Anda di halaman 1dari 16

Makalah PBL Blok 5

Sistem Makroskopis dan Mikroskopis dari Arteri


Subclavia dan Arteri Carotis Communis serta Faktor yang
Mempengaruhi Tekanan Darah

*Zebriyandi

102010102

E1

*Mahasiswa semester 2 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana


Alamat Korespondensi :
Zebriyandi
Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Krida Wacana
jl. Terusan Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510
No. telp 021 05694 Email: zebriyandi@yahoo.co.id
Pendahuluan

Tubuh manusia menggunakan darah sebagai perantara melakukan pertukaran zat-zat di


dalam tubuh kita serta malakukan berbagai macam fungsi lainya seperti membunuh bakteri serta
untuk menutup luka kita. Tapi semua fungsi tersebut tidak akan terjadi bila darah tidak mengalir
makanya diperlukan suatu sistem yang dikenal sebagai sistem kardiovaskular. Kardiovaskular
diambil dari kata cardio yang berarti jantung dan vascular yang berarti pembuluh darah. Sistem
Kardiovaskular merupakan sistem yang menjelaskan proses sirkulasi yang terjadi di dalam tubuh
manusia. Sistem ini dapat berjalan baik karena ditunjang oleh jantung dan pembuluh darah.
Jantung berfungsi memompa darah untuk menyediakan oksigen, nutrien, dan hormon ke seluruh
tubuh serta mengangkut sisa metabolisme dari seluruh tubuh seperti karbondioksida, asam urat
dan ureum. Sedangkan pembuluh darah memiliki peran untuk menentukan tekanan yang
dihasilkan oleh proses pemompaan jantung sehingga proses pendistribusian darah, zat gizi dan
pembuangan sisa metabolic dapat berjalan baik.

Dalam makalah ini yang akan dibahas lebih spesifik mengenai pembuluh darah, yaitu arteri
subclavia dan arteri carotis communis secara makroskopik, mikroskopik serta fungsi-fungsi
pembuluh darah. Akan dijabarkan melalui sebuah skenario sebagai berikut, seorang laki-laki
berusia 27 tahun diantar ke IGD RS dalam keadaaan tidak sadar sejak 15 menit yang lalu akibat
kecelakaan. Dari pemeriksaan didapatkan pasien mengalami fraktur pada articulatio
sternoclavicula dan menciderai a. subclavia sehingga menyebabkan perdarahan. Selain itu, juga
didapatkan cidera pada cartilago thyroid hingga merusak pembuluh darah di dekatnya yaitu a.
carotis communis. Hal ini menyebabkan gangguan pada percabangan dua pembuluh darah
tersebut.

Arcus Aorta

Arcus aorta merupakan lanjutan Aorta ascendens. Pembuluh ini terdaoat di belakang
manubrium sterni dan berjalan ke atas, belakang, dan kiri di depan trachea (arah utama adalah ke
belakang). Kemudian pembuluh ini berjalan ke bawah di sebelah kiri trachea, dan setinggi angulus
sterni melanjutkan diri sebagai aorta descendens.1
Cabang-cabang

Truncus Brachiocephalicus berasal dari permukaan cembung arcus aortae. Pembuluh ini
berjalan ke atas dan berjalan ke atas dan disebelah kanan trachea, dan bercabang dua menjadi
arteria subclavia dextra dan arteria carotis communis dextra di belakang articulation
sternoclavicularis dextra.1

Arteria carotis communis sinistra berasal dari permukaan cembung arcus aortae di sebelah
kiri truncus brachiocephalica. Pembuluh ini berjalan ke atas dan disebelah kiri trachea dan masuk
ke leher di belakang articulation sternoclavicularis.

