Anda di halaman 1dari 60

LAPORAN MAGANG

GAMBARAN MANAJEMEN PELAYANAN UNIT RADIOLOGI

DI RUMAH SAKIT ST CAROLUS JAKARTA PUSAT

TAHUN 2016

Disusun oleh :

Komang Ocvian Kartika Dewi

(NIM : 201531041)

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ESA UNGGUL

JAKARTA
LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL

GAMBARAN MANAJEMEN PELAYANAN UNIT RADIOLOGI

DI RUMAH SAKIT ST CAROLUS JAKARTA PUSAT

TAHUN 2016

Disusun Oleh :

Komang Ocvian Kartika Dewi

(NIM : 201531041)

Judul Magang Telah Disetujui Oleh :

Pembimbing

Mohamad Reza Hilmy, SKM, MARS, PhD

KATA PENGANTAR

2
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, atas segala

rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan magang ini

yang berjudul Gambaran Manajemen Pelayanan Unit Radiologi Di Rumah

Sakit St Carolus Jakarta Pusat Tahun 2016 yang merupakan salah satu syarat

kelulusan dalam menyelesaikan pendidikan Strata Satu (S1) di Universitas Esa

Unggul Peminatan Manajemen Rumah Sakit (MRS).


Selama proses penyusunan laporan magang ini, penulis mendapatkan banyak

dukungan, bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini

dengan hormat penulis mengucapkan terima kasih kepada :


1. Dr. Aprilita Rina Yanti Eff., M. Biomed, Apt selaku Dekan Fakultas Ilmu

Ilmu Kesehatan Universitas Esa Unggul.


2. Putri Handayani, SKM, MKKK selaku Ketua Prodi Kesehatan Masyarakat

Universitas Esa Unggul.


3. Mohamad Reza Hilmy, SKM, MARS, PhD selaku Pembimbing penyusunan

laporan magang.
4. Dr. JB Endrotomo Sumargono, SpOT selaku Direktur Rumah Sakit St Carolus

Jakarta Pusat.
5. Dr. Ronald selaku Kepala Unit Radiologi Rumah Sakit St Carolus Jakarta

Pusat.
6. Endratmo Patris Wardomo, S.ST, MM selaku Penanggung Jawab Unit

Radiologi Rumah Sakit St Carolus Jakarta Pusat dan selaku pembimbing

lapangan yang telah memberikan bimbingan selama pelaksanaan magang .

7. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah

membantu dalam penyusunan laporan magang.

Penulis menyadari laporan magang ini masih jauh dari sempurna, oleh karena

itu, diharapkan masukan dari semua pihak berupa kritik maupun saran demi

3
kesempurnaan laporan magang ini dan akhir kata penulis mengucapkan terima

kasih.

Jakarta, September 2016

Penulis

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN...2
KATA PENGANTAR....3

4
DAFTAR ISI...5

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang7

B. Tujuan..9

C. Manfaat....9

BAB II KERANGKA TEORI DAN KONSEP

A. Kerangka Teori......11

1. Rumah Sakit......11

2. Unit Radiologi...15

3. Manajemen Pelayanan Unit Radiologi......16

B. Kerangka Konsep.......24

BAB III RENCANA KEGIATAN

A. Persiapan.......25

B. Pelaksanaan...25

C. Materi yang dipelajari....26

D. Jadwal Kegiatan....26

BAB IV HASIL MAGANG

A. Gambaran Umum RS St Carolus Jakarta Pusat....29

B. Gambaran Umum Unit Radiologi RS St Carolus Jakarta Pusat34

C. Hasil selama pelaksanaan magang di Unit Radiologi RS St Carolus38

5
BAB V PEMBAHASAN

A. Proses manajemen pelayanan unit radiologi RS St Carolus.49

B. Masalah masalah yang dihadapi dalam pelayanan unit radiologi

di Rumah Sakit St Carolus Jakarta Pusat...55

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN....58

B. SARAN.....59

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Rumah Sakit menurut Undang undang RI Nomor 44 Tahun 2009 adalah

institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karakteristik tersendiri yang

dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan, kemajuan

6
teknologi, dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang harus tetap mampu

meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau oleh masyarakat agar

terwujud derajat kesehatan yang setinggi tingginya.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kedokteran telah

banyak memberikan manfaat dalam membantu pengobatan yaitu salah satunya

penggunaan di bidang radiologi. Radiologi adalah ilmu kedokteran untuk melihat

bagian tubuh manusia dengan menggunakan pancaran atau radiasi gelombang,

baik gelombang elektromagnetik maupun gelombang mekanik. Pada awalnya

frekuensi yang digunakan berbentuk sinar X (X - ray) namun kemajuan

teknologi modern memakai pemindai CT Scan (Scanning), MRI (Magnetic

Resonance Imaging), gelombang sangat tinggi (ultrasonik) seperti

ultrasonography (USG) (Rasad,Sjahriar.2005).

Pelayanan unit radiologi merupakan salah satu komponen dari rumah sakit

yang mampu memberikan pelayanan sebagai penunjang medik dalam membantu

menegakkan diagnosa suatu penyakit. Radiologi dalam pengerjaannya

menggunakan sumber sinar pengion dan bukan pengion, gelombang suara dan

magnet untuk membantu menegakkan diagnosa penyakit pasien dalam bentuk

gambaran anatomi tubuh yang ditampilkan dalam foto atau film radiografi yang

bisa didokumentasikan (Malueka,Rusdy Ghazali.2006).

Pelayanan unit radiologi merupakan pelayanan kesehatan yang menggunakan

bahan radioaktif atau menggunakan sumber sinar pengion dan bukan pengion,

gelombang suara dan magnet sehingga bahan tersebut mempunyai dua sisi yang

7
saling berlawanan, yaitu dapat sangat berguna dalam penegakan diagnosa dan

terapi penyakit, dan sisi lainnya akan sangat berbahaya apabila dalam

penggunaannya tidak tepat serta tidak terkontrol dengan baik. Dalam Keputusan

Menteri Kesehatan RI NO 1014/MENKES/SK/XI/2008, penggunan radiologi

diagnostik yang tidak sesuai dengan prinsip dasar keselamatan radiasi dapat

membahayakan kesehatan pasien, tenaga kesehatan, maupun masyarakat di

sekitarnya. Sebagai salah satu unit penunjang medik di rumah sakit, unit radiologi

memiliki posisi cukup penting dalam terwujudnya pelayanan kesehatan yang

optimal. Keberadaan instalasi radiologi rumah sakit mempunyai peran penting

dalam memberikan pelayanan radiodiagnostik dan pelayanan radioterapi sebaik

mungkin kepada pasien dengan tetap memperhatikan efek bahaya radiasi tersebut.

Maka dari itu, pemanfaatan radiasi dalam pelayanan unit radiologi di rumah sakit

harus dilakukan secara tepat dan hati hati. Tentunya hal ini dapat tercapai

apabila manajemen pelayanan unit radiologi di rumah sakit sudah berjalan dengan

baik.

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk mengetahui

Gambaran Manajemen Pelayanan Unit Radiologi di Rumah Sakit St Carolus

Jakarta Pusat.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

8
Tujuan umum dari akan dilakukannya kegiatan magang ini adalah untuk

mengetahui Gambaran Manajemen Pelayanan Unit Radiologi di Rumah Sakit St

Carolus Jakarta Pusat Tahun 2016.

2. Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui tahapan manajemen pelayanan unit radiologi di Rumah

Sakit St Carolus Jakarta Pusat.

2. Untuk mengetahui identifikasi masalah dalam pelayanan unit radiologi di

Rumah Sakit St Carolus Jakarta Pusat.

3. Untuk mengetahui risiko yang mungkin terjadi pada petugas yang berada

di unit radiologi Rumah Sakit St Carolus Jakarta Pusat.

C. Manfaat

1. Bagi Instansi Rumah Sakit

1. Dilakukannya kegiatan magang di rumah sakit dapat memberikan tambahan

informasi bagi Rumah Sakit dalam manajemen pelayanan unit radiologi.

2. Bagi Fakultas

1. Tersusunnya kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan nyata di lapangan.

9
2. Dilakukannya kegiatan magang ini diharapkan dapat dijadikan masukan dalam

pengembangan ilmu pengetahuan bagi program S1 Kesehatan Masyarakat

khususnya Peminatan Manajemen Rumah Sakit (MRS).

3. Bagi Mahasiswa

1. Dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan mahasiswa mengenai

manajemen pelayanan unit radiologi di rumah sakit.

2. Dapat mengetahui permasalahan dan gambaran yang nyata dari berbagai

permasalahan yang ada di lapangan.

BAB II

KERANGKA TEORI DAN KONSEP

10
A. Kerangka Teori

a. Rumah Sakit

1. Pengertian Rumah Sakit

Rumah Sakit adalah sarana kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan

kesehatan secara merata dengan mengutamakan upaya penyembuhan penyakit dan

pemeliharaan kesehatan, yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan

upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit dalam suatu tatanan

rujukan, serta dapat dimanfaatkan untuk pendidikan tenaga dan penelitian

(Depkes RI.2009).

