Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

SALURAN DISTRIBUSI

Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas


Mata Kuliah Manajemen Pemasaran

Dosen Pengampu : Drs. Mulyadi, M.M.

DISUSUN OLEH :

1) TAUFIQ SANIA FIRMANSYAH {A1B016148}

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


UNIVERSITAS MATARAM
MATARAM
2017
i
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Pemurah, karena
berkat kemurahanNya makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini berjudul
Saluran Distribusi yang disusun agar kita dapat memperluas wawasan dan
pengetahuan kita.
Makalah ini dibuat dalam rangka pembelajaran mata kuliah Manajeen
Pemasaran. Dimana pemahaman tentang Bagaimana Pasar persaingan tidak
sempurna dan hal hal yang berkaitan dengannya sangat diperlukan, dengan
suatu harapan mendapatkan dampak positif yang lebih besar dan mengurangi
dampak negativnya, sekaligus menambah wawasan bagi kita semua.
Makalah ini, tentunya masih jauh dari kesempurnaan, karena masih dalam
tahap pembelajaran. Oleh karena itu arahan, koreksi dan saran, sangat
diharapkan. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas
kepada pembaca.
Terima kasih.

Mataram, 14 Maret 2017

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ........................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1
1. 1 Latar Belakang Masalah ..................................................................................... 1
1. 2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 2
1. 3 Tujuan Penulisan ................................................................................................. 2
1. 4 Manfaat Penulisan ............................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................... 3
2.1 Pengertian Saluran Distribusi .......................................................................... 3
2.2 Pengertian Strategi Saluran Distribusi .............................................................
2.3 Strategi Distribusi ............................................................................................
2.4 Fungsi Saluran Distribusi .................................................................................
2.5 Keuntungan Perantara Perdagangan ................................................................
2.6 Perantara Perdagangan .....................................................................................
2.7 Pola Saluran Distribusi ....................................................................................
2.8 Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Saluran Distribusi ..............................
2.9 Strategi Cakupan Saluran Distribusi ................................................................
2.10 Pemilihan Strategi Distribusi untuk Produk Baru ............................................
2.11 Konflik dalam Saluran Distribusi ....................................................................
2.12 Pengendalian Saluran Distribusi ...................................................................... 12
BAB III PENUTUP ............................................................................................................... 13
3. 1 Kesimpulan ......................................................................................................... 13
3. 2 Saran ................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Saluran distribusi merupakan elemen vital dalam kegaiatan pemasaran suatu barang.
Suatu perusahaan sangat perlu melakukan distribusi, hal ini dikarenakan pendistribusian
merupakan salah satu proses penyetokan atau penawaran suatu barang ke dalam lingkup pasar.
Pendistribusian dapat diartikan sebagai kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar dan
mempermudah penyampaian barang dan jasa kepada konsumen sehingga penggunaannya
sesuai dengan yang diperlukan (jenis, jumlah, harga, tempat dan saat dibutuhkan).
Saluran distribusi untuk suaru barang adalah saluran yang digunakan oleh produsen untuk
menyalurkan barang tersebut dari produsen sampai ke konsumen atau pemakai industri. Dan
pendistribusian dapat diartikan sebagai kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar dan
mempermudah penyampaian barang dan jasa kepada konsumen sehingga penggunaannya
sesuai dengan yang diperlukan (jenis, jumlah, harga, tempat, dan saat dibutuhkan).
Saluran distribusi untuk suatu barang adalah saluran yang digunakan oleh produsen untuk
menyalurkan barang tersebut dari produsen sampai ke konsumen atau pemakai industri. Proses
distribusi merupakan aktivitas pemasaran yang mampu menciptakan nilai tambah produk
melalui fungsi-fungsi pemasaran yang dapat merelisasikan kegunaan atau utilitas bentuk,
tempat, waktu, kepemilikan.dan perlancar arus saluran pemasaran (marketing channel flow)
secara fisik dan non-fisik.
Dalam pelaksanaan aktivitas-aktivitas distribusi, perusahaaan harus dihadapkan dengan
perantara atau yang biasa disebut midleman. Dan dalam penyaluran distribusi perusahaan harus
mempunyai strategi-srategi yang tepat agar dalam penawaran produknya ke pasar berjalan
dengan lancar dan sesuai dengan apa yang diharapkan perusahaan.

1.2.Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut, dapat dirumuskan masalah Bagaimana Saluran Distribusi
tersebut?
1.3.Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari pembahasan ini adalah untuk mengetahui tentang saluran distribusi
tersebut.
1.4.Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah kita dapat memahami tentang saluran distribusi
tersebut.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Saluran Distribusi


Saluran distribusi terdiri dari seperangkat lembaga yang melakukan semua kegiatan
pemasaran (fungsi) yang digunakan untuk menyalurkan produk barang/jasa dan status
kepemilikannya dari produsen ke konsumen. (Cecep Hidayat : 1998).
Saluran distribusi dapat didefinisikan menurut beberapa ahli :
1) David A. Revzansaluran distribusi merupakan suatu jalur yang dilalui oleh arus barang dari
produsen ke perantara dan akhirnya sampai pada pemakai.
2) The American Marketing Association, bahwa saluran distribusi merupakan suatu struktur unit
organisasi dalam perusahaan dan luar perusahaan yang terdiri atas agen, dealer, pedagang besar
dan pengecer, melalui sebuah komoditi, produk atau jasa yang dipasarkan.
3) Kotler : saluran distribusi adalah sekelompok perusahaan atau perseorangan yang memiliki
hak pemilikan atas produk atau membantu memindahkan hak pemilikan produk atau jasa ketika
akan dipindahkan dari produsen ke konsumen.
4) Gleen Walters : saluran distribusi adalah sekelompok pedagang dan agen perusahaan yang
mengkombinasikan antara pemindahan fisik dan nama dari suatu produk untuk menciptakan
kegunaan bagi pasar tertentu.
Jadi, saluran distribusi merupakan jalur yang dipakai oleh produsen untuk memindahkan
produk mereka melalui suatu lembaga yang mereka pilih untuk mengalihkan kepemilikan
produk baik secara langsung maupun tidak langsung dari produsen ke konsumen. Tujuannya
untuk mencapai pasar tertentu. Jadi pasar merupakan tujuan akhir dari kegiatan saluran.
Saluran distribusi merupakan suatu kesatuan dan melaksanakan system kegiatan (fungsi) yang
lengkap dalam menyalurkan produk.

