Anda di halaman 1dari 9

Penanganan Pasien Bunuh Diri Oleh Dokter Dengan Kaidah Bioetik

Ni Kadek Ayu Hiran Mayena (102020013)

Kelompok A 1

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jalan Arjuna Utara No. 6, Jakarta Barat 11510

hiran.102020013@civitas.ukrida.ac.id

Abstrak

Etika merupakan ilmu yang mempelajari tentang moralitas ekspresi di bidang


kedokteran, berisi tentang nilai benar dan salah dalam masyarakat. Bioetika yang
merupakan pandangan lebih luas dari etika kedokteran karena saling mempengaruhi
manusia dan lingkungan hidup. Kaidah dasar bioetika merupakan salah satu materi yang
diajarkan dengan pendekatan kognitif dalam etika kedokteran di fakultas kedokteran.
Kaidah dasar bioetika merupakan metode yang relevan untuk membangun pemikiran
kritis mahasiswa tentang etika kedokteran. Kaidah dasar ini dapat dibagi menjadi 4
prinsip yaitu Beneficence, Non-Maleficence, Autonomy, dan Justice.

Kata kunci : Etika, Bioetika, Kaidah Dasar Bioetika, Beneficence, Non-Maleficence,


Autonomy, dan Justice.

Abstract

Ethics is the study of the morality of expression in the medical field, containing
the values of right and wrong in society. Bioethics, which is a broader view of medical
ethics because it affects humans and the environment.Principle based of bioethics is one
of medical ethics teaching’s material with cognitive approach in medical faculty. It is a
relevant method to develop student’s reasoning analysis of medical ethics. This basic
rules can be divided into 4 principle which is, Beneficence, Non-Maleficence,
Autonomy, and Justice.

Keyword : Ethics, Bioethics, Principle based of bioethics, Beneficence, Non-


Maleficence, Autonomy, and Justice,
Pendahuluan

Dalam menjalankan suatu profesi, tentu ada kaidah atau aturan yang harus di
patuhi dalam menjalankan profesi tersebut. Salah satu standar kompetensi dokter
lulusan Indonesia adalah etika, moral, medikolegal dan profesionalisme serta
keselamatan pasien. Ilmu pengetahuan, keterampilan, sikap dan perilaku sebagai
kompetensi yang didapat selama pendidikan merupakan landasan utama bagi dokter
untuk dapat melakukan tindakan kedokteran dalam upaya pelayanan kesehatan maka
seorang dokter harus memahami kode etik kedokteran.

Etik adalah cabang ilmu filsafat yang mempelajari tentang moralitas. Etiket
merupakan suatu hal yang berkaitan dengan cara perbuatan (pergaulan), sedangkan
etika merupakan bagian ilmu filsafat yang meliputi hidup baik, menjadi orang baik,
berbuat baik, dan menginginkan hal yang baik dalam hidup. Etika dalam kedokteran
memiliki cabang yaitu bioetik yang berhubungan dengan praktek kedokteran atau
penelitian dibidang medis. . Pemahaman awal kaidah dasar bioetika akan menimbulkan
kesadaran moral, yang diharapkan akan membekali kemampuan reflektif-analitik
dokter.1

Mahasiswa kedokteran, memerlukan pengetahuan ini dalam mekanisme


pendidikannya untuk menumbuhkan tangung jawab etis sesuai dengan moralitas profesi
kedokteran. Bioetik memiliki juga kaidah (prinsip) dasar. Kaidah dasar bioetik harus
bersifat  spesifik, artinya harus saling berkesinambungan di tiap-tiap prinsip. Etika dan
bioetik ini berhubungan dengan kaidah dasar bioetik (KDB) yang merupakan
pendekatan perkembangan kognitif yang meningkatkan daya pemikiran kritis dan logis
mahasiswa.2

Kasus

Seorang pasien laki-laki 25 tahun, dibawa ke IGD karena mencoba untuk bunuh
diri. Dia berusaha untuk meminum racun serangga. Setelah meminum sebanyak ½ gelas
racun serangga, percobaan bunuh dirinya diketahui oleh tetangganya dan kemudian
membawanya ke IGD. Saat akan ditangani oleh dokter A, pasien ini menolak untuk
ditangani. Pasien meronta-ronta dan berteriak-teriak agar dokter tidak menolong dia.
Dokter A bersama perawat kemudian mengikat pasien pada ranjang, dan tetap
melakukan usaha pertolongan pada pasien tersebut.

Identifikasi istilah yang tidak diketahui

Instalasi Gawat Darurat (IGD) adalah unit pelayanan di Rumah Sakit yang
memberi penanganan awal bagi pasien yang menderita sakit dan cidera, yang
membutuhkan perawatan gawat darurat (Queensland Helth ED, 2012).3

Rumusan Masalah

Dokter A berusaha menolong pasien yang mencoba bunuh diri dengan


mengonsumsi racun serangga.

Hipotesis

Dokter A telah memenuhi Kaidah Dasar Bioetik (KDB) Beneficence Non-maleficien.

Sasaran Pembelajaran

 Mengetahui kaidah dasar bioetik


 Memahami prinsip KDB

Bioetika

Bioetika berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata yaitu bios dan ethos.
Dimana bios berarti kehidupan dan ethos berarti norma-norma atau nilai-nilai moral. Bioetika
sendiri merupakan studi interdisipliner tentang masalah yang ditimbulkan oleh perkembangan di
bidang biologi dan ilmu kedokteran baik skala mikro maupun makro, masa kini dan masa
mendatang (Bertens, 2001).

Kaidah Dasar Bioetik (KDB)

Kaidah dasar bioetika (KDB) merupakan pendekatan perkembangan kognitif yang


meningkatkan daya pemikiran kritis dan logis mahasiswa. Kaidah dasar bioetika juga
dapat di katakan sebagai suatu karakteristik yang unik dari prinsip yang dapat
digunakan untuk menganalisis lebih tajam suatu standar, untuk membenarkan peraturan
dan dapat menjadi pedoman dalam pengambilan keputusan klinis yang etis dalam
praktik sehari-hari. Kaidah dasar bioetika dapat disebut juga sebagai kaidah dasar moral
(moral principle atau principle-based ethics atau ethical guidelines) merupakan acuan
tertinggi moralitas manusia atau acuan generalisasi etik yang menuntun suatu tindakan
kemanusiaan (Lo, 2005). Kaidah ini berfungsi sebagai kerangka analisis yang
mengekspresikan nilai- nilai dan aturan secara moral dan dapat digunakan sebagai
penuntun etika profesional. Terdapat empat kaidah yang menjalankan fungsi tersebut
yaitu autonomy, beneficience, non-maleficence dan justice (Beauchamp et al., 1994).4

1. Beneficence (berbuat baik)

Prinsip kaidah ini mengharuskan seorang dokter untuk melakukan yang terbaik
untuk kepentingan pasien dalam kondisi apapun, berbuat baik, menghormati martabat
manusia, dokter tersebut juga harus mengusahakan agar pasiennya dirawat dalam
keadaan kesehatan. Dalam suatu prinsip ini dikatakan bahwa perlunya perlakuan
yang terbaik bagi pasien dimana kebaikan pasien harus lebih banyak di bandingkan
kerugiannya. Kaidah ini tidak hanya menuntut manusia untuk memperlakukan orang
lain sebagai makhluk yang otonom dan tidak menyakitinya. Secara umum, kaidah ini
bertujuan untuk membantu orang lain lebih dari kepentingan dan minat mereka.
Dasar prinsip ini juga berkaitan dengan keseimbangan antara keuntungan dan
kerugian.4 Kaidah beneficience :
1. Mengutamakan Altruisme (menolong tanpa pamrih, rela berkorban untuk

kepentingan orang lain)

2. Menjamin nilai pokok harkat dan martabat manusia

3. Memandang pasien/keluarga/sesuatu tidak hanya menguntungkan seorang dokter

4. Mengusahakan agar kebaikan atau manfaatnya lebih banyak dibandingkan dengan

suatu keburukannya

5. Paternalism bertanggung jawab/berkasih sayang

6. Menjamin kehidupan baik-minimal manusia

7. Pembatasan “goal base”

8. Memaksimalisasi pemuasan kebahagiaan/preferensi pasien

9. Minimalisasi akibat buruk


10. Kewajiban menolong pasien gawat darurat

11. Menghargai hak-hak pasien secara keseluruhan

12. Tidak menarik honorarium di luar kepantasan

13. Memaksimalisasi kepuasan tertinggi secara keseluruhan

14. Mengembangkan profesi secara terus menerus

15. Memberikan obat berkhasiat namun murah

16. Menerapkan Golden Rule Principle

2. Non-maleficence (tidak merugikan orang lain)

Kaidah ini untuk melindungi seseorang yang tidak mampu atau cacat atau juga
orang yang non-otonomi. Prinsipnya terdapat keharusan untuk tidak melukai orang
lain yang lebih kuat dibandingkan keharusan untuk berbuat baik. Non-maleficence
menuntut untuk tidak menyakiti orang lain. Non Malficence adalah suatu prinsip
yang mana seorang dokter tidak melakukan perbuatan yang memperburuk pasien dan
memilih pengobatan yang paling kecil resikonya bagi pasien sendiri.4 Kaidah Non-
malficence :

1. Menolong pasien emergensi

2. Kondisi yang menggambarkan kriteria ini adalah

 Pasien dalam keadaan amat berbahaya (Darurat) atau beresiko hilangnya

sesuatu yang penting (gawat)

 Dokter sanggup mencegah bahaya atau kehilangan tersebut

 Tindakan kedokteran tadi terbukti efektif

 Manfaat bagi pasien lebih banyak daripada kerugian dokter (hanya

mengalami risiko minimal)

3. Mengobati pasien yang luka

4. Tidak membunuh pasien (tidak melakukan euthanasia)


5. Tidak menghina/mencaci maki/memanfaatkan pasien

6. Tidak memandang pasien sebagai obyek

7. Mengobati secara tidak proposional

8. Tidak mencegah pasien dari bahaya

9. Menghindari misrepresentasi dari pasien

10. Tidak membahayakan kehidupan pasien karena kelalaian

11. Tidak memberikan semangat hidup

12. Melindungi pasien dari serangan

13. Tidak melakukan White Collar Crime, yaitu perbuatan sekelompok kejahatan

yang spesifik yang bertentangan dengan hukum pidana yang dilakukan oleh

pihak professional

3. Respect for autonomy (Menghormati Otonomi Pasien)

Respect for autonomy berkaitan dengan rasa hormat pada martabat manusia

yang memiliki berbagai karakteristik. Manusia pada dasarnya memiliki nilai dan

berhak untuk meminta. Dalam prinsip ini seorang dokter menghormati martabat

manusia. Setiap individu harus diperlakukan sebagai manusia yang mempunyai hak

menentukan nasib diri sendiri. Dalam hal ini pasien diberi hak untuk berfikir secara

logis dan membuat keputusan sendiri. Autonomy bermaksud menghendaki,

menyetujui, membenarkan, membela, dan membiarkan pasien demi dirinya sendiri.

Prinsip kaidah ini tidak berlaku untuk individu yang belum dapat memutuskan secara

sendiri seperti pada bayi, orang yang bunuh diri dengan tidak rasional dan orang

yang ketergantungan dengan obat-obatan.4 Kaidah autonomi :

1. Menghargai hak menentukan nasib sendiri, menghargai martabat pasien

2. Tidak mengintervensi pasien dalam membuat keputusan (pada kondisi elektif)


3. Berterus terang

4. Menghargai privasi

5. Menjaga rahasia pasien

6. Menghargai rasionalitas pasien

7. Melaksanakan informed consent

8. Membiarkan pasien dewasa dan kompeten mengambil keputusan sendiri

9. Tidak mengintervensi atau menghalangi autonomi pasien

10. Mencegah pihak lain mengintervensi pasien dalam mengambil keputusan,

termasuk keluarga pasien

11. Sabar menunggu keputusan yang akan diambil pasien pada kasus non emergensi

12. Tidak berbohong kepada pasien meskipun demi kebaikan pasien

13. Menjaga hubungan (kontrak)

4. Justice (keadilan)

Teori ini berkaitan erat dengan sikap adil seseorang pada orang lain, Seorang
dokter memperlakukan sama rata dan adil terhadap untuk kebahagiaan dan
kenyamanan pasien tersebut. Perbedaan tingkat ekonomi, pandangan politik, agama,
kebangsaan, perbedaan kedudukan sosial, kebangsaan, dan kewarganegaraan tidak
dapat mengubah sikap dokter terhadap pasiennya. Pada konteks ini prima-facie yang
muncul pada pasien yang telah dewasa dan berkepribadian yang matang untuk
menentukan nasibnya sendiri. Prinsip dasar dari autonomy ialah doktrin informed
concent dimana tindakan medis pada pasien harus mendapatkan otorisasi dari pasien
tersebut, setelah ia diberi informasi dan memahaminya 4 Kaidah justice :
1. Memberlakukan segala sesuatu secara universal
2. Membagi porsi terakhir dari proses membagi yang telah ia lakukan
3. Memberi kesempatan yang sama terhadap pribadi dalam posisi yang sama
4. Menghargai hak pasien (affordability, equality, accesibility, availabillity,quality)
5. Menghargai hak hukum pasien
6. Menghargai hak orang lain
7. Menjaga kelompok rentan (yang paling dirugikan)
8. Tidak membedakan pelayanan pasien atas dasar SARA, status sosial, dll
9. Tidak melakukan penyalahgunaan
10. Memberikan kontribusi yang relatif sama dengan kebutuhan pasien
11. Meminta partisipasi pasien sesuai kemampuan
12. Kewajiban mendistribusi keuntungan dan kerugian (biaya, beban, sanksi) secara
adil
13. Mengembalikan hak kepada pemiliknya pada saat yang tepat dan kompeten
14. Menghormati hak populasi yang sama-sama rentan penyakit/gangguan kesehatan
15. Bijak dalam makroalokasi

Kesimpulan
Hipotesis diterima, berdasarkan pembahasan mengenai skenario 6 dapat ditarik

kesimpulan bahwa dokter telah melaksanakan tugas praktek kedokterannya, dokter A

dan perawat mengikat pasien yagar dapat menyelamatkan pasien dari usaha bunuh diri

yang dilakukan. Pada point ini dokter A telah menerapkan prinsip Kaidah Dasar Bioetik

yaitu Beneficience dan non-maleficience. Sesuai prinsip Beneficience dokter telah

berusaha meminimalisasi akibat buruk dan menolong pasien gawat darurat. Yang kedua

sesuai prinsip non-maleficience dokter telah menolong pasien emergensi, tidak

memandang pasien hanya sebagai obyek, dan melindungi pasien dari serangan.

Daftar Pustaka

1. Dr. Cicih sutarsih, M. P. Etika Profesi Hakim. (2016).

2. Afandi, D. et al. Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Kaidah Dasar Bioetika

dengan Tingkat Kemampuan Penilaian Moral pada Mahasiswa Fakultas

Kedokteran Universitas Riau. Artik. Penelit. Maj Kedokt Indon 60 (2017).

3. AMANU, M. A. pengertian igd. Manaj. Pengemb. Bakat Minat Siswa Di Mts Al-

Wathoniyyah Pedurungan Semarang 2–3 (2015).


4. Afandi, D. Kaidah dasar bioetika dalam pengambilan keputusan klinis yang etis.

Maj. Kedokt. Andalas 40, 111 (2017).

Anda mungkin juga menyukai