Pengertian Rumah Sakit menurut Undang undang RI Nomor 44 Tahun 2009

tentang Rumah Sakit, yang dimaksud Rumah Sakit adalah institusi pelayanan

kesehatan bagi masyarakat dengan karakteristik tersendiri yang dipengaruhi oleh

perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan, kemajuan teknologi, dan kehidupan

sosial ekonomi masyarakat yang harus tetap mampu meningkatkan pelayanan

yang lebih bermutu dan terjangkau oleh masyarakat agar terwujud derajat

kesehatan yang setinggi tingginya.

Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan

pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan

rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Pelayanan Kesehatan Paripurna adalah

pelayanan kesehatan yang meliputi promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif

(UU No.44 Tahun 2009).

11
2. Tujuan Rumah Sakit

Menurut Undang undang RI Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit,

pada pasal 3 terdapat pengaturan penyelenggaraan rumah sakit bertujuan :

a. Mempermudah akses masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.

b. Memberikan perlindungan terhadap keselamatan pasien, masyarakat,

lingkungan rumah sakit dan sumber daya manusia di rumah sakit.

c. Meningkatkan mutu dan mempertahankan standar pelayanan rumah sakit.

d. Memberikan kepastain hokum kepada pasien, masyarakat, sumber daya

manusia rumah sakit dan rumah sakit.

3. Tugas dan Fungsi Rumah Sakit

Menurut Undang undang RI Nomor 44 Tahun 2009, Rumah Sakit mempunyai

tugas memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna. Pelayanan

kesehatan paripurna adalah pelayanan kesehatan yang meliputi promotif,

preventif, kuratif dan rehabilitatif.

Berdasarkan Undang undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009,

rumah sakit mempunyai fungsi :

a. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai

dengan standar pelayanan rumah sakit.

b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan peroranagn melalui pelayanan

kesehatan yang paripurna.

12
c. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam

rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan.

d. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi

bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan

memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan.

4. Klasifikasi Rumah Sakit

Permenkes RI No 340/MENKES/PER/III tahun 2010 tentang klasifikasi rumah

sakit dibedakan berdasarkan : pelayanan, sumber daya manusia, peralatan, sarana

dan prasarana dan administrasi dan manajemen. Adapun klasifikasi rumah sakit

umum adalah :

a. Rumah Sakit Umum Kelas A

Rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan

medik paling sedikit 4 (empat) Pelayanan Medik Spesialis Dasar terdiri dari :

pelayanan penyakit dalam, kesehatan anak, bedah, obstetri dan ginekologi, 5

(lima) Pelayanan Spesialis Penunjang Medik terdiri dari : pelayanan anestesiologi,

radiologi, rehabilitasi medik, patologi klinik dan patologi anatomi, 12 (dua belas)

Pelayanan Medik Spesialis Lain terdiri dari : mata, telinga hidung tenggorokan,

syaraf, jantung dan pembuluh darah, kulit dan kelamin, kedokteran jiwa, paru,

orthopedi, urologi, bedah syaraf, bedah plastik dan kedokteran forensik, dan 13

(tiga belas) Pelayanan Medik Subspesialis terdiri dari : bedah, penyakit dalam,

kesehatan anak, obstetri dan ginekologi, mata, telinga hidung tenggorokan, syaraf,

13
jantung dan pembuluh darah, kulit dan kelamin, jiwa, paru, onthopedi dan gigi

mulut.

b. Rumah sakit umum kelas B

Rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan

medik paling sedikit 4 (empat) Pelayanan Medik Spesialis Dasar terdiri dari :

pelayanan penyakit dalam, kesehatan anak, bedah, obstetri dan ginekologi,

4 (empat) Pelayanan Spesialis Penunjang Medik terdiri dari : pelayanan

anestesiologi, radiologi, rehabilitasi medik dan patologi klinik, 8 (delapan)

Pelayanan Medik Spesialis Lainnya terdiri dari : mata, telinga hidung

tenggorokan, syaraf, jantung dan pembuluh darah, kulit dan kelamin, kedokteran

jiwa, paru, urologi dan kedokteran forensik, 2 (dua) Pelayanan Medik

Subspesialis Dasar terdiri dari : bedah, penyakit dalam, kesehatan anak, obstetri

dan ginekologi.

c. Rumah sakit umum kelas C

Rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan

medik paling sedikit 4 (empat) Pelayanan Medik Spesialis Dasar terdiri dari :

pelayanan penyakit dalam, kesehatan anak, bedah, obstetri dan ginekologi dan 4

(empat) Pelayanan Spesialis Penunjang Medik terdiri dari : pelayanan

anestesiologi, radiologi, rehabilitasi medik dan patologi klinik.

d. Rumah sakit umum kelas D

14
Rumah sakit umum yang harus mempunyai fasilitas dan kemampuan

pelayanan medik paling sedikit 2 (dua) dari 4 (empat) jenis Pelayanan Spesialis

Dasar terdiri dari : pelayanan penyakit dalam, kesehatan anak, bedah, obstetri dan

ginekologi.

b. Unit Radiologi

Radiologi adalah ilmu kedokteran untuk melihat bagian tubuh manusia

dengan menggunakan pancaran atau radiasi gelombang, baik gelombang

elektromagnetik maupun gelombang mekanik. Pada awalnya frekuensi yang

digunakan berbentuk sinar X (X - ray) namun kemajuan teknologi modern

memakai pemindai CT Scan (Scanning), MRI (Magnetic Resonance Imaging),

gelombang sangat tinggi (ultrasonik) seperti ultrasonography (USG)

(Rasad,Sjahriar.2005).

Unit radiologi merupakan salah satu unit penunjang medik dalam

pelayanan kesehatan di rumah sakit yang membutuhkan beberapa fasilitas

fasilitas yang dapat menunjang kinerja suatu unit radiologi. Ruang yang harus

dimiliki di unit radiologi terdiri dari : ruang utama yakni ruang penyinaran, ruang

operator, kamar gelap, ruang sanitasi, ruang baca film dan ruang peencanaan

dosis. Selain itu, diperlukan pula ruang administrasi yang mencakup antara lain

ruang tunggu pasien, ruang tata usaha dan ruang kerja dokter. Pada unit radiologi

rumah sakit memiliki pembagian daerah aktivitas berdasarkan tingkat radiasinya

yang terbagi menjadi tiga daerah radiasi yaitu daerah radiasi rendah dengan dosis

ekivalen yang diterima tubuh < 0,1 rem / minggu, daerah radiasi sedang dengan

15
dosis ekivalen yang diterima tubuh > 0,1 rem / minggu tetapi < 5 rem / tahun, dan

daerah radiasi tinggi dengan dosis ekivalen yang diterima tubuh < 5 rem / tahun.

Unit radiologi merupakan salah satu unit pelayanan kesehatan sebagai

pelayanan penunjang medik di rumah sakit dalam membantu menegakkan

diagnosa penyakit pasien dengan menggunakan sumber sinar pengion dan bukan

pengion, gelombang suara dan magnet untuk imaging diagnostik dan terapi.

Pelayanan unit radiologi merupakan salah satu pelayanan penunjang medik yang

memberikan layanan pemeriksaan radiologi dengan hasil pemeriksaan berupa foto

atau gambar (imaging) yang dapat membantu dokter untuk menegakkan diagnosa

penyakit pasien (Malueka,Rusdy Ghazali.2006).

c. Manajemen pelayanan unit radiologi

1. Pengertian Manajemen

Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Pengatur

dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urut dan fungsi fungsi

manajemen itu. Jadi, manajemen merupakan suatu proses untuk mewujudkan

tujuan yang diinginkan. Manajemen berhubungan dengan pencapaian suatu

tujuan, yang dilakukan melalui orang lain. Manajemen di titik beratkan pada

usaha memanfaatkan orang lain dalam mencapai tujuan. Untuk mencapai tujuan

tersebut, maka orang orang dalam organisasi harus jelas wewenang, tanggung

jawab dan tugasnya. Manajemen adalah suatu proses perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan untuk mewujudkan tercapainya

tujuan (M.Yani .2012).

16
2. Pelayanan unit radiologi

Unit radiologi adalah tempat penyelenggaraan pelayanan radiologi dan atau

radioterapi kepada pasien yang membutuhkan dengan menegakkan diagnosis yang

cepat dan tepat dan atau pemberian radioterapi yang akurat. Dalam Keputusan

Menteri Kesehatan RI NO 1014/MENKES/SK/XI/2008 tentang standar pelayanan

radiologi diagnostik di sarana pelayanan kesehatan, ruang lingkup pelayanan

radiologi diagnostik meliputi :

a. Pelayanan radiodiagnostik

Pelayanan radiodiagnostik adalah pelayanan untuk melakukan diagnosis

dengan menggunakan radiasi pengion, meliputi antara lain pelayanan X ray

konvensional, Computed Tomography Scan / CT Scan dan mammografi.

b. Pelayanan imejing diagnostik

Pelayanan imejing diagnostik adalah pelayanan untuk melakukan diagnosis

dengan menggunakan radiasi non pengion, antara lain pemeriksaan dengan

magnetic resonance imaging / MRI, USG.

c. Pelayanan radiologi intervensional

Pelayanan radiologi intervensional adalah pelayanan untuk melakukan

diagnosis dan terapi intervensi dengan menggunakan peralatan radiologi X ray

(Angiografi, CT). Pelayanan ini memakai radiasi pengion dan radiasi non

pengion.

