Anda di halaman 1dari 11

A.

PEMBAHASAN
Komoditi hasil pertanian memiliki karakteristik yaitu kamba dikarenakan
ukurannya yang membutuhkan ruang penempatan tertentu. Ketika komoditi
pertanian akan diolah lebih lanjut, umumnya dilakukan pengecilan ukuran sampai
diperoleh ukuran yang dikehendaki untuk selanjutnya diolah lebih lanjut dalam
proses produksi. Pengecilan ukuran adalah proses penghancuran dari pemotongan
bentuk padatan menjadi bentuk yang lebih kecil oleh gaya mekanik. Selain
itu,pengecilan ukuran juga dapat didefinisikan sebagai penghancuran dan
pemotongan mengurangi ukuran bahan padat dengan kerja mekanis, yaitu
membaginya menjadi partikel-partikel yang lebih kecil (Earle, 1983).
Pengecilan ukuran adalah proses penghancuran atau pemotongan suatu
bentuk padatan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil oleh gaya mekanik. Bahan
padat (solid) bisa dihancurkan dengan delapan atau sembilan cara, tetapi hanya
empat cara yang umum diterapkan pada mesin-mesin pengecilan ukuran. Keempat
cara itu adalah kompresi, pukulan, atrisi (attrition), dan pemotongan (cutting).
Pada umumnya, kompresi digunakan pada pengecilan ukuran padatan yang keras,
pukulan digunakan untuk bahan padatan yang kasar, setengah kasar, dan halus.
Atrisi digunakan untuk memperoleh produk-produk yang sangat halus, sedangkan
pemotongan untuk menghasilkan produk dengan bentuk dan ukuran tertentu,
halus atau kasar (McCabe dan Smith, 1976).
1. Hammer Mill
Dalam pengolahan suatu bahan baku pangan terdapat berbagai macam alat
yang digunakan dalam perlakuan pendahuluan pengecilan ukuran. Salah satu dari
alat tersebut adalah hammer mill. Dengan prinsip hammering, hammer mill,
pengecilan ukuran dapat menghasilkan ukuran-ukuran sesuai dengan yang
dikehendaki. Umumnya alat ini menggunakan prinsip pemukulan atau impact.
Produk akan berbenturan di antara bahan, palu dan dinding secara berulang-ulang
sehingga ukuran bahan diperkecil ukurannya dengan cara bantingan bahan dengan
dinding penggiling yang berulang-ulang.
Hammer mill digunakan untuk memperkecil ukuran dengan pukulan atau
impact. Pada penggilingan jagung, bila hasil gilingan tidak memerlukan
keseragaman dan kehalusan yang tinggi, maka penggunaan hammer mill adalah
yang paling cocok (Hall, C. W., 1963). Hammer mill terdiri atas martil / palu yang

berputar pada porosnya dan sebuah saringan yang terbuat dari plat baja. Hasil
pertanian yang akan digiling dimasukkan ke dalam corong pemasukkan dan
dipukul oleh suatu seri plat baja (Hunt, 1977).
Hammer mill dapat digerakkan dengan motor bakar internal, motor listrik,
maupun dengan menggunakan traktor melalui power take off yang dihubungkan
dengan belt. Penentuan mutu hasil giling ditentukan oleh dua macam ketentuan,
yaitu : modulus kehalusan dan indeks keseragaman (Hall, C. W., 1963). Hammer
mill digunakan untuk menggiling jagung apabila hasil gilingan akan dipakai
sebagai makanan ternak, dimana diperlukan ukuran butiran yang sedang.
Penggilingan dengan alat ini menghasilkan hasil yangt kurang seragam
dibandingkan dengan alat yang lain, tetapi mempunyai kapasitas yang cukup
tinggi dan bebas dari kerusakan oleh adanya benda asing. Untuk mengatasi
kekurangseragaman hasil gilingan, dilakukan perlakuan giling ulang.
Menurut Lineger (1975), hammer mill adalah alat untuk menggiling
dengan perputaran rotor yang sangat cepat. Sebagian besar penggiling ini
dijalankan dengan prinsip pemukulan atau impact. Produk yang digiling jatuh lalu
digiling lagi, produk dipukul oleh palu yang digerakkan oleh rotor dan potongan
bahan saling bertubrukan dengan kecepatan tinggi. Selain bertubrukan diantara
bahan, juga diperkecil ukurannya dengan cara bantingan bahan dengan dinding
penggiling yang berulang-ulang. Bagian utama hammer mill adalah bahan
pengumpan, rumah penggiling yang didalamnya terdapat alat pemukul dan
saluran pengeluaran.
Cara kerja suatu hammer mill dalam menggiling jagung seolah-olah
sabagai suatu martil atau pemukul yang memukul butir jagung. Pukulan dari gigi
penggiling ini akan menentukan hasil gilingan tersebut. Kebutuhan tenaga dari
hammer mill disalurkan dari motor penggerak ke sumbu gigi penggiling.
Kebutuhan tenaga ini akan bertambah besar dengan semakin tingginya kecepatan
putar gigi penggiling.
Pisau potong putar (rotary knife cutter) mempunyai sebuah rotor
horizontal yang berputar dengan kecepatan 200 sampai 900 put/min di dalam
ruang berbentuk silinder. Pada rotor itu terdapat dua sampai dua belas pisau
terbang yang mata pisaunya terbuat dari baja temper atau stelit yang dalam

