Anda di halaman 1dari 22

Manajemen Rantai Pasok

Fungsi Manajemen Distibusi, Strategi Distribusi dan Transportasi, dan


Keunggulan serta Kelemahan Mode Transportasi

Dosen Pengampu:

Dr. Musnaini, S. E., M.M

Disusun Oleh:

Putri Najwa Alissha. Y

C1B021264

Universitas Jambi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Program Studi Manajemen

2023/2024
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, atas berkat rahmat dan hidayah-Nya
penulis telah dapat menyelesaikan makalah ini. Adapun judul dari makalah Manajemen
Rantai Pasok ini adalah Fungsi Manajemen Distibusi, Strategi Distribusi dan Transportasi,
dan Keunggulan serta Kelemahan Mode Transportasi.

Makalah ini adalah salah satu tugas mata kuliah Manajemen Rantai Pasok di program
studi Manajemen fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi. Penulis mengucapkan
banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang ikut serta dalam menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, karena itu
penulis menerima saran dan kritik yang dapat membangun dari pembaca demi mencapai
kesempurnaan pada makalah ini.

Jambi, 16 Juni 2023

Penulis
DAFTAR ISI

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Tujuan Pembuatan Makalah

1.3 Manfaat Pembuatan Makalah

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Fungsi Manajemen Distribusi

2.2 Strategi Distribusi dan Transportasi

2.3 Kelemahan dan Keunggulan Mode Transportasi

BAB III PENUTUP……………………………………………………………..11

3.1 Kesimpulan

3.2 Daftar pustaka……………………………………………..……………..…


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Distribusi merupakan kegiatan perpindahan barang produk atau jasa dari tangan
produsen ke tangan konsumen. Menurut Arif (2018) Distribusi dapat diartikan
sebagai kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar dan mempermudah penyampaian
barang dan jasa dari produsen kepada konsumen, sehingga penggunaanya sesuai dengan yang
diperlukan. Dalam hal ini dibutuhkan manajemen yang tepat agar produk atau jasa sampai ke
tangan konsumen dengan baik dan memuaskan konsumen. Manajemen distribusi merupakan
poin penting dalam ruang lingkup rantai pasokan, dengan adanya manajemen distribusi maka
proses perpindahan produk atau jasa dari produsen ke konsumen bisa terjaga dan sesuai
dengan cita-cita perusahaan. Terdapat beberapa fungsi pada manajemen distribusi serta
adapula strategi-strategi dalam manajemen distribusi. Didalam distribusi tentu menggunakan
mode transportasi yang akan membantu dan merupakan aspek yang paling penting dalam hal
perpindahan barang atau jasa. Transportasi berperan penting dalam manajemen rantai pasok.
Dalam konteks rantai pasok, transportasi berperan penting karena sangatlah jarang suatu
produk diproduksi dan dikonsumsi berada pada lokasi yang sama. Transportasi berperan
penting dalam manajemen rantai pasok. Dalam konteks rantai pasok, transportasi berperan
penting karena sangatlah jarang suatu produk diproduksi dan dikonsumsi dalam satu lokasi
yang sama. Strategi rantai pasok yang diimplementasikan dengan sukses memerlukan
pengelolaan transportasi yang tepa Strategi rantai pasok yang diimplementasikan dengan
sukses memerlukan pengelolaan transportasi yang tepa Transportasi tersebut tentu memiliki
kelemahan dan keunggulan dalam kinerjanya.

1.2 Tujuan Pembuatan Makalah

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk:


1. Mengetahui fungsi manajemen distribusi
2. Mengetahui apa saja strategi distribusi dan transportasi
3. Mengetahui kelemahan dan keunggulan mode transportasi

1.3 Manfaat Pembuatan Makalah

Agar para pembaca mengerti dan memahami bagaimana Fungsi Manajemen Distibusi,
Strategi Distribusi dan Transportasi, dan Keunggulan serta Kelemahan Mode Transportasi
didalam manajemen rantai pasok.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Fungsi Manajemen Distribusi dan Transportasi

Kegiatan distribusi memegang peranan yang penting di dalam perusahaan, sebab


tanpa adanya distribusi, konsumen tidak akan bisa menggunakan barang atau jasa yang
diproduksi oleh produsen. Kemudian, agar kegiatan distribusi tersebut dapat lebih teratur dan
sistematis, sangat diperlukan pula manajemen distribusi dengan berbagai fungsinya. Berikut
merupakan beberapa fungsi dari manajemen distribusi:

1. Pemilihan jasa transportasi: Untuk menyalurkan barang ke berbagai outlet atau


ritel, pastinya perusahaan membutuhkan moda transportasi. Dengan fungsi ini,
manajer distribusi dapat menentukan transportasi apa yang harus digunakan dalam
kegiatan penyaluran barang. Biasanya hal tersebut dilakukan dengan
mempertimbangkan menurut jenis barang yang akan dikiri ke konsumen atau ke
beberapa outlet.

