Anda di halaman 1dari 30

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi Thorax

2.1.1 Rongga Thorax

Thorax tersusun atas tulang dan tulang rawan. Rongga dada

atau thorax berbentuk kerucut, di bawah lebih leba daripada di atas

dan di belakang lebih panjang dari pada didepan. Bagian belakang

thorax dibentuk oleh duabelas vertebra thoracalis, di depan oleh

sternum dan disamping oleh keduabelas iga, yang melingkari badan

mulai dari belakang pada tulang belakang sampai ke sternum di

depan.

Batas - batas yang membentuk rongga thorax adalah sternum

dan tulang rawan iga -iga di depan, keduabelas ruas tulang punggung

beserta cakram antar ruas (discus inverterbralis) yang terbuat dari

tulang rawan di belakang, iga – iga beserta ototinterkostalis di

samping, diafraghma di bawah, dandasarleher di atas. Sebelah kanan

dan kiri rongga dada terisi penuh oleh paru – paru beserta

pembungkus pleuranya, pleura ini membungkus setiap belahan dada

dan membentuk batas lateral dan mediastinum. Mediastinum adalah

ruang di dalam rongga dada antara kedua paru-paru. Isinya jantung,

pembuluh – pembuluh besar, esofagus, duktus torasikus, aorta

5
6

desendens, dan vena kava superior, saraf vagus dan frenikus serta

sejumlah besar kelenjar limfe (Pearce, 2001).

Rangka dada dibentuk oleh susunan tulang - tulang yang

berfungsi untuk melindungi rongga dada yang terdiri dari Tulang

dada (sternum) berfungsi sebagai tonggak dinding depan daripada

thorax, tulang iga berfungsi sebagai pelindung rongga dada di bagian

samping kanan dan samping kiri, vertebra thoracalis berfungsi

sebagai tempat melekatnya koste.

Gambar 1. Rangka Thorax

2.1.2 Paru-paru

Paru-paru adalah alat pemapasan utama. Paru-paru terdiri dari

dua yaitu kanan dan kiri, yang mengisi rongga dada, terletak

disebelah kanan dan kiri dan ditengah dipisahkan oleh jantung

beserta pembuluh darah besarnya serta struktur lainnya yang terletak

didalam mediastinum. Paru-paru adalah organ yang berbentuk

kerucut dengan apek di atas dan muncul sedikit lebih tinggi dari
7

belakang klavikula di dalam dasar leher. Pangkal paru-paru terletak

diatas landai rongga thorax di atas diafraghma.

Paru-paru dibagi menjadi beberapa belahan atau lobus oleh

fisura. Paru-paru kanan mempunyai tiga lobus dan paru-paru kiri dua

lobus. Setiap lobus tersusun atas lobula. Sebuah pipa bronchial kecil

masuk kedalam setiap lobula dan semakin bercabang, semakin

menjadi tipis dan akhirnya berakhir menjadi kantong kecil-kecil,

yang merupakan kantong udara paru-paru. Jaringan paru-paru

bersifat elastis, berpori seperti spon. Setiap paru-paru dilapisi oleh

membran serosa rangkap dua, yaitu pleura. Pleuraviseralis erat

melapisi paru-paru, masuk kedalam fisura dan dengan demikian

memisahkan satu dengan yang lainnya. yang melapisi iga adalah

pleurakostalis, bagian yang melapisi diafraghma adalah

pleuradiafraghmatika, dan bagian yang terletak di leher ialah

pleuraserfikalis. Pleura ini diperkuat oleh rnembran yang kuat

bernama membran suprapleuralis dan di atas membran ini terletak

arteri subklavia. Diantara lapisan kedua pleura itu terdapat sedikit

eksudat untuk meminyaki permukaannya dan menghindari gesekan

antara paru- paru dan dinding dada sewaktu pergerakan pernapasan.

Dalam keadaan sehat kedua lapisan itu satu dengan yang lain erat

bersentuhan. Ruang atau rongga pleura itu hanya lah ruang yang

tidak nyata, tetapi dalam keadaan tidak normal, udara atau cairan
8

memisahkan kedua pleura itu dan ruang diantaranya menjadi jelas

(Pearce, 2001).

