker yang berasal dari tempat lain
menyebar ke paru-paru. Biasanya kanker ini berasal dari payudara,
usus besar, prostat, ginjal, tiroid, lambung, leher rahim, rektum, bua h
zakar, tulang dan kulit(Sudoyo, 2009).
Penyebab pasti dari kanker paru sampai sekarang belum
diketahui, tetapi paparan atau inhalasi berkepanjangan suatu zat
yang bersifat karsinogenik merupakan factor penyebab utama
disamping factor lain seperti kekebalan tubuh, genetic danlain-
lain(Sudoyo, 2009).

3. Deteksi Awal Tumor Paru


Anamnesis yang lengkap dan pemeriksaan fisik yang teliti merupakan
kunci dari diagnosis yang tepat. Hal yang perlu diperhatikan pada tersangka
kanker paru adalah : factor umur, kebiasaan merokok, adanya riwayat
kanker dalam keluarga dan terpapar zat karsinogenik, jamur dan
infeksi yang dapat menyebabkan nodul soliter paru(Sudoyo, 2009).
Ukuran tumor pada stadium dini <1cm, hal ini akan sulit untuk
mendeteksi kanker, maka untuk penemuan dini danjurkan melakukan
pemeriksaan skrining dengan cara memeriksa sitologi sputum dan foto
rontgen dada secara berkala. NCI di USA menganjurkan skrining
dilakukan setiap 4 bulan dan ditunjukkan pada laki-laki> 40 tahun,
perokok>1bungkus perhari dan pekerja di lingkungan pabrik (cat, plastic,
asbes dll). Dalam pemeriksaan sitologi sputum lebih mudah menemuka n
sel karsinoma skuamosa dan foto rontgendada lebih banyak menemuka n
adnokarsinoma dan karsinoma sel skuamosa(Sudoyo, 2009).

5
BAB III

TEKNIK PEMERIKSAAN

A. Persiapan Pemeriksaan
1. Persiapan Pasien
 Hasil laboratorium ureum 10-50 mg/dl dan Kreatinin <1.5 mg/dl dalam rentang
normal
 Puasa 6 jam sebelum pemeriksaan dengan tujuan untuk mengurangi resiko
terjadinya refluks karna reaksi alergi dari kontras
 Menandatangi informed consent sebagai tanda persetujuan dilakukan
pemeriksaan.
 Pasien harus diberitahukan dengan seksama. Benda- benda logam yang dipakai
harus dilepas dan baju diganti dengan baju pasiem pemeriksaan untuk
menghindari artefak yang dapat mengganggu hasil gambaran yang dihasilkan.
2. Persiapan Alat
 Spuit 1 cc
 Needle uk 18
 Selang perfusor
 Aquabides 25 cc
 Iopamiro 30 cc
 Pesawat CT Scan
 Baju Pasien
 Apron
3. Persiapan media kontras dan obat- obatan
Penggunaan media kontras dalam pemeriksaan CT-Scan Thorax untuk
memperjelas struktur jaringan tubuh yang akan diperiksa. Menurut Bontrager 2010,
teknik injeksi media kontras sebagai berikut :
 Jenis media kontras:
kontras dengan osmolaritas rendah 300-320 mg iodine/ml
 Volume pemakaian :
80-100 ml.
 Injeksi rate :
2 ml/dt
 Waktu scanning :
Scanning dilakukan 20 detik sesudah pemasukan awal kontras.

6
B. Prosedur Pemeriksaan
1. Scanogram
Scanogram atau juga biasa disebut topogram merupakan pemeriksaan
scaning awal sebagai planing pemeriksaan MSCT scan, scanogram digunaka n
untuk menentukan lokasi lesi atau massa yang akan dibuat irisan. Scanogram dibuat
dengan proyeksi Antero Posterior (AP).

Gambar 3.1 Scanogram Proyeksi AP

2. Teknik Pemeriksaan CT-Scan Pre Kontras


Dalam prosedur awal pemeriksaan CT Scan biopsi pada kasus tumor diawali
dengan pemeriksaan CT Scanp olos tanpa kontras dengan batas atas supra thorax
dan supra renal.
Parameter scanning yang digunakan pada pemriksaan CT-Scan Pre Kontras
adalah sebagai berikut :

No Parameter Penggunaan
AP (Antero Posterior)
1. Scanogram
VOI Medial Thorax
2.
Slice Thickness 10 mm
3.
FOV 250
4.
Gantry Tilt 0 derajat
5.
Faktor Eksposi 120 kv, 90 mA, 4,5 s
6.
Window Standar 450 + 20
7. Window Lung 1300-625

7
Matriks 320 x 320
8.
Jumlah Slice 33 slice
9.

Hasil pemeriksaan CT-Scan thorax pre kontras dapat dilihat pada gambar
dibawah ini :

Gambar 3.2 Potongan Axial (A), Coronal (B), Sagital (C) dan Scanogram (D)
pre kontras

