Anda di halaman 1dari 10

Penyebab Gangguan Komunikasi Sel Saraf

Olivia Sarah Kadang


102016061
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl.Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat
Email : olivia.2016fk061@civitas.ukrida.ac.id

Abstrak

Seluruh aktivitas didalam tubuh manusia diatur oleh sistem saraf. Dengan kata lain, sistem
saraf berperan dalam pengontrolan tubuh manusia. Denyut jantung, pernafasan, pencernaan,
dan urinaria dikontrol oleh sistem saraf. Sistem saraf juga mengatur aliran darah, dan
konsentrasi osmotik darah.
Sistem koordinasi merupakan suatu sistem yang mengatur kerja semua sistem organ agar
dapat bekerja secara serasi. Sistem koordinasi itu bekerja untuk menerima rangsangan,
mengolahnya dan kemudian meneruskannya untuk menaggapi rangsangan. Setiap
rangsangan-rangsangan yang kita terima melalui indera kita, akan diolah di otak. Kemudian
otak akan meneruskan rangsangan tersebut ke organ yang bersangkutan.
Kata kunci : sel saraf, sistem saraf

Abstract

All activities within the human body is regulated by the nervous system. In other words, the
nervous system plays a role in controlling the human body. Heart rate, respiratory, digestive,
urinary and controlled by the nervous system. The nervous system also regulates the flow of
blood, and blood osmotic concentration.
Coordination system is a system that regulates the working of all the organ systems in order
to work in harmony. Coordination systems that work to receive stimuli, process it and then
forward them to want to respond to stimuli. Each of stimuli we receive through our senses,
will be processed in the brain. Then the brain will continue the stimulus to the organ
concerned.
Keywords: nerve cells, the nervous system

1
Pendahuluan
Komunikasi adalah hal penting bagi kelangsungan hidup sel-sel secara bersama
membentuk tubuh. Kemampuan untuk berkomunikasi satu sama lain ini sangat
penting untuk mengkoordinasi beragam aktivitas serta untuk mempertahankan
homeostatis tubuh.1
Sistem saraf manusia mengandung lebih dari 50 juta sel saraf dimana masing-
masing dapat berkomunikasi dengan sel saraf lainnya secara cepat dalam hitungan
milidetik. Seperti contoh sistem saraf dapat mengkoordinasikan informasi yang sangat
banyak seperti untuk berpikir dan berbicara.2
Di hampir semua sel tubuh terdapat potensial listrik yang melintasi membran. Namun,
tidak semua sel dapat memanfaatkan hal potensial ini. salah satu yang dapat
memanfaatkannya adalah sel saraf yang mampu membangkitkan impuls elektrokimia.
Dalam kehidupan makhluk hidup baik uniseluler atau multiseluler akan berinteraksi
dengan lingkungannya untuk mempertahankan kehidupannya. Sinyal-sinyal antar sel
jauh lebih sederhana daripada bentuk-bentuk pesan yang biasanya dirubah oleh
manusia.3
Tujuan makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana proses interaksi sel
juga komunikasi antar sel.

Potensial Berjenjang
Potensial berjenjang adalah perubahan lokal potensial membran yang terjadi
dalam berbagai derajat atau tingkat besaran dan kekuatan. Potensial berjenjang
biasanya dihasilkan oleh kejadian pemicu spesifik yang menyebabkan kanal ion
berpintu membuka di bagian tertentu pada membran sel peka rangsang. Potensial
berjenjang ini terbatas hanya di bagian tertentu saja dari keseluruhan membran
plasma.4
Besar potensial berjenjang inisial atau perbedaan antara pontesial baru dan
potensial istirahat berkitan dengan kekuatan dari kejadian pemicu. Dengan kata lain
semakin kuat kejadian pemicu maka akan semakin besar pula potensial berjenjang
yang dihasilkan.
Selain potensial berjenjang inisial, durasi potensial berjenjang juga berkaitan
dengan lama kejadian pemicu menjaga kanal berpintu tetap membuka. Hal tersebutlah
yang menyebabkan durasi potensial berjenjang bervariasi. Dengan kata lain semakin
lama kejadian pemicu maka akan semakin lama pula durasi potensial berjenjang.5