Arteria subclavia sinistra berasal dari arcus aortae di belakang arteri carotis communis
sinistra. Beralan ke atas sepanjang sisi kiri trachea dan eosophagus untuk masuk ke pangkal leher.
Pembuluh ini melengkung di permukaan atas apex pulmo sinister. Hal 116

Arteri Subclavia

Arteri subclavia timbul dari aorta berjalan menuju iga pertama kemudian di bawah
clavikula masuk axilla untuk menjadi arteri axillaris. Pada batas bawah axilla ia menjadi arteri
brachialis yang berjalan ke bawah menyusuri lengan pada sisi medial otot bisep untuk bercabang
pada lekuk siku menjadi arteri radialis dan ulnaris. Dalam fossa antecubital (cekungan didepan
siku) tendon bisep dapat diraba dengan jelas pada garis tengahnya bila sendi siku dilipat. Tepat
medial dari sini arteri brachialis dapat diraba dengan mudah. Tempat ini adalah tempat yang biasa
untuk mengukur tekanan darah dan merupakan tempat terbaik untuk mencatat selain arteri radialis
juga mencatat kecepatan denyut nadi karena darah di siku ini lebih besar.1

Arteri subclavia kanan merupakan cabang dari trunkus brachiocepalica sedangkan yang
kiri cabang dari arcus aorta. Melengkung dan menyilang atas costa I dan menjadi arteri axilaris.
Letaknya berdekatan dengan apex paru dan di belakang musculus scalenus anterior pada pangkal
leher. Cabang-cabang arteri subclavia terhadap musculus scalenus anterior sebagai berikut:2

1.
Arteri vertebralis: berjalan ke atas dan memasuki foramen tranversarium vertebra
cervicalis ke 6. Berjalan melalui foramina pada vertebra cervicalis lain dan sampai ke
permukaan atas tulang atlas. Di sini arteri berbelok kea rah medial dalam suatu alur sempit
dan kemudian memasuki rongga tengkorak melalui foramen magnum. Arteri ini bergabung
dengan pasangannya membenruk arteri basilaris. Arteri ini mempercabangkan arteri
spinalis anterior dan posterior yang turun untuk memperdarahi cerebellum dan medula.
Arteri basilaris berjalan ke depan pada permukaan bawah medula dan pons dan
mempercabangkan arteri cerebeli anterior inferior, yang menuju ke telinga dalam (arteri
auditorius interna) dan batang otak serta berakhir pada saat arteri ini bercabang menjadi
arteri cerebeli superior dan cerebeli posterior. Arteri cerebeli posterior akan beranastomosis
dengan arteri communicans posterior.2

2.
Trunkus thyrocervicalis: bercabang menjadi arteri cervicalis superficialis dan arteri
suprascapularis dan kemudian berjalan ke medial sebagai arteri thyroidea inferior yang
menyilang arteri vertebralis sampai ke tengah batas posterior tyroid. Nerves laryngeus
recurrens bisa melewati depan atau belakang kedua cabangnya.2

3.
Arteri thoracica interna/mammaria interna: satu-satunya arteri yang berjalan ke bawah.

4.
Trunkus costocervicalis: arteri kecil yang berjalan ke arah posterior untuk memperdarahi
otot-otot punggung. Arteri ini juga bercabang menjadi arteri thoracica superior. 2

5.
Arteri dorsalis scapula: arteri ini turun sepanjang margo medialis scapula tetapi bisa juga
keluar bersama dengan arteri cervicalis superficialis.2
Arteri carotis communis

Arteri carotis communis dextra berasal dari arteri brachiocephalica di belakang articulation
sternoclavicularis kanan. A. carotis communis sinistra berasal dari arcus aorta di mediastinum
superior. A. carotis communis berjalan ke atas melewati leher, dan articulation sternoclavicularis
ke pinggir atas kartilago thyroidea, disini pembuluh darah ini bercabang dua menjadi a. carotis
interna dan a. carotis eksterna. Pada tempat percabangan ini, bagian terminal a. carotis communis
atau permulaan a. carotis interna tampak melebar dan disebut sinus caroticus. Tunika media sinus
inii lebih tipis dari di tempat lain, tetapi tunika adventitia relative lebiih tebal dan mengandung
banyak ujung saraf-saraf yang berasal dari n. glossopharyngeus. Sinus caroticus berfungsi pada
mekanisme refleks pressoreceptor: naiknya tekanan darah menyebabkan melambatnya denyut
jantung dan vasodilatsi arteriol.3

