Kelompok B6 :
102010201 ANNISZA
102013106 ELIZABETH CHIKITA PUTRI
102013160 JOVEI KURNIADI
102013417 PUTRI SETIAWATI
102014006 KENT WIRANATA
102014045 FANNY MARISKA SIMA
102014127 RESTIKA SUKUR
102014217 RULLY SUGENG
102016280 STEVEN HARTANTO KURNIAWAN
Seorang perempuan, usia 38 tahun, hamil
keempat, datang ke IGD dengan keluhan nyeri
SKENARIO perut dan keluar darah dari jalan lahir sejak 6
jam yang lalu.
RUMUSAN MASALAH
Seorang perempuan, usia 38 tahun, hamil,
dengan keluhan nyeri perut dan keluar darah
dari jalan lahir sejak 6 jam yang lalu.
HIPOTESIS
Definisi Pemisahan prematur dari plasenta Perelekatan plasenta di bagian bawah uterus hingga
dapat menutup jalan lahir
etiologi Multi faktorial (imunologi, inflamasi, hipertensi) Ibu >35 tahun, multiparitas, riwayat SC, riwayat
Risk factor: trauma, hipertensi kronik, preeclampsia, plasenta previa sebelumnya
gestasi multiple, kehamilan pada ibu umur lanjut,
multiparitas, merokok, penggunaan kokain, dan
chorioamnionitis
Epidemiologi Di USA mencapai 1% mengakibatkan kematian janin Di USA 0.5% fsri semua data kehamilan, resika
>0.12% dari kehamilan meningkat 1.5-5x dengan riwayat SC
PF Pendarahan + nyeri uterus, darah merah kehitaman, syok, Pendarahan segar, anemia, syok, tidak ada distensi
anemnia, DJJ menghilang (hipoksia), gerakan bayi uterus, tidak ada nyeri tekan uterus, DJJ normal, kepala
berkurang atau hilang, nyeri punggung dan perut, disertai tidak turun
kontraksi, Cullen Sign (+)
Manifestasi Pendarahan, nyeri pada uterus, dan kontraksi Pendarahan yang tidak nyeri
klinis
PEMBAHASAN KASUS
anamnesis PF
pasien usia 38 tahun keluar darah TTV : tekanan darah 100/60 mmHg;
kecoklatan tidak banyak, nadi 110x/menit; napas 24x/menit; suhu 37oC
Kepala/leher: konjungtiva tampak
nyeri perut terus-menerus, merasa lemas, anemis
dan tidak ada trauma;
Paru-jantung : normal
HPHT pasien 7 September 2016 Abdomen : membuncit, teraba
(tanggal pemeriksaan 31 Mei 2017, usia tegang,
kehamilan 38 minggu), mens teratur siklus
Ekstremitas : akral dingin
28 hari,
Pemeriksaan obsetri : tidak dapat
tidak menggunakan KB; dilakukan
Pemeriksaan dalam : tampak darah
riwayat ANC kontrol ke bidan 2x, mengalir darah dari orificium uteri eksterna
terakhir 1 bulan lalu; berwarna merah kecoklatan, orificium uteri
eksterna tertutup, permukaan portio licin.
riwayat obestri hamil ke-empat;
pasien menderita hipertensi sejak 5 tahun
lalu, tidak minum obat dengan teratur.
PP
Darah lengkap:
Hb, untuk mengetahui apakah ada anemia atau tidak : 7 g/dL (n: 12-16
g/dL)
Ht, untuk mengetahui kadar sel darah merahnya: 22% (n: 37-43%)
Leukosit, untuk melihat ada infeksi atau tidak : 12.000/uL (n:4500-10.000
/uL)
Trombosit : 150.000/ uL (n: 450.000-100.000/ uL)
USG
PATOGENESIS SOLUSIO PLASENTA
Imunologi : Penyakit vaskuler Inflamasi :
defek karena teraktifkannya faktor- remodeling pembuluh darah IL dan TNF meningkat MMP aktif
faktor inflamasi sitokin teraktivasi maternal destruksi matrixs ekstrasel dan
invasi dari sel trofoblas, merusak mengacaukan interaksi antar sel
re-modeling arteri, menyebabkan
infark pada plasenta dan trombosis,
ketidak seimbangan plasenta, isufisiensi plasenta, hipoksia intrauterin, dan kurangnya perfusi uteroplacental
Tatalaksana
USG mulai dari trisemester pertama
Bedrest
Follow-up tiap 2 minggu
Pemberian suplemen besi
saat menjelang partus
bayi term C-section
Bayi aterm pematangan paru lalu C-section
KESIMPULAN
Pendarahan pervaginam pada wanita hamil dapat
dibedakan menjadi 2, <20 minggu dan >20 minggu. Pendarahan
>20 minggu memiliki 2 kemungkinan, yaitu solusio plasenta dan
plasenta previa, dimana keduanya memiliki perbedaan gejala,
solusio plasenta memberikan gejala nyeri uterus, pendarahan
kehitaman, distress fetal, dan Cullen Sign (+), sedangkan plasenta
previa memberikan gejala pendarah tidak disertai nyeri dan
biasanya pasien memiliki riwayat plasenta previa sebelumnya dan
SC. Pada pasien dalam skenario ini dari hasil anamnesis menunjukan
usia kehamilan pasien 38 minggu, nyeri perut, dan pendarahan
berwarna coklat tidak banyak mengarah pada diagnosis Solusio
plasenta. Tatalaksana yang harus di lakukan adalah melakukan
resusitasi untuk si ibunya terlebih dahulu baru dilakukan tatalaksana
obsetri.