Anda di halaman 1dari 72

LAPORAN AKHIR PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU


PT. DENSO INDONESIA FAJAR PLANT
LINE SIFS 4WV

Disusun Oleh:
Izatun Nisa Yuliani
221710156

UNIVERSITAS PELITA BANGSA


FAKULTAS EKONOMI BISNIS DAN ILMU SOSIAL
PROGRAM STUDI D III AKUNTANSI
2020

i
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN AKHIR PKL

NAMA : Izatun Nisa Yuliani


NIM : 221710156
PROGRAM STUDI : D III Akuntansi
TEMPAT PKL : PT. Denso Indonesia Fajar Plant Line SIFS 4WV
JUDUL PKL : Pengendalian Persediaan Bahan Baku PT Denso
Indonesia Fajar Plant Lne SIFS 4WV

Bekasi, Maret 2020


Disetujui oleh,

Supervisor, Pembimbing,

Mulia Fajri Wisnu Setyawan, S.E.,M.M.


NIDN: 0417128001

Mengetahui,
Ketua Program Studi

Dian Sulistyorini, S.E.,M.Si.,Ak.,CA.ACPA


NIDN: 0401048501

ii
HALAMAN PERSETUJUAN
LAPORAN AKHIR PKL

NAMA : Izatun Nisa Yuliani


NIM : 221710156
PROGRAM STUDI : D III Akuntansi
TEMPAT PKL : PT. Denso Indonesia Fajar Plant Line SIFS 4WV
JUDUL PKL : Pengendalian Persediaan Bahan Baku PT Denso
Indonesia Fajar Plant Line SIFS 4WV

Bekasi, Maret 2020


Disetujui oleh,

Supervisor, Pembimbing,

Mulia Fajri Wisnu Setyawan, S.E.,M.M.


NIDN: 0417128001

iii
KATA PENGANTAR

Puji dan rasa syukur yang mendalam penulis panjatkan kehadirat


Allah SWT dan salam serta sholawat yang senantiasa selalu tercurahkan
kepada Nabi besar Muhammad SAW, karena berkat limpahan rahmat,
hidayah, serta inayah-Nya Laporan Praktek Kerja Lapangan yang berjudul
“Pengendalian Persediaan Bahan Baku PT Denso Indonesia Fajar Plant Line
SIFS 4WV” dapat diselesaikan dengan baik. Laporan Praktek Kerja Lapangan
ini penulis susun sebagai persyaratan pengajuan Tugas Akhir D III Akuntansi.

Terimakasih penulis ucapkan kepada semua pihak yang membantu dan


turut serta berpartisipasi dalam penyusunan Laporan Praktek Kerja Lapangan
ini baik secara langsung maupun tidak langsung, sehingga Laporan Praktek
Kerja Lapangan ini dapat terselesaikan dengan baik. Dan secara khusus
ucapan terimakasih penulis ucapkan kepada :

1. Mama, kakak dan adik yang telah memberikan perhatian dan kasih
sayang serta dukungannya, doa dan dorongan moril kepada penulis.

2. Bapak Wisnu Setyawan, S.E., M.M sebagai dosen pembimbing.

3. Ibu Dian Sulistyorini, S.E.,M.S.Si.,Ak.,CA,ACPA sebagai kepala prodi


Akuntansi Universitas Pelita Bangsa.

4. Bapak Sugeng Riyadi sebagai manager PT Denso Indonesia Fajar


Plant Line SIFS 4WV.

5. Bapak Mulia Fajri, supervisor PT Denso Indonesia Fajar Plant Line


SIFS 4WV yang telah memberikan izin dan kesempatan kepada
penulis untuk melakukan Praktek Kerja Lapangan.

6. Sahabat – sahabat tersayang yang selalu memberikan dorongan


semangat dan memotivasi penulis.

Dengan kerendahan hati penulis menyadari bahwa penyusunan


Laporan Praktek Kerja Lapangan ini belum sempurna biak penulisan maupun
isikarena keterbatasan kemampuan penulis. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun sebagai
penyempurnaan isi Laporan Praktek Kerja Lapangan.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih, semoga Laporan

iv
Magang ini dapat berguna dan bermanfaat bagi semua pembaca.

Bekasi, Maret 2020

Izatun Nisa Yuliani

v
DAFTAR ISI

Halaman Pengesahan ..............................................................................ii

Halaman Persetujuan ...............................................................................iii

Kata Pengantar.........................................................................................iv

Daftar Isi ...................................................................................................vi

Daftar Tabel..............................................................................................viii

Daftar Gambar..........................................................................................viii

Daftar Lampiran........................................................................................viii

BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah .....................................................................1
1.2.Ruang Lingkup Masalah .....................................................................6
1.3.Tujuan PKL ........................................................................................6
1.4.Manfaat PKL ......................................................................................6
1.4.1. Manfaat Teoritis .......................................................................6
1.4.2. Manfaat Praktis ........................................................................7
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1. Sejarah Singkat ...............................................................................8
2.2. Visi ..................................................................................................11
2.3.Misi .....................................................................................................11
2.4.Struktur Organisasi .............................................................................12
2.5.Produk ................................................................................................12
2.6.Lain-lain terkait kegiatan perusahaan .................................................15
BAB III PELAKSANAAN PKL
3.1.Deskripsi Unit Tempat PKL ................................................................17
3.1.1 Struktur Organisasi Unit PKL ...................................................18
3.1.2 Tugas Pokok dan Fungsi ..........................................................18
3.1.3 Prosedur Pengendalian Persediaan Bahan Baku ....................22
3.1.4 Flowchart Pengendalian Persediaan Bahan Baku ....................23
3.1.5 Dokumen Pengendalian Persediaan Bahan Baku ....................24
3.2.Deskripsi Aktivitas PKL ......................................................................24
3.2.1. Teori mengenai tema PKL ........................................................24
3.2.2. Deskripsi Jurnal Harian PKL ....................................................28

vi
3.2.3. Pembahasan Permasalahan PKL ............................................28
3.3.Kompetensi Yang Didapatkan ............................................................30
3.4.Tantangan Selama PKL .....................................................................30
BAB IV PENUTUP
4.1.Kesimpulan ........................................................................................31
4.2. Saran...............................................................................................31
Daftar Pustaka..........................................................................................33
Lampiran...................................................................................................34

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Sejarah PT Denso Indonesia............................................................9

Tabel 2 Daftar Produk PT Denso Indonesia...................................................12

Tabel 3 Jadwal Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan..................................17

Tabel 4 Daftar Harga Bahan Baku PT Denso Indonesia beserta quantity yang
diperlukan tiap bulan........................................................................

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Struktur Organisasi PT Denso Indonesia......................................12

Gambar 2 Struktur Organisasi PT Denso Indonesia Line SIFS 4WV.............18

Gambar 3 Prosedur Pembelian Bahan Baku.................................................23

Gambar 4 Prosedur Permintaan dan Pengeluaran Bahan Baku....................23

DAFTAR LAMPIRAN

viii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Setiap perusahaan baik perusahaan perdagangan atau perusahaan


manufaktur selalu mengadakan persediaan, karena persediaan sangat
penting untuk kelangsungan hidup perusahaan. Tanpa adanya
persediaan para pengusaha yang mempunyai perusahaan tersebut akan
dihadapkan pada resiko – resiko yang akan mempengaruhi perusahaan.
Persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan
digunakan dalam proses produksi atau perakitan, untuk dijual kembali,
atau untuk suku cadang dari peralatan atau mesin. Persediaan dapat
berupa bahan mentah, bahan pembantu, barang dalam proses, barang
jadi ataupun suku cadang.

Begitu pentingnya persediaan sehingga merupakan elemen utama


terbesar dari modal kerja yang merupakan aktiva yang selalu dalam
keadaan berputar dimana secara terus - menerus mengalami perubahan.