gerakannya itu melalui satu sampai tujuh pisau stasioner pada jarak ruang bebas
yang sempit. Partikel-partikel umpan yang masuk ke dalam ruang itu dipotong
beberapa ratus kaki per menit dan keluar dari bawah setelah melalui lapis yang
mempunyai bukaan 5-8 mm. Kadang-kadang pisau terbang itu sejajar dengan
hamparan pisau stasioner; kadang-kadang bergantung pada sifat umpannya, pisau
itu memotong miring. Pemotong putar dan granulator mempunyai persamaan
dalam rancangannya. Granulator menghasilkan potongan-potongan yang agak
kurang beraturan; pemotong menghasilkan kubus persegi-persegi tipis dan bentuk
ketupat.
Pada kebanyakan mesin penggiling atau mesin potong pisau putar,
umpannya dipecah menjadi partikel yang ukurannya memuaskan dengan
melewatkannya sekali lalu dalam mesin giling. Pada mesin ini, bahan yang lebih
halus akan dikeluarkan sebagai hasil , dan yang terlalu kasar dikembalikan untuk
digiling lebih lanjut (Mc. Cabe, 1991).
Prinsip kerja dari hammer mill adalah bahan mengalir menuju unit
penggilingan dan bahan digiling/dipukul-pukul dengan suatu martil (gigi
penggiling) yang tergabung dengan beater rotor. Pukulan dari gigi penggiling
akan menentukan hasil gilingan tersebut (sesuai ukuran yang dikehendaki).
Kebutuhan tenaga dari hammer mill disalurkan dari motor penggerak ke sumbu
gigi penggiling. Kebutuhan tenaga ini akan bertambah besar dengan semakin
tingginya kecepatan putar gigi penggiling. Ukurannya bisa mencapai 0.8 mm
sampai 20 mm.
Menurut McColly (1955), keuntungan hammer mill antara lain :
1. Konstruksinya sederhana
2. Dapat menghasilkan hasil gilingan dengan bermacam-macam ukuran.
3. Tidak mudah rusak dengan adanya benda asing dalam bahan dan beroperasi
tanpa bahan.
4. Biaya operasional dan pemeliharaan lebih murah dibandingkan burn mill.
2. Disc Mill
Disc mill merupakan alat yang sering digunakan untuk menggiling bahan
serealia menjadi tepung, mengupas kulit, dan menghaluskan biji-bijian. Tujuan

