Anda di halaman 1dari 30

Hubungan Sesak Napas dan Bengkak pada Tungkai

terhadap Jantung

Abstrak: jantung merupakan organ yang sangat penting karena jantung merupakan sistem
sirkulasi yang memompakan berbagai nutrisi di dalam tubuh manusia. Jantung terletak di
mediastinum. Dalam mekanisme kerja jantung, jantung akan bekerja bersama organ disekitarnya
yaitu sistem vaskularisasi melalui suatu yang disebut sistem kardiovaskular. Sistem ini
membutuhkan pembuluh darah sebagai alat transport dan darah sebagai medianya. Sistem
kardiovaskular ini jika terganggu dapat menimbulkan sesak hingga bengkak pada tungkai. Jika
hal ini terjadi maka perlu adanya bentuk pertahanan dari organ jantung. Jantung memiliki enzim
jantung yang dapat dikeluarkan jika terjadi gangguan-gangguan.

Kata kunci: jantung, vaskularisasi, mekanisme kerja jantung, pembuluh darah, darah.

Abstract: The heart is an organ that is very important because the heart is the circulatory system
which pumps various nutrients in the human body. The heart is located in the mediastinum. In
the working mechanism of the heart, the heart will work with surrounding organs
vascularization through a system that is called the cardiovascular system. This system requires a
blood vessel as a means of transport and blood as the medium. The cardiovascular system if
disturbed can cause shortness until swelling in the legs. If this is the case it is necessary to form
the defense of the heart organ. The heart has a heart enzymes that may be issued in the event of
disturbances.

Keywords: heart, vascularization, the working mechanism of the heart, blood vessels, blood.

1
Pendahuluan

Jantung merupakan organ terpenting bagi tubuh manusia. Mulai dari hanya beberapa
hari setelah pembuahan sampai meninggal, jantung terus berdenyut. Organ ini begitu penting
karena merupakan sistem sirkulasi tubuh yang dimana mentransportasikan nutrisi, vitamin, O2
dan CO2 di dalam tubuh. jika sistem ini terganggu terntu akan menimbulkan masalah yang
berefek dalam keseimbangan tubuh suatu individu.

Berdasarkan skenario 7 di ceritakan seorang perempuan yang mengalami sesak napas


disertai dengan bengkak pada tungkai. Untuk itu di dalam makalah ini akan dijelaskan
bagaimana struktur jantung secara mikro dan makro, vaskularisasi extermitas inferior, cara kerja
jantung, pembuluh darah, tekanan darah, dan enzim-enzim pada jantung yang berhubungan
dengan sesak napas yang disertai bengkak pada tungkai.

Skenario 7

Seorang perempuan berusia 66 tahun di bawa ke IGD RS karena menderita sesak nafas disertai
bengkak pada tungkai. Setelah melakukan pemeriksaan dokter yang merawat mendiagnosa
perempuan tersebut menderita gangguan pada jantung.

Isi

Struktur Mediastinum1

Mediastinum adalah pemisah/partisi tengah yang lebar, yang memisahkan dua cavitas
pleuralis di sisi lateralnya. Mediastinum membentang dari sternum sampai corpus vertebrae; dan
apertura thoracis superior sampai diaphragma. Mediastinum berisi thymus, saccus pericardii, cor,
thracea, dan arteriae dan venae besar. Mediastinum juga merupakan saluran untuk struktur-
struktur seperti eosophagus, ductus thoracicus, dan beberapa komponen sistema nervosum saat
struktur tersebut melintasi cavitas thoracis dalam perjalanannya menuju abdomen. Mediastinum
dibagi menjadi beberapa daerah yang lebih kecil. Sebuah bidang transversus membentang dari

2
angulus sternalis (pertemuan antara manubrium dan corpus sterni) sampai ke discus
intervertebralis antara vertebrae TIV dan TV membagi mediastinum menjadi: mediastinum
superior dan inferior ( mediastinum anterior, medium, dan posterior).

Daerah disebelh anterior terhadap saccus pericardii dan posterior terhadap corpus sterni adalah
mediastinum anterior. Daerah posterior terhadap saccus pericardii dan diapragma dan anterior
terhadap corpus vertebrae adalah mediastinum posterior. Daerah di tengah, yang meliputi saccus
pericardii dan isinya, adalah mediastinum medium.1

Mediastinum superior

Berlokasi di baian posterior dari manubrium sterni dan anterior dari corpus vertebrae thoracicae
I-IV. Batas-batasnya:

Batas superior suatu bidang serong yang melinta dari incisura jugularis ke atas dan
disebelah
Batas inferior suatu bidang transversus yang melintas dari angulus sternalis ke discus
Invertebralis di antara vertebrae TIV/V dan memisahkannya dari mediastinum inferior.
Batas lateral pars mediastinalis pleura parietalis di setiap sisi

Mediastinum superior berkesinambungan dengan leher di superior dan dengan mediastinum


inferior di inferiornya. Beberapa struktur besar yan ada di mediastinum superior adalah:

1. Thymus
Tepat terletak di posterior manubrium sterni, merupakan struktur paling anterior. Perluasan
bagian atas thymus dapat memanjang hingga leher sampai setinggi glandula thyroidea dan
batas bawahnya biasanya dapat mencapai mediastinum anterior di atas cavitas pericardialis.
Thymus merupakan struktur besar saat kanak-kanak, dan muali mengalami atrofi setelah
masa pubertas, dan bervariasi besarnya saat sudah dewasa. Dimasa tua, jarang terdapat
didentifikasikan sebagai suatu organ, sebagian besar terdiri dari jaringan lemak yang
terkadang tersusun sebagai struktur lemak dua lobi.
2. Venae brachiocephalica dextra dan sinistra

3
Berlokasi tepat di posterior thymus dan di setiap sisi terbentuk dipertemuan antara
v.jugularis interna dan v.subclavia. v.brachiocephalica sinistra melintasi garis tengah tubuh
dan bergabung dengan yang kanan untuk membentuk vena cava superior.
3. Venae intercostalis superior sinistra
Menerima aliran venae intercostalis posterior sinistra kedua, ketiga, dan kadang-kadang
keempat, biasanya venae branchiales sinistra. Vena ini memelawati sisi ciri arcus aorta,
lateral dari nervus vagus sinistra dan medial dari nervus phrenicus sinistra, sebelum
memasuki vena brachicephalica sinistra.
4. Vena cava superior
Berjalan verticalis mulai diseblah posteriorterhadap tepi bawah cartilago costalis 1 kanan,
tempat venae brachiocephalica dextra dan sinistra bergabung, dan berakhir setinggi tepi
bawah cartilago costalis 3 kanan, untuk bergabung dengan atrium dextrum. Vena cava
superior menerima aliran darah dari v.azygos tepat sebelum memasuki cavitas pericardii dan
mediastinales.
5. Arcus aorta dengan 3 cabang besarnya
Dibagi menjadi aorta acendens, arcus aorta, dan aorta thoracica (decendens). Hanya
arcus aorta yang berada di mediastinum superior. Struktur ini dimuali saat aorta muncul dari
cavitas percardii dan berjalan ke atas, ke belakang, dan ke sisi kiri saat melewati
mediastinum superior, berakhir di sisi kiri vertebrae level TIV/V. membentang sampai
setinggi garis pertengahan manubrium streni, arcus aorta mulanya berada di anterior, dan
akhirnya di sisi lateral trachea.
Cabang pertama adalah truncus branchicephalica yang merupaka cabang terbesar. Letak
awalnya agak ke antrior dibanding dua cabang lainnya. Cabang ini naik agak ke arah
posterior dan ke sisi kanan. Terbagi menjadi 3, yaitu: arteria carotis communis dextra
dan arteria subclavia dextra. Menyuplai sisi kanan kepala dan leher extermitas uperior
dextra.
Cabang kedua, arteria carotis communis sinistra, muncul dari arcus tetap di sisi kiri dan
agak ke posterior dari truncus brachicephalica dan naik melewati mediastinum superior
sepanjang sisi kiri trachea. Menyuplai sisi kiri kepala dan leher.