Pada dasarnya persediaan mempermudah serta memperlancar


jalannya operasi perusahaan pabrik yang harus dilakukan secara berturut
- turut untuk memproduksi barang-barang, serta selanjutnya
menyampaikan pada pelanggan atau konsumen. Persediaan Menurut
SAK EMKM Tahun 2018 diantaranya :
1. Ruang lingkup persediaan
Persediaan adalah aset :
1. Untuk dijual dalam kegiatan normal.
2. Dalam proses produksi untuk kemudian dijual.
3. Dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk digunakan dalam
proses produksi atau pemberian jasa.
Persediaan juga berlaku untuk produk yang agrikultur yaitu hewan
atau tanaman hidup yang telah dipanen untuk kemudian dijual atau untuk
digunakan dalam proses produksi dan kemudian dijual.
2. Pengakuan dan Pengukuran Persediaan :
1. Entitas mengakui persediaan ketika diperoleh sebesar biaya

1
perolehannya.
2. Biaya perolehan persediaan mencakup seluruh biaya pembelian,
biaya konversi, dan biaya lainnya yang terjadi untuk membawa
persediaan ke kondisi dan lokasi siap digunakan.
3. Teknik pengukuran biaya persediaan, seperti sistem biaya standar
atau sistem eceran demi kemudahan dapat digunakan jika hasilnya
mendekati biaya perolehan.
4. Entitas dapat memilih menggunakan rumus biaya masuk-pertama
keluar-pertama (MPKP) atau rata-rata tertimbang dalam
menentukam biaya perolehan persediaan.
5. Jumlah persediaan yang mengalami penurunan dan atau kerugian
misalnya karena persediaan rusak atau using, diakui sebagai beban
pada periode terjadinya penurunan dan atau kerugian tersebut.
3. Penyajian Persediaan :
1. Persediaan disajikan dalam kelompok aset dalam laporan posisi
keuangan.
2. Jika persediaan dijual, maka jumlah tercatatnya diakui sebagai
beban periode dimana pendapatan yang terkait diakui.
Menurut Hery “Persediaan adalah Barang dagang yang masih
tersedia (tidak terjual) sampai dengan akhir periode akuntansi
dinamakan persediaan barang dagang (merchandise inventory)”. (Hery,
2013 : 27)
Sedangkan menurut Manurung (2011 : 53) “Persediaan (inventory)
dikategorikan sebagai barang dagangan yang dimiliki dan disimpan
untuk dijual kepada para pelanggan (costumer). Akun persediaan dalam
neraca (Balance Sheet) sebagai bagian dari kelompok aset lancar
(Current assets) sedangkan barang dagangan yang sudah laku terjual
akan dilaporkan pada Laporan Laba Rugi (Income Statement) sebagai
harga pokok penjualan (cost of goods sold) yang akan mengurangi
pendapatan penjualan (sales revenue)”.
Persediaan menurut (Sasongko, dkk, 2016 : 224) yaitu :
1. Tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha biasa.
2. Dalam proses produksi untuk penjualan tersebut.
3. Dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk digunakan proses
produksi atau pemberian jasa.

2
Persediaan manufaktur menurut (Hery, 2013 : 54) diklasifikasikan
menjadi tiga :
1. Bahan mentah.
2. Barang setengah jadi (barang dalam proses).
3. Barang jadi (produk akhir).
Diketahui bahwa persediaan dapat dibedakan menurut fungsinya,
tetapi perlu kita ketahui bahwa persediaan itu merupakan cadangan dan
karena itu harus dapat digunakan secara efisien. Disamping perbedaan
menurut fungsi, persediaan dapat dibedakan atau dikelompokkan
menurut jenis dan posisi barang tersebut didalam urutan pengerjaan
produk, setiap jenis mempunyai karakteristik khusus tersendiri dan cara
pengelolaannya yang berbeda. Menurut T. Hani Handoko (2010 : 334),
jenis persediaan dapat dibedakan atas :
1. Persediaan bahan mentah (raw material), yaitu persediaan barang-
barang berwujud seperti baja, kayu, dan komponen-komponen lainnya
yang digunakan dalam proses produksi.
2. Persediaan komponen-komponen rakitan (purchased parts/
components) yaitu persediaan barang-barang yang terdiri dari
komponen-komponen yang diperoleh dari perusahaan lain, dimana
secara langsung dapat dirakit menjadi suatu produk.
3. Persediaan bahan pembantu atau penolong (supplies), yaitu
persediaan barang-barang yang diperlukan dalam proses produksi,
tetapi tidak merupakan bagian atau komponen barang jadi.
4. Persediaan barang dalam proses (work in process), yaitu persediaan
barang barang yang merupakan keluaran dari tiap-tiap bagian dalam
proses produksi atau yang telah diolah menjadi suatu bentuk, tetapi
masih perlu diproses lebih lanjut menjadi barang jadi.
5. Persediaan barang jadi (finished goods), yaitu persediaan barang-
barang yang telah selesai diproses atau diolah dalam pabrik dan siap
untuk dijual atau dikirim kepada langganan.
Fungsi-fungsi Persediaan Persediaan yang terdapat dalam
perusahaan dapat dibedakan menurut beberapa cara. Dilihat dari
fungsinya, menurut Eddy Herjanto (2010 : 238), fungsi - fungsi persediaan
dapat dikelompokkan kedalam empat jenis, yaitu:
1. Fluctuation Stock merupakan persediaan yang dimaksudkan untuk

3
menjaga terjadi fluktuasi permintaan yang tidak diperkirakan
sebelumnya, dan untuk mengatasi bila terjadi kesalahan/
penyimpangan dalam perkiraan penjualan waktu produksi, atau
pengiriman barang.
2. Anticipation Stock merupakan persediaan untuk menghadapi
permintaan yang dapat diramalkan, misalnya pada musim permintaan
tinggi tetapi kapasitas produksi pada saat itu tidak mampu memenuhi
permintaan. Persediaan ini juga dimaksudkan untuk menjaga
kemungkinan sukarnya diperoleh bahan baku sehingga tidak
mengakibatkan terhentinya produksi.
3. Lot-size Inventory merupakan persediaan yang diadakan dalam jumlah
yang lebih besar daripada kebutuhan pada saat itu. Persediaan
dilakukan untuk mendapatkan keuntungan dari harga barang (berupa
diskon) karena membeli dalam jumlah yang besar atau untuk
mendapatkan penghematan dari biaya pengangkutan per unit yang
lebih rendah.
4. Pipeline Inventory merupakan persediaan yang dalam proses
pengiriman dari tempat asal ke tempat dimana barang itu akan
digunakan. Misalnya barang yang dikirim dari pabrik menuju tempat
penjualan, yang dapat memakan waktu beberapa hari atau minggu.
Manfaat persediaan pada dasarnya mempermudah dan
memperlancar jalannya operasi perusahaan manufaktur yang harus
dilakukan secara berturut-turut untuk memproduksi barang-barang serta
selanjutnya menyampaikannya pada pelanggan atau konsumen.
Persediaan memungkinkan produk - produk dihasilkan pada tempat yang
jauh dari pelanggan dan sumber bahan mentah. Dengan adanya
persediaan, produksi tidak perlu dilakukan khusus buat konsumsi, atau
sebaliknya tidak perlu konsumsi didesak supaya sesuai dengan
kepentingan produksi.
Menurut Eddy Herjanto (2010 : 238) beberapa manfaat persediaan
dalam memenuhi kebutuhan perusahaan, sebagai berikut :
1. Menghilangkan resiko keterlambatan pengiriman bahan baku atau
barang yang dibutuhkan perusahaan.
2. Menghilangkan resiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga
harus dikembalikan.

4
3. Menghilangkan resiko terhadap kenaikkan harga barang atau inflasi
4. Untuk menyimpan bahan baku yang dihasilkan secara musiman
sehingga perusahaan tidak akan kesulitan jika bahan itu tidak tersedia
di pasaran.
5. Mendapatkan keuntungan dari pembelian berdasarkan diskon
kuantitas.
6. Memberikan pelayanan kepada pelanggan dengan tersedianya barang
yang diperlukan.
Dalam melakukan pencatatan persediaan, teknis pencatatan
persediaan terkait juga dengan sistem pencatatan persediaan yang
digunakan oleh entitas. Entitas dapat mengguanakan sistem periodik atau
sistem perpetual. Sistem periodik merupakan sistem pencatatan
persediaan dimana kuantitas persediaan ditentukan secara periodik yaitu
hanya pada saat perhitungan fisik yang biasanya dilakukan secara stock
opname. Sedangkan sistem perpetual merupakan sistem pencatatan
persediaan dimana pencatatan yang up-to-date terhadap barang
persediaan selalu dilakukan setiap terjadi perubahan nilai persediaan
(Martani, dkk, 2016 : 250).
Karena sangat luasnya pengertian dan jenis persediaan maka
dalam pembahasan selanjutnya hanya akan menekankan pada masalah
persediaan bahan baku.
Bahan baku menurut Sujarweni (2015 : 27-28), “Bahan baku sendiri
mempunyai definisi bahan - bahan yang merupakan komponen utama
yang membentuk keseluruhan dari produk jadi.”
Menurut Mulyadi (2012 : 275), “Bahan baku merupakan bahan yang
membentuk bagian menyeluruh produk jadi.”
Menurut Bustamidan Nurlela (2013 : 134), “Bahan baku adalah
bahan dasar yang diolah menjadi produk seesai.”
Berdasarkan pengertian diatas dapat disismpulkan bahwa bahan
baku adalah komponen atau bahan utama yang digunakan untuk
dijadikan produk jadi. Di dalam masalah persediaan bahan baku perlu
adanya pengendalian persediaan. Pengendalian persediaan merupakan
salah satu yang sangat penting bagi sebuah perusahaan, karena tanpa
pengendalian persediaan yang tepat perusahaan akan mengalami
masalah didalam memenuhi kebutuhan konsumen baik dalam bentuk