2. Inventory: Di dalam manajemen distribusi, fungsi ini dapat membantu manajer


beserta tim distribusi untuk menjaga stok barang produksi. Hal ini berkaitan dengan
keterlambatan proses produksi yang seringkali disebabkan oleh kurangnya stok
barang. Oleh karena itu, setiap perusahaan membutuhkan sistem inventory yang diatur
dalam manajemen distribusi.

3. Penjadwalan dan Penentuan Rute Pengiriman Barang: Setelah barang selesai


dikemas dan siap didistribusikan, manajer distribusi dapat mengetahui kapan produk
harus dikirim ke berbagai outlet atau toko ritel yang telah bekerja sama dengan
perusahaan tersebut. Di sisi lain, dengan penerapan manajemen distribusi, manajer
distribusi dapat mengetahui rute-rute mana saja yang harus dituju oleh penyedia jasa
transportasi untuk menyalurkan produk atau jasa perusahaan.

4. Segmentasi Pasar: Dengan melakukan manajemen distribusi, perusahaan akan


terbantu dalam memahami perbedaan karakteristik dari tiap konsumen berdasarkan
area pendistribusiannya atau yang disebut juga sebagai segmentasi pasar. Perbedaan
karakteristik tersebut nantinya akan membantu perusahaan dalam menentukan daerah-
daerah yang menjadi prioritas atau tujuan utama distribusi.
5. Pengembalian produk dari hilir ke hulu dalam supply chain: Pengembalian ini
bisa karena produk rusak atau tidak terjual sampai batas waktu penjualannya habis,
seperti produk-produk makanan, sayur, buah, dan sebagainya.
6. Menyimpan persediaan: dengan adanya manajemen distribusi, persediaan dapat
dikelola dengan benar dan mengurangi hal-hal yang dapat menyebakan persediaan
atau produk terkirim sia-sia.

2.2 Strategi Distribusi dan Transportasi


Strategi distribusi sangat penting dalam manajemen rantai pasokan karena
menentukan bagaimana perusahaan akan menyalurkan produk atau layanannya kepada para
konsumen. Strategi distribusi perusahaan pada dasarnya bergantung pada tujuan, sumber
daya, dan target pasarnya.

Bisnis dapat menggunakan beberapa strategi distribusi untuk meningkatkan manajemen


rantai pasokan mereka. Strategi distribusi yang tepat dapat membantu perusahaan
meningkatkan manajemen rantai pasokan, meningkatkan efisiensi, mengurangi biaya, dan
meningkatkan pendapatan. Ada 3 strategi distribusi yang sering diterapkan pada perusahaan.
Ketiga strategi tersebut meliputi Direct Shipment, Warehousing, dan Cross – Docking,
berikut beberapa strategi dalam distribusi:

1. Strategi Distribusi Langsung: 


Strategi distribusi langsung adalah metode pengiriman barang atau jasa dari produsen
atau pabrikan langsung ke pengguna akhir atau pelanggan tanpa perantara. Ini berarti
produsen atau produsen bertanggung jawab atas semua aspek proses distribusi, mulai dari
manajemen inventaris hingga pemenuhan pesanan dan pengiriman.

Strategi distribusi langsung dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain:

1. Menjual melalui website milik perusahaan atau toko online

2. Menjual melalui toko retail fisik milik perusahaan

3. Menjual melalui surat langsung atau pemasaran katalog

4. Penjualan melalui penjualan door-to-door

Strategi distribusi langsung dapat bermanfaat bagi bisnis dalam beberapa cara:
1. Hal ini memungkinkan mereka untuk memiliki kendali lebih atas proses distribusi,
yang dapat membantu memastikan bahwa produk atau layanan dikirimkan dengan
cepat dan efisien.

2. Ini dapat mengurangi biaya yang terkait dengan perantara seperti grosir dan
pengecer, menurunkan harga konsumen.
3. Ini dapat membantu bisnis untuk membangun hubungan yang lebih kuat dengan
pelanggan mereka dengan memberi mereka titik kontak langsung untuk
pemesanan dan layanan pelanggan.

