Anda di halaman 1dari 10

Analisis Masalah Komunikasi dan Empati Terhadap Lansia

Rio Yosua Saputra


102014088 / B1
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510
Email : rio_saputra@live.com

Pendahuluan
Manusia merupakan makhluk sosial yang berarti manusia tidak dapat hidup sendiri di
dunia ini. Hal ini mendorong manusia untuk saling berinteraksi satu sama lain, yaitu proses
dimana manusia menyampaikan atau menerima pesan dengan cara yang tepat agar informasi
tersebut dapat dipahami. Dalam berkomunikasi, komunikasi juga dibagi dua menjadi komunikasi
verbal, dimana komunikasi verbal merupakan komunikasi dalam bentuk berbicara dan
mendengar secara langsung, sedangkan komunikasi non-verbal adalah komunikasi yang cara
penyampaian pesannya tidak melalui kata-kata.
Komunikasi yang dilakukan sehari-hari sangat berhubungan erat dengan empati,
karena empati merupakan kunci dari sebuah komunikasi yang baik dan efektif. Begitu juga
dengan profesi dokter, komunikasi merupakan salah satu kunci terpenting dalam menjalankan
profesi tersebut, dimana dalam berkomunikasi, seorang dokter dapat melakukan anamnesis dan
menentukan diagnosa. Ironisnya, seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan
teknologi, dewasa ini manusia jarang sekali berinteraksi, sehingga individu-individu di era

modern ini sulit berkomunikasi dengan baik dan efektif. Hal inilah yang mendorong penulis
untuk membahas tentang komunikasi dan empati.
Komunikasi
Komunikasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah pengiriman dan penerimaan
pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yg dimaksud dapat dipahami. 1
Sedangkan menurut ahli, komunikasi adalah suatu ilmu dan seni penyampaian suatu pesan dari
komunikator kepada komunikan, sehingga tercapai suatu pengertian bersama. 2 Sedangkan tujuan
dari berkomunikasi itu sendiri adalah proses mewujudkan persamaan dua orang.3
Jenis Komunikasi
Jenis Komunikasi dibagi menjadi 3 bentuk, yakni verbal, non-verbal, dan para-verbal
-

Komunikasi verbal, yaitu pesan yang disampaikan dalam bentuk kata-kata atau
ucapan, berisi informasi melalui pembicaraan atau bahasa tulisan. Komunikasi verbal
bergantung pada bahasa. Contoh penggunaan komunikasi verbal adalah ketika
perawat member penjelasan kepada klien lansia, saat dokter membuat catatan

perkembangan, atau saat ahli gizi membuat catatan pelimpahan wewenang.2


Komunikasi non-verbal, yakni bentuk pesan yang berupa/disampaikan dengan
gerakan tubuh (tidak diucapkan), antara lain dengan ekspresi wajah, pergerakan mata,

pergerakan bibir, pergerakan tubuh, dan penampilan fisik.2


Komunikasi para-verbal, yakni bentuk pesan yang muncul bersama dengan bentuk
pesan verbal (tetapi tidak langsung). Misalnya, menggunakan saluran radio, televisi,
kaset, telepon, alat cetak, dan lain-lain.2

Strategi Komunikasi

Dalam menentukan langkah komunikasi diperlukan pengetahuan dan pemahaman tentang


faktor psikologis dan sosial budaya. Dalam dunia kesehatan dikenal dengan istilah health belief
models. Strategi tersebut, yakni :2
-

Persuasif, merupakan upaya meyakinkan dengan membujuk. Dengan demikian


komunikasi

akan

mempunyai

kesamaan

pengertian,

sehingga

pesan

yang

disampaikan melalui daya tarik positif, yaitu dengan memberi imbalan, insentif, atau
melalui daya tarik negatif dengan memberi ancaman, denda, dipenjara, dan lain
-

sebagainya.
Kompulsif, upaya menciptakan sesuatu sedemikian rupa sehingga secara tidak

langsung individu menerima pesan dari orang lain (komunikator).


Pervasif, yaitu melakukan pengulangan secara terus-menerus terhadap pesan yang

ingin diadopsi, sehingga secara tidak sadar orang lain ikut menerima pesan.
Koersif, yaitu dengan cara memaksa dan memberi hukuman.