2
Ketika potensial berjenjang tercipta di bagian tertentu dari membran sel saraf
atau sel otot maka bagian lainnya masih berada pada keadaan potensial istirahat.
Bagian yang terdepolarisasi akibat dari masuknya ion yang lebih positif ke dalam sel
atau keluarnya ion negatif secara berlebihan sementara inilah yang disebut bagian
aktif. Pada bagian dalam sel, daerah aktif cenderung lebih positif dibandingkan
dengan daerah inaktif disekitarnya. Sedangkan bagian luar sel, daerah aktif relatif
lebih negatif dibandingkan dengan daerah inaktif disekitarnya. Karena perbedaan
potensial tersebut maka muatan listrik yang diangkut oleh ion mengalir secara pasif
dari daerah yang aktif ke daerah inaktif yang berada di sekitarnya atau sebaliknya.
Setiap muatan listrik yang mengalir tersebut disebut arus. Arah aliran arus sesuai
dengan arah aliran muatan positif. Arus yang dibawa oleh ion dapat menembus
membran plasma hanya melalui kanal ion.6
Besar arus yang mengalir di antara dua bagian bergantung pada perbedaaan
potensial antar bagian dan resistensi atau hambatab dari bahan tempat muatan listrik
mengalir. Dengan kata lain semakin besar beda potensial maka akan semakin besar
pula arus dan semakin rendah resistensi maka arus yang dihasilkan akan semakin
besar.7
Pada potensial berjenjang arus yang mengalir akan lenyap menembus membran
plasma begitu ion pembawa muatan dalam hal ini adalah Kalium (K+) bocor melalui
bagian membran yang tidak terinsulasi yaitu dengan cara berdifusi keluar seturut
gradien eletrokimianya melalui kanal rembes K+ yang membuka. Akibat dari
hilangnya arus ini adalah besar dari potensial berjenjang makin lama makin berkurang
seiring dengan makin jauhnya potensial dari daerah aktif semula. Perubahan potensial
makin lama makin berkurang seiring menyebarnya potensial tersebut di sepanjang
membran dan terus menurun seraya makin jauhnya potensial dari daerah aktif semula
hingga tidak lagi terdapat perubahan potensial.
Meskipun jangkauan sinyalnya terbatas, potensial berjenjang penting bagi
fungsi tubuh. Berikut adalah contoh dari potensial berjenjang, yaitu :8
Potensial pascasinaps
Potensial reseptor
Potensial end-plate
Potensial pemacu (pacemaker)
Potensial gelombang lambat

3
Kebanyak dari sel peka rangsang menghasilkan salah satu dari potensial
berjenjang sebagai respon terhadap sebuah kejadian pemicu. Potensial berjenjang
dapat memicu potensial aksi di sebuah sel peka rangsang.

