DISUSUN OLEH :
2021
LEMBAR KONSULTASI LAPORAN
i
Bandar Lampung, Agustus 2021
Klinik Instruktur
\
LEMBAR PENGESAHAN
ii
Study kasus yang berjudul “TEKNIK PEMERIKSAAN RADIOGRAFI
Mengetahui,
Menyetujui,
Direktur
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami hanturkan kehadirat Tuhan yang maha esa yang telah
LAMPUNG”. Laporan Study kasus ini di ajukan sebagian salah satu syarat
RadioterapiPatriotBangsa Lampung.
2. Bapak dr. Charles Z. Suoth, MARS. Sebagai direktur RS. Advent Bandar
Lampung
3. Ibu Reni Sarah Asih Nababan, S. Kep.NS Sebagai kepala diklat RS. Advent
Bandar Lampung
4. Bapak Jemson Sagala, Amd. Rad. Sebagai kepala ruangan radiologi RS.
iv
5. Ibu Ria Dwi Wijayanthi, S.ST. Klinik instruktur RS. Advent Bandar Lampung
Lampung,
PKL1
Lampung
Kamiberharap agar laporan study kasus ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa
Lampung, semoga menjadi bahan informasi untuk masa yang akan mendatang
dan kami menyadari bahwa masih ada kekurangan dalam penyusunan laporan
kasus ini. Untuk itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
Penulis
DAFTAR ISI
v
LEMBAR KONSULTASI LAPORAN.........................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN......................................................................................................iii
KATA PENGANTAR.............................................................................................................Iv
DAFTAR ISI..........................................................................................................................v
BAB I...................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
BAB II..................................................................................................................................6
TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................................................6
2.1 ANATOMI OSSA ANTEBRACHI...............................................................6
BAB III...............................................................................................................................20
HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................................................20
3.1 HASIL..........................................................................................................20
vi
3.1.2ALAT DANBAHAN.....................................................................................................20
3.2 HASIL GAMBARAN..................................................................................25
3.3 PEMBAHASAN..........................................................................................25
BAB IV..............................................................................................................................28
PENUTUP..........................................................................................................................28
4.1 KESIMPULAN............................................................................................28
4.2 SARAN........................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................30
LAMPIRAN........................................................................................................................31
vii
BAB I
PENDAHULUAN
meningkat. Pada cabang ilmu kedokteran mengalami kemajuan yang sangat pesat
yang bernama Prof. Dr. Wilhelm Conrad Rontgen pada tanggal 8 November 1895.
ditemukannya alat dan metode yang dapat digunakan untuk menegakkan diagnosa
dengan gelombang radio, panas, dan sinar ultraviolet, tetapi dengan panjang
gelombang yang sangat pendek. Karena panjang gelombang yang sangat pendek
kebanyakan fraktur terjadi akibat trauma, beberapa fraktur terjadi secara sekunder
1
Penyebab fraktur adalah trauma, yang dibagi atas trauma langsung, trauma
tidak langsung, dan trauma ringan. Trauma langsung yaitu benturan pada tulang,
biasanya penderita terjatuh dengan posisi miring dimana daerah trokhater mayor
langsung terbentur dengan benda keras (jalanan). Trauma tak langsung yaitu titik
mandi. Trauma ringan yaitu keadaan yang dapat menyebabkan fraktur bila tulang
itu sendiri sudah rapuh atau underlying deases atau fraktur patologis (Renaldi A,
2014)
Fraktur dibagi atas fraktur terbuka dan fraktur tertutup. Fraktur terbuka
merupakan suatu fraktur dimana terjadi hubungan dengan lingkungan luar melalui
kulit Secara umum fraktur terbuka bisa diketahui dengan melihat adanya tulang
yang menusuk kulit dari dalam, biasanya disertai perdarahan. Fraktur terbuka
fraktur dimana kulit tidak tertembus oleh frakmen tulang, sehingga tempat fraktur
tidak tercemar oleh lingkungan diluar kulit. Fraktur tertutup bisa dikatahui dengan
bentuk berupa sudut yang mengarah ke samping, depan, atau belakang. Selain itu
ditemukan nyeri gerak, nyeri tekan, dan pemendekan tulang(A Widiawati 2018)
2
Dalam kenyataan sehari-hari, fraktur yang sering terjadi adalah fraktur
ekstemitas dan fraktur vertebra. Fraktur ektremitas mencakup fraktur pada tulang
lengan atas, lengan bawah, tungkai atas, tungkai bawah, tangan dan kaki. Salah
satu fraktur yang sering terjadi dianggota gerak atas yaitu fraktur antebrachii.