Berikut beberapa contoh dari strategi distribusi langsung:

1. Pasar Petani: Petani menjual produk mereka langsung ke konsumen di pasar petani
setempat. Ini menghilangkan kebutuhan perantara seperti grosir atau pengecer.
2. Pengecer Online: Pengecer online seperti Amazon dan Alibaba menjual produk
langsung ke konsumen, menghilangkan kebutuhan akan toko fisik.
3. Penjualan dari Pintu ke Pintu: Perusahaan seperti Avon dan Amway menggunakan
distribusi langsung dengan meminta perwakilan penjualan menjual produk langsung
ke konsumen di rumah mereka.
4. Toko Milik Perusahaan: Beberapa perusahaan, seperti Apple dan Nike, memiliki toko
sendiri tempat mereka menjual produknya langsung ke konsumen.
5. Penjualan Katalog: Perusahaan seperti LL Bean dan Lands’ End menjual produk
langsung ke konsumen melalui katalog, melewati saluran ritel tradisional.
6. Surat Langsung: Perusahaan seperti Harry & David dan Omaha Steaks menjual
produk langsung ke konsumen melalui kampanye surat langsung.
7. Multi-Level Marketing: Perusahaan seperti Herbalife dan Mary Kay menggunakan
model distribusi langsung di mana perwakilan penjualan mendapatkan komisi atas
produk yang mereka jual dan penjualan yang dilakukan oleh mereka yang mereka
rekrut ke dalam bisnis.

2. Strategi Distribusi Tidak Langsung


Strategi distribusi tidak langsung adalah pendekatan bisnis yang melibatkan penjualan
produk atau layanan melalui perantara, seperti grosir, distributor, agen, atau pengecer, bukan
langsung ke pengguna akhir atau pelanggan.

Dalam strategi ini, produsen menjual produknya kepada perantara yang kemudian
menjualnya kepada pengguna akhir atau konsumen. Perantara mengelola pemasaran,
penyimpanan, distribusi, dan penjualan produk, menghasilkan margin keuntungan pada setiap
penjualan.

Distribusi tidak langsung dapat menguntungkan bisnis yang tidak memiliki sumber daya atau
keahlian untuk menangani semua aspek distribusi dan penjualan. Ini memungkinkan mereka
untuk fokus pada pengembangan dan produksi produk sambil memanfaatkan keahlian dan
sumber daya perantara untuk menjangkau audiens yang lebih luas.

Beberapa keuntungan dari strategi distribusi tidak langsung adalah sebagai berikut:

 Peningkatan jangkauan pasar: Bekerja sama dengan perantara dapat membantu bisnis
menjangkau basis pelanggan yang lebih luas daripada yang dapat mereka jangkau
sendiri.
 Mengurangi biaya: Bisnis dapat menghemat biaya terkait pemasaran, distribusi, dan
penjualan dengan bekerja sama dengan perantara.
 Akses ke keahlian: Perantara seringkali memiliki pengetahuan dan pengalaman
khusus di pasar atau industri tertentu, menguntungkan bisnis yang ingin berekspansi
ke pasar baru.
 Mengurangi risiko: Perantara dapat membantu bisnis mengurangi risiko yang terkait
dengan manajemen inventaris, pemrosesan pembayaran, dan aspek distribusi dan
penjualan lainnya.

Namun, distribusi tidak langsung juga memiliki beberapa kelemahan, seperti:

 Kontrol yang lebih sedikit: Bisnis memiliki kontrol yang lebih sedikit atas bagaimana
produk mereka dipasarkan dan dijual saat bekerja sama dengan perantara.
 Margin keuntungan yang lebih rendah: Perantara mengambil sebagian dari
pendapatan yang dihasilkan dari penjualan, yang dapat mengurangi margin
keuntungan untuk bisnis.
 Potensi konflik: Perantara mungkin memiliki prioritas dan tujuan yang berbeda dari
bisnis yang mereka wakili, yang menyebabkan perselisihan dan perbedaan pendapat.
 Ketergantungan: Bisnis yang sangat bergantung pada perantara dapat menjadi
tergantung pada mereka, sehingga sulit untuk beralih ke strategi distribusi yang
berbeda di masa mendatang.

Secara keseluruhan, strategi distribusi tidak langsung dapat menjadi cara yang efektif bagi
bisnis untuk memperluas jangkauan pasar mereka dan mengurangi biaya distribusi. Namun,
penting bagi bisnis untuk mempertimbangkan pro dan kontra dari pendekatan ini dengan hati-
hati sebelum menerapkannya.