Sasaran Komunikasi
Berdasarkan besarnya sasaran yang dituju, sasaran dibedakan menjadi 3 yaitu :4
-

Komunikasi massa, yaitu komunikasi dengan sasaran berupa kelompok orang dalam
jumlah yang besar dan umumnya tidak dikenal. Dalam menerapkan komunikasi
massa yang baik, kita harus menyusun pesan dengan jelas, tidak rumit dan tidak

bertele-tele. Bahasa yang digunakan haruslah mudah dimengerti.


Komunikasi kelompok, yaitu komunikasi yang sasarannya berupa sekelompok orang
yang umumnya dapat dihitung atau dikenal dan merupakan komunikasi langsung

yang sifatnya timbal balik.


Komunikasi perorangan, yaitu komunikasi dengan tatap muka atau melalui telepon.

Komponen Komunikasi
3

Komunikasi memiliki beberapa komponen utama yang harus ada agar suatu komunikasi
dapat berjalan dengan baik, yaitu :5
-

Pengirim (Sender), yaitu pihak yang mengirimkan pesan kepada pihak lain.
Pesan (Message), yaitu isi atau maksud yang akan disampaikan dari satu pihak ke

pihak yang lain.


Saluran (Channel), yaitu media dimana pesan disampaikan kepada komunikan.
Dalam komunikasi antar-pribadi / tatap muka, saluran dapat berupa udara yang

mengalirkan suara.
Penerima (Receiver), yaitu pihak yang menerima pesan dari pihak lain.
Umpan balik (Feedback), yaitu tanggapan dari penerimaan pesan atas isi pesan yang

disampaikannya.
Aturan (Protokol), yaitu segala sesuatu yang disepakati oleh para pelaku komunikasi
bagaimana komunikasi itu akan dijalankan.

Gaya Komunikasi
Gaya berkomunikasi setiap orang berbeda-beda karena ada beberapa faktor yang
mempengaruhinya, yaitu :6
-

Latar belakang budaya, karena suatu interpretasi suatu pesan akan terbentuk dari pola
pikir seseorang melalui kebiasaannya, sehingga semakin sama latar belakang budaya

antara komunikator dengan komunikan, maka komunikasi akan semakin efektif.


Ikatan kelompok atau grup, karena nilai-nilai yang dianut oleh suatu kelompok sangat

mempengaruhi cara mengamati pesan.


Harapan, karena harapan dapat mempengaruhi penerimaan pesan sehingga dapat

menerima pesan sesuai dengan yang diharapkan.


Pendidikan, karena semakin tinggi pendidikan seseorang, maka akan semakin

kompleks sudut pandangnya dalam menyikapi isi pesan yang disampaikan.


Situasi, karena perilaku manusia dipengaruhi oleh situasi lingkungannya.

Arah Komunikasi
Ada 2 arah dalam berkomunikasi, yaitu :7
-

Komunikasi 1 arah, yakni situasi dimana pengirim tidak memiliki kesempatan untuk

mengetahui bagaimana penerima telah mendekofikasikan pesannya.


Komunikasi 2 arah, yakni situasi apabila pengirim cukup leluasa mendapatkan umpan
balik tentang cara penerima menangkap pesan yang telah dikirimkannya.

Komunikasi Efektif
Komunikasi efektif adalah komunikasi yang mampu menghasilkan perubahan sikap pada
orang yang terlibat dalam komunikasi. Tujuan dari komunikasi ini adalah memberi kemudahan
dalam memahami pesan yang disampaikan antara pemberi dan penerima pesan.8
Faktor Komunikasi Efektif
Komunikasi efektif dapat terjadi bila ada 3 hal berikut, yaitu :8
-

Pesan dapat diterima dan dimengerti serta dipahami sebagaimana maksud oleh

pengirimnya.
Pesan yang disampaikan oleh pengirim dapat disetujui oleh penerima dan

ditindaklanjuti dengan perbuatan yang diminati oleh pengirim.


Tidak ada hambatan yang berarti untuk melakukan apa yang seharusnya dilakukan
untuk menindaklanjuti pesan yang dikirim.