bandar lampung sehingga kami tertarik untuk mengkatnya sebagai studi kasus
3
1.3.2 TUJUAN KHUSUS
4. Untukmengetahuijenisfrakturpadahasilgambaranpemeriksaan radiografi
masukan dan saran yang berguna bagi Rumah Sakit, dalam hal ini Instalasi
4
ossa antebrachi dengan klinis fraktur bagi mahasiswa ATRO Patriot
Bangsa.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
nterossea.Epiphysis distalis lebar dan tebal. Bagian sisi ulna terdapat lekukan
6
Gambar 2.1 Os Radius
7
Gambar 2.2 Os Ulna
pergerakan).
d) Membentuk sel
2. sum tulang.
f)
2.3.1.TRAUMA (KECELAKAAN)
8
1) Fraktur
kontinuitas tulang.
2) Fisura
3) Dislokasi
4) Luksasi
5) Ruptur
2.3.2ARTHERITIS
2.3.3OSTEOMA
Benda asing yatu benda yang tidak seharusnya ada dalam sistem Fisiologi dan
9
Patah tulang terbuka merupakan kasus patah tulang yang disertai
dengan luka pada kulit di permukaan daerah tulang yang patah. Pada kasus
yang lebih serius, bagian tulang yang patah akan terlihat dari luar.Jenis
patah tulang terbuka ini sangat jarang terjadi. Bila terjadi, kondisi ini
menimbulkan luka pada kulit di sekitar lokasi patah tulang. Pada fraktur
tertutup pun, kulit tidak robek akibat patahan tulang tersebut. Oleh karena
itu, tipe fraktur tertutup ini umumnya tidak lebih mudah diidentifikasi
Fraktur parsial disebut juga dengan patah tulang tidak lengkap. Ini
merupakan kondisi ketika tulang yang patah tidak seutuhnya atau hanya
parsial.
10
Kebalikan dari parsial, patah tulang total disebut juga dengan
fraktur lengkap. Jenis fraktur ini terjadi ketika tulang yang patah terjadi
atau lebih.
yang patah bergeser dan ujung-ujung patahan tulang tersebut menjadi tidak
sejajar. Pada macam fraktur ini, tulang yang patah perlu diatur dan
fracture. Pada jenis fraktur ini, tulang yang patah tidak bergeser atau tetap
berada di dalam posisi yang sejajar. Oleh karena itu, proses penyembuhan
beberapa type berdasarkan bentuk garis patahan tulangnya. Type-type fraktur ini
juga tergantung pada seberapa kuat tekanan yang diterima tulang dan kondisi yang
11
2.5 Type- Type Fraktur
Fraktur transversal adalah jenis patah tulang yang tergolong dalam fraktur
total atau lengkap. Tipe fraktur ini terjadi ketika patahan tulang berbentuk
tekanan atau benturan yang kuat dan langsung tegak lurus ke arah tulang.
Oblique fracture atau fraktur oblik adalah jenis patah tulang yang memiliki
pola patahan miring atau diagonal. Kondisi ini biasanya terjadi karena ada
tekanan atau pukulan dari sudut tertentu, yaitu atas atau bawah.