Fungsi dari paru-paru adalah pertukaran gas oksigen dan

karbondioksida. Pada pernapasan melalui paru-paru atau eksterna,

oksigen dipungut melalui hidung atau mulut, pada waktu bernapas

oksigen masuk melalui trachea dan pipa bronkohial ke alveoli, dan

erat hubunganya dengan darah didalam kapiler. Hanya satu lapis

membran, yaitu membran alveoli-kapiler, memisahkan oksigen dari

darah. Oksigen menembus membran ini dan dipungut oleh

hemoglobin sel darah merah dan dibawa ke jantung. Dan disinilah

dipompa keseluruh bagian tubuh. Darah meninggalkan paru-paru

pada tekanan oksigen 100mm Hg dan pada tingkat ini

hemaglobinnya 95 persen jenuh oksigen. Didalam paru- paru,

karbondioksida, salah satu hasil buangan metabolisma, menembus

membran alveolar-kapiler dari kapiler darah ke alveoli dan setelah

melalui pipa bronkokhial dan trakea, dinapaskan keluar melalui

hidung dan mulut.

Empat proses yang berhubungan dengan pernapasan pulmoner

atau pernapasan externa :

a. Ventilasi pulmoner, atau gerak pernapasan yang menukar udara

dalam alveoli dengan dunialuar.

b. Arus darah melalui paru-paru.


9

c. Distribusi arus udara dan arus darah sedemikian sehingga dapat

mencapai semua bagian tubuh.

d. Difusi gas yang menembusi membrane pemisah alveoli dan

kapiler, CO2 lebih mudah berdifusi dari pada oksigen.

Gambar 2. Paru - Paru

2.1.3 Mediastinum

Mediastinum adalah ruang di dalam rongga dada antara kedua

paru-paru yang berisi jantung dan pembuluh-pembuluh darah besar,

oesofagus, duktus torasikus, aorta descenden dan vena kava superior,

syarat vaggus dan frenikus serta sejumlah besar kelenjar limfe

(Pearce, 2001). Mediastinum superior mengandung :

a. Aorta

Aortadalam thorax dapat dibagi dalam tiga bagian :

aortaascendens, arcus aorta dan aorta descendens.

1) Aorta Ascendens

Aorta ascendens muncul pada basis ventrikel kiri dan

berjalan ke atas dan depan sehingga terletak di belakang


10

separoh kanan angulus sterni, dimana ia melanjutkan diri

sebagai arcus aorta. Bersama dengan truncus pulmonalis, ia

dibungkus dalam selubung pericardium serosum. Arteria

coronaria kanan berasal dari sinus anterior aortae dan arteria

coronaria kiri berasal dari sinus posterior kiri.

2) Arcus Aorta

Arcus aorta merupakan lanjutan aorta ascendens. Ia terletak

di belakang manubrium sterni dan berjalan ke atas, belakang

dan kiri di depan trakea. Kemudian ia berjalan ke bawah di

sebelah kiri trakea dan setinggi angulus sterni melanjutkan

diri sebagai aorta descendens.

3) Aorta Descendens

Aorta descendens mulai sebagai lanjutan arcus aorta di

sebelah kiri pinggir bawah corpus vertebra thoracica IV,

setinggi angulus sterni. Ia berjalan ke bawah dalam

mediastinum posterior sampai setinggi vertebra thoracica XII,

dimana ia melewati hiatus aorticus diaphragma di garis

tengah dan melanjutkan diri sebagai aorta abdominalis.

b. Vena-vena besar

1) Vena Brachiocephalica

Vena brachiocephalica kanan dibentuk pada pangkal leher

oleh persatuan vena subelavia kanan dan vena jugularis interna

kanan. Vena brachiocephalica kiri mempunyai asal yang sama.


11

Ia berjalan miring ke bawah dan kanan belakang manubrium

sterni dan di depan cabang-cabang besar arcus aorta. Ia bersatu

dengan vena brachiocephalica kanan untuk membentuk vena

cava superior.

2) Vena Cava Superior

Vena cava superior mengandung semua darah vena dari kepala

dan leher dan kedua ekstremitas atas dan dibentuk oleh

persatuan dua vena brachiocephalica. Dan berjalan ke bawah

untuk berakhir pada atrium kanan jantung. Vena azygos

bersatu pada permukaan posterior vena cava superior tepat

sebelum vena cava superior masuk ke pericardium.

3) Vena Cava Inferior

Vena cava inferior menembus centrum tendineum diaphragma

setinggi vertebra thoracica VIII dan masuk ke bagian terbawah

atrium kanan.