5
barang maupun jasa yang. Pada dasarnya sebuah perusahaan
mengadakan perencanaan dan pengendalian bahan baku yang bertujuan
untuk meminimumkan biaya serta memaksimalkan laba perusahaan
tersebut. Pengendalian persediaan merupakan pencatatan persediaan
harus diverifikasi melalui sebuah audit yang berkelanjutan. Audit seperti
ini dikenal dengan perhitungan berkala (Cycle Counting).
Dalam penulisan laporan PKL ini penulis tertarik untuk membahas
PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU yang terjadi di PT
DENSO INDONESIA Line SIFS 4WV.
1.2. Ruang Lingkup Masalah
1. Apakah pengendalian internal atas persediaan bahan baku sudah
optimal pada PT DENSO INDONESIA Line SIFS 4WV?
2. Bagaimana cara PT DENSO INDONESIA Line SIFS 4WV melakukan
pengendalian persediaan bahan baku?
3. Apakah jumlah persediaan pengaman (safety stock) sudah tercukupi
di PT DENSO INDONESIA Line SIFS 4WV?
1.3. Tujuan PKL
Penulisan laporan PKL ini memiliki tujuan sebagai berikut :
Manfaat Teoritis :
1. Sebagai sarana pengenalan dan dokumentasi atas penerapan teori
dan konsep yang telah diperoleh selama perkuliahan di dunia kerja
secara nyata.
2. Memenuhi persyaratan wajib dalam kelulusan program diploma
akuntansi di Universitas Pelita Bangsa.
3. Memberikan gambaran dan informasi kepada pembaca mengenai
kegiatan yang dilakukan dan pembahasan masalah yang dialami
penulis selama PKL.
Manfaat Praktis :
1. Sebagai sarana pengenalan dan pemahaman terhadap pengendalian
persediaan bahan baku.
2. Memberikan gambaran dan informasi mengenai persediaan bahan
baku yang efisien.
3. Memberkan gambaran terhadap persediaan pengaman (safety stock).
1.4. Manfaat PKL

Manfaat Teoritis :

6
1. Mempermudah penerapan ilmu yang didapat selama perkuliahan
terutama terkait Akuntansi Keuangan Menengah 1, Akuntansi Biaya,
Akuntansi Manajemen.

2. Menambah ilmu terkait perkembangan dan penerapan standard dan


peraturan terbaru di dalam perusahaan terkait Akuntansi Biaya,
Akuntansi Manajemen, Akuntansi Keuangan Menengah 1.

Manfaat Praktis :

1. Mendapat pengalaman di dunia kerja, sehingga penulis dapat lebih


siap memasuki lingkungan bisnis yang nyata.

2. Mengasah kemampuan non akadmis seperti kemampuan adaptasi,


komunikasi, kerja tim, tanggung jawab, dan kepemimpinan penulis.

7
BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Singkat

PT. DENSO INDONESIA merupakan perusahaan joint venture


antara DENSO CORPORATION dan PT Astra International didalam grup
PT. Astra Otoparts Tbk., yang bergerak dibidang manufaktur komponen
otomotif. Berdiri sejak 12 Mei 1975 di Sunter, Jakarta Utara, kini sudah
berkembang menjadi sebuah group company yang dinamai DENSO
INDONESIA GROUP dengan jumlah total karyawannya diawal tahun 2015
sudah mencapai 6100 karyawan.
DENSO INDONESIA GROUP terdiri dari 4 perusahaan, yakni :

1. PT DENSO INDONESIA

2. PT DENSO SALES INDONESIA

3. PT HAMADEN INDONESIA MANUFACTURING

4. PT TD AUTOMATIVE COMPRESSOR INDONESIA

Sesuai dengan salah satu pilar yang ada dalam DENSO Spirit, PT
DENSO INDONESIA selalu mengutamakan kualitas dan kepuasan
pelanggan dalam setiap produknya. Selain itu, produk DENSO juga
memperhatikan kelestarian dan keramahan lingkungan. Produk DENSO
selain didistribusikan didalam negeri juga diekspor. Adapun tujuan
ekspornya mencakup benua Asia, Australia, Eropa, bahkan Amerika.
PT. Denso Indonesia memiliki 3 pabrik dibeberapa lokasi :
1. Sunter Plant
Berdiri sejak Mei 1975
Produk : Cu Radiator, Spark Plug, Stick Coil, O2 Sensor
Alamat : Jl. Gaya Motor 1 No. 6 Sunter 2, Tanjung Priok Jakarta
14330, Indonesia
Telp : +62-21-6512279

8
Fax : +62-21-6510566
2. Bekasi Plant
Berdiri sejak Juli 1996
Produk : Car A/C, Compressor (w/ Mg.Clutch), Bus A/C, Al
Radiator,
(Fan), Air Cleaner & Magneto
Alamat : Jl. Kalimantan Blok E 1-2, Kawasan Industri MM2100,
Cikarang Barat, Bekasi 17520, Jawa Barat, Indonesia
Telp : +62-21-8980303
Fax : +62-21-8980605

3. Fajar Plant

Berdiri sejak Maret 2014

Produk : Spark Plug, Starter, Alternator, SIFS, VCT, Meter


Cluster,

ECU

Alamat : Jl. Selayar III Blok K2, Kawasan Industri MM2100,


Cikarang

Barat, Bekasi 17845, Jawa Barat, Indonesia

Telp : +62-21-29577000

Fax : +62-21-29577007

Sejarah berdirinya DENSO dari pendiriannya hingga sekarang :

Tabel 1 Sejarah PT Denso Indonesia

1949 Nippondenso Co., Ltd. memisahkan diri dari Toyota


Motor Co., Ltd., dan didirikan sebagai entitas
terpisah.
19 Memulai Assigned Service Station System dengan
54 mendirikan pabrik layanan regional. Kini, jaringan
layanan global DENSO tersedia untuk meningkatkan
layanan bagi pengguna akhir DENSO di wilayah
berbeda di seluruh dunia.
19 Membuat pernyataan misi tentang pendirian
56 DENSO. Diterapkan untuk mempertahankan dan

9
mengembangkan lebih jauh spirit dari para pendiri
DENSO.
19 Memulai operasi di Pabrik Ikeda (di Prefektur Aichi)
65 dan Pabrik Hiroshima. Operasi ini merupakan basis
produksi pertama DENSO yang didirikan terpisah
dari kantor pusat DENSO. Saat ini, DENSO
melakukan produksi di seluruh dunia.
19 Menerima medali emas pertama DENSO dalam
77 WorldSkills Competition. Sejak didirikan, DENSO
terus menginvestasikan sumber daya yang DENSO
miliki untuk pembekalan keterampilan dan langkah
ini terbukti membuahkan hasil. Sejak tahun 1977,
DENSO telah meraih lebih dari 60 medali
WorldSkills, dan para penerima medali ini bekerja
sama dengan para engineer DENSO untuk
mengembangkan teknologi, dan mengubah produk
DENSO dari prototipe menjadi produksi.
1979 Menerima Okochi Memorial Production Prize
(Kategori Rekayasa Produksi) untuk pertama
kalinya, yang merupakan penghargaan bergengsi di
Jepang. Lini produksi beserta perlengkapan dibuat
sendiri secara internal untuk menghasilkan presisi
dan kualitas yang diharapkan dari produk DENSO.
1994 Mengadopsi Filosofi DENSO. DENSO mengadopsi
filosofi yang memenuhi kebutuhan dunia modern,
berlandaskan pernyataan misi DENSO (filosofi
perusahaan DENSO sejak pendirian perusahaan
DENSO).