2.2. Definisi Strategi Saluran distribusi


Konsep tentang saluran pemasaran disini berorientasi pada keputusan dimana fungsi-fungsi
saluran tidak dapat dilakukan dengan baik tanpa adanya beberapa strategi. Strategi itu sendiri
merupakan suatu rencana umum atau menyeluruh, sebagai petunjuk untuk mengambil
keputusan dalam kegiatan saluran.
Dalam hal ini, strategi mempunyai hubungan yang erat dengan manajemen secara fisik maupun
non fisik daripada saluran. Jadi, menurut C. Glenn Walters, manajemen saluran dapat
didefinisikan sebagai berikut :
Startegi Saluran distribusi adalah pengembangan strategi yang searah didasarkan pada
berbagai keputusan yang berkaitan untuk memindahkan barang-barang secara fisik maupun
non fisik guna mencapai tujuan perusahaan dan berada di dalam kondisi lingkungan tertentu.

2
2.3. Strategi Distribusi
Merupakan penentuan manajemen saluran distribusi yang dipergunakan oleh produsen untuk
memasarkan barang dan jasanya, sehingga produk tersebut dapat sampai di tangan konsumen
sasaran dalam jumlah dan jenis yang dibutuhkan, pada waktu yang dibutuhkan, pada waktu
yang diperlukan, dan ditempat yang tepat. Secara garis besar terdapat enam macam strategi
distribusi yang dapat digunakan, yaitu :
1. Strategi Struktur Saluran Distribusi
Strategi ini berkaitan dengan penentuan jumlah perantara yang digunakan untuk
mendistribusikan barang dari produsen ke konsumen. Alternatif yang dipilih dapat berupa
distribusi langsung atau distribusi tidak langsung. Tujuannya untuk mencapai jumlah
pelanggan yang optimal pada waktu yang tepat dan dengan biaya yang rendah namun dapat
meraih dan menjaga tingkat pengendalian distribusi tertentu.
Ada beberapa metode yang yang digunakan untuk memilih alternative strategi struktur saluran
distribusi, yaitu :
Postponement-Speculation Theory
Mendasarkan pemilihan saluran distribusi pada resiko, ketidakpastian, dan biaya yang dapat
timbul dalam transaksi. Penundaan (postponement) berarti berupaya mengurangi risiko dengan
mencocokkan produksi dengan permintaan actual pelanggan.
Goods Approach Menyatakan bahwa karakteeristik produk yang menentukan metode distribusi
yang tepat dan ekonomis Financial Approach Keinginan produsen untuk dapat memutuskan
harga eceran, outlet distribusi, pelayanan kepada pelanggan, fasilitas penyimpanan, dan iklan.
Pertimbangan lain Perkembangan teknologi Faktor social dan standar etika Regulasi
pemerintah Tipologi, pola populasi, dan luasnya daerah geografis Kebudayaan
2. Strategi Cakupan Distribusi
Strategi ini berkaitan dengan jumlah perantara sesuatu wilayah. Tujuannya untuk melayani
pasar dengan biaya yang minimal namun bisa menciptakan citra produk yang diinginkan.
Strategi ini ada tiga macam dan pemilihan masing-masing strategi mensyaratkan pemahaman
pemasar mengenai kebiasaan pembeliaan pelanggan, tingkat gross margin dan turnovel,
kemampuan retailer dalam memberi jasa dan menjual seluruh lini produk perusahaan serta
kelas produk.
a. Distribusi eksklusif yaitu produsen hanya menuntut satu orang perantaara khusus untuk
menyalurkan barangnya di wilayah tertentu, dengan syarat perantara tersebut tidak boleh
menjual produk produsen lain.
b. Distribusi Intensif yaitu produsen berusaha menyediakan produknya disemua retail outlet
yang mungkin memasarkannya.
c. Distribusi Selektif yaitu strategi menempatkan produk perusahaan dibeberapa retail outlet
saja dalam suatu daerah tertentu.

3
3. Strategi Distribusi Berganda
Yaitu pengguanaan lebih dari satu saluran yang berbeda untuk melayani segmen pelanggan.
Tujuannya untuk memperoleh akses yang optimal pada setiap segmen. Penggunaan saluran
distribusi ganda ini ada dua jenis yaitu :
a. Saluran komplementer yaitu jika masing-masing saluran menjual produk yang tidak saling
berhubungan atau melayani segmen pasar yang tidak saling berhubungan tujuannya untuk
mencapai segmen pasar yang tidak dapat dicapai oleh saluran distribusi perusahaan yang
sekarang.
b. Saluran kompetitif yaitu jika produk yang sama dijual melalui dua saluran yang berbeda tapi
bersaing satu sama lain. Tujuannya untuk meningklatkan penjualan.
4. Strategi Modifikasi Saluran Distribusi
Adalah strategi mengubah susunan saluran distribusi yang ada berdasarkan evaluasi dan
peninjauan ulang. Dengan mengubah susunan saluran distribusi diharapkan perusahaan dapat
menjaga system distribusi yang optimal pada perubahan-perubahan lingkungan tertentu.
5. Strategi pengendalian Saluran Distribusi
Adalah menguasai semua anggota dalam saluran distribusi agar dapat mengendalikan kegiatan
mereka secara terpusat kearah pencapaian tujuan bersama.
Adapun Tujuan dari strategi ini adalah :
Untuk meningkatkan pengendalian
Memperbaki ketidakefisienan
Mengetahui efektifitas biaya melalui kurva pengalaman
Mencapai skala ekonomis Jenis-jenis strategi pengendalian saluran yang biasa
digunakan antara lain