Tipe fraktur ini tergolong ke dalam patah tulang lengkap atau total. Namun,
fraktur oblik ada yang bersifat displaced atau bergeser maupun nondisplaced.
Fraktur spiral juga merupakan bagian dari jenis patah tulang lengkap atau
total. Tipe fraktur ini terjadi ketika tulang yang patah telah terpelintir atau
Jenis fraktur kominutif juga merupakan bagian dari patah tulang lengkap atau
total. Pada fraktur kominutif, tulang pecah menjadi tiga bagian atau lebih dan
tidak lagi sejajar. Umumnya, fraktur ini terjadi di area tulang kecil yang rentan
12
patah, seperti di tangan atau kaki, akibat kecelakaan mobil atau kejadian serius
lainnya.
Bentuk fraktur ini sejajar dengan panjang tulang, baik di sepanjang atau
hampir sepanjang tulang tersebut. Tipe ini juga merupakan macam patah
Fraktur greenstick tergolong ke dalam tipe patah tulang parsial atau tidak
lengkap. Kondisi ini terjadi ketika tulang yang patah atau retak hanya di satu
sisi, sedangkan sisi lainnya tidak sehingga tulang dapat menekuk atau
bengkok.
Dilansir dari Peconic Bay Medical Center, jenis fraktur greenstick paling
dewasa dan mungkin tidak patah saat mendapat tekanan yang kuat.
Fraktur bruckle atau torus juga tergolong ke dalam jenis patah tulang tidak
lengkap atau parsial dan umumnya terjadi pada anak-anak karena terjatuh.
Kondisi ini terjadi ketika tulang yang patah hanya terjadi di satu sisi, tetapi
13
patahan tersebut tidak sampai terlepas. Ujung-ujung patahan tersebut saling
mendorong atau menekan satu sama lain sehingga retakan atau patahan tulang
tampak menonjol.
Fraktur stres atau disebut juga dengan hairline (garis rambut) umumnya
dialami oleh atlet atau seseorang yang melakukan gerakan berulang sehingga
terus menerus menekan tulang. Biasanya, jenis patah tulang ini terjadi di kaki
atau tungkai kaki. Sesuai namanya, tipe fraktur stres berbentuk seperti garis
Fraktur kompresi adalah salah satu macam-macam patah tulang yang sering
terjadi di tulang belakang dan umumnya terjadi pada lansia dengan penyakit
osteoporosis. Jenis fraktur kompresi terjadi ketika tulang menjadi hancur atau
Fraktur segmental terjadi ketika tulang yang sama mengalami patah di dua
mengambang.
Jenis fraktur avulsi terjadi ketika fragmen tulang, yaitu tendon atau ligamen,
terlepas dari tulang. Fragmen tulang yang terlepas itu biasanya menarik atau
14
mengambil bagian dari tulang. Fraktur avulsi ini umumnya disebabkan oleh
adanya gaya tarikan yang kuat pada tulang dan biasanya terjadi pada sendi
terjadi karena kondisi medis atau penyakit tertentu yang melemahkan tulang,
rapuh dan lemah, sehingga lebih mudah patah daripada tulang yang sehat.
oleh sarjana fisika berkebangsaan jerman yaitu Wilheln Conrad Roentgen pada
elektron
15
5) Elektron-elektron mendadak dihentikan pada anoda (target)
1. Daya Tembus Sinar X dapat menembus bahan atau massa yang padat
2. Pertebaran Apabila berkas sinar X melalui suatu bahan atau zat, maka
3. Penyerapan Sinar X dalam radiografi diserap oleh bahan atau suatu zat
sesuai dengan berat atom atau kepadatan bahan atau zat tersebut
5. Ionisasi Efek primer dari sinar X apabila mengenai suatu bahan atau
Pesawat radiografi konvensional adalah salah satu jenis pesawat sinar yang
pesawat radiologi yang dari ara pergerakannya terbatas pada stasioner dan tidak
16
Gambar 2.3 Pesawat Radiologi Konvensional
17
Gambar 2.4 Imaging Plate
2.8.2 Kaset
Bagian depan terbuat dari carbon fiber dan bagian belakang terbuat dari
alumunium.