Arteri carotis eksterna

Arteri carotis eksterna adalah cabang terminal a. carotis communis. Pembuluh ini
mensuplai struktur-struktur di leher, wajah, dan kulit kepala. A. carotis eksterna juga meperdarahi
lidah dan maxilla. Arteri mulai setinggi pinggir atas cartilage thyroidea dan berakhir di dalam
massa glandula paratiroidea di belakang collum mandibulae denhgan bercabang dua menjadi a.
temporalis superficial dan a. maxillaris.
Pada pangkalnya, tempat denyut nadi ini diraba, arteri terletak di trigonum carotis. Pada
awalnya arteri ini terletak medial terhadap a. carotis interna, tetapi waktu berjalan ke atas,
pembuluh ini berjalan ke belakang dan lateral. Arteri ini disilang oleh venter posterior m. digastrici
dan m. Stylohyoideus.3

Cabang-cabang

Cabang-cabang a. carotis eksterna adalah sebagai berikut:

1. A. thyroidea superior
2. A. pharyngea ascendens
3. A. lingualis
4. A. facialis
5. A. accipitalis
6. A. auricularis posterior
7. A. temporalis superficialis
8. A. maxillaris

Arteri thyroidea superior dipercabangkan dari a. carotis eksterna dekat pangkalnya. Arteri ini
hampir berjalan vertical ke bawah untuk mencapai kutub atas glandula thyroidea. A. thyroidea
superior memberikan cabang-cabang: (a) cabang ke m. sternocleidomastoideus dan (b) a.
laryngeus superior, yang menembus membrane thyrohyoidea bersama dengan n. laryngeus
internus.

Arteri pharyngea ascendens adalah pembuluh panjang dan kurus, yang berjalan ke atas pada
dinding pharynx yang diperdarahinya.

Arteri lingualis dipercabangkan dari a. carotis externa, di depan cornu majus ossis hyoidei.
Pembuluh ini melengkung ke atas untuk masuk ke region submandibularis. Lengkunag arteri ini
disilang di depan oleh n. hypoglossus. A. lingualis memperdarahi lidah.

Arteri facialis dipercabangkan dari a. carotis eksterna, tepat di atas ujung cornu majus ossis
hyoidei. Arteri ini melengkung ke atas profunda untuk mencapai bagian posterior glandula
submandibula. A. facialis memperdarahi wajah.
Arteri occipitalis dipercabangkan dari a. carotis eksternaq, berhadapan dengan a. facialis.
Pembuluh ini berjalan ke atas dan mencapai ke bagian belakang kepala. Bagian terminalnya
mengikuti cabang-cabang n. occipitalis major untuk mensuplai bagian belakang kulit kepala.

Arteri auricularis posterior dipercabangkan dari a. carotis eksterna, setinggi pinggir atas
venter posterior M. digastric. Arteri in berjalan ke belakang ke arah auricular.

Artei temporalis superficialis, cabang terminal kecil a. carotis eksterna, berjalan ke atas di
depan auricular bersama n. auriculotemporalis. Arteri ini bercabang dua, ramus anterior dan
posterior, yang memperdarahi kulit bagian frontal dan temporal.4

Arteri maxillaris adalah cabang terminal a. carotis eksterna yang lebih besar di dalam
glandula parotidea. Dipercabangkan di belakang collum mandibular, berjalan ke atas dan ke depan,
di superficial atau profunda caput inferior m. pterygoideus lateralis. Selanjutnya arteri ini
meninggalkan fossa infratemporalis dengan masuk ke dalam fossa pterygopalatina.5

Arteri Carotis Interna

Arteri carotis interna adalah cabang terminal dari a. carotis communis. Pembuluh ini
memperdarahi otak, mata, dahi, dan sebagian hidung. Arteri ini mulai setinggi pinggir atas
cartilago thyroideea dan berjalan ke atas di leher menuju basis cranii. Kemudian masuk ke rongga
orak melalui canalis caroticus pars petrosus os temporale. Arteri carotis interna tidak memberikan
cabang di daerah leher.3
Mikroskopis Pembuluh Darah

Dalam mempelajari dinding pembuluh darah hendaknya selalu diingat 3 lapisan utama
yaitu tunika intima, tunika media dan tunika adventisia.6