Berikut adalah beberapa contoh distribusi tidak langsung:

1. Distribusi Grosir: Produsen produk elektronik menjual produknya ke distributor atau


grosir yang, pada gilirannya, menjual produknya ke pengecer.
2. Distribusi Eceran: Produsen sepatu menjual produknya ke pengecer yang, pada
gilirannya, menjual produknya ke konsumen akhir.
3. Distribusi Agen: Sebuah perusahaan menyewa seorang agen untuk menjual
produknya atas namanya, yang kemudian mengambil komisi untuk setiap penjualan
yang dilakukan.
4. Waralaba: Perusahaan memberikan hak kepada pemegang waralaba untuk
menggunakan merek dan model bisnisnya untuk menjual produk atau layanan.
5. Pasar Online: Perusahaan seperti Amazon dan eBay menyediakan pasar online bagi
penjual untuk mencantumkan produk mereka, menjangkau banyak konsumen tanpa
memerlukan ruang ritel fisik.
6. Pialang: Perusahaan yang bertindak sebagai perantara antara pembeli dan penjual,
seperti pialang real estat atau asuransi.
7. Mengekspor: Suatu perusahaan dapat menjual produknya ke distributor atau agen di
negara lain yang kemudian akan menjual produknya ke konsumen di negara tersebut.
3. Strategi Distribusi Hybrid

Strategi distribusi hybrid menggabungkan elemen distribusi langsung dan tidak


langsung. Strategi ini dapat bermanfaat bagi perusahaan yang ingin memiliki kendali atas
pengalaman pelanggan sekaligus memanfaatkan jangkauan dan keahlian perantara.

Strategi distribusi hibrida adalah rencana pemasaran yang melibatkan penggunaan kombinasi
beberapa saluran distribusi untuk menjangkau pelanggan. Dalam lingkungan bisnis yang
kompetitif saat ini, perusahaan sering menggunakan kombinasi saluran online dan offline
untuk menjual produk atau layanan mereka kepada pelanggan. Strategi distribusi hybrid
membantu perusahaan menjangkau khalayak yang lebih luas dan memenuhi kebutuhan
pelanggan mereka dengan cara yang berbeda.

Beberapa contoh strategi distribusi hybrid meliputi:

1. Ritel online dan offline: Banyak pengecer memiliki kehadiran fisik serta toko online.
Pelanggan dapat menelusuri produk di dalam toko dan melakukan pembelian secara
online, atau sebaliknya.
2. Kemitraan langsung ke konsumen (DTC) dan ritel: Perusahaan DTC dapat bermitra
dengan pengecer untuk menjual produk mereka di dalam toko. Hal ini memungkinkan
perusahaan DTC untuk menjangkau pelanggan yang lebih suka berbelanja secara
langsung sambil mempertahankan kehadiran online mereka.
3. Berlangganan dan ritel tradisional: Perusahaan berbasis langganan dapat menjual
produk mereka melalui saluran ritel tradisional, seperti supermarket atau toko khusus.
Ini memungkinkan pelanggan untuk mencoba produk sebelum melakukan langganan.
4. Media sosial dan ritel: Platform media sosial dapat dimanfaatkan untuk
mempromosikan produk dan mengarahkan pelanggan ke saluran ritel online atau
offline. Pelanggan dapat menemukan produk melalui media sosial dan kemudian
membelinya melalui saluran pilihan mereka.
5. Strategi distribusi hibrida dapat memberikan fleksibilitas kepada perusahaan dan
membantu mereka beradaptasi dengan perubahan kondisi pasar. Dengan
memanfaatkan berbagai saluran, perusahaan dapat meningkatkan jangkauan dan
memberikan pengalaman pelanggan yang lebih baik.
6. Strategi Direct Shipment
Direct shipping adalah  pelayanan point-to-point dengan menghilangkan fasilitas
antara misalnya gudang dan distribution center. DSD (Direct Store Delivery) ialah
pabrik mengirim barang langsung ke outlet retail. Kandidat direct shipping meliputi
barang yang mudah rusak, barang dengan volume besar, produk special.

7. Strategi Warehousing
Warehousing adalah produk disimpan terlebih dahulu di gudang/distribution
center sebelum dikirim ke toko. Pengguna warehousing seperti toko-toko yang
menjual produk khusus (toko buku, pakaian dll). Kandidat direct shipping meliputi
barang yang tahan lama, barang dengan volume besar atau bulky, produk dengan
resiko tinggi (masalah supply dan permintaan yang tidak pasti).