17
Dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI NO 1014/MENKES/SK/XI/2008,

setiap instalasi atau unit pelayanan radiologi diagnostik ada struktur organisasi

yang mengatur jalur komando dan jalur koordinasi dalam penyelenggaraan dan

pelaksanaan pelayanan radiologi diagnostik. Struktur organisasi bertujuan untuk

meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam upaya manajemen pelayanan

radiologi diagnostik. Bagan dan komponen dalam struktur organisasi disesuaikan

dengan jenis kegiatan yang dilakukan dan disesuaikan dengan kondisi serta

struktur organisasi induk sarana pelayanan kesehatan tersebut. Komponen yang

ada dalam struktur organisasi adalah :

a. Kepala instalasi atau unit radiologi atau radiologi diagnostik

b. Kepala Pelayanan Radiologi diagnostik

c. Staf fungsional

Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala Instalasi / Unit dapat dibantu oleh

Koordinator yang jenis dan jumlahnya disesuaikan dengan kegiatan yang akan

dilaksanakan tanpa meninggalkan unsur efisiensi dan efektivitas. Setiap tenaga

yang berada dalam instansi tersebut mempunyai uraian tugas yang ditetapkan atau

disahkan oleh penanggung jawab atau pimpinan sarana pelayanan kesehatan.

Bagan struktur organisasi dan uraian tugas masing-masing tenaga ditetapkan atau

disahkan oleh Pimpinan atau Direktur sarana pelayanan kesehatan tersebut.

Setiap tenaga yang ada dalam instalasi atau unit pelayanan radiologi diagnostik

mempunyai tugas dan bertanggung jawab terhadap semua kegiatan yang

berhubungan dengan mutu teknis dan proteksi atau keamanan pelayanan

18
radiodiagnostik-imejing atau intervensional. Tenaga yang melakukan pemeriksaan

radiologi diagnostik khusus untuk kesehatan gigi dan jantung perlu mendapatkan

pelatihan khusus untuk bidang tersebut. Tugas pokok masing-masing jenis tenaga

adalah :

1). Dokter Spesialis Radiologi.

a. Menyusun dan mengevaluasi secara berkala SOP tindak medik

radiodiagnostik, imejing diagnostik dan radiologi intervensional serta

melakukan revisi bila perlu.

b. Melaksanakan dan mengevaluasi tindak radiodiagnostik, imejing diagnostik

dan radiologi intervensional sesuai yang telah ditetapkan dalam SOP.

c. Melaksanakan pemeriksaan dengan kontras dan fluroskopi bersama dengan

radiografer. Khusus pemeriksaan yang memerlukan penyuntikan intravena,

dikerjakan oleh dokter spesialis radiologi atau dokter lain atau tenaga

kesehatan yang mendapat pendelegasian.

d. Menjelaskan dan menandatangani informed consent atau izin tindakan medik

kepada pasien atau keluarga pasien.

e. Melakukan pembacaan terhadap hasil pemeriksaan radiodiagnostik, imejing

diagnostik dan tindakan radiologi intervensional.

f. Melaksanakan teleradiologi dan konsultasi radiodiagnostik, imejing diagnostik

dan radiologi intervensional sesuai kebutuhan.

19
g. Memberikan layanan konsultasi terhadap pemeriksaan yang akan

dilaksanakan.

h. Menjamin pelaksanaan seluruh aspek proteksi radiasi terhadap pasien.

i. Menjamin bahwa paparan pasien serendah mungkin untuk mendapatkan citra

radiografi yang seoptimal mungkin dengan mempertimbangkan tingkat

panduan paparan medik.

j. Memberikan rujukan dan justifikasi pelaksanaan diagnosis atau intervensional

dengan mempertimbangkan informasi pemeriksaan sebelumnya.

k. Mengevaluasi kecelakaan radiasi dari sudut pandang klinis.

l. Meningkatkan kemampuan diri sesuai perkembangan IPTEK (Ilmu

Pengetahuan dan Teknologi) Radiologi.

2). Radiografer

a. Mempersiapkan pasien, obat-obatan dan peralatan untuk pemeriksaan dan

pembuatan foto radiologi.

b. Memposisikan pasien sesuai dengan teknik pemeriksaan.

c. Mengoperasionalkan peralatan radiologi sesuai SOP. Khusus untuk

pemeriksaan dengan kontras dan fluoroskopi pemeriksaan dikerjakan bersama

dokter spesialis radiologi.

d. Melakukan kegiatan processing film (kamar gelap dan work station).

20
e. Melakukan penjaminan dan kendali mutu.

f. Memberikan proteksi terhadap pasien, dirinya sendiri dan masyarakat di

sekitar ruang pesawat sinar-X.

g. Menerapkan teknik dan prosedur yang tepat untuk meminimalkan paparan

yang diterima pasien sesuai kebutuhan.

h. Merawat dan memelihara alat pemeriksaan radiologi secara rutin.

3). Fisikawan Medik.

a. Pengukuran dan analisa data radiasi dan menyusun tabel data radiasi untuk

penggunaan klinik.

b. Pelaksanaan aspek teknis dan perencanaan radiasi.

c. Pengadaan prosedur QA(Quality Assurance atau jaminan mutu) dalam

radiologi diagnostik, meliputi pelaksanaan diagnosa dan terapi, keamanan

radiasi dan kendali mutu.

d. Melakukan perhitungan dosis, terutama untuk menentukan dosis janin pada

wanita hamil.

e. Jaminan bahwa spesifikasi peralatan radiologi diagnostik sesuai dengan

keselamatan radiasi.

f. Acceptance test (uji penerimaan) dari unit yang baru.

g. Supervisi perawatan berkala peralatan radiologi diagnostik.

21
h. Berpartisipasi dalam meninjau ulang secara terus menerus keberadaan sumber

daya manusia, peralatan, prosedur dan perlengkapan proteksi radiasi.

i. Berpartisipasi dalam investigasi dan evaluasi kecelakaan radiasi.

j. Meningkatkan kemampuan sesuai perkembangan IPTEK (Ilmu Pengetahuan

dan Teknologi).

4). Tenaga Teknik Elektromedis

a. Melakukan perawatan peralatan Radiologi diagnostik, bekerja sama dengan

Fisikawan Medis secara rutin.

b. Melakukan perbaikan ringan.

c. Turut serta dengan supplier pada tiap pemasangan alat baru atau perbaikan

besar.

5). Tenaga PPR (Petugas Proteksi Radiasi).

a. Membuat program Proteksi dan Keselamatan Radiasi.

b. Memantau aspek operasional program Proteksi dan Keselamatan Radiasi.

c. Memastikan ketersediaan dan kelayakan perlengkapan Proteksi Radiasi, dan

memantau pemakaiannya.

d. Meninjau secara sistematik dan periodik, program pemantauan di semua

tempat di mana Pesawat Sinar-X digunakan.

22
e. Memberikan konsultasi yang terkait dengan Proteksi dan Keselamatan

Radiasi.

f. Berpartisipasi dalam mendesain fasilitas Radiologi.

g. Memelihara Rekaman.

h. Mengidentifikasi kebutuhan dan mengorganisasi kegiatan pelatihan.

i. Melaksanakan latihan penanggulangan dan pencarian keterangan dalam hal

kedaruratan.

j. Melaporkan kepada Pemegang Izin setiap kejadian kegagalan operasi yang

berpotensi kecelakaan Radiasi.

k. Menyiapkan laporan tertulis mengenai pelaksanaan program Proteksi dan

Keselamatan Radiasi, dan verifikasi keselamatan yang diketahui oleh

Pemegang Izin untuk dilaporkan kepada Kepala BAPETEN.

l. Melakukan inventarisasi zat radioaktif.

6). Tenaga Perawat

a. Mempersiapkan pasien dan peralatan yang dibutuhkan untuk pemeriksaan

radiologi.

b. Membantu dokter dalam pemasangan alat-alat pemeriksaan dengan bahan

kontras.

c. Membersihkan dan melakukan sterilisasi alat.

23
d. Bertanggung jawab atas keutuhan dan kelengkapan peralatan.

7). Tenaga IT

a. Memasukkan dan menyimpan data secara elektronik dengan rutin.

b. Memelihara dan memperbaiki alat-alat IT.

8). Tenaga Kamar Gelap

a. Menyiapkan kaset dan film.

b. Melakukan pemrosesan film.

c. Mengganti cairan processing (cairan developer dan fixer).

d. Bertanggung jawab terhadap kebersihan ruang kamar gelap.

9). Tenaga administrasi memiliki tugas untuk melakukan pencatatan dan

pelaporan semua kegiatan pemeriksaan yang dilakukan di institusi pelayanan

B. Kerangka Konsep

INPUT PROSES OUTPUT

a. Petugas Manajemen a. Pelayanan unit


kesehatan radiologi yang
pelayanan unit
bermutu
b. Pasien radiologi :
radiologi b. Hasil
a. Perencanaan diagnostik dan
c. Alat radiologi hasil terapi
b. Pengorganisasian
d. Sarana dan c. Pengarahan c. Perlindungan
fasilitas tenaga kesehatan
d. Pengawasan
dan pasien

24
BAB III

RENCANA KEGIATAN

A. Persiapan

Tahap persiapan magang dilakukan sebelum magang dilakukan pada tanggal

23 Agustus 2016. Adapun persiapan yang harus dilakukan sebelum melaksanakan

magang adalah dengan membuat judul magang, setelah judul magang disetujui

oleh pembimbing, kemudian melakukan pembuatan proposal magang sesuai

dengan judul yang telah disetujui yaitu Gambaran Manajemen Pelayanan Unit

Radiologi di Rumah Sakit St Carolus Jakarta Pusat, kemudian proposal magang

tersebut dikonsultasikan ke dosen pembimbing sampai proposal tersebut disetujui.