Filosofi PT. DENSO INDONESIA :

1. Menjadi asset bermanfaat bagi bangsa dan Negara

2. Memberikan pelayanan terbaik bagi pelanggan

3. Saling menghargai dan membina kerjasama

4. Berusaha mencapai yang terbaik.

10
1995 Mengadopsi nama perusahaan baru kami, DENSO
Corporation. Nama perusahaan diubah dari Nippondenso
menjadi DENSO. Dengan menghapus kata "Nippon", kata
dalam bahasa Jepang untuk Negara Jepang, yang
mencerminkan tujuan DENSO untuk menjadi perusahaan
global sejati.
Menerapkan DENSO Spirit. Nilai dan prinsip DENSO
dikenal dengan nama DENSO Spirit. DENSO Spirit
merupakan serangkaian prinsip yang dijadikan pedoman
bagi semua karyawan DENSO di seluruh dunia. DENSO
Spirit :

Foresight : Vision, Creativity, Challenge

Credibility : Quality First, On-Site Verification,


Kaizen

Collaboration : Communication, Teamwork, Human


Development
2 Merencanakan konsep DENSO ECO VISION 2025.
0 Konsep rencana aksi ini bertujuan untuk menangani
1 berbagai masalah, seperti lingkungan dan
6 penggunaan energi.
2 Menerapkan "Crafting the Core" sebagai Slogan
0 Merek DENSO. Slogan merek ini didasarkan pada
1 Filosofi DENSO, dan mengekspresikan visi serta
7 tujuan kami untuk masa depan.

2.2. Visi
“Berkontribusi aktif dalam perkembangan masa depan otomotif yang
ada di Indonesia dengan meminimalisir dampak-dampak negatif bagi
lingkungan sekitar”. Selain itu, PT. Denso Indonesia juga ikut membantu
meningkatkan faktor keamanan yang ada di jalan-jalan besar”.
2.3. Misi
“Akan berusaha untuk selalu menjaga kepuasan konsumen dengan
menjaga kualitas dari produk-produk keluarannya, menjaga
keharmonisan hubungan dengan masyarakat luas, serta turut serta

11
mendorong karyawan agar tetap kreatif dan inovatif di era yang penuh
persaingan seperti saat ini baik di nasional hingga internasional”.

2.4. Struktur Organisasi


Gambar 1 Struktur Organisasi PT Denso Indonesia

Board Of
Commision

President
Directors

General
Manager

Adm. Manager Personalia Pemasaran


& Umum Produksi

Gudang Supervisor

Pembukuan Foreman

Leader Leader
Pembelian
Produksi Packing

Sub Leader

12
2.5. Produk

Tabel 2 Daftar Produk PT Denso Indonesia

N Nama Produk Fungsi


o
.
1 Spark Plug (Busi) Komponen kendaraan yang berfungsi
sebagai alat pemercik pengapian
dalam mesin.
2 Stick Coil Komponen mesin yang berfungsi
merubah tegangan rendah (12 V)
ke tegangan tinggi (30KV) dan
disalurkan ke spark plug (busi)
untuk pengapian
3 Oxygen Sensor Komponen kendaraan bermotor yang
fungsinya untuk mendeteksi
kandungan oxygen (O2) yang tedapat
pada gas buang/sisa pembakaran.
4 Starter Bagian dari sistem star-up mesin pada
kendaraan yang berfungsi memberi
putaran awal untuk engine agar dapat
menjalankan siklus kerjanya.
5 ECU (Elektronik Pusat pengontrol seluruh sistem
Control Unit) elektik pada kendaraan bermotor.
6 Sonar Ecu Alat yang mengontrol dan
mengolah sinyal dari parking
sensor untuk memberi informasi/
peringatan adanya halangan/
rintangan yang berada didepan/
dibelakang mobil pada saaat
memarkirkan mobil.
7 SIFS (Fuel Pump SIFS singkatan dari Simplify &
Module) Integrated Full System yang
merupakan komponen yang berfungsi
untuk mensuplai bahan bakar didalam
tangki.

13
8 WSS ( Wheel Speed Perangkat atau sensor untuk
Sensor) pembacaan kecepatan putaran roda
kendaraan pada saat berputar
berrupa sinyal yang dikirim ke ECU
sebagai input data untuk sistem ABS,
EBD, dan Meter Cluster
9 Meter Cluster Perangkat yang berperan sebagai
(Instrument Cluster) pusat seluruh informasi kecepatan
kendaraan, RPM (putaran mesin),
level bahan bakar, temperatur mesin,
dan signal kondisi abnormal lainnya.
1 Car Air Conditiioner Pengkondisi udara yang berfungsi
0 (HVAC) untuk mengatur suhu, kelembaban,
kebersihan, dan juga sirkulasi aliran
udara bersih.
1 Bus Air Conditioner Komponen AC : HVAC, Condensor
1 Assy,Expansion Valve, Blower Assy.
1 Compressor Salah satu part dari sistem AC yang
2 berfungsi untuk mengompresi gas
refrigerant (freon) dengan tujuan
meningkatkan tekanan, mensirkulasi
refrigerant ke semua sistem AC, dan
menampung gas & oil.
1 VCT (Variable Cam Komponen mesin kendaraan bermotor
3 Timing) yang berfungsi sebagai efisiensi
pembakaan bahan bakar yang tidak
terbakar sempurna dengan mengntrol
kesesuaian buka dan tutup valve/
katup.
1 Radiator & Reserve Salah satu komponen yang berfungsi
4 Tank (Tangki sebagai pendingin mesin.
Cadangan)
1 Horn Komponen kendaraan bermotor yang
5 berfungsi sebagai alat peringatan
berupa bunyi/ suara.

14
1 Alternator Pembangkit listrik arus bolak – balik
6 (AC) dan merubahnya ke arus listrik
searah (DC) sebagai supply
kebutuhan energi listrik kendaraan,
pengisisan/ charging dan semua
aksesoris pada saat mesin beropersi.
1 Magneto Generator listrik yang menggunakan
7 magnet permanen yang menghasilkan
arus bolak – balik. Fungsinya
mendistribusikan arus listrik ke sistem
pengapian mesin sepeda motor,
pengisian baterai, sistem
pencahayaan sepeda motor.

2.6. Lain-lain terkait kegiatan perusahaan

1. 3S + D Activity

Adalah kegiatan yang harus dilakukan ketika menemukan


kondisi abnormal dan sebelum melakukan perbaikan mesin
atau sebelum melakukan troubleshooting dengan tujuan
supaya tidak terjadi kecelakaan kerja mulai dari sedang dan
setelah melakukan perbaikan mesin. 3S + D Activity terdiri
dari :

S1 = Switch Off

S2 = Swich Off Yosh

S3 = Mesin Stop Yosh

D = Dereki Yosh

2. Sertifikat & Penghargaan Sertifikat

1. ISO 14001

ISO 14001 adalah sebuah spesifikasi internasional untuk


sistem manajemen lingkungan (SML) yang membantu
perusahaan Anda mengidentifikasi, memprioritaskan, dan
mengatur risiko-risiko lingkungan sebagai bagian dari
praktek bisnis normal.

15
Sertifikasi ISO 14001 menunjukkan bahwa organisasi,
bisnis, atau entitas perusahaan telah mengidentifikasi dan
menilai risiko lingkungan dari berbagai prosedur
manajemen, dan telah mengembangkan metode dan
rencana aksi untuk menanganinya.

Selain itu, organisasi yang memiliki sertifikasi ISO 14001


akan mendapatkan peningkatan positif atas persepsi publik
karena tanggung jawab yang ditunjukkannya kepada
lingkungan

2. ISO/TS 16949

Adalah spesifikasi teknis ISO yang ditujukan untuk


pengembangan sistem manajemen kualitas yang
menyediakan perbaikan berkelanjutan, menekankan
pencegahan cacat dan pengurangan variasi dan limbah
dalam rantai pasokan industri otomotif.

3. SMK3

Penghargaan K3 merupakan agenda tahunan Kemnaker


yang bertujuan untuk meningkatkan pelaksanaan K3
kepada perusahaan, pemerintah daerah, pekerja, dan
berbagai pihak yang terkait dalam penerapan K3.
Penghargaan ini meliputi penghargaan kecelakaan nihil,
penghargaan SMK3, penghargaan program pencegahan
dan penanggulangan HIV –AIDS di tempat kerja, dan
penghargaan pembina K3 (untuk gubernur).