8. Strategi Cross – Docking


Cross-docking ialah proses memindahkan produk langsung dari dermaga/tempat
penerimaan ke dermaga/tempat pengiriman – tanpa penyimpanan
sementara. Pengguna cross-docking, meliputi toko serba ada, toko bahan pokok,
perusahaan truk LTL, air cargo carriers. Kandidat dalam cross-docking ialah item
musiman, barang-barang promosi, store specific pallets, item dengan volume tinggi.

Transportasi Dalam Manajemen Distribusi

Transportasi berperan penting dalam manajemen rantai pasok. Dalam konteks rantai
pasok, transportasi berperan penting karena sangatlah jarang suatu produk diproduksi dan
dikonsumsi dalam satu lokasi yang sama. Strategi rantai pasok yang diimplementasikan
dengan sukses memerlukan pengelolaan transportasi yang tepat.

Manajer transportasi pada suatu perusahaan bertanggung jawab terhadap pergerakan sediaan
barang dari perusahaan ke pelanggannya. Pengelolaan kegiatan transportasi yang efektif dan
efisien akan memastikan pengiriman barang dari perusahaan ke pelanggan dengan tepat
waktu, tepat jumlah, tepat kualitas, dan tepat penerima. Selain itu, biaya transportasi
merupakan komponen biaya yang terbesar dalam struktur biaya logistik. Tidak kurang dari
60% dari total biaya logistik perusahaan merupakan biaya transportasi.

Dalam 50 tahun terakhir, di sektor logistik telah tersedia banyak pilihan jenis atau moda
transportasi untuk mendukung aktivitas kunci dalam manajemen rantai pasok perusahaan.
Manajer transportasi memiliki banyak pilihan dalam keputusan manajemen transportasi, baik
dari pilihan jenis moda transportasi, penyedia jasa transportasi, maupun pilihan tingkat
pelayanan yang diberikan.

Pertimbangan pilihan keputusan manajemen transportasi tidak hanya semata didasarkan pada
pertimbangan biaya transportasi yang murah, melainkan juga harus mempertimbangkan dari
aspek kualitas kinerja pelayanan. Ketepatan pengiriman barang akan membantu perusahaan
untuk mengurangi sediaan barang, biaya penyimpanan, dan material handling. Jadi, nilai
proposisi transportasi yang diberikan oleh aktivitas transportasi tidak sesederhana
pemindahan barang dari satu lokasi ke lokasi lain.

Fungsi penting transportasi dalam logistik:

 Aktivitas transportasi mengacu pada pergerakan produk dari satu lokasi ke lokasi lain
dalam rantai pasokan. Kebutuhan akan pentingnya transportasi telah berkembang
dengan meningkatnya globalisasi dalam rantai pasokan serta pertumbuhan e-
commerce.
 Transportasi merupakan aktivitas yang paling mudah dilihat sebagai kegiatan utama
logistik. Pelanggan akan dengan mudah melihat pergerakan barang dari suatu lokasi
ke lokasi lain baik menggunakan truck, kereta api, kapal laut, atau pesawat
udara.Dalam konteks manajemen rantai pasok, fungsi penting transportasi
memberikan solusi layanan logistik: pergerakan produk (product movement) dan
penyimpanan barang (product storage).
 Fungsi transportasi dalam pergerakan produk, transportasi memainkan peran
melakukan pergerakan barang-barang, baik barang-barang dalam bentuk bahan baku,
komponen, barang dalam proses, maupun barang-barang jadi. Nilai ekonomis
transportasi dalam menjalankan peran ini adalah melakukan pergerakan sediaan
barang dari lokasi asal ke lokasi tujuan tertentu dalam sistem manajemen rantai
pasokan perusahaan. Kinerja transportasi akan menentukan kinerja pengadaan
(procurement), produksi (manufacturing), dan customer relationship management.
Tanpa kinerja transportasi yang andal, dapat dipastikan bahwa hampir semua
aktivitas-aktivitas utama rantai pasok tersebut tidak akan berjalan secara efektif dan
efisien.
 Aktivitas transportasi akan mengkonsumsi sumber daya keuangan, waktu, dan sumber
daya lingkungan. Selain itu, dalam konteks manajemen berbasis aktivitas (value-
based management), aktivitas transportasi termasuk aktivitas yang tidak memberikan
nilai tambah. Karena, aktivitas transportasi berakibat pada peningkatan sediaan
barang dalam transit (in-transit inventory). Sistem logistik yang efektif dan efisien
harus dapat mengurangi in-transit inventory ini seminimal mungkin. Penggunaan
teknologi informasi dan komunikasi akan dapat dilakukan perbaikan secara signifikan
dalam akses in-transit inventory dan status kedatangan kiriman barang secara akurat
baik lokasi maupun waktu pengirimannya (delivery time).
 Aktivitas transportasi juga akan mengkonsumsi sumber daya keuangan. Biaya
transportasi terjadi karena penggunaan tenaga sopir (driver labor), konsumsi bahan
bakar minyak (fuel), pemeliharaan kendaraan, modal yang diinvestasikan dalam
kendaraan dan peralatan, dan kegiatan administrasi. Selain konsumsi sumber daya
keuangan, risiko kehilangan dan kerusakan produk selama aktivitas transportasi juga
dapat menimbulkan biaya atau kerugian yang signifikan.