4) Vena Pulmonalis

Dua vena pulmonalis yang meninggalkan masing-masing paru-

paru membawa darah teroksigenasi ke atrium kiri jantung.

c. Trakea

Trakea berasal dari leher di bawah cartilago cricoidea larynx

setinggi corpus vertebra cervicalis VI. Ujung bawah trakea

terdapat dalam thorax setinggi angulus sterni (pinggir bawah

vertebra thoracica IV) dan membelah menjadi bronchus kanan


12

dan kiri. Pada inspirasi dalam, bifurcatio trakea turun sampai

setinggi vertebra thoracica VI.

d. Duktus thoracicus

Duktus thoracicus seperti suatu kantong yang melebar yang

berjalan ke atas melalui hiatus diafragma. Duktus thoracicus

mengalirkan sebagian cairan limfa dari ekstremitas bawah, rongga

pelvis, rongga abdomen, thorax sisi kiri, kepala, dan leher sisi

kiri.

e. Esofagus

Esofagus merupakan struktur berbentuk tabung yang panjangnya

sekitar 10 inch (25 cm), yang diatas melanjutkan diri sebagai

bagian laringeal pharynx yang terletak setinggi vertebra cervicalis

VI. Ia berjalan melewati diaphragma setinggi vertebra thoracica

X untuk bersatu dengan lambung.Di dalam leher, ia terletak di

depan columna vertebralis. Di lateral dibatasi oleh lobus kelenjar

tiroid dan di anterior.

f. Thymus

Thymus struktur pipih berlobus dua yang terletak antara sternum

dan pericardium dalam mediastinum anterior. Pada bayi neonatus,

thymus mempunyai ukuran relatif yang terbesar dibandingkan

dengan ukuran tubuh, dimana pada saat ini thymus dapat meluas

sampai ke mediastinum superior, di depan pembuluh-pembuluh

besar sampai pangkal leher.


13

g. Jantung

Jantung merupakan organ muskular berongga yang bentuknya

sedikit mirip piramid dan terdapat dalam pericardium di

mediastinum. Pada basisnya jantung dihubungkan dengan

pembuluh-pembuluh darah tetapi berada dalam keadaan bebas

dari pericardium. Jantung mempunyai tiga permukaan : facies

sternocostalis (anterior), facies diafragmatica (inferior) dan basis

cordis (posterior). Jantung juga mempunyai apex, yang berada ke

bawah, depan dan kiri.

h. Perikardium

Perikardium merupakan kantong yang membungkus jantung dan

pangkal pembuluh-pembuluh besar. Perikardium terletak dalam

mediastinum medius. Perikardium terletak posterior terhadap

corpus sterni dan rawan iga II-VI. Perikardium fibrosum adalah

bagian fibrosa kantong dan berperanan membatasi pergerakan

jantung. Perikardium serosum dibagi menjadi perikardium

parietalis dan visceralis. Perikardium parietalis membatasi

perikardium fibrosum dan sering dinamakan epicardium. Ruang

seperti celah antara Perikardium parietalis dan visceralis

dinamakan cavitas pericardialis. Dalam keadaan normal, cavitas

mengandung sedikit cairan jaringan yang berperan sebagai

pelumas untuk mempermudah pergerakan jantung.


14

i. Nervus vagus

Nervus vagus kanan berjalan turun dalam thorax, mula-mula

terletak posterolateral terhadap a. brachiocephalica, kemudian

terletak lateral terhadap trakea dan medial terhadap bagian

terminal v. azygos. Ia berjalan di belakang radix paru-paru kanan

dan membantu pembentukan plexus pulmonalis. Waktu

meninggalkan plexus, nervus vagus berjalan pada permukaan

posterior oesophagus dan berperanan sebagian pada pembentukan

plexus oesophagus untuk mencapai permukaan posterior

lambung. Nervus vagus kiri berjalan turun dalam dalam thorax

antara a. carotis communis kanan dan a. subelavia kanan.

Kemudian ia menyilang sisi kiri arcus aorta dan ia sendiri disilang

oleh n. phrenicus kiri. Nervus vagus kemudian berjalan ke

belakang, di belakang radiax paru-paru kiri dan membantu

pembentukan plexus pulmonalis. Waktu meninggalkan plexus,

nervus vagus berjalan pada permukaan anterior oesophagus dan

berperanan sebagian pada pembentukan plexus oesophagus.

Kemudian ia berjalan melalui hiatus oesophagus pada diaphragma

di depan oesophagus untuk mencapai permukaan anterior

lambung. Mediastinum inferior di depan dibatasi oleh corpus

sterni dan di belakang oleh 8 vertebra thoracica bagian

bawahMediastinum inferior mengandung : Thymus, jaringan


15

penunjang, jantung dan perikardium, pembuluh darah besar, aorta

desendens, esofagus, duktus thoracicus dan nervus vagus.

2.2 Patologi

2.2.1 Hemoptoe

a. Pengertian

Batuk darah (hemaptoe) artinya adanya pengeluaran darah

yang berasal dari saluran pernafasan. Batuk darah atau yang

dalam istilah kedokteran disebut dengan hemoptisis adalah

ekspektorasi darah akibat perdarahan pada saluran napas di

bawah laring, atau perdarahan yang keluar melalui saluran

napas bawah laring. Batuk darah lebih sering merupakan tanda

atau gejala dari penyakit dasar sehingga etiologi harus dicari

melalui pemeriksaan yang lebih teliti.

