Laporan kasus
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Laporan Kasus PKL V Program Studi Sarjana
Diajukan oleh:
(ATRO) BALI
2023
HALAMAN PENGESAHAN
Telah diperiksa dan disetujui sebagai laporan kasus untuk menyelesaikan tugas
Bali (ATRO) Bali di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi
Hernia Nukleus Pulposus (HNP) Di Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi Nusa
Tenggara Barat”
I Kadek Agus Mahendra Dwipayana, S.ST dr. Dewi Anjarwati, M.Kes, Sp.Rad
NIP. 199104112014021002 NIP. 196703081996032002
ii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang
Bali (ATRO) Bali di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi
bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, untuk itu penulis tidak
Tenggara Barat.
4. Keluarga tercinta yang selalu memberi dukungan, semangat dan doa tanpa
henti.
(ATRO) Bali.
6. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu
iii
Penulis menyadari bahwa laporan kasus ini masih banyak kekurangan dan
jauh dari kata sempurna, Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun dari semua pihak demi kesempurnaan laporan kasus ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga laporan kasus ini dapat bermanfaat
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.........................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN.........................................................................................ii
KATA PENGANTAR....................................................................................................iii
DAFTAR ISI....................................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR......................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................3
C. Tujuan Penelitian................................................................................................3
D. Manfaat Penelitian..............................................................................................4
BAB IV PENUTUP........................................................................................................28
A. Kesimpulan.........................................................................................................28
B. Saran...................................................................................................................29
v
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................30
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
banyak ditangani dengan radioterapi adalah tumor dan kanker. Berbeda dengan
menggunakan medan magnet dan gelombang radio untuk menghasilkan gambar rinci
jaringan lunak tubuh dan tulang. MRI membuat pencitraan tulang dengan
energi yang terdeteksi pada scanner. MRI umumnya dianggap sebagai studi
potongan coronal, sagittal, axial dan oblik tanpa banyak memanipulasi tubuh pasien.
Bila pemilihan parameternya tepat, kualitas gambaran detail tubuh manusia akan
tampak jelas, sehingga anatomi dan patologi jaringan tubuh dapat di evaluasi secara
teliti. Untuk itu perlu dipahami hal-hal yang berkaitan dengan prosedur teknik MRI
dan tindakan penyelamatan bila terjadi keadaan darurat. (Nadia Aspah, 2020)
1
MRI lumbosacral merupakan pemeriksaan tulang pungguang bagian bawah
yang memiliki struktur tulang yang kompleks, yang terdiri dari persendian, syaraf,
dan otot yang saling berhubungan, memberikan dukungan (penyokong) kekuatan dan
fleksibilitas. Namun struktur yang kompleks ini juga membuat punggung rentan
terhadap luka dan nyeri. Ada banyak kelainan yang menyebabkan nyeri pada daerah
Hernia Nucleus Pulposus (HNP) atau nyeri pinggang adalah suatu sindroma
klinik yang ditandai dengan gejala utama rasa nyeri di daerah tulang punggung
bawah dan sekitarnya. Secara umum penyebab Hernia Nucleus Pulposus (HNP)
adalah suatu sindroma klinik yang ditandai dengan gejala utama rasa nyeri didaerah
akibat Lumbosacral Strain, radang yang berupa radang spesifik (kronis), gangguan
Pada dasarnya keluhan nyeri pada tulang lumbosacral dapat terjadi pada
bangunan neuro muskuloskletal yang mana dari tubuh manusia, diantaranya nyeri
punggung bawah, dalam dunia medis disebut low back pain yang terjadi karena
sebutan encok. Berbagai macam bentuk keluhan di daerah lumbosacral dapat timbul
karena berhati-hati dan sikap yang kurang memperhatikan segi keamanan dalam
2
B. Rumusan Masalah
2. Sejauh mana informasi diagnosa yang diperoleh dari prosedur pemeriksaan MRI
lumbosacral pada kasus Hernia Nucleus Pulposus (HNP) di Rumah Sakit Umum
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khsusus
NTB.
3
D. Manfaat Penulisan
Memberi masukan dan saran -saran yang berguna bagi rumah sakit,
dalam hal ini instalasi radiologi umumnya dan radiografer pada khususnya
3. Bagi Penulis
4
BAB II
TINJAUAN TEORI
Keterangan gambar :
5
cranium, ekstremitas superior dan dinding thorax serta melalui gelang panggul
vertebra terletak medulla spinalis, radix nervi spinalis dan lapisan penutup
dari 7 ruas), thoracal (terdiri dari 12 ruas), lumbal (terdiri dari 5 ruas), sacral
a. Corpus
Corpus tiap vertebra bersifat masif dan berbentuk ginjal, pedikel kuat
b. Diskus intervertebralis
vertebralis. Diskus ini paling tebal di daerah cervical dan lumbal, tempat terjadi
tetapi daya pegas ini berangsur hilang dengan bertambahnya usia. Setiap
diskus terediri atas bagian tepi yang disebut anulus fibrosus dan bagian pusat
fibrokartilago.