Dampak transportasi terhadap lingkungan dapat secara langsung maupun tidak langsung.
Transportasi mengkonsumsi fuel dan oli yang cukup besar. Meskipun perkembangan
teknologi mesin-mesin kendaraan memungkinkan efisiensi konsumsi fuel dan oli, namun
secara total konsumsi fuel dan oli masih besar seiring dengan peningkatan jumlah kendaraan
yang digunakan untuk mendukung aktivitas transprotasi. Secara tidak langsung, pengaruh
transportasi terhadap lingkungan mengakibatkan kemacetan, polusi udara, polusi suara, dan
tingkat kecelakaan.

Selain fungsi transportasi dalam pergerakan produk, aspek lain yang jarang dilihat dari fungsi
transportasi adalah penyimpanan produk. Transportasi berperan dalam penyimpanan
produk, terutama penyimpanan sementara dari lokasi asal pengiriman ke lokasi tujuan.
Fungsi penyimpanan sementara ini lebih ekonomis dilakukan dalam kegiatan transportasi,
terutama untuk pemenuhan sedian barang-barang yang terjawal dengan waktu pengiriman
dalam beberapa hari. Biaya-biaya yang mungkin terjadi seperti biaya muat barang (loading),
pergudangan, dan bongkar barang (unloading) dari penyimpanan sementara produk mungkin
lebih besar bila dibandingkan dengan biaya penggunaan kendaraan yang difungsikan untuk
penyimpanan sementara.

Pihak-pihak dalam transportasi

Manajemen transportasi melibatkan pihak-pihak yang secara langsung menentukan kinerja


transportasi. Setidaknya ada enam (6) pihak dalam manajemen transportasi (Bowersox,
2013), yaitu: (1) pengirim (shipper), seringkali disebut sebagai consignor; (2) Penerima
(receiver), dikenal sebagai consignee; (3) Perusahaan penyedia jasa transportasi (carrier dan
agent); (4) Pemerintah (government); (5) Teknologi informasi dan komunikasi (ICT); dan
Masyarakat (public).
1. Pengirim (shipper) dan Penerima (receiver)

Pengirim dan penerima adalah pihak-pihak yang memerlukan pergerakan produk


antara dua lokasi dalam rantai pasok. Umumnya, pengirim berkepentingan terhadap
penyelesaian transaksi penjualan atau pembelian produk. Keberhasilan transaksi
tersebut membutuhkan pergerakan barang-barang dari lokasi asal ke lokasi tujuan
dengan biaya transportasi yang paling rendah. Bagi pengirim dan penerima, isu-isu
penting yang harus disolusikan adalah waktu pengambilan dan pengantaran barang,
waktu singgah, kehilangan dan kerusakan barang, penagihan, dan keakuratan
informasi.

2. Perusahaan penyedia jasa transportasi (carrier dan agent)

Carrier merupakan pihak yang menyelenggarakan transportasi barang. Sebagai


perusahaan penyedia jasa transportasi, carrier akan membebankan tarif angkutan
semaksimal mungkin dan meminimalkan biaya tenaga kerja, fuel, dan biaya
operasional kendaraan. Untuk mencapai tujuan ini, carrier melakukan koordinasi
waktu pengambilan dan pengantaran barang untuk beberapa pengirim dengan cara
konsolidasi agar dapat mencapai operasional yang efisien. Broker dan freight
forwarder merupakan agen transport yang memfasiltiasi carrier dengan kebutuhan
pengirim. Carrier membuat keputusan investasi yang terkait dengan kebutuhan bisnis
dan operasional transportasi, seperti truck, pesawat udara, kapal, lokomotif, dan lain-
lain, dan menyelenggarakan bisnis transportasi dengan biaya operasional yang efisien
untuk memaksimalkan tingkat pengembalian atas aset yang telah diinvestasikan.

3. Pemerintah (government)

Pemerintah berperan dalam transportasi melalui penyediaan infrastruktur yang


dibutuhkan, seperti pembangunan jalan raya, pelabuhan, bandar udara, jaringan kereta
api, kebijakan regulasi transportasi, dan pelayanan pemerintah untuk
menyelenggarakan transportasi dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi,
kesejahteraan masyarakat, dan peningkatan kinerja logistik nasional. Hampir semua
infrastruktur transportasi dimiliki dan dikelola sebagai barang atau layanan publik.
Untuk itu, kebijakan transportasi diarahkan untuk menciptakan lingkungan usaha
yang fair dan kompetitif, mencegah monopoli, keseimbangan lingkungan dan hemat
energi.

4. Teknologi informasi dan komunikasi (ICT)

ICT diperlukan untuk menyediakan informasi yang akurat dan real-time antara
pelanggan dan pemasok atau antara pengirim dan penerima. Perkembangan ICT
transportasi mencakup aplikasi Transportation Management System (TMS) dan Fleet
Management System (FMS) yang berbasis web atau cloud.

5. Masyarakat (public)

Pihak terakhir dalam sistem transportasi adalah publik. Publik berkepentingan


terhadap kebutuhan transportasi yang dapat dijangkau dengan mudah, biaya yang
murah, aman, dan memperhatikan keberlanjutan lingkungan. Secara tidak langsung,
publik menciptakan permintaan jasa transportasi dengan cara pembelian produk-
produk.
2.3 Kelemahan dan Keunggulan Mode Transportasi

Mode transportasi dalam manajemen distribusi memiliki kelemahan serta keunggulan.


Berikut kelemahan dan keunggulan dari mode transportasi:

 Truk: Cara paling dasar untuk memindahkan barang melintasi benua adalah
melalui truk. Apakah trailer traktor besar atau operasi kurir yang lebih kecil,
truk memindahkan sebagian besar muatan di negara ini. Ini karena truk
memiliki beberapa keunggulan utama. Yang terbesar adalah truk bisa pergi
hampir ke mana saja. Sebuah truk dapat pergi dari pusat distribusi utama ke
lokasi pemukiman tanpa masalah. Seperti yang dapat Anda bayangkan, ini
menjadikan mereka pusat untuk menghubungkan pos-pos yang lebih kecil dari
rantai pasokan Anda. Namun, truk memang memiliki kekurangan. Yang
paling jelas, truk menghasilkan banyak polusi. Selain itu, truk memiliki biaya
variabel tergantung pada waktu dalam setahun. Muatan dari Florida atau
California dapat berkisar dari beberapa ribu dolar di sebagian besar titik dalam
setahun hingga empat kali lipat selama musim produksi. Singkatnya,
penetapan harga truk sangat bergantung pada hukum penawaran dan
permintaan.
 Rel Kereta Api: Tidak seperti truk, rel kereta api adalah cara yang paling
ramah lingkungan untuk memindahkan barang melintasi daratan. Kereta api
adalah salah satu cara pertama untuk melintasi jarak daratan yang luas dan di
beberapa bagian dunia digunakan hampir secara eksklusif sebagai cara untuk
memindahkan bahan mentah. Dikombinasikan dengan jaringan kereta api
yang ada, jelas bahwa pengiriman kereta api dapat menonjol dalam rantai
pasokan yang sudah berkembang. Namun, ini juga memiliki kelemahan.
Sebuah truk dapat berhenti di luar rumah pelanggan. Sebuah kereta api harus
berhenti di halaman rel. Demikian pula, truk relatif mudah dibongkar,
sedangkan bongkar kereta membutuhkan awak khusus.
 Laut dan Udara: Ada dua moda transportasi lain yang patut diperhatikan.
Yang pertama, transportasi laut , adalah yang tertua. Lagipula, perahulah yang
membantu mengangkut material untuk membangun piramida. Kapal dapat
bergerak lebih banyak daripada bentuk transportasi lainnya, tetapi hanya dapat
melayani pelabuhan. Hal ini tidak hanya berarti bahwa kapal tidak dapat
menjangkau pelanggan, tetapi juga tidak dapat mencapai lokasi pedalaman.
Tetap saja, kapal memang menghubungkan setiap benua dan merupakan cara
sebagian besar pergerakan kargo dunia. Pengiriman udara, di sisi lain dapat
mencapai hampir di mana saja. Selain itu, pengiriman dengan pesawat sejauh
ini merupakan yang tercepat. Sebuah kapal bisa memakan waktu berminggu-
minggu, truk atau kereta api berhari-hari, tetapi pesawat bisa mencapai mana
saja di dunia dalam hitungan jam. Namun, dengan kecepatan itu muncul biaya
yang sangat besar. Sejauh ini, transportasi udara adalah pilihan yang paling
mahal. Bahkan, ketika Anda berpikir tentang apa yang sebenarnya dikirim
melalui udara, akan menemukan bahwa itu cenderung sangat mahal atau kargo
yang sensitif terhadap waktu.
 Multi-Modal: Selama bertahun-tahun, setiap jenis transportasi menggunakan
gaya pengemasan yang berbeda. Truk akan dimuat dengan palet dan kapal
akan diberi peti, misalnya. Namun, pergerakan dalam beberapa dekade
terakhir telah menyaksikan kebangkitan transportasi multimoda . Ini
melibatkan penggunaan kontainer yang dapat berpindah dari kapal ke kereta
api ke truk dengan mudah. Kontainer pengiriman benar-benar diangkat
melalui derek ke chasse kereta kosong, di mana dibawa ke daratan sebelum
diangkat lagi ke trailer flatbed. Akibatnya, transportasi multi-moda telah
menurunkan kebutuhan biaya dan waktu secara dramatis.