(http://jurnalrespirologi.org/)

b. Penyebab batuk darah sangat beragam antara lain:

1) Infeksi : tuberkulosis, staphylococcus, klebsiella,

legionella), jamur, virus

2) Kelainan paru seperti bronchitis, bronkiektasis, emboli

paru, kistik paru, emfisemabulosa

3) Neoplasma : kankerparu, adenoma bronchial, tumor

metastasis

4) Kelainan hematologi : disfungsitrombosit, trombositopenia,

disseminated intravascular coagulation (DIC)


16

5) Kelainan jantung : mitral stenosis, endokarditis tricuspid

6) Kelainan pembuluhdarah : hipertensi pulmoner,

malformasi arterivena, aneurismaaorta

7) Trauma : rupture bronkus, emboli lemak Iatrogenik : akibat

tindakan bronkoskopi, biopsiparu, kateterisasi swan-ganz,

limfangiografi

8) Kelainansistemik : sindrom goodpasture, idiopathic

pulmonary hemosiderosis, systemic lupus erytematosus,

vaskulitis (granulomatosiswagener, purpura

henochschoenlein, sindromchrug-strauss)

9) Obat / toksin : aspirin, antikoagulan, penisilamin, kokain

10) Lain-lain : endometriosis, bronkiolitiasis, fistula

bronkopleura, bendaasing, hemoptisiskriptogenik,

amyloidosis

2.2.2 Massa Paru

Neoplasma atau identik dengan massa/tumor adalah

kumpulan sel abnormal yang terbentuk oleh sel-sel yang tumbuh

terus menerus secara tidak terbatas, tidak terkoordinasi dengan

jaringan sekitarnya dan tidak berguna bagi tubuh

(Snell,RS.1991).Sel abnormal tersebut bila berada didalam paru-

paru maka disebut sebagai massa / tumor paru.


17

Tumor dibagi atas yang jinak (benigna) dan yang ganas

(maligna). Keduanya harus dibedakan karena penting untuk terapi

dan prognosisnya.

a. Ciri-ciridari tumor ganas :

1) Tumbuhnya infiltrative yaitu tumbuh bercabang – cabang

menyebuk kedalam jaringan sehat di sekitarnya.

2) Residif (kambuh)

3) Metastasis (anak sebar)

4) Biasanya melalui ; pembuluh darah, pembuluh limfe,

trasnplantasi langsung

5) Tumbuhnya cepat

6) Perubahan-perubahan pada inti sel

7) Anaplasi

8) Kehilangan polaritas

9) Menyebabkan kematian

b. Ciri-ciri tumor jinak :

1) Tumbuhnya ekspansif yaitu mendesak jaringan sehat

disekitarnya

2) Tidak menimbulkan residif

3) Tidak mengadakan anak sebar

4) Tumbuhnya lambat

5) Selnya masih menyerupai sel-sel jaringan asal.


18

2.3 Dasar-dasar CT Scan

CT Scan merupakan perpaduan antar teknologi sinar X, komputer

dan televisi. Prinsip kerjanya yaitu berkas sinar X menembus pasien dan

akan mengenai detektor. Di dalam komputer terjadi proses pengolahan dan

perekonstruksian gambar dengan penerapan prinsip matematika atau yang

lebih dikenal dengan rekonstruksi algorithma. Setelah proses pengolahan

selesai maka data yang telah diperoleh berupa data digital yang selanjutnya

diubah menjadi data analog untuk ditampilkan di layar monitor. Gambar

yang ditampilkan dalam layar monitor berupa informasi anatomis irisan

tubuh (Rasad, 2000).

Pada CT Scan prinsip kerjanya hanya dapat men-scanning tubuh

dengan irisan melintang tubuh. Namun dengan memanfaatkan teknologi

komputer maka gambaran axial yang telah didapatkan dapat direformat

kembali sehingga didapatkan gambaran coronal, sagital, oblik, diagonal

bahkan bentuk 3 dimensi dari objek tersebut (Tortorici, 1995).

a. Instrumentasi CT Scan

Menurut Tortorici (1995), CT Scan memiliki 3 komponen utama

yaitu gantry, meja pemeriksaan (couch) dan konsul. Gantry dan couch

berada dalam ruang pemeriksaan, sedangkan konsul diletakkan di ruang

terpisah dalam ruang kontrol.