Potensial Aksi
Potensial aksi adalah perubahan singkat, cepat, dan besar pada potensial
membran saat potensial sesungguhnya berbalik sehingga bagian dalam sel peka
rangsang sepintas menjadi lebih positif ketimbang di bagian luar. Potensial aksi
menyebar secara cepat di sepanjang membran serat saraf. Potensial aksi mejalar ke
seluruh bagian membran secara nondecremental yaitu tidak berkurangnya kekuatan
potensial aksi tersebut seiring penyebarannya dari tempat asal ke bagian membran
lainnya. Karena itulah potensial aksi dapat berfungsi sebagai sinyal jarak jauh. Untuk
menghantarkan sinyal saraf, potensial aksi bergerak di sepanjang serat saraf sampai
tiba di ujung saraf.9 Potensial aksi tidak bergantung pada kekuatan stimulus
pendepolarisasi. Semakin besar diameter akson semakin cepat penghantaran potensial
aksi, karena tahanan arus listrik berbanding terbalik dengan luas penampang
penghantar arus tersebut.
Pada potensial aksi dimulai dengan tahap istirahat, di mana membran berada
pada fase istirahat sebelum terjadinya potensial aksi. Biasanya tahap ini disebut juga
sebagai tahap polarisasi, karena nilai potensial membran pada saat istirahat adalah -
70mV.
Lalu tahap selanjutnya adalah tahap depolarisasi, pada tahap ini membran tiba-
tiba permeabel terhadap ion Na+ sehingga sejumlah besar Na+ berdifusi masuk ke
dalam membran sel. Keadaan polarisasi awal dari membran sel normal sebesar -
70mV segera dinetralisasi oleh ion Na+ yang lebih positif yang mengalir masuk ke
dalam membran sel sehingga menimbulkan potensial membran meningkat dengan
cepat ke arah positif.10
Tahap selanjutnya adalah Repolarisasi. Dalam waktu seperbeberapa puluh ribu
detik sesudah membran menjadi sangat permeabel terhadap ion Na+, kanal ion Na+
menjadi tertutup dan kanal ion K+ lebih terbuka dari biasanya. Selanjutnya difusi ion
K+ yang berlangsung cepat ke bagian luar membran akan membentuk mengembalikan
keadaan awal membran sebelum terjadinya depolarisasi.1,4

4
Tahap selanjutnya membran akan mengalami hiperpolarisasi sementara yang
diakibatkan karena pengeluarann ion K+ tersebut. Namun, setelah sepersekian detik
keadaan membran sel akan kembali normal seperti pada fase istiraha yaitu -70mV.
Pelaku utama yang menyebabkan membran sel dalam keadaan depolarisasi dan
repolarisasi membran plasma selama potensial aksi adalah kanal ion Na+ berpintu
listrik. Kanal ion K+ juga berperan penting dalam meningkatkan kecepatan
repolarisasi membran.2-5

Siklus Hodgkin

Siklus Hodgkin dapat juga disebut siklus umpan balik positif. Ketika suatu membran
mulai mengalami depolarisasi menuju ambang akibat suatu kejadian pemicu, pintu
pengaktifan sebagian dari saluran Na+ berpintu voltase membuka. Kini kedua kanal
ion ini terbuka karena gradien konsentrasi dan gradien listrik untuk Na+ mendorong
perpindahan ion masuk ke dalam sel maka Na+ mulai masuk ke dalam sel.
Perpindahan Na+ yang bermuatan positif menyebabkan membran semakin mengalami
depolarisasi sehingga lebih banyak saluran Na+ berpintu voltase terbuka dan lebih
banyak Na+ yang masuk dalam suatu siklus umpan balik positif.4
Pembukaan saluran K+ berpintu voltase sangat menignkatkan permeabilitas K+
sehingga menyebabkan K+ keluar dari sel mengikuti penurunan gradien konsentrasi
dan gradien listrik membawa muatan positif kembali ke luar. Potensial positif di
bagian dalam cenderung menolak ion K+ yang postif sehingga gradien listrik untuk K+
adalah ke luar. Akibat dari ion K+ yang lebih banyak keluar dari dalam sel sehingga
mengalami repolarisasi.5,7

Penjalaran Potensial Aksi


Penjalaran potensial aksi menjalar di sepanjang serabut saraf dengan
kecepatan dan amplitudo yang tetap. Arus listrik lokal menyebar ke area yang
berdekatan. Hal ini menyebabkan gerbang natrium membuka dan mengakibatkan
gelombang depolarisasi menjalar di sepanjang saraf. Impuls saraf ditransmisi dari satu
sisi dalam sistem saraf ke sisi lain. Penjalaran potensial dibagi menjadi dua yaitu
konduksi saltatoris dan konduksi berdekatan. Konduksi saltatori adalah suatu keadaan
di mana potensial aksi melompat dari satu bagian membran yang terbuka ke bagian
lain (dari satu nodus ranvier ke nodus ranvier yang lain) sehingga membuat konduksi