4
Cabang ketiga, arteria subclavia sinistra muncul dari arcus aorta tepat di sisi kiri agak
posterior dari arteria carotis communis sinistra dan naik melewati mediastinum superior
sepanjang sisi kiri trachea. Suplai utama untuk extermitas superior sinistra.
6. Trachea dan Esophagus
Struktur garis tengah tubuh yang dapat dipalpasi pada incisura jugularis saat trachea
memasuki mediastinum superior. Di posteriornya terdapat esophagus yang tepat berada di
anterior columna vertebralis. Saat trachea dan esophagus melintasi mediastinum superior
kedua nya disilang oleh v.azygos di sisi kanan dan oleh arcus aortae disisi kiri. Trachea
bercabang menjadi bronchi principalis dextra dan sinistra di, atau di tepat di inferior dari,
bidang transversus antara angulus sternalis dan level vertebrae TIV/V. sedangkan eophagus
akan berlanjut sampai ke mediastinum posterior.
7. Nervi pada Mediastinum superior
Nervus vagus (X) melewati divisi superior dan posterior mediastinum saat
perjalanannya menuju cavitas abdominalis. Saat nervus vagus melewati cavitas thoracis,
saraf ini menyediakan persarafan parasympaticum untuk viscera thoracis dan membawa
serabut afferentes viscerales dari viscera thoracis. Nervus vagus terbagi menjadi dua
n.vagus dextra dan sinistra. N.vagus dextra memasuki mediastinum superior di antara v.
brachiocephalica dextra dan truncus brachicephalica. Nevus ini turun di dalam arah
posterior menuju trachea dan lewat posterior radix pulmonalis dextra untuk sampai ke
esophagus. N.vagus sinistramemasuki mediastinumsuperior posterior dari
v.brachiocephalica sinistra di antara arteriae carotis communis sinistra dan subclavia
sinistra. Nervus ini melewati mediastinum superior tepat di prifundus pars mediastinalis
pelura parietalisdan menyilang disisi kiri arcus aortae. N.vagus ini memberikan cabang
berupa nervus laryngeus reccurens sinistra, yang muncul di margo inferior arcus aorta di
lateral ligamentum arteriosum.
Nervus phrenicus
Muncul di regio cervicalis dari medulla spinalis segmen cervicalis 3, 4, dan 5. Struktur
ini turun sampai ke cavitas thoracis untuk menyuplai persarafan motorius dan sensorius
diapragma dan membrana-membrananya yang terkait. Saat nervus tersebut melewati
thorak, saraf tersebut menyediakan persarafan serabut-serabut afferentes somaticae bagi

5
pleura mediastinalis, pericardium fibrosum, dan lamina parietalis pericardium serosum.
Terbagi juga menjadi dua yaitu nervus phrenicus dextra dan sinistra.
Ductus thoracicus, vasa lympathica besar di tubuh, melewati pars posterior mediastinum
superior. Struktur ini: memasuki mediastinum superior disebelah inferior, sedikit ke kiri
garis tengan, bergeser ke posisi ini tepat sebelum meninggalkan mediastinum posterior
di depan level vertebrae TIV/V; dan berlanjut melewati mediastinum superior, posterior
dari arcus aorta, dan bagian permulaan srteria subclavia sinistra, di antara esophagus
dan pars mediastinalis sinistra pleura parietalis.1

Mediastinalis Posterior

Berada di posterior cavitas pericardialis dan diapragma dan di anterior corpus vertebrae
thoracicae tengah dan bawah. Batas usperiornya adalah bidang transversus dari angulus sternalis
sampai ke discus intervertebralis TIV dan TV. Batas inferiornyanya adalah diapragma. Di
lateraknya di batasi oleh pars mediastinalis pleura parietalis dextra dan sinistra. Di superior
berkesinambungan dengan mediastinalis superior. Struktur-struk besar mediastinalisposterior
termasuk: esophagus dan plexus nervosum terkait, aorta thoracica dan cabang-cabangnya,
systema venae azygos, ductus thoracicus dan nodi lymphatici terkait, truncus symphaticus, dan
nervus splanchinicus thoracis.

Esophagus
Suatu tabung musculorum yang lewat antarapharynx di leher dan gaster di abdomen,
struktur ini dimulai pada margo inferior cartilago cricoidea, di depan vertebrae CVI, dan
berakhir di lubang cardia gaster, didepan vertebrae TXI.esophagus turun pada aspectus
anterior corpus vertebrae, biasanya di garis tengah tubuh ketika esophagus melintasi thorax
mendekati diaphragma, esophagus bergeser ke anterior kiri, menyilang dari sisi kanan aorta
thoracica ke sisi anteriornya. Esophagus melewati hiatus esophagus suatu lubang pars
muscularis diaprgama, di level vertebra TX. Persarafan esophagus, pada umumnya
kompleks. Rami esophagus berasal dari nervus vagus dan truncus symphaticus. Sabut-sabut
otot lurik di pars superior esophagus berasal dari arcus branchialis dan dipersyarafi oleh
efferentesbranchiales dari nervus vagus. Persarafan sensorius esophagus melibatkan serabut-
serabut afferentes visceral dari nervus vagus, truncus symphaticus, dan nervi splanchnici.
Afferentes visceral dari nervus vagus terlibat dalam meneruskan informasi kembali ke

6
sistem saraf pusat tentang proses-proses fisiologi normal dan aktivitas refleks. Serabut-
serabut ini tidak terlibat untuk meneruskan pengenalan nyeri.
Plexus esophagus, melintas di posterior radix pulmonalis, nervus vagus dextra dan sinistra
mendekati esophagus. Aat sampai esophagus, setiap nervus terbagi menjadi beberapa cabang
yang menyebar di sekitar struktur ini. Tepat diatas diaphragma, serabut-serabu pelxus
berkumpul membentuk dua trunci: truncus vagalis anterior dan truncus vagalis posterior.
Aorta Thoracica
Dimulai di tepi bawah vertebra TIV, sehingga aorta sehingga ini berkesinambungandengan
arcus aortae. Aorta thoracica berakhir di anterior tepi bawah vertebra TXII, dan aorta ini
melewati hiatus aorticus di posterior diaphragma.
Systema vena azygos
Terdiri dari suatu seri pembuluh-pembuluh darah longitudinal di setiap sisi tubuh yang
mengalirkan darah dari dinding tubuh dan memindahkannya ke superior menuju vena cava
superior. Darah dari beberapa viscera cavitas thoracis juga dapat memasuki sistem ini, dan
terdapat hubungan anastomosis dengan venae abdominalis. Berperan dalam jalur penting
anastomosis yang dapat mengembalikan darah vena dari bagian bawah tubuh ke cor bila
vena cava inferior tertutup. Vena besar pada sistem ini: v.azygos (sisi kanan), v.hemiazygos,
dan v.hemiazygos acessorius disisi kiri.
Ductus thoracicus
Saluran utama dimana cairan lymphaticus dari hampir seluruh tubuh kembali ke sistem
vena. Struktur ini dimulai dari pertemuan truncus lymphaticus di abdomen, terkadang
membentuk dilatasi saccus yang disebut cisterna chyli (chyle cisterna), yang merupakan
muara dari viscera dan dinding abdomen, pelvis, perineum, dan extermitas inferior.
Memasuki cavitas thoracis, posterior dari aorta, melewati hiatus aorticus diaphragmatica,
ductus thoracicus naik melewati mediastinum posterior sampai ke sisi kanan garis tengah
antara aorta thoracica di sisi kiri dan v.azygos di sisi kanan.
Truncus symphaticus
Komponen penting dari pars symphaticus divisi autonomica dari systema nervosum
periphericum dan biasanya dimasukan sebagai komponen mediastinum posterior saat
melewati cavitas thoracis. Bagian dari truncus symphaticus. Bagian dari truncus

7
symphaticus ini terdiri dari dua cordae yang sejajar dengan penonjolan dari 11 atau 12
ganglia.1

Mediastinum Anterior

Berada di posterior corpus sterni dan di anterior cavitas pericardialis. Batas superiornya
adalah bidang transversus yang lewat dari angulus sternalis sampai discus intervertebralis di
antara vertebrae TIV dan TV. Batas inferiornya adalah diaphragma. Di lateral batasnya adalah
pars mediastinalis pleura parietalis di setiap sisi. Struktur besar di mediastinum anterior adalah
sebagian thymus, seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Juga terdapat lemak, jaringan ikat,
nodi lymphatici, cabang-cabang mediastinalis dari pembuluh-pembuluh darah thoracica interna
dan ligamentum sternopericardiaca, yang lewat dari facies posterior sternum sampai ke
pericardium fibrosum.1

Mediastinum medium

Berlokasi di tengah cavitas thoracis. Mediastinum medium berisi pericardium, cor,


permulaan pembuluh-pembuluh darah besar, beberapa nervus, dan pembuluh-pembuluh darah
yang lebih kecil.

