BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Dasar Dasar MRI
Magnetic Resonance Imaging (MRI) adalah teknik pencitraan yang
digunakan terutama dalam pengaturan medis untuk menghasilkan
gambar berkualitas tinggi dari bagian dalam tubuh manusia. MRI
didasarkan pada prinsip-prinsip teknik resonansi magnetik nuklir (Hornak,
2011).
Komponen MRI terdiri dari magnet utama, Shim coil dan Gradient
coil, Radiofrequency (RF Coil, dan Sistem komputer.
a. Magnet utama
Magnet utama digunakan untuk memproduksi medan magnet
yang besar, yang mampu menginduksi jaringan atau objek sehingga
mampu menimbulkan magnetisasi dalam objek. Beberapa jenis
magnet utama adalah :
1) Magnet permanen
Magnet
permanen
terdiri
dari
material
yang
telah
3) Magnet superkonduktor
Pada
magnet
jenis
superkonduktor,
medan
magnet
medan
magnet.
Homogenitas
magnet
akan
c. Gradient coil
d. Radiofrequency Coil
10
Fungsi
mengeksitasi
utama
dari
magnetisasi
radiofrequency
dan
untuk
coil
menerima
adalah
sinyal
untuk
dari
11
12
momen
bergerak
secara
sirkular
mengelilingi
Bo.
sebagai berikut:
o = B o x
Dimana, o = frekuensi Larmor
= koefisien gyromagnetic
Bo = medan magnet eksternal
(Westbrook dan Kaut, 1998).
13
Berdasarkan
persamaan
diatas
dapat
diketahui
bahwa
14
15
proses
yang
ke lingkungan
sekitarnya
atau
lattice,
waktu
eksponensial
diperlukan
recovery
yang
konstan
dan
berupa
proses
oleh
suatu
jaringan
untuk
mencapai
pemulihan
cerebrospinal
T1 (63%),
lemak
yang
satu
dengan
nuklei
yang
lain
disekitarnya.
16
dan
akan
menghasilkan
decay
pada
magnetisasi
umum
pada
pembobotan
T2,
jaringan
17
90
180
18
Gambar 2.9 Phase Encode pada Fast Spin Echo (Echo Train)
(Westbrook dan Kaut, 1998)
19
20
21
SNR
dan
spasial
resolusi
akan
meningkat.
untuk
pencitraan
yang
relatif
berarea
luas
dan
22
umumnya
menghasilkan
citra
dengan
SNR
yang
rendah
dibandingkan dengan tipe koil yang lain (Westbrook dan Kaut, 1998).
Quadrature Coil merupakan koil yang memilik dua
preamplifier penerima dua sinyal yang mendapatkan phase 90 yang
berbeda. Dapat meningkatkan SNR dan mengurangi pulse power
sampai
setengahnya.
Menghasilkan
homogenitas
yang
baik
23
kekurangan dari koil ini adalah harganya yang mahal dan waktu
pemeriksaan yang lebih lama (Blink, 2004).
24
spatial resolusi, signal to noise ratio (SNR). CNR adalah perbedaan SNR
antara organ yang saling berdekatan. CNR yang baik dapat menunjukan
perbedaan daerah yang patologis dan sehat (Westbrook dan Kaut, 1998).
a. Signal to Noise Ratio (SNR)
SNR adalah perbandingan antara besarnya amplitudo sinyal
dengan amplitude noise. SNR dipengaruhi oleh :
1) Densitas Proton daerah yang diperiksa, dimana semakin tinggi
densitas proton, semakin tinggi nilai SNR-nya.
2) Tebal Irisan, dimana semakin besar ukuran ketebalan irisan atau
potongan akan menghasilkan volume voxel, maka akan semakin
tinggi pula nilai SNR.
3) TR, TE, dan Flip Angle. Flip angle yang rendah menghasilkan
SNR rendah, TR yang panjang dapat meningkatkan SNR dan TR
yang pendek dapat mengurangi SNR, sedangkan TE yang
panjang dapat mengurangi SNR dan TE yang pendek dapat
meningkatkan SNR.
4) NEX, dimana jika NEX bertambah maka jumlah data yang
tersimpan pada K-Space juga bertambah. Hubungan lebih rinci
yaitu jika NEX digandakan maka hanya meningkatkan SNR
sebesar 1,4.