3. Penghargaan Lainnya :

1. DENSO Global, President Award-Excellent Factory 2015

2. Toyota Motor Manufacturing Indonesia, Appreciation


Award 2016

3. Denso Global Facility of The Year 2016 in OGC and Global


Level

16
BAB III

PELAKSANAAN PKL

3.1. Deskripsi Unit Tempat PKL


PT. Denso Indonesia Fajar Plant
Berdiri sejak Maret 2014
Produk : Spark Plug, Starter, Alternator, SIFS, VCT, Meter Cluster, ECU
Alamat : Jl. Selayar III Blok K2, Kawasan Industri MM2100, Cikarang
Barat,
Bekasi 17845, Jawa Barat, Indonesia
Telp : +62-21-29577000
Fax : +62-21-29577007

Tabel 3 Jadwal Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan

No Kegiatan Shift 1 Shift 1 Shift 2


Jum’at
1 Masuk Kerja 07.30 07.30 21.00
2 Briefing 07.30 – 07.35 07.30 – 07.35 21.00 – 21.05
3 Aktivitas 07.35 – 09.30 07.35 – 09.30 21.05 – 23.30
Bekerja
4 Istirahat 09.30 – 09.40 09.30 – 09.40 23.30 – 00.00
5 Aktivitas 09.40 – 11.40 09.40 – 11.40 00.00 – 02.00
Bekerja
6 Istirahat 11.40 – 12.25 11.40 – 12.40 02.00 – 02.10
7 Aktivitas 12.25 – 15.05 12.40 – 15.05 02.10 – 04.30
Bekerja
8 Istirahat 15.05 – 15.15 15.05 – 15.15 04.30 – 04.40
9 Selesai 16.30 16.50 06.00
Bekerja

17
3.1.1 Struktur Organisasi PT DENSO INDONESIA Line SIFS 4WV
Gambar 2 Struktur Organisasi PT Denso Indonesia Line SIFS 4WV

General Manager
Fahrudin

Manager
Sugeng R.

Supervisor Supervisor
Heri Sopyan Fajri

Foreman Foreman
Masludin Helmi

Leader Leader Leader


Bambang Irfan Edi

Sub Leader
Tyas Aji

Operator

3.1.2 Tugas Pokok dan Fungsi

General Manager

Tugas dan tanggung jawab General Manager :

1. Memimpin perusahaan dan menjadi motivator bagi karyawannya.

2. Mengelola operasional harian perusahaan.

3. Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasi, serta


mengawasimengalisis semua aktivitas bisnis perusahaan.

18
4. Mengelola perusahaan sesuai dengan visi dan misi perusahaan.

5. Merencanakan, mengelola, dan mengawasi aktivitas perusahaan

6. Merencanakan dan mengontrol kebijakan perusahaan agar dapat


berjalan dengan maksimal.

7. Memastikan setiap Departemen melakukan strategi perusahaan


dengan efektif dan maksimal.

8. Mengelola anggaran keuangan perusahaan.

9. Memutuskan dan membuat kebijakan untuk membuat kemajuan


perusahaan.
Manager

Tugas dan tanggung jawab Manager :

1. Manajer memimpin perusahaan.

2. Manajer mengendalikan dan mengatur perusahaan

3. Manajer membangun kepercayaan antar karyawan.

4. Manajer mengembangkan kualitas perusahaan.

5. Manajer mengevaluasi aktivitas perusahaan.

6. Manajer menjadi Problem Solver bagi perusahaan.

7. Bertanggung jawab terhadap proses manajemen secara


keseluruhan

Fungsi Manajer :

1. Fungsi Perencanaan.

2. Fungsi Pengaturan.

3. Fungsi Pengawasan.

4. Fungsi Kepemimpinan.

5. Fungsi Evaluasi.

Supervisor

Tugas dan tanggung jawab Supervisor :

1. Planning : Merencanakan kegiatan baik yang menjadi tugasnya

19
maupun bawahannya.

2. Organizing : Mampu mengkoordinasikan bahwa kegiatan dan


tugas yang berada di lingkupnya berjalan dengan lancar.

3. Staffing : memastikan setiap orang yang terlibat pada tugas dan


pekerjaan tersebut dapat bekerja sesuai dengan job desc masing-
masing yang telah diberikan.

4. Directing : memberikan arahan agar tugas atau pekerjaan dapat


dilakukan dengan lancar.

5. Controlling : melakukan kontrol terhadap kegiatan yang ada


dalam lingkup kerjanya.
Foreman
Tugas dan tanggung jawab Foreman :

1. Bertanggung jawab dalam melakukan pengawasan langsung


terhadap Staff yang di bawahnya dan melakukan pengawasan
langsung terhadap semua karyawan yang berada di bawah
tanggung jawabnya.

2. Bertanggung jawab dalam mencapai tingkat kuantitas (output)


kualitas dan schedule produksi serta tingkat utilisasi mesin
produksi yang telah ditetapkan dan disepakati bersama.

3. Mendisiplinkan anak buahnya sesuai dengan peraturan yang


telah ditetapkan oleh perusahaan sehingga bisa dicapai efisiensi
manpower yang maksimal.

4. Bertanggung jawab terhadap keselamatan kerja anak buahnya.

5. Bertanggung jawab terhadap kebersihan mesin dan area mesin


(lingkungan kerjanya)

6. Bertanggung jawab dalam melakukan koordinasi dan membina


kerja sama team yang solid.

Leader

Tugas dan tanggung jawab Leader :

1. Ciptakan lingkungan tim yang menginspirasi dengan budaya


komunikasi terbuka.

20
2. Tetapkan tujuan tim yang jelas.

3. Delegasikan tugas dan tetapkan tenggat waktu.

4. Mengawasi operasi sehari-hari.

5. Pantau kinerja tim dan laporkan metrik.

6. Memotivasi anggota tim.

7. Temukan kebutuhan pelatihan dan sediakan pelatihan.

8. Dengarkan umpan balik anggota tim dan selesaikan masalah atau


konflik apa pun.

9. Kenali prestasi tinggi dan prestasi penghargaan.

10. Dorong kreativitas dan pengambilan risiko.

11. Sarankan dan atur kegiatan pembangunan tim.

Sub Leader

Tugas dan tanggung jawab Sub Leader :

1. Membantu tugas-tugas dari leader.

2. Membantu mengawasi operasi sehari-hari.

3. Dengarkan umpan balik anggota tim dan selesaikan masalah atau


konflik apa pun serta memotivasi anggota tim.

Operator

Tugas dan tanggung jawab Operator :

1. Menjaga kualitas hasil produk sesuai spesifikasi produksi.

2. Meningkatkan pencapaian hasil produksi berdasarkan target


produksi.

3. Meningkatkan atau menjaga produktivity dan delivery


produk ke next proses.

4. Meminimalisir atau menghilangkan hasil produk yang scrap atau


NO GOOD.

5. Menjaga komunikasi antar rekan kerja dan kepada atasan tentang


kinerja dan hasil yang di capai di hari kerja.

21
6. Briefing sebelum dan sesudah bekerja.

3.1.3.Prosedur Pengendalian Bahan Baku di PT Denso Indonesia


Line SIFS 4WV
1. Prosedur permintaan dan pengeluaran bahan baku.
Prosedur Permintaan Bahan Baku
Bagian produksi (misuzumashi) meminta bahan baku kepada
bagian werehouse dengan menggunakan sistem khusus
permintaan bahan baku. Misuzumashi memasukkan jenis bahan
baku yang diminta beserta quantity kedalam sistem kemudian
werehouse akan mengirimkan bahan baku menggunakan AGV
(robot pengantar). Misuzumashi akan mengecek bahan baku dari
werehouse dan memasukkan ke proses produksi menggunakan
kanban PI (Production Instruction) yaitu kanban untuk perintah
prooduksi dimana kanban tersebut sudah ada keterangan jenis
bahan baku yang diminta dan setiap satu kanban terdapat quantity
1 Lot (20 pcs). Bagian produksi akan memproses bahan baku
menjadi produk jadi jika ada kanban PI.
Prosedur Pengeluaran Bahan Baku
Bagian produksi membuat produk dari yang awalnya berupa
bahan baku hinggga siap dikirim menjadi produk jadi. Produk jadi
ini kemudian diberikan tanda “Pick Up Kanban”. Pick Up Kanban
memiliki barcode yang kemudian discan oleh bagian produksi dan
secara otomatis akan masuk ke sistem. Satu Pick Up Kanban
memiliki quantity 2 atau 4 atau 5 pcs tergantung model. Jadi
didalam Pick Up Kanban sudah terdapat nama model produk dan
quantity produk. Produk kemudian diserahkan ke bagian Staging
(bagian khusus pengiriman barang ke customer)
2. Prosedur pembelian bahan baku.
Bagian PPIC (Production Planning and Inventory Control)
mengecek persediaan bahan baku yang ada di werehouse
menggunakan sistem. Jika bahan baku dirasa tersisa sedikit
maka bagian PPIC akan konfirmasi kepada bagian produksi
bahwa bahan baku yang ada di werehouse tidak mencukupi
untuk melakukan produksi. PPIC kemudian akan menyusun
rencana pengadaan barang berdasarkan demand forecasting

22
yang sebelumnya telah dilakukan dan membuat jadwal proses
produksi sesuai dengan waktu, routing, dan jumlah yang
direncanakan, demi mempercepat waktu pengiriman produk ke
konsumen.
3.1.4.Flow Process PT Denso Indonesia Fajar Plant
Gambar 3 Prosedur Pembelian Bahan Baku

PPIC User Purch Supplier Material


Prod. PR PO
Plan

MC MC Receiving
DO In
Frame Frame Material

ACC
Invoice Supplier MC Penyimp
Purchase Invoice Frame anan

Gambar 4 Prosedur Permintaan dan Pengeluaran Bahan Baku

Approval Planner Prod.