Vertical marketing system (VMS), yaitu jaringan yang dikelola secara terpusat dan
professional, yang sejak awal didesain untuk mencapai penghematan dalam operasi dan hasil
pemasaran yang optimal
Horizontal Marketing Sistem (HMS), merupakan jaringan yang berbentuk apabila beberapa
perusahaan perantara yang tidak berkaitan menggabungkan sumber daya dan program
pemasarannya guna memanfaatkan peluang pasar yang ada, yang dalam hal ini mereka berada
dibawah satu manajemen
6. Strategi Manajemen Konflik dalam Saluran Distribusi
Konsep sistem pada distribusi mensyaratkan adanya kerja sama antar saluran. Meskipun
demikian didalam saluran selalu timbul struktur kekuatan sehingga diantara anggota saluran
sering terjadi perselisihan. Konflik juga dapat timbul antara saluran yang satu dengan saluran
yang lain yang menjual produk yang sama dan ke pasar yang samapula.
Konflik Horizontal

4
Konflik ini terjadi diantara para perantara yang sejenis. Konflik horizontal dapat berupa :
1. Konflik antar perantara yang menjual barang sejenis
2. Konflik antar perantara yang menjual barang berbeda Sumber konflik biasanya karena ada
perantara yang memperluas lini produknya dengan lini baru dan tidak tradisional
Konflik vertical
Konflik ini terjadi antar anggota saluran distribusi dan terdiri dari :
1. Konflik antar produsen dan pedagang grosir
2. Konflik antar produsen dan pengecer Sumber konflik umumnya adalah ketidaksamaan
tujuan, hak, dan peranan yang tidak jelas, perbedaa presepsi, dan sangat besarnya
ketergantungan perantrara kepada produsen.
2.4. Fungsi Saluran Distribusi
Fungsi fungsi yang dijalankan oleh pihak pihak perantara yang terlibat dalam saluran
distribusi turut menentukan keberhasilan atau kegagalan pemasaran suatu produk. Adapun
fungsi saluran distribusi dalam pemasaran adalah sebagai berikut :
1) Riset/Penelitian
Berperan sebagai pengumpul dan penyebar informasi mengenai situasi dan kondisi lingkungan
pemasaran seperti pelanggan, pemasok, pesaing dan lembaga yang terkait.
2) Promosi
Perantara pemasaran seperti agen, grosir, pedagang eceran juga berfungsi sebagai sarana
promosi dengan cara mengembangkan dan menyebarkan komunikasi yang positif mengenai
produk yang ditawarkan.
3) Kontak
Berperan sebagai penghubung antara produsen dan konsumen dengan melakukan komunikasi
dengan calon pembeli. Keluhan, kritik dan saran dari pelanggan biasanya disampaikan terhadap
para distributor, karena merekalah yang berhubungan langsung dengan konsumen terutama
perantara yang menghubungkan barang dengan konsumen akhir.
4) Penyelarasan
Berfungsi sebagai pihak yang membentuk dan menyesuaikan penawaran dengan kebutuhan
pembeli. Perantara menentukan pesanan kepada produsen berapa unit produk yang diperlukan
berdasarkan jumlah kebutuhan pelanggan. Jadi produsen memasok produk ke perantara sesuai
dengan keperluan atau pesanan yang diterima.
5) Negoisasi
Berperan dalam kesepakatan harga akhir yang terjadi antara harga penawaran penjual dengan
harga keinginan pembeli. Perantara menghubungkan dan merundingkan dengan pihak
produsen berapa tingkat harga yang ditawarkan oleh produsen tersebut.
6) Distribusi Fisik
Perantara kadang kadang juga sekaligus berperan dalam penyaluran dan pengangkutan
barang barang yang dipasarkan. Jadi dalan penyaluran barang terkadang produsen yang
melakukan dan menanggung biaya biaya penyaluran, terkadang juga dilakukan dan
ditanggung oleh perantara. Penatapan harga pokok barang dari produsen akhirnya dipengaruhi
juga oleh faktor pihak mana yang menanggung biaya distribusi tersebut.

5
7) Pengambilan Resiko
Perantara juga berfungsi sebagai penanggung resiko bila barang barang yang dipasarkan
tersebut tidak laku, rusak atau kejadian kejadian yang tidak diinginkan lainnya.

2.5. Keuntungan Perantara Perdagangan


Peranan Perantara Penggunaan perantara sebagian besar karena keunggulan efisiensi
mereka dalam membuat barang tersedia secara luas dan mudah diperoleh pasar sasaran.
Perantara pemasaran, dengan hubungan, pengalaman, spesialisasi, dan skala operasi mereka,
biasanya menawarkan kepada perusahaan lebih banyak daripada yang dapat mereka capai
sendiri.
Dari segi sistem ekonomi, peran dasar perantara pemasaran adalah mengubah persediaan
yang bersifat heterogen menjadi berbagai macam barang yang ingin dibeli orang.
Menurut Stern dan El-Ansary, Perantara melancarkan arus barang dan jasa. Prosedur ini
diperlukan untuk menjembatani ketidaksesuaian antara berbagai barang dan jasa yang
dihasilkan produsen dan bermacam barang yang diminta konsumen.
Ketidaksesuaian itu timbul dari kenyataan bahwa produsen biasanya menghasilkan
sejumlah besar barang dengan variasi terbatas, sedangkan konsumen biasanya menginginkan
jumlah terbatas dari berbagai jenis barang.
Selama suatu lembaga atau perusahaan itu menawarkan barang atau jasa, masalah
distribusi ini tidak dapat dipisahkan. Kegiatan distribusi selalu dilakukan meskipun tidak
menggunakan perantara sebagai lembaga. Jadi, kegiatan distribusinya langsung diarahkan oleh
produsen kepada konsumennya. Namun tidak jarang para perantara ini digunakan oleh
produsen untuik mendistribusikan hasil produksinya kepada pembeli akhir.
Perantara pemasaran ini merupakan lembaga atau individu yang menjalankan kegiatan khusus
di bidang distribusi. Mereka itu adalahperantara pedagang dan perantara agen. Meskipun
sama-sama perantara, tetapi mereka mempunyai perbedaan - perbedaan.
Pada umumnya, alasan utama untuk menggunakan perantara adalah bahwa mereka ini
dapat membantu meningkatkan efisiensi distribusi.
Penggunaan perantara mempunyai beberapa keuntungan, yaitu:
a. Mengurangi tugas produsen dalam kegiatan distribusi untuk mencapai konsumen. Produsen
cukup menghubungi perantara untuk menyampaikan produknya kepada konsumen yang
banyak. Ini dipandang lebih efisien.
b. Kegiatan distribusinya cukup baik bilamana perantara sudah mempunyai pengalaman. Mereka
dipandang lebih baik karena memang tugas yang dilakukan hanyalah di bidang distribusi.
c. Perantara dapat membantu menyediakan peralatan dan jasa reparasi yang dibutuhkan untuk
beberapa jenis produk tertentu, sehingga produsen tidak perlu menyediakannya.
d. Perantara dapat membantu di bidang pengangkutan dengan menyediakan alat-alat transpor
sehingga meringankan beban produsen maupun konsumen yang mencarinya.

