Anda di halaman 1dari 6

Problem Solving Sickle

Untuk bidang kesehatan, langkah-langkah yang sering dipergunakan adalah mengikuti


prinsip lingkaran pemecahan masalah (problem solving cycle). Sebagai langkah pertama
dilakukan upaya menetapkan prioritas masalah (problem priority). Adapun yang
dimaksudkan dengan masalah di sini ialah kesenjangan antara apa yang ditemukan (what
is) dengan apa yang semestinya (what should be). Dalam pemecahan masalah terkandung
suatu proses sistematis yang mempunyai urutan logis. Langkah awal dalam pemecahan
masalah adalah menguraikan masalah secara jelas sedangkan langkah-langkah akhirnya
adalah menghasilkan dokumen yang disebut rencana yang siap untuk dilaksanakan.
Langkah-langkah dalam pemecahan masalah diuraikan sebagai berikut:
1. Penetapan Masalah dan Prioritas Masalah
Untuk mengetahui apakah itu masalah maka perlu diketahui mengenai pengertian masalah,
adalah adanya kesenjangan antara harapan/tujuan yang ingin dicapai dengan kenyataan
yang sesungguhnya sehingga menimbulkan rasa tidak puas. Dengan demikian untuk
memutuskan adanya masalah perlu tiga syarat yang harus dipenuhi yaitu:
1. Adanya kesenjangan
2. Adanya rasa tidak puas
3. Adanya rasa tidak puas untuk menanggulangi masalah.
Dalam penetapan masalah harus diketahui keadaan sekarang dan keadaan yang
diinginkan, dari hasil membandingkan kedua keadaan tersebut kemudian dicari mana yang
belum/ tidak memuaskan merupakan kesenjangan/gap masalah.
Untuk mengetahui permasalahan dapat dilakukan dengan berbagai cara diantaranya:
1. Melakukan penelitian
2. Mempelajari laporan
3. Berdiskusi dengan para ahli
Apabila kita menggunakan pendekatan HL. Blum dalam menetapkan masalah kesehatan
maka ukuran yang digunakan adalah angka kesakitan dan kematian. Sedangkan faktor
lainnya disebut penyebab masalah yang dilihat dari empat faktor, yaitu:
1. Faktor lingkungan
2. Faktor perilaku
3. Faktor pelayan kesehatan
4. Faktor keturunan/ kependudukan
Dari berbagai masalah yang ditemukan tidak mungkin seluruhnya dapat ditanggulangi, untuk
itu perlu adanya prioritas masalah khususnya masalah kesehatan biasanya dilakukan
dengan menggunakan metode Hanlon kuantitatif.

HANLON KUANTITATIF
Tujuan:
1. Identifikasi faktor-faktor luar yang dapat diikutsertakan dalam proses penentuan
masalah.
2. Menggelompokkan faktor-faktor yang ada dan memberikan bobot terhadap kelompok
faktor tersebut.
3. Memungkinkan anggota untuk mengubah faktor dan nilai sesuai dengan
kebutuhannya.

Untuk keperluan metode Hanlon ini digunakan 4 kelompok kriteria:


1. Kelompok kriteria A. Besarnya Masalah
Untuk menetapkan besarnya masalah kesehatan diukur dari besarnya penduduk yang
terkena efek langsung (insidensi/prevalensi), contoh:
Masalah Besarnya masalah per 10.000 penduduk Nilai
Kesehat
an
>500 499-100 99-50 49-10 9-5 <5
(10) (8) (6) (4) (2) (1)

X X 4

Y X 6

Z X 4

1. Kelompok kriteria B. Kegawatan Masalah


Untuk menetapkan kriteria ini skor 1-5, contoh:
Masalah Keganasan Tingkat Biaya yang Nilai
Kesehatan Urgensi dikeluarkan

X 3 2 3 8

Y 2 2 3 7

Z 3 4 3 10

1. Kelompok kriteria C. Kemudahan dalam Penanggulangan


Untuk menilai kemudahan dalam penanggulangan pertanyaan yang harus dijawab adalah,
apakah sumber-sumber dan teknologi yang tersedia mampu menyelesaikan masalah (makin
sulit dalam penanggulangan skor yang diberikan makin kecil), contoh:

Hasil consensus yang dicapai pada langkah ini memberikan nilai rata-rata sebagai berikut
(kelompok terdiri dari 7 orang):

1. Kelompok kriteria D. PEARL faktor


Kelompok kriteria D terdiri dari beberapa faktor yang menentukan dapat atau tidaknya suatu
program dilaksanakan faktor-faktor tersebut:
1. Kesesuaian (proprierty)
2. Ekonomi murah (Economic)
3. Dapat diterima (Acceptability)
4. Tersedianya sumber (Resources availability)
5. Legalitas terjamin (legality)
Contoh:
Masalah P E A R L Hasil
Perkalian

X 1 1 1 1 1 1

Y 1 1 1 1 1 1

Z 1 1 1 0 1 0

Penetapan Nilai:
Setelah nilai kriteria A, B, C dan D didapatkan kemudian nilai tersebut dimasukkan ke dalam
formula sebagai berikut:

Dengan mengendalikan NPD dengan komponen kriteria D dari masing-masing masalah


maka didapat angka NPT sebagai berikut:
masalah NPD Nilai PEARL NPT Urutan
Prioritas

X 36 1 36 II

Y 46,8 1 46,8 I

Z 39,2 0 0

1. Analisa Faktor Penyebab Masalah


Analisa penyebab masalah merupakan kegiatan untuk mengkaitkan masalah dengan faktor-
faktor penyebabnya. Masalah merupakan variabel terikat yang dipengaruhi oleh variabel
bebas yang merupakan penyebab masalah. Umtuk analisa penyebab masalah dapat
digunakan berbagai metoda diantaranya:
1. Analisa tulang ikan (Fish born analysis)
2. Analisis system
3. Pendekatan HL. Blum
4. Analisa Epidemiologi
5. Pohon masalah (Problem tree)
Untuk masalah kesehatan masyarakat analisis epidemiologi dan pendekatan HL Blum
merupakan metoda yang paling cocok.

1. Pemecahan Masalah
Setelah kita mengetahui penyebab masalah, langkah selanjutnya berupa pemecah masalah.
Tujuan pemecahan masalah ini adalah untuk menghilangkan/ mengurangi faktor-faktor
penyebab, kegiatan yang dilakukan berupa:
1. Pencapaian tujuan dan sasaran
2. Mencari alternative pemecahan masalah
Untuk penetapan tujuan ini hendaknya melihat masalah apa yang akan ditanggulangi, pada
pendekatan HL. Blum, lingkup tujuan adalah masalah kesehatan sehingga yang
ditanggulangi adalah angka kesakitan dan kematian. Contoh masalah yang akan
ditanggulangi adalah masalah diare, maka penetapan tujuannya adalah sebagai berikut:
Menurunkan penderita penyakit diare pada anak balita dari 10% menjadi 5% di wilayah
Puskesmas X tahun 1995.
Seperti diketahui untuk mencapai tujuan dapat dilakukan dengan menanggulangi sasaran
berupa faktor penyebab timbulnya masalah, dari contoh diatas ada empat faktor penyebab
masalah yang merupakan lingkup sasaran kegiatan, contoh sasaran yang dapat dilakukan:
Untuk memilih sasaran mana yang paling cocok untuk menanggulangi permasalahan dapat
digunakan metode Hanlon Kualitatif.

METODA HANLON KUALITATIF


Prinsip dasar penetapan prioritas masalah ini adalah membandingkan pentingnya masalah
satu dengan yang lainnya dengan cara matching untuk tiap-tiap masalah:
Langkah-langkah penetapan:
1. Buat Matrik
2. Tulis nama masalah pada sumbu vertikal dan horizontal
3. Bandingkan match: masalah yang ada dan laksanakan penilaian dengan ketentuan
sebagai berikut:
1. Jika masalah pada kolom kiri lebih penting dari atasnya beri tanda (+) pada kotaknya
dan apabila kalah penting berikan tanda (-) pada kotaknya.
2. Kerjakan hanya yang sebelah kanan dari diagonal.
3. Jumlahkan tanda (+) secara horizontal dan masukkan pada kotak total (+) horizontal.
4. Jumlah tanda (-) secara vertikal dan masukkan pada kotak total (-) vertikal.
5. Pindahkan hasil penjumlahan pada kotak total (+) horizontal di bawah kotak (-)
vertikal, jumlah hasil vertikal dan horizontal dan masukkan pada kotak total.
6. Hasil penjumlahan pada kotak total yang mempunyai nilai tertinggi adalah urutan
prioritas masalah.
Contoh matrik penentuan prioritas masalah
masalah A B C D E Horizontal