Schedule
Schedule send Receive
prod.
Schedule

Pick Up Prepare
Finish Good Kanban Raw
material &
pengisian
checksheet
Staging Produksi
Raw
Material Kanban
sesuai PI
Delivery to schedule
customer 23
3.1.5. Dokumen Pengendalian Persediaan Bahan Baku
PT Denso Indonesia Fajar Plant dalam melakukan pengendalian
persediaan bahan baku menggunakan jaringan sistem khusus yang
telah terintegrasi dengan bagian - bagian tertentu seperti PPIC,
Werehouse, Produksi. Tidak hanya itu PT Denso Indonesia Fajar
Plant juga menggunakan Kanban dan Heijunka sebagai pengendali
persediaan bahan baku dan beberapa basic visual control.

3.2. Deskripsi Aktivitas PKL

3.2.1.Teori mengenai tema PKL

Just In Time

Suatu item persediaan yang banyak mendapat perhatian pada


beberapa dekade terakhir ini adalah Just In Time (JIT). Metode JIT
dikembangkan oleh Taichi Ohno dan kawan-kawannya di Toyota
Motor Company Jepang, dan mulai dikenal secara meluas pada
tahun 1978. Sistem ini menekankan, semua material harus menjadi
bagian aktif dalam sistem produksi dan tidak boleh menimbulkan
masalah yang pada akhirnya dapat mengakibatkan timbulnya biaya
persediaan. Menurut Eddy Herjanto (2010:260) “Dalam JIT
persediaan diusahakan seminimum yang diperlukan untuk menjaga
tetap berlangsungnya produksi”. Bahan atau barang harus tersedia
dalam jumlah dan waktu yang tepat pada saat diperlukan, serta
dengan spesifikasi/ mutu yang tepat sesuai dengan yang
dikehendaki. Mencapai persediaan JIT, manajer harus mengurangi
variabilitas (masalah) yang disebabkan baik oleh faktor internal
maupun eksternal. Jika persediaan timbul karena variabilitas dalam
proses, manajer harus mengeliminasi masalah itu. Jika masalah
dapat dikurangi, maka hanya diperlukan sedikit persediaan
sehingga perusahaan memperoleh keuntungan dari berkurangnya
biaya penyimpanan.

Variabilitas dalam persediaan dapat terjadi antara lain karena


faktor-faktor berikut :

24
1. Kesalahan pemasok dalam mengirim barang, yang dapat
berupa kesalahan dalam spesifikasi teknis barang yang dikirim
atau jumlahnya.

2. Kesalahan operator atau mesin dalam proses pembuatan


produk.

3. Kesalahan dalam membuat gambar teknis atau desain produk.

4. Kesalahan dalam menginterpretasi keinginan pelanggan


sehingga menyebabkan produk yang dibuat tidak sesuai
dengan keinginan pelanggan.
JIT semula merupakan sistem pengendalian persediaan
sehingga JIT juga diistilahkan sebagai produksi tanpa persediaan
(stockless production atau zero inventory). Dalam perkembangannya,
metode JIT tidak saja diterapkan untuk bidang persediaan, namun
juga dapat diterapkan dalam bidang produksi. Dalam bidang
produksi, penekanan JIT ialah mengusahakan secara kontinyu
pengurangan rendemen (waste) dan ketidakefisienan dari proses
produksi melalui penggunaan lot size yang kecil, kualitas yang tinggi
dan koordinasi yang baik dalam tim kerja. Produksi JIT menunjukkan
suatu sistem produksi di mana kegiatan operasi (gerakan material,
proses pengolahan, dan sebagainya) terjadi hanya jika diperlukan.
Selain itu, JIT juga berfungsi sebagai alat pendekatan untuk
penyeimbang produksi, sebagai alat pengendali mutu barang, dan
sebagai mekanisme bagi peningkatan motivasi dan keterlibatan para
pekerja.
Metode JIT banyak digunakan dalam kegiatan produksi,
terutama produksi yang berdasarkan pesanan. Namun, JIT tidak
banyak digunakan dalam kegiatan perdagangan eceran karena
permintaan konsumen yang tidak dapat diramalkan sebelumnya, dan
dalam kegiatan produksi yang mempunyai pola musiman seperti
pengalengan buah-buahan. Metode JIT dapat dilaksanakan dengan
baik apabila produk yang dibuat hanya memiliki sedikit variasi/ jenis
dan lokasi pemasok secara fisik berada tidak jauh dari perusahaan/
pelanggan.
Menurut Eddy Herjanto (2010:262), penerapan dari sistem JIT

25
dalam bidang persediaan akan memberikan manfaat utama sebagai
berikut :

1. Berkurangnya tingkat persediaan. Dengan tingginya biaya


penyimpanan, pengurangan tingkat persediaan dapat menjadi
faktor penting dalam program pengurangan biaya. Pengurangan
ini berarti berkurangnya modal yang tertanam dalam persediaan,
kebutuhan tempat penyimpanan, dan kemungkinan kerusakkan
dari barang yang disimpan sebagai persediaan.

2. Meningkatnya pengendalian mutu. Dengan rendahnya tingkat


persediaan, barang yang dipasok harus benar-benar memenuhi
kualitas dan kuantitas sesuai dengan yang dipersyaratkan. Apabila
tidak, akan mengganggu sistem produksi, misalnya efisiensi yang
tidak optimal atau terhentinya proses produksi. JIT mendorong
pemasok untuk lebih memiliki kesadaran terhadap mutu, yang
berarti pemasok harus mengirim barang yang mutunya semakin
hari semakin baik dan melaksanakan pengiriman (delivery) barang
secara lebih disiplin.

Metode Penilaian Persediaan


Penilaian persediaan bertujuan untuk mengetahui nilai persediaan
yang dipakai/ dijual atau persediaan yang tersisa dalam suatu
periode. Persediaan merupakan pos yang sangat berarti dalam aktiva
lancar. Hal itu menyebabkan metode penilaian persediaan
merupakan hal yang penting untuk diperhatikan. Terdapat tiga
metode yang digunakan dalam menilai persediaan, yaitu first in first
out (FIFO), last in first out (LIFO), dan rata tertimbang. Menurut Eddy
Herjanto (2010:263) “Metode penilaian persediaan yang digunakan
bisa berbeda dengan metode penempatan persediaan secara fisik”.
PT Denso Indonesia Fajar Plant dalam melakukan penilaian
persediaan menggunakan metode FIFO
Metode First In First Out (FIFO)
Metode ini didasarkan atas asumsi bahwa harga barang
persediaan yang sudah terjual atau terpakai dinilai menurut harga
pembelian barang yang terdahulu masuk. Dengan demikian,
persediaan akhir dinilai menurut harga pembelian barang yang
26
terakhir masuk.
Pengendalian persediaan bahan baku
Pada prinsipnya pengendalian persediaan di dalam suatu
perusahaan dapat mempermudah atau memperlancar jalannya
operasi perusahaan yang harus dilakukan secara berturut-turut untuk
memproduksi barang-barang serta menyampaikan kepada
pelanggan.
Untuk menciptakan persediaan yang efektif dan efisien yang
mampu memenuhi permintaan pasar saat keadaan biasa ataupun
permintaan disaat berfluktuasi maka dalam mengelola persediaan
tersebut sangat diperlukan perencanaan dan pengendalian
persediaan itu sendiri, sehingga pemanfaatan dan penggunaan serta
memenuhi permintaan pasar dapat dilakukan secara optimal. Dengan
memanfaatkan teknologi informasi saat ini yang sangat bervariatif
pengusaha dapat memanfaat kan teknologi informasi tersebut untuk
dapat mengontrol perusahaannya dengan baik, bukan hanya pada
persediaan saja melainkan semua unsur yang ada dalam
perusahaannya dapat dikontrol dengan baik.
Apabila perusahaan menerapkan teknologi sistem informasi
persediaan yang berbasiskan komputer maka keuntungan-
keuntungan yang diperoleh antara lain :

1. Perusahaan dapat memperoleh informasi yang akurat mengenai


nilai dan posisi sistem informasi persediaan, dengan adanya
sistem pencatatan dan pelaporan persediaan. Hal tersebut
merupakan informasi dasar dalam pengambilan keputusan
mengenai waktu dan jumlah persediaan yang harus segera
dipesan untuk dapat memenuhi kebutuhan operasi perusahaan.