6
e. Perantara dapat membantu di bidang penyimpanan dengan menyediakan fasilitas-fasilitas
penyimpanan, seperti gudang dan fasilitas penyimpanan lainnya sehingga sewaktu-waktu
dibutuhkan oleh konsumen dapat memenuhinya.
f. Perantara dapat membantu di bidang keuangan dengan menyediakan sejumlah dana untuk
melakukan penjualan secara kredit kepada pembeli akhir, atau untuk melakukan pembelian
tunai dari produsen.
g. Keuntungan lain yang dapat diharapkan oleh produsen dari perantara ini adalah:
Membantu dalam pencarian konsumen
Membantu dalam kegiatan pormosi
Membantu dalam penyediaan informasi
Membantu dalam pengepakan dan pembungkusan
Membantu dalam penyortiran Perantara Pedagang Pada dasarnya perantara pedagang (
Merchant Middlement ) ini bertanggung jawab terhadap kepemilikan semua barang yang
dipasarkan. Dalam hubungannya dalam pemindahan milik, kegiatan perantara ini berbeda
dengan lembaga lain. Yang termasuk dalam agen seperti : perusahaan transport, perusahaan
pergudangan, dsb.

2.6. Perantara perdagangan


Adapun lembaga-lembaga yang termasuk dalam golongan perantara pedagang adalah :
1) Pedagang besar ( Wholesaler )
Istilah pedagang besar ini hanya digunakan pada perantara pedagang yang terkait dengan
kegiatan perdagangan besar dan biasanya tidak melayani penjualan eceran kepada konsumen
akhir. Untuk lebih jelas definisi dari, pedagang besar adalah sebuah unit usaha yang membeli
dan menjual kembali barang-barang kepada pengecer dan pedagang lain dan atau kepada
pemakai industry, pemakai lembaga, dan pemakai komersial yang tidak menjual dalam volume
yang sama kepada konsumen akhir.
2) Perantara Agen
Perantara agen (Agen Middlemen) ini dibedakan dengan perantara pedagang karena tidak
mempunyai hak milik atas semua barang yang ditangani. Untuk lebih jelasnya definisi agen
adalah lembaga yang melaksanakan perdagangan dengan menyediakan jasa-jasa atau fungsi
khusus yang berhubungan dengan penjualan atau distribusi barang, tetapi mereka tidak
mempunyai hak untuk memiliki barang yang diperdagangkan.
Pada dasarnya perantara agen dapat digolongkan kepada dua golongan, yaitu :
a. Agen penunjang (Facilitating Agent)
Agen penunjang merupakan agen yang mengkhususkan kegiatannya dalam beberapa
aspek pemindahan barang dan jas. Mereka terbagi dalam beberapa golongan, yaitu :
- Agen pengangkutan borongan (Bulk Transportation Agent)
- Agen penyimpanan (Storage Agent)

7
- Agen pengangkutan khusus (Specialty Shipper)
- Agen pembelian dua penjualan (Purchaseand Sales Agent)
Kegiatan agen penunjang adalah membantu untuk memindahkan barang-barang
sedemikian rupa sehingga mengadakan hubungan langsung dengan pembeli dua penjual. Jadi
agen penunjang ini melayani kebutuhan-kebutuhan dari setiap kelompok secara serempak.
Dalam praktek agen semacam ini dapat dilakukan sendiri oleh si penerima barang.
b. Agen pelengkap (Supplemental Agent)
Agen pelengkap berfungsi melaksanakan jasa-jasa tambahan dalam penyaluran barang
dengan tujuan memperbaiki adanya kekurangan-kekurangan. Apabila pedagang atau lembaga
lain tidak dapat melaksanakan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan penyaluran barang,
maka agen pelengkap dapat menggantikannya. Jasa-jasa yang dilakukan antara lain berupa :
- Jasa pembimbing/konsultasi
- Jasa financial
- Jasa informasi
- Jasa khusus lainnya
Berdasarkan berbagai macam jasa yang mereka tawarkan tersebut, agen pelangkap dapat
digolongkan kedalam :
- Agen yang membantu di bidang keuangan, seperti bank
- Agen yang membantu dalam mengambil keputusan, seperti biro iklan, lembaga penelitian,
dokter,dsb.
- Agen yang membantu dalam penyediaan informasi, seperti televisi, dsb.
- Agen khusus yang tidak masuk dalam tiga golongan dimuka.
Kedua macam perantara (agen dan pedagang) tsb sama-sama pentingnya dalam
pemasaran. Perlu diketahui bahwa agen dapat menyewa agen-agen yang lain. Sebagai contoh
: sebuah biro periklanan dapat menggunakan radio atau televise sebagai media periklanan bagi
perusahaan, begitu pula dalam hal pengangkutan, perusahaan angkutan dapat menyewa alat-
alat transport kepada perusahaan lain.
3) Pengecer (retailer).
Tidak menutup kemungkinan bahwa produsen bertindak sekaligus sebagai pedagang
karena selain membuat barang juga memperdagangkannya.
Perdagangan eceran meliputi semua kegiatan yang berhubungan langsung dengan penjual
barang atau jasa kepada konsumen akhir untuk keperluan pribadi. Namun demikian tidak
menutup kemungkinan adanya perjualan secara langsung dengan pemakai industri karena tidak
semua barang industri selalu dibeli dalam jumlah besar. Secara definisi dapat dikatakan bahwa
pengecer adalah sebuah lembaga yang melakukan sebuah kegiatan usaha menjual barang
kepada konsumen akhir untuk keperluan pribadi.
Alternatif Menentukan Banyaknya Penyalur Setelah menentukan banyaknya saluran distribusi
yang akan dipakai, perusahaan/produsen perlu menentukan jumlah perantara untuk