1) Gantry

Di dalam CT Scan, pasien berada di atas meja pemeriksaan dan

meja tersebut dapat bergerak menuju gantry. Gantry terdiri dari


19

beberapa perangkat keras yang keberadaannya sangat diperlukan

untuk menghasilkan suatu gambaran. Perangkat keras tersebut antara

lain tabung sinar-X, kolimator dan detektor. Adapun didalam ganty

terdapat :

a) Tabung Sinar-X

Berdasarkan strukturnya tabung sinar-X mirip dengan tabung

sinar-X konvensional, namun perbedaannya terletak pada

kemampuannya untuk menahan panas dan output yang tinggi.

Panas yang cukup tinggi dengan elektron – elektron yang

menumbukinya. Ukuran focal spot yang cukup kecil (kurang dari 1

mm) sangat dibutuhkan untuk menghasilkan resolusi yang tinggi.

b) Kolimator

Kolimator berfungsi untuk mengurangi radiasi hambur,

membatasi jumlah sinar-X yang sampai ke tubuh pasien serta untuk

meningkatkan kualitas gambar CT Scan menggunakan 2 buah

kolimator. Kolimator pertama diletakkan pada rumah tabung sinar-

X yang disebut pre- pasien kolimator dan kolimator yang kedua

diletakkan antara pasien dan detektor yang disebut pre- detektor

kolimator atau post pasien kolimator.

c) Detektor

Selama eksposi, berkas sinar-X (foton) menembus pasien

dan mengalami perlemahan (atenuasi). Sisa-sisa foton yang telah

teratenuasi kemudian ditangkap oleh detektor. Ketika detektor


20

menerima sisa-sisa foton tersebut, foton berinteraksi dengan

detektor dan memproduksi sinyal dengan arus yang kecil yang

disebut sinyal output analog. Sinyal ini besarnya sebanding dengan

intensitas radiasi yang diterima. Kemampuan penyerapan detektor

yang tinggi akan berakibat kualitas gambar yang dihasilkan

menjadi lebih optimal. Detektor memiliki 2 tipe yaitu : detektor

solid state dan detektor isian gas.

2) Meja Pemeriksaan (couch)

Meja ini dihubungkan dengan komputer dan gantry dan di

desain untuk bergerak setiap scanning sesuai program scanning

(Ballinger, 1999). Meja pemeriksaan merupakan tempat untuk

memposisikan pasien dan biasanya terbuat dari fiber karbon. Dengan

adanya bahan ini maka sinar-X yang menembus pasien tidak

terhalangi jalannya untuk menuju detektor. Meja ini harus kuat dan

kokoh mengingat fungsinya untuk menopang tubuh pasien selama

meja bergerak ke dalam gantry (Seeram, 2001).

3) Sistem Konsul

Konsul tersedia dalam berbagai variasi CT Scan generasi awal

masih menggunakan dua sistem konsul yaitu untuk pengoperasian CT

Scan dan untuk perekaman/pencetakan gambar. Model yang terbaru

sudah memakai sistem satu konsul dimana memiliki banyak kelebihan

dan banyak fungsi. Bagian dari sistem konsul ini yaitu :


21

a) Sistem Kontrol

Pada bagian ini petugas dapat mengontrol parameter-parameter

yang berhubungan dengan beroperasinya CT Scan seperti

pengaturan kV, mA dan waktu scanning, ketebalan irisan (slice

thickness) dan lain-lain. Juga dilengkapi dengan keyboard untuk

memasukkan data pasien dan pengontrolan fungsi tertentu dalam

komputer.

b) Sistem Perekaman Gambar

Sistem perekaman gambar merupakan bagian penting yang lain

dari CT Scan. Data pasien yang telah ada disimpan dan dapat

dipanggil kembali dengan cepat. Biasanya sistem perekaman ini

berupa disket optik dengan kemampuan penyimpanan sampai

ribuan gambar. Ada pula yang menggunakan magnetic tape dengan

kemampuan penyimpanan data hanya sampai 200 gambar.

c) Sistem Pencetakan Gambar

Setelah gambar CT Scan diperoleh, gambaran tersebut dipindahkan

ke dalam bentuk film. Sistem pencetakan gambar yang masih

sering digunakan adalah kamera multiformat. Cara kerjanya yaitu

kamera merekam gambaran di monitor dan memindahkannya ke

dalam film. Tampilan gambar di film dapat mencapai 2 – 24

gambar tergantung ukuran film (biasanya 8 x 10 inchi atau 14 x 17

inchi). Sistem pencetakan gambar sekarang sudah berkembang

dengan teknik baru yaitu menggunakan alat laser printer. Ada 2


22

tipe laser printer dari rekaman film CT Scan yaitu solid – state

laser dioda dan laser gas seperti helium-neon, helium, cadmium,

argon dan nitrogen (Seeram, 2001).