18
Gambar 2.6 Image Reader
yang sama seperti perangkat komputer yang sering kita pakai atau Personal
Computer ( PC ).
pemeriksaan, yaitu media pencetakan hasil gambaran yang sudah diproses dari
awal penangkapan sinar x oleh imaging plate kemudian dibaca oleh image
reader dan diolah oleh image console yang kemudian akan dikirimkan ke
19
image recorder untuk dilakukan output, dapat berupa Compact Disk ( CD )
2.9.1 PROYEKSI AP
FFD : 90-100cm
Marker R/L
Batas atas yaitu 1/3 Distal Oss Humerus dan Batas bawah 1/3 Proksimal
Carpal.
20
Gambar 2.8 Proyeksi AP
pemeriksaan.
pada kaset.
21
FFD : 90-100 cm
Marker = R/L
Batas Atas yaitu 1/3 Dital Humerus dan batas bawahnyah 1/3 Proksimal Oss
Carpal
22
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 HASIL
3.1.1 DATAPASIEN
digunakandalampenelitianinisebagaiberikut:
Nama : An.MA
Umur : 6 Tahun
Alamat : BandarLampung
Klinis : Fx Radius
3.1.2ALAT DANBAHAN
1. PesawatRontgen
23
Gambar 3.1 Pesawat Rontgen
2.Kaset
3. Marker
24
4.Pesawat CR
1.Proyeksi AP
vertikal
25
CR : Tegak Lurus Vertikal
FFD : 90-100cm
Marker R/L
Batas atas yaitu 1/3 Distal Oss Humerus dan Batas bawah 1/3
Proksimal Carpal.
2.Proyeksi Lateral
pemeriksaan.
pemeriksaan.
26
Ukuran kaset : 24x30 cm posisi kaset vertikal
FFD : 90-100 cm
Marker = R/L
Batas Atas yaitu 1/3 Dital Humerus dan batas bawahnyah 1/3
Klinis : FX Radius
Hasil Pemeriksaan :
AntebrachiDextra :
Kesan :
b) Calus (+)
27
c) Oposisi dan alignment relatif baik
3.3 PEMBAHASAN
Pasien datang dari IGD pada tanggal 6 Agustus 2021 kurang lebih pada
pukul 10.30WIB dengan sadar diatas kursi roda dan tangan kanan
28
pemeriksaan kami mengambil kaset dengan ukuran 24 x 30 cm yang ada
pada kaset ,lalu mengatur kolimator dan central point kearah pertengahan os
Antebrachi, dengan central ray tegak lurus dengan jarak kaset 100cm dan
tempatkan di lengan bawah pasien, .Pasien tetap kami posisikan seperti tadi
sudut 90 derajat dari kaset. Kemudian kami mengatur kolimator dan central
29
Gambar 3.8 Proyeksi Lateral
pada 1/3 distal os radius dan tampak fraktur 1/3 distal os ulna. Distal adalah
bagian anatomi yang lebih jauh dari batang tubuh. Sedangkan Proksimal
adalah bagian anatomi yang lebih dekat dari batang tubuh. Aposisi (keadaan
30
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
1. Alat dan bahan yang digunakan dalam pemeriksaan ini yaitu : Pesawat
radius dan tampak fraktur 1/3 distal os ulna. Distal adalah bagian
4. jenis fraktur yang terjadi adalah fraktur tertutup, yaitu patah tulang
31
4.2 SARAN
1. Rumah sakit
pelayan yang lebih adil dan profesional tanpa melihat status pasien
2. Radiologi
penggunaan apron.
3. Pembaca
32
DAFTAR PUSTAKA
A, Widiawati., 2018.
Konsep fraktur. [online] Google.com.
33
LAMPIRAN
Permintaan Dokter
34
35