digunakannya disc mill untuk pengupasan kulit ari biji-bijian agar proses
pengupasan memenuhi nilai estetis dan higienis serta memiliki kapasitas yang
lebih besar dibandingkan dengan pengupasan yang secara konvensional (Mc
Colly, 1955). Disc mill merupakan pengiling yang memanfaatkan gaya sobek
(shear force) yang banyak dipakai untuk menghasilkan gilingan halus. Tipe-tipe
yang sering dipakai meliputi penggiling cakram tunggal (single disc mill) dan
penggiling cakram ganda (double disc mill).
Disc mill merupakan sebuat unit berbentuk cakram yang digunakan untuk
menggiling, memotong, menggeser, merusak, menyeratkan, melumat, menyerpih,
menggosok, dan menghancurkan dengan pola. Bahan akan melewati lempengan
atau piringan atau disc yang beralur gerigi atau berduri. Aplikasi yang umum
untuk pabrik adalah tiga tahap penggilingan seperti pada jagung basah, pembuatan
selai kacang, pengolahan kacang kulit, amonium nitrat, urea, memproduksi
slurries kimia dan kerta daur ulang, dan penggilingan logam kromium.
Double disc mill biasanya digunakan untuk paduan bubuk, aluminium,
kulit kayu, barley, boraks, lapisan rem skrap, kuningan, sodium hidroksida, garam
kimia, kelapa kerang, serbuk tembaga, gabus, sekam biji kapas, farmasi, bulu,
hop, kulit, kue biji minyak, fosfat, beras, damar, serbuk gergaji, dan benih. Disc
mill relatif mahal dalam hal penggunaan dan pemeliharaannya. Bahan yang
hancur antara tepi tebal, disk berputar. Beberapa pabrik menutupi tepi disk dengan
pisau untuk bahan dan tidak menghancurkannya.
Disc mill mengurangi ukuran bahan dengan aksi pengguntingan antara dua
piringan, yang satu berputar dan yang lainnya tetap. Bahan masuk melalui saluran
di tengah piringan yang berputar, dimana melewati sekeliling dari permukaan
grinding. Elemen grinding dibuat dari karbit tungsten dan mempunyai kolon
yang mirip dengan roll yang berulir. Grinding tergantung spesifikasi kolom dan
jarak dari dua piringan.
a. Single Disc Mill
Pada single disc mill, bahan yang akan dihancurkan berada diantara dua
cakram. Cakram yang pertama berputar dan yang lain diam. Penyobekan terjadi
karena adanya pergerakan salah satu cakram, dimana jarak antar cakram dapat
diatur, disesuaikan dengan ukuran bahan dan produk yang diinginkan. Semakin

besar jarak antara kedua cakram, maka semakin besar ukuran bahan yang
dihasilkan. Disc mill digunakan untuk bahan yang diolah secara wet milling,
seperti pada pembuatan mentega kacang, dan nut shells. Selain itu juga dapat
digunakan untuk membuat ammonium nitrat dan urea.
b. Double Disc Mill
Pada double disc mill, kedua cakram berputar berlawanan arah.
Penyobekan terhadap bahan jauh lebih besar dibandingkan dengan single disc
mill. Double disc mill digunakan untuk mengolah alloy powder, alumunium chips,
borax, sodium hidroksida, biji-bijian, beras, fosfat, kulit, obat-obatan, dan lainlain.

Prinsip kerja yang berlaku pada disc mill


yaitu berdasarkan gaya sobek dan gaya
pukul (impact). Bahan yang dimasukkan
akan terbawa putaran logam, sehingga akan membentur pisau pada cakram statis
dan pisau pada cakram dinamis sehingga bahan akan mengalami gaya gesek dan
hancur menjadi ukuran yang lebih kecil. Untuk menentukan ukuran produk yang
akan dihasilkan dapat diatur dengan menentukan ukuran saringan yang
diinginkan. Ukuran saringan dinyatakan dengan satuan mesh. Ukuran saringan
untuk tepung adalah 100 mesh, sedangkan ukuran untuk serealia adalah 40-80
mesh. Semakin tinggi mesh suatu saringan maka produk yang dihasilkan akan
semakin halus.
Bagian-bagian disc mill terdiri atas :
a. Corong Pemasukan

Corong pemasukan berfungsi untuk tempat masuknya bahan yang akan


dihancurkan.
b. Katup Penutup
Katup penutup berada di bagian bawah corong pemasukan, berfungsi
untuk membuka jalan masuk bahan dan mengatur jumlah / aliran bahan yang
masuk.
c. Ruang Penghancur
Rumah penghancur merupakan tempat bahan dihancurkan. Di dalam ruang
penghancur terdapat dua cakram yang akan menggilas bahan dengan gaya
kompresi dan geser.
d. Cakram
Cakram pada disc mill ada dua yaitu cakram yang berputar (dinamis) dan
yang satunya tidak berputar (stasioner). Disc mill disebut single disc mill. Selain
itu juga ada cakram model double disc mill, yaitu kedua cakram berputar namun
berlawanan arah.
e. Saringan
Saringan berfungsi untuk menyaring bahan yang telah dihancurkan.
Saringan juga sebagai pengukur apakah produk telah mencapai ukuran yang
dikehendaki. Bahan yang telah dihancurkan akan melewati saringan dengan
ukuran maksimum. Selama ukuran bahan belum dapat melewati lubang saringan
maka selama itu pula bahan akan digesek diantara dua cakram hingga ukurannya
menjadi lebih kecil.
f. Tempat penampungan
Tempat penampungan berfungsi untuk menampung bahan yang telah
dipotong agar tidak tercecer. Tempat penampungan ini terpisah dari disc mill.
g. Corong Pengeluaran
Corong pengeluaran berfungsi sebagai tempat pengeluaran bahan yang
telah dihancurkan.
h. Tenaga Penggerak
Tenaga penggerak dari disc mill ini berasal dari motor listrik.
3. Multi Mill