Gambar 3: Instrumentasi CT scan (1) gantri dan meja pasien; (2)


komponen konsul

b. Parameter CT Scan

Gambar pada CT Scan dpat terjadi sebagai hasil dari berkas-

berkas sinar X yang mengalami perlemahan setelah menembus obyek,

ditangkap detektor, dan dilakukan pengolahan di dalam komputer.

Penampilan gambar yang baik tergantung dari kualitas gambar yang

dihasilkan sehingga aspek klinis dari gambar tersebut dpaat

dimanfaatkan dalam rangka untuk penegakan diagnosa. Sehubungan

dengan hal tersebut maka dalam CT Scan dikenal beberapa parameter

untuk pengontrolan eksposi dan output gambar yang optimal.

1) Slice Thickness

Slice Thickness adalah tebalnya irisan atau potongan ari

obyek yang diperiksa. Nilainya dapat dipilih antar 1 – 10 mm

sesuai dengan keperluan klinis. Pada umumnya ukuran yang tebal

akan menghasilkan gambaran dengan detail yang rendah


23

sebaliknya yang tipis akan menghasilkan gambaran dengan detail

yang tinggi.

2) Range

Range atau rentang adalah perpaduan atau kombinasi dari

beberapa slice thickness. Sebagai contoh untuk CT Scan Thorax,

range yang digunakan adalah sama yaitu 5 – 10 mm mulai dari

apeks paru sampai diafragma. Pemanfaatan dari range adalah untuk

mendapatkan ketebalan irisan yang sama pada satu lapangan

pemeriksaan.

3) FaktorEksposi

Faktor eksposi adalah faktor-faktor yang berpengaruh

terhadap eksposi meliputi tegangan tabung (kV), arus tabung (mA)

dan waktu eksposi (s). Besarnya tegangan tabung dapat dipilih

secara otomatis pada tiap-tiap pemeriksaan. Namun kadang-kadang

pengaturan tegangan tabung diatur ulang untuk menyesuaikan

ketebalan obyek yang akan diperiksa (rentangnya antara 80 – 140

kV). Tegangan tabung yang tinggi biasanya dimanfaatkan untuk

pemeriksaan paru dan struktur tulang seperti pelvis dan

vertebra.Tujuannya adalah untuk mendapatkan resolusi gambar

yang tinggi sehubungan dengan letak dan struktur penyusunnya.

4) Field of View (FOV)

Field of View adalah diameter maksimal dari gambaran yang

akan direkonstruksi. Besarnya bervariasi dan biasanya berada pada


24

rentang 12 – 50 cm. FOV yang kecil akan meningkatkan resolusi

gambaran karena dengan FOV yang kecil maka akan mereduksi

ukuran pixel (picture element). Sehingga dalam proses rekonstruksi

matriks hasil gambarannya akan menjadi lebih teliti. Namun jika

ukuran FOV terlalu kecil maka area yang mungkin dibutuhkan

untuk keperluan klinis menjadi sulit untuk dideteksi.

5) Gantry tilit

Gantry tilit adalah sudut yang dibentuk antara bidang vertikal

dengan gantry (tabung sinar X dan detektor). Rentang penyudutan

antara -300 sampai +300. Penyudutan dari gantry bertujuan untuk

keperluan diagnosa dari masing-masing kasus yang dihadapi.

Disamping itu bertujuan untuk mereduksi dosis radiasi terhadap

organ-organ yang sensitif seperti mata.

6) Rekonstruksi matrik

Rekonstruksi matrik adalah deretan baris dan kolom pada

picture element (pixel) dalam proses perekonstruksian gambar.

Pada umumnya matriks yang digunakan berukuran 512 x 512

(5122) yaitu 512 baris dan 512 kolom. Rekonstruksi matriks ini

berpengaruh terhadap resolusi gambar yang akan dihasilkan.

Semakin tinggi matriks yang dipakai maka semakin tinggi resolusi

yang akan dihasilkan.


25

7) Rekonstruksi Algorithma

Rekonstruksi algorithma adalah prosedur matematis

(algorithma) yang digunakan dalam merekonstruksi gambar. Hasil

dan karakteristik dari gambar CT Scan tergantung pada kuatnya

algorithma yang dipilih. Sebagian besar CT Scan sudah memiliki

standar algorithma tertentu untuk pemeriksaan kepala, abdomen

dan lain-lain. Semakin tinggi resolusi algorithma yang dipilih maka

semakin tinggi pula resolusi gambar yang akan dihasilkan. Dengan

adanya metode ini maka gambaran seperti tulang, soft tissue dan

jaringan-jaringan lain dpat dibedakan dengan jelas pada layar

monitor.