Tunika Intima

Intima terdiri atas satu lapis sel endotel, yang ditopang oleh lapisan subendotel jaringan
ikat longgar yang kadang-kadang mengandung sel otot polos. Pada arteri, intima dipisahkan dari
tunika media oleh lamina elastika intena yaitu komponen terluar dari intima lamina ini terdiri atas
elastin, memiliki celah-celah yang memungkinkan terjadi difusi zat untuk memberikan nutrisi ke
sel-sel bagian dinding pembuluh. Karena tekanan darah dan kontraksi pembuluh tidak terjadi pada
saat kematian, tunika intima arteri pada umumnya tampak berombak-omba pada sedian jaringan.6

Tunika Media

Tunika media terutama terdiri atas lapisan kosentris sel-sel otot polos yang tersusun secara
berpilin. Diantara sel-sel otot polos terdapat serat dan lamela elastin, serat retikulin, proteoglikan,
dan glikopotein dalam jumlah bervariasi. Sel otot polos menjadi sumber sel dari matriks ekstrasel
ini.Pada arteri, tunika media memiliki lamina elastika eksterna yang lebih tipis, yang
memisahkannya dari tunika adventisia.6

Tunika Adventisia

Tunika adventisia terutama terdiri atas serat kolagen dan elastin.Kolagen dalam adventisia
berasal dari tipe 1.lapisan adventisia berangsur menyatu dengan jaringan ikat organ tempat
pembuluh darah berada.6
Pembuluh darah pada arteri digolongkan sesuai dengan diameternya menjadi arteriol,arteri
berdiameter sedang dan arteri berdiameter besar.7

Arteri Kecil/Arteriol

Arteriol umumnya berdiameter kurang dari 0,5 mm dan memiliki lumen yang relatif
sempit. Lapisan subendotel tersebut sangat tipis.Pada arteriol yang sangat kecil, tidak terdapat
lamina elastiksitas interna dan tunika media.Umumnya terdiri atas satu atau 2 lapis sel otot polos
yang melingkar, tidak ada lamina elastika eksterna.Diatas ateriol terdapat arteri kecil dengan
tunika media yang lebih berkembang, dan lumennya lebih besar dari lumen arteriol.Umumnya
berlumen bundar atau agak lonjong.Tunika intima terdiri atas selapis sel endotel dan lapisan
subendotel.Dibawah lapisan ini terdapat tunika elastika interna yang terdiri atas serat elastin yang
berjalan berkelok-kelok melingkari dinding pembuluh.Tunika elastika interna lebih jelas terlihat
pada sajian dengan pulasan orcein. Tunika medianya terdiri atas beberapa lapis serat otot polos
tersusun melingkari dinding pembuluh.7

Arteri Sedang

Arteri sedang dapat mengendalikan banyaknya darah yang menuju organ dengan
mengontraksi atau merelaksasi sel-sel otot polos tunika media.Arteri sedang berlumen bulat atau
lonjong, dindingnya tampak tebal untuk ukuran lumennya.Tunika intima terdiri atas selapis sel
endotel dengan jaringan ikat yang tipis dibawahnya.Seperti pada arteriol, sel endotel tampak
berderet mengikuti kelak-kelok mengelilingi lumen.Tunika medianya tebal, terdiri atas banyak
otot polos yang tersusun melingkar.Dalam tunika media sudah dapat ditemukan kapiler darah yang
mendarahi tunika media yang disebut vasa vasorum.Tunika elastika eksterna juga jelas terlihat,
tetapi tidak membentuk lapisan sepadat tunika elastika interna.Unsur serat elastin pembuluh ini
tidak saja terdapat pada kedua lapisan tambahan ini, tetapi terdapat juga diantara serat otot polos
tunika media.Serat-serat ini dapat dilihat dengan mudah pada sajian pulasan orcein. Tunika
adventisia terdiri atas jaringan ikat jarang dengan vasa vasorum yang lebih jelas.7