5) Medan magnet yang lebih kuat akan meningkatkan longitudinal
magnetization karena lebih banyak proton yang sejajar dengan
sumbu utama dari medan magnet. SNR yang tinggi bisa
dimanfaatkan
untuk
menghasilkan
gambar
dengan
spasial
25
b)
26
SNR =
SNR
meningk
at
meningk
at
menurun
meningk
at
menurun
menurun
menurun
meningk
at
meningk
at
menurun
meningk
at
menurun
menurun
27
resolusi
akan
semakin
baik
Spatial
resolution
dapat
ditingkatkan dengan :
Irisan yang tipis
1) Matriks yang halus atau kecil
2) FOV kecil
3) Menggunakan rectanguler/asymetric FOV bila memungkinkan
d. Scan Time
Scan time adalah waktu untuk menyelesaikan akuisisi data.
Scan time adalah penting dalam menjaga kualitas gambar, seperti
scan time panjang memberikan pasien lebih banyak kesempatan
untuk bergerak selama akuisisi. Setiap gerakan pasien mungkin akan
menurunkan gambar. Seperti beberapa iris yang dipilih selama
akuisisi volumetrik 2D dan 3D, gerakan selama jenis ini akuisisi
mempengaruhi semua irisan. Selama akuisisi berurutan, gerakan
28
29
4) Melepaskan benda-benda logam pada tubuh pasien dan bendabenda yang dapat terpengaruh oleh medan magnet.
5) Mempersilahkan pasien mengisi check list atau kuesioner terkait
kontra indikasi pemeriksaan MRI.
c. Posisi (Moeller dan Reif, 2003)
1) Pasien diposisikan supine, feet first.
2) Coil yang digunakan adalah Knee Coil.
3) Memposisikan lutut pasien ke tengah-tengah coil.
4) Untuk mendapatkan gambaran ligament cruciate anterior maka
lutut pasien dirotasikan 1015 ke arah eksternal.
5) Pastikan lutut pasien berada ditengah-tengah coil.
d. Sekuen (Moeller dan Reif, 2003)
1) Scout : scanogram diambil pada 3 bidang irisan, yaitu sagital,
axial, dan coronal.
2) STIR coronal
3)
30
31
7.
32
sendi lutut ini adalah untuk mengatur pergerakan dari kaki. Dan untuk
menggerakkan kaki ini juga diperlukan antara lain :
a. Otot- otot yang membantu menggerakkan sendi
b. Capsul sendi yang berfungsi untuk melindungi bagian tulang
yang bersendi supaya jangan lepas bila bergerak
c. Adanya permukaan tulang yang dengan bentuk tertentu yang
mengatur luasnya gerakan.
d. Adanya cairan dalam rongga sendi yang berfungsi untuk
mengurangi gesekan antara tulang pada permukaan sendi.
e. Ligamentum-ligamentum yang ada di sekitar sendi lutut yang
merupakan penghubung kedua buah tulang yang bersendi
sehingga tulang menjadi kuat untuk melakukan gerakangerakan tubuh.
Sendi lutut ini termasuk dalam jenis sendi engsel , yaitu
pergerakan dua condylus femoris diatas condylus tibiae. Gerakan yang
dapat dilakukan oleh sendi ini yaitu gerakan fleksi , ekstensi dan sedikit
rotation (Lumonga, 2004)
33
(a)
(b)
Gambar 2.18 (a) MRI Genu Irisan Coronal, (b)Anatomi Genu Irisan Coronal
(Moeller dan Reif, 2007)
Keterangan:
1. Vastus lateralis muscle
2. Femur (shaft)
3. Superior lateral genicular artery
4. Vastus medialis muscle
5. Iliotibial tract
6. Superior medial genicular artery
7. Lateral femoral condyle
8. Medial collateral ligament
9. Popliteus muscle (tendon)
10. Intercondylar fossa
11. Transverse ligament of knee
12. Anterior cruciate ligament
13. Lateral meniscus (intermediate
portion)
14. Medial femoral condyle
15. Lateral Tibial Condyle
34
(a)
(b)
Gambar 2.19 (a) MRI Genu Irisan sagital, (b) Anatomi Genu Irisan sagital
(Moeller dan Reif, 2007)
Keterangan:
Femur (shaft)
Vastus medialis muscle
Quadriceps muscle
Semimembranous muscle
Suprapatelar bursa
Popliteal artery
Patellar anastomosis
Poplietal vein
Patella
Joint capsule
Subcutaneous prapatellar bursa
Femur (intercondylar part)
Anterior cruciate ligament
Oblique popliteal ligament
15. Infapatellar fad pad
35
B. Kerangka Teori
Teknik
pemeriksaan MRI
Knee Joint
Sekuens
TR
TE
FOV
Slice Thickness
Interslice
Matrix
Flip Angle
Bandwith
Pasien
Extremity
coil
Citra MRI
Knee Joint
Perbandingan
SNR
Flex coil
Citra MRI
Knee Joint
Perbandingan
Informasi
Anatomi
HASIL