Anda di halaman 1dari 14

Percabangan pada A. Subclavia dan A.

Carotis Communis
Angela Virgini Tiomegarani
102015007
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jakarta
Jl. Arjuna Utara No. 6, Jakarta Barat 11510, Indonesia
angela.2015fk007@civitas.ukrida.ac.id

Abstrak

kata kunci:

Abstract

key words:

Pendahuluan

Sistem kardiovaskuler merupakan organ sirkulasi darah yang terdiri dari jantung, komponen
darah dan pembuluh darah yang berfungsi untuk mengalirkan suplai oksigen dan nutrisi
keseluruh jaringan tubuh yang di perlukan dalam proses metabolisme tubuh. Dalam sistem
kardiovaskuler terdapat sistem vaskularisasi (pembuluh darah). Pembuluh darah terdiri atas
arteri, arteriol, kapiler, venula, dan vena. Satiap pembuluh darah memiliki struktur yang
berbeda sesuai dengan ukuran dan otot yang melapisi dinding pembuluh darah tersebut. Salah
satu cabang dari sistem vaskularisasi adalah a. subclavia dan a. carotis communis. Kedua arteri
ini akan dibahas pada makalah ini.1

Arteri Subclavia dan Percabangannya

Arteri subclavia dextra merupakan hasil percabangan dari trunkus brachiocephalica yang
terletak di belakang articulatio sternoclavicula. Arteri subclavia sinsitra merupakan cabang
langsung dari arcus aorta. Arteri subclavia berperan untuk memperdarahi ekstermitas superior,
leher, dan otak. Arteri subclavia berawal dari posterior articulatio sternocostae I ke
superolateral kemudian melengkung ke bawah dan menyilang costae I. Setelah menyilang
costae I, arteri subclavia menjadi arteri axillaris. Arteri axillaris melanjutkan perjalanannya
menuju os humerus. Setelah melewati caput humeri, arteri axillaris menjadi arteri brachialis.
Arteri brachialis memperdarahi ekstremitas superior. Cabang-cabang dari arteri subclavia
ditentukan berdasarkan letaknya terhadap otot scalenus anterior. Medial terhadap otot scalenus
anterior, arteri subclavia mempercabangkan arteri vertebralis, trunkus thyrocervicalis, dan
arteri mammaria atau arteri thoracica interna sebagai satu-satunya cabang yang arahnya ke
bawah. Posterior terhadap otot scalenus anterior, arteri subclavia mempercabangkan trunkus
costocervicalis. Lateral terhadap otot scalenus anterior, arteri subclavia mempercabangkan
arteri dorsalis scapula atau arteri transversa colli.1,2 Berikut penjabaran dari cabang-cabang
arteri subclavia :1-3

1. Arteri Vertebralis
Arteri vertebralis berjalan ke atas menuju foramen transversarium vertebra. Saat
setinggi pons arteri vertebralis membentuk arteri basilaris. Arteri vertebralis
memberikan suplai darah untuk otak.
2. Trunkus Thyrocervicalis
Trunkus thyrocervicalis mempercabangkan empat pembuluh, yaitu arteri
suprascapularis, arteri transversa cervicalis, arteri thyroidea inferior, dan arteri
cervicalis ascendens. Trunkus thyrocervicalis mensuplai darah ke area glandula
thyroidea, regio cervicalis lateral, dan os scapula.
3. Arteri Mammaria/Thoracica Interna
Arteri mammaria interna berjalan turun ke dalam toraks di belakang cartilago costalis I
dan di depan pleura. Arteri ini berjalan vertikal ke bawah satu jari lateral dari sternum.
Kemudian pembuluh ini bercabang dua menjadi arteri epigastrica superior dan arteri
musculophrenicus pada sela iga IV. Arteri mammaria interna memperdarahi otot-otot
toraks dan intercostal, mediastinum, dan diafragma.
4. Trunkus Costocervicalis
Trunkus costocervicalis dipercabangkan dari arteri subclavia pada aspek posterior
musculus scalenus anterior. Trunkus costocervicalis mempercabangkan arteri
intercostalis superior dan arteri cervicalis profunda. Pembuluh ini bertugas mensuplai
darah ke otot-otot regio cervicalis posterior.
5. Arteri Dorsalis Scapula/Transversa Colli
Pembuluh ini berjalan tepat di belakang musculus levator scapulae dan musculus
rhomboideus. Arteri dorsalis scapula berperan dalam memperdarahi musculus levator
scapulae dan musculus rhomboideus.
Gambar 1. Arteri Subclavia4