8) Window Width

Window Width adalah rentang nilai computed tomography

yang dikonversi menjadi gray levels untuk ditampilkan dalam TV

monitor. Setelah komputer menyelesaikan pengolahan gambar

melalui rekonstruksi matriks dan algorithma maka hasilnya akan

dikonversi menjadi skala numerik yang dikenal dengan nama nilai

computed tomography. Nilai ini mempunyai satuan HU

(Hounsfield Unit) yang diambil dari nama penemu CT Scan kepala

pertama kali yaitu Godfrey Hounsfield.


26

Tabel 1. Nilai CT pada jaringan yang berbedadan penampakannya


dalam layar monitor (Bontrager, 2001)

Tipe Jaringan Nilai (CT (HU) Penampakan

tulang +1000 putih

otot +50 abu-abu

materi putih +45 abu-abu menyala

materi abu-abu +40 abu-abu

darah +20 abu-abu

cerebro spinal fluids +15 abu-abu

air 0

lemak -100 abu-abu gelap ke hitam

paru -200 abu-abu gelap ke hitam

udara -1000 hitam

Dasar pemberian nilai ini adalah air dengan nilai 0 HU.

Untuk tulang mempunyai nilai +1000 HU kadang sampai +3000

HU. Sedangkan untuk kondisi udara nilai yang dimiliki -1000 HU.

Diantara rentang tersebut merupakan jaringan atau substansi lain

dengan nilai berbeda-beda pula tergantung pada tingkat

perlemahannya. Dengan demikian penampakan tulang dalam

montor menjadi putih dan penampakan udara hitam. Jaringan dan

substansi lain akan dikonversi menjadi warna abu-abu yang

bertingkat yang disebut gray scale. Khusus untuk darah yang


27

semula dalam penampakannya berwarna abu-abu dapat menjadi

putih jika diberi media kontras iodine.

9) Window Level

Window level adalah nilai tengah dari window yang

digunakan untuk penampakan gambar. Nilainya dapat dipilih dan

tergantung pada karateristik perlemahan dari struktur obyek yang

diperiksa. Window level menentukan densitas gambar yang akan

dihasilkan.

2.4 Prosedur Pemeriksaan CT Scan Thorax

1. Pengertian

Menurut Neseth R. (2000), imejing dari CT Scan Thorax yang

pertama dibuat adalah gambaran coronal (AP) dari thorax, kemudian

dilakukan potongan axial mulai dari Apex paru sampai diafragma,

dengan menggunakan slice thicknes 5-10 mm. Scan range yang

digunakan adalah dengan irisan yang tipis untuk meningkatkan kualitas

gambar dan FOV diatur cukup besar sehingga dapat memuat seluruh

rongga dada.

2. Indikasi Pemeriksaan (Neseth. R, 2000)

a. Tumor, massa

b. Aneurisma

c. Lesi pada hillus atau mediastinal

d. Pembedahan aorta
28

3. Persiapan Pemeriksaan

a. Persiapan pasien

Tidak ada persiapan khusus bagi penderita hanya saja sebelum

pemeriksaan pasien harus diinstruksikan untuk melakukan teknik

pernafasan yang tepat. Benda aksesoris seperti kalung, BH dilepas

dan baju penderita diganti dengan baju khusus pasien supaya tidak

menyebabkan timbulnya artefak (Nesseth, 2000)

b. Persiapan alat dan bahan

Alat dan bahan pemeriksaan CT Scan thorax:

1) Peralatan steril

Alat-alat suntik, spuit, kassa dan kapas, alkohol, media kontras.

2) Peralatan non steril

Pesawat CT Scan, tabung oksigen.

c. Pemakaian media kontras

Pemakaian media kontras untuk CT Scan Thorax pada kasus massa

menggunakan media kontras non ionik yang berbahan dasar iodium.

1) Teknik injeksi intra vena (Vock P. et al, 1989)

a) Jenis media kontras : Kontras media dengan osmolaritas

rendah 300 – 320 mg iodine/ml

b) Volume pemakaian ; 100 – 150 ml

c) Injeksi rate : 2 – 3 ml/detik (dengan injector otomatis)

d) Waktu scan : scanning dilakukan pada saat 20 detik setelah

pemasukan awal media kontras


29

2) Teknik injeksi intra vena (Tello R, Seltzer S 1999 )

a) Jenis media kontras : Kontras media dengan osmolaritas

rendah 300-320 iodine/ml

b) Volume pemakaian : 100 – 160 ml

c) Injeksi rate : 2,7 – 4,3 ml/s ( dengan injector otomatis)

d) Waktu scan : Scanning dilakukan pada saat 20 detik setelah

pemasukan awal media kontras.