Pericardium
Pericardium adalah suatu saccus friboserosum yan mengelilingi cor dan radix pembuluh-
pembuluh darah besar. Terdiri dari dua komponen, pericardium fibrosum dan serosum.
Pericardium firbosum adalah jaringan ikat padat lapis bagian luar yang membatasi
mediastinum medium. Pericardium serosum tipis dan terdiri dari 2 bagian:
Lamina parietalis melapisi permukaan dalam fibrosum
Lamina visceralis (epicardium) pericardium serosum melekat pada cor dan
membentuk pelapis luarnya.

Lamina parietalis dan visceralis pericardium serosum berlanjut hingga radix pembuluh-
pembuluh darah besar. Ruangan sempit yang terbentuk di antara 2 lamina pericardium
serosum. Berisi sedikit cairan, di sebut cavitas pericardialis. Ruangan potenisal ini
memungkinkan gerakan cor yang relatif tidak terhambat.1

Jantung1

8
Struktur Jantung

Jantung terletak diatas diafragma, di pertengahan rongga dada agak ke kiri, dalam suatu
ruangan yang disebut mediastinum (ruangan diantara paru dextra dan sinistra). Kira-kira dua-
pertiga bagian jantung terletak disebelah midline tubuh. Disebelah anterior jantung dibatasi
sternum, bagian posterior oleh columna vertebralis, bagian lateral jantung dibatasi oleh paru
dextra dan sinistra. Ukuran jantung kira-kira segempalan tangan individu pemiliknya.2 Ukuran
jantung pada orang dewasa adalah panjang kira-kira 12 cm, lebar dibagian yang paling lebar
kira-kira 6 cm, dan berat sekitar 300 gram.3

Di dalam rongga dada, jantung terletak seperti piramida terbalik yang berdiri di atas satu sisinya.
Ujung jantung disebut apex. Apex jantung terbentuk dari ventrikel sinistra. Sedangkan bagian
dasarnya yang mengarah ke atas disebut basis jantung, yang terbentuk dari atrium sinistra.2,4

Ruang Jantung

Jantung merupakan organ yang mempunyai rongga didalamnya. Rongga di dalam jantung
ini terdiri dari 4 ruang, yaitu 2 ruang atrium di sebelah atas dan 2 ruang ventrikel di sebelah
bawah. Setiap atrium mempunyai ruang tambahan yang disebut aurikula yang membuat volume
atrium menjadi lebih besar. Di sebelah luar, batas antara atrium dan ventrikel adalah suatu
cekungan yang disebut sulcus coronarius, di dalam sulcus coronarius berjalan arteri coronaria
yang mendarahi dinding jantung. Di antara ventrikel kanan dan kiri juga terdapat sulcus
interventrikularis anterior (depan) dan sulcus interventrikularis posterior (belakang). Pembatas
atrium dextra dan sinistra yang terdiri dari jaringan penyambung disebut septum interatrial, batas
ventrikel dextra dan sinistra adalah septum interventrikular (yang terdiri atas dua, pars
muscularis dan pars membranasea). Pada septum interatrial, terdapat cekungan yang disebut
fossa ovalis, yang dimana kehidupan fetus (janin) fossa ovalis ini berbentuk lubang yang disebut
foramen ovale yang menutup segera setelah lahir.2

Atrium dextra4
Pada posisi anatomis, atrium dextra membentuk batas kanan batas cor dan merupkan
bagian kanan facies anterior cordis. Darah kembali ke atrium dextra melalui salah satu dari 3
pembuluh darah yaitu:

9
Vena cava superior dan vena cava inferior, yang bersama-sama mengalirkan darah ke cor
dari seluruh tubuh
Sinus coronarius, yang mengembalikan darah dari dinding cor itu sendiri

Ventrikulus dextra4
Membentuk sebagian besar facies anterior cordis dan sebagian pars diapragmatica.
Terletak di kanan atrium dextra dan berlokasi di depan dan sebelah kiri ostium atrioventriculare
dextra. Jalur aliran keluar dari ventriculus dextra, yang mengarah ke truncus pulmonalis, adalah
conus arteriousus (infundibulum). Dinding-dinding bagian aliran masuk ventriculus dexter
memiliki banyak pars muskularis yang strukturnya tidak beraturan disebut trabeculae carneae.
Kemudian terdapat tiga musculi papillares, yaitu musculi papillares anterior, posterior, dan
septalis (kadang-kadang dapat ditemui karena kecil).

Atrium sinistra4
Membentuk sebagian besar dasar atau facies posterior cor seperti dengan atrium dextra,
atrium sinistra secara embryologis berasal dari dua struktur. Separuh bagian posterior, atau
bagian aliran masuk, menerima darah dari 4 venae pulmonales. Bagian anterior,
berkesinambungan dengan auricula sinistra. Bagian ini berisi musculi pectinati dan berasal dari
atrium primitif embryonicum. Septum interatriale merupakan bagian dinding anterior atrium
sinistra. Daerah tipis atau cekungan di septum adalah valvula foraminis ovalis danberhadapan
dengan lantai fossa ovalis atrium dextra.

Ventriculus sinistra4
Terletak di anterior atrium sinistra. Struktur ini membentuk facies anterior,
diaphragmatica, dan pulmonalis sinistra cordis, serta membentuk apex. Darah memasuki
ventriculus melalui ostium atrioventriculare sinistra dan mengalir ke arah depan menuju apex.
Ruangan ini berbentuk kerucut,lebih panjang dari ventriculus dextra. Terdapat dua musculi
papillares yaitu anterior dan posterior, biasanya lebih besar dibandingkan dengan di ventriculus
dextra.

Ketebalan dinding-dinding jantung berbeda sesuai dengan fungsinya. Kedua atrium


berdinding tipis karena fungsinya hanya untuk memompakan darah ke dalam ventrikel. Secara
fungsional jantung bagian dextra dan sinistra merupkan dua pompa yang terpisah. Beban kerja

10
jantung bagian sinistra jauh lebih berat dibandingkan beban jantung bagian kanan. Ventrikel
sinistra harus memompakan darah ke seluruh jaringan tubuh sehingga sirkulasi yang melibatkan
ventrikel kiri disebut sirkulasi sistemik. Sementara, ventrikle dextra hanya memompakan darah
ke paru-paru, yang disebut sirkulasi pulmonal. Ventrikel sinistra harus mempertahankan
kecepatan aliran darah pada sirkulasi sistemikdama dengan kecepatan aliran darah pada sirkulasi
pulmonal. Sehingga dinding ventrikle sinistra 2-4 lebih tebal dari ventrikel kanan.2,3

Lapisan-lapisan dinding Jantung5

Dinding jantung disusun oleh tiga lapisan, yaitu: endokardium, miokardium, dan
epikardium yang homolog dengan tunika intima, tunika media, dan tunika adventisia pembuluh
darah.

Endokardium5
Merupakan kelanjutan dari tunika intima pembuluh darah yang masuk dan keluar jantung.
Disusun oleh endotel, yaitu epitel berlapis gepeng selapis dengan jaringan ikat fibroelastin di
bawahnya dan fibroblas yang tersebar. Berada pada lapisan yang lebih dibawah lagi adalah
jaringan ikat padat. Diselingi oleh sel-sel otot polos. Jauh dibawah endokardium terdapat
lapisan subendokardium, berupa jaringan ikat jarang yang mengandung pembuluh darah
kecil, saraf, dan serat Purkinje yang merupakan bagian dari sistem hantar rangsang
(konduksi) jantung.
Miokardium5
Lapian ditengah dan paling tebal ketiga lapisan jantung, terdiri atas sel-sel otot jantung yang
tersusun dalam kompleks piral mengelilingi orifisum ruang-ruang jantung. Otot jantung
tertentu mengikat miokardium dengan serat rangka jantung. Otot jantung lainnya
mengkhususkan diri untuk sekresi endokrin, masih ada lagi yang khusus bekerja sebagai
pembangkit dan menghantar rangsang.
Epikardium5
Lapisan terluar dinding jantung, juga disebut sebagai perikardium viseral (disusun oleh
epitel gepeng selapis yang disebut mesotel). Lapisan jaringan ikat longgar subepikardium
mengandung pembuluh koroner, saraf dan ganglion. Pada lapisan ini lemak permukaan

11
jantung juga di simpan.pada pangkal tempat pembuluh masuk, dan keluar jantung,
perikardium viseral bersatu dengan lapisan serosa perikardium parietal. Kedua lapisan ini
menyatu sehingga terdapat ruang di antara keduanya yang disebut ruang perikardium yang
berisi sedikit cairan serosa untuk melumnas lapisan serosa perikardium parietal dan viseral
(epikardium).