Arteri Besar

Arteri besar membantu menstabilkan aliran darah.Arteri besar mencakup aorta beserta
cabang-cabang besarnya.Warnanya kekuningan karena banyaknya elastin dibagian medianya.
Intima lebih tebal daripada lapisan intima diarteri sedang.lamina elastika interna , meskipun ada,
tidak jelas terlihat karena serupa dengan lamina-lamina elastis dilapisan media.Tunika media
terdiri atas serat-serat elastin dan sederetan lamina elastis yang berlubang-lubang dan tersusun
melingkar, yang jumlahnya bertambah dengan meningkatnya usia. Diantara lamina-lamina elastis
terdapat sel-sel otot polos, serat retikulin, proteoglikan dan glikoprotein.Tunuka adventisia relatif
kurang berkembang.Lamina elastis membantu fungsi penting, yaitu agar influks darah lebih
merata.Selama ventrikel berkontraksi (sistol), lamina elastika arteri besar teregang dan perubahan
tekanan berkurang.Selama ventrikel berelaksasi (diastol), tekanan ventrikel menurun ke nilai yang
rendah, tetapi daya elastis arteri besar membantu mempertahankan tekanan arteriol. Akibatnya
tekanan arteriol dan kecepatan aliran darah menurun dan makin tidak bervariasi saat darah
menjauhi jantung.7

Kapiler Darah

Dinding kapiler terdiri atas sel endotel yang sangat tipis, dengan lamina basalnya ditunjang
anyaman serat retikuler longgar. Di bagian luar kapiler terdapat banyak sekali perisit yang
memiliki cabang primer panjang terbujur memanjang sepanjang dinding kapiler dan juga cabang
sekunder yang terjulur dari cabang primer yang melingkari pembuluh. Perisit dibungkus oleh
lamina eksterna tipis yang menyatu dengan lamina basal endotel dan memiliki organel sitoplasma
biasa (termasuk kompleks Golgi kecil, mitokondria, lisosom, dan juga RE). Perisit memiliki sifat
kontraktil dimana ditemukan faktor-faktor yang mengendalikan kontraksi otot pada perisit
sehingga diperkiran perisit juga terlibat pada pengendalian aliran darah melalui vaskulatur mikro.7

Pada potongan melintang kapiler, tampak bahwa lumennya dikelilingi oleh 1 lapis endotel
yang memiliki inti gepeng sehingga terlihat lonjong pada irisannya. Bagian inti yang lebih tebal
akan menonjol ke dalam lumen, sedangkan bagian perifer sangat pipih. Sebuah kompleks Golgi
dan beberapa mitokondria terdapat di sitoplasma dan yang menjadi ciri khas yang mencolok pada
sel endotelnya endotelnya sendiri adalah banyaknya vesikel pada plasmalema kedua permukaan
sel. Permukaan lumen endotel pada umumnya licin, namun tepian tipis sel-sel bersebelahan dapat
saling berkumpul dan terlihat menjulur sedikit kedalam lumen.6
Vena

Dibedakan menjadi 3 lapisan Tunika Intima, Tunika Media, dan Tunika Adventisia, seperti
pada ateri. Namun, batas dari ketiganya sering tidak jelas karena unsur otot dan elastis berkembang
tidak sebaik pada arteri serta unsur jaringan ikat lebih banyak.7

Vena Kecil

Merupakan lanjutan dari kapiler dan berukuran sedikit lebih besar.Dinding pembuluh ini
tidak berbeda jauh dari kapiler yang tersusun atas endotel yang sangat tipis dikelilingi serat
retikulin dan perisit.Meskipun tidak jelas perisit bentuknya agak berbeda dari yang ada di kapiler,
dimana terlihat cabang-cabangnya membentuk jalinan longgar rumit seperti pembuluh.Pada venul
yang lebih besar, tempatnya digantikan dengan sel otot polos.Sel otot polos tersusun melingkar
dan agak terpisah sehingga terbentuk celah-celah, namun celah pemisah ini makin kecil dengan
membesarnya pembuluh tersebut.Pada venul yang lebih besar dan vena kecil otot polos ini
membentuk lapis yang dikatakan utuh, namun bentuknya kurang teratur.7

Tidak semua pertukaran antara darah dan jaringan berlangsung dikapiler. Ada venul
pascakapiler yang juga berfungsi sama bahkan dindingnya lebih permeabel. Dimana merupakan
tempat terpilih untuk emigrasi leukosit dari darah ke dalam jaringan. Pembuluh ini teristimewa
peka terhadap efek histamin, serotonin, dan substansi lain yang dikenal meningkatkan
permeabilitas vaskuler. Jika salah satu substansi salah satu di suntikan maka partikel menumpuk
pada celah-celah kecil yang terbentuk oleh retraksi sel endotel dari venul.7

