Komunikasi terdiri dari dua jenis yaitu komunikasi verbal dan non verbal.
Komunikasi verbal merupakan salah satu bentuk komunikasi yang
disampaikan oleh komunikator kepada komunikan secara lisan maupun
tertulis. Dengan model komunikasi verbal ini, diharapkan para pendengar atau
pembaca bisa memahami dengan mudah apa pesan yang dimaksud.
Satu contoh lain terkait dengan komunikasi lisan adalah wawancara, misalnya
bagaimana sebuah perusahaan mengetahui kompetensi dan kemampuan calon
karyawan melalui wawancara kerja.
1. Anderson
Mernurut Anderson, komunikasi merupakan proses yang dinamis. Proses ini
secara konstan berubah sesuai dengan situasi yang berlaku.
2. Anwar Arifin
Komunikasi menurut Anwar Arifin merupakan sebuah konsep multi makna.
Dalam makna sosial, komunikasi merupakan proses sosial yang berkaitan
dengan kegiatan manusia dan kaitannya dengan pesan dan prilaku.
Hambatan Komunikasi
Secara garis besar, terdapat 4 (empat) jenis hambatan komunikasi yaitu hambatan
personal, hambatan fisik, hambatan kultural atau budaya, serta hambatan lingkungan
Hambatan personal
Hambatan personal merupakan hambatan yang terjadi pada peserta komunikasi, baik
komunikator maupun komunikan/komunikate. Hambatan personal dalam komunikasi
meliputi sikap, emosi, stereotyping, prasangka, bias, dan lain-lain.
Hambatan juga dapat terjadi ketika kita menggunakan tingkat berbahasa yang tidak
sesuai atau ketika kita menggunakan jargon atau bahasa “slang” atau “prokem” atau
“alay” yang tidak dipahami oleh satu atau lebih orang yang diajak berkomunikasi.
Hal lain yang turut memberikan kontribusi terjadinya hambatan bahasa adalah situasi
dimana percakapan terjadi dan bidang pengalaman ataupun kerangka referensi yang
dimiliki oleh peserta komunikasi mengenai hal yang menjadi topik pembicaraan.
(Baca : Komunikasi Antar Budaya)
Hambatan fisik
Hambatan lingkungan
1. Pengirim pesan/komunikator/sender
Komunikasi adalah suatu proses yang berlangsung dua arah dan diawali oleh
pengirim pesan. Pengirim pesan hendaknya merumuskan informasi sedemikian rupa
agar tujuan komunikasi tercapai. Pengirim pesan harus proaktif dalam membuat
penerima/komunikan/komunikator/receiver mengerti dan memahami pesan yang
disampaikan. Seringkali, apa yang dikatakan tidak sesuai dengan apa yang didengar.
Untuk menghindarinyahal hal yang harus dilakukan adalah:
Menyatakan satu ide atau gagasan dalam satu waktu Menyatakan ide atau gagasan
dengan singkat. Memberikan penjelasan ketika diperlukan. Melakukan pengulangan
jika diperlukan. Menerima dan memberikan umpan balik. Melakukan pilihan kata,
nada suara dan bahasa tubuh
2. Pesandalam
Pesan merupakan informasi sederhana yang ingin disampaikan oleh pengirim pesan
kepada penerima. Pesan dapat berupa pesan verbal maupun pesan non verbal. Untuk
mengurangi kemungkinan terjadinya masalah, pengirim harus :
3. Penerima/komunikan/komunikate/receiver
Penerima pesan membutuhkan informasi untuk memenuhi kebutuhan mereka. Untuk
itu, penerima pesan harus memegang kendali atas seluruh proses komunikasi yang
berlangsung. Agar penerima pesan memegang kendali, adalah penting bagi penerima
pesan untuk yakin bahwa pengirim pesan memahami apa yang diinginkan oleh
penerima pesan dan mengapa mereka menginginkannya.
Aktif mendengarkan adalah suatu proses yang digunakan oleh penerima pesan untuk
memfasilitasi komunikasi dan meningkatkan penampilan. Dalam artian, penerima
pesan aktif dalam proses komunikasi. Agar penerima pesan dapat mendengarkan
dengan aktif, hal-hal yang perlu dilakukan oleh penerima pesan adalah :
Mendengar dan melihat isi pesan tidak langsung atau non verbal sama baiknya
ketika mendengarkan kata-kata. Perhatikan petunjuk non verbal yang menyajikan
informasi berdasar pada apa yang ingin disampaikan oleh pengirim pesan. Persepsi
yang diberikan oleh penerima pesan terhadap pesan dan pengirim pesan dapat
berbeda. Pilihan kata, nada suara, posisi tubuh, geture dan gerakan mata
merefleksikan perasaan dibalik kata-kata yang diucapkan.
Menjaga pikiran tetap terbuka dan hindari penilaian.
Kemudian, yang dimaksud dengan pengakuan adalah bahwa penerima pesan telah
menerima dan memahami pesan yang disampaikan. Untuk pesan yang bersifat
informatif yang rumit, pengakuan saja tidaklah cukup untuk memastikan dan
memahami pesan yang disampaikan. Sedangkan, yang dimaksud dengan pengulangan
adalah mengulang kembali kata-kata yang disampaikan oleh pengirim pesan.