5
saraf yang lebih besar tanpa harus memperbesar diameter aksonnya.8 Konduksi jenis
ini membutuhkan pengeluaran tenaga yang relatif kecil karena depolarisai hanya
terjadi di nodus ranvier. Sedangkan konduksi berdekatan adalah suatu keadaan
potensial aksi menjalar dari daerah aktif ke daerah yang inaktif yang mengarah ke
arah ambang yang memicu potensial aksi di daerah yang inaktif sebelumnya. Daerah
aktif kembali ke potensial istirahat dan daerah aktif yang baru kemudian menginduksi
potensial aksi di daerah inaktif di sebelahnya melalui aliran arus listrik lokal dari
akson hillock sampai ke akson terminal demikian seterusnya siklus berulang di
sepanjang akson.9
Hubungan antara Sel Saraf
Koordinasi berbagai aktivitas sel-sel tubuh di seluruh tubuh untuk melakukan
kegiatan yang mempertahankan kehidupan dan melaksanakan keinginan bergantung
pada kemampuan sel untuk berkomunikasi satu sama lain. Komunikasi antara sel
saraf ini dapat terjadi melalui berbagai cara yaitu gap junction, contact dependent
signals, local communication (autocrine & paracrine), dan lonf-distance
communication (sistem saraf dan endokrin).10
Cara paling intim dalam komunikasi antarsel adalah melalui taut celah (gap
junction), yaitu saluran-saluran halus yang menjembatani sitoplasma sel-sel yang
berdekatan di jenis jaringan tertentu. Melalui susunan anatomic khusus ini, ion
dan molekul kecil secara langsung dipertukarkan antara sel-sel yang berinteraksi
tersebut tanpa pernah masuk ke cairan ekstrasel.
Pada contact dependent signals, mempunyai penanda-penanda identifikasi di
membran permukaan sebagian sel memungkinkann mereka langsung
berhubungan secara transien dan berinteraksi dengan sel lain dengan cara khusus.
Pada local communication, terbagi menjadi dua yaitu autocrine dan paracrine.
Autocrine adalah sel merespons substansi yang menghantarkan sinyal dan
dihasilkan oleh sel itu sendiri. Paracrine adalah sel menghasilkan substansi yang
menpengaruhi sel target yang ada di dekatnya.3

Pada long-distance communication terdapat tiga cara yaitu, melalui hormon, sistem
saraf, dan gabungan antara hormon dan sistem saraf yang disebut neurohormon.
Komunikasi antarsel melalui hormon merupakan pembawa pesan kimiawi jarak jauh
melalui pembuluh darah ke semua bagian tubuh di mana sel yang mempunyai
reseptor akan memberikan respons. Komunikasi antarsel melalui sistem saraf adalah

6
kombinasi sinyak listrik yang membuat sel-sel saraf (neuron) mampu berkomunikasi
satu sama lain.5 Komunikasi sel melalui neurohormon adalah hormon yang
dibebaskan ke dalam darah oleh hormon neurosekretorik. Seperti neuron biasa
neuronsekretorik dapat merespons dan mengahantarkan sinyal listrik. Namun, neuron
neurosensorik tidak secara langsung menyarafi sel sasaran tetapi membebaskan
pembawa pesan kimiawinya, neurohormon, ke dalam darah setelah mendapat
rangsangan yang dan kemudian didistribusikan melalui darah ke sel sasaran yang
jauh.6,9