Vena Sedang

Tunika intima terdiri dari atas endotel, lamina basalnya dan serat-serat retikuler
terkait.Kadang-kadang dibagian luarnya terdapat anyaman serat elastin dengan kepadatan sedang,
namun tidak jelas ada elastika interna.Pada tunika media tersusun atas lapis otot polos melingkar,
namun lebih tipis dan longgar daripada arteri.Terdapat banyak serat kolagen memanjang dan
beberapa fibroblast bercampuran, cenderung memisahkan sel-sel otot polos.Tunika adventisianya
adalah lapisan paling tebal dan terdiri atas berkas-berkas kolagen serta anyaman serat elastin.
Sedikit sel otot polos terorientasi memanjang terdapat diantara tunika adventisia dan media.7
Vena Besar

Tunika intima punya struktur yang mirip dengan vena sedang, namun dalam pembuluh
yang lebih besar ini, jaringan ikat subendotelnya jauh lebih tebal.Mengandung fibroblast dan
dibatasi jalinan serat elastin.Jumlah otot polosnya bervariasi.Kebanyakan pada vena besar tidak
terdapat tunika media dan adventisia tebal yang membentuk sebagian besar ketebalan dinding,
kecuali pada vena pulmoner yang tunika medianya berkembang baik dengan otot polos
melingkar.Tunika adventisia tebal dari vena yang lebih besar mengandung banyak serat elastin
dan berkas kolagen yang terorientasi memanjang.Pada vena cava inferior serat-serat kolagen
berjalan berpilin yang diduga memudahkan berkontraksi saat turun naiknya
diafragma.Disekitarnya terdapat pembuluh-pembuluh kecil yang disebut vasa vasorum.Berjalan
menembus dinding arteri dan vena besar untuk memasukkan oksigen pada jaringannya. Mereka
lebih banyak terlihat pada dinding pembuluh vena daripada arteri.7

Katup Vena

Katup ini terdapat pada vena berukuran sedang yang mencegah darah mengalir menjauhi
jantung.Masing-masing dari dua lembaran katup semilunar yang berhadapan adalah lipatan tipis
intima, yang bagian dalamnya diperkuat lapis tipis kolagen dan jalinan serat elastin dan menyatu
dengan tunika intima dinding pembuluh.Pada sisi yang mengarah ke dinding pembuluh, sel-sel
endotel memanjang melintang, sedangkan sisi lainnya sel endotel hanya memanjang.Ruang antra
katup dengan dinding pembuluh disebut sinus katup.Tepat diatas lengkung pelekatan daun katup,
dinding vena lebih tipis dan agak lebar.Pada vena yang diregangkan, daerah tipis dinding ini agak
menonjol dimana merupakan lokasi katup yang biasa dilihat dengan mata telanjang.Tepian bebas
katup mengarah kealiran darah, bila darah mengakir ke arah jantung maka daun katup merapat
kedinding pembuluh.Tapi jika kontraksi otot sekitar menekan vena, tepian daun katup saling
mendekat untuk mencegah aliran balik. Katup vena lebih banyak terdapat pada vena tungkai
bawah yang memudahkan aliran vena dalam mengatasi gaya berat dalam kolom darah. Katup tidak
terdapat pada vena kecil atau vena sangat besar.7
Fungsi Pembuluh Darah

Secara umumnya, fungsi arteri adalah mendistribusikan darah yang kaya dengan oksigen
dan nutrisi ke seluruh jaringan tubuh. Fungsi vena pula adalah mengalirkan darah membawa sisa
metabolisme dan karbon dioksida dari jaringan ke jantung. Dari aorta ke kapiler, penampang total
meningkat. Penampang total kapiler adalah 600 hingga 800 kali lebih besar dari aorta. Dari kapiler
ke vena cava, luas penampang menurun. Luas penampang total mempengaruhi tekanan darah dan
kecepatan aliran darah. Tekanan darah dari aorta sampai arteri kecil turun kira-kira 20
mmHg.Tekanan darah semakin menurun di arteriol yaitu 50-60 mmHg dan di kapiler tekanan
darah menurun lagi 20 mmHg. Tekanan darah pada vena adalah sama dengan tekanan darah di
atrium kanan. Dari aorta sampai ke arteri kecepatan aliran darah menurun sehinggalah di kapiler
aliran darah sangat lambat untuk proses difusi oksigen dan nutrisi. Kecepatan ini menurun
berakibat dari keluasan penampang total yang tinggi.8