8
ditempatkan sebagai pedagang besar atau pengecer. Dalam hal ini produsen mempunyai tiga
alternatif pilihan, yaitu :
1. Distribusi Intensif
Distribusi Intensif ini dapat dilakukan oleh produsen yang menjual barang konvenien.
Perusahaan berusaha menggunakan penyalur, terutama pengecer sebanyak-banyaknya untuk
mendekati dan mencapai konsumen. Semua ini dimaksudkan untuk mempercepat pemenuhan
kebutuhan konsumen. Sedangkan untuk barang industri, distribusi intensif ini biasanya terbatas
untuk jenis operating supplies atau barang standard lainnya, seperti obeng, minyak pelumas,
dan lainnya.
2. Distribusi Selektif
Perusahaan yang menggunakan distribusi selektif ini berusaha memilih suatu jumlah pedagang
besar/ pengecer yang terbatas dalam suatu daerah geografis. Biasanya saluran ini dipakai untuk
memasarkan produk baru, barang shopping atau barang special, dan barang industri jenis
accessory equipment. Penggunaan saluran distribusi selektif ini dimaksudkan untuk
meniadakan penyalur yang tidak menguntungkan dan meningkatkan volume penjualan dengan
jumlah transaksi lebih terbatas.
3. Distribusi Eksklusif
Distribusi eksklusif ini dilakukan oleh perusahan dengan hanya menggunakan satu pedagang
besar atau pengecer dalam daerah pasar tertentu. Jadi produsen/ penyedia hanya menjual
produknya kepada satu pedagang besar atau satu pengecer saja. Pada umumnya, distribusi
eksklusif ini banyak dipakai :
a. Untuk barang-barang special
b. Apabila penyalur bersedia membuat persediaan dalam jumlah besar sehingga pembeli lebih
leluasa dalam memilih produk yang akan dibelinya
c. Apabila produk yang dijual memerlukan servis sesudah penjualan (pemasangan, reparasi,
dsb), misalnya alat pendingin udara (AC), almari es dll.

2.7. Pola Saluran Distribusi


Saluran distribusi dari produsen ke konsumen, baik itu dalam pasar konsumen maupun industri
ada yang langsung (tanpa perantara) dan tidak langsung (dengan perantara). Dalam hal ini, pola
saluran distribusi disebutkan ada 2 macam :
1. Beberapa pola saluran distribusi barang konsumsi
a. Produsen Konsumen
Bentuk saluran distribusi paling pendek dan paling sederhana, tanpa menggunakan perantara.
Produsen dapat menjual barang yang dihasilkannya melalui pos atau langsung mendatangi
rumah konsumen (self to self atau home to home) yang sering disebut saluran distribusi
langsung.

9
b. Produsen Pengecer Konsumen
Sering disebut juga saluran distribusi langsung. Disini, pengecer besar langsung melakukan
pembelian pada produsen. Ada pula beberapa produsen mendirikan took pengecer sehingga
secara langsung melayani konsumen, tetapi jarang dipakai.
c. Produsen Pedagang Besar Konsumen
Disebut saluran distribusi tradisional. Produsen hanya melayani penjualan dalam jumlah besar
kepada pedagang besar saja, tidak menjual kepada pengecer. Pembelian oleh pengecer dilayani
pedagang besar, dan pembelian konsumen dilayani oleh pengecer saja.
d. Produsen Agen Pedagang Besar Pengecer Konsumen
Produsen memilih agen (agen penjualan atau agen pabrik) sebagai penyalurnya. Ia
menjalankan kegiatan perdagangan besar dalam saluran distribusi yang ada. Sasaran
penjualnya terutama ditujukan kepada para pengecer besar.
e. Produsen Agen Pengecer Konsumen
Dalam saluran distribusi, produsen sering menggunakan agen sebagai perantara untuk
menyalurkan barangnya kepada pedagang besar yang kemudian menjualnya kepada toko
toko kecil. Agen yang terlihat dalam saluran distribusi ini terutama agen penjualan
2. Beberapa pola saluran distribusi barang industri
a. Produsen Pemakai
Saluran yang paling pendek yang disebut saluran distribusi langsung. Biasanya saluran
distribusi langsung ini dipakai oleh produsen jika transaksi penjualan kepada pemakai industri
relatif cukup besar. Contohnya, lokomotif kapal, pesawat terbang, kereta dan sebagainya yang
termasuk instalasi.
b. Produsen Distibutor Industri Pemakai Industri
Produsen barang barang jenis perlengkapan operasi dan accessory equipment kecil dapat
menggunakan distributor industri untuk mencapai pasarnya. Produsen lain yang dapat
menggunakan distributor industri antara lain, produsen bahan bangunan, produsen alat alat
untuk pembangunan, produsen alat pendingin udara (AC) dan sebagainya.
c. Produsen Agen Pemakai Industri
Biasanya dipakai oleh produsen yang tidak memiliki departemen pemasaran. Jua perusahaan
yang ingin memperkenalkan barang atau ingin memasuki daerah pemasaran baru, lebih suka
menggunakan agen.
d. Produsen Agen Distributor Industri pemakai Industri
Digunakan perusahaan dengan pertimbangan anatara lain bahwa unit penjualan terlalu kecil
untuk dijual secara langsung. Selain itu, faktor penyimpangan pada saluran perlu
dipertimbangkan. Dalam hal ini agen penunjang seperti agen penyimpanan berperan penting.