2. Keamanan persediaan menjadi terjamin dari kemungkinan


kesalahan nilai stok, pencurian, penyelewengan, kerusakan, dan
lain-lain untuk mempertahankan kontinuitas dari kegiatan produksi
perusahaan.

3. Permintaan pelanggan dapat dilayani dengan baik dikarenakan


sistem persediaan dikelola dengan sistem yang baik pula.
Dengan demikian hubungan antara sistem teknologi informasi

27
persediaan dengan pengendalian internal khususnya pengendalian
persediaan merupakan suatu kesatuan yang saling menunjang,
terbentuk dua unsur penting sebagai alat untuk memenuhi keperluan
manajemen dalam upaya peningkatan efektivitas operasi dalam
pencapaian tujuan perusahaan.

3.2.2. Deskripsi Jurnal Harian PKL

Di dalam pelaksanaan PKL, penulis telah melaksanakan PKL


selama 1 bulan di PT. DENSO INDONESIA Line SIFS 4WV di
bagian Admin Produksi pada tanggal 3 Februari 2020 dengan
jadwal shift 1 dimulai pukul 07.30 – 16.30 WIB dan shift 2 dimulai
pukul 21.00 – 06.00 WIB.
Selama pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan penulis merasa
tugas tugas yang diberikan oleh PT Denso Indonesia sudah sesuai
dengan materi yang telah disampaikan pada saat perkuliahan.

3.2.3. Pembahasan Permasalahan PKL


PT Denso Indonesia menggunakan sistem produksi Just In Time.
Just In Time adalah suatu konsep produksi yang hanya membuat dan
mengirim barang sesuai jumlah dan model dalam waktu yang
ditentukan. Produksi JIT menunjukkan suatu sistem produksi di mana
kegiatan operasi (gerakan material, proses pengolahan, dan
sebagainya) terjadi hanya jika diperlukan. Selain itu, JIT juga
berfungsi sebagai alat pendekatan untuk penyeimbang produksi,
sebagai alat pengendali mutu barang, dan sebagai mekanisme bagi
peningkatan motivasi dan keterlibatan para pekerja.
Alat bantu yang digunakan untuk mewujudkan JIT (Just In Time)
adalah penerapan sistem produksi menggunakan kanban dan
heijunka.
Kanban adalah alat bantu untukmewujudkansistem produksiJIT
(Just In Time).
Fungsi kanban :

1. Alat visual kontrol (identitas)

2. Instruksi produksi

3. Alat untuk kaizen

28
Jenis – jenis kanban :

1. Production Instruction (PI) kanban yaitu untuk perintah produksi

2. Pick Up Kanban yaitu kanban untuk perintah penarikan barang

Heijunka adalah alat yang digunakan untuk meratakan volume/


quantity produksi dan varian/ model produksi. Pengendalian
persediaan bahan baku yang terjadi di PT Denso Indonesia selain
menggunakan kanban dan heijunka adalah menggunakan basic
visual control. Ada beberapa basic visual control di PT Denso
Indonesia diantaranya :

1. Basic Visual Control

Adalah suatu alat kontrol untuk memudahkan mengetahui kondisi


(pencapaian) atau mendeteksi terjadinya abnormal di line
produksi. Dengan adanya Basic Visual Control, persediaan bahan
baku yang telah dipakai untuk produksi bisa dilihat cukup dengan
melihat dari lancar tidaknya produksi diline dengan melihat data di
basic visual control.

2. Dekidaka

Adalah lembar untuk mencatat hasil proses setiap jam beserta


akumulasinya dan menulis permasalahan yang terjadi (jika hasil
dibawah target JIT). Tujuan Dekidaka untuk mengetahui apakah
line berjalan sesuai rencana setiap jam maupun akumulasinya.
Dan juga sebagai data untuk melakukan kaizen. Team leader
setiap jam melakukan check dengan menandatangani dekidaka
dan dari dekidaka inilah team leader bisa melihat apakah line
berjalan lancar atau tidak. Berapa persediaan barang jadi yang
ada dan berapa persediaan bahan baku yang belum diproses.

3. Production Progress

Adalah alat untuk mengetahui apakah proses laju produksi


berjalan sesuai rencana atau delay. Tujuan Production Progress
adalah sebagai alat visualisasi dan memperbaiki masalah, sebagai
alat untuk menganalisa penyebab abnormality, dan menemukan
muda yang tersembunyi.
29
4. Inventory Control

Adalah metode kontrol finish good dengan pembatasan maksimum


dan minimum stok. Tujuan Inventory Control adalah untuk
mendeteksi proses normal atau abnormal, dan memastikan keluar
atau masuknya barang secara FIFO (First In First Out)
3.3. Kompetensi Yang Didapatkan
Beberapa kompetensi yang didapatkan dari kegiatan PKL yang telah
dilakukan di PT Denso Indonesia Fajar Plant Line SIFS 4WV adalah
sebagai berikut :
1. Mendapatkan pengalaman dengan menerapkan metode dan teori – teori
yang dipelajari di bangku kuliah.
2. Dapat mengetahui sistem akuntansi persediaan bahan baku yang
digunakan di PT Denso Indonesia.
3. Dapat mengetahui bagaimana sistem pengendalian persediaan yang
diterapkan oleh PT Denso Indonesia
4. Mengetahui proses pengendalian persediaan bahan baku.
3.4. Tantangan Selama PKL
Kegiatan PKL yang telah dilakukan di PT Denso Indonesia mengalami
beberapa tantangan diantaranya :

1. Penulis dituntut untuk bisa memahami dan menganalisis mengenai


persediaan yang ada di PT Denso Indonesia.

2. Penulis dituntut untuk bisa memahami dokumen – dokumen yang


digunakan sebagai pengendalian persediaan bahan baku

3. Penulis dituntut untuk memahami alur pemakaian bahan baku.

4. Penulis dituntut untuk bisa memahami bagaimana cara melakukan


pengendalian terhadap persediaan bahan baku.

30
BAB IV PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Dari pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan dan pembahasan yang terdapat


dalam laporan, ada beberapa hal yang dapat penulis simpulkan, diantaranya
adalah :

1. Pengendalian internal atas persediaan bahan baku pada PT Denso


Indonesia Fajar Plant Line SIFS 4WV sudah optimal dikarenakan semua
pengendalian dilakukan menggunakan sistem yang dibuat khusus untuk
memudahkan semua pengguna baik itu untuk operator yang melakukan
permintaan bahan baku ke gudang maupun atasan untuk mengecek
persediaan yang ada digudang. Semua terintegrasi menggunakan sistem.

2. Prosedur pegendalian internal persediaan yang diterapkan di PT Denso


Indonesia sudah sangat baik selain telah terintegrasi dengan sistem, PT
Denso Indonesia juga menggunakan kanban dan heijunka sebagai alat
pengendalian persediaan JIT dan juga Basic Visual Control dalam akivitas
produksinya.

3. PT Denso Indonesia Fajar Plant menggunakan persediaan JIT (Just In


Time) yaitu suatu konsep produksi yang hanya membuat dan mengirim
barang sesuai jumlah, model dalam waktu yang ditentukan sehingga
persediaan di PT Denso Indonesia Fajar Plant ada apabila ada pesanan
dan ini menjadikan PT Denso Indonesia Fajar Plant tidak mempunyai
safety stock. Jika tidak ada pesanan perusahaan akan stop produksi.

4.2. Saran

Dalam perusahaan manufaktur persediaan adalah hal yang utama.


Apabila perusahaan tidak mempunyai persediaan maka perusahaan tersebut
akan mengalami kerugian yang disebabkan tidak tersedianya bahan baku di
gudang pada saat digunakan untuk proses produksi. Salah satu cara agar

31
perusahaan terhindar dari kerugian yaitu dengan mengendalikan persediaan
dengan sebaik mungkin.

Pengendalian persediaan harus dilaksanakan dengan baik dan


terorganisir oleh bagian manajemen perusahaan terutama oleh bagian
produksi. Bagian produksi harus bisa menentukan metode apa yang tepat
digunakan perusahaan supaya permintaan atau pemesanan dari konsumen
meningkat dan laba perusahaan pun ikut naik. Jika penerapan metode tidak
tepat maka pengendalian persediaan akan buruk, dan akan mengakibatkan
permintaan dari konsumen menurun dan laba perusahaan pun ikut menurun.