Rangka Jantung5

Rangka jantun disusun oleh jaringan ikat padat, meliputi 3 komponen utama:

1. Anulus fibrosus, terdapat di sekeliling basis aorta, arteri pulmonalis dan orifium
arterioventrikular
2. Trigonum fibrosum, terutama terdapat disekitar area daun katup aorta
3. Septum membranaseum, merupkan kelanjutan dari bagian atas eptum interventrikular.

Vaskularisasi Ekstermitas Inferior

A. Vaskularisasi Inferior

Setelah melalui ligamentum infinale a. Iliaca externa selanjutnya di sebut a.


femoralis dan selanjutnya melewati canalis adductorius, a. Femoralis selanjutnya disebut
sebagai a. Poplitea.4,6

Cabang-cabang dari a. femoralis :4

1. Cabang superficial :
- A. Episgastirica inferior yang berjalan ke arah cranial ke dinding perut.
- A. Circumflexa illium superficial menuju kearah lateral sejajajr dengan
ligamentum inguinale.
- Aa. Pudendae externae menuju ke daerah medial memperdarahi genitalia
externa.
2. Cabang profundus :

12
- A. Profunda femoris, cabang-cabangnya terbesar yang membeber darah
sebagaian besar ke tungkai atas. Cabang-cabang dari a. profunda femoralis
adalah
A. Circumflexa femoris medialis: menuju ke otot-otot adduktor (R.
Superficial dan R. Profundus) dan articulatio coxae ( R. Auricularis). R.
Profundus mengadakan anastomosis dengan cabang-cabang a. glutea superior
dan inferior.
A. circumflexa lateralis yang berjalan ke lateral dan bercabang menjadi ramus
ascendens dan decendens. Ramus ascendens mengadakan anastomosis
dengan a. glutea superior dan a. circumflexa ilium profunda. Ramus decendes
berhubungan dengan a. genus superior lateralis dan a. circumflexa femoris
medialis.
Aa. Perfontales: pembuluh-pembuluh ini membelok kearah femoralis
medialis dan menembus otot-otot adductor untuk mencapai bagian posterior
tungkai atas.
- A. genus superma: dipercabangkan dalam canalis adductorius, kemudian
menembus membrane vasto-adductorius bagian distal, bersama dengan n.
saphenus, dan akhirnya ikut membentuk rete articularis genu ( dengan
beranastomis dengan a. genu superior medialis).

Arteri poplitea merupakan lanjutan dari a. femoralis setelah melewati canalis


adductorius dan mempercabangkan:1

A. genus superior medialis


A. genus superior lateralis
A. genus superior media
Aa. Surales
A. genus inferior medialis
A. genus inferior lateralis

Arteri poplitea kemudian bercabang dua menjadi:4,6

13
tibialis anterior, melalui lubang didalam interossea dan mencapai bngian anterior
tungkai bawah dimana mulai mempercabangkan a. reccurens tibialis anterior dan
posterior.
A. tibialis posteriro, mempercabangkan ramus fibularis untuk reter articularis
genus dan a. peronea.

Arteri Obturatoria cabang a. illiaca interna melalui foramen obtiratorium akan


mencapai otot-otot adductor dan bercabang menjadi ramus superficial dan profundus. Arteri
glutea superior mengambil jalan melalui foramen suprapiriforme. Cabang-cabangnya
mengadakan anastomisis dengan a. circumflexa ilium profunda ramus ascendens a.
circumflexa femoris lateralis ramus profundus a. circumflexa femoris medialis. Pembuluh
balik extremitas inferior, pada jaringan subkutan dapat ditemukan v. saphena magna, yang
pada fossa ovalis menembus fascia cribosa dan bermuara kedalam v. femoralis. 4,6

Selain pembuluh ini terdapat pula beberapa pembuluh balik lain, yang membelok
kedalam fossa ovalis, yakni v. episgastrica superficialis, v. circumflexa ilium superficial, vv.
pudendae externa. Masing-masing pembuluh balik ini mengikuti perjalanan pembuluh nadi
yang sesuai dengan namanya. Biasanya tiap pembuluh nadi diikuti oleh pembuluh balik,
kecuali a. profunda femoris yang hanya mempunyai satu vena yaitu, v. profunda femoris dan
a. femoralis. 4,6

B. Vaskularisasi regio cruris

Pada ujung-ujung distal a. poplitea bercabang menjadi a. tibialis anterior dan a.


tibialis posterior. Arteri tibialis anterior menembus membrane interossea dan tiba di regio
cruris anterior, dimana pembuluh ini menuju kearah distal disisi lateral M. Tibialis Anterior.
Cabang-cabang dari a. tibialis anterior adalah :

A. recurrens tibialis anterior


A. recurrens tibilis posteriro, cabang untuk rete articularis genus.
A. malleolaris medialis anterior
A. malleolaris lateralis anterior, dan berakhir sebagai a. dorsalis pedis.

14
Arteri tibialis posterior mempercabangkan ramus fibulasris untuk rete articularis
genus dan a. peronea, lalu berjalan dibawah arcus tendineus M. Solei dengan demikian
terletak diantar lapisan otot. Cabang-cabang dari a. tibialis posterior adalah:

A. malleolaris medialis posterior untuk rete malleolare, di percabangkan


didaerah malleoli
Ramus calcaneus medialis posterior bercabang dua dan berakhir sebagai a.
plantaris medialis dan plataris lateralis,
A. peronea mengikuti fibula ke arah distal, tertutup oleh M. Flexor hallucis
longus. Di malleolius lateralis pembuluh mempercabangkan:
A. malleolaris lateralis posterior
Rr. Perforans yang menembus membrana interossea
R. Communicans

Arteri tibialis posterior akan berakhir sebagai Ramus calcaneus lateralis.

Pembuluh balik pada regio cruris, pada jaringan subkutan berjalan 2 vena dangkal
yakni, v. saphena parva. Vena saphena magna samapai di regio cruris dengan berjalan
anterior dari malleolus medialis. Lalu menuju ke proximal sisi medial tungkai bawah. Vena
Sphena Perva berasal dari bagian lateral dorsum pedis berjalan posterior dari malleolus
lateralis dan meuju ke fossa poplitea di pertengahan permukaan posterior tungkai bawah.
Pada umumnya setiap satu pembuluh nadi diikuti oleh dua pembuluh balik senama. 4,6

C. Vaskularisasi kaki

Peredaraan darah arterialis di kaki biasanya diurus oleh a. tibialis anterior dan a.
tibialis posterior. Arteri tibialis anterior di dorsum pedis disebut a. dorsalis pedis. Di sisi
medial kaki dipercabangkan oleh aa.tarsalis mediales dan untuk sisi lateral kaki
dipercabangkan a. tarsea lateralis. Dibagian distal di percabangkan a. arcuata, yang berjalan
dibawah otot-otot kaki ke arah lateral dan berhubungan dengan a. tarsea lateralis untuk
membentuk rete dorsalis pedis. Dari rete dorsalis pedis berasal cabang-cabang yng terkenal
sebagai Aa. Metatarsae dorsales. Tiap Aa. Metatarsea dorsalis memberi satu ramus perforans

15
yang berhubungan dengan pembuluh-pembuluh di plantar pedis, lalu tiap a. mertatasae
dorsalis bercabang dua menjadi aa. Digitales dorsales. 4,6

Arteri dorsalis pedis sendiri menembus spatium interosseum I sebagai ramus


plantaris profundus. Arteri tibialis posterior bercabang menjadi a. plantaris medialis dan a.
plantaris lateralis dimana a. plataris medialis lebih kecil dan berjalan kearah distal di sisi
medial kaki. Arteri plantaris medialis mengikuti otot-otot jari I ke arah diastal, lalu
bercabang menjadi ramus superficial dan ramus profundus. Ramus profundus a. plantaris
medialis mengadakan anastomosis dengan ramus plantaris profundus, a. dorsalis pedia dan
ramus profundus a.plantaris lateralis. Dengan demikian membentuk arcus plantaris. Dari
arcus plantaris dipercabangkan Aa. Metartasea plantaris yang mempercabangkan ramus
perforans posterior yang berhubungan dengan a. metartasea dorsalis, ramus perforans
anteriro yang berhubungan dengan pembuluh nadi dipermukaan nadi di permukaan dorsales
ke jari-jari, lalu dan bercabang dua membentuk aa. Digitalis plantares.