10
3. Saluran Distribusi Jasa
Konsep saluran distribusi juga tidak hanya terbatas pada saluran distribusi barang berwujud
saja. Produsen jasa juga menghadapi masalah serupa yakni bagaimana hasil mereka dapat
diperoleh sampai ketangan konsumen.
Bagi lembaga penyedia jasa, kebutuhan akan faedah waktu dan tempat menjadi jelas. Jasa harus
ditempatkan pada lokasi yang mudah dicapai oleh pemakainya.Secara tradisional kebanyakan
jasa-jasa dijual langsung oleh produsen kepada konsumen atau pemakai industrial. Tenaga
perantara tidak digunakan jika jasa-jasa tidak dapat dipisahkan dari penjual, atau jika jasa
diciptakan dan dipasarkan seketika itu juga. Pada tahun-tahun belakangan ini, beberapa
pengusaha menyadari bahwa ciri tak terpisahkan pada jasa bukan menjadi halangan yang tak
dapat ditanggulangi, sehinggajasa dapat disalurkan lewat sistem distribusi penjual. Manajemen
pemasaran jasa dapat meluaskan distribusinya. Contohnya dimulai dengan lokasi.
Lokasi penjualan jasa harus mudah dicapai pelanggan, oleh karena banyak jasa yang tidak
dapat dihantarkan.
Pemasaran jasa perantara merupakan cara lain untuk meluaskan distribusi. Beberapa pihak
mengadakan pengaturan dengan perusahaan agar gaji pegawainya dapat langsung dimasukkan
dalam rekening pegawai pada bank itu. Jadi majikan menjadi perantara dalam distribusi jasa
bank.
Ciri tak teraba pada jasa berarti bahwa masalah distribusi fisik pada dasarnya tidak ada pada
kebanyakan produsen jasa. Akan tetapi tidak semua produsen jasa bebas dari masalah distribusi
fisik. Seperti hotel atau wisma peristirahatan yang mempunyai kelebihan kamar (persediaan)
yang dapat merugikan usaha.

2.8. Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Saluran Distribusi


Produsen harus memperhatikan berbagai macam faktor yang sangat berpengaruh dalam
pemilihan saluran distribusi. Faktor faktor tersebut antara lain :
1. Pertimbangan Pasar
Karena saluran distribusi sangat dipengaruhi oleh pola pembelian konsumen, maka
keadaan pasar ini merupakan faktor penentu dalam pemilihan saluran. Beberapa faktor pasar
yang harus diperhatikan adalah :
a. Konsumen atau pasar industri
Pasar yang akan dituju apakah pasar konsumen atau pasar industri, jika pasar industri umumnya
jumlah perantara yang diperlukan tidak banyak dan memerlukan pemilihan penyalur yang
dituntut memiliki kemampuan penguasaan secara teknis mengenai produk tersebut.
b. Jumlah pembeli potensial
Jika jumlah pembeli potensi jumlahnya banyak umumnya tingkat pelayanan yang diperlukan
juga tinggi sehingga jumlah perantaranya juga harus banyak, sebaliknya jika pembeli potensial
sedikit tingkat pelayanan yang diperlukan tidak begitu banyak.
c. Konsentrasi pasar secara geografis

11
Jika pasar terpusat secara geografis, jumlahnya layanan yang diperlukan tidak begitu banyak.
Apabila pasar terbesar letaknya secara geografis jumlah layanan yang diperlukan akan semakin
banyak.
d. Pola pembelian
Pola pembelian konsumen juga beraneka ragam, ada konsumen yang menginginkan membeli
dari lokasi yang terpusat lebih jauh melalui perjalanan, telepon atau surat.
e. Jumlah pesanan
Volume penjualan dari sebuah perusahaan akan sangat berpengaruh terhadap saluran yang
dipakainya. Jika volume yang dibeli oleh pemakai industri tidak begitu besar atau relative kecil,
maka perusahaan dapat menggunakan distributor industri.
f. Kebiasaan dalam pembelian
Kebiasaan membeli dari konsumen akhir dan pemakai industri sangat berpengaruh pula
terhadap kebijaksanaan dalam penyaluran. Termasuk dalam kebiasaan membeli, antara lain :
- Kemauan untuk membelanjakan uangnya
- Tertariknya pada pembelian dengan kredit
- Lebih senang melakukan pembelian yang tidak berkali kali
- Tertariknya pada pelayanan penjual
2. Pertimbangan Produk
a. Karakteristik produk
Produk yang mudah rusak misalnya mengharuskan dibentuk saluran distribusi yang pendek
dan tingkat layanan yang tinggi agar produk cepat sampai ke tangan konsumen. Demikian juga
produk yang memiliki bobot yang tinggi seperti bahan bangunan (pasir, batu dsb) memerlukan
saluran yang pendek karena ongkos angkut serta bongkar muatnya yang tinggi.
b. Nilai unit
Jika nilai unit dari barang yang dijual relative rendah maka produsen cenderung untuk
menggunakan saluran distribusi yang panjang. Tetapi sebaliknya, jika nilai unitnya relative
tinggi maka saluran distribusinya pendek atau langsung.
c. Sifat teknis
Beberapa jenis barang industri seperti instalasi biasanya disalurkan secara langsung kepada
pemakai industri. Dalam hal ini produsen harus mempunyai penjual yang dapat menerangkan
berbagai masalah teknis penggunaan dan pemeliharaannya. Mereka juga harus dapat
memberikan pelayanan baik sebelum maupun sesudah penjualan.
d. Barang standard dan pesanan
Jika barang yang dijual berupa barang standar maka dipelihara sejumlah persediaan pada
penyalur. Demikian pula sebaliknya, kalau barang yang dijual berdasarkan pesanan maka
penyalur tidak perlu memlihara persediaan.