Prinsip Dasar Komunikasi Efektif


Ada 5 prinsip dasar dari komunikasi efektif, yaitu prinsip REACH :8
-

R (Respect)
E (Empathy)

: Perasaan positif atau penghormatan terhadap lawan bicara.


: Kemampuan untuk menempatkan diri pada situasi atau kondisi
5

A (Audible)

yang tengah dihadapi orang lain.


: Mengandung makna pesan yang harus dapat didengarkan dan

C (Clarity)
H (Humble)

dapat dimengerti.
: Kejelasan dari pesan yang disampaikan.
: Pendengar yang baik, memberi kesempatan bicara.

Komunikasi dengan Lansia


Lansia sering mengalami gangguan komunikasi karena mengalami penurunan
penglihatan, pendengaran, bicara, dan persepsi. Semua ini menyebabkan penurunan kemampuan
lansia untuk menangkap informasi atau pesan yang disampaikan.
-

Komunikasi dengan lansia gangguan penglihatan :2


Sedapat mungkin mengambil posisi yang dapat dilihat oleh klien lansia bila ia

mengalami kebutaan parsial atau memberitahu secara verbal keberadaannya.


Sebutkan identitas, nama serta peran terlebih dahulu.
Bicara dengan menggunakkan nada suara normal.
Nada suara memegang peranan besar dan bermakna.
Ketika hendak memutuskan komunikasi, informasikan hal tersebut terlebih

dahulu.
Orientasikan lansia kepada suara-suara yang didengar disekitarnya.
Orientasikan lansia ke lingkungannya jika dipindahkan ke lingkungan yang

asing.
Komunikasi dengan lansia gangguan pendengaran :2
Orientasikan kehadiran dengan menyentuh

atau

memposisikan

diri

didepannya.
Gunakan bahasa yang sederhana dan berbicara perlahan untuk memudahkan

lansia membaca gerak bibir.


Berbicara dengan posisi tepat di depan lansia dan pertahankan sikap tubuh

serta mimik muka yang lazim.


Jangan melakukan pembicaraan sambil mengunyah sesuatu.
Gunakan bahasa pantonim bila perlu dengan gerakan sederhana dan perlahan.
Gunakan bahasa isyarat atau jari bila mampu.
6

Apabila ada sesuatu yang sulit untuk dikomunikasikan, gunakan bentuk

tulisan atau gambar.


Komunikasi dengan lansia dengan bicara :2
Memperhatikan mimik dan gerak bibir lansia.
Perjelas hal-hal yang disampaikan dengan mengulang kembali kata-kata yang

telah diucapkan lansia.


Mengendalikan pembicaraan agar tidak terlalu banyak topik.
Mengendalikan pembicaraan sehingga menjadi lebih rileks dan perlahan.
Memperhatikan setiap detail komunikasi, sehingga pesan dapat diterima

dengan baik.
Bila perlu, gunakan bahasa tulis dan simbol.
Bila memungkinkan, hadirkan orang yang biasa berkomunikasi lisan dengan
lansia untuk menjadi mediator komunikasi.

Empati
Definisi empati menurut KBBI adalah keadaan mental yang membuat seseorang merasa
atau mengidentifikasi dirinya dalam keadaan perasaan atau pikiran yg sama dengan orang atau
kelompok lain.1
Keterampilan Empati
Keterampilan empati bukan hanya sekedar berbasa-basi atau bermanis mulut kepada pasien,
melainkan :9
-

Mendengarkan secara aktif.


Responsif pada kebutuhan orang.
Responsif pada kepentingan orang.
Usaha memberikan pertolongan pada orang.
Empati harus mulai dari diri sendiri.
Empati tidak sama dengan selera pribadi.

Kemampuan dalam Empati


7

Ada 3 kemampuan yang harus dikuasai saat berempati :9


-

Kemampuan Kognitif
Kemampuan Afektif
Kemampuan Perilaku

: Mengerti kebutuhan individu.


: Peka akan perasaan individu.
: Memperlihatkan / menyampaikan empati kepada individu.

Level Empati
Berdasarkan tingkat atau level empati seseorang dalam komunikasi, level empati dibagi
menjadi 5 tingkat, yaitu :9
-

Level 0
Level 1
Level 2
Level 3
Level 4
Level 5
Level 3-5

: Dokter menolak sudut pandang pasien.