Evaluasi umum berbagai mode transportasi:


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Distribusi merupakan kegiatan memindahkan barang dari tempat produksi


hingga sampai ke tangan konsumen akhir yang bisa dilakukan melalui jalur darat, laut
dan udara. Dari semua jalur tersebut, jalur laut adalah media paling hemat biaya dari
yang lainnya. hal ini terjadi karena besarnya daya angkut yang mampu ditampung
ketika menggunakan jalur laut dan luasnya jalur yang disediakan khususnya bagi
Negara maritime seperti Indonesia. Sehingga distribusi jalur laut menjadi salah satu
peluang yang telah ada karena keadaan geografis yang mendukung. Disamping itu,
jalur laut pun telah menjadi primadona bagi komoditas-komoditas yang mempunyai
bobot produk yang relative berat seperti semen, bijih besi, CPO dan lain-lain karena
kecilnya biaya yang ditimbulkan jika menggunakan jalur laut. Namun jalur laut juga
memiliki kekurangan, yaitu waktu. Waktu yang dibutuhkan dalam setiap kegiatan
pendistribusian biasanya akan memakan waktu berhari-hari. Sehingga perusahaan
harus memperkirakan dengan baik waktu pengiriman agar barang yang di
distribusikan tidak terlambat sampai ke konsumen.
3.2 Daftar Pustaka

Bab V Kesimpulan Dan saran 5.1 Kesimpulan - Eskripsi Universitas Andalas. scholar unana.
(n.d.). http://scholar.unand.ac.id/22950/2/BAB%20V%20Penutup.pdf

ARTIKEL SPONSOR. (2015, August 18). Transportasi Dalam Rantai Pasok Dan Logistik.
Supply Chain Indonesia. https://supplychainindonesia.com/transportasi-dalam-rantai-
pasok-dan-logistik/

Take online courses. earn college credit. Research Schools, Degrees & Careers. Study.com |
Take Online Courses. Earn College Credit. Research Schools, Degrees & Careers.
(n.d.). https://study.com/academy/lesson/supply-chain-modes-of-transportation-
strengths-weaknesses.html

Admin. (2016, November 15). Manajemen distribusi Dan Strategi Transportasi Logistik -
3PL. Tiga Permata Logistik. https://www.3pl.co.id/fungsi-manajemen-distribusi-dan-
transportasi/

Tisyrin. (2022, September 29). Manajemen distribusi Dan Peranannya Dalam Dunia bisnis.
Quipper Blog. https://www.quipper.com/id/blog/quipper-campus/campus-info/n-
pengertian-komponen-fungsi-contoh-manajemen-distribusi/

Admin. (2023, March 5). Distribution strategies in Supply Chain Management. The Strategy
Story. https://thestrategystory.com/blog/distribution-strategies-in-supply-chain-
management/

Anda mungkin juga menyukai