Multi mill bekerja dengan impact. Sama seperti hammer mill impact
dilakukan dengan cara menghantam bahan dengan padatan, yang biasanya berupa
besi, sehingga momentum yang terdapat pada pergerakan besi tersebut dapat
memecah ikatan antara padatan bahan. Perbedaan hammer mill dengan multi mill
terletak pada besi yang digunakan untuk menghantam bahan. Pada multi mill besi
yang digunakan mempunyai dua sisi, salah satu sisi berujung runcing dan satu sisi
berujung tumpul. Putaran alat pun dapat dirubah-rubah sesuai dengan ujung besi
yang mana yang akan digunakan. Dengan alat seperti ini maka dapat digunakan
untuk berbagai jenis bahan sehingga disebut multi mill.
Multi mill dapat digunakan untuk berbagai macam bahan. Pada industri
multi mill ini digunakan dalam aplikasi penepungan basah dan kering, serta
pembubukan. Industri yang sering menggunakan alat ini adalah industri farmasi,
kimia, kosmetik, keramik, indsutri serta industri pangan. Multi mill juga
ditemukan pada pembuatan pestisida, pupuk, detergen, insektisida, plastik, dan
industri resin.

Gambar multi mill


SEPARATION
2.Vibrating Screen
Pada praktikum ini juga menggunakan alat pemisah komponen pada hasil
parutan singkong adalah vibrating screener, alat ini menggunakan prinsip getaran
sebagai pemisahan. Apabila kita membandingkan antara dua sampel yang ingin
diendapkan, yaitu pati singkong dan larutan pati akan didapatkan hasil bahwa
kecepatan pengendapan pada larutan pati lebih besar daripada pati singkong.
Pada praktikum kali ini dilakukan pemisahan ukuran pada ubi kayu dengan
menggunakan alat pemisah atau separator, seperti pada gambar dibawah ini. pada
pemisahan ini dilakukan dengan tujuan untuk memisahkan antara bahan dengan 2
fraksi yang berbeda yang terdapat pada ubi kayu, yaitu amilosa dengan

amilopektin. Amilosa merupakan bagian yang terlarut dalam air sedangkan


amilopktin merupakan bagian yang tidak terlarut dalam air. Metoda yang
dilakukan sehingga dapat dipisahkan antara amilosa dengan amilopektin adalah
dengan cara menghancurkan terlebih dahulu ubi kayu sehingga didapatkan ukuran
yang kecil, setelah itu dilakukan pencampuran
dengan menggunakan air, sehingga dengan perlakuan
ini akan terlihat bagian-bagian, baik yang dapat larut
dalam air maupun yang tidak larut dalam air.
Vibrating screen merupakan alat yang
digunakan untuk memisahkan padatan dengan cairan
dengan menggunakan peralatan penyaringan berlapis
serta adanya nilai mess saringan yang berbeda-beda.
Peralatan ini memanfaatkan getaran dan tambahan air
yang memudahkan bahan yang hendak dipisahkan bisa lewat saringan. Getaran
yang dihasilkan, selain untuk meratakan permukaan bahan yang akan disaring
juga berfungsi untuk mengarahkan bahan yang tidak tersaring, dalam hal ini
ampas, untuk masuk ke saluran keluar, sedangkan untuk larutan yang telah
terpisahkan akan keluar melalui saluran yang berada di bawah saringan/filter.
Untuk selanjutnya campuran tersebut dialirkan ke dalam mesin separator
dengan menggunakan pompa, secara otomatis mesin separator akan memisahkan
antara cairan dengan padatan, cairan yang dihasilkan merupakan larutan campuran
antara air dengan amilosa, sedangkan ampas yang berupa amilopektin akan
terpisahkan pada tempat yang berbeda. Amilopektin yang terpisah kemudian
dicampurkan kembali dengan air, dengan tujuan amilosa yang masih tertinggal
dapat larut dalam air dan dapat dilakukan pemisahan kembali hingga amilosa
terpisah dari amilopektin.
Berdasarkan hasil pengamatan, uji bobot yang dilakukan dari waktu
pengambilan sampel menit ke-5 sampai menit ke-40 semakin berkurang. Bobot
awal yang didapat pada ulangan 1 sebesar 7,27 gr, sedangkan bobot awal pada
ulangan ke-2 sebesar 7,18 gr. Hasil yang didapat pada menit ke-40 ulangan
pertama (1,27 gr), sedangkan pada ulangan ke-2 tidak ada keterangan, karena
sampel hilang. Berdasarkan hasil terakhir yang diperoleh pada ulangan ke-2
sebesar 1,35 gr.
Prinsip pemisahan yang dilakukan oleh mesih separator adalah dengan
menggunakan filter/saringan yang memiliki ukuran tertentu sehingga antara bahan
yang berbeda fase dapat terpisahkan. Kemudian pada saat pemisahan, mesin akan
menggerakkan vibrating chamber dengan tujuan untuk meratakan permukaan
bahan yang akan dipisahkan sehingga bahan tersebut terpisah dengan merata,
seperti halnya pemisahan dengan menggunakan ayakan. Mesin pemisahan ini
juga menggunakan motor dan kopling yang berfungsi untuk menggerakkan
vibrating chamber dan mengatur seberapa besar getaran yang dibutuhkan.