Pembuluh balik berasal dari v. digitalis pedis dan setiap jari vena ini akan bersatu
menjadi satu dengan v. metatarsea dorsalis, yang menyalurkan darahnya kedalam arcus
venosus dorsalis pedis. Arcus venosus dorsalis pedis berhubungan retevenosusm dorsale
pedis dan menyalurkan darahnya melalui v. saphena magna dan v. saphena parva. Diantara
plantar pedia tiap-tiap vv. digitales plantares pedis bersatu menjadi satu v. metatarsea
plantaris yang bermuara dalam arcus venosus plantaris, lekungan ini terletak berdekatan
dengan arcus plantaris arteriosum. 4,6

Systema venosum di dorsum pedis dan di plantar pedis di hubungkan satu dengan
yang lain oleh vv. intercapitulariae. Dalam jaringan subkutans pedis terletak satu rete
venosus plantares. 4,6

Mekanisme kerja Jantung

Jantung bekerja melalui mekanisme secara berulang dan berlangsung terus menerus yang
juga disebut sebagai siklus jantung. Jantung memompa darah ke paru-paru dan ke seluruh
jaringan tubuh dengan kontraksi yang sangat teratur dan berurutan. Ada perbedaan waktu

16
kontraksi atrium dan ventrikel yang menyebabkan agar darah bisa mengalir dari atrium ke
ventrikel. Agar jantung bisa berkerja sempurna, keempat ruangan jantung mesti berkontraksi
secara terorganisasi (tidak bersamaan). Hal ini dimungkinkan karena adanya impuls listrik.7

Sel otot jantung melakukan kontraksi dengan tujuan untuk memompa darah yang dicetuskan oleh
sebuah potensi aksi dan menyebar melalui membran sel otot. Ketika melakukan kontraksi,
jantung menjadi berdenyut berirama, hal ini dikarenakan adanya potensial aksi yang
ditimbulkan oleh kegiatan diri jantung itu sendiri. Kejadian tersebut di sebabkan karena jantung
memilki suatu mekanisme untuk mengalirkan listrik yang ditimbulkannya sendiri untuk
melakukan kontraksi atau memompa dan melakukan relaksasi. Mekanisme aliran listrik yang
mrnimbulkan aksi tersebut dipengaruhi oleh beberapa jenis elektrolit seperti K+, Na+, dan Ca++.
Sehingga apabila di dalam tubuh terjadi gangguan pada kadar elektrolit tersebut maka akan
mrnimbulkan gangguan pula pada mekanisme aliran listrik pada jantung manusia.8

Otot jantung menghasilkan arus listrik dan disebarkan ke jaringan sekitar jantung dan
dihantrakan melalui cairan-cairan yang dikandung oleh tubuh. Sehingga sebagian kecil aktivitas
listrik ini mencapai hingga ke permukaan tubuh misalnya pada permukaan dada, punggung atau
pada pergelangan atas tangan, dan hal ini dapat dideteksi atau direkam dengan menggunakan
alat khusus yang disebut elektrokadiogram (EKG).

Siklus jantung terdiri dari sistol (kontraksi dan pengosongan) dan diastol (relaksasi dan
pengisian) yang bergantian. Kontraksi terjadi karena penyebaran eksitasi ke seluruh jantung,
sementara relaksasi mengikuti repolarisasi otot jantung. Atrium dan ventrikel melakukan siklus
sistol dan diastol secara terpisah.9

Pada akhir diastol, tekanan ventrikel hampir sama dengan tekanan atrium, sebab kedua
ruang tersebut berhubungan langsung melalui katup atrioventrikular yang masih terbuka tetapi
hanya sedikit atau hampir tidak ada darah yang mengalir diantara ruang-ruang tersebut.9

Setelah kontraksi atrium sempurna, dimulailah rangsangan pada ventrikel dan setelah itu terjadi
kontraksi. Pada saat terjadi kontraksi isometris ventrikel, tekanan intraventrikel meningkat.
Periode ini memerlukan waktu 0,035 detik dan waktu ini sesuai dengan Ventricular Activation
Time (VAT) pada penjalaran impuls dari endokardiumke epikandrium. Pada periode ini , tidak
terjadi penambahan volume ventrikel.9

17
Siklus atrium9

Sistol atrium berlangsung setelah depolarisasi atrium selesai. Sistol atrium berperan dalam
menciptakan penambahan volume sebesar 30% dari pengisian ventrikel total dan meningkatkan
tekanan inatrium 6mmHg. Sedangkan 70% volume ventrikel didapat dari aliran darah atrium ke
ventrikel, yang terjadi segera setelah katup atrioventrikular terbuka. Periode konsentrasi atrium
ini disebut fase pengisian cepat aktif pada waktu atrium berelaksasi.

Siklus ventrikel9

Siklus ventrikle terdiri dari sistol dan diastol ventrikel. Proses ini berlangsung secara kontinu dan
diatur oleh perangsangan dari SA node.

Diastol ventrikel9

Dengan meningkatkan pengisian darah ke ventrikel, akan menyebabkan peningkatan tekanan


intra-ventrikel dan menutupnya katup atrioventrikuler. Menjelang akhir diastol ventrikel, terjadi
peningkatan tekanan di atrium yang disebabkan kontraksi atrium. Kontraksi ini akan mendorong
sisa darah di atrium untuk mengalir ke ventrikel. Proses diastolik ventrikel berakhir dengan
menutupnya katup atrioventrikular. Dan volume darah yang terdapat dalam ventrikel pada akhir
diastolik disebut isi akhir diastolik (end diastolic volume/EDV) yang jumlahnya mencapai 135
ml. EDV merupakan jumlah maksimum darah yang dapat ditampung oleh ventrikel.

Sistol ventrikel9

Regangan otot ventrikel akan merangsang ventrikel untuk segera mulai berkontraksi. Pada awal
kontraksi, katup aorta dan katup semiulnar belum terbuka. Untuk membuka katup aorta, tekanan
didalam ventrikel harus melebihi tekanan katup aorta. Keadaan dimana kontraksi ventrikel mulai
terjadi namun belum ada pembukaan katup aorta ataupun pulmonalis disebut sebagai kontraksi
ventrikel isovolemik (iso=sama, volemik=volume) atau ada juga yang menyebut kontraksi
isometrik.

Ejeksi ventrikel9

Ketika tekana ventrikel melebihi tekanan aorta karena pada saat yang sama katup aorta terbuka
dan darah mengalir dengan cepat ke dalam aorta. Jumlah darah yang dipompakan oleh ventrikel

18
jantung ke dalam pembuluh darah disebut sebagai isi sekuncup (stroke volume). Akan tetapi,
pada akhir sistolik tidak seluruh darah diventrikel dapat dipompa keluar. Ada sebagian darah
yang masih berada diventrikel yang disebut volume kahir sistolik (end-systolic volume). Pada
waktu terjadi sistol ventrikel, darah mengalir keluar jantung ke sistem arteri dan proses ini
berlangsung sesuai dengan prinsip Frank-Starling.

Diastol awal ventrikel9

Saat tekanan ventrikel lebih rendah dibandingkan tekanan aorta, terjadi penutupan katup aorta.
Ketika katup aorta tertutup, katup atrioventrikuler belum terbuka karena tekanan didalam
ventrikel lebih tinggi dibandingkankan tekanan atrium. Untuk menurunkan tekanan ventrike,
otot ventrikel berelaksasi. Saat ini belum, ada darah yang masuk karena semua katup masih
tertutup. Interval ini disebut sebagai relaksasi ventrikel isovulemtrik.

Pengisian ventrikel9

Otot ventrikel terus meregang hingga tekanan didalam ventrikel turun sampai dibawah tekanan
atrium. Pada saat ini, katup atrioventrikular terbuka dan dimulai pengisian ventrikel secara cepat.