Setelah proposal telah disetujui, kemudian mengurus surat izin magang ke

fakultas untuk Rumah Sakit tempat magang dan surat tersebut diberikan ke

Rumah Sakit tempat magang yakni Rumah Sakit St Carolus Jakarta Pusat.

B. Pelaksanaan

Pelaksanaan magang dilaksanakan di Rumah Sakit St Carolus Jakarta Pusat.

Pelaksanaan magang dilakukan selama 22 hari kerja dimulai pada tangal 23

Agustus 2016. Adapun langkah langkah yang harus dilakukan pada tahap

pelaksanaan kegiatan yaitu memperkenalkan diri kepada pimpinan dan staff yang

ada di Rumah Sakit St Carolus Jakarta Pusat, kemudian menempatkan diri sebagai

mahasiswa yang menjalani tugas belajar pada waktu magang, memahami prosedur

kegiatan yang ada dan ketentuan yang berlaku di Rumah Sakit tempat magang,

25
melakukan kerjasama dengan petugas dilapangan untuk melaksanakan kegiatan

magang dan kemudian membuat laporan dari semua hasil magang yang akan

disajikan dalam bentuk laporan tertulis yang disusun secara sistematis dan teratur

sesuai dengan acuan atau panduan yang ada.

C. Materi yang dipelajari

Hal hal yang harus dipelajari dalam kegiatan magang, yaitu :

1. Melaksanakan kegiatan dan ikut berbaur dengan kegiatan yang ada di

lapangan.

2. Mempelajari mengenai gambaran umum rumah sakit, visi dan misi Rumah

Sakit St Carolus Jakarta Pusat.

3. Mempelajari mengenai manajemen pelayanan unit radiologi di Rumah Sakit

St Carolus Jakarta Pusat.

4. Mempelajari mengenai tahapan manajemen pelayanan unit radiologi di

Rumah Sakit St Carolus Jakarta Pusat.

5. Mempelajari mengenai identifikasi masalah dalam pelayanan unit radiologi di

Rumah Sakit St Carolus Jakarta Pusat.

6. Mempelajari mengenai risiko yang mungkin terjadi pada tenaga kerja yang

berada di unit radiologi Rumah Sakit St Carolus Jakarta Pusat.

D. Jadwal Kegiatan (Gantt Chart)

Kegiatan magang dilaksanakan pada tanggal 23 agustus 2016, adapun jadwal

kegiatan dalam bentuk gantt chart terlampir sebagai berikut :

26
Tabel 3.1 jadwal kegiatan (Gantt Chart) kegiatan pelaksanaan magang

Waktu Magang

NO Jenis Kegiatan Agustus September

M M M M M M M M
1 2 3 4 1 2 3 4

1. Memperkenalkan diri dan orientasi

di Rumah Sakit St Carolus Jakarta

Pusat.

2. Mengetahui gambaran umum rumah

sakit, visi dan misi Rumah Sakit St

Carolus Jakarta Pusat.

3. Mengetahui gambaran manajemen

pelayanan unit radiologi di Rumah

Sakit St Carolus Jakarta Pusat.

4. Mempelajari mengenai tahapan

manajemen pelayanan unit radiologi

di Rumah Sakit St Carolus Jakarta

Pusat.

5. Mempelajari mengenai identifikasi

masalah dalam pelayanan unit

radiologi di Rumah Sakit St Carolus

27
Jakarta Pusat.

6. Mempelajari mengenai risiko yang

mungkin terjadi pada tenaga kerja

yang berada di unit radiologi Rumah

Sakit St Carolus Jakarta Pusat.

7. Berpamitan dan mengucapkan

terima kasih kepada pimpinan dan

staff yang ada di Rumah Sakit St

Carolus Jakarta Pusat.

BAB IV

HASIL MAGANG

28
A. Gambaran Umum RS St Carolus Jakarta Pusat

1. Sejarah Singkat RS St Carolus

Rumah Sakit St Carolus adalah Rumah Sakit tipe B, yang terletak di Jalan

Salemba Raya No. 41 Kecamatan Senen Jakarta Pusat. Berdiri pada tanggal 21

Januari 1919, dan bertujuan untuk memberikan pelayanan kepada orang sakit pada

masa itu. Rumah Sakit St Carolus didirikan oleh Para suster Biarawati yang

berasal dari Belanda. Tetapi pada tahun 1943 Rumah Sakit St Carolus diambil alih

oleh tentara jepang. Para dokter, karyawan dan para suster biarawati yang

berkebangsaan belanda di tahan di kampung tahanan. Setelah tentara jepang

menyerah, Rumah Sakit St Carolus dikembalikan oleh para biarawati

berkebangsaan belanda tersebut dan diijinkan untuk beroperasi kembali.

Pada masa kemerdekaan, tahun 1945, Rumah Sakit St Carolus juga

mendirikan Sekolah Bidan, kemudian pada tahun 1948, Rumah Sakit St Carolus

sepenuhnya berstatus swasta, dan mulai terbuka bagi dokter Indonesia. Pada tahun

1950-1952 dilakukan pembangunan berbagai sarana pelayanan termasuk asrama

putri, pembaruan pengurus dan staf ahli. Tahun 1952 Rumah Sakit St Carolus

mendirikan Sekolah pengatur rawat yang dalam perkembangan selanjutnya pada

tahun 1962 menjadi Akademi Keperawatan St Carolus.

Pada tahun 1967 didirikan Pusat Kesehatan Masyrakat (Puskesmas) Paseban,

tahun 1968-1978 berturut-turut mendirikan Puskesmas St. Yusuf Tanjung Priok,

Puskesmas Carolus Cijantung, Puskesmas Klender dan Puskesmas Cengkareng.

29
Memasuki era 1990-an Rumah Sakit St Carolus mengalami tantangan dengan

munculnya berbagai rumah sakit baru yang disertai dengan penawaran-penawaran

menarik, banyak tenaga-tenaga terampil beralih ke berbagai rumah sakit tersebut.

Namun dibekali dengan harapan dan semangat pengabdian yang tulus, maka

Rumah Sakit St Carolus bangkit kembali.

Berbagai penghargaan yang didapatkan oleh Rumah Sakit St Carolus dalam

kurun waktu 1990 sampai dengan tahun 2015, antara lain pada tahun 1997

terakreditasi penuh dalam 5 bidang pelayanan, pada tahun 1997 mendapat

predikat sebagai RS pertama di Indonesia sebagai RS sayang ibu dan bayi, pada

tahun 2001 terakreditasi dalam 12 bidang pelayanan, pada tahun 2007 kembali

mendapatkan predikat sebagai RS sayang ibu dan bayi, pada tahun 2007

terakreditasi dalam 16 bidang pelayanan, pada tahun 2010 kembali mendapatkan

penghargaan sebagai RS sayang ibu dan bayi terbaik di DKI Jakarta, pada tahun

2011 terakreditasi 16 bidang pelayanan, pada tahun 2013 kembali mendapatkan

penghargaan sebagai RS sayang ibu dan bayi terbaik di DKI Jakarta, dan pada

tahun 2015 Lulus Akreditasi JCI dengan predikat paripurna.

Rumah Sakit St Carolus Jakarta Pusat merupakan Rumah Sakit Swasta yang

mampu memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan fasilitas-

fasilitas yang dimilikinya. Fasilitas-fasilitas yang ada di Rumah Sakit St Carolus

Jakarta Pusat dalam memberikan pelayanan kesehatan sebagai berikut :

1. Pelayanan medik

30
Pelayanan medik terdiri dari Unit Gawat Darurat, Unit Rawat Jalan, Unit

Kamar bedah, Satu Unit Uji Kesehatan, Unit Rehab Medik, Unit ICU/UPI, Satu

Unit Haemodialisa.

2. Rawat Inap

Rawat inap terdiri dari Perinatologi, Perawatan Kebidanan, Perawatan VIP,

Perawatan Dewasa, Perawatan Anak, Perawatan Bedah, Penyakit dalam dan ODC.

3. Pelayanan penunjang

Pelayanan penunjang terdiri dari Satu Unit Laboratorium, Satu Unit Radiologi,

Satu Unit Farmasi.

4. Fasilitas Lain

Fasilitas lain yang dimiliki Rumah Sakit St Carolus terdiri dari Fasilitas

Umum, Satu Unit Rekam Medis, Pelayanan Kesehatan Lingkungan, Pastoral,

Klinik Pratama, PKRS

5. Pengembangan Rumah Sakit

Pengembanagn rumah sakit terdiri dari Klinik Anak Terpadu, Bedah Mikro

Orthopedik, Pelayanan Geriatric, Klinik Hari Minggu, Pelayanan Pasien

HIV/AIDS.

2. Visi, Misi, Falsafah, Tujuan dan Lambang Rumah Sakit St Carolus

Jakarta Pusat.

a. Visi Rumah Sakit St Carolus

31
Menjadi Pelayanan Kesehatan yang dikenal dengan sentuhan manusiawi, utuh

dan terpadu atas dasar cinta kasih dan terbuka bagi sesama melalui sumber daya

manusia yang mampu dan mau bekerja keras dan terus belajar mengembangkan

diri.

b. Misi Rumah Sakit St Carolus

1. Memberikan pelayanan kesehatan bermutu dengan sikap bela rasa, sabar,

rendah hati, hormat terhadap kehidupan dan adil terutama kepada mereka yang

paling membutuhkan.