Semakin tinggi getaran yang terjadi maka akan semakin merata pula permukaan
bahan yang akan dipisahkan (Handojo et al, 1995)
Getaran yang dihasilkan, selain untuk meratakan permukaan bahan yang
akan
disaring juga berfungsi untuk mengarahkan bahan yang tidak tersaring,
Filter/saringan
dalam hal ini ampas, untuk masuk ke saluran keluar, sedangkan untuk larutan
yang telah terpisahkan akan keluar melalui saluran yang berada di bawah
saringan/filter.
Vibrating chamber

Saluran keluar ampas (bahan berukuran lebih besar)

Saluran keluar cairan (bahan berukuran lebih kecil)

Ada beberapa permukaan pada vibrating screen yang susunannya berurutan


dari atas ke bawah. Permukaan yang paling atas merupakan tempat pemasukan
bahan sekaligus pemisahan pati dan ampasnya. Ukuran saringan pada vibrating
screen ada dua yaitu 100 dan 200 mesh. Pertama bahan akan memasuki
penyaringan 100 mesh. Selanjutnya akan memasuki saringan yang 200 mesh di
bagian bawah mesin. Semakin besar ukuran maka semakin halus ukuran partikel
yang ingin didapatkan. Karena mesin ini kadang kurang dapat bekerja secara
optimal, maka dilakukan pengulangan terhadap hasil yang tidak lolos saringan.

Saluran

DAPUUSSS DI CHECKK LAGIII

DAFTAR PUSTAKA
Earle, R.L. 1983. Unit Operations in Food Processing. Second Edition. Pergamon
Press. United Kingdom.
Hall, C. W., 1963. Processing Equipment for Agricultural Products. Agr.
Consulting Ass., Inc., Reynold. Burg, Ohio.
Hunt, D., 1977. Farmpower and Machinery Man Laboratory Manual and Work
Book., 7th edition, Iowa State Univ. Press., Arnes, Iowa.
Lineger, H. A., W. A. Beverloo. 1975. Food Process Engineering.
D. Reidel Publishing Company. Derdheht, Holland.
Mc. Cabe, W. L., Julian C. Smith, dan Peter Harriot. 1991. Unit Operations of
Chemical Engineering. Terjemahan Erlangga. Jakarta.

Mc. Colly and J.W. Martin, 1955. Processing Agricultural Engineering. Mc


Graw-Hill Book Co., New York.
Anonim. 2011. Separator [Terhubung berkala].
http://www.kampungteleng.co.cc/2010/07/separator.html (1 April 2011)
Handojo et al,. 1995. Suatu Teknik Pengamanan Pati Singkong. Fakultas
Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Sosrosoedirdjo, R.S. 1982. Bercocok Tanam Ketela Pohon. CV. Jakarta :
Yasaguna.
Winarno. 1980. Kimia Pangan. Pusbangtepa-IPB. Bogor.

Anda mungkin juga menyukai