Sinaps

Sinaps berasal dari bahasa Yunani synapsis yang artinya penyatuan. Sinaps
adalah tempat saling berkontaknya neuron dengan neuron atau tempat saling
berkontaknya neuron dengan sel efektor lainnya misalnya sel otot dan sel kelenjar.
Sinaps sangat berperan pada penghantaran satu arah dari implus saraf.2 Hampir semua
sinaps menghantarkan implus lewat pelepasan neurotransmitter pada terminal akson
berupa substansi kimiawi yang menginduksi perpindahan implus saraf ke neuron
lainnya atau ke sebelah sel efektor. Sinaps dibentuk oleh suatu terminal akson atau
terminal prasinaps yang menghantarkan implus, bagian lain tempat impuls baru
dibentuk atau terminal pascasinaps dan suatu celah sempit intraseluler yang disebut
celah sinaps.4
Cara utama suatu neuron berinteraksi langsung dengan neuron lain adalah
melalui suatu sinaps. Sinapsis ditemukan antara dua neuron, antara reseptor sensoris
dan neuron sensoris, antara neuron motoris dan sel otot yang dikontrolnya, serta
antara neuron dengan sel kelenjar. Sebuah potensial aksi di neuron prasinaps
mencetuskan pengeluaran suatu neurotransmiter yang berikatan dengan reseptor di
neuron pascasinaps. Pengikatan ini mengubah sel pascasinaps melalui dua cara, yaitu
:5,7
a. Respons paling khas adalah terbukanya saluran-saluran gerbang perantara
kimia. Apabila saluran Na+ dan K+ terbuka maka fluks-fluks ion yang terjadi
akan menyebabkan EPSP yaitu suatu depolarisasi kecil yang membawa sel
pascasinaps mendekati ambang. Di pihak lain, kemungkinan bahwa neuron
pascasinaps akan mencapai ambang lenyap apabila timbul IPSP yaitu suatu

7
hiperpolarisasi kecil sebagai akibat dari terbukanya saluran K+ atau Cl-, atau
keduanya.
b. Pada mekanisme sinaps alternatif yaitu suatu sistem perantara kedua sel.
Misalnya AMP siklik yang diaktifkan oleh pengikatan neurotransmiter dengan
reseptor. AMP siklik dapat menyebabkan pembukaan saluran atau
menimbulkan efek yang lebih lama bertahan pada sel, termasuk mengubah
ekspresi genetik sel. Walaupun terdapat sejumlah neurotransmiter yang
berbeda-beda, setiap sinaps selalu mengeluarkan neurotransmiter yang sama
untuk menimbulkan respons tertentu apabila berikatan dengan reseptor
tertentu. Respons selesai apabila neurotransmiter dibersihkan dari celah sinaps
oleh cara-cara yang spesifik untuk sinaps tersebut.

Jalur-jalur sinaps yang menghubungkan berbagai neuron sangatlah rumit


akibat adanya konvergensi masukan neuron dan divergensi keluarannya.Biasanya
banyak masukan prasinaps berkonvergensi ke sebuah neuron dan secara bersama-
sama mengontrol tingkat eksitabilitas neuron tersebut. Sebaliknya, neuron ini
melakukan divergensi untuk bersinaps dengan dan mempengaruhi eksitabilitas
banyak neuron lain. Dengan demikian setiap neuron memiliki tugas untuk
menghitung keluaran ke banyak sel lain dari serangkaian masukan prasinaps, suatu
neuron dapat bereaksi dengan 3 cara yaitu :1,6
Melepaskan potensial aksi di sepanjang akson
Tetap berada dalam keadaan istirahat dan tidak meneruskan sinyal
Mengalami penurunan eksitabilitas.

Pada umumnya ada ribuan mauskan prasinaps yang diterima oleh sebuah badan
sel saraf dari banyak neuron lain. Dalam suatu kesempatan seberapa pun
banyaknya neuron prasinaps ini akan teresitasi sehingga mempengaruhi
aktivitas neuron pascasinaps. Apabila aktivitas dominan berada pada masukan
eksitatorik, sel pascasinaps kemungkinan akan terbawa ke ambang dan
mengalami potensial aksi. Hal ini dapat terjadi melalui penjumlahan temporal
yaitu menambahkan EPSP-EPSP dari sebuah masukan prasinaps yang terus-
menerus datang dalam waktu yang hampir bersamaan sehingga saling
memperkuat atau penjumlahan spatial menambahkan EPSP-EPSP yang timbul
secara simultan dari beberapa masukan prasinaps yang berbeda.3 Karena axon