Darah

Darah merupakan medium pengangkut tempat larut atau tersuspensinya bahan-bahan (O2,
CO2, nutrien, zat sisa, elektrolit, dan hormon) yang akan diangkut jarak jauh ke berbagai bagian
tubuh. Darah terdiri atas eritrosit, leukosit, dan trombosit yang terendam dalam plasma darah
cair. Volume darah manusia lebih kurang 5 liter. Eritrosit mencakup 45% volume, leukosit dan
trombosit 1% dan sisanya plasma darah.8,10

Eritrosit

Eritrosit adalah sel datar berbentuk piringan yang mencekung di bagian tenah di kedua
sisi. Struktur eritrosit sangat sesuai dalam fungsi utamanya mengangkut O2 dalam darah karena
bentuk bikonkaf menghasilkan luas permukaan yang lebih besar untuk difusi O2 menembus
membran dibandingkan dengan bentuk sel bulat dengan volume yang sama. Selain itu, tipisnya
sel memungkinkan O2 cepat berdifusi antara bagian paling dalam dan eksterior sel. Eritrosit

19
memberikan warna merah pada darah dan mengandung hemoglobin. Untuk memaksimalkan
kandungan hemoglobinnya, satu eritrosit dipenuhi oleh lebih dari 250 juta molekul hemoglobin,
sehingga satu eritrosit dapat mengikat lebih dari satu milyar molekul oksigen. Oleh karena itu,
eritrosit tidak mengandung nukleus, organel ataupun ribosom. Terdapat dua enzim dalam
eritrosit, enzim glikolisis (untuk energi sel eritrosit) dan enzim carbonic anhidrase (untuk
mengangkut CO2). Eritrosit juga selain berperan dalam pengangkutan CO2 dari jaringan, ia juga
berperan dalam pengaturan pH darah. Jumlah eritrosit normal pada laki-laki dewasa adalah 5,4
juta/mm3 darah dan 4,8 juta/mm3 darah pada perempuan dewasa.8,10,11

Leukosit

Leukosit memiliki nukleus dan tidak berwarna dalam keadaan segar. Bentuknya bulat
dalam peredaran darah. Leukosit digolongkan sebagai leukosit granular dan leukosit agranular,
tergantung ada tidaknya granul spesifik dalam sitoplasmanya. Leukosit granular mencakup
eosinofil, basofil, dan neutrofil. Eosinofil, basofil dan neutrofil juga termasuk dalam
polimorfonukleus (bentuk inti beragam). Leukosit agranular mencakup limfosit dan monosit.
Limfosit dan monosit termasuk dalam mononukleus (satu inti). Fungsi utama leukosit adalah
untuk sistem imunitas. Jumlah leukosit dalam sistem peredaran darah berkisar antara 5000-
9000/mm3 darah.8,10

Trombosit

Trombosit adalah badan kecil tanpa nukleus dan tidak berwarna. Trombosit berfungsi
untuk pembekuan darah pada tempat cedera pembuluh darah dan berfungi mencegah kehilangan
darah berlebih. Jumlah trombosit berkisar antara 150000-350000/mm3 darah. Trombosit memilki
organel dan enzim sitosol. Trombosit juga banyak mengandung aktin dan miosin yang
menyebabkan trombosit dapat berkontraksi.8,10

Plasma darah

Plasma darah adalah matriks cair yang menampung sel-se darah dan mengandung
sejumlah protein penting secara fiiologis. Bila darah membeku dan bekua itu mengkerut,
beberapa protein plasma besar terperangkap dalam bekuan darah. Cairan yang tertinggal disebut
serum darah. Plasma darah terdiri dari 90% aid dan mengandung campuran kompleks zat organik

20
dan anorganik. Protein plsam merupakan unsur pokok plsam yang tidak dapat menembu
membran kapiler untuk mencapai sel. Protein plasma dibagi menjadi albumin, globulin, dan
fibrinogen. Plasma juga mengandung nutrien, gas darah, elektrolit, mineral, hormon, vitamin,
dan zat-zat sisa.8,10

Mekanisme kerja pembuluh darah

Darah terus menerus mengalami rekondisi sehingga komposisinya relatif konstan


meskipun bahan-bahannya terus dikuras untuk menunjang aktivitas metabolik dan selalu
mendapat tambahan zat sisa dari jaringan. Organ-organ yang merekondisi darah normalnya
menerima jauh lebih banyak darah daripada yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan
metaboliknya, sehingga dapat menyesuaikan kebutuhan darah tambahan untuk mencapai
homeostatis.8

Didalam pembuluh darah tentu ada aliran darah, dimana laju aliran darah melalui suatu
pembuluh (yaitu volume udara yang lewat persatuan waktu) berbanding lurus dengan gradien
tekanan dan berbandingan terbalik dengan resistensi vaskular:

Dimana

F = laju aliran melalui suatu pembuluh


p= gradien tekanan
R = resistensi pembuluh darah

Gradien Tekanan8

Gradien tekanan adalah perbedaan tekanan antara awal dan akhir suatu pembuluh. Darah
mengalir dari daerah dengan tekanan lebih tinggi ke daerah dengan tekanan lebih rendah
mengikuti penurunan gradien tekanan. Kontraksi jantung menimbulkan tekanan pada darah,
yaitu gaya dorong utama bagi aliran melalui suatu pembuluh. Karena gesekan (resistensi),
tekanan menurun sewaktu darah menyusuri panjang pembuluh. Karena itu, tekanan lebih tinggi

21
di awal daripada di akhir pembuluh, membentuk gradien tekanan untuk aliran maju darah
melalui pembuluh. Semakin besar gradien tekanan yang mendorong darah melalui suatu
pembuluh, semakin besar laju aliran melalui pembuluh tersebut. perbedaan tekanan antara dua
ujung pembuluh, bukan tekanan absoulut di dalam pembuluh yang menentukan laju aliran.

Resistensi8

Resistensi yaitu ukuran tahanan atau oposisi terhadap aliran darah yang melalui suatu
pembuluh, akibat gesekan (friksi) antara cairan yang bergerak dan dinding vaskular yang diam.
Seiring dengan meningkatnya resistensi, darah semakin menjadi sulit melewati pembuluh darah
sehingga laju aliran berkurang (selama gradien tekanan tidak berubah). Jika resistensi meningkat
maka gradien tekanan juga harus meningkat secara proporsional agar laju aliran tetap. Karena
itu, jika pembuluh membentuk resistensi yang lebih besar maka jantung harus bekerja lebih kera
untuk mempertahankan sirkulasi adekuat. Resistensi terhadap aliran darah bergantung pada tiga
faktor: kekentalan (viskositas) darah, panjang pembuluh, dan jari-jari pembuluh (faktor paling
penting).

Semakin besar viskositas semakin besar resistensi terhadap aliran. Secara umum semakin
kental cairan, semakin besar viskositasnya. Viskositas darah ditentukan terutama oleh jumlah sel
darah merah yang beredar. Dalam kedaan normal faktor ini relatif kontan dan oleh
karenanyakurang begitu penting dalam mengontrol resistensi. Karena darah bergesekan
dengan lapisan dalam pembuluh sewaktu mengalir maka semakin luas permukaan pembuluh
yang berkontak dengan darah, dan semakin besar resistensi terhadap aliran. Luas permukaan
ditentukan oleh panjang maupun jari-jari pembuluh. Pada radius tetap, semakin panjang
pembuluh semakin besar luas permukaan dan semakin besar resistensi terhadap aliran. karena
panjang pembuluh ditubuh tidak berubah maka hal ini bukan merupakan faktor variabel dari
kontrol resistensi vaskular. Karena itu, penentu aliran adalah jari-jari pembuluh. Cairan lebih
mudah mengalir di pembuluh kecil daripada pembuluh besar.

Pembuluh darah di dalam tubuh manusia:

Arteri
Arteriol
Kapiler

22
Venula
Vena kecil
Vena besar

Kapiler, venula, dan arteriol berukuran sangat kecil sehingga disebut sirkulasi mikro (hanya bisa
dilihat dengan mikroskop).