Tekanan darah arteri dapat dipengaruhi oleh kerja jantung. Sebagai contoh saat curah
jantung menaik, darah banyak terkumpul di aorta dan menyebabkan tekanan darah di arteri naik
sehinggalah jumlah darah yang masuk ke arteriol sama dengan jumlah darah yang keluar dari
arteriol. Faktor lain yang mempengaruhi adalah tahanan perifer. Tahanan ini tergantung oleh
konstriksi dan dilatasi arteriol. Konstriksi di arteriol menyebabkan tekanan dara di arteri naik.
Jumlah darah juga mempengaruhi dengan cara ketika berlaku perdarahan besar, tekanan darah
akan menurun.selain itu viskositas darah dan gaya berat turut mempengaruhi dengan ketika
viskositas tinggi, tahanan darah akan meningkat dan meningkatkan tekanan darah di arteri. Gaya
berat penyebabkan pooling darah ke arah gravitasi.8

Aliran balik vena pula dipengaruhi oleh faal jantung. Saat jantung mengalami diastole pada
ventrikel, katup AV membuka dan darah masuk dengan cepat ke arah ventrikel. Pernapasan juga
mempengaruhi dengan cara ketika inspirasi tekanan intrathorax turun dang menyebabkan vena
besar intrathorax mengembang dan menghisap darah extrathorax.Aliran darah vena turut
bergantung kepada otot rangka yang berdekatan. Apabila otot-otot tersebut berkontraksi, ia
memijat vena dan berfungsi sebagai muscle pump. Faktor katup juga berperan menghalang aliran
balik vena ke jaringan. Faktor gaya grafitasi menyebabkan tekanan arteri lebih tinggi dari tekanan
vena. Namun begitu faktor ini dapat menyebabkan pooling darah balik ke jaringan tubuh.8
Faktor-faktor Pengaturan Tekanan Darah

Tekanan darah adalah tekanan yang dihasilkan oleh darah tehadap pembuluh darah. Faktor
yang mempengaruhi tekanan darah adalah volume darah dan elastisitas pembuluh darah.
Peningkatan tekanan darah disebabkan oleh peningkatan volume darah dan penurunan elastisitas
pembuluh darah. Sebaliknya apabila terjadi penurunan volume darah maka tekanan darah akan
mengalami penurunan.9

Tekanan darah ditentukan oleh curah jantung atau cardiac output (CO) dikali Total
Peripheral Resistance (TPR). Curah jantung adalah jumlah darah yang dapat dipompa oleh
ventrikel tiap menitnya. Curah jantung normal adalah 5 liter/menit dan dipengaruhi oleh usia,
posisi tubuh, olahraga, obat-obatan (digitalis), penyakit intrakardial dan ekstrakardial.