12
e. Luasnya lini produk
Semakin beragam barang dalam suatu lini produk, makin besar kecenderungan perusahaan
melakukan distribusi eksklusif atau distribusi selektif.
3. Pertimbangan perusahaan
a. Kemampuan modal
Semakin besar modal yang dimiliki oleh perusahaan maka perusahaan dapat menentukan
jumlah penyalur yang banyak untuk meningkatkan pelayanan dan perusahaan memiliki
peluang untuk memilih penyalur yang memiliki reputasi yang baik untuk menjaga citra
perusahaannya.
b. Pengalaman dan kemampuan manajemen
Perusahaan yang memiliki pengalaman yang banyak akan penyaluran produk tentunya
memiliki pertimbangan yang matang dalam mendesain saluran dan memiliki kriteria atau data
tersendiri mengenai reputasi penyalur. Demikian juga kemampuan manajemen dalam menilai
dan menentukan pemilihan penyalur turut menentukan terciptanya saluran distribusi yang
efisien dan efektif.
c. Pengawasan saluran
Faktor pengawasan saluran kadang kadang menjadi pusat perhatian produsen dalam
kebijaksanaan saluran distribusinya. Pengawasan akan lebih mudah dilakukan jika saluran
distribusi pendek. Jadi, perusahaan yang ingin mengawasi penyaluran barangnya cenderung
memilih saluran pendek walaupun ongkosnya tinggi.
d. Pelayanan yang diberikan oleh penjual
Jika produsen mau memberikan pelayanan yang lebih baik seperti membangun etalase,
mencarikan pembeli untuk perantara, maka akan banyak yang bersedia menjadi penyalurnya.
4. Pertimbangan distributor
a. Pelayanan yang diberikan oleh distributor
Jika perantara mau memberikan pelayanan yang lebih baik, misalnya dengan menyediakan
fasilitas penyimpangan maka produsen akan bersedia menggunakannya sebagai penyalur.
b. Kegunaan perantara
Perantara akan digunakan sebagai penyalur apabila ia dapat membawa barag produsen dalam
persaingan dan selalu mempunyai inisiatif untuk memberikan usul tentang barang baru.
c. Sikap perantara terhadap kebijaksanaan produsen
Jika perantara bersedia menerima resiko yang dibebankan oleh produsen, misalnya resiko
turunny harga, maka produsen dapat memilihnya sebagai penyalur. Hal ini dapat memperingan
tanggungjawab produsen dalam mengadapi berbagai macam resiko.
d. Volume penjualan
Produsen cenderung memilih perantara yang dapat menawarkan barangnya dalam volume yang
besar untuk jangka panjang.

13
e. Ongkos
Jika ongkos dalam penyaluran barang dapat lebih ringan dengan menggunakan perantara, maka
hal ini dapat dilakukan terus menerus.
5. Pertimbangan lingkungan
a. Kondisi perekonomian
Kondisi perekonomian suatu bangsa / Negara juga turut mempengaruhi pemilihan penyalur. Di
Negara Negara yang perekonomiannya belum mapan tentu menghendaki desain saluran yang
ekonomis dan menggunakan saluran yang lebih pendek.
b. Sarana dan prasarana yang tersedia
Sarana fisik seperti armada angkutan, alat bongkar muat harus memenuhi syarat terentu.
Demikian faktor pendukung lain seperti peraturan pemerintah, tenaga kerja juga harus sesuai
dengan apa yang diperlukan saluran pemasaran yang ideal.

2.9. Strategi Cakupan Saluran Distribusi


Alternatif menentukan banyaknya penyalur setelah menentukan banyaknya saluran distribusi
yang akan dipakai, perusahaan/produsen perlu menentukan jumlah perantara untuk
ditempatkan sebagai pedagang besar atau pengecer. Dalam hal ini produsen mempunyai tiga
alternatif pilihan, yaitu :
1. Distribusi Intensif
Distribusi Intensif ini dapat dilakukan oleh produsen yang menjual barang konvenien.
Perusahaan berusaha menggunakan penyalur, terutama pengecer sebanyak-banyaknya untuk
mendekati dan mencapai konsumen. Semua ini dimaksudkan untuk mempercepat pemenuhan
kebutuhan konsumen. Sedangkan untuk barang industri, distribusi intensif ini biasanya terbatas
untuk jenis operating supplies atau barang standard lainnya, seperti obeng, minyak pelumas,
dan lainnya.
2. Distribusi Selektif
Perusahaan yang menggunakan distribusi selektif ini berusaha memilih suatu jumlah pedagang
besar/ pengecer yang terbatas dalam suatu daerah geografis. Biasanya saluran ini dipakai untuk
memasarkan produk baru, barang shopping atau barang special, dan barang industri jenis
accessory equipment. Penggunaan saluran distribusi selektif ini dimaksudkan untuk
meniadakan penyalur yang tidak menguntungkan dan meningkatkan volume penjualan dengan
jumlah transaksi lebih terbatas.
3. Distribusi Eksklusif
Distribusi eksklusif ini dilakukan oleh perusahan dengan hanya menggunakan satu pedagang
besar atau pengecer dalam daerah pasar tertentu. Jadi produsen/ penyedia hanya menjual
produknya kepada satu pedagang besar atau satu pengecer saja. Pada umumnya, distribusi
eksklusif ini banyak dipakai :

14
- Untuk barang-barang special
- Apabila penyalur bersedia membuat persediaan dalam jumlah besar sehingga pembeli lebih
leluasa dalam memilih produk yang akan dibelinya
- Apabila produk yang dijual memerlukan servis sesudah penjualan (pemasangan, reparasi, dsb),
misalnya alat pendingin udara (AC), almari es dll.

Jenis Barang Panjangnya Alternatif Pola Distribusi


Konsumsi Saluran Strategi dlm Pasar yang
Distribusi ada

Konvenien Umumnya panjang Intensif

Shopping Umumnya sedang Selektif

Spesial Umumnya pendek Eksklusif

2.10. Pemilihan Strategi Distribusi untuk Produk Baru


Di misalkan perusahaan ABC adalah sebuah perusahaan farmasi yang menjual bahan
bahan kimia. Pada akhir akhir ini perusahaan telah berhasil membuat satu jenis produk baru.
Dengan dibuatnya produk baru tersebut, manajer menghadapi masalah tentang pemasarannya,
terutama menyangkut saluran distribusi. Dalam hal ini ada lima cara yang berbeda dalam
memasarkan produk baru :
1) Menggunakan penyalur yang ada (strategi 1)
Strategi ini dilakukan oleh perusahaan dengan menggnakan saluran distribusi yang ada dalam
pemasaran produknya. Dalam hali ini, perusahaan ingin mempertahankan penggunaan
penyalur yang ada.

15
2) Menggunakan penyalur baru (strategi 2)
Strategi ini dilakukan oleh perusahaan dengan memasukkan penyalur baru ke dalam saluran
distribusinya. Penyalur baru dapat mengambil pengalaman dari penyalur lama untuk
mengetahui cara cara yang pernah ditempuhnya.
3) Membeli perusahaan kecil yang berfungsi sebagai penyalur (strategi distribusi 3)
Strategi ini memberikan kemungkinan pada perusahaan untuk membeli atau menambah
perusahaan baru (perusahaan kecil) yang berfungsi memasarkan produknya. Jadi, perusahaan
yang dibeli tersebut mempunyai kegiatan khusus dibidang pemasaran saja.
4) Penjualan produk dalam jumlah besar kepada perusahaan lain (strategi 4)
Ditempuh perusahaan dengan menjual produk baru tersebut kepada perusahaan lain (dalam
jumlah besar), yang kemudian mendistribusikannya kepada para pembeli. Alternatif ini akan
menghasilkan laba yang rendah, namun pada saat yang sama resiko perusahaan juga berkurang.
5) Pembungkusan dan penjualan produk melalui pos (strategi 5)
Strategi ini dilakukan oleh perusahaan dengan mengadakan pembungkusan dan penjualannya
melalui pos. Strategi semacam ini perlu didukung dengan usaha usaha periklanan.