1. Komunikator
Komunikator merupakan unsur komunikasi yang bertindak sebagai penyampai pesan.
Komunikator merupakan sumber informasi bagi komunikan. Sehingga bagaimana
komunikator mendeliver sebuah pesan sangat mempengaruhi keberhasilan
komunikasi (baca juga: prinsip-prinsip komunikasi). Apakah komunikan dapat
menangkap dan mengerti sebuah pesan atau tidak, dan bagaimana respon yang
dihasilkan komunikan sangat ditentukan oleh kemampuan komunikator dalam
menyampaikan pesan.
Berikut beberapa hal yang perlu dimiliki oleh seorang komunikator agar pesan yang
disampaikan dapat diterima oleh komunikan:
2. Pesan
Pesan merupakan ide, informasi atau berita yang ingin disampaikan komunikator
kepada komunikan. Pesan disini bisa berupa kata-kata, tulisan, gambar atau lainnya.
(baca juga: bahasa sebagai alat komunikasi) Pesan mengandung materi yang
ditujukan untuk mempengaruhi atau mengubah komunikan. Pesan sendiri terbagi
dalam beberapa jenis sebagai berikut:
Pesan informatif
Pesan informatif adalah pesan yang sifatnya memberikan keterangan, fakta, atau
informasi lainnya. Pesan jenis ini merupakan pesan yang dapat dijadikan acuan dalam
pengambilan sebuah keputusan oleh komunikan. Contoh pesan jenis ini misalnya
informasi mengenai bencana alam, jenis bantuan apa yang dibutuhkan oleh
pengungsi.
Pesan persuasif
Pesan persuasif adalah pesan yang bersifat membujuk. Tujuan pesan jenis ini adalah
untuk merubah sikap komunikan. Dengan pesan jenis ini komunikan dapat perubahan
sikap komunikan didapatkan tanpa adaya paksaan, namun berasal dari keinginan
komunikan sendiri. Contoh pesan jenis ini misalnya iklan sebuah produk.
Pesan koersif
Berkebalikan dengan pesan persuasif, pesan koefsif merupakan pesan yang bersifat
memaksa. Dalam mencapai tujuannya, yaitu merubah prilaku komunikan, pesan jenis
ini mengandung unsur paksaan seperti pemberian sanksi atau semacamnya. Contoh
pesan persuasif misalnya peraturan pegawai dalam sebuah perusahaan.
3. Media komunikasi
Media komunikasi merupakan sarana atau saluran yang digunakan oleh komunikator
untuk menyampaikan sebuah pesan. Dalam berkomunikasi, pesan akan diterima oleh
pancaindra manusia baru selanjutnya diproses dalam pikirannya dan kemudian
menghasilkan sebuah feedback. Pesan yang disampaikan dalam bentuk sebuah
gambar dan suara biasanya akan lebih menarik dari pada pesan yang hanya
disampaikan lewat tulisan saja.
Pemilihan media atau sarana komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan
sebuah pesan, bergantung pada sifat, jenis, atau bentuk pesan yang akan disampaikan.
Pesan dalam bentuk
Di era sekarang yang banjir informasi, karyawan dan klien Anda selalu dipenuhi
dengan berbagai informasi secara lisan maupun tertulis. Oleh karena itu, jangan buat
mereka mengabaikan Anda karena hal-hal yang Anda katakan terlalu panjang atau
rumit dan tidak jelas.
Seorang pemimpin yang baik akan membuat informasi yang cukup rumit dapat
disampaikan dengan cara paling sederhana dan jelas. Katakan apa yang dimaksud
dengan sesedikit mungkin kata-kata tanpa mengurangi maknanya.
Ingatlah jika Anda sendiri kesulitan membuatnya sederhana, berarti informasi atau
perintah tersebut belum cukup jelas, dan jika disampaikan ke orang lain, yang terjadi
adalah kekacauan di semua bagian.
Sebaik apa pun maksud seseorang dan secerdas apa pun ia secara emosional, konflik
akan selalu ada bagi sekelompok orang yang bertemu dalam frekuensi sering.
Dalam beberapa kasus, konflik kecil dapat diatasi dengan mudah, namun dalam kasus
lainnya, konflik dapat berujung pada masalah yang melebar.
Untuk mencegah konflik berkembang, cara yang paling baik adalah memperbaiki
cara komunikasi di tempat kerja. Saat Anda merespon terhadap konflik yang dialami
karyawan, hadapi dengan pikiran terbuka tanpa menghakimi.
Jangan menyerang siapa pun, sebaliknya tanyakan sebab konflik dan dengarkan
respons setiap karyawan yang terlibat konflik. Pastikan lingkungan kerja Anda cukup
nyaman untuk para karyawan membuka mulut atas hal-hal yang membuat mereka
frustasi.
Semenjak akhir tahun 1990, perusahaan mulai beralih menuju cara berkomunikasi
yang lebih canggih menggunakan surat elektronik sebagai cara berinteraksi dengan
klien dan rekan kerja.