3. Teknik Pemberian Media Kontras


Teknik pemberian media kontras untuk pemeriksaan CT pada pemeriksaan CT
Scan thorax biopsy adalah secara intra vena dengan CT injector single syringe.
Aliran kontras dalam vena yang terpasang pada tangan sebelah kanan dengan flow
rate 3 ml/s dengan jumlah 1 cc/berat badan dan selanjutnya di dorong dengan
menggunakan salice aquabidest sejumlah 25 cc.
4. Pemeriksaan CT Scan Thorax Post Kontras
Dalam prosedur awal pemeriksaan Ct Scan biopsy pada kasus tumor selanjutnya
adalah pemeiksaan CT Scan post kontras, pemeriksaan ini bertujuan untuk
mendapatkan informasi data ukuran dan volume massa yang lebih presisi denga n
ukuan aslinya.
No Parameter Penggunaan
1 cc/BB
1. Volume kontras
VOI Medial Thorax
2.
Slice Thickness 10 mm
3.
FOV 250
4.
Gantry Tilt 0 derajat
5.

8
Faktor Eksposi 120 kv, 90 Ma, 4,5 s
6.
Window Standar 450 + 20
7. Window Lung 1300-625
Matriks 320 x 320
8.
Jumlah Slice 33 slice
9.
Flow Rate 3 ml/s
10.

Gambar 3.3 Potongan Axial (A), Coronal (B), Sagital (C) dan
Scanogram (D) Post kontras

5. Pemeriksaan lokasi tempat dilakukan trans toraxic biopsy


Prosedur selanjutnya adalah pemeriksaan untuk penentuan titik lokasi
dengan menggunakan bantuan marker. pemeriksaan dilakukande nga n
melakukan scaning selebar marker yang digunakan kurang lebih 12cm. dengan
slice thiknes 10 cm danselanjutnya bila perlu dilakukanreconstruksi untuk
memperoleh slice thiknes yang lebih kecil.

Gambar 3.4 potongan Axial dengan marker

9
6. Pemeriksaan posisi jarum biopsy
Prosedur selanjutnya adalah memasukkan jarum spinal (biopsi) dititik yang
telah ditentukan dan selanjutnya dilakukanpemeriksaan pengula nga n
pemeriksaan dengan parameter yang sama dengan pemeriksaan marker
sebelumnya yaitu seluas ukuran marker.
Dalam melakukkan proses penusukan jarum biopsidilakukan berdasarkan
letak bagian tubuh yang paling memungkinkanuntuk di lakukan penusukan dengan
dibantu dengan marker. Setelah titik penusukan telah di ketahui selanjutnya
dilakukan pengukuran kedalaman penusukan menggunakan pengukuran jarak
dari software alat pada titik slice yang telah ditentukan. Selanjutnya setelah
jarak kedalaman telah diketahui, dokter mengukur dengan mistar panjang jarum
yang akan ditusukkan sesuai dengan hasil jarak tusukan pada software..

Gambar 3.5 gambar untuk memastika letak jarum biopsy

7. Pemeriksaan kontrol kejadian pneumothorax


Setelah pengambilan jaringan massa dari prosedur biopsi selesai maka
selanjutnya dilakukan pemeriksaan CT Scan ulang untuk mengetahui ada
tidaknya pneumothorax dengan batas atas apex pulmonum sampai ke supra renal.

Gambar 3.6 memastikan pneumothorax

10
BAB IV

KESIMPULAN

A. Kesimpulan
1. prosedur pemeriksaan CT Scan thorax biopsi,di awali scannogram, pre
kontras,post kontras,pre marker,post biopsi,kontrol untuk melihat
pneumothorax.sehingga dosis radiasi yang diterima pasiencukup besar.
2. Hasil penelitian menjelaskan bahwa saat scaning marker pra TTB dan Scaning
untuk melihat posisi TTB dilakukan seluas marker kurang lebih 12cm.
3. Hasil penelitian diketahui bahwa prosedur terakhir dari pemeriksaan CT
Scanbiopsi dengan kontras adalah dengan melakukan scaning thorax dengan
tujuan untuk mengetahui ada tidaknya pneumothorax pasca dilakukan biopsy.

11
DAFTAR PUSTAKA

Bontrager, Kenneth L.2010. Textbook of Radigraphic Positioning and Relate


Anatomy Seventh Edition. Missouri: Mosby Inc.

Bushong, C.S.,2001, Radiologic Science for Technologists: Physics, Biology, and.


Protection, 7 th.

Karim Valji. 2006. The Practice of Interventional Radiology with online and case
video. Saunders, an imprint of elsevier inc.

Nesseth.2000. Procedures and Documentation for. CT and MRI, Kansas: Mc


Graw.

Pearce,Evelyn C,2009, Anatomi dan Fisiologi untuk paramedic, PT Gramedia.


Pustaka Umum: Jakarta.

Rasad,Sjahriar.2009.Radiologi Diagnostik. Edisi Kedua. Balai Penerbit Fakultas


Kedokteran. Universitas Indonesia. Jakarta

12

Anda mungkin juga menyukai