c. Ligamentum
6
suatu pita utuh menyusuri permukaan anterior dan posterior columna
dan menempel kuat pada tepi depan sisi corpus vertebra dan pada diskus
berdekatan.
d. Medulla Spinalis
berakhir setinggi tepi bawah lumbal 1 ( pada orang dewasa). Medulla spinalis
conus medularis, dan dari apeksnya berjalan turun lanjutan pia mater yaitu
ventrikel lateral, tertius dan quartus. Keluar dari sistem ventrikel melalui tiga
foramen yang terdapat pada atap ventrikel quartus, dan masuk ke cavum sub-
medulla spinalis, cairan ini bersama dinding tulang dan ligamentum canalis
7
Hernia Nukleus Pulposus (HNP) disebut juga disc yaitu patologi tulang
belakang yang umumnya sekitar 95% terjadi pada l4-l5 atau l5-s1. Puncak HNP
terjadi pada usia 30-55 tahun. Kebanyakan herniated disc terjadi pada bagian
2005).
Hernia Nukleus Pulposus (HNP) paling sering terjadi pada orang dewasa,
menambah kemungkinan untuk terjadinya HNP. Hal ini dikarenakan inti ditengah
Diskus bisa pecah tiba-tiba karena terlalu banyak tekanan sekaligus. Misalnya,
jatuh dari tangga dan mendarat dalam posisi duduk dapat menyebabkan sejumlah
besar tekanan terjadi ditulang belakang. Bila tekanan ini cukup kuat, dapat
mematahkan atau diskus bisa pecah. Jika membungkuk dan mencoba untuk
mengangkat sesuatu yang terlalu berat, juga dapat menyebabkan hal tersebut.
Selain itu diskus juga bisa pecah karena melemahnya annulus dari cedera berulang
di diskus. Hak ini disebabkan oleh efek penuaan pada tulang belakang, alasan
yang paling umum untuk herniasi dibagian tulang belakang lumbosacral. (The
Pada umumnya HNP terjadi akibat cedera fleksi, meski penderita tidak
menyadari adanya trauma sebelumnya. Trauma yang terjadi dapat berupa trauma
tunggal uang berat maupun akumulasi dari trauma ringan yang berulang. Berat
badan maksimal yang ditanggung oleh daerah lumbal adalah 11,3 kg. pengulangan
8
mengangkat beban lebih dari 25 kali cenderung 3 kali lipat sering menimbulkan
1. Pengertian MRI
Resonance). Hal ini disebabkan dasar pencitraan bersumber pada pemanfaatan inti
medan magnet yang kuat Namun karena presepsi masyarakat luas yang negatif
jika menggunakan istilah “nuklir“ yang merupakan dampak dari trauma pada
penggunaan energi nuklir dalam bidang militer maka NMR tidak dipopulerkan
dan diganti menjadi MRI. Saat ini pemeriksaan MRI berkembang sangat pesat
yang tinggi, juga bersifat non-invasive (Non-Traumatis), tidak ada bahaya radiasi
9
Kualitas citra pada MRI ditentukan oleh beberapa faktor diantaranya:
Signal to Noise Rasio (SNR), Contras to Noise Rasio (CNR), Spatial Resolusion,
menggunakan :
c) Flip angle 90
e) FOV besar
f) Slice tebal
g) Receive bandwidth
h) Matriks kasar
pemeriksaan harus mampu menggambarkan CNR yang baik antara patologi dan
10
dengan baik agar CNR antara patologi dan struktur lain dapat ditingkatkan
sinyal null pada jaringan tertentu. T1 inversion recovery pendek (STIR), jika
3. Spatial Resolution
memilih :
a) Irisan tipis
4. Scan Time
a) TR pendek
a) Kontras T1
11
Sebagai waktu T1 lemak lebih pendek daripada air, vektor lemak diatur
magnetisasi lemak oleh karena itu lebih besar dari air. Setelah TR tertentu
yang lebih pendek dari total waktu relaksasi dari jaringan, selanjutnya eksitasi
magnetisasi dari kedua lemak dan air ke dalam bidang transversal (dengan
b) Kontras T2
transversal dalam air adalah besar. Air memiliki sinyal yang tinggi dan
transversal lemak kecil. Oleh karena itu lemak memiliki signal rendah dan
4. Pulsa Sekuens
1) Spin Echo
TR dan TE. TR dan TE yang pendek akan menghasilkan gambar T1w dan
12
pemilihan TR dan TE yang panjang akan menghasilkan gambar T2w
(Westbrook, 2014).
dengan pengaturan TR pendek (250-700 ms) dan TE pendek (10-25 ms). Pada
sequence spin echo diperoleh dengan pengaturan TR panjang (2000 ms+) dan
yang biasanya didahului dengan pulsa eksitasi 90° dan pulse rephasing dari
vektor magnetisasi adalah bidang transversal, tidak ada sinyal yang dibentuk
terjadi relaksasi, pulsa 90° dari sekuen SE diaplikasikan. Waktu antara pulsa
13
Image contrast dapat dimanipulasi dengan mengubah time invertion.