2. Memberikan pelayanan kesehatan melalui rawat inap, rawat jalan dan

pelayanan penunjang dengan memperhatikan aspek fisik, mental, social dan

spiritual.

3. Menyediakan pelayanan kesehatan bagi warga masyarakat dari semua agama,

ras, golongan, dan strata social serta ekonomi dengan cara subsidi silang.

4. Menyediakan sarana dan prasarana untuk meningkatkan kesejahteraan dan

pengembangan diri bagi semua yang berkarya sesuai dengan kebutuhan dan

kemampuan RS St Carolus.

5. Menciptakan suasana atau iklim kerja yang serasi dan mendukung persaudaraan

sejati, rasa memiliki serta disiplin demi kemajuan RS St Carolus.

c. Falsafah Rumah Sakit St Carolus

32
1. Iman, Pengharapan dan Kasih merupakan karunia yang mendasari keyakinan

RS St Carolus dalam memberdayakan manusia sebagai yang mempunyai citra dan

matabat yang unik.

2. Setiap orang berhak memperoleh derajat kesehatan yang optimal dan

berkewajiban memelihara serta meningkatkannya dengan sebaik-baiknya.

3. Karya kesehatan bukan semata-mata kegiatan teknis, tetapi juga merupakan

ungkapan komitmen terhadap pengabdian dan cinta kasih sesama.

d. Tujuan Rumah Sakit St Carolus

1. Berkembangnya budaya hidup sehat pada masyarakat yang dilayani melalui

pendekatan holistik dan komprehensif.

2. Tersedia pelayanan kesehatan bermutu bagi mereka yang membutuhkan dengan

memperhatikan kemajuan ilmu, teknologi dan etika profesi, serta penggunaan

sumber daya yang efektif dan efisien.

3. Terciptanya suasana dan iklim kerja partisipatif, yang didasari cinta kasih demi

pengembangan karya RS St Carolus dan kesejahteraan seluruh karyawan.

e. Lambang Rumah Sakit St Carolus

33
1. Salib, melambangkan iman.

2. Tangan, melambangkan harapan.

3. Bunga, melambangkan kasih.

4. Sayap melambangkan pelayanan kepada masyarakat.

5. Warna putih melambangkan pelayanan kesehatan St. Carolus mengabdikan diri

kepada masyarakat tanpa pamrih.

6. Warna hijau melambangkan kesehatan.

7. Warna merah melambangkan cinta kasih.

B. Gambaran Umum Unit Radiologi RS St Carolus Jakarta Pusat

1. Falsafah, Visi, Misi dan Tujuan Pelayanan Radiologi

a. Falsafah

a). Iman, pengharapan dan kasih merupakan karunia yang mendasari RS St

Carolus dalam memberdayakan manusia sebagai ciptaan Allah yang mempunyai

citra dan martabat yang unik.

34
b). Setiap orang tanpa memandang status sosial, ekonomi, agama dan suku berhak

memperoleh derajat kesehatan yang optimal dan wajib ikut serta dalam usaha

memelihara dan meningkatkan derajat kesehatannya.

c). Karya kesehatan khususnya dibidang Radiologi bukan semata mata kegiatan

teknis tetapi juga merupakan komitmen terhadap pengabdian dan cinta kasih

sesama.

b. Visi

Menjadi pelayanan kesehatan dibidang Radiologi yang dikenal melayani

dengan sentuhan manusiawi, utuh dan terpadu atas dasar cinta kasih dan terbuka

bagi sesama melalui sumber daya manusia yang mampu dan mau bekerja keras

dan terus belajar mengembangkan diri.

c. Misi

a). Memberikan pelayanan Radiologi yang bermutu dengan sikap bela rasa, sabar,

rendah hati, hormat terhadap kehidupan dan adil terutama kepada mereka yang

paling membutuhkan.

b). Memberikan pelayanan radiologi dengan memperhatikan aspek fisik, mental,

sosial dan spiritual.

c). Menyediakan pelayanan radiologi bagi warga masyarakat dari semua agama,

ras, golongan dan strata sosial serta ekonomi dengan cara subsidi silang.

35
d). Menciptakan suasana atau iklim kerja yang serasi dan mendukung

persaudaraan sejati, rasa memiliki serta disiplin demi kemajuan RS St Carolus

khususnya unit radiologi.

d. Tujuan

a). Ditingkatkannnya mutu pelayanan medik melalui pelayanan radiodiagnostik

imaging dengan memperhatikan kemajuan ilmu pengetahuan, etika profesi serta

menggunakan sumber daya yang efektif dan efisien serta memperhatikan unsur

bahaya radiasi.

b). Dilayaninya pemeriksaan radiologi sebagai penunjang diagnostik baik untuk

pelayanan rutin maupun gawat darurat.

c). Ditingkatkannnya mutu diagnostik klinik sehingga pengobatan terhadap pasien

lebih efisien dan efektif.

d). Diciptakannya suasana dan iklim kerja yang mendukung pengembangan karya

dan kesejahteraan karyawan radiologi RS St Carolus.

2. Struktur Unit Radiologi RS St Carolus

36
STRUKTUR ORGANISASI UNIT RADIOLOGI RS ST CAROLUS

PERHIMPUNAN
SINT CAROLUS

DIREKTUR
UTAMA

DK DKM DIREKTUR DAK DSU


MEDIK

KEPALA RADIOLOGI - USG


WAKA RADIOLOGI - USG

STAF
PJ ADM. ADM.
F
& KEU LOKET
AHLI
ADM.
LOGISTIK
RADIOG PERA PYB
WAT KESEKRET
RAFER ARIATAN

ADM. USG
Keterangan :

1. DK : Direktur Keperawatan KASIR

2. DKM : Direktur Kesehatan Masyarakat PEKARYA


3. DAK : Direktur Administrasi dan Keuangan
4. DSU : Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum
5. PYB : Penanggung yang bertugas sore
C. Hasil selama pelaksanaan magang di Unit Radiologi RS St Carolus

37
1. Pelayanan Unit Radiologi

1). Pelayanan radiologi diagnostik imajing di RS St Carolus diselengarakan

sesuai dengan standar nasional, undang undang dan peraturan yang berlaku

(standar pelayanan radiologi depkes, standar profesi ikatan profesi dan standar

RS St Carolus).

2). Pelayanan radiologi diagnostik imajing di RS St Carolus diselenggarakan

secara adekuat teratur dan nyaman untuk memenuhi kebutuhan pasien.

3). Pelayanan radiologi diagnostik meliputi radiodiagnostik konvensional,

intervensional, MSCT, panoramic, mammografi, BMD (Bone Mineral Density)

dan ultrasonografi.

4). Pelayanan radiologi diagnostik melayani unit gawat darurat, unit rawat jalan

dan unit rawat inap.

5). Waktu pelayanan radiologi diagnostik imaging di RS St Carolus adalah 24 jam

untuk pelayanan radiologi konvensional, dan tersedia pelayanan radiologi diluar

jam kerja untuk keadaan gawat darurat.

2. Fasilitas yang dimiliki di Unit Radiologi RS St Carolus

Unit radiologi RS St Carolus merupakan unit penunjang medik dengan

pelayanan 24 jam yang memiliki beberapa fasilitas fasilitas yang dapat

menunjang kinerja di unit radiologi RS St Carolus yang terdiri dari :

38
1). Loket pendaftaran yaitu tempat pasien mendaftar untuk pemeriksaan di unit

radiologi.

2). Ruang tunggu pasien dilengkapi dengan kursi, televisi (TV) dan disediakan

juga air minum untuk pasien.

3). Kamar 1 yaitu Dental Panoramic dan cepalometri merupakan penggunaan alat

spesialis pemeriksaan daerah tulang wajah dan gigi geligi dengan sinar X-ray.

4). Ruang USG 3D,4D (ultrasonografi) dan Echocardiografi

Pemeriksaan USG memanfaatkan gelombang suara berfrekuensi tinggi dan

tidak mengandung risiko adanya paparan radiasi sinar X, sehingga aman bagi

wanita hamil. Pemeriksaan USG dapat mendeteksi hampir semua organ tubuh,

mulai dari organ organ di dalam rongga perut sampai yang dekat permukaan

kulit.

Pemeriksaan Echocardiografi dapat mendeteksi struktur dan fungsi bagian

bagian jantung.

5). Ruang BMD (Bone Mineral Density) yaitu penggunaan alat pemeriksaan

untuk mengetahui kerapatan tulang (intensitas tulang) dengan sinar X-ray.

6). Kamar 2 yaitu MSCT Scan 16 Slices (Multi Slices CT-Scan) merupakan

penggunaan alat pemeriksaan untuk mengetahui lebih detail adanya kelainan

karena terlihat penampang tubuh dengan pemeriksaan penggunaan alat ini.

39
7). Kamar 3 yaitu Mammografi merupakan penggunaan alat pemeriksaan untuk

mengetahui adanya kelainan pada payudara dengan sinar X-ray.