Selain menggunakan JIT alangkah baiknya perusahaan menerapkan


EOQ (Economic order quantity) adalah model pemecahan permasalahan
yang dapat digunakan oleh setiap perusahaan produksi yang menginginkan
pengoptimalan penggunaan sumber daya sehingga tujuan dalam
memaksimumkan keuntungan atau meminimumkan biaya dapat tercapai
dengan menggunakan metode kuantitatif.

32
33
Daftar Pustaka

34
JURNAL PEMBIMBINGAN PKL

Dosen Pembimbing PKL : Wisnu Setyawan,S.E.,M.M.


Nama Mahasiswa PKL : Izatun Nisa Yuliani
NIM : 221710156
Judul PKL : Pengendalian Persediaan Bahan Baku
Periode Pelaksanaan PKL : 27 Januari 2020 – 28 Februari 2020

PARAF
TANGGAL TOPIK BIMBINGAN
DOSEN

Bekasi, ........................................2020

Dosen Pembimbing PKL

Wisnu Setyawan,S.E.,M.M.
NIDN: 0417128001

35
JURNAL KEGIATAN HARIAN
Bagian : ..................................................
Paraf
No Hari Tanggal Pekerjaan yang Dilakukan
SPV
1 Senin 27 Jan 2020
2 Selasa 28 Jan 2020
3 Rabu 29 Jan 2020
4 Kamis 30 Jan 2020
5 Jum’at 31 Jan 2020
6 Senin 03 Feb 2020
7 Selasa 04 Feb 2020
8 Rabu 05 Feb 2020
9 Kamis 06 Feb 2020
10 Jum’at 07 Feb 2020
11 Senin 10 Feb 2020
12 Selasa 11 Feb 2020
13 Rabu 12 Feb 2020
14 Kamis 13 Feb 2020
15 Jum’at 14 Feb 2020
16 Senin 17 Feb 2020
17 Selasa 18 Feb 2020
18 Rabu 19 Feb 2020
19 Kamis 20 Feb 2020
20 Jum’at 21 Feb 2020
21 Senin 24 Feb 2020
22 Selasa 25 Feb 2020
23 Rabu 26 Feb 2020
24 Kamis 27 Feb 2020
25 Jum’at 28 Feb 2020

NILAI TEMPAT PKL


Nama Mahasiswa : Izatun Nisa Yuliani
NIM : 221710156
Program Studi : D III Akuntansi
Tempat PKL : PT. Denso Indonesia Fajar Plant
Judul PKL : Pengendalian Persediaan Bahan Baku PT Denso

36
Indonesia Fajar Plant Line SIFS 4WV

No Komponen yang Dinilai Angka


A Penguasaan dan Penerapan Keilmuan
B Keterampilan
C Kepribadian :
1. Sikap
2. Kedisiplinan
3. Kehadiran
4. Kerja Sama
5. Kejujuran
6. Tanggung Jawab
7. Inisiatif
8. Penampilan & Cara Berpakaian
Jumlah
Rata-rata Nilai
Catatan :
Angka dari 0 – 100
NO ANGKA HURUF Bekasi,......................2020
1 85,00 – 100 A Supervisor/Pimpinan
2 80,00 – 84,99 A-
3 75,00 – 79,99 B+
4 70,00 – 74,99 B
5 65,00 – 69,99 B-
6 60,00 – 64,99 C
7 45,00 – 59,99 D
8 0 – 44,99 E Mulia Fajri

37
NILAI PEMBIMBING PKL
Nama Mahasiswa : Izatun Nisa Yuliani
NIM : 221710156
Program Studi : D III Akuntansi
Tempat PKL : PT. Denso Indonesia Fajar Plant
Judul PKL : Pengendalian Persediaan Bahan Baku PT Denso
Indonesia Fajar Plant Line SIFS 4WV

No Komponen yang Dinilai Angka


A Isi, Materi dan Teknik Penulisan Laporan

B Jurnal Pembimbingan PKL

C Jurnal Harian Kegiatan PKL

D Sikap dan Kepribadian


E Nilai Akhir (A+B+C+D)
F Rata-rata nilai (E/4)

Catatan :
Angka dari 0 – 100
NO ANGKA HURUF Bekasi,...................2020
1 85,00 – 100 A Pembimbing PKL
2 80,00 – 84,99 A-
3 75,00 – 79,99 B+
4 70,00 – 74,99 B
5 65,00 – 69,99 B- Wisnu Setyawan,S.E.,M.M.
6 60,00 – 64,99 C NIDN: 0417128001
7 45,00 – 59,99 D
8 0 – 44,99 E

38
NILAI AKHIR PKL

Nama Mahasiswa : Izatun Nisa Yuliani


NIM : 221710156
Program Studi : D III Akuntansi
Tempat PKL : PT. Denso Indonesia Fajar Plant
Judul PKL : Pengendalian Persediaan Bahan Baku PT Denso
Indonesia Fajar Plant Line SIFS 4WV

No Penilai Angka Huruf


A Nilai Tempat PKL
B Nilai Dosen Pembimbing PKL

C Jumlah Nilai

D Nilai Akhir (C/2)

Mengetahui, Bekasi,..................2020
Pembimbing PKL
Ketua Program Studi

Dian Sulistyorini, S.E.,M.Si.,Ak.,CA,ACPA Wisnu Setyawan,S.E.,M.M


NIDN: 0401048501 NIDN: 0417128001

Catatan :
Angka dari 0 – 100
NO ANGKA HURUF
1 85,00 – 100 A
2 80,00 – 84,99 A-
3 75,00 – 79,99 B+
4 70,00 – 74,99 B
5 65,00 – 69,99 B-
6 60,00 – 64,99 C
7 45,00 – 59,99 D
8 0 – 44,99 E

39
Kuesioner Evaluasi PKL
Nama Pengisi : .....................................................................
Tempat/ Perusahaan : .....................................................................
Tanggal Pengisian : .....................................................................
Pertanyaan Jawaban
Apakah Bapak/Ibu merasa terbantu dengan adanya
a.YA
mahasiswa magang Program D3 Universitas Pelita
b.TIDAK
Bangsa ?
Bagaimanakah penilaian Bapak/Ibu terhadap mahasiswa
magang Program D3 Universitas Pelita Bangsa terkait SB C K
dengan :
a. Integritas (etika dan moral) ....................................
b. Keahlian/keterampilan ...........................................
c. Bahasa Inggris ......................................................
d. Penggunaan teknologi informasi .............................
e. Komunikasi ...........................................................
f. Kerjasama tim .......................................................
g. Pengembangan diri ................................................
Apakah Bapak/Ibu merasa puas dengan kinerja
a.YA
mahasiswa magang Program D3 Universitas Pelita
b.TIDAK
Bangsa ?
Apakah Bapak/Ibu menginginkan pelaksanaan magang
a.YA
mahasiswa Program D3 Universitas Pelita Bangsa
b.TIDAK
diperpanjang?
Berapa lamakah idealnya magang mahasiswa Program a.1 BULAN
D3 Universitas Pelita Bangsa dilaksanakan di b.2 BULAN
perusahaan/instansi Bapak/Ibu? c.3 BULAN
Pada periode apakah magang mahasiswa Program D3 a. Juli-Agustus
Universitas Pelita Bangsa sebaiknya dilaksanakan di b. Januari-Februari
perusahaan/instansi Bapak/Ibu? c. .........................
Berapakah jumlah mahasiswa magang D3 Akuntansi yang
sebaiknya ditempatkan pada perusahaan/instansi
Bapak/Ibu? ........... orang
Untuk masa yang akan datang, apakah dimungkinkan
untuk membuat kerja sama kemitraan secara formal
a.YA
dengan perusahaan/instansi Bapak/Ibu berkaitan dengan
b.TIDAK
pelaksanaan magang mahasiswa Program Diploma 3
Universitas Pelita Bangsa ?
Bila dibutuhkan, apakah Bapak/Ibu bersedia memberikan
kuliah umum di Program Diploma 3 UNIVERSITAS Pelita a.YA
Bangsa untuk memberikan pengalaman praktis terkait b.TIDAK
area pekerjaan di perusahaan/instansi Bapak/Ibu
Apakah ada diantara mahasiswa magang Program D3
Universitas Pelita Bangsa yang memenuhi kriteria untuk a.YA
diterima bekerja di perusahaan Bapak/Ibu setelah meraka b.TIDAK
lulus?
Keterangan : Bekasi,…………………2020
SB : Sangat Baik
B : Baik
C : Cukup
K : Kurang (..............................................)

40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
64

Anda mungkin juga menyukai