PENDAHULUAN
penggunaan alat diagnostik. Sejak tahun 1972, telah diperkenalkan suatu alat
canggih, yaitu alat topogram yang dikenalkan dengan sistem komputer. Alat
(listrik) yang kemudian diperkuat oleh DAS (Data Aquestion System). Sinyal-
sinyal listrik tersebut, diubah menjadi data digital. Data inilah yang kemudian
diterima dari proyeksi pemindaian celah tubuh pasien dan kemudian kembali
memproyeksikan gambar melalui algoritma matematis. (Richard R. Carlton
2012).
bentuk variasi dan terdiri dari 4 sinus,yaitu sinus maxilaris, sinus frontalis,
infeksi dapat berlangsung akut maupun kronis dengan batasan waktu kurang
atau lebih dari 12 minggu dan penyebab utamanya ialah selesma yang
bakteri. Sebagian besar kasus sinusitis melibatkan lebih dari satu sinus
paranasal dan yang paling sering yaitu sinus maksilaris dan sinus ethmoidalis.
Pada pemeriksaan sinus paranasal, pada ct scan yang jenis squance atau
belum spiral, belum dapat melakukan recontruksi dari posisi axial menjadi
coronal, sehingga harus diambil dalam posisi coronal, sementara pada ct scan
yang sudah spiral pada kasus sinus paranasal dengan potonga axial dapat
atas indikasi medis dan atas permintaan dokter kemudian dilakukan sesuai SOP
bisa terikat pada senyawa organik (non-ionik) atau sebuah senyawa ionik.
Bahan-bahan ionik dibuat pertama kali dan masih banyak digunakan dengan
memiliki efek samping yang lebih sedikit karena tidak berdisosiasi dengan
oleh larutan hyperosmolar yang diinjeksikan, yaitu zat-zat ini membawa lebih
banyak atom iodine per molekul. Semakin banyak iodine, maka daya
kontras yang berbasis iodium dapat larut dalam air dan tidak berbahaya bagi
tubuh (ajunkdoank.wordpress.com).
Bahan-bahan kontras ini banyak dijual sebagai larutan cair jernih yang
dan intraabdominally, hampir pada seluruh rongga tubuh atau ruang yang
potensial (ajunkdoank.wordpress.com)
pasien. Zat kontras yang paling banyak digunakan adalah barium sulfat yang
dapat memperlihatkan bentuk saluran pencernaan, dan sediaan iodin organik,
dengan peradangan pada mukosa dari hidung dan sinus paranasales. Sekarang
istilah ini lebih sering dipakai daripada sinusitis karena melibatkan seluruh
bagian hidung dan sinus paranasales. Istilah RSK mencakup semua gangguan
Neck Surgery (AAO-HNS) pada tahun 2015. Etiologi dari RSK sangat
Penyakit ini adalah merupakan salah satu kondisi medis yang paling umum
baik berpotensi menawarkan solusi (Al Sayed, AA, Aqu R.U, and Massoud,
E. Models for the study of nasal and sinus physiology in health and disease:
31;2(6):398-409)
dengan klinis RSK dan Hipertrofi Bilateral di instalasi radiologi RSUD Dr. H
TAHUN 2019.
Adapun penulisan karya tulis ilmiah ini terdiri dari tujuan umum dan
tujuan khusus:
Provinsi Lampung.
3. Untuk mengetahui alat yang digunakan dalam pemeriksaan CT scan
Provinsi Lampung.
1.5.1 Bagi instalasi Radiologi RSUD Dr. H Abdul moloek Provinsi Lampung
Provinsi Lampung.
BAB I PENDAHULUAN
patofisiologi, pengertian CT scan, cara kerja CT scan, sejarah CT scan, cara kerja
penelitian populasi dan sampel cara pengambilan data, cara pengolahan dan
analisis data.
Berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan dari penulisan karya tulis
ilmiah.
BAB V PENULISAN
Dalam bab ini terdiri dari hasil penelitian dan saran sebagai masukan oleh
penulisan.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN