Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PBL

BLOK 1 M 1 SEMESTER 1

WHO AM I ?

Disusun oleh :

Byanca Lauwardi

102019061

Kelompok C2

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA


BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Dalam Revolusi 4.0 sekarang ini, banyak hal baru yang dapat kita “cicipi”
setiap harinya karena kemudahan akses yang diberikan. Kehidupan di masa ini pun
bisa diibaratkan sebagai sebuah kereta express karena semua orang berlomba-lomba
untuk meng-upgrade dan menciptakan hal-hal baru yang dapat mempermudah
kelangsungan hidup seorang manusia, Semangat ini pun tidak hanya berkobar dalam
bidang teknologi tetapi sama halnya dalam bidang medis juga, kita dapat melihat
begitu banyak penelitian, eksperimen dan metode baru yang dilakukan guna
mencapai tujuan yang kita inginkan yaitu memperpanjang usia dalam keadaan sehat
jiwa dan raga. Terkadang kehausan akan pengetahuan membuat kita menciptakan
sesuatu yang kontroversial dan dipertanyakan baik atau buruk dan benar atau
salahnya hal tersebut dalam berbagai kacamata dunia. Dalam hal ini lah Bioetika
sangat berguna untuk menjawab pertanyaan diatas.

Hal inilah yang mendasari latar belakang penulisan makalah ini. Yang mana
dengan makalah ini, diharapkan dapat membantu semua pihak dalam dunia medis
untuk mempunyai bioetika yang baik terhadap pasien.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, poin yang akan dibahas adalah:
1) Apa itu bioetika?
2) Apa sajakah yang harus dipelajari dalam kaidah bioetika kedokteran?
3) Adakah contoh penerapan bioetika dalam kehidupan sehari-hari?
1.3. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :

1. Untuk mengerti dan menanamkan bioetika dalam diri seseorang yang akan
menjadi tenaga medis.
2. Untuk mengetahui apa saja yang menjadi kaidah dasar bioetik kedokteran.
3. Untuk memberikan layanan sebaik mungkin untuk pasien bagi seorang
seorang tenaga medis.
4. Untuk mengobati pasien dengan pemahaman , sensitivitas dan kasih sayang.
5. Mengatahui cara menangani problematika kasus dalam bioetika (Skenario
PBL)
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Bioetika

Bioetika berasal dari dua kata yunani yaitu bios yang berarti hidup dan ethos
yang berarti adat istiadat atau moral yang secara harfiah berarti etika hidup, tetapi
sebenarnya bioetika itu didefinisikan sebagai cabang dari etika yang menginvestigasi
problematika spesifik yang timbul dari praktek medis dan biologi.

Etika adalah bagian ilmu filsafat yang meliputi hidup baik, menjadi orang baik,
berbuat baik dan menginginkan hal baik dalm hidup (mempelajari moralitas) Bioetika
sendiri adalah semacam ilmu pengetahuan yang menawarkan kemudahan untuk
pemecahan masalah dari konflik kontroversial yang timbul dalam praktek kedokteran
dan ilmu hidup.

Bioetika (Biomedical Ethics) adalah cabang etika normatif. Norma Bioetika saat
ini banyak dipengaruhi oleh hukum , isu-isu social , moralitas , agama dan
sebagainya.

ETIKA ETIKA Etika BIOETIKA


PRAKTIS normatif
2.2 Kaidah dasar Bioetika

Kaidah dasar bioetika yang dilaksanakan dalam dunia medis ada 4 kaidah yang
utama yaitu Beneficence, Non-Maleficence, Justice dan Autonomy. Semua Tenaga
Medis harus bisa mengamalkan dengan baik prinsip-prinsip utama dalam bioetika
tersebut. Namun pada kasus tertentu, Tenaga medis diharuskan untuk menentukan
prioritas dari ke empat tersebut seakan-akan membuat peringkat dari keempat nya,
Peringkat ini dapat berubah-ubah tergantung kondisi pasien dalam kasus tersebut agar
lebih absah. Kondisi ini dinamakan Prima Facie.

2.2.1 Beneficence (berbuat baik)

merupakan sikap seorang dokter yang selalu berbuat baik, menghormati nilai
dan harkat martabat manusia, dokter pun harus berusaha maksimal agar pasien tetap
dalam kondisi sehat. Kaidah ini menegaskan peran dokter untuk menyediakan
kemudahan dan kesenangan untuk pasien. Harus mengambil langkah positif untuk
memaksimalisasi akibat yang baik daripada yang buruk. Dalam keadaan ini kondisi
seorang pasien tidak dalam emergensi. Pengertian “berbuat baik” didefinisikan
sebagai bersikap ramah dan menolong dan lebih dari dari sekedar kewajiban.

Hal-hal yang mendasari kaidah beneficence ini adalah berbuat baik, mencegah
terjadinya kerugian, menghilangkan kondisi penyebab kerugian, dan memberikan
keseimbangan antara biaya, resiko dan keuntungan. Beneficence terdiri dari dua
prinsip utama yaitu:

1. Prinsip positive beneficence


Pada prinsip ini , tindakan yang harus dilakukan dokter adalah memeriksa
dengan detail dan menghindari kerugian pasien.
2. Prinsip Balancing of Utility
Pada prinsip ini , sikap yang diambil oleh dokter adalah melakukan
kalkulasi dari keuntungan dan kerugian yang akan diterima oleh pasien.
Prinsip ini terbagi lagi menjadi tiga cabang , diantaranya adalah:
1. Cost benefit analysis
Diperhitungkan dalam hitungan uang
2. Cost effectiveness analaysis
Diperhitungkan bukan dalam hitungan uang
3. Risk assessment
Diperhitungkan berdasarkan probabilitas dan besar nya resiko

Adapun checklist yang terdapat dalam Beneficence adalah:


1. Mengutamakan altruisme (menolong tanpa pamrih, harus rela
berkorban untuk kepentingan orang lain)
2. Menjamin nilai pokok harkat dan martabat manusia
3. Memandang pasien/keluarga/sesuatu tidak hanya sejauh untuk
menguntungkan dokter
4. Mengusahakan agar kebaikan atau manfaatnya lebih banyak
dibandingkan dengan keburukannya.
5. Paternalisme bertanggung jawab/berkasih sayang
6. Menjamin kehidupan-baik-minimal manusia.
7. Tidak ada pembatasan “goal based”
8. Maksimalisasi pemuasan kebahagiaan/prefensi pasien
9. Minimalisasi akibat buruk
10. Kewajiban menolong pasien gawat darurat
11. Menghargai hak-hak pasien secara keseluruhan
12. Tidak menarik honorarium di luar kepantasan
13. Maksimalisasi kepuasan tertinggi secara keseluruhan
2.2.2 Non-Maleficence
Merupakan prinsip dimana seorang dokter harus mementingkan pasien
yang keadaannya darurat atau gawat. Dokter harus memilih pengobatan
yang paling kecil resikonya dan paling besar manfaatnya.

Prinsip ini digunakan ketika kondisi pasien itu membutuhkan suatu


intervensi medis dalam rangka penyelamatan nyawanya. Hal-hal yang
mendasari kaidah Non-Maleficence ini adalah jangan menyakiti, jangan
memperburuk keadaan pasien , tidak boleh berbuat jahat ataupun
membuat seorang pasien menderita. Dalam prinsip ini tindakan yang
merugikan untuk pasien tidak selalu dianggap tindakan yang buruk.
Kaidah yang terdapat dalam prinsip non-maleficence, yaitu:
1. Menolong pasien emergensi
2. Kondisi untuk menggambarkan kriteria ini adalah:
Pasien dalam keadaan amat berbahaya (darurat) atau berisiko hilangnya
sesuatu yang penting (gawat)
- Dokter sanggup mencegah bahaya atau kehilangan tersebut
- Tindakan kedokteran tadi terbukti efektif
- Manfaat bagi pasien lebih banyak daripada kerugian dokter (hanya
mengalami resiko minimal)
3. Mengobati pasien yang luka
4. Tidak membunuh pasien (tidak melakukan euthanasia)
5. Tidak menghina/mencaci maki/memanfaatkan pasien
6. Tidak memandang pasien hanya sebagai obyek
7. Tidak mengobati secara tidak proporsional
8. Mencegah pasien dari bahaya

9. Menghindari misrepresentasi (salah sangka) dari pasien


10. Tidak membahayakan kehidupan pasien karena kalalaian
11. Memberikan semangat hidup
12. Melindungi pasien dari serangan
13. Tidak melakukan white collar crime dalam bidang kesehatan/kerumah-
sakitan yang merugikan pihak pasien/keluarganya.

2.2.3 Justice (keadilan)


Prinsip ini digunakan ketika dalam keadaan membahas hak orang lain
selain diri pasien itu sendiri. Hak orang lain ini khususnya mereka yang
sama/setara dengan pasien dalam mengalami gangguan kesehatan. Orang
lain dalam keadaan ini juga dapat merujuk pada keluarga pasien. Hal-hal
yang mendasari kaidah Justice adalah keadilan dalam memberikan
perlakuan, pengobatan kepada setiap pasien tanpa memandang unsur-
unsur SARA (suku, ras, agama, antar golongan), pembagian atau
penyaluran sumbangan yang diberikan kepada setiap pasien sesuai dengan
kebutuhan mereka saat itu. Tujuan dari justice itu sendiri adalah menjamin
nilai tak berhingga dari setiap mahluk (pasien) yang berakal budi (aspek
sosial).
Dalam prinsip justice terdapat dua yang utama:
1. Justice Fairness : seseorang menerima apa yang layak ia terima
2. Distributive Justice : distribusi sumber daya dalam suatu masyarakat (
kesehatan masyarakat )
Kaidah yang terdapat dalam prinsip Justice ini adalah:
1. Memberlakukan segala sesuatu secara universal
2. Mengambil porsi terakhir dari proses membagi yang telah ia lakukan
3. Memberi kesempatan yang sama terhadap pribadi dalam posisi yang
sama
4. Menghargai hak sehat pasien (affordability, equality, accesibility,
availability, quality)
5. Menghargai hak hukum pasien
6. Menghargai hak orang lain
7. Menjaga kelompok rentan (yang paling merugikan)
8. Tidak membedakan pelayanan pasien atas dasar SARA, status sosial,
dll
9. Tidak melakukan penyalahgunaan wewenang
10. Memberikan kontribusi yang relatif sama dengan kebutuhan pasien
11. Meminta partisipasi pasien sesuai kemampuannya
12. Kewajiban mendistribusi keuntungan dan kerugian (biaya, beban,
sanksi) secara adil
13. Mengembalikan hak kepada pemiliknya pada saat yang tepat dan
kompeten
14. Tidak memberi beban berat secara tidak merata tanpa alasan sah/tepat
15. Menghormati hak populasi yang sama-sama rentan penyakit/gangguan
kesehatan
16. Bijak dalam makroalokasi

2.2.4 Autonomy

Prinsip ini digunakan ketika ada problematika yang berkaitan dengan hak-hak
pasien yang dewasa, yang berkerpribadian matang dan kompeten untuk menentukan
jalan hidupnya. Prinsip ini tidak berlaku untuk orang yang mengidap sakit kejiwaan ,
idiot, ataupun mengalami penurunan kesadaran. Kaidah Autonomy selalu berkaitan
erat dengan informed consent (surat untuk melakukan tindakan medik),Tetapi
informed consent bukanlah suatu Autonomy. Hal-hal yang mendasari kaidah
Autonomy adalah yang bermaksud menghendaki, menyetujui, membenarkan,
membela, dan membiarkan pasien demi dirinya sendiri.
Prinsip autonomy menekankan pada dasar dari doktrin informed consent, yang
menyatakan bahwa semua tindakan medis terhadap pasien harus mendapat
persetujuan dari pasien atu walinya kalo pasien tidak memenuhi kriteria, setelah
pasien mendapatkan informasi dan memahami kondisinya. Prinsip informed consent
sendiri terbagi menjadi tiga, yaitu:

1.Threshold Element

Competence

2.Information Element

-Disclosure of information

-Understanding of information

3.Consent Elements

-Voluntariness

-Authorization

Kaidah dalam prinsip autonomy adalah :

1. Menghargai hak menentukan nasib sendiri, menghargai martabat pasien

2. Tidak mengintervensi pasien dalam membuat keputusan (pada kondisi elektif)

3. Berterus terang

4. Menghargai privasi

5. Menjaga rahasia pasien

6. Menghargai rasionalitas pasien

7. Melaksanakan informed consent

8. Membiarkan pasien dewasa dan kompeten mengambil keputusan sendiri

9. Tidak mengintervensi atau menghalangi Autonomy pasien


10. Mencegah pihak lain mengintervensi pasien dalam membuat keputusan, termasuk
keluarga pasien sendiri

11. Sabar menunggu keputusan yang akan diambil pasien pada kasus non emergensi
12. tidak berbohong kepada pasien meskipun demi kebaikan pasien

13. Menjaga hubungan (kontrak)

2.3 Pembahasan Skenario 6

Seorang pasien laki-laki 25 tahun, dibawa ke IGD karena mencoba untuk bunuh
diri. Dia berusaha untuk meminum racun serangga. Setelah meminum sebanyak ½
gelas racun serangga, percobaan bunuh dirinya diketahui oleh tetangganya dan
kemudian membawanya ke IGD. Saat akan ditangani oleh dokter A, Pasien ini
menolak untuk ditangani. Pasien meronta-ronta dan berteriak-teriak agar dokter tidak
menolong dia. Dokter A bersama perawat kemudian mengikat pasien pada ranjang,
dan tetap melakukan usaha pertolongan pada pasien tersebut.

Check List (Observation Sheet)

NON-MALEFICENCE

Checklist non maleficence

Kriteria Ya (ada) Tidak Ada

1. Menolong pasien emergensi 

2. Kondisi untuk menggambarkan ini adalah


 A. Pasein dalam keadaan amat
berbahaya/darurat/beresiko hilangnya sesuatu yang
penting
 B. Dokter sanggup mencegah bahaya atau 
kehilanagn tersebut
 C. Tindakan kedokteran tadi terbukti efektif
 D. Manfaat bagi pasien > kerugian dokter (hanya
mengalami resiko minimal

3. mengobatai pasien luka 

4. tidak membunuh pasien (tidak melakukan eutanasia) 

5. tidak menghina/mencaci maki/memanfaatkan pasien 

6. Tidak memandang pasien sebagai obyek 

7. mengobati pasien secara tidak proporsioanal 

8. Tidak mencegah pasien dari bahaya 

9. menghindari misinterpretasi dari pasien 

10. tidak membahayakan kehidupan pasien karena 


kelalaian
11. tidak memberikan semangat hidup 

12. Tidak melindungi pasien dari serangan 

13. Tidak melakukan white collar crime dalam bidang 


kesehatan/kerumahsakitan yang merugikan pihak
pasien

Dari table diatas ada poin utama yang menjadi titik acuan untuk membuktikan bahwa
terjadinya prinsip Non-Maleficence pada scenario diatas diantaranya adalah:

- 1 , 2A, 2B dan 2C pasien dalam kondisi amat berbahaya (darurat) dan


beresiko hilangnya sesuatu yang penting (gawat) dan dokter dengan sigapnya
langsung menolong pasien tersebut meskipun ia meronta-ronta agar tidak
ditolong ini menunjukkan juga bahwa tindakan yang dilakukan oleh dokter
sangat efektif dan mempunyai manfaat yang lebih banyak untuk pasien
darupada kerugian dari dokter nya itu sendiri. Kondisi ini tidak melanggar
Hak otonomi yang dimiliki pasien karena kita menganggap bahwa pasien
sedang dalam masa sakit kejiwaan yang akut.

- 4 meskipun pasien meminta untuk tidak menolongnya dan membiarkannya


untuk membunuh dirinya sendiri tetapi dokter tidak membiarkannya dengan
melakukan upaya pengikatan tangan dan kaki pasien agar dapat dilakukan
tindakan dan tidak melakukan euthanasia untuk mengabulkan dan
mempermudah kematian pasien.

- 9 dan 11. pada kondisi ini memang terjadi misinterretasi sedikit dengan pasien
tetapi setelah pasien menyembuhkan sakit kejiwaan yang dimilikinya dan
menerima semangat hidup yang diberikan oleh sang dokter dari cara sang
dokter menyelamatkan nya dengan semua tenaganya , sang pasien pasti akan
lebih menghargai hidupnya

- 10. Pada kondisi ini dokter bekerja dengan sangat hebat dan tidak
membahayakan pasien dengan cara melalaikannya meskipun pasien lah yang
memintanya.

- 12. Pada kondisi ini dokter melindungi pasien dari serangan yang lebih hebat
lagi dan tidak membiarkan pasien mati begitu saja
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari hasil yang didapat dari pembahasan diatas, dapat disimpulkan
bahwa Kaidah Dasar Bioetika sangatlah penting untuk diketahui dan
diimplementasikan dalam diri seorang dokter terhadap pasien-pasiennya.
Keempat macam kaidah Bioetika ini yaitu Beneficence, Non-Maleficence
, Justice dan Autonomy tentunya harus dipegang teguh dan diperhatikan
untuk menghindari terjadinya hal- hal yang sangat merugikan pasien dan
juga menjaga nama baik seorang dokter.

Dalam pembahasan scenario 6 , dipastikan bahwa dokter telah


melakukan Kaidah Dasar Bioetika Non-Maleficence dengan sangat baik.
Hal ini dapat dilihat dari tindakan dokter yang memberikan penanganan
yang segera pada pasien yang gawat darurat.

Prinsip-prinsip dalam bioetika ini sangatlah penting, karenanya


seorang dokter harus mempelajari dan menjadikan bioetika sebagai
panduan dasar dalam memutuskan suatu tindakan medik apapun dalam
penanganan terhadap pasiennya.Sehingga dapat tercipta hubungan yang
baik antara dokter dan pasiennya dalam pelayanan kesehatan demi
kesembuhan sang pasien itu sendiri.

3.2 Saran
Diharapkan bahwa Dokter dalam menjalankan tugas mulia nya untuk
memperhatikan kaidah dasar bioetika ataupun aturan apapun yang
mengatur apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan kepada pasien
agar keputusan medis yang diambil merupakan keputusan yang paling
benar dan tidak merugikan pasien. Dengan demikian, diharapkan
komunikasi yang baik akan terjalin diantara keduanya pasien dan dokter.

DAFTAR PUSTAKA

1. Marcia A. levvis , Carol D. Tamparo Medical Law Ethics & Bioethics


for the health professions 6th edition. Diakses tanggal 16 september
2019
2. Abraham Rudnick, Bioethics in the 21st Century diakses tanggal 16
september 2019
3. Romadhon, YA. 2013. Pola Pikir Etika dalam Praktik Kedokteran.
http://kalbemed.com/Portals/6/25_206Opini-
Pola%20Pikir%20Etika%20dalam%20Praktik%20Kedokteran.pdf .
Diakses tanggal 17 september 2019
4. Kuswanto. 2013. Bioetika di
Indonesia.http://syekhfanismd.lecture.ub.ac.id/files/2013/04/Modul-11-
BIOETIKA.pdf. Diakses tanggal 17 september 2019.

5. Powerpoint pengenalan bioetika dr. budiman

6. Powerpoint beneficence dan non-maleficence dr Liauw Djai Yen Sp. F

Anda mungkin juga menyukai