Arteri8

Arteri adalah saluran bergaris tengah besar dan beresistensi rendah dari jantung ke organ.
Arteri juga berfungsi sebagai reservoar (penampung) tekanan untuk menghasilkan gaya
pendorong bagi darah ketika jantung dalam keadaan relaksasi. Karena sifat elastisitasny, arteri
mengembang untuk mengakomodasi volume ekstra darah yang dipompa ke dalamnya oleh
kontraksi jantung dan kemudian mengecil (recoil) untuk terus mendorong darah ketika jantung
melemas. Tekanan darah, gaya yang ditimbulkan oleh darah terhadap dinding pembuluh,
bergantung pada volume darah yang terkandung di dalam pembuluh dan complience, atau
ditensibilitas dinding pembuluh (seberapa mudah pembuluh tersebut diregangkan). Sewaktu
sistol ventrikel, satu isi sekuncup darah masuk ke arteri dan ventrikel, sementara hanya sepertiga
dari jumlah tersebut yang meninggalkan arteri untuk masuk ke arteri, sementara darah terus
keluar dari arteri, didorong oleh recoil elastik. Tekanan maksimal yang ditimbulkan oleh arteri
sewaktu daraj disemprotkan ke dalam pembuluh tersebut selama sistol disebut tekanan sistolik,
rerata adalah 120 mmHg. Tekanan minimum di dalam arteri ketika darah mengalir keluar
menuju ke pembuluh yang lebih kecil di hilir sewaktu diastol disebut tekanan diastol, rerata 80
mmHg. Meskipun tekanan ventrikel turun ke 0 mmHg sewaktu diastol, tekanan arteri tidak turun
hingga 0 mmHg karena terjadi kontraksi jantung berikutnya dan mengisi kembali arteri sebelum
semua darah keluar dari sistem arteri. Tekanan pendorong rerata sepanjang siklus jantung adalah
tekanan arteri rerata, yang dapat diperkirakan dengan menggunakan rumus berikut:

1
= +
3

Arteriol8

23
Merupakan pembuluh resistensi utama. Tinggi resistensi arteriol menyebabkan tekanan
rerata antara arteri dan kapiler turun drastis. Penurunan ini meningkatkan aliran darah karena
membentuk perbedaan tekanan antara jantung dan organ. Tidak seperti arteri, dinding arteriol
hanya sedikit mengandung jaringan ikat elastik. Namun, pembuluh ini memiliki lapisan otot
polos yang tebal dan di persarafi oleh serat saraf simpatis. Otot polos juga peka terhadap
perubahan kimiawi lokal dan beberapa hormon dalam darah. Vasodilatasi arteriol, yaitu
peningkatan kaliber arteriol di atas kadar tonik, menurunkan resistensi dan meningkatkan aliran
aliran darah melalui pembuluh, sedangkan vasokontriksi, penyempitan pembuluh, meningkatkan
resistensi dan mengurangi aliran. Tonus, yaitu aktivitas kontraksi basal, dipertahankan di arteriol
setiap saat. Kaliber arteriol di kontrol oleh dua mekanisme yaitu: kontrol lokal (intrinsik) dan
kontrol ekstrinsik.

Kontrol lokal terutama melibatkan perubahan kimiawi lokal yang berkaitan dengan
perubahan tingkat aktivitas metabolik di suatu organ. Perubahan pada faktor-faktor metabolik
lokal ini menyebabkan pelepasan mediator vassoaktif dari sel endotel sekitar. Contohnya adalah
nitrat oksida penyebab vasodilatasi dan endotelin penyebab vasokontriksi. Berbagai mediator
vasokontriksi ini bekerja pada otot polos arteriol untuk menimbulkan perubahan yang sesuai
pada kaliber arteriol yang mendarahi berbagai organ bersangkutan. Kaliber arteriol dapat
disesuaikan secara independen pada organ-organ yang berbeda oleh faktor kontrol lokal.
Penyesuaian ini penting dalam mendistribusikan curah jantung. Kontrol ekstrinsik terutama
dilakukan oleh sistem saraf simpatis dan dengan drajat yang lebih rendah, oleh pengaruh hormon
pada otot polos arteriol. Kontrol ekstrinsik penting untuk mempertahankan tekanan arteri rerata.
Penurunan aktivitas simpatis menyebabkan vasodilatasi arteriol generalisata, yang menurunkan
tekanan arteri rerata. Hal ini membantu tubuh mempertahankan tekanan utama yang mendorong
darah ke jaringan.

Kapiler8

Kapiler yang berdinding tipis, berjari-jari kecil, dan bercabang luas ini adalah tempat
yang ideal untuk melakukan pertukaran antara darah dan sel jaringan sekitar. Secara anatomis,
oleh kapiler luas permukaan untuk pertukaran dimaksimalkan dan jarak difusi diminimalkan.
Oleh karena potongan melintang yang besar, kecepatan aliran darah melalui kapiler relatif lebih

24
rendah sehingga tersedia cukup waktu untuk berlangsungnya pertukaran. Terdapat dua jenis
pertukaran pasif: difusi dan bulk flow yang berlangsung menembus dinding kapiler.

Masing-masing zat terlarut dipertukarkan terutama melalui difusi menuruni gradien konsentrasi.
Bahan-bahan larut lemak berpindah langsung menembus lapisan tunggal sel endotel dinding
kapiler sementara bahan larut air berpindah melalui pori berisi air yang terdapat di antara dinding
kapiler sementara bahan larut air berpindah melalui pori berisi air yang terdapat di antara sel-sel
endotel. Protein plasma umumnya tidak dapat keluar dari kapiler. Ketidakseimbangan tekanan
fisik di kedua sisi dinding kapiler menyebabkan terjadinya bulk flow cairan keluar masuk
melalui pori-pori antara plasma dan cairan interstitium.

(1) Cairan didorong keluar di bagian pertama kapiler (ultrafiltrasi), dimana tekanan keluar
(terutama tekana darah kapiler) melebihi tekanan masuk (terutama tekanan osmotik
koloid plasma).
(2) Cairan dikembalikan ke kapiler di sepanjang paruh terakhir, ketika tekanan keluar turun
dibawah tekanan masuk. Penyebab pergerakan keseimbangan di sepanjang kapiler ini
adalah terus turunnya tekanan darah kapiler sementara tekanan osmotik koloid plasma
tidak berubah.

Bulk flow merupakan penentu distribusi cairan ekstrasel antara plasma dan cairan instertisium.
Dalam keadaan normal, cairan yang difiltrasi sedikit lebih banyak daripada yang di reabsorpsi.
Kelebihan cairan ini, protein yang bocor, dan bakteri di jaringan di serap oleh sistem limfe.
Bakteri di hancurkan sewaktu sistem limfe melewati limfonodus dalam perjalanannya kembali
ke sistem vena.8

Vena8

Vena adalah saluran berjari-jari besar dan beresistensirendah tempat darah mengalir kembali dari
organ ke jantung. Selain itu, vena dapat mengakomodai berbagai volume darah sehingga
berfungsi sebagai reservoar darah. Kapasitas vena untuk menampung darah dapat berubah
banyak dengan sedikit perubahan pada tekanan vena. Vena adalah pembuluh berdinding tipis
yang sangat mudah diregangkan serta dapat teregang pasti untuk menampung volume darah
dalam jumlah besar. Gaya utama yang menyebabkan aliran vena adalah gradien tekanan antara
vena dan atrium (yaitu yang tersisa dari tekanan pendorong utama yang ditimbulkan pada darah

25
oleh kontraksi jantung). Aliran balik vena ditingkatkan oleh vasokontriksi vena yang diinduksi
oleh aktivitas simpatis dan oleh kompresi ekstrenal vena karena kontraksi otot rangka sekitar.
Kedua hal ini mendorong darah keluar dari vena. Efek-efek ini membantu tubuh melawan efek
gravitasi pada sistem vena.