Arteri Carotis Communis dan Percabangannya

Arteri carotis communis pada bagian dextra merupakan cabang dari trunkus
brachiocephalica dan bagian sinistra merupakan cabang langsung arcus aorta. Arteri carotis
communis berjalan naik dalam vagina carotis bersama vena jugularis interna dan nervus vagus
(N. X). Pada setinggi cartilago thyroidea, arteri carotis communis bercabang menjadi arteri
carotis interna dan arteri carotis externa. Arteri carotis interna berjalan naik ke atas memasuki
rongga cranial melalui saluran carotid os temporal. Cabang arteri carotis interna antara lain
arteri ophtalmica, arteri cerebri anterior, dan arteri cerebri media. Arteri cerebri membentuk
Circulus Willisi yang mensuplai darah ke bagian dasar otak. Arteri carotis externa letaknya di
medial, memiliki dua cabang posterior dan lima cabang anterior. Cabang posterior dari arteri
carotis externa adalah arteri occipitalis dan arteri auricularis posterior. Cabang anterior dari
carotis externa adalah arteri thyroidea superior, arteri lingualis, arteri facialis, arteri maxillaris
interna, dan arteri temporalis superficial. Diantara arteri carotis interna dan externa terdapat
sebuah percabangan yang sangat kecil, yaitu arteri pharyngea ascendens yang memperdarahi
kelenjar parotis.1,2 Berikut penjabaran percabangan dari arteri carotis externa bagian posterior
dan anterior:1-3,5
1. Arteri occipitalis
Arteri occipitalis memperdarahi kulit kepala dan meninges. Arteri occipitalis berasal
dari aspek posterior arteri carotis externa. Letaknya superior terhadap arteri facialis.
Arteri occipitalis berjalan bersama arteri carotis interna dan N. IX-XI.
2. Arteri auricularis posterior
Arteri auricularis posterior berjalan naik ke posterior antara meatus acusticus externus
dan processus mastoideus. Arteri auricularis posterior memperdarahi kelenjar parotis,
cavum timpani, dan kulit kepala.
3. Arteri thyroidea superior
Arteri thyroidea superior merupakan cabang dari arteri carotis externa yang letaknya
paling anterior. Arteri thyroidea superior memperdarahi glandula thyroidea dan
musculus infrahyoideus.
4. Arteri lingualis
Arteri lingualis mempercabangkan arteri dorsalis linguae yang turut mensuplai darah
untuk kelenjar parotis.
5. Arteri facialis
Arteri facialis memperdarahi wajah, palatum, dan pharynx (faring). Arteri facialis
mempercabangkan arteri palatina ascendens, arteri tonsillaris, arteri submentalis, arteri
labialis superior, dan arteri labialis inferior. Arteri palatina ascendens beranastomosis
dengan arteri pharyngea ascendens dan arteri tonsillaris (cabang II dari arteri facialis)
untuk memperdarahi kelenjar parotis. Arteri labialis superior dan inferior berperan
dalam vaskularisasi musculus orbicularis oris.
6. Arteri maxillaris interna
Arteri maxillaris interna merupakan cabang terbesar dari arteri carotis externa. Arteri
maxillaris interna keluar dari dorsal collum mandibulae. Menurut perjalanannya,
pembuluh ini dibagi menjadi pars mandibularis, pars pterygoidea, dan pars
pterygopalatina.
o Pars mandibularis
Terdapat lima cabang, masing-masing masuk ke dalam foramen ossa : arteri
auricularis profunda (memasuki fissura squamotympanic), arteri timpani anterior
(memasuki fissura squamotympanic), arteri meningea media (memasuki foramen
spinosum), arteri meningea aksesori (memasuki foramen ovale), dan arteri alveolaris
inferior (memasuki foramen mandibula) yang kemudian mempercabangkan arteri
mylohyoid.
o Pars pterygoidea
Terdapat lima cabang, namun tidak teratur jumlah dan asalnya : arteri temporalis
profunda (pars anterior dan posterior), arteri pterygoidea, arteri masseterica, dan
arteri buccalis.
o Pars pterygopalatina
Terdapat enam cabang, termasuk cabang terminalnya : arteri alveolaris superior
posterior (memperdarahi gigi molar), arteri infraorbitalis (memasuki fissura orbitalis
inferior), arteri canalis pterygoidei, arteri pharyngea (memasuki canal palatovaginal),
arteri palatina magna (memasuki foramen palatina magna), dan arteri sphenopalatina
(cabang terminal; memasuki foramen sphenopalatina).
7. Arteri temporalis superficialis
Arteri temporalis superficialis memperdarahi 1/3 kulit kepala dan 1/3 depan wajah.
Pembuluh ini mempercabangkan arteri transversa facialis yang turut memperdarahi
kelenjar parotis. Arteri ini berjalan ke atas melalui arcus zygomaticus, bersama dengan
nervus auriculotemporalis, dapat diraba tepat di depan auricula.

Gambar 2. Cabang-cabang arteri carotis externa6

Struktur Mikroskopis Pembuluh Darah

Dalam mempelajari dinding pembuluh darah hendaknya selalu diingat tiga lapisan
utama yaitu tunika intima. Berikut penjabaran lapisan-lapisan pada pembuluh darah:7,8
1. Tunika intima

Tunika intima terdiri atas satu lapis sel endotel, yang ditopang oleh lapisan subendotel
jaringan ikat longgar yang kadang-kadang mengandung sel otot polos. Pada arteri, intima
dipisahkan dari tunika media oleh lamina elastika interna yaitu komponen terluar dari tunika
intima lamina ini terdiri atas elastin, memiliki celah-celah yang memungkinkan terjadi difusi
zat untuk memberikan nutrisi ke sel-sel bagian dinding pembuluh. Adanya tekanan darah dan
kontraksi pembuluh tidak terjadi pada saat kematian, tunika intima arteri pada umumnya
tampak berombak-ombak pada sedian jaringan.

2. Tunika media

Tunika media lebih banyak terdiri atas lapisan kosentris sel-sel otot polos yang tersusun
secara berpilin. Diantara sel-sel otot polos terdapat serat dan lamela elastin, serat retikulin,
proteoglikan, dan glikopotein dalam jumlah bervariasi. Sel otot polos menjadi sumber sel dari
matriks ekstrasel ini. Pada arteri, tunika media memiliki lamina elastika eksterna yang lebih
tipis, yang memisahkannya dari tunika adventisia.

3. Tunika adventisia

Tunika adventisia lebih banyak terdiri atas serat kolagen dan elastin. Lapisan adventisia
berangsur menyatu dengan jaringan ikat organ tempat pembuluh darah berada. Pada arteri,
terlihat vasa vasorum pada tunika adventitia.

Gambar 3. Lapisan Pembuluh Darah9


Pembuluh darah pada arteri digolongkan sesuai dengan diameternya menjadi
arteriol,arteri berdiameter sedang dan arteri berdiameter besar.10,11

a. Arteriol

Arteriol umumnya berdiameter kurang dari 0,5 mm, tebal dindingnya kira-kira 0,2 mm
dan memiliki lumen yang relatif sempit. Arteriol berfungsi untuk mendistribusikan darah ke
jaringan dan mengontrol aliran darah dalam kapiler. Lapisan subendotelnya tersebut sangat
tipis. Pada arteriol yang sangat kecil, tidak terdapat lamina elastika interna dan lamina elastika
eksterna. Arteriol umumnya terdiri atas satu atau dua lapis sel otot polos pada tunika media.
Sedangkan arteri kecil memiliki delapan lapis otot polos pada tunika media. Arteriol berlumen
bundar atau agak lonjong. Tunika adventitianya tipis dan kurang berkembang.10-12

b. Arteri sedang

Arteri sedang dapat mengendalikan banyaknya darah yang menuju organ dengan
mengontraksi atau merelaksasi sel-sel otot polos tunika media. Arteri sedang juga berfungsi
untuk membagi darah ke organ yang membutuhkan. Arteri sedang berlumen bulat atau lonjong,
dindingnya tampak tebal untuk ukuran lumennya. Tunika intima terdiri atas selapis sel endotel
dengan jaringan ikat yang tipis dibawahnya. Tunika medianya tebal, terdiri atas banyak otot
polos yang tersusun melingkar. Dalam tunika media sudah dapat ditemukan kapiler darah yang
mendarahi tunika media yang disebut vasa vasorum. Tunika elastika eksterna juga jelas
terlihat, tetapi tidak membentuk lapisan sepadat tunika elastika interna. Unsur serat elastin
pembuluh ini tidak saja terdapat pada kedua lapisan tambahan ini, tetapi terdapat juga diantara
serat otot polos tunika media. Serat-serat ini dapat dilihat dengan mudah pada sajian pulasan
orcein. Tunika adventisia terdiri atas jaringan ikat jarang dengan vasa vasorum yang lebih
jelas.10-12

c. Arteri besar

Arteri besar membantu menstabilkan aliran darah, menyalurkan darah, dan meredam
tekanan yang disebabkan sistol jantung. Contoh dari arteri besar adalah aorta, a. carotis
communis, a. subclavia, dan lain-lain. Warnanya kekuningan karena banyaknya elastin
dibagian medianya. Tunika intima lebih tebal daripada tunika intima pada arteri sedang.
Lamina elastika interna meskipun ada tidak jelas terlihat karena serupa dengan lamina-lamina
elastis di tunika media. Tunika media terdiri atas serat-serat elastin dan sederetan lamina elastis
yang berlubang-lubang dan tersusun melingkar, yang jumlahnya bertambah dengan
meningkatnya usia. Diantara lamina-lamina elastis terdapat sel-sel otot polos, serat retikulin,
proteoglikan dan glikoprotein. Tunika adventitia terdiri atas jaringan ikat dan fibroblas. Lamina
elastis membantu fungsi penting, yaitu agar influks darah lebih merata.10-12

d. Kapiler

Dinding kapiler terdiri atas sel endotel yang sangat tipis, dengan lamina basalnya
ditunjang anyaman serat retikuler longgar. Lumen kapiler lebih besar sedikit daripada eritrosit,
sehingga lumen hanya dapat dilalui oleh satu eritrosit. Di bagian luar kapiler terdapat banyak
sekali perisit yang memiliki cabang primer panjang terbujur memanjang sepanjang dinding
kapiler dan juga cabang sekunder yang terjulur dari cabang primer yang melingkari pembuluh.
Sedangkan sel endotel menonjol ke dalam lumen. Kapiler darah digunakan sebagai tempat
pertukaran zat.10-12

Kapiler darah dibagi menjadi tiga jenis yaitu, kapiler tipe viseral (fenestrated capillary),
kapiler tipe muskular (continuous capillary), sinusoid (discontinous capillary). Kapiler
fenestrata terdiri dari beberapa sel endotel yang memiliki pori-pori, biasanya terdapat di usus
kecil, glomerolus ginjal dan beberapa kelenjar endokrin. Kapiler kontinu berfungsi untuk
membentuk sawar darah otak. Sinosoid berbentuk rongga (lumen relatif besar), biasanya
terdapat di hati, lien, dan korteks adrenal.10,11

e. Vena

Vena berfungsi untuk membawa darah dengan tekanan rendah kembali ke jantung.
Vena dibedakan menjadi 3 lapisan Tunika Intima, Tunika Media, dan Tunika Adventisia,
seperti pada ateri. Namun, batas dari ketiganya sering tidak jelas karena unsur otot dan elastis
berkembang tidak sebaik pada arteri serta unsur jaringan ikat lebih banyak. Beberapa vena
memiliki katup untuk mencegah aliran darah balik.10-12

f. Venula dan Vena Kecil

Venula berfungsi untuk pertukaran zat antara jaringan. Venula memiliki endotel yang
sangat tipis ( mirip dengan kapiler darah). Sel otot polos tersusun melingkar dan agak terpisah
sehingga terbentuk celah-celah, namun celah pemisah ini makin kecil dengan membesarnya
pembuluh tersebut. Pada vena kecil otot polos ini membentuk lapis yang dikatakan utuh,
namun bentuknya kurang teratur.10-12
Tidak semua pertukaran antara darah dan jaringan berlangsung dikapiler. Ada venul
pascakapiler yang juga berfungsi sama bahkan dindingnya lebih permeabel. Dimana
merupakan tempat terpilih untuk emigrasi leukosit dari darah ke dalam jaringan. Pembuluh ini
teristimewa peka terhadap efek histamin, serotonin, dan substansi lain yang dikenal
meningkatkan permeabilitas vaskuler. Jika salah satu substansi salah satu di suntikan maka
partikel menumpuk pada celah-celah kecil yang terbentuk oleh retraksi sel endotel dari
venul.10,11

g. Vena Sedang

Tunika intima terdiri dari atas endotel, lamina basalnya dan serat-serat retikuler terkait.
Kadang-kadang dibagian luarnya terdapat anyaman serat elastin dengan kepadatan sedang,
namun tidak jelas ada elastika interna. Pada tunika media tersusun atas lapis otot polos
melingkar, namun lebih tipis dan longgar daripada arteri. Terdapat banyak serat kolagen
memanjang dan beberapa fibroblast bercampuran, cenderung memisahkan sel-sel otot polos.
Tunika adventisianya adalah lapisan paling tebal dan terdiri atas berkas-berkas kolagen serta
anyaman serat elastin. Sedikit sel otot polos terorientasi memanjang terdapat diantara tunika
adventisia dan media.10,11

h. Vena Besar

Tunika intima punya struktur yang mirip dengan vena sedang, namun dalam pembuluh
yang lebih besar ini, jaringan ikat subendotelnya jauh lebih tebal. Mengandung fibroblast dan
dibatasi jalinan serat elastin. Jumlah otot polosnya bervariasi. Kebanyakan pada vena besar
tidak terdapat tunika media dan adventitia tebal yang membentuk sebagian besar ketebalan
dinding, kecuali pada vena pulmoner yang tunika medianya berkembang baik dengan otot
polos melingkar. Tunika adventitia tebal dari vena yang lebih besar mengandung banyak serat
elastin dan berkas kolagen yang terorientasi memanjang. Pada vena cava inferior serat-serat
kolagen berjalan berpilin yang diduga memudahkan berkontraksi saat turun naiknya diafragma.
Disekitarnya terdapat pembuluh-pembuluh kecil yang disebut vasa vasorum. Berjalan
menembus dinding arteri dan vena besar untuk memasukkan oksigen pada jaringannya. Mereka
lebih banyak terlihat pada dinding pembuluh vena daripada arteri.10,11

Tekanan Darah
Tekanan arteri rerata adalah gaya pendorong utama yang mengalirkan darah ke jaringan.
Tekanan harus diatur secara ketat karena dua alasan, yaitu:13
Tekanan harus cukup tinggi untuk menjamin tekanan pendorong yang memadai, tanpa
tekanan ini otak dan organ lain tidak akan menerima aliran yang memadai, apapun
penyesuaian lokal yang dilakukan dalam aspek resistensi arteriol yang mendarahi organ
organ tersebut.
Tekanan harus tidak terlalu tinggi sehingga tidak menimbulkan tambahan kerja bagi
jantung dan meningkatkan resiko kerusakan pembuluh darah serta kemungkinan
pecahnya pembuluh darah halus.
Faktor faktor yang menentukan tekanan arteri rerata yaitu tingkat curah jantung dan
resistensi perifer total dengan persamaan yang digunakan untuk menghitung tekanan arteri
rerata yaitu :13
Arteri rerata = tekanan diastol + 1/3 tekanan nadi

Faktor yang Mempengaruhi Tekanan Darah:13


1. Tekanan darah bergantung pada curah jantung dan resistensi perifer total.
2. Curah jantung bergantung pada kecepatan jantung dan isi sekuncup
3. Kecepataan denyut jantung bergantung pada keseimbangan relatif aktivitas
parasimpatis
4. Yang menurunkan kecepatan jantung, dan aktivtas simpatis (epinefrin) yang
meningkatkan kecepatan jantung
5. Isi sekuncup meningkat sebagai respons terhadap aktivitas simpatis
6. Isi sekuncup meningkat jika aliran balik vena meningkat (kontrol instrinsik hukum
starling jantung)
7. Aliran balik vena yang ditingkatkan oleh vasokontriksi vena yang diinduksi oleh
saraf simpatis
8. Pompa otot rangka
9. Pompa pernapasan
10. Pengisapan jantung
11. Volume darah sirkulasi efektif juga mempengaruhi seberapa banyak darah
dikembalikan ke jantung
12. Volume darah bergantung pada jangka pendek ukuran perpindahan antara plasma
dan cairan menembus dinding kapiler
13. Dalam jangka panjang volume darah bergantung pada keseimbangan garam dan air
14. Secara hormonal dikontrol oleh masing masing sistem renin angiostenin dan
vasopresin
15. Resistensi perifer total, yang sangat bergantung pada jari jari arteriol serta
viskositas darah
16. Jumlah sel darah merah
17. Kontrol metabolik lokal, yang menyamakan aliran darah dengan kebutuhan
metabolik
18. Aktivitas otot rangka yang aktif menyebabkan vasodilatasi arteriol dan peningkatan
aliran darah ke otot tersebut.
19. Aktivitas simpatis
20. Mekanisme kontrol ekstrinsik yang menyebabkan vasokontroksi arteriol
21. Vasokontriktorpoten (vasopresin dan angiostenin II)
22. Keseimbangan garam dan air

Gambar 4. Faktor yang mempengaruhi tekanan darah.13

Perubahan setiap faktor diatas yang menyebabkan perubahan tekanan darah dalam
tubuh, kecuali jika perubahan kompensasi di variabel lain yang menjaga tekanan darah
konstan. Tekanan arteri rerata secara terus menerus dipantau oleh baroreseptor yang
merupakan reseptor tekanan darah didalam sistem sirkulasi. Ketika terdeteksi adanya
penyimpangan dari normal, berbagai respon refleks teraktifkan untuk mengembalikan tekanan
arteri rerata ke nilai normalnya. Seperti refleks baroreseptor mencakup reseptor, jalur aferen,
pusat integrasi, jalur eferen dan organ efektor. Reseptor terpenting yang terlibat dalam regulasi
terus menerus tekanan darah adalah sinus karotis dan baroreseptor arkus aorta yang
merupakan mekanoreseptor yang peka terhadap perubahan pada tekanan arteri rerata. Pusat
integrasi yang menerima impuls aferen tentang keadaan tekanan darah adalah pusat kontrol
kardiovaskular yang terletak dimedula didalam batang otak.sedangkan jalur eferennya
merupakan sistem saraf autonom.13
Penyesuain jangka pendek dilakukan dengan mengubah curah jantung dan resistensi perifer
total, yang diperantarai oleh pengaruh sistem saraf autonom pada jantung, vena dan arteriol.
Untuk kontrol jangka panjang dicapai dengan menyesuaikan volume darah total dengan
memulihkan keseimbangan garam dan ait melalui mekanisme mekanisme yang mengatur
pengeluaran urine dan rasa haus.14

Aliran Balik Vena

Vena memiliki jari jari besar sehingga resistensinya terhadap aliran darah
rendah.selain itu vena juga berfungsi untuk mengembalikan darah dari jaringan ke jantung,
vena sistemik juga berfungsi sebagai reservoir darah dan karena kapasitas penyimpanannya
vena sering disebut pembuluh kapasintasi. Kapasitas vena bergantung pada distensibilitas
dinding vena dan pengaruh tekanan eksternal yang memeras vena.Penyimpanan di vena ini
mengurangi volume darah efektif dalam sirkulasi, yaitu volume darah yang dikembalikan dan
dipompa keluar oleh jantung. Sebaliknya ketika kapasitas vena berkurang maka lebih banyak
darah yang dikembalikan ke jantung dan kemudian dipompa keluar.1,12

Istilah aliran balik vena merujuk pada volume darah tiap menit yang masuk ke masing
masing atrium dari vena.Besar aliran melalui suatu pembuluh berbanding lurus dengan gradien
tekanan. Selain tekanan pendorong yang ditimbulkan oleh kontraksi jantung, terdapat lima
faktor yang mengingkatkan aliran balik vena, yaitu:12

Vasokontriksi vena yang dipicu oleh saraf simpatis


Otot polos vena menerima banyak serat saraf simpatis. Stimulasi simpatis menyebabkan
vasokontriksi vena , yang secara moderat meningkatkan tekanan vena, hal ini, dapat
menyebabkan pengingkatan gradien tekanan untuk mendorong lebih banyak darah yang
tersimpan divena ke dalam atrium kanan sehingga aliran balik vena meningkat.
Meningkatnya aliran balik vena yang ditimbulkan oleh rangsangan simpatis
menyebabkan peningkatan curah jantung karena bertambahnya volume diastolik akhir.
Stimulasi simpatis pada jantung juga meningkatkan curah jantung dengan
meningkatnya kecepatan dan kontraktilitas jantung.
Aktivitas otot rangka
Vena pada ektermitas terletak diantara otot rangka sehingga kontraksi otot akan
menekan vena. Kompresi vena eksternal ini mengurangi kapasitas vena dan
meningkatkan tekanan vena, efek pompa ini dikenal sebagai pompa otot rangka yang
merupakan cara untuk pengembalian darah ekstra dari vena ke jantung selama olahraga.
Meningkatnya aktivitas otot mendorong lebih banyak darah keluar dari vena dan masuk
kejantung. Serta otot rangka juga melawan efek gravitasi pada sistem vena.
Efek katup vena
Vasokontriksi vena dan kompresi vena eksternal mendorong darah menuju jantung.
Darah hanya dapat terdorong maju karena vena vena besar dilengkapi oleh katup
katup satu arah yang berjarak 2 hingga 4 cm antara satu dengan yang lainya. Katup lah
yang memungkinkan darah mengalir maju menuju jantung tetapi menghambatnya
mengalir balik ke jaringan. Katup vena juga berperan melawan efek gravitasi pada
posisi tegak dengan membantu meminimalkan aliran balik darah yang cenderung terjadi
ketika seseorang berdiri. Vena Varisoka, yang terjadi ketika katup vena menjadi
inkompeten dan tidak dapat menunjang kolom darah diatasnya.
Aktivitas pernapasan
Ketika aktivitas bernapas, tekanan vena didalam rongga dada relatif lebih rendah
daripada tekanan atmosfer. Sistem vena berjalan melewati rongga dada, tempat
pembuluh darah ini mendapat tekanan subatmosfer tersebut. Karena sistem vena
ditungkau dan abdimen mendapat tekanan atmosfer normal, bentuk gradien tekanan
eksternal antara vena vena bawah dan vena vena dada meningkatkan aliran balik
vena. Mekanisme fsilitas aliran balik vena ini disebut pompa respirasi karena terjadi
akibat aktivitas bernapas.
Efek penghisapan oleh jantung
Jantung berperan dalam proses pengisian jantung. Selama kontraksi ventrikel, katup
AV tertarik ke bawah, memperbesar rongga atrium. Akibatnya tekanan atrium secara
transien turun dibawah 0 mm Hg sehingga gradien tekanan vena terhadap atrium
meningkat dan aliran balik vena bertambah. Selain itu expensasi cepat rongga ventrikel
selama relaksasi verntrikel menciptakan tenakan negatif sesaat diventrikel sehingga
darah tersedot dari atrium dan vena yaitu tekanan negatif di ventrikel meningkatkan
gradien tekanan vena terhadap atrium dan ventrikel, semakin meningkatkan aliran balik
vena. Oleh sebab itu, jantung berfungsi sebagai pompa isap untuk mempermudah
pengisian jantung.
Kesimpulan

Daftar Pustaka

1. Sloane E, Veldman J. Anatomi dan fisiologi. Jakarta: EGC; 2008.h.218,237-44.


2. Snell RS. Anatomi klinik. Edisi 6. Jakarta: EGC; 2006. h.116-7.
3. Moore KL, Dalley AF. Anatomi berorientasi klinis. Edisi 5. Jakarta: Erlangga; 2013.
h.43-50
4. http://accweb.itr.maryville.edu/myu/image/Subclavian.gif. Diakses tanggal 18 Juni
2016.
5. http://radiopaedia.org/articles/external-carotid-artery-1. Diakses tanggal 18 Juni 2016.
6. http://images.radiopaedia.org/images/14104/dee8247f7b34daaf0dcdf49d7350c9_galler
y.jpg. Diakses tanggal 19 Juni 2016.
7. Eroschenko P. Atlas histologi difiore dengan korelasi fungsional. Edisi 11. Jakarta:
EGC; 2010.h.231-43.
8. Mescher AL. Histologi dasar junqueira teks dan atlas. Edisi 12. Jakarta: EGC; 2012.
9. http://www.britannica.com/science. Diakses tanggal 19 Juni 2016.
10. Bloom F. Buku ajar histologi. Edisi 12. Jakarta: EGC; 2004. h.97-117.
11. Gartner LP. Textbook of histology. Edisi 4. Amsterdam: Elsevier; 2016. h.287-302.
12. Ganong WF. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 22. Jakarta: EGC. 2008.h.596-9.
13. Sherwood L. Fisiologi Manusia dari sel ke sistem. Edisi 8. Jakarta : EGC ; 2014.
14. Waschke J, Paulsen F. Sobotta atlas anatomi manusia. Edisi 23. Jakarta : EGC ; 2013.

Anda mungkin juga menyukai