8
hillock memiliki ambang terendah maka potensial aksi tercetus di sini.
Frekuensi potensial aksi mencerminkan besarnya penjumlahan EPSP. Resultan
potensial pascasinaps (GPSP) adalah gabungan semua IPSP dan EPSP yang
terjadi pada saat hampir bersamaan. Apabila masukan inhibitorik (IPSP)
dominan maka potensial pascasinaps akan dibawa semakin menjauhi ambang.
Apabila aktivitas eksitatorik (EPSP) dan inhibitorik (IPSP) ke neuron
pascasinaps seimbang maka membran akan tetap berada dalam keadaan
istirahat.9
Banyak faktor yang dapat mengubah efektivitas sinaps, sebagian faktor adalah
mekanisme-mekanisme built-in yang bertujuan untuk memperhalus responsivitas
neuron, sebagian faktor lagi adalah manipulasi farmakologis dengan sengaja untuk
mencapai hasil yang diinginkan, dan sebagian yang lain adalah ketidaksengajaan atau
kecelakaan yang disebabkan oleh racun atau proses penyakit.2,8
Selain melalui neuromodulasi, cara lain menekan atau meningkatkan
keefektifan sinaps adalah melalui inhibisi atau fasilitas prasinaps. Jika
neurotrasnmitter yang dilepaskan dari suatu terminal berkurang makan kejadian
tersebut disebut dengan ihibisi pra sinaps. Sedangkann jikaa neurotransmitter yang
dilepaskan dari suatu terminal bertambah makan kejadian tersebut disebut fasilitas
prasinaps. Inhibisi prasinaps merupakan cara menghambat secara selektif masukan
tertentu hingga ke neuron pascasinaps tanpa mempengaruhi kontribusi setiao masukan
lain. Integrasi neuron jenis ini adalah cara lain untuk dapat memodifikasi sinyal listrik
anatar neuron dengan seksama.4-6

Kesimpulan
Ketika terjadi sebuah mekanisme pada sel saraf, sinyal sinyal listrik
mengahantarkan ke seluruh tubuh. Sinyal-sinyal listrik fungsinya sangat penting bagi
sistem saraf dan sistem otot karena dapat memicu kontraksi. Dalam menghasilkan
sinyal listrik, sel melakukan koordinasi atau komunikasi antara satu sel dengan yang
lainnya dengan memanfaatkan adanya potensial membran istirahat. Sinyal-sinyal
listrik tidak dapat dihasilkan tanpa komunikasi antar sel, oleh karena itu, sel
membutuhkan komunikasi.

9
Daftar Pustaka :
1. Sherwood, L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Ed.6. Jakarta:Penerbit Buku
Kedokteran EGC;2012:h.13, 95, 104
2. Sherwood, L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Ed.8. Jakarta:Penerbit Buku
Kedokteran EGC;2014:h.98,99
3. Arvin, B K. Nelson ilmu kesehtan anak. Vol. 1. Ed. 15. Jakarta:Penerbit Buku
Kedokteran EGC;2000:h. 242-44
4. Ikawati Z. Pengantar farmakologi molekuler. Yogyakarta: UGM Press; 2008.
5. Campbell, Recce, Mitchell. Biologi. Edisi ke 5, Jilid 3. Jakarta: Erlangga; 2004.
h.201.
6. Bloom, Fawcett. Buku ajar histologi. Edisi 12. Jakarta: EGC; 2002.h.254.
7. Hall, J E. Guyton, C A. Guyton dan Hall buku ajar Fisiologi Kedokteran. Ed.12.
Singapura:Saunders Elsevier;2011:h.63-5
8. Sherwood L. Fisiologi manusia: dari sel ke sistem. Ed ke-6. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC; 2012.h.96-123.
9. Neil , A. Champbell. Jane, B. Reece. Lawrence, G. Mitchell. Biologi
Champbell, Reece, Mitchelle. Jilis 3. Ed.5. Jakarta: Penerbit
Erlangga;2004:h.201,209, 210
10. Hall, J E. Guyton, C A. Guyton dan Hall buku ajar Fisiologi Kedokteran. Ed.11.
Singapura:Saunders Elsevier;2011:h.221-4

10

Anda mungkin juga menyukai