Katup vena satu arah memastikan bahwa darah terdorong ke arah jantung dan tidak mengalir
balik ke jaringan. Aliran balik vena juga ditingkatkan oleh pompa respirasi dan efek penghisap
jantung. Aktivitas pernapasan menghasilkan tekanan yang lebih rendah daripada tekanan
atmosfer di rongga toraks sehingga terbentuk gradien tekanan ekstrenal yang mendorong aliran
dari vena di tungkai yang terpajan ke tekanan atmosfer ke vena dada yang mengosongkan isinya
ke jantung. Selain itu, tekanan yang sedikit negatif yang tercipta di dalam artrium sewaktu sistol
ventrikel dan di dalam ventrikel sewaktu diastol ventrikel menghailkan efek menghisap yang
meningkatkan aliran balik vena dan mempermudah pengisian jantung.8

Mekanisme Tekanan Darah8

Pengaturan tekanan arteri rerata bergantungan pada kontrol dua penentu utamanya,
curah jantung dan resistensinya perifer total. Kontrol curah jantung, sebaliknya bergantung pada
regulasi kecepatan jantung dan sisi sekucup, sementara resistensi perifer total terutama
ditentukan oleh derajat vasokontriksi arteriol. Regulasi jangka pendek tekanan darah dilakukan
terutama oleh refleks baroreseptor. Baroreseptor sinus karotis dan arcus aorta secara terus-
menerus memantau tekanan arteri rata-rata. Jika mendeteksi penyimpangan dari normal maka
kedua baroreseptor tersebut memberi sinyal ke pusat kardiovaskular medula, yang berespons
dengan menyesuaikan sinyal otonom ke jantung dan pembuluh darah untuk memulihkan tekanan
darah ke normal. Kontrol jangka panjang tekanan darah melibatkan pemeliharaan volume plasma
yang sesuai melalui kontrol ginjal atas keseimbangan garam dan air. Tekanan darah dapat
meningkat secara abnormal (hipertensi) atau terlalu rendah (hipotensi). Hipotensi yang berat dan
menetap yang menyebabkan kurang memadainya penyaluran darah secara umum dikenal sebagai
syok sirkulasi.

26
Enzim Jantung12

Analisis enzim jantung dalam plasma merupakan bagian dari profil diagnostik yang
meliputi riwayat, gejala, dan elektrokardiogram. Analisis enzim bertujuan untuk mendiagnosis
infark miokardium. Enzim dilepaskan dari sel bila mengalami cidera dan membrannya pecah.
Kebanyakan enzim tidak spesifik dalam hubungannya dengan organ tertentu yang rusak.

Laktat Dehidroginase

Laktat dehidrogenase (LDH) dan isoenzimnya. Ada 5 macamLD isoenzim (LD1-LD5). Masing-
masing isoenzim tersebut mempunyai berat molekul sekitar 134.000 KDa. Mereka mengandung
kombinasi subunit H dan M. jantung mengandung lebih banyak LD1, sedangkan hati dan otot
mengandung LD5. Pemeriksaan LD isoenzim dilakukan dengan cara elektroforesis. Pada infark
miokardium akut kadar LD1melebihi kadar LD2, sedangkan pada keadaan normal kadar LD1
lebih rendah dibandingkan LD2.

Kreatin Kinase

Kreatin kinase-CK dan isoenzimnya (CKMB) adalah enzim yang dianalisis untuk mendiagnosis
infark miokardium.12 Enzim CK-MB dalam keadaan normal ditemukan didalam otot jantung dan
dilepaskan didalam darah yang terjadi kerusakan jantung. Peningkatan kadar enzim ini akan
tampak dalam waktu 6 jamsetelah serangan jantung dan menetap selama 36-48 jam. Gangguan
pada jantung selain infark miokardium akut juga dihubungkan dengan nilai kadar CK dan
CKMB total yang abnormal. Gangguan tersebut termasuk perikarditis, miokarditis dan trauma.
Kadar enzim ini biasanya diperiksa pada saat penderita masuk rumah sakit dan setiap 6-8 jam
selama 24 jam.

Troponin T (cTnT)

Karakteristik yang spesifik untuk jantung seperti cTnT mempunyai keunggulan dibandingkan
dengan karakteristik yang terdapat disemua otot seperti CK dan mioglobin.12

C-Reaktive Protein

CRP secara normal berada dalam serum manusia dalam jumlah yang kecil. Kushner dan
Feldman menemukankannya dalam hepatosit, 24-38 jam setelah sel dirangsang oleh senyawa

27
inflamasi. Peningkatan kadar CRP biasanya non-spesifik tetapi merupakan pertanda respons fase
akut yang sensitif terhadap senyawa infleksius, stimulus imunologik, kerusakan jaringan, dan
inflamasi akut lain. CRP yang menetap terjadi pada inflamasi kronis meliputi penyakit autoimun
dan maglinansi. Inflamasi kronis merupakan komponen yang penting dalam perkembangan dan
progesi arterioskelrosis. Kadar CRP berhubungan juga dengan disfungsi endotel.12

Pembahasan Kasus

Dalam skenario dikatakan bahwa seorang perempuan berusia 66 tahun menderita sesak
nafas disertai bengkak pada tungkai. Setelah pemeriksaan, dokter mendiagnosa perempuan
tersebut menderita gangguan jantung. Sesak nafas disini diakibatkan oleh edema pulmo akibat
stenosis katup mitral. Jadi, pada saat katup mitral mengalami penyempitan maka darah dari
atrium kiri yang akan masuk ke ventrikel kiri berkurang volumenya. Karena katup hanya terbuka
sedikit, hal ini menyebabkan tekanan di atrium kiri meningkat, maka darah yang dari paru-paru
pun lama kelamaan tidak dapat masuk ke atrium kiri. Dan akibatnya darah akan mengalir
kembali ke pulmo karena atrium kiri tidak dapat memompa darah ke ventrikel kiri. Maka
terjadilah hipertensi pulmo dan menjadi edema pulmo. Selanjutnya, karena tekanan di paru-paru
meningkat, ventrikel kanan tidak lagi bisa memompa darah ke paru-paru lagi. Maka, tekanan di
atrium kanan, yang akan menerima darah dari seluruh tubuh, juga meningkat. Saat atrium kanan
sudah penuh, maka darah dari seluruh tubuh terutama bagian inferior akan susah masuk ke
atrium kanan. Sehingga darah yg melewati vena cava inferior akan kembali ke tubuh bagian
bawah karena pengaruh gravitasi. Hal ini lah yang menyebabkan bengkak pada tungkai.
Gangguan ini bisa dikatakan sebagai gagal jantung karena menunjukkan berkurangnya
kemampuan jantung untuk memertahankan beban kerjanya.

Kesimpulan

Sistem kardiovaskular yang terdiri dari jantung, komponen darah, dan pembuluh darah harus
berfungsi dengan baik agar seluruh jaringan dan organ tubuh menerima suplai oksigen dan

28
nutrisi yang adekuat. Sesak napas yang disertai dengan bengkak pada tungkai merupakan
gangguan pada sistem kardiovaskular yang bisa di katakan sebagai gagal jantung karena
menunjukan berkurangnya kemampuan jantung untuk mempertahankan beban kerjanya.

Daftar Pustaka

1. Drake RL, Vogl AW, Mitchell AWM. Gray dasar-dasar anatomi. Singapore: Penerbit
Elsevier Churchill Livingstone; 2014.h.93-128; 269-344.
2. Herman RB. Buku ajar fisiologi jantung. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;
2009.h.9-11.
3. Pearce EC. Anatomi dan fisiologi untuk paramedis. Jakarta: Penerbit PT Gramedia
Pustaka Utama; 2010.h.144-5.
4. Drake RL, Vogl AW, Mitchell AWM. Gray dasar-dasar anatomi. Singapore: Penerbit
Elsevier Churchill Livingstone; 2014.h.93-128; 269-344.
5. Gartner LP, Hiatt JL. Buku ajar berwarna histologi. Ed.3. Singapura: Penerbit Elsevier;
2014.h.263-4.
6. Wati WW, Kindangen K, Listiwati E. Sistem kardiovaskular 1. Jakarta : Bagian Anatomi
Fakultas Kedokteran Ukrida, 2013.h.50-8.
7. Tapan E. kesehatan keluarga penyakit degeneratif. Jakarta: Penerbit PT Elex Media
Komputindo; 2005.h.7-8.
8. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Ed.6. Jakarta: Penebit Buku
Kedokteran EGC; 2009.h.369-416; 421-436.
9. Ronny, Setiawan, Fatimah S. Fisiologi kardiovaskular: berbasis masalah keperawatan.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2008.h.14-20.
10. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;
2003.h.219-20.
11. Fawcett DW, Bloom. Buku ajar histologi. Ed.12. Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran
EGC; 2002.h.97-117.
12. Muttaqin A. pengantar asuhan keperawatan klien dengan gangguan sistem
kardiovaskular. Jakarta: Penerbit Salemba Medika; 2009.h.59-60.

29
30

Anda mungkin juga menyukai