Berikut ini adalah faktor-faktor fisiologis utama yang dapat mempengaruhi tekanan darah:
1.
Pengembalian darah melalui vena/jumlah darah yang kembali ke jantung melalui vena:
jika darah yang kembali menurun, otot jantung tidak akan terdistensi, kekuatan ventricular
pada fase sistolik akan menurun dan tekanan darah akan menurun. Hal ini bisa disebabkan
oleh perdarahan berat. Pada keadaan tidur atau berbaring di mana tubuh dalam keadaan
posisi horizontal, pengembalian darah ke jantung melalui vena bisa dipertahankan dengan
mudah, tapi ketika berdiri aliran vena kembali ke jantung mengalami tahanan lain, yaitu
gravitasi. Terdapat tiga mekanisme membantu pengembalian darah melalui vena, yakni
kontriksi vena, pompa otot rangka, dan pompa respirasi.9
2.
Frekuensi dan kekuatan kontraksi jantung:
secara umum, apabila frekuensi dan kekuatan kontraksi jantung meningkat, tekanan darah
ikut meningkat. Inilah yang terjadi saat exercise. Akan tetapi, apabila jantung berdetak
terlalu kencang, ventrikel tidak akan terisi sepenuhnya diantara tekanan, sehingga curah
jantung dan tekanan darah akan menurun.
3.
Resistensi prefer:
yaitu resistensi dari pembuluh darah bagi aliran darah. Arteri dan vena biasanya sedikit
terkonstriksi, sehingga tekanan darah diastole normal.
4.
Elastisitas arteri besar:
saat ventrikel kanan berkontraksi, darah yang memasuki arteri besar akan membuat dinding
arteri berdistensi. Dinding arteri bersifat elastik dan dapat menyerap sebagian gaya yang
dihasilkan aliran darah. Elastisitas ini menyebakan tekanan diastole yang meningkat dan
sistole yang menurun. Saat ventrikel kiri berelaksasi, dinding arteri juga akan kembali ke
ukuran awal, sehingga tekanan diastole tetap berada di batas normal.
5.
Viskositas darah:
viskositas darah normal bergantung pada keberadaan sel darah merah dan protein plasma,
terutama albumin. Kadar sel darah merah yang terlalu tinggi pada seseorang, sehingga
menyebabkan peningkatan viskositas darah dan tekanan darah, sangatlah jarang, akan
tetapi masih dapat terjadi pada kondisi polisitemia vena dan perokok berat. Kekurangan sel
darah merah, seperti pada kondisi anemia akan menyebakan kondisi berbalik dari
sebelumnya. Pada saat kekurangan, mekanisme penjaga tekanan darah seperti
vasokonstriksi akan terjadi untuk mempertahankan tekanan darah normal.
6.
Kehilangan darah:
kehilangan darah dalam jumlah kecil, seperti saat donor darah, akan menyebabkan
penurunan tekanan darah sementara, yang akan langsung dikompensasi dengan
peningkatan tekanan darah dan peningkatan vasokonstriksi, akan tetapi, setelah perdarahan
berat, mekanisme kompensasi ini takkan cukup untuk mempertahankan tekanan darah
normal dan alirah darah ke otak. Walaupun seseorang dapat selamat dari kehilangan 50
dari total darah tubuh, kemungkinan terjadinya cidera otak meningkat karena banyak
pembuluh darah yang hilang dan tidak dapat diganti segera.
7.
Hormon:
beberapa hormon memiliki efek terhadap tekanan darah. Contohnya, pada saat stres,
medulla kelenjar adrenal akan menyekresikan norepinefrin dan epinefrin, yang keduanya
akan menyebabkan vasokonstriksi sehingga meningkatkan tekanan darah. Selain
vasokonstriksi, epinefrin juga berfungsi meningkatkan heart rate dan gaya kontraksi.
Hormon lain yang berperan adalah ADH yang disekresikan oleh kelenjar hipofisi posterior
saat tubuh mengalami kekurangan cairan. ADH akan meningkatkan reabsorbsi cairan pada
ginjal sehingga tekanan darah tidak akan semakin turun. Hormon lain, aldosteron, memiliki
efek serupa pada ginjal, di mana aldostreon akan mempromosikan reabsorpsi Na+, lalu air
akan mengiuti ion Na+ ke darah.9
Daftar Pustaka

1. Snell RS. Anatomi Klinik Ed 6. Jakarta: Buku Kedokteran EGC; 2006.h.116.


2. Omar F, David M. At a Glance Anatomi. Jakarta: Penerbit Erlangga; 2008.h.129-131.
3. Snell RS. Anatomi Klinik Ed 6. Jakarta: Buku Kedokteran EGC; 2006.h.697-699.
4. Snell RS. Anatomi Klinik Ed 6. Jakarta: Buku Kedokteran EGC; 2006.h.714.
5. Snell RS. Anatomi Klinik Ed 6. Jakarta: Buku Kedokteran EGC; 2006.h.730.
6. Eroschenko P. Atlas histologi di fiore dengan korelasi fungsional Ed.9. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC; 2007.h.231-43.
7. Bloom F. Buku ajar histologi. Ed.12. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;
2006.h.97-117.
8. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC; 2006.h.218-24.
9. Ronny, Setiawan, Sari Fatimah. Fisiologi kardiovaskular. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2010.

Anda mungkin juga menyukai