Bahkan untuk rekan seruangan yang dibatasi dengan kubikel, e-mail menjadi pilihan
utama. Orang mulai melupakan seni mengobrol secara langsung.
Walaupun hal ini sebetulnya baik, namun terkadang bisa juga berdampak buruk bagi
orang yang kurang pandai berkomunikasi secara tertulis.
Anda tentu juga pernah kesulitan menebak ekspresi wajah dan bahasa tubuh lawan
bicara melalui kata-kata di surat elektronik, berbeda dengan jika bertemu langsung
misalnya.
Teknologi yang sudah berkembang memang perlu digunakan, namun jangan sampai
lupa bahwa komunikasi paling efektif adalah bertemu secara langsung sehingga
meminimalisir salah pengertian dari kedua belah pihak.
Dunia yang semakin berkembang memungkinkan Anda untuk bekerja sama dengan
orang asing yang tentunya memiliki kebudayaan yang berbeda.
Hasilnya, miskomunikasi dapat terjadi hanya karena hal kecil yang maknanya
berbeda bagi karyawan yang berasal dari daerah atau negara berbeda. Oleh karena itu,
perusahaan perlu membuat lingkungan kerja yang saling menghargai nilai-nilai yang
dianut para karyawannya.
Hal-hal sederhana seperti pemilihan kata-kata yang sopan serta gestur tubuh yang
tidak mengusik kebudayaan orang lain merupakan salah satu cara menjaga
komunikasi yang baik.
Tidak ada karyawan yang ingin tidak dianggap. Saat mereka sudah berusaha keras
untuk mengerjakan pekerjaannya, Anda perlu mengapresiasi hasil kerjanya.
Jika hasil kerja sebaliknya, beri feedback positif dan konstruktif untuk menyemangati
dia agar di pekerjaan selanjutnya dapat lebih baik lagi.
Salah satu cara yang paling baik adalah dengan mengadakan pertemuan rutin untuk
memberikan feedback, namun cara lain seperti mengirimkan e-mail, telepon, atau
update status seminggu sekali juga dapat dilakukan dengan mudah.
Saat memberikan feedback, pastikan pula hal tersebut jelas dan detail. Tawarkan
solusi jika ada masalah, dan selalu cari sisi positif sehingga memotivasi para
karyawan.
Tentunya karyawan yang telah bekerja di perusahaan Anda sudah melalui seleksi
yang cukup ketat dan merupakan yang terbaik dengan kemampuan dan
kecerdasannya. Oleh karena itu, berikan kepercayaan untuk memegang kontrol atas
pekerjaannya.
Ingatlah salah satu tugas para manager adalah mengawasi kerja karyawannya, bukan
mendiktenya dan tidak memberikan kesempatan para karyawan untuk bekerja sesuai
dengan hal yang menurutnya benar dan lebih baik.
Sikap yang Anda tunjukkan di kantor seharusnya selaras dengan perkataan Anda. Jika
tidak, maka hal tersebut adalah salah satu contoh permasalahan komunikasi yang
harus diselesaikan.
Apalagi dalam dunia kerja, perkataan yang tidak sesuai akan menyebabkan berbagai
masalah yang tentunya menurunkan produktivitas kerja.
Lebih baik untuk tidak mengatakan apa pun atau menundanya hingga Anda benar-
benar yakin dengan informasi yang Anda katakan, sehingga tidak terjadi
kesalahpahaman di masa mendatang.
Terkadang hal ini cukup sulit untuk dilakukan, namun mintalah teman yang dapat
Anda percaya untuk mengingatkan jika perbuatan Anda sudah mulai melenceng dari
perkataan atau instruksi awal.
Terdapat sebuah pepatah yang mengatakan bahwa satu buah gambar dapat
menceritakan 1.000 hal. Hal ini sangat benar diaplikasikan saat Anda perlu
berkomunikasi dengan cara presentasi.
Otak manusia juga lebih responsif terhadap gambar dibandingkan dengan kata-kata
yang panjang dan lebih membuat lelah otak.
Presentasi yang baik tidak akan memuat terlalu banyak kata-kata, namun hanya
terdiri dari poin-poin dan data yang diolah secara kreatif membentuk grafik atau
gambar.
Presentasi dengan visual juga salah satu cara untuk menghindari miskomunikasi
akibat penjelasan yang kurang atau hal-hal yang lupa tersampaikan.
Jika Anda ingin komunikasi di tempat kerja efektif, hindari pemberian perintah
dengan berulang-ulang yang isinya sama. Sebaliknya, cobalah tanyakan ketika selesai
memberikan instruksi, apakah ada yang kurang jelas, dan tekankan bahwa Anda tidak
akan mengulangnya di kemudian hari.
Pengulangan instruksi yang berlebihan justru akan membuat para karyawan merasa
Anda tidak memercayai mereka, serta waktu mereka lebih banyak terbuang untuk
berinteraksi dengan Anda menjelaskan kembali instruksi kerja dibandingkan dengan
mengerjakan pekerjaan tersebut hingga selesai.