Abstrak
Magnetic Resonance Imaging (MRI) adalah sebuah teknik pencitraan yang digunakan
terutama dalam dunia medis dan kedokteran untuk menghasilkan citra tubuh bagian dalam yang
berkualitas tinggi. Pemeriksaan MRI menghasilkan rekaman citra irisan koronal, sagital, aksial,
dan oblik dari penampang tubuh/ organ manusia tanpa perlu memanipulasi posisi tubuh pasien
terlalu banyak, sehingga sangat sesuai untuk diagnostik jaringan lunak. Dalam menghasilkan
citra, MRI memanfaatkan medan magnet berkekuatan antara 0,064 – 1,5 Tesla (1 Tesla = 1000
Gauss) dan resonansi getaran terhadap inti atom hidrogen. Untuk menghasilkan sinyal dalam
proses pencitraannya MRI melalui tiga fase fisika, yaitu fase presisi, fase resonansi, dan fase
relaksasi.
Gambar 4. Grafik Proses Terjadinya Relaksasi yang dikenal dengan peristiwa Free
sekitar akan menyebabkan magnetisasi Secara garis besar instrumen MRI terdiri
bidang longitudinal akan semakin lama dari:
semakin menguat (recovery) dengan waktu
Gantry (Magnet Utama, Gradient Coil,
recovery yang konstan dan berupa proses
Shim Coil)
ekponensial yang disebut waktu relaksasi T1.
Yakni waktu yang diperlukan suatu jaringan A. Magnet Utama
untuk mencapai pemulihan magnetisasi
Magnet utama adalah magnet dengan
longitudinal hingga 63%.
kekuatan 0,1 – 3 Tesla yang mampu
B. T2 Decay
menginduksi jaringan dan dapat
T2 decay dihasilkan oleh adanya menimbulkan magnetisasi, sehingga terjadi
pertukaran energi antar nuclei yang satu kesejajaran inti atom hidrogen yang
dengan yang lain. Pertukaran energi ini sebelumnya berada pada posisi acak di dalam
disebabkan oleh karena medan magnet tiap tubuh.
Gambar 6. MRI Scanner Gradient Magnets
REFERENCE