8). Kamar 4 dan 5 yaitu Radio Konvensional merupakan pemeriksaan dengan alat

penyinaran X-ray yang sudah dilengkapi teknologi radiograph dengan Computed

Radiography (CR) yang menghasilkan gambar lebih detail dan akurat. Di kamar 5

ruang depan terdapat alat untuk pemeriksaan dengan fluroscopy

9). Ruang CR (Computed Radiography) adalah ruang proses mengubah sistem

analog pada radiography konvensional menjadi radiography digital, sehingga di

unit radiologi RS St Carolus tidak lagi menggunakan kamar gelap.

CR (Computed Radiography) merupakan suatu sistem atau proses untuk

mengubah sistem analog pada konvensional radiography menjadi digital

radiography.

10). Tiga ruang baca hasil terdiri dari ruang baca 1, ruang baca 2, ruang baca 3.

11). Satu ruang petugas unit radiologi, satu ruang peralatan perlengkapan (ATK

atau alat tulis kantor), satu ruang pengarsipan (arsip disimpan rapi di dalam

lemari/ rak arsip) dan satu ruang gudang obat.

3. Permintaan Pemeriksaan radiologi

Permintaan untuk pemeriksaan di unit radiologi RS St Carolus dapat

dilaksanakan berdasarkan :

1). Pelayanan radiologi dilaksanakan dengan indikasi dan atas permintaan dokter

secara tertulis atau elektronik.

40
2). Setiap tindakan bisa menimbulkan risiko terhadap pasien (tindakan

pemeriksaan dengan kontras) disertai surat persetujuan tindakan medik.

4. Alur Pelayanan Pemeriksaan di Unit Radiologi RS St Carolus

a. Alur Pelayanan untuk pemeriksaan di unit radiologi tanpa perjanjian.

Pasien datang ke unit radiologi menyerahkan surat pengantar ke


bagian pendaftaran dan administrasi radiologi.

Petugas bagian pendaftaran (administrasi) melakukan pemeriksaan


kelengkapan formulir identifikasi pasien,kemudian melakukan
penyimpanan identitas pasien di dalam data base komputer unit
radiologi, kemudian petugas administrasi membuat nota tarif
pembayaran.

Pasien yang telah mendapatkan nota tarif pembayaran dari petugas


administrasi radiologi langsung membayarkannya ke bagian kasir

Setelah pasien sudah membayar ke kasir, pasien kembali ke bagian


administrasi unit radiologi menyerahkan bukti pembayaran kemudian
pasien dipersilahkan untuk masuk ke dalam ruang tunggu
pemeriksaan

Pemeriksaan dilakukan sesuai dengan ketentuan yang dibutuhkan


pasien dan berurutan sesuai dengan nomor urut kunjungan pasien.

Hasil dapat diperoleh oleh pasien setelah 1-2 jam tanpa kontras, 2-3
jam dengan kontras, kemudian pasien mendapatkan hasil
pemeriksaan pasien.

41
b. Alur pelayanan untuk pasien yang melakukan pemeriksaan dengan perjanjian.

Pasien datang ke unit radiologi membawa surat pengantar dari Dokter perujuk

Petugas bagian pendaftaran (administrasi) melakukan pemeriksaan keterangan


identifikasi pasien dalam formulir pemerikasaan sesuai dengan permintaan
dokter perujuk , kemudian petugas memberikan penjelasan kepada pasien terkait
pemeriksaan yang akan dilakukan. Petugas unit radiologi memberitahukan untuk
jadwal pemeriksaan kepada pasien

Pasien menandatangani surat persetujuan tindakan medik, kemudian pasien


melakukan pembayaran di kasir, setelah selesai pembayaran, pasien kembali ke
unit radiologi.

Pemeriksaan dilakukan sesuai dengan waktu yang telah dijadwalkan

Hasil dapat diperoleh pasien sesuai dengan yang dijadwalkan petugas

5. Hasil pemeriksaan radiologi

Untuk hasil pemeriksaan radiologi yang dilakukan di unit radiologi di Rumah

Sakit St Carolus :

1). Bagian administrasi mencatat semua data tentang jumlah, jenis dan bentuk

pelayanan radiologi diagnostik imaging.

42
2). Penanggung jawab hasil pembacaan atau pemeriksaan radiologi adalah dokter

spesialis radiologi atau dokter yang mempunyai kompetensi terbatas yang

ditetapkan oleh kolegium disertai rekomendasi dari perhimpunan dokter spesialis

radiologi Indonesia.

3). Pembacaan hasil pemeriksaan radiologi dapat dilakukan dengan menggunakan

teleradiologi sesuai standar pelayanan teleradiologi perhimpunan dokter spesialis

radiologi Indonesia (PDSRI).

6. Keselamatan Kerja

Keselamatan kerja seluruh petugas atau pekerja di unit radiologi RS St Carolus

harus diperhatikan keselamatannya melalui :

1). Unit radiologi mempunyai suatu program aktif dalam proteksi radiasi,

keselamatan pasien dan keselamatan karyawan yang meliputi semua komponen

pelayanan radiologi.

2). Program keamanan dan keselamatan radiologi mencerminkan antisipasi risiko

dan bahaya yang dihadapi dan mengatur praktek yang aman dan langkah

pencegahan bahaya untuk staf radiologi, karyawan rumah sakit yang lain dan

pasien. Program ini dikoordinasikan dengan program K3 (Kesehatan dan

Keselamatan Kerja) dan petugas proteksi radiasi Rumah Sakit St Carolus.

3). Setiap pekerja radiasi harus memperhatikan nilai batas dosis sesuai ketentuan

yang berlaku.

43
4). Pemegang izin wajib memastikan agar nilai batas dosis paparan radiasi tidak

terlampaui.

5). Pelayanan pemeriksaan foto bed diluar ruangan radiologi dengan pesawat

mobile unit hanya diperbolehkan dengan pertimbangan keselamatan pasien

dengan tetap mengindahkan kaidah.

7. Dampak negatif dari efek radiasi di unit radiologi

Efek Radiasi di bagian unit radiologi yaitu :

1). Efek Somatik

Efek somatik adalah efek yang radiasi yang dapat langsung dirasakan oleh

orang yang menerima radiasi tersebut.

a. Efek Stokastik

Efek stokastik adalah efek yang peluang timbulnya merupakan fungsi dosis

radiasi dan diperkirakan tidak mengenal dosis ambang.

b. Efek Non Stokastik

Efek Non Stokastik adalah efek yang kualitas keparahannya bervariasi

menurut dosis dan hanya timbul bila dosis ambang dilampaui.

2). Efek Genetik

Efek biologi dari radiasi ionisasi pada generasi yang belum lahir disebut efek

genetik ini timbul karena kerusakan molekul DNA pada sperma atau ovarium

akibat radiasi.

44
3). Penyakit akibat radiasi yaitu :

a. Radiodermitis adalah peradangan pada kulit yang terjadi akibat penyinaran

lokal dengan dosis tinggi.

b. Sterilisasi dapat terjadi akibat penyinaran pada kelenjar kelamin dan efeknya

berupa pengurangan kesuburan sampai kemandulan.

c. Katarak terjadi pada penyinaran mata dengan dosis di atas 1,5 Gy dengan

masa tenang antara 5 10 tahun.

8. Jumlah pemeriksaan pasien di Unit Radiologi RS St Carolus tahun 2015

Jumlah pemeriksaan pasien yang telah dilakukan di Unit Radiologi RS Sint

Carolus tahun 2015 :

a. Jumlah pemeriksaan pasien rontgen pada bulan Januari sebanyak 2.229 orang,

Februari sebanyak 1.855 orang, Maret sebanyak 2.364 orang, April sebanyak

2.197 orang, Mei sebanyak 2.200 orang, Juni sebanyak 2.003 orang, Juli sebanyak

1.839 orang, Agustus sebanyak 1.965 orang, September sebanyak 2.722 orang,

Oktober sebanyak 2.021 orang, Nopember sebanyak 1.707 orang dan Desember

sebanyak 1.577 orang.

b. Jumlah pemeriksaan pasien CT-Scan pada bulan Januari sebanyak 275 orang,

Februari sebanyak 240 orang, Maret sebanyak 289 orang, April sebanyak 280

orang, Mei sebanyak 234 orang, Juni sebanyak 233 orang, Juli sebanyak 224

orang, Agustus sebanyak 261 orang, September sebanyak 249 orang, Oktober

45
sebanyak 265 orang, Nopember sebanyak 286 orang dan Desember sebanyak 226

orang.

c. Jumlah pemeriksaan pasien Mammografi pada bulan Januari sebanyak 29

orang, Februari sebanyak 26 orang, Maret sebanyak 29 orang, April sebanyak 24

orang, Mei sebanyak 25 orang, Juni sebanyak 36 orang, Juli sebanyak 22 orang,

Agustus sebanyak 26 orang, September sebanyak 24 orang, Oktober sebanyak 19

orang, Nopember sebanyak 27 orang dan Desember sebanyak 22 orang.

d. Jumlah pemeriksaan pasien BMD (Bone Mineral Density) pada bulan Januari

sebanyak 29 orang, Februari sebanyak 19 orang, Maret sebanyak 30 orang, April

sebanyak 26 orang, Mei sebanyak 24 orang, Juni sebanyak 16 orang, Juli

sebanyak 24 orang, Agustus sebanyak 22 orang, September sebanyak 26 orang,

Oktober sebanyak 28 orang, Nopember sebanyak 24 orang dan Desember

sebanyak 15 orang.

e. Jumlah pemeriksaan pasien USG pada bulan Januari sebanyak 546 orang,

Februari sebanyak 499 orang, Maret sebanyak 582 orang, April sebanyak 641

orang, Mei sebanyak 596 orang, Juni sebanyak 569 orang, Juli sebanyak 467

orang, Agustus sebanyak 519 orang, September sebanyak 536 orang, Oktober

sebanyak 578 orang, Nopember sebanyak 603 orang dan Desember sebanyak 503

orang.

f. Jumlah pemeriksaan pasien Echo pada bulan Januari sebanyak 117 orang,

Februari sebanyak 90 orang, Maret sebanyak 106 orang, April sebanyak 102

orang, Mei sebanyak 96 orang, Juni sebanyak 89 orang, Juli sebanyak 101 orang,

46
Agustus sebanyak 104 orang, September sebanyak 92 orang, Oktober sebanyak

112 orang, Nopember sebanyak 87 orang dan Desember sebanyak 100 orang.