: Dokter mengenal secara sambil lalu.
: Dokter mengenal sudut pandang pasien secara implisit.
: Dokter menghargai pendapat pasien.
: Dokter mengkonfirmasi kepada pasien.
: Dokter berbagi perasaan dan pengalaman dengan pasien.
: Pengenalan dokter terhadap sudut pandang pasien tentang penyakitnya
secara eksplisit.

Perilaku Manusia dan Bentuknya


Definisi dari perilaku manusia adalah aktivitas yang timbul karena adanya stimulus dan
respons serta dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung. 10 Adapun bentuk perilaku
terbagi menjadi 2, yaitu :10
-

Perilaku pasif, yaitu perilaku yang sifatnya masih tertutup, terjadi dalam diri individu
dan tidak dapat diamati secara langsung. Perilaku ini sebatas sikap belum ada
tindakan yang nyata, contoh : berpikir dan berfantasi.

Perilaku aktif, yaitu perilaku yang sifatnya terbuka. Perilaku aktif adalah perilaku
yang dapat diamati secara langsung, berupa tindakan yang nyata, contoh :
mengerjakan soal dan membaca buku.

Perilaku Kebutuhan
Ada 5 hierarki kebutuhan manusia menurut Abraham Maslow, yaitu :11
-

Kebutuhan fisiologis, merupakan kebutuhan tingkat pertama dan utama bagi

mempertahankan hidup, misalnya kebutuhan makan, minum, dan tidur.


Kebutuhan keamanan, jika kebutuhan pertama sudah dicukupi, maka manusia akan
memenuhi kebutuhan tingkat kedua dan seterusnya. Kebutuhan ini merupakan

kebutuhan untuk selamat dari segala macam marabahaya.


Kebutuhan sosial, berkaitan dengan kegiatan sosial seperti interaksi dengan orang lain

dalam kehidupan bermasyarakat.


Kebutuhan status, kebutuhan ini berkaitan dengan status dirinya, missal pengakuan,

penghargaan, kedudukan, dan tingkatan sosial di masyarakat.


Kebutuhan aktualisasi diri, merupakan tingkatan kebutuhan yang tertinggi. Dalam hal
ini ditekankan bagaimana seseorang mampu mengaktualisasikan dirinya dalam
berbagai kegiatan yang mampu menumbuhkan suatu kreativitas, inovasi, maupun
menunjukkan sikap kearifan serta kebijaksanaan.

Kesimpulan
Hipotesis diterima, untuk berkomunikasi dengan baik terutama dengan lansia, perlu
adanya komunikasi 2 arah, kompulsif, dan menerapkan prinsip dasar komunikasi efektif.

Daftar Pustaka
1. Alwi H. Kamus besar bahasa indonesia. Jakarta: Balai Pustaka; 2003.h.108,250.
2. Nugroho HW. Komunikasi dalam keperawatan gerontik. Ed 1. Jakarta: EGC;
2006.h.11,29-32,89-94.
3. Wok S, Ismail N, Hussain MY. Teori-teori komunikasi. Kuala Lumpur: Zaraf; 2003.h.7.
4. Roger B, Gates J, Robert E, Kenwarthy N. Interpersonal communication in nursing
theory and practice. Ed 2. London: Churchill Livingstone; 1995.h.125-7.
5. Mulyana D. Ilmu komunikasi suatu pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya;
2007.h.20.
6. Wiryanto. Pengantar ilmu komunikasi. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia;
2004.h.45-6.
7. Supratiknya A. Komunikasi antar pribadi. Jakarta: Kanisius; 2010.h.38.
8. Mushandri N, Febriani R, Milanda S. Dasar-dasar komunikasi efektif. Diunduh dari
http://www.slideshare.net/dhiahbw/komunikasi-efektif-makul-dasardasar-komunikasi,
Diakses 13 Oktober 2014.
9. Gunawan S. Komunikasi dan empati. Diunduh dari
https://id.scribd.com/doc/219643502/Makalah-Komunikasi-Dan-Empati, Diakses 13
Oktober 2014.
10. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31494/4/Chapter%20II.pdf
11. Purwanto B. Komunikasi bisnis. Jakarta: Erlangga; 2006.h.28-9.

10

Anda mungkin juga menyukai