Dengan T1 pendek dan diberi pulsa eksitasi 90° setelah pulsa inversi 180°,
dari lemak (fat) pad semua medan magnet kuat. Sekuen STIR
pada saat lemak berada pada nilai nol. T1 untuk fat suppression kira-
kira 150 msec pada medan kuat 1,5 T dan 100 msec pada 0,5 T.
yang lain adalah sekuens FLAIR adalah sekuen FSE dengan time
14
Sekuens gradient echo juga dikenal sebagai sekuens gradient
recalled echo atau fastfield echo (FFE). Gradient coil pada sekuens
dengan polaritas negatif untuk merusak phase koheren dari presisi spin
merupakan faktor utama dari scan time pada sekuens GRE dan hampir
dalam hal saturasi dan penurunan SNR ketika sudut kemiringan yang
jaringan yang disebut T2* contrast. T2* contrast pada citra GRE
yang pendek, sekuens ini lebih utama untuk pemeriksaan dengan tahan
akuisisi multi-slice dengan kontras yang sangat bagus. Cara ini biasa
“parts per million" (ppm), suatu unit yang tidak tergantung pada
dalam pencitraan adalah antara proton dalam lemak dan air. Jika
16
proton lemak dan air dalam voxel yang sama, perbedaan
proton lemak dan air turun bergantian masuk dan keluar dari fase
proton lemak dan air 180° pada fase setelah eksitasi 2,2 msec dan
kembali lagi setelah 4,4 msec. Setelah 2,2 msec mereka akan
17
dalam berbagai macam imaging sekuens. Salah satu keunggulan
(d) SPIR
urutan T1W.
3) Kelainan kongenital
5) Trauma
1) Posisi Pasien
Form harus dibaca dengan teliti, semua pertanyaan harus dijawab dengan
jawaban yang jelas seperti "Ya atau Tidak," dan klarifikasi tambahan harus
ditulis. Ini harus ditandatangani oleh pasien atau wali hukum dan
menanggalkan logam apapun pada tubuh bila ada. Untuk pasien wanita
cek kembali pasien dengan metal detector sebelum pasien masuk ruang
2) Posisi Pasien
atau di atas batas coil. Pertengahan coil harus berada sekitar 5 cm superior
crista iliaca. Jika memiliki body coil dengan cakupan panjang, disarankan
adalah:
a) Sagital/koronal, SE/FSE T1
jarak antar irisan sedang mulai dari aspek posterior processus spinosus
sampai batas anterior tubuh. Pada posisi posterior sampai anterior (A)
sakrum. Demikian juga sagital localizer dibuat dengan tebal irisan dan
31 jarak antar irisan sedang, mulai dari sisi kiri ke kanan pada posisi L
b) Sagital SE/FSE T1
Dibuat dengan irisan dan jarak antar irisan yang tipis sejajar dengan
c) Sagital SE/FSE T2
pembobotan T1
Dibuat dengan tebal irisan sarta jarak antar irisan tipis sejajar dengan
20
atas diskus. Biasanya pemeriksaan dilakukan di tiga disc bagian
bawah.
BAB III
A. Pemaparan Kasus
Pasien atas nama Ny. DSM datang ke Instalasi Radiologi dengan surat
bagian belakang selama kurang lebih 1 minggu yang lalu. Dari informed
consent yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa pasien pernah ada
21
pemeriksaan MRI Lumbosacral dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Data Pasien
b) Umur : 37 Tahun
pemeriksaan
22
emergency ketika pasien membutuhkan bantuan ataupun pertolongan
dari petugas.
Merk : Philips
23
Gambar 3.2 Pesawat MRI Philips 1,5 Tesla
(5) Coil Array (Koil yang telah terpasang pada meja pemeriksaan)
24
(6) Tombol Emergency
(8) Printer
c) Teknik Pemeriksaan
akan dilakukan.
tidak tertahankan.
seperti Nama pasien, ID, Berat badan dan tinggi badan pasien,
dilakukan.
1 Survey
2 T2W_TSE_COR COR
3 T2W_TSE_SAG SAG
4 T1W_TSE_SAG SAG
5 T2W_SPIR SAG
6 T2W_TSE_TRA TRA
7 T1W_TSE_TRA TRA
8 MYELO_Radial myelo
26
Lumbosacral pada kasus Hernia Nukleus Pulposus (HNP) yang
27
(5) Hasil Interpretasi Dokter
28
BAB IV
PUNUTUP
A. KESIMPULAN
NTB tidak ada perbedaan dari segi persiapan pasien, persiapan alat dan
axial, sagital dan coronal untuk menentukan potongan yang akan diambil
29
B. SARAN
aman dan tidak terjadi artefak serta memberikan alat fixsasi pada lutut
30
DAFTAR PUSTAKA
Hakim, Amrin. 2018. Prosedur Pemeriksaan MRI Lumbal Pada Kasus Hernia
Nukleus Pulposus (HNP) Di Instalasi Radiologi RSUD Prof. DR.
Margono Soekarjo Purwokerto. Politeknik Kesehatan Semarang.
https://repository.poltekkes.smg.ac.id/index.php?
p=show_detail&id=16958&keywords=HNPAsih Puji Utami, S. D.
(2018). Radiologi Dasar 1. Magelang: Inti Medika Pustaka.
31