BAB V

47
PEMBAHASAN

Dalam pembahasan magang ini, penulis membahas tentang pengamatannya

selama menjalani proses magang di Unit Radiologi Rumah Sakit St Carolus

Jakarta Pusat dengan judul Gambaran Manajemen Pelayanan Unit Radiologi di

RS St Carolus Jakarta Pusat. Penulis dapat melihat bagaimana manajemen

pelayanan unit radiologi serta masalah yang terjadi dalam manajemen pelayanan

unit radiologi di Rumah Sakit St Carolus.

Unit Radiologi merupakan salah satu unit pelayanan kesehatan penunjang

medik di Rumah Sakit St Carolus yang mengharuskan setiap pelayanan di unit

radiologi untuk bekerja secara professional dalam memberikan pelayanan kepada

pasien. Unit radiologi memiliki posisi cukup penting dalam terwujudnya

pelayanan kesehatan yang optimal dengan ditingkatkannnya mutu pelayanan

medik melalui pelayanan radiodiagnostik imaging dengan memperhatikan

kemajuan ilmu pengetahuan, etika profesi serta menggunakan sumber daya yang

efektif dan efisien serta memperhatikan unsur bahaya radiasi, maka diperlukan

manajemen pelayanan di unit radiologi untuk dapat melayani pemeriksaan

radiologi dengan baik sehingga pengobatan terhadap pasien lebih efisien dan

efektif.

A. Proses manajemen pelayanan unit radiologi RS St Carolus

48
Pelayanan di Unit Radiologi Rumah Sakit St Carolus dalam memberikan

pelayanan medik melalui pelayanan radiodiagnostik adapun tantangan yang

dihadapi dalam pelayanan radiologi adalah peningkatan mutu, kemampuan

petugas radiologi, jaminan keamanan dan keselamatan, sarana dan fasilitas sesuai

dengan tujuan Unit Radiologi Rumah Sakit St Carolus yaitu ditingkatkannnya

mutu pelayanan medik melalui pelayanan radiodiagnostik imaging dengan

memperhatikan kemajuan ilmu pengetahuan, etika profesi serta menggunakan

sumber daya yang efektif dan efisien serta memperhatikan unsur bahaya radiasi

sehingga pengobatan terhadap pasien lebih efisien dan efektif, dengan fungsi

utamanya untuk mengelola pelayanan diagnostic imaging dalam bentuk

pemeriksaan radiografi konvensional (tanpa dan dengan media kontras),

mamografi, panoramic, CT Scan dan USG secara profesional, cepat, efektif dan

efisien. Oleh karena itu, Unit Radiologi Rumah Sakit St Carolus menjalankan

manajemen pelayanannya sesuai dengan kegiatan yang sedang berjalan melalui

POAC, diantaranya :

1. Planning yaitu rencana yang dilakukan oleh Rumah Sakit St Carolus dalam

menjalankan manajemen pelayanan unit radiologi sehingga dapat menjadikan

pelayanan di Unit Radiologi Rumah Sakit St Carolus yang bermutu dan dapat

memberikan hasil yang baik kepada pasien dengan memperhatikan perlindungan

terhadap tenaga kesehatan dan pasien dalam memberikan pelayanan di unit

radiologi. Oleh karena itu, petugas di unit radiologi perlu mengikuti seminar

seminar yang berhubungan dengan radiodiagnostik, mengikuti pelatihan

pelatihan atau training radiodiagnostik yang diberikan dari pihak Rumah Sakit St

49
Carolus kepada petugas di unit radiologi serta mengikuti standar prosedur

operasional (SOP) yang ada di Rumah Sakit St Carolus yang berhubungan dengan

pelaksanaan pelayanan unit radiologi.

2. Organizing yaitu rencana pengorganisasian yang dilakukan oleh pihak Rumah

Sakit St Carolus dalam membentuk suatu organisasi dalam membagi tugas,

sehingga dalam manajemen pelayanan di unit radiologi dapat berjalan

terkoordinasi dengan efisien dan efektif. Dalam menjalankan tugasnya

memberikan pelayanan kesehatan di Unit Radiologi Rumah Sakit St Carolus

terdapat sejumlah petugas di Unit Radiologi Rumah Sakit St Carolus yang telah

terbagi sesuai dengan profesi masing masing petugas serta berdasarkan tingkat

pendidikannya meliputi :

a. Dokter spesialis Radiologi berjumlah 4 orang.

b. Perawat radiologi berjumlah 3 orang

c. Radiografer berjumlah 10 orang.

d. Administrasi Radiologi berjumlah 7 orang.

Dalam organisasi di Unit Radiologi Rumah Sakit St Carolus memiliki sistem

kerja ketenagaan yang dibagi menjadi tiga shift yaitu :

a. Shift pagi (shift 1) mulai masuk dari pukul 07.00 14.00 WIB.

b. Shift siang (shift 2) mulai masuk dari pukul 14.00 20.00 WIB.

c. Shift malam (shift 3) mulai masuk dari pukul 20.00 07.00 WIB.

50
Setiap organisasi di setiap unit yang ada di rumah sakit memiliki disiplin kerja

masing masing yang berkaitan dengan tugas dan kewajibannya. Disiplin kerja di

Unit Radiologi Rumah Sakit St Carolus meliputi :

a. Petugas di unit radiologi harus tiba tepat waktu sesuai dengan jadwal (tidak

boleh terlambat).

b. Petugas harus mengisi daftar absensi pada saat datang dan pulang sesuai dengan

waktu yang telah ditetapkan sesuai dengan jadwal.

c. Petugas harus mengikuti aturan dinas yang telah dibuat sesuai dengan jadwal

yang ada.

d. Petugas yang berhalangan hadir (masuk dinas), harus memberitahukan melalui

telephone ke sesama petugas lainnya agar dapat digantikan jam bertugasnya oleh

petugas lain.

e. Apabila seorang petugas ingin menukar jadwal jam kerja dengan petugas

lainnya, maka dapat dilakukan perubahan jadwal jam kerja yang telah ditetapkan.

f. Apabila seorang petugas ingin cuti kerja dapat diberikan dengan mengajukan

cuti kerja jauh hari sebelumnya agar dapat dibuatkan jadwal ganti petugas untuk

bertugas kerja di unit radiologi.

Pelayanan unit radiologi dapat berjalan sesuai dengan tujuan Unit Radiologi

Rumah Sakit St Carolus yaitu ditingkatkannnya mutu pelayanan medik melalui

pelayanan radiodiagnostik dengan memperhatikan kemajuan ilmu pengetahuan,

etika profesi serta menggunakan sumber daya yang efektif dan efisien serta

51
memperhatikan unsur bahaya radiasi, dilayaninya pemeriksaan radiologi sebagai

penunjang diagnostik baik untuk pelayanan rutin maupun gawat darurat,

ditingkatkannnya mutu diagnostik klinik sehingga pengobatan terhadap pasien

lebih efisien dan efektif, diciptakannya suasana dan iklim kerja yang mendukung

pengembangan karya dan kesejahteraan karyawan radiologi RS St Carolus, maka

pelayanan unit radiologi harus dilakukan oleh tenaga profesional yaitu :

1). Dokter Spesialis Radiologi.

a. Menyusun dan mengevaluasi secara berkala SOP tindak medik

radiodiagnostik, imejing diagnostik dan radiologi intervensional serta

melakukan revisi bila perlu.

b. Melaksanakan dan mengevaluasi tindak radiodiagnostik, imejing diagnostik

dan radiologi intervensional sesuai yang telah ditetapkan dalam SOP.

c. Melaksanakan pemeriksaan dengan kontras dan fluroskopi bersama dengan

radiografer. Khusus pemeriksaan yang memerlukan penyuntikan intravena,

dikerjakan oleh dokter spesialis radiologi atau dokter lain atau tenaga

kesehatan yang mendapat pendelegasian.

d. Menjelaskan dan menandatangani informed consent atau izin tindakan medik

kepada pasien atau keluarga pasien.

e. Melakukan pembacaan terhadap hasil pemeriksaan radiodiagnostik, imejing

diagnostik dan tindakan radiologi intervensional.