A + + + + 4

B + - + 2

C - - 0

D + 1

E 0

Total vertikal 0 0 0 2 1

Total 4 2 0 1 0
horizontal

Total 4 2

Prioritas I III V II IV
masalah

1. Pengembangan alternatif
Setelah diketahui sasaran apa yang dilakukan maka dikembangkan alternatif kegiatan.
1. Pengambilan keputusan
Setelah kita mengembangkan berbagai alternative untuk pemecahan, maka kegiatan
selanjutnya berupa penyaringan kegiatan dengan menggunakan pertimbangan (syarat
mutlak) berupa input dan output dan pertimbangan keinginan berupa proses kegiatan. Untuk
pengambilan keputusan ini dapat dilakukan dengan metoda kualitatif.
1. Definisi Pengambilan Keputusan: ialah teknik memilih cara terbaik
(kegiatan/program) untuk mencapai tujuan/ sasaran yang telah ditetapkan secara
efektif dan efisien.
2. Pengambilan keputusan yang dilakukan oleh kelompok.tim akan lebih baik hasilnya
dari pada yang dilakukan oleh perorangan.
3. Proses pengambilan keputusan menggunakan kriteria mutlak dan kriteria keinginan
dilakukan melalui 8 langkah:
1. Menetapkan tujuan/sasaran keputusan (sejauh mungkin kuantitatif).
2. Menentukan kriteria mutlak dan kriteria keinginan bagi tercapainya tujuan (kriteria =
persyaratan yang harus dipenuhi)
● Kriteria mutlak ialah kriteria yang berkaitan dengan “input” dan “output”.
● Kriteria keinginan ialah kriteria yang berkaitan dengan proses.
1. Menetapkan bobot kriteria keinginan (angka bobot 1-10)
2. Inventaris alternatif, yaitu kemungkinan-kemungkinan cara untuk mencapai tujuan.
3. Menguji alternative-alternatif tersebut pada butir (d) ke dalam:
■ Matriks kriteria mutlak--- alternatif yang tidak lulus segera disingkirkan,
yang lulus ditampilkan ke dalam.
■ Matriks kriteria keinginan
● Pada matriks ini setiap alternatif secara urut diberi nilai terhadap kriteria keinginan
yang ada. Angka nilai setiap alternatif tidak boleh melampaui angka bobot kriteria
yang bersangkutan.
● Menjumlahkan nilai-nilai setiap alternatif yang telah dipergandakan terlebih dahulu
dengan bobot kriteria yang bersangkutan.
● Dua alternatif yang memiliki jumlah nilai tertinggi merupakan keputusan sementara.
1. Menetapkan keputusan sementara
2. Inventarisasi konsekuensi, ialah akibat-akibat negatif yang timbul apabila keputusan-
keputusan sementara itu dilaksanakan.
3. Penentuan keputusan tetap setelah mempertimbangkan:
● Tingginya jumlah nilai alternatif
● Kemampuan untuk mengatasi konsekuensi
1. Rencana pelaksanaan
Rencana pelaksanaan disusun berdasarkan keputusan yang diambil biasanya dibuat dalam
matrik yang didalamnya meliputi: kegiatan, tujuan, waktu, tempat, pelaksana/penanggung
jawab dan biaya.
1. Penilaian
Tujuan dari penilaian adalah untuk melihat apakah tujuan yang tercantum dalam rencana
bias tercapai atau tidak. Untuk itu dalam penilaian diperlukan adanya indicator dan
parameter yang sudah ditetapkan. Pada hakekatnya penilaian selain untuk menilai hasil
kerja yang dilakukan juga merupakan identifikasi kesenjangan-kesenjangan apa yang masih
ada. Sehingga dari hasil penilaian ini dapat diketemukan masalah-masalah untuk
dipecahkan selanjutnya.1,4

Anda mungkin juga menyukai