2.11. Konflik dalam Saluran Distribusi


Konsep sistem pada distribusi mensyaratkan adanya kerja sama antar saluran. Meskipun
demikian didalam saluran selalu timbul struktur kekuatan sehingga diantara anggota saluran
sering terjadi perselisihan. Konflik juga dapat timbul antara saluran yang satu dengan saluran
yang lain yang menjual produk yang sama dan ke pasar yang samapula.
1) Konflik Horizontal
Konflik ini terjadi diantara para perantara yang sejenis. Konflik horizontal dapat berupa :
1. Konflik antar perantara yang menjual barang sejenis
2. Konflik antar perantara yang menjual barang berbeda
Sumber konflik biasanya karena ada perantara yang memperluas lini produknya dengan lini
baru dan tidak tradisional
2) Konflik vertical
Konflik ini terjadi antar anggota saluran distribusi dan terdiri dari:
1. Konflik antar produsen dan pedagang grosir
2. Konflik antar produsen dan pengecer
Sumber konflik umumnya adalah ketidaksamaan tujuan, hak, dan peranan yang tidak jelas,
perbedaa presepsi, dan sangat besarnya ketergantungan perantrara kepada produsen.

2.12. Pengendalian Saluran Distribusi


Pengendalian saluran distribusi dapat menjadi suatu masalah yang sulit bagi perusahaan
yang mengandalkan fungsi perdagangan besar dan eceran pada penyalur tertentu saja (penyalur
independen). Karena penyalur independent tersebut melaksanakan kegiatan bisnisnya untuk
kepentingan sendiri, artinya, mereka hanya tertarik untuk menjual barang yang dapat
meningkatkan laba mereka.
Produsen yang menjual melalui penyalur indipenden tersebut harus dapat merancang produk
dan program pemasaran yang menarik. Untuk membuat agar penyalur independent dapat lebih
terikat pada produsen, maka produsen harus mengambil beberapa kebijaksanaan seperti :
(1) Produsen harus menyatakan bahwa tugasnya tidak berakhir pada saat produk terjual, tetapi
masih perlu memberikan pelayanan sesudah penjualan kepada pembeli akhir.

16
(2) Produsen harus menyatakan bahwa masalah yang dihadapi penyalur merupakan masalah bagi
produsen dan tidak dapat diabaikan jika ingin mempertahankan posisi pasarnya.
(3) Produsen harus memberi ganti kepada penyalur atas garansi dan servis lain yang diberikannya
kepada para pembeli.
(4) Produsen harus dapat memberikan semangat kepada penyalur dengan memberi sejumlah
insentif. Beberapa teknik pemberian insentif yang dapat digunakan antara lain :
- Konsesi harga
- Bantuan keuangan
- Proteksi

17
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Saluran distribusi merupakan jalur yang dipakai oleh produsen untuk memindahkan
produk mereka melalui suatu lembaga yang mereka pilih untuk mengalihkan kepemilikan
produk baik secara langsung maupun tidak langsung dari produsen ke konsumen. Tujuannya
untuk mencapai pasar tertentu. Jadi pasar merupakan tujuan akhir dari kegiatan saluran.
Konsep tentang saluran pemasaran disini berorientasi pada keputusan dimana fungsi-
fungsi saluran tidak dapat dilakukan dengan baik tanpa adanya beberapa strategi. Strategi itu
sendiri merupakan suatu rencana umum atau menyeluruh, sebagai petunjuk untuk mengambil
keputusan dalam kegiatan saluran. Dalam hal ini, strategi mempunyai hubungan yang erat
dengan manajemen secara fisik maupun non fisik daripada saluran.
Selama suatu lembaga atau perusahaan itu menawarkan barang atau jasa, masalah
distribusi ini tidak dapat dipisahkan. Kegiatan distribusi selalu dilakukan meskipun tidak
menggunakan perantara sebagai lembaga. Jadi, kegiatan distribusi langsung diarahkan oleh
produsen kepada konsumennya. Namun tidak jarang para perantara ini digunakan oleh
produsen untuk mendistribusikan hasil produksinya kepada pembeli.
3.2. Saran
Penulis menyadari banyak nya kekurangan dalam penulisan makalah ini oleh karena itu
penulis mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca baik secara lisan maupun tulisan
guna penyempurnaan penulisan makalah berikutnya.

18
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, Cecep. 1998. Manajemen Pemasaran. Jakarta : Badan Penerbit IPWI


Swastha DH, Basu. Irawan. 1997. Manajemen Pemasaran Modern, Edisi Kedua, Cetakan
Kedua. Yogyakarta : Penerbit Liberty
Vitasari Iman, Zulfa. 2010. Saluran Distribusi dan Fungsi Manajemen. Februari. Pada
website http://dasar-dasarpemasaran-blog.blogspot.com. diakses pada tanggal 14 September
2015 Pukul 23.24 WIB
Parnando, Edo. 2013. Komunikasi Efektif. Agustus. Pada
website http://edoparnando27.wordpress.com/komunikasi-efetif/. diakses pada tanggal 14
September 2015 Pukul 23.13 WIB
Winatasari, Vivi. 2012. Peran Penjual sebagai Konsultan. Maret. Pada website www.the-
marketeers.com/archives/peran-penjual-sebagai-konsultan.html. diakses pada tanggal 14
September 2015 pukul 23.45 WIB
Lastari, Asdi. 2014. Strategi Saluran Distribusi. Juli. Pada website
http://asdilastari77.blogspot.co.id/2014/07/makalah.html. Diakses pada tanggal 21 September
2017 pukul 17.47 WITA

19

Anda mungkin juga menyukai