52
f. Melaksanakan teleradiologi dan konsultasi radiodiagnostik, imejing diagnostik

dan radiologi intervensional sesuai kebutuhan.

g. Memberikan layanan konsultasi terhadap pemeriksaan yang akan

dilaksanakan.

h. Menjamin pelaksanaan seluruh aspek proteksi radiasi terhadap pasien.

i. Menjamin bahwa paparan pasien serendah mungkin untuk mendapatkan citra

radiografi yang seoptimal mungkin dengan mempertimbangkan tingkat

panduan paparan medik.

j. Memberikan rujukan dan justifikasi pelaksanaan diagnosis atau intervensional

dengan mempertimbangkan informasi pemeriksaan sebelumnya.

k. Mengevaluasi kecelakaan radiasi dari sudut pandang klinis.

l. Meningkatkan kemampuan diri sesuai perkembangan IPTEK (Ilmu

Pengetahuan dan Teknologi) Radiologi.

2). Radiografer

a. Mempersiapkan pasien, obat-obatan dan peralatan untuk pemeriksaan dan

pembuatan foto radiologi.

b. Memposisikan pasien sesuai dengan teknik pemeriksaan.

c. Mengoperasionalkan peralatan radiologi sesuai SOP. Khusus untuk

pemeriksaan dengan kontras dan fluoroskopi pemeriksaan dikerjakan bersama

dokter spesialis radiologi.

53
d. Melakukan kegiatan processing film (kamar gelap dan work station).

e. Melakukan penjaminan dan kendali mutu.

f. Memberikan proteksi terhadap pasien, dirinya sendiri dan masyarakat di

sekitar ruang pesawat sinar-X.

g. Menerapkan teknik dan prosedur yang tepat untuk meminimalkan paparan

yang diterima pasien sesuai kebutuhan.

h. Merawat dan memelihara alat pemeriksaan radiologi secara rutin.

3). Tenaga Perawat

a. Mempersiapkan pasien dan peralatan yang dibutuhkan untuk pemeriksaan

radiologi.

b. Membantu dokter dalam pemasangan alat-alat pemeriksaan dengan bahan

kontras.

c. Membersihkan dan melakukan sterilisasi alat.

d. Bertanggung jawab atas keutuhan dan kelengkapan peralatan.

4). Tenaga administrasi

a. Memasukkan dan menyimpan data secara elektronik dengan rutin.

b. Tenaga administrasi memiliki tugas untuk melakukan pencatatan dan pelaporan

semua kegiatan pemeriksaan yang dilakukan di institusi pelayanan.

54
3. Actuating (penggerakan) dilakukan untuk mengarahkan, mempengaruhi dan

memotivasi petugas di unit radiologi agar dapat menjalankan tanggung jawabnya

dengan penuh kesadaran dan produktivitas yang tinggi. Petugas radiologi dalam

melaksanakan tugas kerjanya harus bertanggung jawab terhadap keselamatan

radiasi di sekitar tempat kerja agar terciptanya suasana dan iklim kerja yang

nyaman, baik untuk petugas radiologi maupun pasien.

4. Controlling (pengawasan) yaitu pengawasan dalam manajemen unit radiologi

Rumah Sakit St Carolus dilakukan untuk mengamati pelaksanaan tugas kerja

petugas di unit radiologi sudah berjalan sesuai dengan yang telah ditetapkan atau

belum berjalan sesuai dengan yang telah ditetapkan, dimana proses controlling

(pengawasan) di unit radiologi dilakukan setiap bulan sehingga dapat dilakukan

proses evaluasi jika ada yang belum sesuai dengan standar yang telah ditetapkan

atau apabila terjadinya penyimpangan.

B. Masalah masalah yang dihadapi dalam pelayanan unit radiologi di

Rumah Sakit St Carolus Jakarta Pusat.

Dalam memberikan pelayanan kepada pasien, masalah masalah yang

dihadapi dalam pelayanan unit radiologi di RS St Carolus antara lain :

1. Pada proses awal di bagian pendaftaran pasien untuk pemeriksaan radiologi

dengan pembayaran menggunakan tanggungan asuransi, terkadang pasien datang

untuk melakukan pemeriksaan di unit radiologi dengan membawa surat

permintaan pemeriksaan radiologi / CT Scan / USG / Echo tanpa diberi cap atau

label verifikasi asuransi (berisi kode verifikasi asuransi) dari PPJ (Pelayanan

55
Pasien Jaminan) sehingga pasien belum bisa mendaftar untuk pemeriksaan

radiologi sebelum surat permintaan pemeriksaan radiologi / CT Scan / USG /

Echo dicap atau diberi label oleh PPJ (Pelayanan Pasien Jaminan) maka pasien

harus kembali lagi ke bagian pendaftaran PPJ (Pelayanan Pasien Jaminan),

terkadang surat permintaan pemeriksaan radiologi / CT Scan / USG / Echo sudah

dicap atau diberi label oleh PPJ (Pelayanan Pasien Jaminan) tetapi belum di input

dalam sistem komputer administrasi pembayaran.

2. Tidak adanya sistem online pelayanan administrasi yang belum berjalan dengan

maksimal karena masih ditemukan kendala kendala dalam sistem seperti pada

pasien untuk pemeriksaan radiologi datang dari ruang rawat inap yang berpindah

kelas rawat inap pada sistem administrasi yang sudah diproses tidak atau belum

terkunci pada sistem komputer administrasi untuk tarif atau biaya pemeriksaan

maka terjadilah perubahan tarif atau biaya pemeriksaan sehingga terjadi ketidak

sesuaian dalam pembayaran tarif atau biaya pemeriksaan radiologi oleh pasien.

3. Pada pengambilan hasil pemeriksaan radiologi terkadang pasien harus

menunggu lama apabila dokter radiologi sedang ada tindakan pemeriksaan pasien

sehingga pembacaan hasil radiologi tertunda untuk sementara waktu sampai

dokter radiologi selesai melaksanakan tindakan pemeriksaan.

4. Tidak dapat menerima pasien untuk pemeriksaan MRI (Magnetik Resonance

Imaging) karena di Unit Radiologi RS St Carolus tidak memiliki alat MRI

(Magnetik Resonance Imaging) sehingga pasien harus mencari rumah sakit lain

yang memiliki peralatan MRI (Magnetik Resonance Imaging).

56
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

57
A. KESIMPULAN

Berdasarkan dalam pembahasan yang dijelaskan penulis, maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut :

1. Unit Radiologi RS St Carolus dalam memberikan pelayanannya dengan

berdasarkan tujuan unit radiologi RS St Carolus yaitu ditingkatkannya mutu

pelayanan medik melalui pelayanan radiodiagnostik imaging dengan

memperhatikan kemajuan ilmu pengetahuan, etika profesi serta menggunakan

sumber daya yang efektif dan efisien.

2. Unit Radiologi RS St Carolus sudah mengikuti standar prosedur operasional

(SOP) yang ada di RS St Carolus dan mengikuti peraturan dari pemerintah dalam

melaksanakan tugasnya dengan memperhatikan perlindungan radiasi (proteksi

radiasi).

3. Meskipun di Unit Radiologi RS St Carolus menghadapi masalah masalah

yang terjadi dalam pelayanan unit radiologi di Rumah Sakit St Carolus serta

kurang lengkapnya peralatan yang dimiliki unit radiologi RS St Carolus yakni

tidak adanya alat MRI (Magnetik Resonance Imaging) tetapi unit radiologi RS St

Carolus tetap bekerja dan memberikan pelayanan seoptimal mungkin sesuai

dengan visi, misi dan tujuan unit radiologi RS St Carolus .

B. SARAN

Saran yang dapat diberikan penulis melihat masalah masalah yang terjadi di

unit radiologi RS St Carolus antara lain :

58
1. Agar dapat memberikan pelayanan yang optimal serta menggunakan sumber

daya yang efektif dan efisien, maka perlu pembenahan sumber daya manusia

yakni petugas PPJ dalam menerima pasien perlu dipastikan kembali sudah dicap

atau diberi label bagi pasien yang pembayaran menggunakan tanggungan asuransi

sehingga pasien tidak bolak balik (mondar mandir) untuk mendapatkan cap atau

label karena belum sicap atau diberi label oleh petugas PPJ (Pelayanan Pasien

Jaminan).

2. Adanya penambahan alat MRI (Magnetik Resonance Imaging) dalam

memberikan pelayanan di Unit Radiologi RS St Carolus sehingga dapat menerima

pasien untuk pemeriksaan MRI (Magnetik Resonance Imaging).

DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI.2009. Rumah Sakit


http://www.depkes.go.id

59
Keputusan Menteri Kesehatan RI No 1014/MENKES/SK/XI/2008 tentang
Standar Pelayanan Radiologi Diagnostik Di Sarana Pelayanan Kesehatan
http://kepmenkesRI No 1014/MENKES/SK/XI/2008 tentang
Standar Pelayanan Radiologi Diagnostik Di Sarana Pelayanan Kesehatan
Malueka,Rusdy Ghazali.2006.Radiologi Diagnostik. Yogyakarta : Pustaka
Cendekia Press
M.Yani.2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Mitra
Wacana Media
Peraturan Menteri Kesehatan RI No 340/MENKES/PER/III/2010 tentang
Klasifikasi Rumah Sakit
http://permenkes RI No 340/MENKES/PER/III/2010 tentang
Klasifikasi Rumah Sakit
Rasad,Sjahriar.2005.Radiologi Diagnostik.Edisi 2.Jakarta : Balai Penerbit FKUI
Undang undang RI Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
http://permenkesUU No.44 Tahun 2009 tentang rumah sakit

60

Anda mungkin juga menyukai