d. Teknik pemeriksaan

1) Posisi pasien : supine diatas meja pemeriksaan dengan posisi

kepala dekat dengan gantry

2) Posisi obyek : pasien diposisikan sehingga midsagital plane

(MSP) tubuh sejajar dengan lampu indikator longitudinal. Lengan

lampu pasien diletakkan di atas kepala. Lutut diganjal untuk

kenyamanan pasien. Pasien diinformasikan agar menarik nafas

pada saat pemeriksaan dimulai (Nesseth, 2000)

3) ScanParameter

Tabel 2. Parameter pemeriksaan CT Scan Thorax pada Kasus


Mediastinum (Vook P,et al, 1989)

1 Scanogram Thorax AP

2 Range Apeks paru-paru sampai diafragma

3 Slice Thickness 4 - 5 mm (Helical)

4 FOV 30 – 50 cm

5 Gantry Tilt Gantry tidak perlu dimiringkan

6 KV Standar
30

7 mAs Standar

8 Rekonstruksi High resolution


Algorithma
9 Window Width 150 HU – 500HU
(WW)
10 Window Level 20HU – 150 HU
(WL)

Tabel 3. Parameter pemeriksaan CT Scan Thorax menurut Rasad


(2000)

1. Scanogram Thorax AP

2
Range Apeks paru-paru sampai diafragma
.

3. Slice thickness 5-10 mm

4. FOV 30 – 50 cm

5. Gantry tilt Gantry tidak perlu dimiringkan (00)

6. kV 137

7. mAs 180

4) Radiograf sebelum dan sesudah pemasukan media kontras

Kasus seperti tumor dibuat foto sebelum dan sesudah

pemasukan media kontras (Listyawan, 2003). Tujuan dibuat foto

sebelum dan sesudah pemasukan media kontras adalah untuk

melihat apakah ada jaringan yang menyerap kontras banyak,

sedikit atau tidak sama sekali (Rasad, 2000).


31

5) Menurut Bontrager, 2001, Gambar yang dihasilkan dalam

pemeriksaan CT Scan Thorax dapat diwakili beberapa kriteria di

bawah ini :

a) Potongan axial slice 1 sejajar dengan sternal notch

Gambar 4. CT Scan ThoraxPotongan Axial Slice 1 (Bontrager,


2001)

Keterangan gambar :

A. Vena jugular interna H. Arteri subclavia kiri


kanan I. Arteri common karotid kiri
B. Arteri common karotid J. Vertebra T2-T3
kanan K. Artery subclavia kanan
C. Trakhea L. Spine dan acromion scapula
D. Sternum M.Head humerus
E. SC joint
F. Clavicula
G. Vena jugular interna kiri
32

b) Potongan axial slice 3sejajar dengan inferior manubrium

Gambar 5. CT Scan Thorax Potongan Axial Slice 3


(Bontrager, 2001)

Keterangan gambar :

A. Vena brachiocephalic kanan F. Arteri subclavia kiri


B. Arteri brachiocephalic G. Eshopagus
C. Manubrium sterni H. Vertebra T3-T4
D. Vena brachiocephalic kiri I. Trachea
E. Arteri common carotid kiri

c) Potongan axial slice 5 sejajar dengan aorta pulmonary, yaitu

celah antara ascending aorta dan arteri pulmonary

Gambar 6. CT Scan Thorax Potongan Axial Slice 5


(Bontrager, 2001)
33

keterangan Gambar :

A. Superior vena cava E. Esophagus


B. Ascending aorta F. Descending aorta
C. Sternum G. Vertebra T4-T5
D. Aortapulmonary H. Trachea
window

d) Potongan Axial Slice 7 berada pada 1 cm dibawah carina

Gambar 7. CT Scan Thorax Potongan Axial Slice 7


(Bontrager, 2001)

Keterangan gambar :

A. Vena cava superior F. Descending Aorta


B. Ascending aorta G. Vertebra Th 6-Th 7
C. Arteri pulmonari H. Vena Azygos
D. Vena pulmonari kiri I. Esofagus
E. Artery pulmonari kiri J. Arteri Pulmonari kanan
34

e) Potongan axial slice 10 sejajar dengan dasar jantung, small

circle area adalah katup tricuspid antara ventrikel kanan dan

atrium kanan.

Gambar 8. CT Scan Thorax Potongan Axial Slice 10,


(Bontrager, 2001)

Keterangan gambar :

A. Vena cava inferior G. Ventrikel kiri


B. Atrium kanan H. Atrium kiri
C. Katup trikuspid I. Aorta descending
D. Pericardium J. Vertebra T9-T10
E. Ventrikel kanan K. Esophagus
F. Septum interventrikular L. Hemidiaphragma kanan dan
upper liver

Anda mungkin juga menyukai